Disusun oleh :
Kelompok 7
2. Rahmawat
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................5
A. Latar Belakang..........................................................................................................5
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................6
C. Tujuan.......................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................7
A. Islam di Andalusia....................................................................................................7
1. Bahasa Arab.....................................................................................................15
2. Tafsir................................................................................................................16
3. Hadits...............................................................................................................16
4. Fikih.................................................................................................................16
5. Tasawuf............................................................................................................16
6. Filsafat..............................................................................................................17
7. Kedokteran.......................................................................................................18
8. Pertanian...........................................................................................................18
10. Sastra..............................................................................................................18
12. Sains...............................................................................................................19
13. Trigonometri...................................................................................................19
3. Kesulitan Ekonomi...........................................................................................20
5. Keterpencilan...................................................................................................21
A. Kesimpulan.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai akhir abad ketujuh, Islam berkembang pesat namun masih terbatas di
belahan dunia timur. Ekspansi yang dilakukan paling jauh hanya mencapai Afrika
Utara, yaitu saat Abdul Malik menjadi Khalifah dari Dinasti Umayyah. Benua Eropa
yang diwakili oleh Semenanjung Andalusia (Iberia) baru dimasuki ketika Tharif bin
Malik melakukan penyelidikan, yang kemudian dilanjutkan dengan penguasaan
Thariq bin Ziyad yang mendaratkan tentaranya tahun 711 M. Mulai saat itu Islam
diperkenalkan kepada penduduk Spanyol yang menganut agama Kristen (Suhelmi,
2001).
Saat Islam menguasai Spanyol, Eropa bangkit dari keterbelakangannya.
Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa
mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dalam bagian dunia lainnya, seperti Dinasti
Bani Abbas dan Dinasti Fatimiyah, namun juga di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Munculnya tokoh sekaliber Ibnu Bajjah, Ibnu Tufayl, dan Ibnu Rusyd
menunjukkan kemajuan intelektual yang tinggi (Mun’im, 1997). Bahkan, kemajuan
dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan politik di
negeri itu. Kemajuan-kemajuan Eropa tersebut tidak bisa dipisahkan dari
pemerintahan Islam di Spanyol. Dari Spanyol-Islamlah Eropa banyak menimba Ilmu.
Pada periode Klasik, ketika Islam mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan
pusat peradaban Islam yang sangat penting sekaligus sebagai saingan Bagdad di
Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan
tinggi Islam di sana. Islam menjadi “guru” bagi komunitas Eropa. Karena itu,
kehadiran Islam di Spanyol hampir tak pernah luput dari bidikan para sejarawan.
Dalam tulisan ini, topik yang akan diulas seputar masuknya Islam dan
perkembangannya di Spanyol, masa kekhalifahan, penyebab kemunduran Islam di
Spanyol, dan pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa. Dari ulasan tersebut
diharapkan akan diperoleh gambaran yang jelas tentang peran Islam dalam
membentuk peradaban Spanyol.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Islam di Andalusia ?
2. Bagaimana perkembangan Islam di Andalusia ?
3. Bagaimana kemajuan peradaban Islam di Andalusia ?
4. Bagaimana kemunduran dan kehancuran Islam di Andalusia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Islam di Indonesia.
2. Untuk memahami perkembangan Islam di Andalusia.
3. Untuk memahami kemajuan peradaban Islam di Andalusia.
4. Untuk memahami kemunduran dan kehancuran Islam di Andalusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Islam di Andalusia
Andalusia di kenal sejak di kuasai Yunani, kemudian oleh ke kaisaran
Romawi yang menyebar luaskan Agama Kristen pada abad V M Bangsa vVandal
menguasai daerah selatan semenanjung ini. Sejak saat itu, negeri ini di kenal
Vandalusia dan Bangsa Arab meneyebutnya Andalusia. Setelah itu, Andalusia di
kuasai kerajaan Visigoth dan raja terakhirnya bernama Roderich (w.711) memerintah
dengan sewenang wenang. Ratu julian, keluarga Roderich yang menjadi Gubernur
Cuta menaruh dendam ke padanya sehingga meminta bantuan militer kepada ke
kuasaan islam.
Masuknya Islam ke Andalusia tidak dapat di lepaskan dari upaya Ekpansi
besar-besaran yang di lakukan dinasti Umayyah ke wilayah Barat terutama pada masa
Khalifah Alwalid Ibnu Abd Almalik (al-Walid I), khalifah keenam, yang memerintah
tahun 86-96 / 705-715. Musa Ibn Nushair sebagai Gubernur Afrika Utara telah
menguasai Afrika bagian Barat kecuali Sabtah (Ceuta) yang berada di bawah ke
kuasaan Byzantium. Kerjasama yang di tawarkan ratu Julian di sambut baik oleh
Musa Ibn Nushair, akhirnya pasukan Islam mampu menguasai bagian barat sampai
Andalusia.
Dalam penaklukan wilayah Andalusia, ada tiga pahlawan Islam yang berjasa
memimpin pasukan ke sana, yaitu: Tharif Ibn Abdul Malik Annhaka’i, Tharik Ibn
Ziyad dan Musa Ibn Nushair. Tharif Ibn Abdul Malik An-Nhaka’i pada tahun 91
H/710 M di perintah gubernur Musa Ibn Nushair untuk melakukan penjajakan awal
memasuki wilayah Andalusia dengan membawa 400 tentara dan 100 pasukan
berkuda. Ia dan pasukanya menyebrangi selat yang berada di antara Maroko dan
benua Eropa itu dan mendarat di sebuah tempat yang kemudian di beri nama Tharifa.
Ekspedisi ini berhasil dan Tharif kembali ke Afrika Utara membawa banyak harta
rampasan (ghanimah).
Pada tahun 92 H/711 M, Gubernur Musa Ibn Nushair mengutus Tharik Ibn
Ziyad untuk melanjutkan penyerangan ke Andalusia dengan pasuka sebanyak 7000
orang. Ekspedisi kedua ini mendarat di bukit karang Gibraltar (Jabal Thariq). Dalam
pertempuran di suatu tempat yang bernama Bakkah, Raja Roderich tewas. Thariq dan
pasukannya terus menaklukan kota-kota penting seperti Cordoba, Archedonia,
Malaga, Elvira, Granada dan Toledo sebagai ibu kota kerajaan Visigoth. Pasukan
Thariq di tambah 5000 personil sehingga berjumlah 12000 orang Barbar dan Arab
ketika akan menaklukan kota Toledo menghadap pasukan Raja Roderick yang
berkekuatan 100.000 personel. Sejak saat itu , Islam berkuasa di Andalusia.
Gubernur Musa Ibn Nushair pada tahun 93 H/712 M memimpin sendiri satu
pasukan menuju Andalusia melewati pantai barat Semenanjung dan berhasil
menaklukkan Sidonia, Karmona, Seville dan Merida serta mengalahkan penguasa
kerajaan Ghotiq, Theodomir di Oriheula. Pasukan Musa Ibn Nushair dan Thariq Ibn
Ziyad bergabung di Toledo. Kedua pasukan itu berhasil menguasai seluruh kota
penting di Andalusia sampai ke utara seperti Saragosa, Terroofona dan Barcelona.
Mudahnya kemenangan-kemenangan yang diraih pasukan Islam tidak terlepas
dari faktor eksternal dan internal yang menguntungkan. Faktor eksternal merupakan
kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri Andalusia yang sangat menyedihkan.
Wilayah Andalusia terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam beberapa negara kecil.
Penguasa Visigoth tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut penguasa yaitu
aliran monofisit. Apalagi terhadap sebagian besar penduduk Andalusia yang
menganut aliran Yahudi, mereka dibaptis secara psksa menurut agama Kristen. Bagi
yang tidak bersedia, disiksa dan dibunuh secara brutal. Rakyat dibagi ke dalam sistem
kelas sehingga mengalami kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak.
Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni Yahudi yang penting menjadi tempat-
tempat perlawanan dan pemberontakan. Keadaan ekonomi pun dalam keadaan
lumpuh dan kesejahteraan rakyat menurun, padahal sektor pertanian, pertambangan,
industri, dan perdagangan pada masa pemerintahan Romawi maju pesat. Sementara
itu, Afrika Timur dan Barat menikmati kenyamanan dalam segi material,
kebersamaan, keadilan dan kesejahteraan.
Pemindahan ibu kota Negara dari Seville ke Toledo oleh Raja Roderick
merupakan awal kehancuran kerajaan Visigoth. Witiza sebagai penguasa Toledo
diberhentikan begitu saja sehingga kakak dan anaknya, Oppas dan Achila
menghimpun kekuatan dan bergabung dengan kaum Muslimin di Afrika Utara untuk
menjatuhkan Roderick. Selain itu, adanya konflik antara Roderick dengan Ratu
Julian, mantan penguasa Septah (Ceuta) menyebabkan Julian bergabung dengan
kaum Muslimin di Afrika Utara dan mendukung usaha umat Islam untuk menguasai
Andalusia. Julian bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai oleh
Tharif Ibn Malik, Thariq Ibn Ziyad dan Musa Ibn Nushair. Di samping itu, tentara
Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat
perang. Orang Yahudi yang selama ini tertekan pun mengadakan persekutuan dan
memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.
Adapun faktor internal yaitu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa,
tokoh-tokoh pejuang, dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah
Andalusia khususnya. Mereka adalah tokoh kuat, kompak dan bersatu, dan penuh
percaya diri. Mereka dikenal cakap, berani dan tabah dalam menghadapi setiap
persoalan. Yang tak kalah penting adalah ajaran Islam ditunjukkan oleh para tentara
Islam seperti toleransi, persaudaraan dan tolong menolong sehingga penduduk
Andalusia menyambut kehadiran Islam di sana.
1. Bahasa Arab
Sebagai realisasi kebijakan Arabisasi (pengaraban) Dinasti Umayyah dalam
bidang Bahasa, ilmu pengetahuan berkembang dengan perantaraan bahasa Arab.
Masyarakat Andalusia muslim maupun non muslim menerima dan mempelajari
bahasa Arab. Oleh karena itu, lahirlah ahli bahasa diantaranya Ibnu Khuruf, Ibnu
al-Hajj, Abu Hasan, Ibnu Asfur, Abu Hayyan dan Ibn Malik pengarang kitab al-
fiyah.
2. Tafsir
Para ahli di bidang tafsir Al-Qur’an antara lain Ibn Atiah dan al-Qurtubi.
Kedua musafir itu menggunakan metode penulisan at-Tabari yang dikenal dengan
dengan Tafsir bi al-Ma’sur
3. Hadits
Para ahli bidnag Hadits antara lain Ibn Waddah Ibn Abdul Barr, al-Qadi Ibn
Yahya al-Laisi, abdul Walid al-Baji, Abdul Walid Ibn Rusyd dan Abu Asim yang
menulis kitab at-Tuhfah (persembahan).
4. Fikih
Dalam bidang fiqih dikenal di Spanyol sebagai penganut mazhab Maliki.
Mazhab ini disana diperkenalkan oleh Ziyad bin Abd. al-Rahman. Hasyim I
adalah penyokong mazhab Maliki. Dia menghormati Imam Malik, salah satu
mazhab dari empat mazhab fiqih di kalangan Sunni. Dia mendorong para pencari
ilmu, agar melakukan perjalanan ke Madinah guna mempelajari ajaran-ajaran
mazhab Maliki. Kitab al-Muwatho’ yang ditulis Imam Malik disalin dan
disebarluaskan ke seluruh wilayah kekuasaannya.Ibn Yahya yang menjadi Qadhi
pada pemerintahan Hisyam bin Abdurahman III adalah penyokong fiqih mazhab
Maliki. Demikian pula Ibn Hazm pada mulanya dia mempelajari fiqih mazhab
Maliki karena kebanyakan masyarakat Andalusia menganut mazhab ini, yaitu
kitabal-muwatha’ dan kitab ikhtilaf. Tetapi kemudian dia pindah ke mazhab
Zahiri, setelah ia mempelajari kitab fiqih karangan Munzir bin Sa’id al-Balluti
(w.355 H) seorang ulama mazhab Zahiri
5. Tasawuf
Ilmuwan dalam bidang Tasawuf adalah Muhyidin Ibn Arabi yang terkenal
dengan faham Wahdatul Wujud (kesatuan wujud) dan menghasilkan banyak karya
tulis antara lain al-Futuhat al-Makkiyyah (penaklukan Mekah).
6. Filsafat
Dalam bidang filsafat, atas inisiatif al-Hakam II (961-976 M.) karya-karya
ilmiah dan filosof diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova
dengan perpustakaan dan Universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad
sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di Dunia Islam. Sekaligus hal ini
merupakan persiapan bagi melahirkan filosof-filosof besar Spanyol pada masa
yang akan datang. Tokoh pertama dalam filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar
Muhammad bin al-Sayyigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di
Saragossa, pindah ke Seville dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez
tahun 1138 M. dalam usia yang masih muda. Sama seperti al-Farabi dan Ibn Sina
di Timur, dia melakukan kajian filsafat pada bidang yang bersifat etis dan
eskatologis. Para ahli sejarah memandangnya sebagai orang yang berpengetahuan
luas dan menguasai tidak kurang dari dua belas bidang ilmu. Dia disejajarkan
dengan tokoh filsafat Ibn Sina dan dapat dikategorikan sebagai tokoh utama dan
pertama dalam filsafat Arab-Spanyol dan penerus pemikiran filsafatnya adalah
Ibn Thufail. Tokoh kedua adalah Abu Bakar ibn Thufail yang lebih dikenal
dengan Ibn Thufail. Dilahirkan di sebuah dusun kecil, Wadi Asy, sebelah timur
Granada dan wafat dalam usia lanjut tahun 1185 M. Dia banyak menulis masalah
kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya, yang terkenal sampai
sekarang adalah Hay ibn Yaqzhan.
Tokoh ketiga adalah pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat
dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir di Cordova tahun 1126 M.
dan wafat di Maroko tahun 1198 M. Di barat di dikenal dengan nama Averoes.
Kebesaran Ibn Rusyd nampak dalam karya-karyanya yang selalu membagi
pembahasannya dalam tiga bentuk, yaitu komentar, kritik dan pendapat. Itu
sebabnya dia dikenal sebagai seorang komentator sekaligus kritikus ulung. Dia
banyak mengomentari karya-karya filosof muslim pendahulunya, seperti al-
Farabi, Ibn Sina, Ibn Bajjah dan al-Ghazali. Secara khusus kritik dan
komentarnya terhadap karya-karya Aristoteles mengantarkannya sangat terkenal
di Eropa. Sehingga komentar-komentarnya terhadap filsafat Aristoteles
berpengaruh besar bagi kebangkitan ilmuan Eropa dan dapat membentuk sebuah
aliran yang di nisbahkan kepadanya, yaitu aliran averroisme.
7. Kedokteran
Andalusia mencapai kejayaan di bidang kedokteran dengan Cordova sebagai
salah satu pusat aktivitas medis yang melahirkan beberapa ilmuwan terkemuka
antara lain Ibn Rusyd dengan karya besarnya Kitab al-Kulliyyat fi at-Tibb
(tentang filsafat dalam ilmu kedokteran). Kitab referensi yang dipakai berabad-
abad di Eropa. Ilmuwan di bidang obat-obatan antara lain Abu Ja’far Ahmad Ibn
Muhammad al-Gafiqi dan Abu Zakaria Yahya Ibn Awwam.
8. Pertanian
Andalusia sudah mengenal irigasi dan saluran-saluran air sehingga dapat
membangun kebun-kebun tebu, kapas, padi, jeruk, anggur, dsb. Kemajuan dalam
bidang pertanian membawa pada kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, Andalusia mampu membangun beberapa kota yang megah dan
mempunyai banyak bangunan monumental.
10. Sastra
Ahli sastra terkenal seperti Ibn Sayidar al-Andalusi dalam kitabnya al-Mu’jam
(ensiklopedia), Muahmmad Ibn Hani, Ibn Zaydun, Ibn Abdi Rabbi, Ibn Bassah
dan Fath Ibn Khaqan.
11. Sejarah dan Geografi
Dalam bidang sejarah dan geografi dikenal Ibn Jubeir dari Valencia (1145
1228 M.) menulis tentang negerinegeri muslim mediterania dan Sicilia. Ibn
Batutah dari Tangier (1304-1377 M.) mencapai Samudra Pasai di Indonesia dan
sampai ke Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada.
Sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis tetapi tinggal di Spanyol adalah perumus
filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang
kemudian ada yang pindah ke Afrika
12. Sains
Dalam bidang kedokteran dikenal Ahmad bin Ibas adalah ahli dalam bidang
obat-obatan. Ummi al-Hasan binti Abi Ja’far adalah ahli kedokteran dari kalangan
wanita. Dalam bidang ilmu kimia dan astronomi adalah Abbas bin Farnas. Dialah
orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu.206 Ibrahim bin
Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Dia dapat menentukan waktu
terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya terjadi.
13. Trigonometri
Ahli trigonometri ternama adalah Jabir ibnu Aflah dari Seville, pengantar
risalah astronomnya ditulis oleh Islah al-Majisti berisi tentang teori-teori
trigonometri.
3. Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat serius sehingga lalai membina
perkonomian. Padahal, peradaban kuat tanpa ditopang dengan ekonomi yang
mapan dapat dipastikan akan hancur. Terbukti dengan timbulnya kesulitan
ekonomi yang memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer
penguasa Islam Spanyol.
5. Keterpencilan
Andalusia letaknya terpencil dari dunia Islam yang lain sehingga selalu
berjuang sendiri tanpa bantuan dari Negara Islam lainnya kecuali dari Afrika
Utara. Oleh Karena itu, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung
kebangkitan Kristen di sana.
.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang Islam dan peradaban Spanyol dapat disimpulkan
bahwa, Pertama, latar belakang ekspansi Islam ke Spanyol didasari oleh semakin
kuatnya Islam di Afrika Utara sehingga perlu melakukan perluasan ke Semenanjung
Iberia. Spanyol adalah daerah terdekat dari Afrika Utara dan kerajaan Gothic yang
menguasai daerah tersebut sedang mengalami kemunduran. Tiga tokoh penting yakni
Tharif Ibnu Malik, Thariq Ibnu Ziyad, dan Musa Ibnu Nushair telah melakukan
ekspansi wilayah kekuasaan Islam pada waktu yang tepat. Di saat seluruh wilayah
Afrika Utara sudah dikuasai dan kekuasaan kerajaan Gothic mulai melemah,
lompatan berikutnya adalah penguasaan daerah Spanyol yang berada di seberang.
Kerjasama satu tim dan keterlibatan aktif pimpinan pusat dan pelaksana lapangan
telah membuahkan hasil maksimal dalam perluasan kekuasaan Islam ke Spanyol.
Kedua, Perkembangan Islam di Spanyol berlangsung sekitar 800 tahun dan pernah
mencapai puncaknya saat di bawah kepemimpinan Abd Rahman III. Saat itu, Spanyol
mengalami kemajuan peradaban yang menggembirakan, terlebih di bidang Arsitektur.
Meskipun akhirnya Islam harus keluar dari Spanyol, peradaban peninggalan Islam
telah membuat Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Pemikiran filsafat seperti
pemikiran al Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd, telah membawa Eropa menjadi
kawasan yang maju intelektualitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bosworth, CE. 1993. Dinasti-Dinasti Islam. Terjemahan oleh Ilyas Hasan. Bandung:
Mizan.
Lebor, Adam. 2009. Pergulatan Muslim di Barat: antara Identitas dan Integrasi.
Terjemahan Yuliani Liputo. Bandung: Mizan.
Sudriman. Islam Dan Peradaban Spanyol: Catatan Kritis Beberapa Faktor Penyebab
Kesuksesan Islam Spanyol. Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim:
Malang
Suhelmi, Ahmad. 2001. Pemikiran Politik Barat, Kajian sejarah Perkembangan
Pemikiran Negara, Masyarakat, dan kekuasaan. Jakarta: Gramedia.
Suntiah, R. dan Maslani. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Interes Media Foundation:
Bandung
Tim. 1994. The Wold Book Encylopedia. New York: A Scoel Feties Company
Yatim, Badri. 1994. Sejarah Peradaban Islam. Raja Grafindo Persada: Jakarta