Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TEMPAT KUNJUNGAN STUDY TOUR YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
Umi Istiqomah
Kelas : XII Ips 6

SMA NEGERI 1 MANGUNJAYA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Mangunjaya, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB | PENDAHULUN
A. Latar Belakang............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................
C. Tujuan Penelitian........................................................................................................
BAB || PEMBAHASAN
1. Tebing Breksi..................................................................................................
2. Candi Prambanan...........................................................................................
3. Lavatour........................................................................................................
4. Museum Mini Sisa Hartaku..........................................................................
5. The Last world...............................................................................................
6. Kali Kuning Park............................................................................................
7. Kampus UAD (Universitas Ahmad Dahlan) ..................................................
8. PT Madukismo..............................................................................................
9. Malioboro....................................................................................................
BAB ||| PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUN

A. Latar Belakang

D.I Yogyakarta merupakan daerah wisata yang banyak diminati wisatawan lokal maupun
mancanegara. D.I Yogyakarta memiliki beragam jenis bentuk kepariwisataan, baik itu wisata
budaya, wisata alam, wista kuliner, maupun wisata jenis lainnya. Dengan adanya pariwisata,
tentu akan mendatangkan berbagai dampak positif antara lain dampak lingkungan, social,
budaya, dan dampak ekonomi. Dari segi ekonomi adanya pariwisata membawa berbagai
macam dampak meliputi dampak langsung, tidak langsung, dan lanjutan. Dampak
langsungnya bagi pekerja dikawasan wisata tersebut termasuk pemerintah daerah. Dampak
tidak langsung salah satunya bisa berupa meningkatnya permintaan akan transportasi
umum publik, dan dampak berkelanjutannya tentu berhubungan dengan pemerintah dan
masyarakat yang bekerja di bidang pariwisata ataupun tidak secara langsung tapi
mendapatkan dampak positifnya. (Ikhsan, 2016). Pariwisata merupakan salah satu sumber
pendapatan yang penting bagi suatu negara. Yogyakarta merupakan salah satu kota
pariwisata favorit wisatawan dalam negeri merupakan mancanegara. Potensi wisata yang
dimiliki mengakibatkan jumlah kunjungan wisatawan semakin naik dari tahun ketahun. Daya
tarik kota ini dapat memicu perkembangan kota dan pemukiman dengan pesat sehingga
menuntut berbagai fasilitas umum yang mendukung lancarnya kehidupan kota Yogyakarta.
Salah satu fasilitas transportasi umum yang tersebut adalah berupa sarana dan prasarana
penerbangan. Dari tahun ketahun kebutuhan wisatawan akan penerbangan domistik
maupun internasional tujuan kota ini terus meningkat.

Hal ini membuat bandara menjadi tempat pertama yang akan dijumpai para wisatawan
ketika mereka sampai dikota ini . Oleh sebab itu bandara harus dapat merepresentasikan
karakter daerah dan membentuk positive image bagi pengunjung. Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) terletak di sebelah selatan Pulau Jawa. Berada di bibir pantai selatan, DIY
dikelilingi wilayah Propinsi Jawa Tengah di ketiga sisinya yang lain. Dengan jumlah penduduk
sekitar 3,5 juta jiwa pada tahun 2005, Provinsi DIY merupakan salah satu propinsi terpadat
di Indonesia. Wilayah paling padat adalah Kota Yogyakarta dengan kepadatan lebih dari
12.000 orang tiap kilometer persegi. Angka pertumbuhan penduduk provinsi berkisar antara
0,5 – 1% tiap tahun. Angka pertumbuhan negatif terjadi di wilayah kota Yogyakarta sebesar
minus 0,8% pertahun sejak tahun 2000. penurunan ini dikarenakan tingkat hunian kota yang
semakin sempit, sehingga mendorong penduduk bermukim di luar kota Yogyakarta menuju
wilayah kabupaten Bantul dan Sleman.Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu
propinsi di Indonesia yang mempunyai potensi yang sangat besar dalam hal objek wisata,
misalnya objek wisata Parangtritis, Candi Prambanan, Candi Borobudur, dan masih banyak
objek wisata yang lainnya yang tentunya menarik minat pengunjung yang datang maupun
manca negara untuk datang ke kota Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Tebing Breksi?


2. Bagimana Candi Prambanan?
3. Bagaimana Lavatour?
4. Bagaimana Museum Mini Sisa Hartaku?
5. Bagaimana The Last World?
6. Bagaimana Kali Kuning Park?
7. Bagaimana Kampus UAD?
8. Bagaimana PT Madukismo?
9. Bagaimana Malioboro?
C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Tebing Breksi


2. Untuk Mengetahui Candi Prambanan
3. Untuk Mengetahui Lavatour
4. Untuk Mengetahui Museum Mini Sisa Hartaku
5. Untuk Mengetahui The Last World
6. Untuk Mengetahui kali Kuning Park
7. Untuk Mengetahui Kampus UAD
8. Untuk Mengetahui PT Madukismo
9. Untuk Mengetahui Malioboro
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Tebing Breksi

Tebing Breksi merupakan salah satu destinasi wisata bekas tambang yang terletak di
Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, D.I.
Yogyakarta. Awalnya, Tebing Breksi merupakan area tambang batuan kapur yang menjadi
sumber penghidupan warga di sekitarnya. Batuan kapur yang ada di Tebing Breksi pada
mulanya merupakan abu yang dilontarkan Gunung Api Nglanggeran saat terjadi erupsi
berpuluh-puluh tahun yang lalu. Berkubik-kubik abu tersebut mengendap menjadi lumpur
dan mengeras menjadi batuan. Cuaca dan waktulah yang menjadikan abu hasil erupsi
menjadi batuan kapur besar di Desa Sambirejo. Pada tahun 2014, gabungan peneliti dari
Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) melakukan
peninjauan pada Tebing Breksi dan mereka menemukan jenis batuan tufan yang langka.
Sehingga penambangan harus dihentikan dan pada tahun 2015 Tebing Breksi ditetapkan
sebagai salah satu Geoheritage Yogyakarta. Sejak saat itu, masyarakat setempat mulai
berinisiatif untuk mengembangkan Tebing Breksi dengan kreativitas yang dimiliki. Tebing
bekas tambang setinggi sekitar 30 meter ini dipahat membentuk relief dan cerita
pewayangan yang dihiasi dengan detail pada pahatannya. Keindahan karya artistik yang
dihasilkan ini kemudian disebarluaskan menggunakan media sosial, sehingga Tebing Breksi
menjadi destinasi wisata yang populer di kalangan masyarakat. Keindahan lain yang dapat
ditemui di Tebing Breksi adalah pemandangan alam yang luar biasa indah. Karena objek
wisata ini berada pada 200 mdpl, maka pengunjung bisa melihat Kota Yogyakarta dari
ketinggian. Terlebih ketika menjelang matahari terbenam, pengunjung akan disuguhi
indahnya sunset di atas Tebing Breksi.Perjalanan menuju lokasi Tebing Breksi dapat
ditempuh dalam waktu 28 menit atau sekitar 17 km dari Kota Yogyakarta. Berbagai macam
kendaraan, seperti motor, mobil, minibus, truk, bahkan bus pariwisata dapat melalui jalan
tersebut. Pengunjung juga dimudahkan dengan adanya petunjuk arah jalan menuju Tebing
Breksi. Keberadaan rambu-rambu penunjuk arah ini juga dapat memudahkan pengunjung
objek wisata lain di sekitar Tebing Breksi, seperti Candi Ratu Boko, Candi Ijo, dan Batu Papal.

Walaupun di sekitar Tebing Breksi ada beberapa pilihan wisata lain, pengunjung yang
datang ke Tebing Breksi tidak pernah surut. Tidak hanya itu, Tebing Breksi juga
menawarkan spot-spot foto yang objeknya sudah disiapkan oleh pengelola. Setidaknya ada
12 objek foto yang dihiasi dengan tanaman hias, atribut-atribut unik, hingga burung hantu
jinak. Pengunjung juga dapat berkeliling di sekitar kawasan wisata dengan menyewa mobil
offroad. Tidak hanya itu, Tebing Breksi juga menyediakan Tlatar Seneng dan amphiteater
yang digunakan untuk pertemuan, kopi darat, pertunjukan seni, dan event-event lain
dengan desain melingkar seperti halnya teater kuno Yunani. Keamanan dan keselamatan
pengunjung pun sangat diperhatikan, melihat kondisi tebing yang berada di ketinggian,
sehingga harus disediakan beberapa rambu-rambu untuk keselamatan, jalur evakuasi, dan
informasi pelayanan pada keadaan darurat. Objek wisata Tebing Breksi juga telah terhubung
dengan teknologi informasi yang berkembang saat ini. Hal ini terlihat dari pemesanan tiket
yang dapat dilakukan secara online dan penyediaan fasilitas wifi pada area tempat makan.
Namun ada beberapa hal yang dapat menjadi evaluasi untuk perbaikan Tebing Breksi ke
depan. Pertama terkait akomodasi, perlu adanya transportasi umum yang dapat
menjangkau destinasi wisata tersebut. Kedua, perlu ditambahkan vegetasi peneduh pada
beberapa spot yang masih memungkinkan di area wisata Tebing Breksi. Sehingga,
pengunjung tetap merasakan kenyamanan meskipun cuaca sedang terik-teriknya. Terakhir,
perlu adanya kesadaran dari pengunjung untuk menjaga kebersihan objek wisata.
Kurangnya kepedulian pengunjung ini terlihat dari sampah yang dibuang sembarangan. Oleh
karenanya dalam mendukung keberlanjutan objek wisata Tebing Breksi dibutuhkan
partisipasi baik pengelola maupun pengunjung untuk tetap menjaga kelestarian, keamanan,
kenyamanan, dan kebersihan objek wisata.

Terlepas dari kekurangannya, kesuksesan atraksi yang ditawarkan oleh Tebing Breksi,
tidak lepas dari peran pengelola objek wisata. Uniknya, seluruh pengembangan yang ada
diinisiasi oleh masyarakat setempat dan difasilitasi oleh pemerintah dan swasta. Pendanaan
dan pengelolaan dilakukan dengan inisiasi BUMDES. Seluruh pegawai yang bekerja pada
Tebing Breksi merupakan warga lokal, sehingga keberadaan objek wisata ini sangat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar. Banyak tenaga kerja yang terserap dan
masyarakat memiliki peluang lebih untuk membuka usaha di Tebing Breksi. Objek wisata
Tebing Breksi dapat dijadikan best practice pada pengembangan objek wisata lain.
Sebaiknya objek wisata lain juga dapat berkembang dari, untuk, dan oleh masyarakat,
sehingga industri pariwisata berkembang dan dapat memajukan bangsa (PNL).

2. Candi Prambanan

Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang (Hanacaraka:ꦕꦤ꧀ꦝꦶꦥꦿꦩ꧀ꦧꦤꦤ꧀,


Candhi Prambanan).

Adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi.
Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai
dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah.
Berdasarkan prasati Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahsa
Sansekerta yang bermakna ‘Rumah Siwa’), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi
ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi
ini dewa Siwa lebih diutamakan. Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan Desa
Bokoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa
Tengah. Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa
Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi Prambanan
terletak di wilayah adminstrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten Jawa Tengah.

Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di
Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini
berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi
Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah
kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil. Sebagai salah satu candi termegah di Asia
Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.
Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850 masehi oleh
Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, pada
masa kerajaan Medang Mataram.
Nama Prambanan, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri, diduga merupakan
perubahan nama dialek bahasa Jawa dari istilah teologi Hindu Para Brahman yang bermakna
“Brahman Agung” yaitu Barhman atau realitas abadi tertinggi dan teragung yang tak dapat
digambarkan, yang kerap disamakan dengan konsep Tuhan dalam agama Hindu. Pendapat
lain menganggap Para Brahman mungkin merujuk kepada masa jaya candi ini yang dahulu
dipenuhi oleh para brahmana. Pendapat lain mengajukan anggapan bahwa nama
“Prambanan” berasal dari akar kata mban dalam Bahasa Jawa yang bermakna menanggung
atau memikul tugas, merujuk kepada para dewa Hindu yang mengembang tugas menata
dan menjalankan keselarasan jagat. Nama lain dari Prambanan dapat berarti 5 (lima)
gunung yang dalam bahasa Khmer/Kamboja 5 (lima) adalah Pram dan banam adalah gunung
(ប្រាំភ)្នំ . Hal ini menggambarkan 5 puncak, gunung dari Himalaya di India.

Mengingat pada saat yang sama dalam kronik Khmer bahwa Bangsa Jawa pernah
menjajah Khmer salama 200 tahun dan Jayawarman ke 2 yang pernah di Jawa merupakan
pahlawan yang membebaskan Khmer dari dominasi Jawa. Gronemen (1887) berpendapat
bahwa nama Prambanan berasal dari kata ramban: “mengumpulkan dedaunan (untuk
keperluan rumah tangga atau obat-obatan), [pra-ramban-an] masih menjadi tempat,
lazimnya di hutan, di mana dedaunan itu diramu. Penjelasan seperti ini mengenai nama
puning-puning reruntuhan itu, yang niscaya pada satu kesempatan ditemukan di hutan
seperti itu, juga termuat dalam kamus yang disusun Roorda; [sebuah penjelasan] yang
begitu sederhana dan alamiah sehingga kita tidak perlu mencari penjelasan yang lain.”
(Groneman 1887:1427 dalam Jordaan, 1996).

Sejarah Pembangunan

Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan termegah yang pernah dibangun di Jawa
kuno, pembangunan candi Hindu kerajaan ini dimulai oleh Rakai Pikatan sebagai tandingan
candi Buddha Borobudur dan juga candi Sewu yang terletak tak jauh dari Prambanan.
Beberapa sejarawan lama menduga bahwa pembangunan candi agung Hindu ini untuk
menandai kembali berkuasanya keluarga Sanjaya atas Jawa, hal ini terkait teori wangsa
kembar berbeda keyakinan yang saling bersaing, yaitu wangsa Sanjaya penganut Hindu dan
wangsa Sailendra penganut Buddha. Pastinya, dengan dibangunnya candi ini menandai
bahwa Hinduisme aliran Saiwa kembali mendapat dukungan keluarga kerajaan, setelah
sebelumnya wangsa Sailendra cenderung lebih mendukung Buddha aliran Mahayana. Hal ini
menandai bahwa kerajaan Medang beralih fokus dukungan keagamaanya, dari Buddha
Mahayana ke pemujaan terhadap Siwa. Bangunan ini pertama kali dibangun sekitar tahun
850 Masehi oleh Rakai Pikatan dan secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh
Raja Lokapala dan raja Balitung Maha Sambu. Berdasarkan prasati Siwagrha berangka tahun
856 M, bangunan suci ini dibangun untuk memuliakan dewa Siwa, dan nama asli bangunan
ini dalam bahasa Sanskerta adalah Siwagrha (Sanskerta:Shiva-grha yang berarti: ‘Rumah
Siwa’) atau Siwalaya (Sanskerta:Shiva-laya yang berarti: ‘Ranah Siwa’ atau ‘Alam Siwa’).
Dalam prasasti ini disebutkan bahwa saat pembangunan candi Siwagrha tengah
berlangsung, dilakukan pekerjaan umum perubahan tata air untuk memindahkan aliran
sungai di dekat candi ini. Sungai yang dimaksud adalah sungai Opak yang mengalir dari utara
ke selatan sepanjang sisi barat kompleks candi Prambanan. Sejarawan menduga bahwa
aslinya aliran sungai ini berbelok melengkung ke arah timur, dan dianggap terlalu dekat
dengan candi sehingga erosi sungai dapat membahayakan konstruksi candi. Proyek tata air
ini dilakukan dengan membuat sodetan sungai baru yang memotong lengkung sungai
dengan poros utara-selatan sepanjang dinding barat di luar kompleks candi. Bekas aliran
sungai asli kemudian ditimbun untuk memberikan lahan yang lebih luas bagi pembangunan
deretan candi perwara (candi pengawal atau candi pendamping).

Ditelantarkan

Sekitar tahun 930-an, ibu kota kerajaan berpindah ke Jawa Timur oleh Mpu Sendok, yang
mendirikan Wangsa Isyana. Penyebab kepindahan pusat kekuasaan ini tidak diketahui
secara pasti. Akan tetapi sangat mungkin disebabkan oleh letusan hebat Gunung Merapi
yang menjulang sekitar 20 kilometer di utara candi Prambanan. Kemungkinan penyebab
lainnya adalah peperangan dan perebutan kekuasaan. Setelah perpindahan ibu kota, candi
Prambanan mulai telantar dan tidak terawat, sehingga pelan-pelan candi ini mulai rusak dan
runtuh. Bangunan candi ini diduga benar-benar runtuh akibat gempa bumi hebat pada abad
ke-16. Meskipun tidak lagi menjadi pusat keagamaan dan ibadah umat Hindu, candi ini
masih dikenali dan diketahui keberadaannya oleh warga Jawa yang menghuni desa sekitar.
Candi-candi serta arca Durga dalam bangunan utama candi ini mengilhami dongeng rakyat
Jawa yaitu legenda Rara Jonggrang. Setelah perpecahan Kesultanan Mataram pada tahun
1755, reruntuhan candi dan sungai Opak di dekatnya menjadi tanda pembatas antara
wilayah Kesultanan Yogyakarta dan kasunanan Surakarta (Solo).

Penemuan kembali

Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda.
Candi ini menarik perhatian dunia ketika pada masa pendudukan Britania atas Jawa. Ketika
itu Colin Mackenzie, seorang surveyor bawahan Sir Thomas Stamford Raffles, menemukan
candi ini. Meskipun Sir Thomas kemudian memerintahkan penyelidikan lebih lanjut,
reruntuhan candi ini tetap telantar hingga berpuluh-puluh tahun. Penggalian tak serius
dilakukan sepanjang 1880-an yang sayangnya malah menyuburkan praktik penjarahan
ukiran dan batu candi. Kemudian pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai
membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. Beberapa saat
kemudian Isaäc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi
tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak. Arca-arca dan relief
candi diambil oleh warga Belanda dan dijadikan hiasan taman, sementara warga pribumi
menggunakan batu candi untuk bahan bangunan dan fondasi rumah.
Kompleks Candi
224 Candi Perwara: tersusun dalam 4 barisan konsentris dengan jumlah candi dari barisan
terdalam hingga terluar: 44, 52, 60, dan 68. Maka terdapat total 240 candi di kompleks
Prambanan. Aslinya terdapat 240 candi besar dan kecil di kompleks Candi Prambanan.
Tetapi kini hanya tersisa 18 candi; yaitu 8 candi utama dan 8 candi kecil di zona inti serta 2
candi perwara. Banyak candi perwara yang belum dipugar, dari 224 candi perwara hanya 2
yang sudah dipugar, yang tersisa hanya tumpukan batu yang berserakan. Kompleks candi
Prambanan terdiri atas tiga zona; pertama adalah zona luar, kedua adalah zona tengah yang
terdiri atas ratusan candi, ketiga adalah zona dalam yang merupakan zona tersuci tempat
delapan candi utama dan delapan kuil kecil. Candi Prambanan adalah salah satu candi Hindu
terbesar di Asia Tenggara selain Angkor Wat. Tiga candi utama disebut Trimurti dan
dipersembahkan kepadantiga dewa utama Trimurti: Siwa sang Penghancur, Wisnu sang
Pemelihara dan Brahma sang Pencipta. Di kompleks candi ini Siwa lebih diutamakan dan
lebih dimuliakan dari dua dewa Trimurti lainnya. Candi Siwa sebagai bangunan utama
sekaligus yang terbesar dan tertinggi, menjulang setinggi 47 meter.

3. Lava Tour

Merapi Volcano atau Lava Tour Merapi merupakan salah satu obyek wisata terfavorit di
Jogja.Disini para pengunjung akan disuguhi pemandangan alam yang indah dan melewati
makam masal korban erupsi merapi tahun 2010 di dusun Tangkisan, Tugu Ambruk di dusun
Petung, jalur Kali Opak dan Kali Gendol yang menjadi jalur utama lava panas Gunung
Merapi. dengan mengendarai mobil Willys yaitu mobil jeep yang dipakai saat perang dunia
ke II. Kabupaten Sleman merupakan salah satu dari empat kabupaten di Yogyakarta yang
memiliki kekayaan alam melimpah. Salah satu sumber kekayaan alam yang dimiliki
kabupaten Sleman yaitu keberadaan gunung Merapi. Gunung Merapi memiliki cerita sejarah
yang khas dan kental dengan mitos, serta kebudayaan Jawa yang kuat, serta kekayaan alam
yang melimpah sangat baik untuk dikembangkan dalam sektor pariwisata. Salah satu lokasi
wisata yang dapat dikembangkan pada kawasan Gunung Merapi yaitu, Lava tour dan
Petilasan Mbah Maridjan di Desa Wisata Kinahrejo yang menjadi fokus penelitian karena ciri
wisata alam dan religi yang kental. Obyek wisata “Lava Tour” merupakan tempat objek
wisata yang terletak di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta. Tempat
wisata ini memberikan sensasi berbeda dari wisata pegunungan yang lain, karena kita bisa
menikmati udara sejuk pepohonan rindang, dan suasana hening. Tempat wisata ini juga
merupakan bumi perkemahan yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti warung-
warung permanen, bascamp pendakian merapi, area untuk perkemahan serta disediakan
rute perjalanan Lava Tour yang memudahkan pengunjung untuk melihat eksotisme merapi
dari dekat sehingga menjadikan daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Terjadinya letusan
merapi pada tahun 2010 Lava dan meterial meluluhlantahkan tempat ini akibat terjangan
awan panas. Rumah-rumah hancur, gardung pandang tinggal puing-puing, alam yang
dulunya hijau dan rimbun mati oleh sisa-sisa material menjadikan tempat ini bagaikan
hamparan pasir bercampur dengan debu dan bebatuan lava.

4. Museum Mini Sisa Hartaku

The House of Memory) adalah sebuah museum yang menyimpan sisa-sisa letusan Gunung
Merapi tahun 2010[1][2]. Museum ini terletak di Dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan,
Sleman, Yogyakarta. Di dalam museum ini terdapat berbagai koleksi seperti kerangka
hewan-hewan ternak korban letusan, hingga peralatan rumah tangga yang telah rusak
akibat terkena erupsi merapi. Museum ini pada awalnya merupakan rumah warga (Kimin),
salah satu anaknya berinisiatif untuk mengumpulkan sisa-sisa barang yang ada kemudian
ditata kembali maka jadilah museum mini tersebut. Mulai dari depan kita bisa melihat
kerangka sapi, buku-buku, koleksi piring, foto-foto mengenai erupsi merapi dan barang-
barang lainnya. Tempat ini tidak jauh dari tempat wisata lainnya seperti Kopi merapi,
stonehenge dan the lost world castle Koleksi barang-barang yang terkena erupsi gunung
merapi seperti buku-buku, peralatan rumah tangga, foto-foto, mesin jahit,televisi dll.
Museum ini terdiri dari beberapa ruangan, seperti ruang tamu, 3 kamar tidur, kamar mandi,
dapur yang di dalam ruangan tersebut terdapat beberapa barang bukti keganansan "wedus
gembel" saat itu terdapat kerangka hewan ternak seperti sapi, kerangka motor.

5. The last world

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) punya banyak tempat wisata yang menarik untuk
dikujungi saat liburan. Salah satunya adalah The Lost World Castle. Keunikan tempat ini
adalah, wisatawan seolah diajak berkunjung ke dunia lain yang beda dari lainnya melalui
arsitektur bangunan bagaikan kastel negeri dongeng. Lokasinya yang ada di kaki Gunung
Merapi dan panorama alam di sekitarnya yang tampak indah, membuat tempat wisata ini
makin menarik untuk dikunjungi. Lalu, The Lost World Castle juga menawarkan banyak spot
foto menarik yang Instagramable, cocok untuk para anak muda yang suka mengunggah
konten ke media sosial. Menurut Manager Oprasional The Lost World Castle, Ahmad
Saukani, konsep dari tempat wisata ini mengusung tema dunia yang hilang. Dunia yang
hilang di The Lost World Castle. Dunia yang hilang kemudian dikumpulkan menjadi satu di
The Lost World Castle, sehingga diharapkan wisatawan bisa mengunjungi seluruhnya dalam
waktu satu hari saja. Dunia yang hilang tersebut punya konsep fantasi atau negeri dongeng
yang dibuat menjadi nyata, khusus dihadirkan untuk para pengunjung yang datang ke The
Lost World.
Keunikan dari The Lost World Castle adalah adanya spot foto ala luar negeri seperti
Tembok China, Kapal Bajak Laut hingga Rumah Pohon, tersedia juga berbagai wahana
permainan seru yang bisa dicoba oleh anak-anak maupun dewasa. Di antaranya ada
permainan Sembilan Dimensi dan gledekan, permainan yang sempat viral di media sosial.
Ketika menaiki geledekan, pengunjung bisa merasakan bagaimana melaju dengan kecepatan
kencang sambil melewati lintasan tanpa hambatan yang sudah disediakan. Selama
perjalanan biasanya banyak mengambil video pemandangan indah di kanan dan kiri lintasan
yang berupa taman-taman terawat. Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+ Baca
juga: The Lost World Castle, Wisatawan Bisa Selfie Berlatar Belakang Merapi Bagi yang
sedang berada di Yogyakarta, mengunjungi The Lost World Castle bisa menjadi alternatif
destinasi wisata, apalagi jika tengah berlibur bersama anak-anak.

Lokasi The Lost World Castle


The Lost World Castle berlokasi di Jalan Petung Merapi, Petung, Kepuharjo, Cangkringan,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Video Terkini Simak! Tiket Kereta Api untuk Mudik Lebaran
2023 Sudah Bisa Dipesan Baca juga: 10 Air Terjun di Yogyakarta yang Eksotis dan Wajib
Dikunjungi Harga Tiket dan Jam Buka Obelix Hills Yogyakarta, Kini Buka Lebih Pagi Jaraknya
sekitar 27 kilometer (km) dari pusat kota Yogyakarta atau sekitar satu jam jika ditempuh
menggunakan kendaraan.

6. Kali Kuning Park


Kali Kuning merupakan aliran sungai yang berada di lereng Gunung Merapi, tepatnya
berada di Jalan Bebeng, Palemsari, Umbulharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta atau 10 km sebelah timur Kota Jogja. Aliran sungainya merupakan
lintasan lahar saat Gunung Merapi meletus beberapa tahun yang lalu. Meskipun berasal dari
akibat bencana alam, Kali Kuning menjadi lingkungan hijau yang asri dan ditumbuhi
pepohonan yang rindang dan menjadi salah satu wisata alam yang jangan sampai
dilewatkan. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat dengan jelas gagahnya Gunung
Merapi dari Kali Kuning Park.Tempat wisata ini memiliki daya tarik wisata alam yang luar
biasa karena lingkungan asri yang berada di lereng Gunung Merapi. Selain itu, spot wisata di
dalamnya juga berbeda dibandingkan objek wisata sejenis yang lainnya.
Kali Kuning memiliki mata air yang mengalirkan air melalui sungai yang melewati
beberapa kecamatan. Dari lokasi ini juga tersaji pemandangan bukit batuan Andesit yang
memesona.
Sebelum tiba di lokasi, pengunjung harus berjalan kaki menuruni jalan setapak sepanjang 1
km. Dalam perjalanan menuju lokasi wisata, para pengunjung akan disuguhi dengan
pemandangan pinus, suara gemercik aliran sungai, udara yang segar dan alami serta
hijaunya tanaman yang terdapat di lokasi ini. Beberapa tanaman dan pohon yang berada di
Kali Kuning sedikit berbeda dan hampir tidak bisa ditemukan di tempat lain seperti Bunga
Kantung Semar, Bunga Rasamal, dan Bunga Puspa. Selain untuk kunjungan wisata, Kali
Kuning juga menyediakan untuk kegiatan outbond dan perkemahan. Namun tetap
diperlukan biaya tambahan untuk menikmatinya.

7. Kampus Universitas Ahmad Dahlan ( UAD)


Universitas Ahmad Dahlan merupakan pengembangan dari Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Yogyakarta. Kampus ini menyelenggarakan pendidikan
akademik untuk jenjang diploma, sarjana, dan pascasarjana. Saat ini, Universitas Ahmad
Dahlan memiliki 11 fakultas dengan lebih dari 50 pilihan program studi yang telah
terakreditasi A dan B pada umumnya.

Universitas Ahmad Dahlan juga memiliki jaringan kerjasama dengan berbagai universitas
terkemuka di wilayah Asia. Keuntungan yang bisa Quipperian dapatkan jika melanjutkan
studi di UAD yaitu kamu bisa mengikuti beragam kegiatan skala internasional seperti
pertukaran mahasiswa, double/joint degree, sampai kegiatan pertukaran budaya.
Universitas Ahmad Dahlan, atau disingkat UAD, sebuah perguruan tinggi swasta yang
didirikan pada tanggal 18 November 1960 di Yogyakarta. UAD sebelumnya merupakan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Muhammadiyah jurusan Ilmu Mendidik yang
mendapatkan status ”diakui” untuk program Sarjana Muda berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Perguruan Tinggi dan ilmu Pengetahuan Nomor: l06/A.63 tanggal 15 September
1963. Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Deputi Menteri Perguruan Tinggi Nomor:
50 tahun 1966, lembaga ini mendapatkan status tertinggi bagi perguruan tinggi swasta,
yaitu status ”disamakan” untuk jurusan Ilmu Mendidik. Kemudian pada tahun 1966 FKIP
Muhammadiyah mengajukan permohonan status untuk membuka program pendidikan
Doktoral. Permohonan status tersebut baru diberikan pada tahun 1979 dengan mendapat
status ”terdaftar” berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 029/0/1981. Program Pendidikan Sarjana Muda Ilmu Mendidik dan Pendidikan
Doktoral Ilmu Mendidik kemudian disatukan menjadi program pendidikan Strata Satu (S-1)
dengan status diakui menjadi program studi Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
0361/0/1986 tanggal 14 Mei 1986.
Pada tahun 1972, mengikuti perkembangan pendidikan, FKIP Muhammadiyah berubah
menjadi IKIP Muhammadiyah Yogyakarta. IKIP Muhammadiyah Yogyakarta membuat
Rencana Induk Pengembangan (RIP) untuk tujuh tahun ke depan, terhitung mulai tahun
1976 sampai 1983. Pada tahun 1978, IKIP Muhammadiyah Yogyakarta memulai rencana
pengembangan tersebut dengan membuka dan mengembangkan beberapa program studi
dan fakultas yang diawali dengan pembukaan Fakultas Keguruan Sastra dan Seni (FKSS)
jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Setelah mengalami berbagai perkembangan, dibuat
gagasan untuk mengembangkan IKIP Muhammadiyah Yogyakarta menjadi Universitas
Ahmad Dahlan pada akhir tahun 1990. Ide pengembangan tersebut mendapatkan respon
positif, terutama dari mahasiswa jalur nonkependidikan. Selain itu, keterbatasan daya
tampung di perguruan tinggi pada masa itu juga mendukung ide pengembangan universitas
ini. Berdasarkan hal tersebut, dibentuk Panitia Persiapan Universitas Muhammadiyah K.H.
Ahmad Dahlan (Ummika) oleh Yayasan Badan Pembina melalui SK Badan Pembina IKIP
Muhammadiyah Yogyakarta dengan Nomor 05/SK/1992 tanggal 13 Februari 1992.
Kemudian Yayasan Badan Pembina dan Rektor melakukan konsultasi ke Kopertis Wilayah V
pada tanggal 22 Februari 1992. Pada tanggal 14 Mei 1992 laporan hasil studi kelayakan telah
berhasil dibuat oleh tim penyusun studi kelayakan. Dalam laporan yang diajukan ke Direktur
Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi tersebut, diusulkan penggantian nama Muhammadiyah
karena menurut Dirjen, dalam satu kota hanya dimungkinkan memiliki satu universitas yang
mempunyai nama sama. Dirjen bahkan menyarankan penyatuan universitas ini dengan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Setelah melakukan diskusi dan negosiasi dengan
berbagai pihak, pada tanggal 19 Desember 1994 diputuskan bahwa IKIP Muhammadiyah
Yogyakarta berubah menjadi Universitas Ahmad Dahlan berdasarkan SK Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 102/D/0/1994. Universitas Ahmad Dahlan
mengembangkan pendidikan dalam bidang keahlian atau teknologi (technological sciences)
maupun dalam bidang sosial dan humaniora (social sciences). Saat ini, UAD memiliki sebelas
fakultas yang menaungi beberapa program studi yang spesifik mempelajari bidang ilmu
masing-masing. Program pendidikan yang diselenggarakan meliputi, program vokasi,
program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi. UAD dalam
menyelenggarakan setiap program pendidikannya tersebut selalu dilandaskan pada aqidah
Islam dan asas Pancasila. Kegiatan Universitas Ahmad Dahlan terbagi di lima lokasi kampus
yang dimilikinya, yaitu Kampus I di Jalan Kapas No.9, Semaki, Umbul Harjo, Yogyakarta,
untuk FTDI, FPsikologi, dan FE; Kampus II di Jalan Pramuka No.2, Sidikan, Umbul Harjo,
Yogyakarta, untuk FKIP, FH, dan FSBK; Kampus III di Jalan. Prof. Dr. Soepomo, S.H. Janturan,
Umbul Harjo, Yogyakarta, untuk FTI, FMIPA, dan Farmasi, FKM; Kampus IV di Jalan. Ringroad
Selatan, untuk Rusunawa Persada; serta Kampus V di Jalan. Ki Ageng Pemanahan 19,
Yogyakarta, untuk PGSD dan PGPAUD.
8. PT Madukismo
Pabrik Gula Madukismo adalah satu-satunya pabrik Gula dan Alkohol/Spirtus di
Propinsi DIY. Pabrik ini mengemban tugas untuk mensukseskan program pengadaan
pangan Nasional, khususnya gula pasir. Pabrik gula dan Alkohol/Spirtus Madukismo
terletak di Kalurahan Tirtonimolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Perusahaan ini merupakan bentuk dari Perseroan Terbatas
(PT), yang berdiri pada tanggal 14 Juni 1955, dan diberi nama PT. Madu Baru. Yang
kemudian dibagi menjadi dua pabrik yaitu Pabrik Gula (PG Madukismo) dan Pabrik
Alkohol/Spiritus (PS Madukismo).
Apabila Anda berkunjung di Pabrik Gula Madukismo, Anda akan disambut dengan nuansa
era industri. Sebuah bangunan besar berusia tua dengan halaman luas, mesin-mesin kuno
serta rel-rel kereta yang menjadi jalan kereta pengangkut tebu akan menyapa dan
menguatkan kesan itu.

Pengunjung bisa merasakan nuansa perjalanan dengan kereta seperti kembali pada masa
lampau ketika berada di dalam gerbong yang ditarik oleh lokomotif tua bermesin diesel
buatan Jerman. Kereta tersebut akan mengantar menuju areal pabrik melewati rel-rel tua
dan perkebunan yang ada di dekat pabrik. Setelah turun dari kereta, Anda dapat langsung
menuju lokasi Pabrik Gula Madukismo. Pada bulan bulan tertentu, Pengunjung dapat
langsung melihat produksi gula melewati tahap pemerahan nira untuk mendapatkan sari
gula, pemurnian nira dengan sulfitasi, penguapan nira, kristalisasi, puteran gula, dan
pengemasan. Sambil mencermati proses produksinya, Pengunjung juga bisa melihat
mesin-mesin tua yang menjadi alat produksi di pabrik ini. Keluar dari lokasi produksi gula
dapat ditemui Pabrik Spiritus Madukismo yang terletak di sebelah barat pabrik gula. Di
pabrik yang berdiri di pada tahun yang sama dengan pabrik gula ini, pengunjung juga
bisa melihat seluruh proses produksi spiritus yang meliputi tahap pengenceran bahan baku,
peragian atau fermentasi dan penyulingan. Spiritus dan produk alkohol lainnya yang
dihasilkan oleh pabrik ini diolah dari tetes tebu, hasil samping produksi gula.
9. Malioboro

Malioboro merupakan salah satu kawasan di Jogja yang istimewa, unik tidak pernah sepi
dari pengunjung. Inilah salah satu kebanggaan dari kota Yogyakarta yang selalu dicari oleh
para wisatawan. Nama Malioboro berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris yang
dahulu pernah menduduki Jogja pada tahun 1811 – 1816 M yang bernama Marlborough.
Pada abad ke-19 Malioboro dibangun oleh kolonial Hindia Belanda menjadi pusat kegiatan
pemerintahan dan perekonomian. Di Malioboro ini juga akan dapat kita jumpai puluhan
andong dan becak yang akan parkir di sepanjang jalan, juga ada sepeda-sepeda yang
terparkir seperti foto di bawah ini. Tidak jauh dari Malioboro para wisatawan juga dapat
mengunjungi obyek wisata lain seperti Keraton Yogyakarta, Alun-alun Utara, Benteng
Vredeburg, Museum Sonobudoyo dan Kampung Kauman. Kawasan Malioboro ini akan terus
ramai sampai dengan malam hari dimana akan muncul warung-warung yang juga selalu
penuh dengan pengunjung, terutama setelah jam 21.00 WIB. Sambil menikmati makanan
sambil lesehan maka para pengunjung akan dihibur dengan musisi jalanan yang
menyanyikan lagu-lagu dengan gembira. Suasana yang sangat khas dan hanya ada di
Yogyakarta ini selalu membuat pengunjung ingin kembali lagi ke Malioboro. Kota Malioboro
merupakan salah satu daerah di Yogyakarta memiliki kontribusi aset wisata populer di
Indonesia. Anda bisa menemukan banyak kenangan di setiap sudut kota Yogyakarta ini.
Anda tidak hanya bisa menikmati wisata di Jalan Malioboro pada siang hari saja tetapi pada
malam hari Anda juga disuguhkan dengan pemandangan malam yang begitu indah.
Suasananya juga sangat cocok untuk Anda yang ingin mencari suasana meriah dan
mengesankan pada malam hari.
Kota yang disebut sebagai surga belanja ini memiliki tempat wisata malam yang sangat
direkomendasikan buat Anda yang berwisata ke Yogyakarta. Seperti, Titik Nol Kilometer
JJogja Nongkrong di titik nol kilometer Jogja ini Kalau Anda beruntung akan ada hiburan
budaya berupa antraksi yang bisa menambah suasana meriah di salah satu wisata di Jalan
Malioboro ini. Hiburan tersebut tentu menjadi salah satu kesenangan yang banyak dicari
oleh banyak pengunjung di tempat wisata malam ini.

Persimpangan titik nol kilometer terletak di depan alun-alun utara cukup terbilang sangat
strategis. Sebab tempat nongkrong ini berdekatan dengan Malioboro. Dengan keramaian
dan keindahan kota Yogyakarta di daerah ini tentu sangat menghibur Anda terutama Anda
yang menyukai suasana malam yang meriah. Bisa juga Mendapatkan Spot Foto di Gedung-
gedung Tua Beberapa gedung-gedung tua yang bisa Anda temukan di sana adalah seperti
kantor pos, Bank Indonesia dan gedung BNI yang letaknya berdekatan dengan jalan jalur ke
Keraton. Sedangkan di sebelah utaranya Jalan Malioboro akan Anda lihat. Di mana jalan ini
sebagai jalan utama yang dilengkapi dengan monumen Serangan Umum 1 Maret Istana
Negara dan Benteng Vredeburg. Wisata malam jalan Malioboro ini rekomendasi sekali buat
Anda yang ingin mengabadikan momen saat menikmati liburan di kota Yogyakarta untuk
berkunjung ke tempat nongkrong ini. Kota istimewa ini akan menjadi sangat spesial buat
Anda yang ingin mendapatkan foto momen liburan yang estetik terlebih pada malam hari
lampu-lampu LED dan kendaraan akan membuat hasil tangkapan foto Anda pada malam
hari. Malioboro disebut sebagai tempat surga belanja sehingga tidak hanya kebutuhan
fashion dan aksesoris saja. Berbagai jenis kuliner di Jalan Malioboro ini sudah jelas menjadi
hal yang tidak dilewatkan. Sehingga wajar kalau tempat wisata malam ini termasuk surganya
belanja di kota Yogyakarta. Anda yang pergi liburan ke Yogyakarta bisa mencicipi
kenikmatan wisata kuliner di Malioboro untuk menambah keseruan liburan anda.

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Yogyakarta adalah tempat objek wisata yang tidak asing lagi di mata orang maupun di
berbagai manca negara. Disitu banyak berbagai tempat-tempat objek wisata yang sangat
penting, bersejarah, dan mempunyai keunikan tersendiri dengan ciri khasnya masing-
masing tempat-tempat objek wisata tersebut misalnya seperti candi Prambanan, Gunung
Merapi, Malioboro, dan lain sebagainya. Selain memiliki tempat wisata sebagai hiburan kota
ini juga memiliki tempat-tempat pendidikan dari bersejarah misalnya Universitas Ahmad
Dahlan PT Madukismo, dan masih banyak Tempat pendidikan dan bersejarah lainnya.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna ke depannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang penulisan di atas. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Tebing Breksi
https://www.masterplandesa.com/wisata/tebing-breksi-pesona-wisata-di- area-
bekas-tambang/
Sejarah candi Prambanan
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Prambanan
Museum sisa hartaku
https://www.gudeg.net/direktori/7741/museum-mini-sisa-hartaku-i-rumah-bapak-
kimin
Kampus UAD
https://campus.quipper.com/directory/universitas-ahmad-dahlan
PT Madukisimo
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pabrik_Gula_dan_Pabrik_Spiritus_Madukismo

Anda mungkin juga menyukai