MAKALAH
ISLAM DI ANDALUSIA
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Fiki (1152070024)
0
BANDUNG
2017
1
KATA PENGANTAR
Penyusu
n
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
A. Proses masuknya Islam di Andalusia............................................................................3
BAB III..................................................................................................................................21
PENUTUP.............................................................................................................................21
Simpulan............................................................................................................................21
2
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ini masih banyak orang memahami bahwa kebangkitan dunia Eropa
(renaissance) adalah berkat kecermelangan tokoh-tokoh eropa pada abad 12-16 M
yaitu Anselmus, Thomas Aquinas, Roger Bacon, Galileo, Descartez dianggap sebagai
pencetus kebangkitan eropa tanpa pengaruh peradaban lain. Padahal pda
kenyataannya kemajuan eropa sangat dipengarusi pleh peradaban islam.
Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa dalam meneyerap
peradaban Islam, baik dalam hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan
peradaban antar negara. Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini
banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang
di periode klasik. Lalu bagaimana Islam dapat mempengaruhi kemajuan di eropa?
Bagaimana proses masuknya islam ke spanyol?
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
1. Untuk mengatahui proses masuknya Islam ke Andalusia?
2. Untuk mengatahui system pemerintahan dan politik Islam di Andalusia?
3. Untuk mengatahui kemajuan peradaban Islam di Andalusia?
4. Untuk mengatahui factor runtuhnya peradaban Islam di Andalusia?
5. Untuk mengatahui kontribusi peradaban Islam tehadap kemajuan Eropa?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Spanyol diduduki ummat Islam pada zaman Khalifah Walid bin Abdul Malik
(750-715 M), salah seorang Khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Sebelum penaklukkan Spanyol, ummat Islam telah menguasai Afrika Utara dan
menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari Dinasti Bani Umayyah. Penguasaan
sepenuhnya atas Afrika Utara terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M).
3
berkuda. Mereka menumpang empat buah kapal yang disediakan oleh Julian (Syalabi,
1983:154).
4
Ruhman III hingga munculnya raja-raja kelompok atau yang dikenal dengan Muluk
al-Thawaif,; keempat, Kepemimpinan raja-raja kelompok (Muluk al-thawaif) tahun
1013-1086 M; kelima, kepemimpina murobithun tahun 1086-1143 dan muwahhidun
tahun 1146-1235 M; dan keenam, periode kepemimpinan Bani Ahmar tahun 1248-
1492 M.
Dalam sumber lain yang dikutip oleh (Pahlevi, 2009) dalam artikelnya yang
berjudul Politik islam di spanyol dan pengaruhnya di Eropa, struktur pemerintahan
Bani Umayyah menggunakan pola Autokrasi yakni sistem pemerintahan yang
kewenangannya dipegang penuh oleh pemimpin yang sedang berkuasa (pemerintah),
dalam hal ini adalah amir maupun khalifah. Pada masa pemerintahan Islam Andalusia
sistem pemerintahan dikendalikan secara penuh oleh khalifah baik dalam bidang
ekonomi, politik luar negeri, birokrasi, agama, budaya, militer dan lain sebagainya.
Pada intinya raja atau pemimpin adalah pemegang tunggal kekuasaan. Sedangkan
untuk jabatan kepemerintahannya menggunakan sistem yang berjenjang. Pada tingkat
pusat dipimpin oleh khalifah sedangkan pada wilayah dipimpin oleh seorang
gubernur (wali).
5
1. Sistem Pertahanan dan keamanan
Dalam sistem pertahanan dan keamanan pada masa Islam Andalusia
menggunakan sistem ketentaraan profesional. Artinya pemerintahan yang berkuasa
membentuk kesatuan angkatan perang lengkap dengan peralatannya seperti senjata,
gaji prajurit, jenjang karier, markas kesatuan tentara, strategi perang dan lain
sebagainya. Hal ini dapat terlihat dengan dibangunnya markas kesatuan tentara ditiga
titik utama di Andalusia yakni di wilayah utara, selatan dan tengah. Sistem ini
kemudian di Eropa dipergunakan untuk membangun kesatuan tentara yang kuat,
profesional dan membentuk kesatuan tentara atas dasar wilayah pertahananya dengan
melibat seluruh warga negaranya. Atau yang lebih dikenal dengan istilah wajib
militer seperti di Inggris dan lain sebagainya. Hal ini juga menjadi inspirasi bagi
bangsa Eropa untuk membentuk kesatuan tentara yang berdasarkan atas darat, laut
maupun udara. Serta tentara dijadikan sebagai alat utama untuk menjalankan misi
politiknya dalam rangka menaklukkan wilayah jajahannya untuk menguasai sumber
daya yang ada didaerah koloni mereka.
2. Sistem Birokrasi
Struktur Sosial dan Politik Pada masa bani Umayyah masyarakat Andalusia
terbagi dalam beberapa kelas berdasarkan garis keturunannya. Dimana kemudian
garis keturunan ini mempunyai pengaruh terhadap status yang mereka miliki dalam
bermasyarakat. Adapun kelompok kemasyarakatan tersebut berdasarkan ras-nya
6
antara lain sebagai berikut: kaum Barbar, Arab, penduduk pribumi dan penduduk
yang menganut agama Kristen dan Yahudi. Penduduk yang non arab mempunyai
status sosial yang rendah dan mempunyai kewajiban untuk membayar pajak kepada
pemerintah. Sebagai bentuk kewajiban mereka kepada negara, karena negara
memberikan perlindungan dan jaminan keamanan kepada mereka. Hal ini kemudian
oleh kelompok non arab dan Islam dianggap sebagai diskriminasi yang dilakukan
oleh pemerintah dan menjadi salah satu penyebab terjadinya pemberontakan yang
mereka lakukan pada pemerintahan bani Umayyah.
1. Kemajuan Intelektual
a. Filsafat
7
Hal ini terjadi pada tahun 961-976 M, atas inisiatif al-Hakam untuk
mengimpor karyakarya ilmiah dan filosofis dari Timur, sehingga Cordova dengan
perpustakaan dan universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama
ilmu pengetahuan di Dunia Islam. Tokoh utama dan pertama dalam sejarah filsafat
Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al sayigh (Ibnu Majah).
b. Sains
c. Bidang Fikih
Dalam bidang fikih, karena Spanyol Islam menganut mazhab Maliki, para
ulama memperkenalkan materi-materi fikih dari mazhab Imm Mlik. Para ulama
yang memperkenalkan mazhab ini antara lain Ziyd ibn Abd al-Rahmn,
perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi qdi pada masa
Hishm ibn Abd al- Rahmn. Ahli-ahli fikih lainnya di antaranya Ab Bakr ibn al-
Qutiyyah, Munzir ibn Sa'd al-Balti dan Ibn Hazm yang terkenal (Yatim, 2004:103).
Para siswa di kuttab kuttab tersebut mendapatkan materi fikih cukup lengkap dari
ulama-ulama tersebut yang berkompeten pada disiplin ilmunya. Perkembangan ilmu
agama di lingkungan masyarakat intelek Islam Spanyol, oleh sebagian penulis
sejarah, diidentikkan dengan perkembangan hukum Islam (ilmu fikih) atau ilmu
syariat yang telah mengalami penyempitan makna. Namun demikian, dari
penyempitan makna tadi, dampak positif yang tampak pada masyarakat adalah
adanya suatu tatanan hukum yang pasti dan dipegang sebagai pedoman hidup
8
sehingga aspek-aspek lahiriah sebagai objek kajian ilmu fikih dari masyarakat
tersebut, juga tercermin pada sebagian pandangan para filosof, bisa terkendali dan
berada dalam landasan-landasan normatif agama (Watt, 1992:61-62).
9
pada masa itu sehingga orang-orang Kristen mengadopsinya untuk himne-himne
Kristiani mereka.
Syair merupakan ekspresi utama dari peradaban Spanyol. Pada dasarnya, syair
Spanyol didasarkan pada model-model syair Arab yang membangkitkan sintimen
prajurit dan interes faksional para penakluk Arab (Lapidus, 1999:584). Dalam bidang
musik dan seni, Spanyol Islam memiliki tokoh seniman yang sangat terkenal, yaitu
al-Hasan ibn Nf dikenal dengan julukan Ziryb (789-857). Setiap kali ada
pertemuan dan perjamuan di Cordova, Ziryb selalu mempertunjukkan kebolehannya.
Ia juga terkenal sebagai penggubah lagu, ilmu yang dimilikinya itu diajarkan kepada
anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan dan juga kepada budak-budak
sehingga kemasyhurannya tersebar luas (Shalab, 1984:128).
10
megah adalah Masjid Cordova, kota al-Zahra, Istana Jafariyah di Saragosa, tembok
Toledo, Istana al-Makmun, Masjid Seville dan Istana al-Hamra di Granada.
Cordova dan Granada di masa Bani Umayah mengalami perkembangan yang
pesat. Banyak pembangunan yang dilaksanakan, seperti Istana dan Masjid-masjid.
Kota ini di perluas dengan memperbesar tembok yang mengelilinginya. Dan
berdirinya sebuah jembatan dengan gaya arsitektur Islam yang mempunyai 16
lengkungan dalam gaya Romawi,menghubungkan Cordova dengan daerah pinggiran
di gerbang sungai. Sedangkan di sebelah Barat jambatan itu berdiri Istana al-Cazar.
Perkembangan ini terjadi pada masa pemerintahan Abdurrahman An-Nasir di
pertengahan abad ke-10 M. Cordova juga terkenal dengan barang-barang kerajinan
dari perak, sulaman-sulaman dari sutra dan kulit, yang mempunyai bentuk khusus.
Pada masa ini Cordova menjadi pusat Ilmu Pengetahuan, dan berdirinya Universitas
Cordova. Di samping itu, di kota ini terdapat sebuah perpustakaan besar yang
mempunyai koleksi buku kira-kira 400.000 judul (Lapidus, 1999:581). Begitu juga
dalam bidang pertanian ,dengan pembangunan irigasi yang baik, membawa
kemakmuran dan kesejahteraan kepada masyarakat. Sehingga mampu membangun
beberapa daerah.
a. Cordova
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian diambil alih
oleh Bani Umayyah, Abdurrahman Ad-Dakhil (822-852 M). Kemudian mencapai
puncak keindahannya pada masa Abdurrahman An Nasyir (911-961 M). Kota ini
indah dipandang mata. Jembatan besar dibangaun di atas sungai yang mengalir di
tengah kota. Tamantaman dibangun untuk menghiasi. Pohon-pohon dan bunga-bunga
di impor dari Timur. Diantara kebanggaan kota Cordova adalah masjid Cordova. Di
kota Cordova terdapat 491 masjid. Disamping itu, ciri khusus kota adalah adanya
tempat pemandian. Di Cordova terdapat 900 pemandian.
11
b. Granada
Granada memiliki tanah yang subur, banyak pegunungan dan sungai-sungai. Pada
sebuah bukit kecil yang tingginya 150 meter di atas kota Granada terdapat sebuah
istana yang indah yang dibuat oleh raja Bani Akhmar dan diberi nama Al-Hamrah.
Al-Hamrah merupakan istana yang permai yang megah dan puncak ketinggian
arsitektur Spanyol Islam. Istana itu dikelilingi taman-taman yang tidak kalah
indahnya. Sedangkan dalam bidang pertanian, Spanyol sudah mengenal irigasi dan
saluransaluran air. Dengan pembangunan irigasi yang baik mereka dapat membangun
kebunkebun tebu, kapas, padi, jeruk, anggur. Kemajuan dalam bidang ini membawa
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Karena kemajuan ekonomi Spanyol
mampu membangun beberapa kota yang megah dan mempunyai banyak bangunan
yang monumental. Abdurrahman III membangun kota Cordova dilengkapi dengan
taman, Istana, jalan-jalan, masjid, perpustakaan. Kota termegah adalah Az-Zahrah
yang dibangun oleh Abdurrahman III dan kota Granada yang cantik yang memiliki al-
Hamrah terkenal di seluruh Dunia (Yatim,1997: 99-100).
12
kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan negara
Islam di Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen.
Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan yang pesat, sementara umat
Islam sedang mengalami kemunduran. Bahkan, banyak orang Kristen memakai
nama-nama Arab dan meniru cara hidup lahiriyah kaum Muslimin. Bahasa Arab pun
menjadi salah satu bahasa utama (Lebor, 2009: 112). Istilah Muzarabes (Arabisasi)
yang digalakkan terhadap orang-orang Spanyol Kristen menyebabkan bahasa Latin
hampir terlupakan (Arnold, t.th.: 122)
13
penyebab jatuhnya Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di
Spanyol ke tangan Ferdinand dan Isabella adalah permasalahan ini.
4. Kesulitan ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat serius sehingga lalai membina
perkonomian. Padahal, peradaban kuat tanpa ditopang dengan ekonomi yang mapan
dapat dipastikan akan hancur. Terbukti dengan timbulnya kesulitan ekonomi yang
memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer penguasa Islam Spanyol.
1. Terjadinya Pemberontakan
14
pemberontakanyang dilakukan oleh kaum Yamaniah di Tertosa yang dipimpin oleh
Said Ibnu Husain, tetapi mereka dapat dikalahkan.
15
Kristen di Utara. Pada tahun itu juga Muhammad Ibnu Abi Amir memakai gelar
kehormatan al-Mansur Billah. la dapat mengharumkan kembali kekuasaan Islam di
Spanyol, sekalipun ia hanya merupakan seorang penguasa bayangan. Kedudukan
Hisam II tidak ubahnya seperti boneka, hal ini menunjukkan bahwa peranan khalifah
sangat lemah dalam memimpin negara, dan ketergantungan kepada kekuatan orang
lain mencerminkan bahwa khalifah dipilih bukan atas dasar kemampuan yang
dimilikinya melainkan atas dasar warisan turun menurun. Hisam II memang bukan
orang yang cakap untuk mengatur negara, tindakannya menimbulkan kelemahan
dalam negeri. la tidak dapat membaca gejala-gejala pergerakan Kristen yang akan
mulai tumbuh dan mengancam kekuasaannya. Keadaan ini diperburuk dengan
meninggalnya al-Muzaffar pada tahun 1009 M yang dalam kurun waktu 6 tahun
masih dapat mempertahankan kekuasaan Islam di Spanyol.
Sejak itu sampai tahun 1013 M, ia dan 6 orang anggota Umayyah lainnya
serta tiga orang anggota keluarga setengah Barber masing-masing menjabat khalifah
sementara. Dalam masa lebih kurang 22 tahun (1009-1031) M terjadi 9 kali
pertukaran khalifah, tiga orang di antaranya dua kali maenduduki jabatan khalifah
pada priode tersebut. Pada tahun 1031 M khilafah dihapuskan oleh orang-orang
Cordova. (Hitti, 1970: 218).
16
Munculnya Dinasti Murabit dari Afrika Utara, yang datang ke Spanyol atas
permintaan al-Mu'tamin untuk membantu untuk melawan Al-fonso, Raja castille.
Dengan bantuan ini al-Mu'tamin, Amir Cordova dapat mengalahkan al-Fonso VI.
Tetapi, sayangnya dengan kemenangan ini Yusuf Ibnu Tasyifin, raja Dinasti Murabit
berhasrat hendak menguasai kekayaan Spanyol. Dua tahun kemudian Ibnu Tasyfin
datang ke Spanyol, dan dalam waktu yang singkat Ia dapat menguasai Spanyol
seluruhnya, karena perpecahan antara Arab dengan Arab dan antara Arab dengan
Berber. Dengan demikian berdirilah di Spanyol Dinasti Murabit pada tahun 1090 M-
1147 M. Akibat tindakan Ibnu Tasyfin tersebut timbul perpecahan antara muslim
Spanyol dan Muslim Arab. Orang-orang Arab yang merasa tertekan meminta bantuan
kepada Dinasti Muwahhidin di Moroko. Dinasti ini tidak menyia-nyiakan permintaan
bantuan orang-orang Arab, mereka datang menyerbu Spanyol dan dengan mudah
mereka dapat menguasainya. Hilanglah Dinasti Murabit dan berdirilah Dinasti
Muwahhidin di Spanyol.
17
Perbatasan kekuasaan Kristen makin meluas ke sebelah Selatan. Peristiwa
terpenting adalah tahun 1085 ketika penguasa Teledo yang lemah tidak mampu
menahan tekanan raja Castille sehingga menyerahkan kota tersebut kepadanya.
Teledo memiliki pertahanan yang kuat, karena di jaga di tiga sisinya oleh sungai
Tagus, dan tidak pernah dapat direbut kembali oleh orang-arang Islam.
18
lengkapnya terbit pada tahun 1553 dan 1557 M. Karya-karyanya juga diterbitkan
pada abad ke-16 M. di Napoli, Bologna, Lyonms, dan Strasbourg, dan di awal abad
17 M di Jenewa.
19
masyarakat Eropa akhirnya berhasil mentransfer metodologi ilmiah intelek
masyarakat Islam. Ironisnya, masyarakat Islam justru terpuruk dalam fase
kemunduran. Metode eksperimen, eksplorasi, observasi, yang pada awalnya
digunakan dalam setiap kajian ilmiah, berubah menjadi metode pengulangan
pendapat para guru, yang belakangan diketahui bahwa metode tersebut digunakan
oleh sedikit masyarakat terpelajar abad pertengahan di Eropa sebelum datangnya
Islam.
20
sendiri. Renaissance merupakan gerakan yang menaruh minat untuk mempelajari dan
memahami kembali peradaban dan kebudayaan Yunani dan Romawi kuno
(Suhamihardja, 2002: 3). Renaissance terjadi melalui proses yang sangat panjang
dimana pengaruh Islam sangat dominan dan tidak bisa dipungkiri. Dengan munculnya
renaissance, maka perhatian dan penggalian terhadap filsafat Abad Kuno, terutama
filsafat Aristoteles, semakin berkembang. Orang Eropa Barat untuk pertama kalinya
mengenal tulisan-tulisan Aristoteles melalui terjemahan-terjemahan bahasa Arab,
serta melalui ajaran-ajaran dan komentar-komentar yang disusun filosof-filosof Arab
yang menafsirkan filsafat Aristoteles yang telah mendapat pengaruh dari paham Neo-
Platonisme.
21
bangkit kembali dan memajukan peradaban Islam, melalui ide-ide cemerlang dan
usaha kreatif mereka selama ini yang telah memberikan andil besar bagi kemajuan
peradaban Islam. Dampak yang lebih jauh dari sikap para ilmuwan muslim yang
demikian itu, adalah terjadinya kemandegan peradaban. Peradaban Islam mengalami
masa-masa suram dan penurunan kualitas intelektual umat Islam. Akhirnya harapan
dan keinginan umat Islam yang mendambakan agar bangkit kembali membangun
peradaban Islam, yang pernah jaya di masa lalu tak pernah terwujud.
Begitu besarnya perhatian para penguasa muslim dan para ilmuwannya terhadap
ilmu pengetahuan maka mereka saling bekerja sama untuk memajukan bangsa dan
negara. Banyak penelitian dan pengkajian dilakukan, lembagalembaga riset dibangun,
Sekolah Tinggi dan Universitas didirikan. Di lembaga ini tidak hanya orang Islam
yang diberi kesempatan mempelajari ilmu pengetahuan, tetapi semua orang termasuk
orang Kristen. Akibatnya banyak orang-orang Kristen Barat yang tertarik dan belajar
di Universitas-Universitas Islam itu. Karena tertarik oleh metode ilmiah Islam,
banyak para pendeta Kristen yang menyatakan diri untuk belajar di lembaga-lembaga
pendidikan Islam. Contohnya seorang pendeta Roma, Italia bernama Roger Bacon
( 1214 1292 M.), ia datang ke Paris untuk belajar bahasa Arab antara tahun 1240
sampai 1268 M. Setelah mahir menguasai bahasa Arab, ia segera membaca dan
menterjemahkan berbagai ilmu pengetahuan yang ditulis ilmuwan muslim dalam
bahasa Arab. Ilmu yang menarik hatinya adalah ilmu pasti. Buku-buku yang asli
berbahasa Arab dan hasil terjemahannya banyak di bawa ke Inggris. Lalu disimpan di
Universitas Oxford. Hasil terjemahan Bacon itu, diterbitkan dan menggunakan
namanya sendiri. Ia tidak menyebutkan nama-nama asli pengarang buku-buku itu,
yang tak lain adalah ilmuwan-ilmuwan muslim. Di antara karangan yang
diterjemahkannya dan tidak menyebutkan nama asli pengarangnya itu, adalah kitab
Al Manadzir karya Ali Al-Hasan Ibnu Haitsam ( 965 1038 M ). Di dalam buku itu
22
terdapat teori tentang mikroskop dan mesiu, kemudian buku itu disebut sebagai karya
Roger Bacon.
23
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, Umat Islam
telah mencapai kejayaannya disana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan
pengaruhnya membawa Eropa dan Dunia, kepada kemajuan yang lebih kompleks.
Kontribusi islam di Andalusia dalam kemajuan Eropa adalah kemajuan pendidikan
dan ilmu pengetahuan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Badi,Luthfi Abd Al. 1996. Al-Islam fi Isbaniya. Kairo: Maktabah Al-Nahdhah Al-
Mishriyah
Tatang. Bahan ajar tarikh islam kontribusi islam terhadap kemajuan Eropa. melalui
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/19650314199203
1-TATANG/Tarikh_Islam/(5)_Kontribusi_Islam_terhadap_Kemajuan_Eropa.pdf.
Diakses Pada Sabtu, 21.39 WIB
25
Sudirman. . Islam dan peradaban spanyol: catatan kritis beberapa factor penyebab
kesuksesan islam di Spanyol. Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Hal: 16-17
26