Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

“Perkembangan Islam di Spanyol”

Disusun oleh
Kelompok 6 PAI (A):
Ahmad Lukman Sani (200101002)
Ajied Safar (200101003)
Andi Dewi Astuti (200101005)
Khairunni’mah Jamal (200101022)
Khusnul Khatimah (200101023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan kami kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, sehingga makalah yang berjudul “Perkembangan Islam di Spanyol” ini dapat
diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam. Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi banyak
orang untuk mengetahui sejarah perkembangan Islam di spanyol.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan
dari kesalahan dan kekurangan yang dimiliki. Maka dari itu, kami terbuka
terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun dari
segi materinya sendiri, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi banyak orang. Aamiin
Billahi fii sabililhaq, fastabiqul khaerat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sinjai, 16 Oktober 2020

Penulis (Kelompok 6)

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B.Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C.Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
A. Sejarah Masuknya Islam di Spanyol ....................................................................... 3
B.Perkembangan Islam di Spanyol ................................................................................. 5
1. Periode Pertama (711-755 M) ............................................................................. 5
2. Periode Kedua (755-912 M) ............................................................................... 5
3. Periode ketiga (912-1013 M) .............................................................................. 6
4. Periode Keempat (1013-1086 M) ....................................................................... 6
5. Periode Kelima (1086-1248 M) .......................................................................... 7
6. Periode Keenam (1248-1492 M)......................................................................... 7
C. Kemajuan Islam di Spanyol ........................................................................................ 7
1. Bahasa dan Sastra ............................................................................................... 8
2. Fikih .................................................................................................................... 8
3. Filsafat................................................................................................................. 8
4. Musik dan Seni ................................................................................................. 10
5. Sejarah dan Geografi......................................................................................... 10
6. Sains .................................................................................................................. 10
7. Pembangunan Fisik ........................................................................................... 10
D. Kemunduran Islam di Spanyol.............................................................................. 11
1. Konflik Islam dengan Kristen ........................................................................... 11
2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu .................................................................... 11
3. Kesulitan Ekonomi............................................................................................ 12
4. Tidak jelasnya Sistem Peralihan kekuasaan..................................................... 12
5. Keterpencilan .................................................................................................... 12
BAB III ............................................................................................................................. 13
PENUTUP ........................................................................................................................ 13

2
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
B.Saran.......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Spanyol adalah sebuah negara yang pernah ditaklukkan oleh Islam untuk
mengembangkan agama Islam di negeri tersebut. Mulai tahun 711 M Islam
diperkenalkan kepada penduduk Spanyol yang menganut agama Kristen.
Saat Islam menguasai Spanyol, Eropa bangkit dari keterbelakangannya.
Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan
Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dalam bagian dunia lainnya,
seperti Dinasti Bani Abbas dan Dinasti Fatimiyah, namun juga di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Munculnya tokoh sekaliber Ibnu Bajjah, Ibnu
Tufayl, dan Ibnu Rusyd menunjukkan kemajuan intelektual yang tinggi
(Mun’im, 1997). Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah
yang mendukung keberhasilan politik di negeri itu. Kemajuan-kemajuan Eropa
tersebut tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Dari
Spanyol-Islamlah Eropa banyak menimba Ilmu. Pada periode Klasik, ketika
Islam mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban
Islam yang sangat penting sekaligus sebagai saingan Bagdad di Timur. Ketika
itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi
Islam di sana. Islam menjadi “guru” bagi komunitas Eropa. Karena itu
kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan. Spanyol,
pintu gerbang Eropa yang oleh orang Arab Islam disebut Andalusia, dikuasai
dan menjadi basis kekuasaan Islam di benua itu selama sembilan abad. Hingga
kini, bukti-bukti zaman keemasan Islam tersebut masih dapat disaksikan dan
menjadi objek wisata yang menarik para turis dari seluruh dunia.
Dalam tulisan ini, topik yang akan diulas seputar sejarah masuk,
perkembangan, kemajuan dan penyebab kemunduran Islam di Spanyol.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah masuknya Islam di Spanyol?
2. Bagaimanakah perkembangan Islam di Spanyol?

1
3. Apa saja kemajuan peradaban Islam di Spanyol?
4. Apa saja penyebab kemunduran Islam di Spanyol?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sejarah masuknya Islam di Spanyol.
2. Mengetahui perkembangan Islam di Spanyol.
3. Mengetahui kemajuan-kemajuan peradaban Islam di Spanyol.
4. Mengetahui penyebab-penyebab kemunduran Islam di Spanyol.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Masuknya Islam di Spanyol


Sebelum menaklukkan Spanyol, umat Islam terlebh dahulu menguasai
Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Bani
Umayah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara terjadi pada zaman
Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Tampaknya tujuan umat Islam menguasai
Afrika Utara adalah membuka jalan untuk mengadakan ekspedisi lebih besar
ke Spanyol karena Afrika Utara itulah ekspedisi ke Spanyol itu lebih mudah
dilakukan (Supriyadi, 2008, hal. 117).
Ekspansi umat Islam ke Spanyol terjadi di masa Al-Walid menjabat
khalifah (705-715 M). Al-Wahid mengizinkan gubernurnya untuk
mengirimkan pasikan militer ke Spanyol. Pada awalnya, Musa bin Nusyair
mengutus Tharif bin Malik untuk memimpin pasukan ekspedisi yang bertujuan
menjajagi daerah-daerah sasaran. Musa bin Nusyair menugaskan Thariq bin
Ziyad untuk memimpin pasukan tentara sebanyak 7.000 orang.tentara tersebut
sebagian besar terdiri atas orang Barbar. Pada tahun 711 M., Thariq berlayar
melalui Laut Tengah menuju daratan Spanyol dan berhasil mendarat di sebuah
bukit yang kemudian diberi nama Gibraltar atau biasa juga disebut dengan
bukit Jabal Thariq (Al-Atsir, 1965, hal. 56).
Pada hari Minggu tanggal 18 Juli 711 M., kedua pasukan bertemu di
Danau Janda dekat mylut sungai Barbate. Pertemuan belangsung selama 8 hari
dan kemenangan berada di pihak Thariq. Tentara Thariq dalam pertempuran itu
mendapat bantuan dari pasukan Roderick yang membelot, Thariq kemudian
meneruskan penaklukan ke Toledo. Kemudian Archidona dan Granada daoat
ditundukkan, dan satu detasemen yang dipimpin oleh Mughitr Ar-Rumi dapat
menaklukkan kota Corvoda yang kemudian dijadikan ibukota pemeritahan
Islam (Philip K., 1970, hal. 494).
Kedatangan Islam sudah tentu membawa kultur baru yang memperkaya
Spanyol pada umumnya. Oleh karena itu, akhirnya Spanyol (Andalusia)

3
menjadi salah satu pusat perdaban dunia, mengimbangi kejayaan Dinasti
Abbasiyah di Baghadad. Tak salah apabila dikatakan Andalusia turut berperan
merintis jalan menuju zaman Renaisans di Eropa.
Setelah Spanyol dengan kota-kota pentingnya jatuh ke tangan umat
Islam, sejak saat itu secara politik Spanyol berada di bawah kekuasaan khalifah
Bani Umayah. Dan untuk memimpin wilayah baru tersebut, pemerintah pusat
yang berpusat di Damaskus menangkat seorang wali (gubernur).
Dalam melakukan ekspansi di Spanyol, umat Islam dengan mudah dapat
meraih berbagai kemenangan sehingga dalam waktu yang relatif singkat, umat
Islam dapat menguasai Spanyol. Ada beberapa faktor yang mendukung proses
penguasaan umat Islam atas Spanyol.
Pertama, sikap penguasa Ghotic –sebutan lazim kerajaan Visighhotie−
yang tidak toleran terhadap aliran agama yang berkembang saat itu. Penguasa
Visighotie memaksakan aliran agamanya kepada masyarakat. Penganut agama
Yahudi yag merupakan komunitas terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa
dibaptis menurut agama Kristen, dan mereka yang ridak bersedia akan disiksa
dan dibunuh (Mahmudunnasir, 1981, hal. 213). Dalam kondisi tertindas secara
teologis, kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas. Dan juru
pembebas tersebut mereka temukan dari orang-orang Islam. Demi kepentingan
mempertahankan keyakinan, mereka bersekutu dengan tentara Islam melawan
penguasa.
Kedua, perselisihan antara Raja Roderick dengan Witiza (Walikota
Toledo) di satu pihak dan Ratu Julian di pihak lain. Oppas dan Achila, kakek
dan anak Wetiza, menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderick, bahkan
berkoalisi dengan kau muslimin di Afrika Utara. Demikian pula, Ratu Julian, ia
bahkan memberikan pinjaman 4 buah kapal yang dipakai oleh Tharif, Thariq,
dan Musa (Syalabi, 1997, hal. 30).
Ketiga, faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah bahwa tentara
Rederick tidak mempunyai semangat perang (Syalabi, 1997, hal. 30).

4
B. Perkembangan Islam di Spanyol
Sejak pertama kali Islam menginjakkan kaki di daerah Spanyol hingga
masa jatuhnya, Islam memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam
perkembangan umat Islam. Islam di Spanyol berjaya dan berkuasa selama
tujuh setengah abad dan itu merupakan waktu yang sangat lama untuk
mengembangkan Islam. Menurut Dr. Badri Yatim (2008, hal. 98), sejarah
panjang Islam di Spanyol dapat dibagi dalam beberapa periode:
1. Periode Pertama (711-755 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali
yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum terkendali gangguan
keamanan masih banyak terjadi di beberapa wilayah, karena pada masa ini
adalah masa peletakan dasar, asas dan tujuan invansi Islam di Spanyol. Hal
ini ditandai dengan adanya gangguan dari berbagai pihak yang tidak senang
terhadap Islam. Sentralisasi kekuasaan masih di bawah Daulat Umayyah di
Damaskus (Ali, 1995, hal. 319).
2. Periode Kedua (755-912 M)
Pada masa ini Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang
bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat
pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di
Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol
tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dakhil (Yang Masuk ke Spanyol).
Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani
Abbas, ketika Bani Abbas berhasil menaklukkan Bani Umayyah di
Damaskus. Selanjutnya, ia berhasil mendirikan Dinasti Bani Umayyah di
Spanyol. Penguasa-penguasa Spanyol pada periode ini adalah Abd Al-
Rahman Al-Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abd Al-Rahman al-Ausath,
Muhammad ibn Abd Al-Rahman, Munzir ibn Muhammad, dan Abdullah
ibn Muhammad (Yatim, 2000, hal. 95).
Pada masa ini umat Islam di Spanyol mulai memperoleh kemajuan-
kemajuan, baik dalam bidang politik dan peradaban serta pendidikan. Abd

5
Al-Rahman mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota
besar di Spanyol. Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam,
dan Hakam dikenal sebagai pembaru dalam bidang kemiliteran, sedangkan
Abd Al-Rahman Al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu.
Pemikiran filsafat juga mulai masuk pada periode ini dan kegiatan ilmu
pengetahuan di Spanyol mulai semarak.
3. Periode ketiga (912-1013 M)
Periode ini berlangsong mulai dari pemerintahan Abd Al-Rahman III
yang bergelar "An-Nasir" sampai munculnya Muluk at-Thawaif (raja-raja
kelompok). Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar
"khalifah" Pada periode ini juga umat Islam di Spanyol mencapai pun cak
kemajuan dan kejayaan menyaingi Daulat Abbasiyah di Baghdad. Abd Al-
Rahman Al Nashir mendirikan Universitas Cordova. Perpustakaannya
memiliki koleksi ratusan ribu buku, Hakam II juga seorang kolektor buku
dan pendiri perperpustakaan (Yatim, 2000, hal. 97).
4. Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh
negara kecil di bawah perintah raja-raja golongan atau al-Mulukuth-
Thawaif, yang berpusat di suatu kota, seperti Sevilla, Cordova, Toledo, dan
sebagainya. Yang terbesar di antaranya adalah Abadiyyah di Sevilla. Pada
masa ini umat Islam di Spanyol mengalami pertikaian internal.
Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak
yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat
kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk
pertama kalinya orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil
inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun
kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana
mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan
dari satu istana ke istana lain.

6
5. Periode Kelima (1086-1248 M)
Periode is terdapat satu kekuatan yang masih dominan, yaitu
kekuasaan Dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan Dinasti Muwahhidun
(1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan
agama di Afrika Utara yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin. Pada tahun
1062 M berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesh. Ia
masuk ke Spanyol atas "undangan" raja-raja Islam yang tengah
mempertahankan kekuasaannya dari serangan raja-raja Kristen. Dinasti
Muwahhidun datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abd Mun'im. Antara
1114 dan 1154 M, kota-kota penting umat Islam Cordova, Almeria, dan
Granada jatuh di bawah kekuasaannya. Untuk jangka beberapa dekade,
dinasti ini mengalami banyak kemajuan. Kekuatan-kekuatan Kristen dapat
dipukul mundur. Namun pada tahun 1212 M, tentara Kristen memperoleh
kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang
dialami Muwahhidun menyebabkan penguasanya memilih untuk
meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M. Tahun
1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun
1248 M. Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuasaan Islam
(Yatim, 2008, hal. 98).
6. Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah
Dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M). Peradaban kembali mengalami
kemajuan seperti di zaman Abd Al-Rahman Al-Nashir. Namun secara
politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Pada periode ini
adalah akhir dari eksistensi umat Islam di Spanyol. Umat Islam setelah itu
dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggalkan
Spanyol. Menurut Prof. Harun Nasution (1985, hal. 621), pada sekitar tahun
1609 M boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.
C. Kemajuan Islam di Spanyol
Sebagai negara yang subur, Spanyol telah menghasilkan banyak
keuntungan secara ekonomi.Tingkat ekonomi yang tinggi memunculkan

7
banyak pemikir.Banyaknya pemikir itu mengakibatkankan banyak bidang
keilmuan yang menonjol di Spanyol. Puncak keemasan ilmu pengetahuan
terjadi pada masa Abdurahman III (an-Nasir) yang mendirikan Univeritas
Cordoba lengkap dengan perpustakaan yang memiliki koleksi ratusan ribu
buku. Universitas-universitas terkenal lainnya tersebar di kota-kota utama
Andalusia seperti Toledo, Sevilla, Granada dan Salamanca menghasilkan para
ilmuan ternama. Berbagai kemajuan peradaban andalusia meliputi:
1. Bahasa dan Sastra
Sebagai realisasi kebijakan Arabisasi (pengaraban) Dinasti Umayyah
dalam bidang Bahasa, ilmu pengetahuan berkembang dengan perantaraan
bahasa Arab. Masyarakat Andalusia muslim maupun non muslim menerima
dan mempelajari bahasa Arab. Oleh karena itu, lahirlah ahli bahasa
diantaranya Ibn Malik pengarang kitab Alfiyah, Ibn Sayyidih, Ibnu Khuruf,
Ibnu al-Hajj, Abu Ali Al-Isybili, Abu Al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan
Al-Garnathi (Nata, 2010, hal. 264).
2. Fikih
Dalam bidang fiqih dikenal di Spanyol sebagai penganut mazhab
Maliki. Mazhab ini disana diperkenalkan oleh Ziyad Ibn Abd Al-Rahman,
perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi qadbi
pada masa Hisyam ibn Abd Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnya di antaranya
Abu Bakr ibn Al-Quthiyah, Munzir ibn Said Al-Baluthi dan Ibn Hazm yang
terkenal (Yatim, 2008, hal. 103).
Sebuah kitab fiqih monumental yang masih menjadi salah satu
rujukan dalam lapangan hukum Islam sampai saat ini, khususnya di
Indonesia, adalah Bid’ayatul Mujtahid. Kitab tersebut adalah buah karya Ibn
Rusyd, filosof dan faqh Spanyol Islam (Supriyadi, 2008, hal. 122).
3. Filsafat
Pada masa pemerintahan Muhammad bin Abdurrahman (852-866),
mulai dikembangkan minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan. Namun,
usaha ini belum banyak membuahkan hasil. Kemudian dilanjutkan al-
Hakam (961-976 M) (Mubarok, 2004). Al-Hakam berinisiatif
menerjemahkan karya-karya filsafat dalam jumlah yang besar. Hal itu

8
membuat Kordoba dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya
mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan
di dunia Islam. Kemajuan ini merupakan jembatan ilmu pengetahuan
Yunani-Arab ke Eropa. Sekaligus hal ini merupakan persiapan bagi
melahirkan filosof-filosof besar Spanyol pada masa yang akan datang.
Tokoh pertama dalam filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar
Muhammad bin al-Sayyigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah.
Dilahirkan di Saragossa, pindah ke Seville dan Granada. Meninggal karena
keracunan di Fez tahun 1138 M. dalam usia yang masih muda. Sama seperti
al-Farabi dan Ibn Sina di Timur, dia melakukan kajian filsafat pada bidang
yang bersifat etis dan eskatologis. Para ahli sejarah memandangnya sebagai
orang yang berpengetahuan luas dan menguasai tidak kurang dari dua belas
bidang ilmu. Dia disejajarkan dengan tokoh filsafat Ibn Sina dan dapat
dikategorikan sebagai tokoh utama dan pertama dalam filsafat Arab-
Spanyol dan penerus pemikiran filsafatnya adalah Ibn Thufail.
Tokoh kedua adalah Abu Bakar ibn Thufail yang lebih dikenal dengan
Ibn Thufail. Dilahirkan di sebuah dusun kecil, Wadi Asy, sebelah timur
Granada dan wafat dalam usia lanjut tahun 1185 M. Dia banyak menulis
masalah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya, yang terkenal
sampai sekarang adalah Hay ibn Yaqzhan.
Tokoh ketiga adalah pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang
filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir di Cordova
tahun 1126 M. dan wafat di Maroko tahun 1198 M. Di barat di dikenal
dengan nama Averoes. Kebesaran Ibn Rusyd nampak dalam karya-karyanya
yang selalu membagi pembahasannya dalam tiga bentuk, yaitu komentar,
kritik dan pendapat. Itu sebabnya dia dikenal sebagai seorang komentator
sekaligus kritikus ulung. Dia banyak mengomentari karya-karya filosof
muslim pendahulunya, seperti al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Bajjah dan al-
Ghazali. Secara khusus kritik dan komentarnya terhadap karya-karya
Aristoteles mengantarkannya sangat terkenal di Eropa. Sehingga komentar-
komentarnya terhadap filsafat Aristoteles berpengaruh besar bagi

9
kebangkitan ilmuan Eropa dan dapat membentuk sebuah aliran yang di
nisbahkan kepadanya, yaitu aliran averroisme.
4. Musik dan Seni
Dalam bidang musik dan kesenian khususunya seni suara, Spanyol
Islam mempunyai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan bin Nafi’ yang
dikenal dengan Zaryab. Setiap kali diselenggarakan pertemuan dan jamuan
Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Dia juga terkenal
sebagai pengubah lagu. Ilmu yang dimilikinya diturunkannya kepada anak-
anaknya baik pria maupun wanita. Lebih dari itu, ilmu itu juga diberikan
kepada para budak (Syalabi, 1983, hal. 88).
5. Sejarah dan Geografi
Dalam bidang sejarah dan geografi dikenal Ibn Jubeir dari Valencia
(1145 1228 M.) menulis tentang negerinegeri muslim mediterania dan
Sicilia. Ibn Batutah dari Tangier (1304-1377 M.) mencapai Samudra Pasai
di Indonesia dan sampai ke Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374 M) menyusun
riwayat Granada. Sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis tetapi tinggal di
Spanyol adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat
tinggal di Spanyol, yang kemudian ada yang pindah ke Afrika
6. Sains
Dalam bidang kedokteran dikenal Ahmad bin Ibas adalah ahli dalam
bidang obat-obatan. Ummi al-Hasan binti Abi Ja’far adalah ahli kedokteran
dari kalangan wanita. Dalam bidang ilmu kimia dan astronomi adalah Abbas
bin Farnas. Dialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari
batu. Ibrahim bin Yahya al-Naqqash juga terkenal dalam ilmu astronomi.
Dia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan
berapa lamanya terjadi.
7. Pembangunan Fisik
Banyak pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat
Islam.Jalan-jjalan dan pasar-pasar dibangun sebagai pendukung
perdagangan.Sistem irigasi dibangun untuk meningkatkan
pertanian.Disamping pertanian dan perdagangan, banyak indusstri yang

10
berkembang, seperti tekstil, kayu kulit, logam, dan industri barang-barang
tembikar.
Pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan
gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, mesjid dan taman-taman
kota. Di antara bangunan yang megah adalah Mesjid Kordoba, Kota az-
Zahra, Tembok Toledo, Istana al-Ma’mur, Masjid Sevilla, dan Masjid al-
Hambra di Granada.
D. Kemunduran Islam di Spanyol
Terdapat beberapa penyebab bagi terjadinya kemunduran dan kehancuran
Islam di Spanyol, diantaranya:
1. Konflik Islam dengan Kristen
Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para penguasa muslim
di Andalusia dalam melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai terlihat
ketika masa kekuasaan setelah al-Hakam II yang dinilai tidak secakap dari
khalifah sebelumnya. Bagi para penguasa, dengan ketundukan kerajaan-
kerajaan kristen dibawah kekuasaan kristen hanya dengan membayar upeti
saja, sudah cukup puas bagi mereka. Mereka membiarkan umat Kristen
menganut agamanya dan menjalankan hukum adat dan tradisi kristen,
termasuk hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan senjata.
Namun, kehadiran Arab Islam tetap dianggap sebagai penjajah
sehingga malah memperkuat nasionalisme masyarakat Spanyol Kristen.Hal
ini menjadi salah satu penyebab kehidupan negara Islam di Andalusia tidak
pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen.Akhirnya pada
abad ke-11, umat Islam Andalusia mengalami kemunduran, sedang umat
Kristen memperoleh kemajuan pesat dalam bidang IPTEK dan strategi
perang.
2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Hal ini terjadi hingga abad ke-10 atas perlakuan para penguasa
muslim sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah terhadap para
mu’allaf yang berasal dari umat setempat. Mereka diperlakukan tidak sama
seperti tempat-tempat daerah taklukan Islam lainnya. Kenyataan ini ditandai

11
dengan masih diberlakukannya istilah ibad dan muwalladun, suatu
ungkapan yang dinilai merendahkan.
Akhirnya kelompok-kelompok etnis non-Arab terutama etnis Salvia
dan Barbar, sering menggerogoti dan merusak perdamaian.Hal ini
menimbulkan dampak besar bagi perkembangan sosio-ekonomi di
Andalusia.Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada ieologi pemersatu yang
mengikat kebangsaan mereka.
3. Kesulitan Ekonomi
Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di Andalusia,
para penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan
peradaban Islam, sehingga mengabaikan pengembangan
perekonomian.Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan dan
berpengaruh bagi perkembangan politik dan militer.Kenyataan ini
diperparah lagi dengan datangnya musim paceklik dan membuat para petani
tidak mampu membayar pajak. Selain itu, penggunaan keuangan negara
tidak terkendali oleh para penguasa muslim.
4. Tidak jelasnya Sistem Peralihan kekuasaan
Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli
waris.Karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif
muncul.Maka, Granada yang awalnya menjadi pusat kekuasaan Islam
terakhir di Spanyol akhirnya jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella.
5. Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan negeri terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia
selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika
Utara. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu
membendung kebangkitan Kristen disana.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang Islam dan peradaban Spanyol dapat
disimpulkan bahwa, Pertama, latar belakang ekspansi Islam ke Spanyol
didasari oleh semakin kuatnya Islam di Afrika Utara sehingga perlu melakukan
perluasan ke Semenanjung Iberia. Spanyol adalah daerah terdekat dari Afrika
Utara dan kerajaan Gothic yang menguasai daerah tersebut sedang mengalami
kemunduran. Tiga tokoh penting yakni Tharif Ibnu Malik, Thariq Ibnu Ziyad,
dan Musa Ibnu Nushair telah melakukan ekspansi wilayah kekuasaan Islam
pada waktu yang tepat.
Di saat seluruh wilayah Afrika Utara sudah dikuasai dan kekuasaan
kerajaan Gothic mulai melemah, lompatan berikutnya adalah penguasaan
daerah Spanyol yang berada di seberang. Kerjasama satu tim dan keterlibatan
aktif pimpinan pusat dan pelaksana lapangan telah membuahkan hasil
maksimal dalam perluasan kekuasaan Islam ke Spanyol. Kedua, Perkembangan
Islam di Spanyol berlangsung sekitar 800 tahun dan pernah mencapai
puncaknya saat di bawah kepemimpinan Abd Rahman III.
Namun, di balik usaha keras umat Islam mempertahankan kejayaan pada
masa sekian abad itu, umat Islam menghadapi kesulitan yang amat
berat.Dimana pada suatu ketika, umat Islam diterpa serangan-serangan
penguasa Kristen yang sampai-sampai umat Islam tidak kuasa menahan
serangan-serangan penguasa Kristen yang semakin kuat itu.Sehingga pada
akhirnya Islam menyerahkan kekuasaannya dan semenjak itu berakhirlah
kekuasaan Islam di Spanyol.
Demikianlah Islam di Spanyol, walaupun pada akhirnya berakhir dengan
kekalahan, namun islam muncul sebagai suatu kekuatan budaya dan sekaligus
menghasilkan cabang-cabang kebudayaan dalam segala ragam dan jenisnya.
Banyak sekali kontribusi Islam bagi kebangunan peradaban dan kebudayaan
baru Barat. Sumbangan Islam itu telah menjadi dasar kemajuan Barat terutama

13
dalam bidang-bidang politik, ekonomi, sains dan teknologi, astronomi, filsafat,
kedokteran, sastra, sejarah dan hukum.

B. Saran
Demikianlah pembahasan tentang Perkembangan Islam di Spanyol yang
dapat pemakalah sampaikan dan pemakalah menyadari bahwa dalam makalah
ini masih banyak kesalahan. Dengan kekurangan tersebut, maka disarankan
kepada para pembaca untuk membaca literasi lain untuk mengetahuai dan
memahami Perkembangan Islam di Spanyol secara menyeluruh.

14
DAFTAR PUSTAKA

Al-Atsir, I. (1965). Al-KamilL fi At-Tarikh. Beirut: Dar Al-Shadir.


Ali, A. M. (1995). Sejarah Islam Pramodern. Jakarta: RajaGrafindo.
Mahmudunnasir, S. (1981). Islam: Its Concept & History. New Delhi: Kitab
Bhavan.
Mubarok, J. (2004). Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Nasution, H. (1985). Islam Ditinjai dari Berbagai Aspeknya (I ed.). Jakarta: UI
Press.
Nata, A. (2010). Sejarah Pendidikan Islam: Pada Periode Klasik dan
Pertengahan. Jakarta: Rajawali Pers.
Philip K., H. (1970). History of The Arabs. London: Macmillan Press.
Supriyadi, D. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Syalabi, A. (1983). Sejarah Kebudayaan Islam (I ed.). Jakarta: Pustaka Al-Husna.
Syalabi, A. (1997). Sejarah dan Kebudayaan Islam (III ed.). (M. L. Ahmad,
Penerj.) Jakarta: Al-Husna Dzikra.
Yatim, B. (2000). Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Yatim, B. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

15

Anda mungkin juga menyukai