Anda di halaman 1dari 4

NASKAH DRAMA PATTIMURA

Pada masa pemerintahan Iggris di bawah Raffless keadaan Maluku relatif lebih
tenang karena Inggris bersedia membayar hasil bumi rakyat Maluku. Kegitana kerja rodi
mulai dikurangi. Bahkan para pemuda Maluku juga diberi kesempatan untuk bekerja pada
dinas angkatan perang Inggris. Namun, pada tahun 1816 Belanda kembali berkuasa di
Maluku, dan keadaan kembali berubah. Kegiatan monopoli kembali diperketat. Sebab selain
penyerahan wajib, masih juga harus dikenai kewajiban kerja paksa, penyerahan ikan asin,
dendeng, dan kopi.
Suatu ketika Belanda memesan perahu orambai kepada nelayan....
Pemerintah Belanda : “Hey, mana pesanan perahu orambai saya. Apa sudah selesai kau
buat?”
Nelayan Maluku : “ Oh, sudah siap tuan. Mari ikut saya untuk mengambil perahu
Anda.”
Pemerintah Belanda : “Bagus, ini bayaran untuk perahumu. Terimakasih.”
Nelayan Maluku : “Tunggu! Apa-apaan ini? Aku sudah bersusah payah untuk membuat
perahu orambai ini! Tapi hanya segini saja pemberianmu padaku? Ini
pun masih belum ada setengah dari keperluan bahan-bahan untuk
perahu mu ini! Benar-benar tidak menghargai sekali kau ini!”
Pemerintah Belanda : “ Hey! Kau tidak ikhlas membuatkan perahu orambai ini untukku?
Kau ingin menerima tindakan lebih tegas dariku? Masih untung aku
mau membayar perahu buatan mu ini. Sudah, terima saja itu.” (sambil
berlalu)
Nelayan Maluku : (Hanya menunduk kesal dan melanjutkan kegiatannya).

Ya, seperti itulah Belanda. Belanda tidak pernah mau bersedia membayar perahu orambai
yang dipesan dengan harga yang pantas. Padahal orang-orang Maluku sudah beperan
menyediakan ikan asin untuk kapal-kapal Belanda di Maluku. Belanda sama sekali tidak
menghargai jasa orang-orang Maluku.
Orang Belanda 2 : “Hey, sudah selesai kan perahu orambai buatanmu yang aku pesan
beberapa minggu lalu?”
Nelayan Maluku 2 : “Perahumu sudah siap disana, mari ikut aku. Aku sudah menyetorkan
ikan asin ku untuk kapal-kapal mu.”
Orang Belanda 2 : “Bagus. Baiklah, aku akan membawanya. Terima kasih.”
Nelayan Maluku : “Apa? Kau mau main membawa semuanya semudah itu. Apa kau
tidak berkenan sedikit pun untuk membayar hasil kerja keras ku ini?
Kau pikir tidak membutuhkan waktu yang lama dan usaha yang keras
apa untuk menyelesaikan semua ini?”
Orang Belanda 2 : “Ah kau ini seperti dengan siapa saja. Aku kan sudah sering memesan
perahu padamu, apa kau masih saja menuntut bayaran padaku?”
Nelayan Maluku 2 : “Kau tidak mau membayar? Baiklah, aku memutuskan akan mogok
kerja kalau kau tetap tidak mau membayar hasil jerih payahku dan
jangan harap aku mau menerima pesanan-pesananmu lagi.”
Orang Belanda 2 : “ Apa? Berani-beraninya kau menuntut. Aku akan berbicara pada
pimpinanku!”
Residen Saparua Van den Berg menolak tuntutan rakyat itu. Kejadian itu
menyebabkan kebencian rakyat Maluku semakin menjadi-jadi. Menanggapi kondisi yang
demikian para tokoh dan pemuda Maluku melakukan serangkaian pertemuan rahasia di hutan
Saparua.
Rakyat Maluku 1         : ( dengan ekspresi yang kesal ) “ Hai para rakyat Maluku, apa kalian
ingin    seperti ini selamanya diperlakukan oleh Belanda dengan seenaknya ? ”
Rakyat Maluku  2         : “ pastinya kami semua tidak ingin diperlakukan seenaknya oleh
tentara Belanda ! ”
Kapitan pattimura       : ( dengan ekspresi yang tegas  ) “ Sudah.. jangan hanya ribut saja itu
tidak akan memecahkan masalah yang sedang kita hadapi !”
            Akhirnya untuk menghadapi masalah yang sedang terjadi ,mereka semua mengadakan
rapat rahasia dan yang terpilih menjadi pemimpin adalah Thomas Matulessy . ia mendapat
julukan Kapitan Pattimura .Penyerbuan pertama terjadi pada tanggal 15 Mei 1817.
Anthon Rhebok            : “ Pattimura , bagaimana jika kita menyerang pos-pos Belanda ? ”
Kapitan Pattimura       : ( sambil berfikir ) “ Baik ,saya setuju . Kita akan menyerang pos-pos
belanda bersama selurah rakyat Maluku pada tanggal 15 Mei.”
Thomas Pattiwwail      : “ Pattimura , saya akan mempersiapkan peralatan dan senjata untuk
penyerangan besok !”
 Kapitan Pattimura menyerang pos Belanda. Pada penyerangan tersebut  berhasil
menangkap Residen Van Den Berg dan keluarganya . Namun, residen tersebut dibebaskan
dan diperbolehkan kembali ke banteng.
Residen Van Den Berg : ( sambil memberontak ) “ Pattimura,  lepaskan saya sekarang ! ”
Kapitan Pattimura        : “ Baik  ,kali ini saya akan melepaskan kalian, tetapi ingat jika kamu
membuat ulah lagi terhadap rakyat maluku saya tidak akan memaafkan.”
Residen Van Den Berg : “ Baik kapitan,  saya tidak janji Pattimura…. hahaha…” ( sambil
berlari )
Lucas Latumahina         : “ Pattimura kenapa engkau lepaskan mereka ?” ( dengan emosi )
Kapitan Pattimura        : “ Tenang saja , ini baru awal . Besok kita akan menyerang benteng
Duurstede …”
Penyerbuan kedua pada tanggal 16 Mei 1817. Pasukan Kapitan Pattimura menyerang
benteng Duurstede. Benteng dapat dikuasai dan semua tentara Belanda ditangkap termasuk
Residen Van Den Berg , istri, dan dua anaknya tewas.
Kapitan Pattimura         : ( ekspresi gembira ) “ Merdeka…. kita berhasil  ….kita menang …
kita menang … ”
Anthon Rhebok              : “ Ya..ya benar , sekarang kita telah menguasai benteng ini.”
Pada tanggal 20 Mai 1817 tibalah pasukan Belanda tiba di Saparua yang dipimpin
Mayor Beetjes , berusaha merebut kembali benteng Duutstede.
Kapitan Pattimura         : ( ekspresi marah ) “ Apa ? pasukan Belanda yang di pimpin Mayor
Beetjes datang ?”
Lucas Latumahina         : “ Benar Pattimura , mereka datang ingin merebut kembali benteng
Duutstede.”
Datanglah tentara Belanda yang dipimpin oleh Mayor Beetjes.
Mayor Beetjes               : ( ekspresi sombong ) “ Hai Pattimura, kami datang ingin merebut
kembali Benteng Duutstede !”
Kapitan Pattimura         : ( sambil kesal ) “ Tidak … tidak akan kami perbolehkan kau
merebut benteng ini !”
Mayor Beetjes
             Akhirnya Mayor Beetjes bersama para tentaranya pergi meninggalkan Benteng
Duutstede . keesokan harinya, dengan rasa marah Mayor Beetjes berusaha merebut kembali
benteng Duutstede. Kapitan Pattimura melakukan perlawanan. Pasukan Belanda dapat
dihancurkan dan Mayor Beetjes mati tertembak . Selama tiga bulan benteng itu dikuasai
Kapitan Pattimura.
Thomas Pattiwwail       : “ Kita dapat menguasai lagi Benteng ini, merdeka…merdeka…..! ”
Tok … tok..tok… datanglah sekelompok pasukan Belanda. Belanda mengadakan
perundingan dengan Pattimura.
Belanda                          : “ Pattimura, maukah anda memberikan Benteng ini kepada kami
dan  kami akan memberi lima keping emas ?” ( ekspresi baik )
Kapitan Pattimura        : “ Saya sudah pernah katakan kepada anda, saya tidak akan
memberikan benteng ini walaupun anda memberikan 5 atau 10 keping emas.”
            Perundingan dengan Kapitan Pattimura tidak berhasil sehingga peperangan terus
berkobar . Belanda terus – menerus menembaki daerah pertahanan Pattimura dengan meriam
( Benteng Duutstede ).
Kapitan Pattimura       : “ semua keluar..! Benteng ini harus segera dikosongkan, kita mundur
….”
Pattimura mundur, akhirnya Belanda dapat meguasai Benteng Duutstede. Serangan
Belanda tersebut , menyebabkan pasukkan Pattimura semakin terdesak. Banyak daerah yang
jatuh ke tangan Belanda .Para pemimpinnya juga banyak yang tertangkap yaitu Anthon
Rhebok, Thomas Pattiwail, Lucas Latumahina. Pattimura sendiri akhirnya tertangkap di Siri
Seri yang kemudian dibawa ke Saparua.
Belanda                          : “ Semuanya, bawa Pattimura ke Saparua.”
Saat tiba di Saparua.
Kapitan Pattimura        : ( sambil memberontak ) “ apa yang kau ingin lakukan kepada ku ?”
Belanda                         : “ kami hanya ingin bekerja sama dengan mu, apakah kau mau.”
Kapitan Pattimura        : ( ekspresi kesal ) “ tidak … saya tidak  akan pernah mau bekerja
sama dengan kalian.”
Oleh karena itu, pada tanggal 16 Desember 1817 Pattimura digantung di depan Benteng
Victoria Ambon.
Belanda                          : “ Pattimura apa yang kau ingin sampaikan kepada rakyat Maluku ?”
Kapitan Pattimura        : ( ekspresi semangat )“ Pattimura- Patimura tua boleh dihancurkan,
kelak Pattimura- Pattimura muda akan bangkit untuk membebaskan Maluku.”
Belanda : (berteriak) gantung dia

Tertangkapnya para pemimpin Maluku yang gagah berani tersebut menyebabkan perjuangan
rakyat Maluku melawan Belanda melemah dan akhirnya Maluku dapat dikuasai  oleh
Belanda.

Anda mungkin juga menyukai