PERANG MELAWAN
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Nama : Jian Ibrahim
Herlin
Fauzan Risaldi
Andi Tendri
Muh Akram
Kelas : XI Mia 1
Mapel : Sejarah Indonesia
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Perang Melawan
Kolonialisme dan Imperialisme” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran
Sejarah Indonesia. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya
akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perang Melawan Hegemoni dan Keserakahan Kongsi Dagang.............. 2
1. Aceh Versus Portugis dan VOC........................................................ 2
2. Maluku Angkat Senjata...................................................................... 2
3. Sultan Agung Versus J.P. Coen......................................................... 3
4. Perlawanan Banten............................................................................. 4
5. Perlawanan Gowa.............................................................................. 4
B. Perang Melawan Penjajahan Belanda...................................................... 5
1. Perang Tondano................................................................................. 5
2. Perang Pattimura (1817).................................................................... 6
3. Perang Padri....................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 8
B. Saran........................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia memang cinta perdamaian, tetapi tentu lebih cinta
kemerdekaan, karena secara fitrah setiap orang diciptakan oleh Tuhan Yang
Maha Esa memiliki hak kemerdekaan dan kedaulatan. Kedaulatan itu baik
sebagai individu maupun sebagai masyarakat dan bangsa.
Oleh karena itu, sudah selayaknya sesuai dengan fitrah maka setiap
bentuk dominasi asing dan penjajahan harus kita lawan. Jiwa dan semangat
untuk melawan setiap bentuk penjajahan ini seharusnya ada pada diri setiap
warga Indonesia.
Banyak orang mengatakan dalam arti politik secara formal kita sudah
merdeka tetapi banyak kritik dilontarkan bahwa kita masih mengalami
“penjajahan” dalam bidang ekonomi dan kebudayaan dalam arti kurang
memiliki kemandirian.
Oleh karena itu, dengan segala upaya kita harus memperjuangkan
kemandirian dan kedaulatan di bidang ekonomi dan kebudayaan. Dalam
berjuang untuk memperkuat kemandirian itu, kita perlu meneladani atau
mencontoh semangat juang para pendahulu kita, misalnya para pahlawan yang
telah berjuang melawan penjajahan, keserakahan kolonialisme, dan
imperialisme.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah peperangan melawan hegemoni dan keserakahan
kongsi dagang?
2. Bagaimana sejarah peperangan melawan penjajahan Belanda?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
sebagai pintu masuk bagi Belanda untuk campur tangan dalam urusan
Minangkabau. Perlu dipahami sekalipun masyarakat Minangkabau sudah
memeluk agama Islam, tetapi sebagian masyarakat masih memegang teguh
adat dan kebiasaan yang kadang-kadang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Perlawanan kaum Padri muncul di berbagai tempat. Tuanku
Pasaman memusatkan perjuangannya di Lintau dan Tuanku Nan Renceh
memimpin pasukannya di sekitar Baso. Pasukan Tuanku Nan Renceh
harus menghadapi pasukan Belanda di bawah pimpinan Kapten Goffinet.
Periode tahun 1821-1825, serangan-serangan kaum Padri memang meluas
di seluruh tanah Minangkabau. Bulan September 1822 kaum Padri berhasil
mengusir Belanda dari Sungai Puar, Guguk Sigandang, dan Tajong Alam.
Menyusul kemudian di Bonio kaum Padri harus menghadapi menghadapi
pasukan PH. Marinus. Pada tahun 1823 pasukan Padri berhasil
mengalahkan tentara Belanda di Kapau. Kesatuan kaum Padri yang
terkenal berpusat di Bonjol. Pemimpin mereka adalah Peto Syarif. Peto
Syarif inilah yang dalam sejarah Perang Padri dikenal sebagai Tuanku
Imam Bonjol. Ia sangat gigih memimpin kaum Padri untuk melawan
kekejaman dan keserakahan Belanda di tanah Minangkabau.
BAB III
PENUTUP
8
A. Kesimpulan
Perlawanan yang terjadi pada abad ke-16 di berbagai daerah ditujukan
kepada Portugis, Spanyol, dan Belanda. Kemudian perlawanan rakyat pada
abad ke-17 dan ke-18 umumnya ditujukan kepada dominasi kongsi dagang
VOC (Belanda). Perlawanan rakyat Indonesia dilatarbelakangi karena
tindakan monopoli, keserakahan, dan intervensi politik dengan devide et
impera dari pemerintahan kongsi dagang itu.
Perlawanan rakyat Indonesia itu umumnya memang dapat dipatahkan
oleh kekuatan musuh yang sering berlaku licik dan memiliki persenjataan
yang lebih lengkap. Dominasi pemerintahan kongsi dagang dan kekalahan
perlawanan rakyat mengakibatkan sebagian besar Kepulauan Indonesia
dikuasai kekuasaan asing terutama VOC.
Perang yang terjadi pada abad ke-18, 19, dan awal 20 merupakan
perlawanan terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda. Pemerintah
kolonial Belanda tetap menjalankan taktik perang yang licik dan kejam.Tipu
daya pura-pura mengajak damai, mengadu domba dan menangkap anggota
keluarga pimpinan perang Indonesia terus dilakukan.
Perang melawan penjajahan pemerintahan kolonial Hindia Belanda
memang belum berhasil, tetapi semangat juang rakyat dan para pemimpin
perang kita tidak pernah padam. Kedaulatan dan kemerdekaan rakyat
Indonesia harus terus diperjuangkan agar bebas dari penjajahan. Penjajahan
pada hakikatnya selalu kejam, menangnya sendiri, serakah, tidak
memperhatikan penderitaan orang lain.
B. Saran
Banyak nilai keteladanan yang dapat kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya semangat cinta tanah air, rela berkorban, kebersamaan,
kerja keras pantang menyerah dengan berbagai tantangan, sehingga dapat
memotivasi kita untuk kerja keras dan giat belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik dkk. 1978. Manusia dalam Kemelut Sejarah. Jakarta: LP3ES.
Carey, Peter. 2011. Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan
Lama di Jawa, 1785-1855. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Margana, Sri dan Widya Fitrianingsih (ed.). 2010. Sejarah Indonesia: Perspektif
Lokal dan Global. Yogyakarta: Ombak.