Anda di halaman 1dari 2

TANAM PAKSA

Kebijakan Van der Capellen yang mengarah ke sistem sewa tanah mengakibatkan
protes dan perlawanan. Kemudian digantikan dengan Du Bus Gisignes. Dibawah
kepemimpinannya justru mengakibatkan kerugian bagi pemerintah Belanda dikarenakan dana
tersedot banyak untuk pembiayaan perang, sebagai contoh Perang Diponegoro.
Johannes Van Den Bosch mengajukan kepada Raja William, berpendapat untuk
memperbaiki ekonomi pemerintahan Belanda.
Den Bosch : (Salam hormat). Mengenai perekonomian Belanda yang mengalami krisis,
saya mempunyai pendapat agar Belanda mendapat keuntungan dan kekayaan
yang besar.
Raja William : Bagaimana caranya ?.
Den Bosch : Yaitu dengan melakukan penanaman tanaman yang laku di jual di pasar
dunia secara paksa. Tanamannya meliputi tebu, tembakau, rempah, dan nila.
Raja William : Bagaimana rencananya agar rakyat tidak melakukan perlawanan ?
Den Bosch : Kita harus menghapus peran penguasa tradisional, disamping itu kedudukan
kita harus diperkuat dengan adanya pasukan yang tangguh.
Raja William : Baiklah saya setuju dengan usulanmu, untuk itu saya angkat kamu sebagai
Gubernur Jendral. Urus semua, akan kukirim pengawal untuk membantumu.
Segera laksanakan.
Den Bosch : Laksanakan (salam hormat)
Raja William : (menganggukkan kepala)
Van Den Bosch segera melaksanakan rencananya. Dia menyampaikan maksudnya
kepada para petani.
Den Bosch : Rakyatku diwajibkan untuk menyerahkan sebagian tanah dan hasil panen
kepada pemerintah Belanda serta membayar pajak dan mengikuti kerja rodi.
Petani 1 : Bagaimana kami melakukan semua itu, apa yang kau jaminkan dan imbalan
apa yang kalian berikan pada kami ?
Pengawal : Dengarkan dulu, Jendral belum selesai berbicara.
Den Bosch : Selanjutnya, pengawal bacakan ketentuan tanam paksanya. Saya akan
kembali ke istana. Setelah itu temui kepala desa.
Pengawal : Siap, laksanakan (salam hormat, membuka lembaran kertas dan
membacakannya).
Ketentuan –ketentuan tersebut tampak tidak terlalu memberatkan, itu masih
memperhatikan martabat dan nilai-nilai kemanusiaan. Setelah itu pengawal segera menemui
kepada desa untuk menyampaikan maksudnya.
Pengawal : (salam hormat)
Kepala Desa : Apa yang membawa anda kemari ?
Pengawal : Sehubungan dengan pelaksanaan sistem tanam paksa pihak pemerintah
melibatkan kepala desa untuk membantu sebagai penggerak para petani, juga
sebagai penghubung dengan atasan dan pejabat.
Kepala Desa : Bagaimana caranya ?
Pengawal : Anda mengawasi kegiatan para petani.
Seiring berjalannya waktu, sistem tanam paksa tersebut tidak sesuai dengan peraturan
yang ada. Hal ini mendorong terjadinya korupsi para pejabat. Tanam paksa membawa
penderitaan rakyat. Timbul kelaparan karena kerja rodi, banyak pekerja jatuh sakit.
Kepala Desa : Ayo kerja yang benar, jika tidak kita semua akan mati hidup-hidup.
Petani 2 : Saya tidak tahan lagi (dengan badan yang lemas, nafas tidak teratur, keringat
bercucuran, darah merlumuran. Sambil tetap bekerja)
Sementara Belanda telah mengeruk keuntungan dan kekayaan, hal itu mendorong
Belanda menjadi negara industri.
Raja William dan Van den Bosch (menghamburkan uangnya)
Sejalan dengan hal ini telah mendorong kaum liberal yang mengakibatkan pro dan
kontra atas pelaksanaan sistem tanam paksa. Kaum liberal menuntut pelaksanaan tanam
paksa, diwakili oleh Douwes Dekker.
Douwes Dekker : Saya akan membantu untuk kasus pelaksanaaan tanam paksa
Petani 3 : Bagaimana caranya ?, jika anda menentang itu akan memperburuk
keadaan. Nyawa diri sendiri yang akan menjadi taruhannya.
Douwes Dekker : Saya juga berperan penting di Pemerintahan Belanda. Saya
membutuhkan dukungan dari kalian.
Petani 2 : Apa yang ingin anda tunjukkan ? Kami ingin mengakhiri penderitaan
ini. Kami tidak tahan lagi.
Douwes Dekker : Saya menerbitkan sebuah buku Max Havelaar yang mengkritik keras
terhadap pelaksanaan tanam paksa.
Dengan buku terbitan dari Douwes Dekker dengan nama samarannya Multatuli.
Secara berangsur-angsur tanam paksa mulai dihapus dan mulai diterapkan sistem politik
ekonomi liberal yang melibatkan pihak swasta. Pelaksanaan usaha swasta pun tetap
membawa penderitaan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai