Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SEJARAH VOC
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Sejarah

Anggota Kelompok :
Alvia Nurazizah
Ari Ramdani
Suci Setiani
Maolani Ardiansyah

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PANGANDARAN


SMK MUHAMMADIYAH MANGUNJAYA
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

            Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat-Nya
kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini kami
susun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia .
            Makalah ini membahas tentang Sejarah VOC di indonesia. Kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berpartisipasi dalam
penyusunan makalah ini.
            Semoga apa yang kami tuliskan dalam makalah ini dapat menyelesaikan
tugas dengan baik dan bermanfaat bagi pembaca. Mohon maaf jika terjadi
kesalahan penulisan maupun isi dari makalah ini. Terimakasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Mangunjaya, 27 Agustus 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................i


Daftar isi .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................1
1.3 Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
 2.1 Berdirinya VOC ..........................................................................................3
 2.2 Kegiatan perdagangan VOC di Indonesia ...................................................4
 2.3 Kebijakan – kebijakan VOC di Indonesia ...................................................7
 2.4 Kemaharajaan VOC di Indonesia ................................................................8
 2.5 Sebab – sebab kemunduran VOC ...............................................................13
 2.6 Pembubaran VOC .......................................................................................13
BAB III PENUTUP
 3.1 Kesimpulan .................................................................................................15
 3.2 Saran ............................................................................................................15
 3.3 Kritik ...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kedudukan Belanda di Nusantara berlangsung pada tahun 1596-1942
diawali dengan kedatangan armada dagang Belanda di bawah pimpinan
Cornelis de Houtman pada tahun 1596 yang berlabuh di Banten. Mulanya
mencari barang dagangan atau rempah rempah akan tetapi kemudian
Belanda bukan sekedar ingin berdagang biasa, melainkan ingin menguasai
dan menjajah Nusantara. Pada tahun 1596 awal penjajahan Belanda di
Nusantara dengan mendirikan persekutuan dagang yang bernama VOC
(Vereeningde Oost-indische Compagnie) atau persekutuaan dagang  India
timur yang dibantu oleh pemerintahan Belanda.
Di masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa,
yaitu Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk
memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. Untuk menghadapai
masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang
memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu, VOC juga
mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda -yang waktu itu masih
berbentuk Republik- untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan
perang terhadap suatu negara. Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa
suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya
satu negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Proses berdirinya VOC ?
2. Bagaimanakah kegiatan perdagangan VOC di Indonesia ?
3. Apa saja kebijakan VOC di Indonesia ?
4. Bagaimana kemaharajaan VOC di indonesia ?
5. Apa Sebab – sebab Kemunduran VOC ?
6. Bagaimana Pembubaran VOC ?

1
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan
dan untuk membuka jendela pengetahuan tentang VOC yang meliputi proses
berdiri, Kegiatan perdaganagn VOC,  Kebijakannya di indonesia,
kemaharajaan VOC, dan sebab – sebab kemunduran  VOC dan pembubaran
VOC. Harapan kami adalah agar makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi
kami sendiri, akan tetapi bermanfaat juga bagi mereka yang membutuhkan
untuk referensi ataupun bahan bacaan semata.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Berdirinya Voc


Kongsi Perdagangan Hindia Timur atau VOC (Vereenigde
Oostindische Compagnie) yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 Yang
disulkan oleh Johan Van Oldebanevelt untuk menggabungkan perdagangan
(VOC).  VOC adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki
monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur
karena ada pula VWC yang merupakan persekutuan dagang untuk kawasan
Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional
pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan pertama yang
mengeluarkan sistem pembagian saham.
Penyebab didirikannya VOC:
1. Mengatasi persaingan tidak sehat
2. Sekaligus mematahkan dominasi Portugis
VOC dipimpin oleh tujuh belas direktur. Mereka dikenal dengan
sebutan Heeren Zeventien. Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah
badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh
negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa. Misalnya VOC
boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain.
Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara.
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap
perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui
penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-
kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-
Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut.
Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala
kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi
hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau
tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di
perkebunan pala.

3
VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Di masa itu, terjadi
persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol
kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan
hegemoni perdagangan di Asia Timur. Untuk menghadapai masalah ini,
oleh Staaten Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara
yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak,
atas nama Pemerintah Belanda -yang waktu itu masih berbentuk Republik-
untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap
suatu negara. Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu
perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu
negara.
Perusahaan ini mendirikan markasnya di Batavia (sekarang Jakarta) di
pulau Jawa. Pos kolonial lainnya juga didirikan di tempat lainnya di Hindia
Timur yang kemudian menjadi Indonesia, seperti di kepulauan rempah-
rempah (Maluku), yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC
manjalankan monopoli atas pala dan fuli. Metode yang digunakan untuk
mempertahankan monompoli termasuk kekerasan terhadap populasi lokal,
dan juga pemerasan dan pembunuhan massal.
Pos perdagangan yang lebih tentram di Deshima, pulau buatan di
lepas pantai Nagasaki, adalah tempat satu-satunya di mana orang Eropa
dapat berdagang dengan Jepang.
Tahun 1603 VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan kantor
perwakilan, dan pada 1610 Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal
VOC pertama (1610-1614), namun ia memilih Jayakarta sebagai basis
administrasi VOC. Sementara itu, Frederik de Houtman menjadi Gubernur
VOC di Ambon (1605 – 1611) dan setelah itu menjadi Gubernur untuk
Maluku (1621 – 1623).

2.2 Kegiatan Perdagangan VOC di Indonesia


Setelah berpusat di Batavia, VOC melakukan perluasan kekuasaan
dengan pendekatan serta campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di

4
Indonesia antara lain Ternate, Mataram, Banten, Banjar, Sumatra, Gowa
serta Maluku. Perluasan kekuasaan Belanda ke daerah-daerah luar Jawa
benar-benar berbeda dengan perluasan kekuasaannya di Jawa, karena di
sebagian besar daerah luar Jawa tidak pernah ada alasan yang permanen
atau sungguh-sungguh untuk menguasai oleh pihak Belanda. Akibat hak
monopoli yang dimilikinya, VOC memaksakan kehendaknya sehingga
menimbulkan permusuhan dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Untuk
menghadapi perlawanan bangsa Indonesia VOC meningkatkan kekuatan
militernya serta membangun benteng-benteng seperti di Ambon, Makasar,
Jayakarta dan lain-lain. VOC dapat memperoleh monopoli perdagangan
Indonesia karena melakukan beberapa hal diantaranya adalah melakukan
pelayaran hongi untuk memberantas penyelundupan. Tindakan yang
dilakukan VOC adalah merampas setiap kapal penduduk yang menjual
langsung rempah-rempah kepada pedagang asing seperti Inggris, Perancis
dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai di pelabuhan bebas Makasar.
Melakukan Ekstirpasi, yaitu penebangan tanaman milik rakyat. Tujuannya
adalah mepertahankan agar harga rempah-rempah tidak merosot bila hasil
panen berlebihan. Melakukan sistem Verplichte Leverantien, merupakan
perjanjian dengan raja-raja setempat terutama yang kalah perang wajib
menyerahkan hasil bumi yang dibutuhkan VOC dengan harga yang
ditetapkan VOC. Kemudian VOC menerapkan sistem Contingenten yang
berarti rakyat wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak.
1. Tujuan Dibentuknya Voc
Adapun tujuan dari dibentunya VOC di Indonesia:
a. Menghindari persaingan dagang tidak sehat diantara sesama
pedang belanda sehingga keuntungan maksimal dapat diperoleh.
b. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dagang
dengan bangsa Eropa lainnya.
c. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang
menghadapi Spayol yang masih menduduki belanda.
2. Politik Ekonomi VOC

5
Usaha VOC untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya adalah
melalui monopoli perdagangan. Untuk itu VOC menerapakan beberapa
aturan dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain :
a. Verplichhte Leverantie
Yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah
ditetapkan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyat untuk menjual
hasil bumi kepada pedagang lain.     
    
b. Contingenten
Contingenten yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak
berupa hasil bumi.
c. Ektripasi
Ektripasi yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah
agar tidak terjadi kelebihan produksi yang dapat menyebabkan
harga merosot.
d. Pelayaran Hongi
Pelayaran Hongi yaitu pelayaran dengan menggunakan perahu
kora-kora untuk mengawasi pelaksanaan perdagangan VOC dan
menindak pelanggarnya.
3. Sistem Birokrasi VOC                             
Untuk memerintah wilayah-wilayah di Indonesia, VOC mengangkat
seorang gubernur jendral yang dibantu oleh empat orang anggota yang
disebut Raad van Indie (dewan India). Dibawah gubernur jendral ada
gubernur yang memimpin suatu daerah, serta dibawah gubernur ada
residen yang dibantu oleh asisten residen. Beberapa gubernur jendral
VOC yang duianggap berhasil mengembangkan usaha dagang dan
kolonisasi di Indonesia:
a. Jaan Pieterszoon Coen ( 1619-1629 )
b. Antonio van Diemen ( 1636-1645 )
c. Joan Maetsycker ( 1653-1678 )
d. Cornelis Speelman ( 1681-1684 )

6
Dalam melaksanakan sistem pemerintahan VOC menerapkan sistem
pemerintahan tidak langsung dengan memanfaatkan sistem feodalisme
yang sudah berkembang di Indonesia

2.3 Kebijakan – kebijakan VOC di Indonesia


Kebijakan-kebijakan VOC selama berkuasa di Indonesia sejak tahun
1602 – 1799 antara lain dapat dirangkum sebagai berikut   :
1. Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk
melaksanakan monopoli perdagangan.
2. Melaksanakan politik devide et impera ( memecah dan
menguasai )  dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di
Indonesia.
3. Untuk memperkuat kedudukannya dirasa perlu mengangkat seorang
pegawai yang disebut Gubernur Jendral.
4. Melaksnakan sepenuhnya Hak Octroi yang ditawarkan pemerintah
Belanda
5. Membangun pangkalan / markas VOC yang semula di Banten dan
Ambon, dipindah dipusatkan di Jayakarta ( Batavia).
6. Melaksanakan pelayaran Hongi  ( Hongi tochten ).
7. Adanya Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman
rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
8. Adanya verplichte leverantien ( penyerahan wajib ) dan  Prianger
Stelsel ( system Priangan )
9. Prianger Stelsel ( system Priangan , penyerahan wajib) dimulai tahun
1723 Masyarakat di Priangan dikenai aturan wajib kerja menanam kopi
dan menyerahkan hasilnya kepada kompeni. Wajib kerja ini sama
dengan kerja paksa / rodi, rakyat tanpa diberi upah, menderita dan
miskin kebijakan VOC tersebut sangat berpengaruh bagi rakyat
Indonesia . Pengaruh dari kebijakan VOC bagi rakyat Indonesia antara
lain   :
1. Kekuasaan raja menjadi berkurang atau bahkan didominasi secara
keseluruhan oleh VOC. 

7
2. Wilayah kerajaan terpecah-belah dengan melahirkan kerajaan dan
penguasa baru dibawah kendali VOC.
3. Hak octroi ( istimewa ) VOC, membuat masyarakat Indonesia menjadi
miskin, menderita, mengenal ekonomi uang, mengenal sistem
pertahanan  benteng, etika perjanjian dan prajurit bersenjata modern
(senjata api, meriam ).
4. Pelayaran Hongi,  bagi penduduk Maluku khususnya, dapat dikatakan
sebagai suatu  perampasan, perampokan, pemerkosaan, perbudakan dan
pembunuhan.
5. Hak Ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan
atau sumber penghasilan yang bisa berlebih.

2.4 Kemaharajaan VOC di Indonesia


 Dalam upaya memperlancar aktivitas organisasi, VOC pada tahun 1610
memutuskan untuk membentuk jabatan Gubernur Jendral yang pada waktu
itu berkedudukan di Maluku. Pieter Both sebagai orang pertama yang
menduduki posisi itu.
Tindakan VOC dengan adanya hak octroi sangat merugikan bangsa
Indonesia.  Hak octroi seolah ijin usaha kepanjangan tangan pemerintah
Belanda, bahkan bisa dikatakan VOC sebagai sebuah ‘negara dalam
negara’.
VOC memiliki hak-hak istimewa yang tercantum dalam Oktrooi
(Piagam/Charta) tanggal 20 Maret 1602, meliputi:
1. Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timur
Tanjung Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai
perdagangan untuk kepentingan sendiri
2. Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya
suatu negara untuk:
a. Memelihara angkatan perang
b. Memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian
c. Merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Negeri
Belanda

8
d. Memerintah daerah-daerah tersebut
e. Menetapkan/mengeluarkan mata-uang sendiri
f. Memungut pajak.

3. Berikut adalah hal-hal yang terjadi di Indonesia ketika VOC berkuasa di


Indonesia:
a. Maret 1602 - Belanda berusaha memonopoli perdagangan rempah-
rempah dengan membentuk   suatu kongsi dagang bernama VOC
(Vereenigde Oost-Indische Compagnie).
b. 1603 - VOC telah membangun pusat perdagangan pertama yang
tetap di Banten namun tidak menguntungkan kerena persaingan
dengan para pedagang Tionghoa dan Inggris.
c. Februari 1605 - Armada VOC bersekutu dengan Hitu menyerang
kubu pertahanan Portugis di Ambon dengan imbalan VOC berhak
sebagai pembeli tunggal rempah-rempah di Hitu.
d. 1602 - Sir James Lancaster kembali ditunjuk memimpin pelayaran
yang armada berisi orang-orang The East India Company dan tiba
di Aceh untuk selanjutnya menuju Banten.
e. 1604 - Pelayaran yang ke-2 maskapai Inggris yang dipimpin oleh
Sir Henry Middleton, maskapai ini berhasil mencapai Ternate,
Tidore, Ambon dan Banda. Akan tetapi di wilayah yang mereka
kunjungi ini mendapat perlawanan yang keras dari VOC.
f. 1610 - Ambon dijadikan pusat VOC, dipimpin seorang-gubernur
jendral. Tetapi selama 3 orang gubernur-jendral, Ambon tidak
begitu memuaskan untuk dijadikan markas besar karena jauh dari
jalur-jalur utama perdagangan Asia.
g. 1611 - Inggris berhasil mendirikan kantor dagangnya di bagian
Indonesia lainnya, di Sukadana (Kalimantan barat daya), Makassar,
Jayakerta, Jepara, Aceh, Priaman, Jambi.
h. 1618 - Des Banten mengambil keputusan untuk menghadapi
Jayakarta dan VOC dengan memaksa Inggris untuk membantu,
dipimpin laksamana Thomas Dale.

9
i. 1619 - Ketika VOC akan menyerah pada Inggris, secara tiba-tiba
muncul tentara Banten menghalangi maksud Inggris. Karena
Banten tidak mau pos VOC di Batavia diisi oleh Inggris. Akibatnya
Thomas Dale melarikan diri dengan kapalnya; Banten menduduki
kota Batavia.
j. 12 Mei 1619 - Pihak Belanda mengambil keputusan untuk memberi
nama baru Jayakarta sebagai Batavia.
k. 30 Mei 1619 - Jan Pieterszoon Coen melakukan penyerangan
terhadap Banten, memukul mundur tentara Banten. Membangun
Batavia sebagai pusat militer dan administrasi yang relatif aman
bagi pergudangan dan pertukaran barang-barang, karena dari
Batavia mudah mencapai jalur-jalur perdagangan ke Indonesia
bagian timur, timur jauh, dari Eropa.
l. 1619 - Jan Pieterszoon Coen ditunjuk menjadi gubernur-jendral
VOC. Dia menggunakan kekerasan, untuk memperkokoh
kekuasaannya dia menghancurkan semua yang merintangi. Dan
menjadikan Batavia sebagai tempat bertemunya kapal-kapal
dagang VOC.
m. 1619 - Terjadi migrasi orang Tionghoa ke Batavia. VOC menarik
sebanyak mungkin pedagang Tionghoa yang ada di berbagai
pelabuhan seperti Banten, Jambi, Palembang dan Malaka ke
Batavia. Bahkan ada juga yang langsung datang dari Tiongkok. Di
sini orang-orang Tionghoa sudah menjadi suatu bagian penting dari
perekonomian di Batavia. Mereka aktif sebagai pedagang,
penggiling tebu, pengusaha toko, dan tukang yang terampil.
n. 1620 - Dalam rangka mengatasi masalah penyeludupan di Maluku,
VOC melakukan pembuangan, pengusiran bahkan pembantaian
seluruh penduduk Pulau Banda dan berusaha menggantikannya
dengan orang-orang Belanda pendatang dan mempekerjakan tenaga
kerja kaum budak.

10
o. 1623 - VOC melanggar kerjasama dengan Inggris, Belanda
membunuh 12 agen perdagangan Inggris, 10 orang Inggris, 10
orang Jepang; 1 orang Portugis dipotong kepalanya.
p. 1637 - VOC yang telah beberapa lama di Maluku tidak mampu
memaksakan monopoli atas produksi pala, bunga pala, dan yang
terpenting, cengkeh. Penyeludupan cengkeh semakin berkembang,
muncul banyak komplotan-komplotan yang anti dengan VOC.
Gubernur-Jendral Antonio van Diemen melancarkan serangan
terhadap para penyeludup dan pasukan-pasukan Ternate di
Hoamoal.
q. 1638 - Van Diemen kembali ke Maluku dan berusaha membuat
persetujuan dengan raja Ternate dimana VOC bersedia mengakui
kedaulatan raja Ternate atas Seram, Hitu serta menggaji raja
sebesar 4.000 real/tahun dengan imbalan bahwa penyeludupan
cengkeh akan dihentikan dan VOC diberi kekuasaan de facto atas
Maluku. Akan tetapi persetujuan ini gagal.
r. 1656 - Seluruh penduduk Ambon yang tersisa dibuang. Semua
tanaman rempah-rempah di Hoamoal dimusnahkan dan akibatnya
daerah tersebut tidak didiami manusia kecuali jika ekspedisi Hongi
(armada tempur) melintasi wilayah itu untuk mencari pohon-pohon
cengkeh liar yang harus dimusnahkan.
s. 1660 - Armada VOC yang terdiri dari 30 kapal menyerang Gowa,
menghancurkan kapal-kapal Portugis.
t. 1670 - VOC telah berhasil melakukan konsolidasi kedudukannya di
Indonesia Timur. Pihak Belanda masih tetap menghadapi
pemberontakan-pemberontakan tetapi kekuatannya tidak begitu
besar.
u. 1670 - VOC menebangi tanaman rempah-rempah yang tidak dapat
diawasi, Hoamoal tidak dihuni lagi, orang Bugis dan Makassar
meninggalkan kampung halamannya. Banyak orang-orang Eropa
dan sekutu-sekutu yang tewas, semata-mata guna mencapai tujuan
VOC untuk memonopoli rempah-rempah.

11
v. 1674 - Pulau Jawa dalam keadaan yang memprihatinkan, kelaparan
merajalela, berjangkit wabah penyakit, gunung merapi meletus,
gempa bumi, gerhana bulan, dan hujan yang tidak turun pada
musimnya
w. 1682 - Pasukan VOC dipimpin Francois Tack dan Isaac de Saint
Martin berlayar menuju Banten guna menguasai perdagangan di
Banten. VOC merebut dan memonopoli perdagangan lada di
Banten. Orang-orang Inggris mengundurkan diri ke Bengkulu dan
Sumatera Selatan satu-satunya pos mereka yang masih ada di
Indonesia.
Orang-orang VOC mulai menampakkan sifatnya yang congkak, kejam,
dan ingin menang sendiri. VOC ingin mengeruk keuntungan sebesar-
besarnya melalui monopoli perdagangan. VOC mulai ikut campur dalam
berbagai konflik antara penguasa yang satu dengan penguasa yang lain.
Beberapa kerajaan di yang Perubahan sikap VOC itu telah menimbulkan
kekecewaan bagi rakyat dan penguasa di Indonesia. Perubahan sikap itu
terutama sekali terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal VOC
yang kedua yaitu Jan Pieterzoon Coen.
Untuk dapat menguasai Jayakarta, JP Coen kemudian membangun
benteng-benteng di sekitar loji VOC, sehingga loji semakin besar. Bahkan
pada tahun 1619 VOC menyerbu dan membakar kota Jayakarta. Di atas
reruntuhan kota itu kemudian dibangun kota baru yang dinamakan Batavia.
Dengan dibangunnya benteng-benteng dan loji-loji sebagai pusat
kegiatan VOC, maka jalur-jalur perdagangan di kepulauan Nusantara telah
dikendalikan oleh VOC. Untuk mengendalikan kegiatan monopoli
perdagangan rempah-rempah di Indonesia bagian timur, khususnya Maluku,
diadakan Pelayaran Hongi.
Pelayaran Hongi yaitu pelayaran keliling menggunakan perahu jenis
kora-kora yang dipersenjatai untuk mengatasi perdagangan gelap atau
penyelundupan rempah-rempah di Maluku. Pelayaran ini juga disertai Hak
Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang
melebihi ketentuan.

12
Pada tahun 1700 –an, VOC berusaha menguasai daerah-daerah
pedalaman yang banyak menghasilkan barang dagangan. Imperialisme
pedalaman ini sasarannya kerajaan Banten dan Mataram, karena daerah ini
banyak menghasilkan barang-barang komoditas seperti beras, gula merah,
jenis-jenis kacang dan lada.
Tindakan VOC yang sewenang-wenang, sangat keras, dan kejam
menimbulkan perlawanan rakyat Indonesia. Perlawanan terhadap monopoli
VOC terjadi dimana-mana seperti di Mataram, Banten,Makassar, dan
Maluku.

2.5 Sebab – sebab kemunduran VOC


Pada pertengahan abad ke-18 VOC mengalami kemunduran karena
beberapa sebab sehingga dibubarkan . Kemunduran VOC disebabkan oleh
hal-hal berikut :
1. Banyak korupsi yang dilakukan pegawai-pegawai VOC.
2. Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat semakin luasnya wilayah
kekuasaan VOC.
3. Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat sangat besar.
4. Persaingan dengan kongsi dagang bangsa lain, seperti kongsi dagang
portugis (Compagnie des indies) dan kongsi dagang inggris (East Indian
Company).
5. Utang VOC yang sangat besar.
6. Pemberian deviden kepada pemegang saham walaupun usahanya
mengalami kemunduran.
7. Berkembangnya paham liberalisme sehinggal monopoli perdagangan
yang diterapkan VOC tidak sesuai lagi untuk diteruskan.
8. Pendudukan Prancis terhadap negeri Belanda pada tahun 1795. Prancis
memiliki musuh utama Inggris yang berada di India untuk meluaskan
jajahannya di Asia Tenggara. Badan seperti VOC tidak dapat
diharapkan terlalu banyak dalam menghadapi Inggris sehingga VOC
harus dibubarkan

13
2.6 Pembubaran VOC
Menjelang abad ke-18, VOC mengalami kebangkrutan yang ditandai
dengan memburuknya kondisi keuangan VOC dan menumpuknya utang-
utang VOC. Korupsi merupakan sebab utama kebangkrutan itu. Hal itu
diperparah oleh hutang peperangan VOC dengan rakyat Indonesia dan
Inggris dalam memperebutkan kekuasaan di bidang perdagangan yang
semakin menumpuk.
Sebab lainnya adalah kemerosotan moral di antara penguasa akibat
sistem monopoli perdagangan. Keserakahan VOC membuat penguasa
setempat tidak sungguh-sungguh membantu VOC dalam memonopoli
perdagangan. Akibatnya, hasil panen rempah-rempah yang masuk ke VOC
jauh dari jumlah yang diharapkan.
Hal utama lainnya adalah ketidakcakapan para pegawai VOC dalam
mengendalikan monopoli. Akibatnya verplichte leveranties (penyerahan
wajib) dan Preanger Stelsel (Aturan Priangan) tidak berjalan semestinya.
Kedua aturan itu tadinya dimaksudkan untuk mengisi kas VOC yang
kosong. Verplichte leveranties mewajibkan tiap daerah mneyerahkan hasil
bumi berupa lada, kayu, beras, kapas, nila, dan gula dengan harga yang
ditentukan VOC.
Sedangkan Preanger-stelsel mewajibkan rakyat Priangan menanam kopi
dan menyerahkan hasil panennya kepada VOC, juga dengan tarif yang
ditentukan VOC. Sementara itu, perang antara Belanda dan Ingrris terjadi
juga di Asia. Armada kapal EIC berturut-turut merebut kedudukan VOC di
Persia, Hindustan, Sri Lanka, sampai Malaka.
Menyadari ancaman itu, Republik Bataaf mulai bertindak keras kepada
VOC. Selain VOC tidak dapat diandalkan lagi dalam menghadang serangan
Inggris, persoalan internal yang berarut-larut dalam tubuh VOC dan
anggaran VOC yang menyedot uang Negara membuat pemerintah Republik
Bataaf mencabut Hak Octrooi izin usaha VOC dan pada 31 Desember 1799
VOC pun dibubarkan.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Awal masuk bangsa-bangsa Eropa ke Nusantara khususnya bangsa
Belanda sedikit banyaknya mempengaruhi dan merubah tatanan kehidupan
Bangsa Indonesia terutama dalam bidang perekonomian di Indonesia pada
saat itu. Dengan terbentuknya persatuan kongsi dagang Belanda pada tahun
1602 dengan nama VOC (Verenigde Oost Indische Company) merupakan
tonggak awal eksistensi Belanda di Nusantara dalam perdagangan
(khususnya rempah-rempah).
Dalam peranannya di Nusantara khususnya Maluku, VOC mulai
melakukan politik monopoli perdagangan yang berdampak pada
kesengsaraan rakyat Maluku, bukan semata-mata karena politik
monopolinya saja tapi di tambah lagi oleh perlakuan semena-mena VOC
terhadap rakyat Maluku.
Pada pertengahan Abad ke-8 VOC mengalami kemunduran, sehingga
VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7 juta
gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang,
benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia.

3.2 Saran
Keberadaan VOC membawa banyak pengaruh bagi bangsa Indonesia.
Baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun politik. Pengaruh yang ada
harus kita evaluasi dengan baik. Jangan sampai kita kembali terjajah dengan
kedatangan bangsa dan organisasi asing seperti VOC. Indonesia memiliki

15
banyak sumber daya yang harus kita kelola sepandai-pandainya agar tidak
mudah dikuasai oleh bangsa asing yang akan menjadikan kita budak di
negara sendiri. Sebagai generasi bangsa kita harus mengisi kemerdekaan
dan menjaga keutuhan serta kasatuan wilayah Indonesia supaya masa
penjajahan tidak terulang lagi.

3.3 Kritik
Mungkin makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangannya,
alangkah baiknya jika mempunyai saran, pendapat atau kritik menegnai
makalah yang kami buat ini dapat langsung menyampaikannya kepada
pihak penulis. Pihak penulis akan berterima kasih apabila diberi saran, kritik
atau pendapat yang dapat menambah wawasan kita semua.

16
17
DAFTAR PUSTAKA

Sejarahterjadinya.blogspot.com/2014/01/sejarah-voc-di-indonesia_29.html
http://aksell17.blogspot.co.id/2015/09/tugas-ips-contoh-makalah-tentang-voc-
di.html#ixzz3pk3Ettdzidsejarah.net/2014/01/sejarah-voc-di-indonesia_29.html

iii

Anda mungkin juga menyukai