Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH

CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

DISUSUN OLEH:

YUYUN G BULA (832421011)

INDRA CAHYADI RAHMAN (832421036)

ALVER AR. DULALIMO (832421038)

ARIEF FACHRIZAL IBRAHIM (832420036)

PRODI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt penulis panjatkan atas segala limpahan rahmat
dan karunia_Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan terutama
bagi penulis, dan pembaca pada umumnya. Penulis menyadari betul bahwa penulisan
makalah ini jauh dari sempurna, terutama dari segi tata kalimat dan bahasanya. Untuk itu
kritik dan saran yang membangun (konstruktif) dari semua pihak sangat diharapkan untuk
kesempurnaan isi makalah ini.

Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat dapat belajar bersama demi
kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan. Akhirnya penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..ii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………..1

1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………….1

1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………..2

1.3 TUJUAN…………………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………3

2.1 PRA SEJARAH PENCAK SILAT …………………………………………….3

2.2 ZAMAN KERAJAAN..............................................................................3

2.3 ZAMAN KERAJAAN ISLAM.................................................................5

2.4 ZAMAN PENJAJAHAN...........................................................................5

BAB III PENUTUP......................................................................................................7

3.1 KESIMPULAN......................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencak silat merupakan karakteristik budaya dan cerminan perilaku kehidupan
bangsa Indonesia yang bersifat turun temurun yang terdiri dari berbagai macam perguruan
dan aliran pencak silat. Sejarah lahirnya pencak silat belum diketahui secara pasti, namun
beladiri pencak silat berada ditanah air sejak peradaban manusia. Hal ini dibuktikan secara
alamiah manusia membela diri guna untuk mempertahankan hidup. Perkembangan pencak
silat dimulai sejak pada zaman purba dimana pada masa itu manusia mengahadapi
tantangan dari manusia dan binatang buas. Pada zaman purba gerak pembelaan diri belum
beraturan dan sempurna. Selain itu pada zaman purba manusia hidup secara nomaden serta
serang bela diajarkan kepada keluarga dan kelompok.

Setelah memasuki zaman peradaban, manusia sudah mulai hidup dan menetap serta
dapat berfikir menggunakan akal pikiran, meniru, menganalisa binatang berkelahi
menggunakan serangan dan belaan. Memasuki zaman kerajaan perkembangan pencak silat
sudah mulai sempurna. Banyak berbagai kerajaan di nusantara yang berlatih ilmu
kanurugan guna mempertahankan keutuhan kerajaan dari berbagai bentuk serangan
kerajaan luar seperti kerajaan trauma negara, kaling, sriwijaya, mataran kuno, dan
majapahit. Setelah kerajaan hindu berakhir, agama islam mulai masuk di nusantara.
Kemudian mulai berdiri berbagai kerajaan islam dinusantara seperti kerjaan demak, banjar
masir, talo, gowa, ternate, tidore, dan mataram. Pada zaman kerajaan islam perkembangan
pencak silat tidak hanya pada ilmu karunagan semata, tetapi sudah mulai ditambah ilmu
kerohanian, dan tenaga kebatinan.

Pada zaman penjajahan belanda dan jepang, ilmu beladiri pencak silat dilarang
untuk diajarkan secara umum karena dinaggap membahayakan penjajah, sehingga pencak
silat pada zaman penjajahan kurang begitu berkembang. Setelah bangsa Indonesia merdeka
baru mulai pencak silat dapat berkembang di nusantara. Namun pada saat itu pencak silat
masih belum bersatu secara nasional dan masih bersifat kedaerahan. Sebetulnya beberapa
upaya untuk mempersatukan pencak silat sudah mulai dilakukan pada masa penjajahan
belanda.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tantangan dari manusia dan binatang buas, gerak beladiri tak beraturan ?
2. Bagaimana pakai akal piker, meniru dan menganalisa binatang berkelahi, bela serang ?
3. Bagaimana manusia hidup di zaman peradaban ?
1.3 Tujuan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui sejarah pencak silat,mulai dari prasejarah pencak
silat sampai zaman penjajahan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pra Sejarah Pencak Silat

Pada zaman pra sejarah belum ada istilah pencak silat, namun pada zaman ini
manusia purba sudah mengenal pembelaan diri dalam arti untuk mempertahankan hidup.
Hal ini sangat dibutuhkan mereka karena pada zaman itu manusia dapat bertahan hidup
bila mereka dapat mengatasi rintangan-rintangan alam yang ganas, hidup dihutan belantara
dan selalu berhadapan dengan berbagai binatang besar yang buas. Tantangan yang paling
berbahaya tersebut adalah serangan dari binatang buas yang hidup di hutan-hutan.

Ganasnya alam yang menantang pada saat itu, memaksa mereka harus membela diri
dengan tangan kosong dan perlengkapan yang sederhana. Perjuangan hidup tersebut
membuat mereka dapat bertahan untuk hidup. Lahirnya bela diri pada saat itubelum ada
nama, namun itu merupakan lanuri mereka untuk bertahan hidup.

2.2 Zaman Kerajaan

Perkembangan zaman terus berputar, maka muncullah ilmu beladiri yang bertujuan
untuk mempertahankan kekuasaan maupun daerah pada zaman kerajaan-kerajaan baik di
jawa, sumatera, Kalimantan, Sulawesi, sampai dengan daerah semenanjung melayu.
Mereka menciptakan bela diri (jurus-jurus) dengan meniru gerakan binatang yang berada
dilingkungan alam sekitarnya.

Gerakan-gerakan yang menciptakan juga disesuaikan dengan alam sekitarnya yang


berbukit-bukit, dan berbatuan. Misalnya jurus yang menciptakan jurus meniru gerakan
harimau, kera, ular, dan burung. Oleh karena itu kondisi lingkungan yang berbukit yang
berbatuan, maka gerakannya banyak lompatan/loncatan. Orang-orang yang hidup
dipegunungan biasa berdiri, bergerak, bejalan dengan langkah kedudukan kaki yang kuat
untuk menjaga agar tidak mudah jatuh selama bergerak ditanah yang tidak rata. Biasanya
menciptakan beladiri yang mempunyai ciri khas kuda-kuda yang kokoh tidak banyak
bergerak. Sedangkan gerakan tangan lebih lincah, banyak ragammnya dan ampuh daya
gunanya.
Penduduk yang hidup didaerah berawa, tanah datar, padang rumput, biasa berjalan
bergegas, lari, sehingga gerakan kakinya menjadi lincah. Mereka menciptakan beladiri
yang lebih banyak memanfaatkan kaki sebagai alat beladiri. Akhirnya setiap daerah
mempunyai bela diri yang khas dan berbeda dengan daerah lainnya, sehingga timbullah
aliran beladiri beraneka ragam.

Pada zaman kerajaan beladiri sudah dikenal untuk keamanan serta untuk
memperluas wilayah kerajaan dalam melawan kerajaan yang lainnya. Pada zaman ini
kerajaan yang mempunyai prajurit kuat dan tangguh, maka mereka mempunyai wilayah
jajahan yang luas. Prajurit yang mempunyai ilmu beladiri tinggi maka ia akan mendapat
jabatan yang tunggi pula (patih).

Kerajaa-kerajaan pada waktu itu seperti : kerajaan kutai, tarumanegara, mataram,


Kediri, singasari, sriwijaya, dan majapahit mempunyai prajurit yang dibekali ilmu beladiri
untuk mempertahankan wilayahnya.

Bahkan dua kerajaan sriwijaya dan kerajaan majapahit keduanya mempunyai


pasukan kuat beserta armada lautnya sehingga terkenal sampai keluar wilayah nusantara.
Tahun 671 kerajaan sriwijaya mengembangkan wilayahnya sampai kemelayu, tetapi
setelah menurunnya kekuasaan kerajaan sri wijaya pada abad 7-12, maka mulai abad 13
muncullah kerjaan islam samudera pasai, (notosoejidno, 1999: 15). Abad 16 samudra pasai
mencapai puncaknya sampai kemalaka, namun demikian istilah beladiri pencak silat belum
ada.

Baru tahun 1019-1041 pada jaman kerajaan kahuripan yang dipimpin oleh prabu
erlangga dari sidoarjo, sudah mengaenal ilmu bela diri pencak silat dengan nama “EH
HOK HIK”, yang artinya “Maju Selangkah Memikul” (Notosoejitno, 1999: 15). Prabu
erlangga ini merupakan pendekar ulung yang mempunyai ilmu beladiri yang tinggi, oleh
karenanya raja, bangsawan, kesatria, prajurit pada waktu itu wajib yang memiliki ilmu
beladiri tinggi, maka semakin tinggi pula kedudukannya.
2.3 Zaman Kerajaan Islam

Pada zaman kerjaan islam perdagangan dan pelayaran internasional suadah


berlangsung sehingga para pedagang dan saudagar dari negara-negara arab, cina, serta asia
timur banyak berdatangan di Indonesia. Mereka selain berdagang juga pertukaran
kebudayaan singga memungkinkan pencak silat sebagai budaya bangsa kita dibawah
keluar negeri, namun demikan juga terjadi asimilasi beladiri yang dibwah oleh para
saudagar.perdagangan dan pelayaran internasional ini sudah dilakukan sejak kerajaan islam
yang dipimpin oleh bani umayah, dengan asia timur pada dinasti tang dari cina. Bahkan
pada jaman kerajaan sriwijaya wilayah perdagangannya selain di negara asia tenggara ke
asia timur.

Beberapa deretan pendekar dan pahlawan yang mahir pencak silat adalah; patih
gajah mada, para wali songo (maulana malik Ibrahim, sunan ngampel, sunan bonang,
sunan drajad, sunan giri, sunan kalijaga, sunan kudus, sunan muria, dan sunan gunung jati).
Adapun para raja yang tangguh adalah : panembahan senopati, sultan agung, pangeran
diponegoro, cik ditiro,teuku umar, dan imam bonjol. Sedang pendekar wanitanya adalah:
sabai nan putih, dan cut nyak din.

2.4 Zaman Penjajahan

Pada jaman penjajahan pencaka silat dipelajari oleh punggawa kerajaan, kesultanan,
dan para pejuang, dan menghadapi penjajah. Perkembangan sejarah pencak silat pada
zaman penjajahan dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Jaman penjajahan belanda


2. Jaman penjajahan jepang

Pada jaman penjajahan belanda pencak silat diajarkan secara secara rahasia dan
sembunyi-sembunyi, karena takut diketahui oleh penjajah. Kaum penjajah khawatir bila
kemahiran pencak silat tersebut akhirnya digunakan untuk melawan mereka. Kekhawatiran
itu memeang beralasan, karena hampir semua pahlawan bangsa seperti: cik ditiro, imam
bonjol, fatahillah, pangeran diponegoro, adalah pendekar silat. Oleh karena itu banyak
perguruan-perguruan pencak silat yang tumbuh tanpa diketahui oleh penjajah, bahkan
sebagian menjadi perkumpulan rahasia.

Notosoejitno (2001: 1) menyatakan bahwa dilihat dari sosok, profil atau tampilan
pencak silat diindonesia ada tiga, yaitu:

1. Pencak silat asli (original), ialah pencak silat yang berasal dari local dan masyarakat
etnis diindonesia.
2. Pencak silat bukan asli yang sebagian besar berasal dari kung fu, karate dan jujitsu.
3. Pencak silat campuran, ialah campuran antara pencak silat asli dan bukan asli
(beladiri asing). Pencak silat bukan asli adalah beladiri dari asing yang ingin
begabung dengan nama pencak silat termasuk peraturan AD dan ART disesuaikan
dengan IPSI.

Pencak silat juga dipelajari oleh banyak kaum pergerakan politik termasuk
beberapa organisasi kepanduan nasional. Dengan diam-diam perguruan pencak silat
berhasil memumpuk kekuatan yang siap untuk melawan sewaktu-waktu. Bagi kaun
pergerakan yang ditangkap oleh penjajah dan buang secara diam-diam, mereka
menyebarkan beladiri pencak silat di tempat pembuangan. Namun penjajah belanda
mempunyai politik yang ampuh dalam memecah bela antara suku bangsa atau aliran
pencak silat (devide et impera).

Lain halnya pada penjajahan jepang pencak silat dibebaskan untuk berkembang,
namun dibalik itu dimanfaatkan demi kepentingan jepang untuk menghadapi sekutu.
Bahkan ajuran shimitzu diadakan pemusatan tenaga aliran pencak silat diseluruh jawa
secara serentak yang diatur oleh pemerintah dijakarta. Namun pada waktu itu tidak
disetujui diciptakannya pencak silat olahraga yang diusulkan oleh para pembina pencak
silat untuk senam pagi di sekolah-sekolah. Hal ini disebabkan akan menyayangi senam
taisho jepang yang dipakai senam setiap pagi hari.
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Pada zaman pra sejarah belum ada istilah pencak silat, namun pada zaman ini
manusia purba sudah mengenal pembelaan diri dalam arti untuk mempertahankan hidup.
Hal ini sangat dibutuhkan mereka karena pada zaman itu manusia dapat bertahan hidup
bila mereka dapat mengatasi rintangan-rintangan alam yang ganas, hidup dihutan belantara
dan selalu berhadapan dengan berbagai binatang besar yang buas. Tantangan yang paling
berbahaya tersebut adalah serangan dari binatang buas yang hidup di hutan-hutan.
DAFTAR PUSTAKA

http://kuliahpendor.blogspot.com/2017/03/sejarah-silat-di-indonesia.html?m=1

https://disparbudpora.bengkaliskab.go.id

Anda mungkin juga menyukai