Anda di halaman 1dari 39

GERAKAN PRAMUKA SEBAGAI SARANA PEMBENDUNG BUDAYA PORNOGRAFI SERTA PEMBENTUK GENERASI MUDA BEBAS BUDAYA PORNOGRAFI

Disusun untuk diikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Penegak Lomba Kecedasan dan Ketangkasan Penggalang Penegak (LK2PP) ke-IV Racana Raden Mas Said - Nyi Ageng Serang STAIN Surakarta

TIM : Lintang Wisesa Atissalam NIS. 07200 Muhammad Al-Farisi NIS. 07320

SMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA Jalan Honggowongso 94 Laweyan-Surakarta 57149 Tahun 2009

HALAMAN PENGESAHAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH Judul : GERAKAN PRAMUKA SEBAGAI SARANA PEMBENDUNG

BUDAYA PORNOGRAFI SERTA PEMBENTUK GENERASI MUDA BEBAS BUDAYA PORNOGRAFI 1. Ketua TIM a. Nama Lengkap : Lintang Wisesa Atissalam b. NIS : 07200

c. Asal Sekolah : SMA AL-ISLAM I SURAKARTA 3. Anggota TIM a. Nama Lengkap : Muhammad Al-Farisi b. NIS c. Asal Sekolah 4. Pembimbing a. Nama Lengkap : Erfan Haryanto d. NIM : K2508055 Surakarta, 19 November 2009 Menyetujui, Pembimbing, Ketua TIM, : 07320 : SMA AL-ISLAM I SURAKARTA.

Erfan Haryanto NIM. K2508055 Mengetahui, Kepala Sekolah,

Lintang Wisesa NIS. 07200

Drs. Riyanto NIP.131789751

ABSTRAK

Pornografi dan pornoaksi merupakan suatu masalah kongkret yang melanda kehidupan manusia seiring dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Turunnya derajat moral serta rendahnya tingkat perekonomian menjadi faktor utama munculnya problem pornografi dan pornoaksi selain majunya peradaban manusia. Tentu saja masalah seperti ini mampu merusak kepribadian kawula muda selaku generasi penerus bangsa. Dibutuhkan suatu tindakan positif yang mampu mengubah semua pandangan dan kebiasaan kawula muda di era globalisasi seperti saat ini. Gerakan Pramuka merupakan salah satu lembaga yang memperhatikan keadaan kawula muda saat ini. Dengan berbagai kegiatan dalam Gerakan Pramuka, diharapkan para pemuda mampu menemukan jati diri, kepribadian terpuji, serta petunjuk dalam menentukan pilihan yang tepat di masa seperti ini. Masa di mana peradaban manusia mengalami peningkatan drastis, kebebasan berpendapat terdengar nyaring serta kekuatan rasio dan materi adalah segalanya. Masalah pornografi dan pornoaksi merupakan masalah mendasar yang timbul karena adanya perubahan peradaban manusia. Maka masalah Gerakan Pramuka terhadap pornografi dan pornoaksi, adalah mampukah Gerakan Pramuka membendung pertumbuhan tindakan pornografi dan pornoaksi yang melanda kawula muda saat ini? Agar dalam pembahasan masalah tidak terlalu luas, maka penulis memberikan batasan-batasan. Yakni kawula muda kami batasi siswa-siswi SMA AL-ISLAM I SURAKARTA, Gerakan Pramuka kami batasi hanya Ambalan Isykarima SMA AL-ISLAM I SURAKARTA baik Ambalan Wali Songo maupun Ambalan Cut Nyak Dhien. Dalam kajian teori penulis mengemukakan beberapa teori para peneliti di bidang pornografi, pornoaksi, agama, jender, serta bidang seksualita. Teori-teori yang diambil dari karya-karya para ahli tersebut dipilah dan dipilih, kemudian digabungkan menjadi dasar penelitian dan penulisan karya tulis ini.

Pendekatan penulisan digunakan pendekatan kualitatif, yakni pendekatan dengan hasil data berupa fakta-fakta maupun pernyataan-pernyataan kongkret, bukan berupa angka-angka. Dalam mencari sumber penulisan, penulis menggunakan metode studi pustaka, waancara, serta observasi lapangan. Setelah data terkumpul, penulis menganalisis data dengan metode non-statistik, yakni studi kasus. Dari hasil penerapan metode analisis, ditemukan beberapa poin pembahasan tentang hubungan Gerakan Pramuka dengan dunia pornografi. Pembahasan ditujukan untuk mendapatkan hasil yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah karya tulis ini. Terakhir, kesimpulan hasil penelitian mengenai pengaruh Gerakan Pramuka terhadap berkurangnya tindakan pornografi dan pornoaksi di kalangan kawula muda cukup menjawab hal-hal yang menjadi landasan utama penulis. Namun hasil penelitian ini belum cukup menggembirakan karena dari penelitian ini diketahui bahwa munculnya pornografi merupakan dampak dari menurunnya derajat keimanan dan moral. Sehingga dapat dimungkinkan derajat manusia akan setara dengan derajat binatang, atau bahkan manusia lebih rendah derajatnya. Selanjutnya penulis kemukakan saran untuk para kawula muda, Pembina serta Ketua Mabigus Ambalan Isykarima SMA AL-ISLAM I SURAKARTA.

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain rasa syukur kehadirat ALLAH Azza Wa Jalla, karena hanya dengan ridho-Nya semata serta berjuta-juta bahkan lebih pertolongan dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul Peran Serta Pramuka dalam membendung Pornografi. Karya ini dibuat untuk diikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Kompetisi Ketangkasan dan Kecerdasan Kepramukaan Racana Raden Mas Syaid-Nyi Ageng Serang STAIN Surakarta Tahun 2009. Yang kedua, Shalawat serta salam tidak lupa selalu tercurah kepada junjungan kita, suri tauladan kehidupan makhluk ciptaan ALLAH, Nabiyullah Muhammad Sallallahualaihi Wassallam. Karena beliaulah, umat manusia terdahulu yang tenggelam dalam kegelapan berhasil meninggalkan kegelapan tersebut dan menjumpai zaman yang terang benderang. Serta nikmat iman dan Islam yang kita rasakan saat ini, tidak lepas dari jasa besar beliau selaku manusia pilihan Allah. Selama proses penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan dengan tulus Jazakumullah Khairan Katsiran kepada: 1. Ayah dan Bunda selaku orang tua yang selalu mendoakan kebaikan dan memberikan nasehat, bimbingan, serta motivasi bagi penulis. Kalian berdua adalah segalanya bagi penulis. 2. Drs.Riyanto selaku Kepala Sekolah SMA AL-ISLAM 1 Surakarta sekaligus sebagai Ketua Mabigus Gudep 01.413 dan 01.382.

3. Bapak Irfanuddin selaku Pembina 1 Gerakan Pramuka SMA AL-ISLAM 1 yang selalu memberikan motivasi, semangat, kepercayaan serta keyakinannya kepada semua anak didiknya dalam kepramukaan sehingga membentuk pribadi yang mandiri. 4. Kak Erfan Haryanto selaku Pelatih/Pembantu Pembina kepramukaan. Dengan ceriamu, menambah semangat juang. Dengan tantanganmu menumbuhkan rasa percaya diri. 5. Semua saudara seperjuangan di AMBALAN ISYKARIMA SMA ALISLAM 1 Surakarta. Dengan pengorbanan serta semangat perjuangan kalian, penulis termotivasi untuk melakukan hal yang lebih baik demi kalian. Tidak lupa didalamnya kakak-kakak senior yang telah

membimbing penulis serta para penegak. 6. Keluarga PALANG MERAH REMAJA dan KELOMPOK ILMIAH REMAJA SMA AL-ISLAM I SURAKARTA yang telah banyak menyampaikan pandangan, pendapat serta saran untuk penulis. 7. Semua pihak yang telah membantu penulis baik selama proses penelitian maupun selama penyusunan karya ilmiah, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga banyak arti serta amal perbuatan yang telah semua pihak berikan dengan tulus kepada penulis, menjadikan amal perbuatan baik yang akan dibalas oleh ALLAH SWT dengan kebaikan pula di sisi-Nya kelak. Amiin Akhir kata, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amiin Yaa Rabbal Aalamiin. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh Surakarta, Februari 2009

Penulis

DAFTAR ISI JUDUL...... i HALAMAN PENGESAHAN.. KATA PENGANTAR.. ii ABSTRAK iii v DAFTAR ISI. vii BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG.. 1 B. RUMUSAN MASALAH.. 2 C. TUJUAN PENULISAN 3 D. MANFAAT PENULISAN ... 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 A. TEORI TENTANG PORNOGRAFI 4 B. TEORI TENTANG PORNOAKSI... 5 C. TEORI MUNCULNYA PORNOGRAFI DAN PORNOAKSI 6 1. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.. 6 2. Turunnya Derajat Moral Akibat Lunturnya Keimanan 7 3. Rendahnya Tingkat Perekonomian... 8 D. KAJIAN TEORI 8 1. Pandangan Agama terhadap Pornografi dan Pornoaksi 8 2. Pandangan Gerakan Pramuka terhadap Pornografi dan Pornoaksi 9 Pramuka itu Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 10 Pramuka itu Patriot yang Sopan dan Ksatria Pramuka itu Suci dalam Pikiran, Perkataan, dan Perbuatan 11 BAB III METODE PENULISAN. 12 A. PENDEKATAN PENULISAN.. 12 B. SUMBER PENULISAN 12 C. METODE PENGUMPULAN DATA 13 D. TEKNIK ANALISIS DATA. 13 BAB IV PEMBAHASAN.. 15 11

1. Sejauh mana kawula muda memahami makna pornografi?................ 15 2. Bagaimana hubungan remaja usia sekolah dengan dunia pornografi di zaman globalisasi ini?................................................... 16 3. Mampukah Gerakan Pramuka menentang pornografi sebagaimana prinsip Gerakan Pramuka dalam Dasa Dharma?........... 17 4. Benarkah Gerakan Pramuka turut berperan dalam membendung pornografi serta membentuk generasi muda bebas pornografi? Jika benar, apa buktinya?....................................... 17 BAB V PENUTUP 19 A. KESIMPULAN.. 19 B. SARAN.. 20 1.Bagi Pembina Penegak 20 2.Bagi Kawula Muda itu Sendiri 20 3.Bagi Ketua Mabigus 21 DAFTAR PUSTAKA. 22 LAMPIRAN 1 23 LAMPIRAN 2 26 LAMPIRAN 3 27

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pramuka merupakan salah satu organisasi yang diakui keberadaannya oleh pemerintah Indonesia. Organisasi ini di sebagian sekolah telah menjadi santapan sehari-hari bagi para anggotanya, yang notabene berkuantitas tinggi. Diharapkan dengan adanya Gerakan Pramuka, mampu membina kawula muda menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki kredibilitas tinggi. Namun kenyataannya, gerakan pramuka pada zaman sekarang dianggap tidak bisa menyelesaikan masalah-masalah khusus yang condong ke masalah moral dan pembinaan mental kehidupan manusia. Selain itu, remaja-remaja zaman sekarang telah disibukkan dengan banyak hal baru sehingga gerakan pramuka yang masih hidup di zaman ini mulai diabaikan. Pembinaan mental kawula muda akan yg Pendidikan Nasional. Maka dari itu sangatlah penting upaya pembinaan mental kawula muda yang diprioritaskan oleh Gerakan Pramuka. Tidak menutup kemungkinan tujuan Pendidikan Nasional akan tercapai, sekarang tinggal bagaimana kita membalikkan hawa nafsu remaja tersebut menjadi niat untuk ikut serta dalam memerangi masalah-masalah dengan landasan pembinaan mental lewat kepramukaan. Salah satu masalah yang menjadi momok bagi kalangan pemuda adalah pornografi. Zaman sekarang ini telah banyak merubah semua hal dari zaman terdahulu yang notabene belum marak timbul masalah-masalah di kalangan remaja. Memang masalah-masalah yang dihadapi tentunya berbeda-beda, sesuai dengan kondisi zaman masing-masing. Semakin majunya suatu kalangan, maka akan semakin banyak masalah yang timbul di kalangan tersebut. Begitulah ibarat suatu masalah yang selalu mengiringi kehidupan manusia. Mungkin kebanyakan orang berpendapat bahwa remaja yang hidup

zaman sekarang jauh lebih cerdas dan lihai dalam menghadapi suatu masalah dibandingkan remaja tiga dasawarsa lalu karena remaja saat ini memiliki kemudahan akses informasi dengan jangkauan luas. Maka tak heran jika banyak pemuda yang terjerumus ke dalam masalah-masalah yang kompleks akibat rasa ingin tahu yang tinggi dan mudahnya akses informasi, termasuk di dalamnya banyak pemuda yang terjerat rayuan dan godaan pornografi. Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis menyadari bahwa masalahmasalah remaja saat ini begitu kompleks serta dikuatkan dengan adanya fasilitas-fasilitas yang mempermudah remaja mengenal masalah-masalah baru. Penulis mengamati masalah terburuk yang mampu mencoreng budaya nasional Indonesia ialah budaya pornografi serta pornoaksi. Penulis juga menyadari bahwa Gerakan Pramuka merupakan salah satu gerakan yang mampu membina mental para kawula muda sehingga diharapkan mampu membentengi para remaja dari tindakan-tindakan berbau pornografi dan pornoaksi. B. Rumusan Masalah Perumusan masalah yang nantinya akan terjawab melalui kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sejauh mana kawula muda memahami makna pornografi? 2. Bagaimana hubungan remaja usia sekolah dengan dunia pornografi di zaman globalisasi ini? 3. Mampukah Gerakan Pramuka menentang pornografi sebagaimana prinsip Gerakan Pramuka dalam Dasa Dharma? 4. Benarkah Gerakan Pramuka turut berperan dalam membendung pornografi serta membentuk generasi muda bebas pornografi? Jika benar, apa buktinya?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Mengetahui sejauh mana pengetahuan kawula muda tentang makna dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pornografi. 2. Mengetahui bagaimana kondisi remaja usia sekolah terhadap dunia pornografi saat ini menurut pandangan kawula muda dan penelitian penulis. 3. Mengetahui kebenaran bahwa Gerakan Pramuka mampu menentang keras tindakan yang berbau pornografi. 4. Mengetahui bukti bahwa Gerakan Pramuka turut serta dalam upaya membendung pornografi.

D. Manfaat Penulisan

1. Penelitian ini diharapkan mampu dapat memotivasi para penegak untuk menegaskan tentang beberapa dasar-dasar pelaksanaan dalam setiap kegiatannya, khususnya dalam membendung pornografi. 2. Mampu meningkatkan kepribadian bagi kaum muda. 3. Dapat mempertahankan citra diri positif di Era global untuk membentengi diri terhadap pornografi. 4. Mengembangkan rasa percaya diri dalam menghadapi setiap hal yang baru. 5. Mampu berpikir selektif terhadap perubahan. 6. Mampu memberikan sumbangan pikiran pada teman-temannya untuk pemecahan masalah-masalah yang mereka hadapi. 7. Bagi Pembina lebih meningkatkan kemampuan berdasar fakta yang ada. 8. Menyadarkan masyarakat bahwa kegiatan Pramuka bisa menjadi promotor dalam membendung pornografi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori tentang Pornografi Menurut ahli bahasa Mario Pei, pornografi berasal dari bahasa Yunani, yakni pornographia yang secara harfiah berarti tulisan tentang pelacur atau gambar tentang pelacur. Dalam pengertian aslinya, pornografi mulanya adalah sebuah eufemisme yang secara harfiah berarti sesuatu yang dijual. Kata ini berasal dari istilah dalam bahasa Yunani untuk orang-orang yang mencatat "pornoai", atau pelacur-pelacur terkenal Yunani kuno yang mempunyai kecakapan tertentu dalam melayani nafsu kaum Adam. Pada masa modern, istilah ini diambil oleh para ilmuwan sosial untuk menggambarkan pekerjaan orang-orang pada umumnya. Ilmuwan tersebut antara lain seperti Nicholas Restif dan William Acton, yang pada abad ke-18 dan 19 menerbitkan risalatrisalat yang mempelajari pelacuran dan mengajukan usul-usul untuk mengaturnya. Istilah pornografi tetap digunakan dengan makna ini dalam Oxford English Dictionary hingga tahun 1905. Belakangan istilah pornografi digunakan untuk publikasi segala sesuatu yang bersifat seksual, khususnya yang dianggap berselera rendah, tidak bermoral, tabu, bersifat asusila, serta pembuatannya dimaksudkan hanya untuk memberikan rangsangan seksual yang mampu menumbuhkan nafsu birahi. Sekarang istilah pornografi digunakan untuk merujuk segala jenis bahan tertulis maupun grafis yang berkaitan dengan seks. Pornografi dalam dunia jurnalistik maupun dalam pergaulan sehari-hari kadang kala juga disebut sebagai porn, pron, atau porno. Istilah pornografi seringkali mengandung konotasi negatif dan bernilai seni yang rendahan, dibandingkan dengan erotika. Menurut Francine DAmico dalam Woman and Gender, Pornografi memang berbeda dari erotika. Dapat dikatakan, pornografi adalah bentuk

ekstrem atau vulgar dari erotika. Erotika sendiri adalah penjabaran fisik dari konsep-konsep erotisme. Kalangan industri pornografi kerap kali

menggunakan istilah erotika dengan motif eufemisme namun mengakibatkan kekacauan pemahaman di kalangan masyarakat umum. Dalam Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi Republik Indonesia tahun 2006, pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa pornografi adalah substansi dalam media atau alat komunikasi yang dibuat untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang mengeksploitasi seksual, kecabulan, dan atau erotika. Dari berbagai ulasan di atas, dapat diambil pengertian pornografi secara umum. Secara umum, pornografi adalah penggambaran tubuh manusia atau perilaku seksual manusia secara terbuka (eksplisit) dengan tujuan

membangkitkan birahi (gairah seksual) yang ditampilkan melalui berbagai media penyampaian, baik media cetak maupun media elektronik. Beragam media pornografi yang mudah dijumpai dalam masyarakat antara lain teks tertulis maupun lisan, foto-foto, ukiran, gambar, gambar bergerak, animasi, dan suara, seperti misalnya suara wanita yang bernapas tersengalsengal. Film porno menggabungkan gambar yang bergerak, teks erotik yang diucapkan dan atau suara-suara erotik lainnya, sementara majalah seringkali menggabungkan foto dan teks tertulis. Novel dan cerita pendek yang menyajikan teks tertulis, kadang-kadang dengan ilustrasi pun dapat disebut sebagai pornografi. B. Teori tentang Pornoaksi Dalam Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi Republik Indonesia tahun 2006, pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa pornoaksi adalah perbuatan mengeksploitasi seksual, kecabulan, dan atau erotika di muka umum. Pornoaksi merupakan penjabaran yang lebih khusus dari istilah pornografi. Pornografi membahas dan membicarakan segala sesuatu tentang

masalah seks, birahi dan penggambarannya. Sedangkan pornoaksi hanya membahas aksi dan tingkah laku manusia yang berkaitan dengan seks dan nafsu birahi. C. Teori Munculnya Pornografi dan Pornoaksi Pornografi dan pornoaksi merupakan aktivitas manusia yang tak bermoral yang timbul akibat adanya berbagai problematika kehidupan manusia. Berbagai masalah tersebut merupakan pemicu munculnya aktivitas pornografi dan pornoaksi yang dapat menurunkan harkat dan martabat manusia. Berikut adalah gagasan-gagasan penyebab munculnya budaya pornografi dan pornoaksi yang disinggung Sandra Lipsitz dalam karyanya The Lenses of Gender: Transforming the Debate on Sexual Inequality. 1. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Seiring dengan berjalannya waktu, semakin maju pula ilmu pengetahuan, teknologi, dan peradaban manusia di dunia. Maka kekuatan rasio menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi umat manusia yang mampu menutupi kekurangan-kekurangan serta potensi lain dalam diri manusia. Walaupun tanpa sadar, dengan unggulnya kemampuan otak manusia yang tidak dibarengi dengan kekuatan dan kemantapan iman, justru akan menyeret umat manusia kembali ke zaman kebodohan. Salah satu bukti nyata ialah hilangnya moral manusia serta munculnya aktivitas berbau pornografi dan pornoaksi. Maka tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu penyebab timbulnya pornografi dan pornoaksi ialah semakin

berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi dan peradaban manusia. Sehingga dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi akan mempermudah akses masuk bagi manusia untuk mengetahui segala hal, baik hal terpuji dan bermanfaat atau bahkan hal tercela yang sia-sia. Salah satu akses masuk menuju segala hal tersebut adalah internet. Dengan fasilitas internet, semua informasi bisa didapatkan. Ilmu, pelajaran, berita, cerita,

hiburan, dan tragedi dapat dengan mudah diperoleh. Gambar-gambar maupun rekaman aktivitas manusia yang berbau pornografi-pun dapat diperoleh tanpa merogoh kocek terlalu dalam. Inilah polemik yang dihadapi oleh para remaja saat ini. Secara tidak langsung, kawula muda yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi serta difasilitasi dengan kemudahan akses akan menemukan hal-hal baru, baik hal bersifat positif maupun hal bersifat negatif. Maka memang benar remaja saat ini berbeda dengan remaja tiga dasawarsa yang lalu, walaupun remaja saat ini memiliki beragam fasilitas sebagai membuka cakrawala dunia. Hal ini dibuktikan oleh Kings Collage di London, Inggris dalam sebuah penelitiannya yang menyimpulkan bahwa remaja di tahun 70-an lebih pintar dibandingkan generasi muda saat ini. Kesimpulan itu didapatkan dari hasil survey 800 remaja Inggris yang berusia 13 hingga 14 tahun. 2. Turunnya Derajat Moral Akibat Lunturnya Keimanan Karen Armstrong memaparkan bahwa keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan, Sang Pencipta, merupakan benteng diri dan tameng jiwa bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia. Dengan kokohnya keimanan dan ketaqwaan dalam diri manusia, maka derajat moral manusia semakin tinggi sehingga segala sesuatu yang datang dari luar tidak mudah memasuki dan merasuki pikiran manusia. Semakin kuat moral, keimanan, dan ketaqwaan manusia, segala hal kotor dapat dipastikan tidak dapat merasuki pikiran manusia. Maka tak heran jika tingkat keimanan dan ketaqwaan manusia rendah, banyak hal tercela yang dapat dilakukan manusia, salah satunya yaitu pornografi dan pornoaksi. Kemantapan iman dan taqwa merupakan tameng terbaik bagi tiap individu untuk menangkal perbuatan-perbuatan yang tercela.

3. Rendahnya Tingkat Perekonomian Perekonomian merupakan salah satu indikator kemakmuran suatu Negara. Elaine Scowalter menuturkan bahwa semakin tinggi tingkat perekonomian suatu Negara, maka semakin tinggi pula tingkat

kemakmurannya. Namun sebaliknya jika tingkat perekonomian rendah, maka kemakmuran rakyat semakin menjadi mimpi belaka. Apabila tingkat kemakmuran rendah, maka dapat dipastikan akan muncul banyak pengangguran. Para pengangguran yang notabene tidak memiliki pekerjaan tetap, demi memperoleh sesuap nasi pasti akan menempuh segala cara walaupun cara yang kotor dan tercela. Termasuk aktivitas pornografi adalah salah satu caranya. Maka dapat disimpulkan bahwa rendahnya kemakmuran dan tingkat perekonomian Negara mampu memupuk pertumbuhan perbuatan pornografi. D. Kajian Teori 1. Pandangan Agama terhadap Pornografi dan Pornoaksi Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk terbaik dan terindah yang Tuhan ciptakan. Sehingga wajar jika manusia mampu mengungguli makhluk lainnya karena dikaruniai akal pikiran dan perasaan. Dari bentuk pun, manusia jauh lebih indah jika dibandingkan makhluk lainnya. Maka sudah sepantasnya jika para manusia bersyukur penuh atas salah satu rahmat tersebut. K.H. Ghozali menuturkan bahwa salah satu cara bersyukur yang tepat adalah dengan menjaga, merawat serta memanfaatkan dengan tepat apa yang telah dikaruniakan. Termasuk menjaga dan merawat anggota tubuh kita, menjaga kesucian diri, menutup aurat serta memanfaatkan anggota badan untuk hal-hal yang positif. Berdasarkan ulasan di atas, maka pornografi dan pornoaksi merupakan aktivitas yang melanggar salah satu aturan Agama. Dikarenakan pornografi

dan pornoaksi merupakan salah satu bentuk pemanfaatan rahmat di jalan yang bathil, jalan yang tidak diridhoi-Nya. Pornografi dan pornoaksi juga mampu mengumbar nafsu birahi, dengan jalan mempertunjukkan aurat yang semestinya wajib dijaga dan dirawat kesuciannya. Sehingga pornografi dan pornoaksi dapat digolongkan sebagai suatu perbuatan zina, khususnya zina mata. Padahal agama melarang keras umat manusia untuk berbuat zina, bahkan manusia dituntut keras untuk menjauhi perbuatan zina. Dari ulasan-ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pornografi dan pornoaksi merupakan suatu pelanggaran dalam agama dan penjerumusan fitrah manusia yang wajib dijauhi. Sehingga pornografi dan pornoaksi merupakan suatu perbuatan haram yang pantas untuk ditinggalkan oleh umat manusia di dunia. 3. Pandangan Gerakan Pramuka terhadap Pornografi dan Pornoaksi Gerakan Pramuka sebagai salah satu organisasi nasional memiliki pokok-pokok moral yang harus ditanamkan pada seluruh anggota Gerakan Pramuka. Pokok-pokok moral tersebut tertuang dalam Dasa Dharma Pramuka, yang merupakan sepuluh kebajikan sebagai pedoman bagi Pramuka dalam bertutur kata dan bertingkah laku sehari-hari. Dari rumusan Dasa Dharma dapat diketahui bagaimana seharusnya para penegak maupun anggota Gerakan Pramuka lainnya bertutur kata dan bertingkah laku dalam masyarakat. Maka pengamalan Dasa Dharma merupakan suatu tuntutan wajib bagi seluruh anggota Gerakan Pramuka. Menurut Hasan Ahmad, Dasa Dharma merupakan penjabaran dari Falsafah Pancasila, sehingga diharapkan para anggota Gerakan Pramuka dapat mengerti, menghayati, dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Dasa Dharma Pramuka Pramuka itu : 1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan ksatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin, trampil, dan gembira 7. Hemat, cermat, dan bersahaja 8. Disiplin, berani, dan setia 9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan Berawal dari Dasa Dharma Pramuka tersebut akan diketahui bagaimana pandangan Gerakan Pramuka terhadap tindakan pornografi dan pornoaksi. Pramuka itu Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Anggota Gerakan Pramuka hendaknya senantiasa bertaqwa kepada Tuhan. kapan saja dan di mana saja. Taqwa secara harfiah berarti takut. Sedangkan secara istilah artinya menjalankan seluruh perintah-Nya serta menjauhi dan meninggalkan segala larangan-Nya. Dalam pandangan agama, pornografi dan pornoaksi merupakan salah satu larangan yang harus dijauhi. Sehingga sebagai anggota Gerakan Pramuka hendaknya meninggalkan pornografi dan

pornoaksi karena hal tersebut merupakan larangan agama. Dari ulasan ini dapat diambil kesimpulan bahwa Gerakan Pramuka menentang keras pornografi dan pornoaksi.

Pramuka itu Patriot yang Sopan dan Ksatria Anggota Gerakan Pramuka hendaknya selalu menjadi patriot yang senantiasa berani membela tanah air dan harga diri bangsanya, namun tetap menjunjung tinggi asas kesopanan sekaligus dapat menjaga semangat ksatria dalam diri. Maka hendaknya anggota Gerakan Pramuka senantiasa menghormati dan mentaati norma kesopanan yang berlaku di masyarakat. Pornografi dan pornoaksi merupakan salah satu tindakan yang tidak mencerminkan norma kesopanan. Sehingga dapat digolongkan sebagai salah satu pelanggaran norma kesopanan. Jadi diketahui bahwa pornografi dan pornoaksi bertentangan dengan pokok moral Dasa Dharma Pramuka, sekaligus menunjukkan bahwa Gerakan Pramuka menentang pornografi dan pornoaksi. Pramuka itu Suci dalam Pikiran, Perkataan, dan Perbuatan Anggota Gerakan Pramuka dituntut untuk selalu menjaga pikiran, perkataan, dan perbuatannya dari segala bentuk keburukan dan kejelekan, termasuk pornografi. Karena dengan bersihnya pikiran, akan menumbuhkan tutur kata yang menyenangkan banyak orang. Dengan tutur kata yang menawan mampu merangsang timbulnya perbuatan terpuji. Namun berbeda jika sebaliknya, pikiran dipenuhi dengan ide-ide kotor seperti pornografi, niscaya perkataan dan perbuatan yang muncul juga akan mencerminkan kekotoran hati. Pornografi merupakan suatu hal yang tidak layak dan tidak pantas untuk menjadi fokus pemikiran manusia. Karena mampu menimbulkan pikiran-pikiran kotor yang penuh dengan nafsu birahi. Dengan pikiran yang kotor, akan menumbuhkan perkataan yang jorok dan perbuatan yang hina pula. Sehingga pantaslah jika anggota Gerakan Pramuka dituntut untuk menjauhi pornografi.

BAB III METODE PENULISAN A. Pendekatan Penulisan Penulis menggunakan pendekatan kualitatif, yakni pendekatan yang mengutamakan dan mendiskripsikan segala informasi yang tidak berbentuk angka-angka, melainkan berupa data-data dalam pernyataan-pernyataan. B. Sumber Penulisan Penulis mendapatkan bahan tulisan dari berbagai sumber penulisan, antara lain dari analisis pustaka melalui studi pustaka, data nyata di lapangan melalui metode observasi, serta berita dari informan melalui metode wawancara. Metode yang dilakukan penulis dalam penulisan karya tulis ini adalah metode studi pustaka, observasi, serta metode wawancara. Dalam metode studi pustaka, penulis memanfaatkan beberapa karya yang sangat membantu dalam rangka penulisan karya tulis ini (lihat Daftar Pustaka). Pada metode observasi, penulis mengawasi dan mengamati berbagai objek studi yang diharapkan mampu memberikan banyak momentum dalam rangka penulisan karya tulis ini. Observasi dilakukan penulis di beberapa SMA di kota Surakarta, warung-warung internet di kota Surakarta, mal-mal besar di kota Surakarta termasuk lingkungan SMA AL-ISLAM I SURAKARTA. Populasi dalam observasi ini dibatasi pada kawula muda, yakni seluruh anggota Gerakan Pramuka SMA AL-ISLAM I SURAKARTA, anggota dari beberapa organisasi lain di SMA AL-ISLAM I SURAKARTA, seperti Palang Merah Remaja, serta beberapa siswa-siswi SMA AL-ISLAM I

SURAKARTA.

Pada metode wawancara, penulis memberikan beberapa pertanyaan tertulis serta pertanyaan tak tertulis yang bersifat privasi kepada para kawula muda di lingkup SMA AL-ISLAM I SURAKARTA. C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penulisan karya tulis ini menggunakan beberapa daftar pertanyaan tertulis serta beberapa pertanyaan lisan pada para kawula muda. Kawula muda sebagai responden diperkenankan untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan kemampuan dan apa yang mereka rasakan. D. Teknik Analisis Data Setelah data-data observasi maupun wawancara terkumpul, kemudian penulis mengadakan pengklasifikasian masalah dari data-data tersebut. Hasil pengklasifikasian kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dari observasi maupun wawancara. Penulis menggunakan metode analisis non statistik, yakni metode case study atau studi kasus. Menurut Sukirno dalam karyanya, Metodologi Pengajaran, disebutkan bahwa studi kasus atau case study adalah sekumpulan situasi masalah atau kasus-kasus tertentu, termasuk bagian-bagiannya yang memungkinkan kelompok dalam menganalisa masalah tersebut. Masalah yang dipelajari tersebut adalah bagian dari hidup yang dapat mengundang diagnosa. Langkah-langkah metode studi kasus yang dijalani penulis ialah identifikasi masalah, diagnosis awal, prognosis, treatment, serta tindak lanjut. Pada langkah identifikasi masalah, penulis merangkum segala jenis masalah yang berkaitan dengan pornografi, khususnya pornografi remaja. Kemudian penulis jabarkan serta diskusikan dengan kawula muda selaku responden. Hasil diskusi didagnosiskan penulis untuk memperkirakan apa sebab masalahmasalah tersebut dan apa yang akan terjadi jika masalah tetap dibiarkan

berlalu-lalang. Dari hasil diagnosis penulis merumuskan prognosis, yakni menetapkan jenis bantuan yang akan diberikan. Kemudian prognosis diaplikasikan dalam langkah berikutnya, yakni treatment yang merupakan langkah pemecahan masalah.

BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan penelitian menyangkut apakah tujuan penulis menulis dan meneliti suatu permasalahan yang telah dirumuskan dapat tercapai dengan baik. Setelah melalui berbagai langkah, melewati berbagai halangan serta rintangan, akhirnya penulis merasa ada beberapa tujuan yang tercapai namun ada pula tujuan yang belum dapat dicapai dikarenakan terbatasnya kemampuan, tenaga, dana dan waktu penulis. Berikut akan dibahas poin demi poin tujuan penulis beserta hasil penelitian yang dilakukan penulis. 1. Sejauh mana kawula muda memahami makna pornografi? Penulis telah memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar pornografi secara umum baik tertulis maupun tak tertulis. Berdasarkan proses test tersebut, dapat diketahui bagaimana pandangan kawula muda tentang pornografi. 1.1. Sebanyak 20,8 % responden dan informan menyatakan bahwa tindakan pornografi merupakan tindakan yang paling buruk saat ini. 1.2. Sebanyak 12,5 % responden dan informan menyatakan bahwa tindakan pornografi merupakan tindakan yang paling mudah dilakukan saat ini. 1.3. Sebanyak 91,6 % responden dan informan menyatakan bahwa tindakan pornografi merupakan tindakan yang paling global dan mendunia saat ini. 1.4. Sebanyak 83,3 % responden dan informan menyatakan bahwa tindakan pornografi merupakan tindakan yang paling buruk, paling mudah dilakukan serta paling mendunia saat ini. Dari berbagai pernyataan responden tersebut, dapat diketahui bahwa kawula muda memahami pornografi sebagai suatu tindakan yang tak terpuji. Secara umum kawula muda telah mengetahui hakikat pornografi itu sendiri.

Sebagian besar responden menyatakan bahwa pornografi merupakan tindakan tercela yang menggambarkan keelokan menusia dengan cara memamerkan aurat anggota tubuh. Mayoritas responden juga menyatakan bahwa pornografi sangat identik dengan foto bugil, wanita, serta internet. Dari pembahasan tujuan pertama, dapat disimpulkan bahwa mayoritas kawula muda sudah mengenal, mengetahui, dan memahami apa makna pornografi dan apa hakikat sebenarnya dari pornografi. 2. Bagaimana hubungan remaja usia sekolah dengan dunia pornografi di zaman globalisasi ini? Sebagian besar responden menyatakan bahwa remaja usia sekolah saat ini dengan dunia pornografi amat dekat. Dikarenakan majunya ilmu pengetahuan, teknologi, serta peradaban manusia yang tidak dibarengi dengan pemantapan keimanan dan ketaqwaan. Kedekatan ini juga muncul akibat adanya rasa ingin tahu yang besar dalam diri remaja, namun tanpa adanya penyeleksian yang ketat. Segala sesuatu yang dipandang menarik dari luar langsung ditiru tanpa adanya penyeleksian. Hal ini juga senada dengan observasi penulis tentang hubungan remaja dengan pornografi. Berdasarkan observasi penulis, kebanyakan remaja usia sekolah kurang memperhatikan norma kesopanan, khususnya dalam berpakaian. Kebanyakan remaja usia sekolah, setelah keluar dari lingkungan sekolah tidak banyak yang tetap menjaga kerapian dan kesopanan berpakaian. Mayoritas remaja lebih mementingkan model dan gaya yang sedang update. Pakaian ketat, busana minim, serta atribut yang memamerkan aurat merupakan gaya tersendiri bagi kawula muda. Yang mana busana semacam itu mampu menumbuhkan gairah birahi manusia. Selain masalah busana, penulis juga mengobservasi aktivitas remaja di beberapa warung internet di Surakarta. Ternyata, rata-rata prosentase jumlah remaja yang berkunjung ke website-website berorientasi sex dan pornografi

mencapai 69,7 % setiap harinya. Berdasarkan laporan Kelompok Ilmiah Remaja SMA AL-ISLAM I SURAKARTA, prosentase remaja semacam itu pada awal 2007 mencapai 73,1 %. Bahkan menurut Komisi Perlindungan Anak disebutkan bahwa 97 % remaja usia sekolah, baik SMP maupun SMA, pernah menyaksikan film-film berbau pornografi. Kenyataan ini semakin membuktikan betapa dekatnya hubungan antara kawula muda dengan dunia pornografi. 3. Mampukah Gerakan Pramuka menentang pornografi sebagaimana prinsip Gerakan Pramuka dalam Dasa Dharma? Dari pokok-pokok moral Dasa Dharma Pramuka, dapat diambil tiga poin utama bahwa Pramuka itu Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Pramuka itu patriot yang sopan dan ksatria, serta Pramuka itu suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Dari sebagian poin Dasa Dharma tersebut, jika ditelusuri lebih dalam akan menyiratkan suatu pernyataan bahwa Gerakan Pramuka menentang keras adanya tindakan pornografi. Masalah utamanya adalah mampukah Gerakan Pramuka menyatakan penolakan pornografi secara terang-terangan? Hal ini tentunya tergantung dari Gerakan Pramuka di tiap-tiap Gugus Depan. Untuk Gerakan Pramuka Ambalan Isykarima SMA AL-ISLAM I SURAKARTA, penolakan terhadap pornografi telah dibuktikan pada saat Pelantikan Bantara, awal Januari 2009. Saat long march menuju area perkemahan, barisan Ambalan Isykarima meneriakkan yelyel semangat, pernyataan dukungan terhadap Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi yang sejak 2006 mulai menuai konflik, serta meneriakkan pernyataan penolakan terhadap tindakan pornografi dan pornoaksi. Event ini mampu membuktikan bahwa Gerakan Pramuka dapat menyatakan penentangan terhadap pornografi. 4. Benarkah Gerakan Pramuka turut berperan dalam membendung pornografi serta membentuk generasi muda bebas pornografi? Jika benar, apa buktinya?

Secara prinsip, Gerakan Pramuka menentang keras tindakan pornografi dan pornoaksi. Hal ini tersirat dari isi Dasa Dharma Gerakan Pramuka. Namun prinsip belum dapat membendung laju pertumbuhan pornografi, dibutuhkan suatu bukti dan aksi nyata. Sebagai contoh dapat diambil Gerakan Pramuka SMA AL-ISLAM I SURAKARTA yang setiap event mengedepankan akhlaq terpuji. Di setiap latihan rutin, Gerakan Pramuka SMA AL-ISLAM I SURAKARTA senantiasa menghindari jauh-jauh tindakan pornografi dengan cara mengenakan seragam Pramuka lengkap yang menutupi aurat, lengkap dengan jilbab bagi para penegak putrid, tidak peduli bagi penegak putra maupun penegak putri, menjaga tutur kata dari segala hal jorok serta Gerakan Pramuka SMA AL-ISLAM I SURAKARTA berani mengeluarkan anggotanya yang terbukti melakukan tindak pornografi dengan sengaja. Hal-hal tersebut merupakan sebagian kecil bukti bahwa Gerakan Pramuka juga ikut serta aktif dalam usaha membendung pesatnya pertumbuhan pornografi. Selain dari latihan-latihan rutin, Gerakan Pramuka Ambalan Isykarima juga membuktikannya dalam berbagai event yang diselenggarakan oleh sekolah. Antara lain Bakti Sosial, Kemah Ikhlas Bhakti serta Pemilihan Ketua OSIS 2008-2009. Contoh saja pada Pemilihan Ketua OSIS SMA AL-ISLAM I SURAKARTA, Gerakan Pramuka SMA AL-ISLAM I SURAKARTA diberikan kepercayaan untuk mengiringi para calon Ketua OSIS. Pramuka SMA ALISLAM I SURAKARTA memberikan konsep Budaya Jawa dan Kirab. Hal ini mampu membuktikan pada sekolah bahwa Gerakan Pramuka mendukung pelestarian Budaya Jawa. Dengan pelestarian budaya Jawa, mampu meredam pertumbuhan budaya pornografi, khususnya di kalangan siswa SMA ALISLAM I SURAKARTA. Hal ini membuktikan bahwa Pramuka mampu memberikan aksi nyata dalam penolakan pornografi serta membentuk generasi bebas pornografi. Namun walaupun begitu, seiring berjalannya waktu, permasalahan yang dihadapi kawula muda akan semakin pelik dan kompleks.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Di era teknologi informasi sekarang ini segala sesuatu dapat dengan mudah dikerjakan tanpa modal yang besar. Ilmu pengetahuan memajukan peradaban manusia, sehingga manusia dapat menjalani hidup lebih mudah daripada generasi sebelumnya. Apalagi dengan ditemukannya teknologi Internet, dunia terasa semakin sempit. Berita dari ujung barat dengan cepatnya terdengar di ujung timur. Jika tidak ditanggapi dengan sikap positif, kemantapan iman dan kekokohan jiwa, maka peradaban yang maju tiada artinya. Pelanggaran-pelanggaran dengan mudahnya dijalani oleh umat manusia tanpa pikir panjang bagaimana kehidupan nanti di akhirat. Tindakan yang menuruti hawa nafsu mulai merajalela. Pornografi dan pornoaksi menjadi santapan sehari-hari manusia modern. Pornografi dan pornoaksi mulai menjangkiti pikiran-pikiran remaja calon penerus bangsa. Pornografi dan pornoaksi merupakan salah satu dari ribuan problematika yang dihadapi oleh umat manusia di dunia. Maka dibutuhkan semangat juang yang tinggi untuk menghindari segala problematika tersebut. Diperlukan lembaga motivator yang mampu mencetak generasi penerus bangsa. Dibutuhkan perhimpunan berjiwa besar untuk lolos dari jerat pornografi. Gerakan Pramuka adalah salah satu solusinya. Gerakan bagi para remaja dan pemuda yang ingin mengasah ketrampilan hidup, kemandirian, rasa persaudaraan, kedisiplinan, serta ingin menjadi generasi penerus bangsa yang unggul, bebas dari tindakan tercela dan lepas dari jerat aksi pornografi. Bersama Pramuka bebaskan Gerakan Pramuka hanyalah salah satu dari beberapa lembaga pembinaan remaja. Gerakan Pramuka saja tidak cukup untuk membendung aksi pornografi. Dibutuhkan kerjasama intern dalam Gerakan Pramuka serta

kerjasama antara Gerakan Pramuka dengan lembaga atau organisasi lain yang peduli akan masa depan bangsa. Dengan kuatnya kerjasama antara Gerakan Pramuka dengan lembaga lain, maka impian bangsa Indonesia untuk memiliki generasi muda bebas dari segala keburukan, termasuk keburukan tindakan pornografi. B. Saran Dari hasil pembahasan penelitian, penulis mengemukakan berbagai saran kepada pihak-pihak yang terkait. 1. Bagi Pembina Penegak Hendaknya senantiasa memberikan motivasi-motivasi serta arahan untuk melakukan tindakan terpuji dan menjauhi tindakan tercela. Hendaknya selalu menumbuhkan kesadaran akan pentingnya masa muda dan betapa sia-sianya jika melakukan pelanggaran. Hendaknya mampu menempatkan diri sebagai tempat menampung curahan hati peserta didik sekaligus membantu masalah yang timbul. Hendaknya selalu memberikan inovasi-inovasi dalam metode pengajarannya. Hendaknya memberi stimulus dan rangsangan untuk pengembangan kreatifitas, sehingga peserta didik teralihkan perhatiannya dari segala tindakan tercela. Hendaknya mampu memberikan kesempatan untuk berdiskusi sendiri, merencanakan suatu aksi, atau menyelesaikan suatu perkara.

2. Bagi Kawula Muda itu Sendiri 2.1.Pergunakan masa mudamu dengan semaksimal mungkin supaya di masa mendatang tak akan ada kata menyesal.

2.2.Hindari segala sesuatu yang menurutmu buruk, pilihlah yang terbaik bagimu. 2.3.Bersikaplah selektif terhadap segala macam budaya yang datang dari luar, sehingga tidak merusak kepribadian asalmu. 2.4.Untuk Dewan Ambalan agar senantiasa berusaha memberikan contoh dan teladan yang baik bagi para penegak. 2.5.Untuk seluruh anggota Ambalan agar selalu aktif dalam kegiatan. 3. Bagi Ketua Mabigus 3.1.Senantiasa memantau jalannya kegiatan Gerakan Pramuka dan memudahkan semua administrasi demi kemajuan Ambalan Isykarima. 3.2.Memberikan pengarahan-pengarahan dalam kegiatan maupun

pengarahan untuk pengembangan diri.. 3.3.Memberikan motivasi pada Pembina Penegak dan para peserta didik untuk tetap menjaga konsistensi dan kekompakan dalam pelatihan rutin. 3.4.Memberikan kemudahan dalam segala perijinan yang berhubungan dengan kegiatan Ambalan baik perijinan penggunaan tempat maupun perijinan program kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Alsa, Asmadi. 1991. Menumbuhkembangkan Kemandirian dan Rasa Percaya Diri Siswa serta Implementasinya. Arsyad, Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grobindo Persada. Djuroto, Totok. 2003. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Edi, Mungin. 2006. Go Global atau Tertinggal Pendekatan Teknologi Informasi sebagai Strategi Keunggulan di Sekolah. Disampaikan dalam Kongres Nasional dan Forum Bisnis. Gayo, Iwan. 1998. Buku Pintar Seri Junior. Jakarta: Upaya Warga Negara Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research I. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Hasan, Ahmad. 2006. Penjabaran SKU dan Aba-Aba Isyarat. Ponorogo: Koordinator Gerakan Pramuka. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 1994. Menuju Tahun 2000 Sapta Karsa Utama. Jakarta: Kwarnas. Sukirno. 1982. Metodologi Pengajaran. Surakarta: Percetakan UNS. Sumiarni, Endang. 2004. Jender & Feminisme. Yogyakarta: Wonderful Publishing Company.

LAMPIRAN 1

BIODATA PENULIS

NAMA NIS TTL AGAMA ALAMAT

: Lintang Wisesa Atissalam : 07200 : Surakarta, 26 November 1991 : Islam : Karang Tengah Rt 02/VI Ngadirejo, Kartasura, Sukoharjo 57163 : If you think strongly enough, you will be forced by science to believe in God. Allahu Akbar!

MOTTO HIDUP

PENGALAMAN ORGANISASI ( 2008 2009 ) 1. Gerakan Pramuka Ambalan Isykarima SMA AL-ISLAM I SURAKARTA 2. Palang Merah Remaja Cabang Surakarta Angkatan IX 3. 4. 5. 6. Palang Merah Remaja SMA AL-ISLAM I SURAKARTA Jurnalistik sub bidang Aktivis SMA AL-ISLAM I SURAKARTA Patroli Keamanan Sekolah SMA AL-ISLAM I SURAKARTA English Club SMA AL-ISLAM I SURAKARTA

PENGALAMAN KOMPETISI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Juara1 Mapel Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Tk. Kota Surakarta Prkt. 5 Mapel Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Tk. Jawa Tengah Juara 1 Tartilul Quran Ponpes Al-Muayyad Juara 2 Matematika Sekolah Dasar Tk. Kota Surakarta Peserta Olimpiade Ilmu Pengetahuan Alam Tk. Sekolah Dasar Juara 1 Tilawah MTQ XXI Tk. Kecamatan Serengan Gol. Pelajar SMP Juara 2 Tilawah MTQ XXI Tk. Kota Surakarta Gol. Pelajar SMP Juara 2 Tilawah MTQ XXII Tk. Kota Surakarta Gol. Pelajar SMP Juara 3 Tilawah MTQ Kota Surakarta Gol. Umum

10. Harapan 2 Tilawah MTQ Regional Dies Natalis UNIBA, 2007 11. Juara 3 Tilawah MTQ Kota Surakarta Gol. SMA, 2007 12. Babak Semifinal Olimpiade Matematika Pimpel UMS, 2008 13. Peserta Islamic Student Competition UMS, 2008 14. Peringkat 7 Siswa Teladan Surakarta, 2008 15. Peserta Temu Tegak Racana UMS XXV, 2008 16. Peserta Lomba Fisika Teknik UNS, 2008 17. Peserta English Debate Contest UNS, 2008 PENGALAMAN 1. Penataran Dokter Kecil Sekolah Dasar Laweyan 2. Seminar Kesehatan Reproduksi Remaja SMP Serengan 3. Peserta Peskil ke-V Ponpes Jamsaren, Surakarta 4. Peserta Peskil ke-VI Ponpes Jamsaren, Surakarta 5. Diklat Ambalan Isykarima SMA AL-ISLAM I SURAKARTA 6. Diklat Palang Merah Remaja SMA AL-ISLAM I SURAKARTA 7. Diklat Jurnalistik SMA AL-ISLAM I SURAKARTA 8. Diklat Patroli Keamanan Sekolah SMA AL-ISLAM I SURAKARTA 9. Diklat English Club SMA AL-ISLAM I SURAKARTA. 10. Diklat Jurnalistik Magistra Utama, Surakarta 11. Diklat Jurnalistik dan Fotografi Media Indonesia 12. Seminar Kesehatan Reproduksi dan Bahaya AIDS, KSR UNS

BIODATA PENULIS

NAMA NIS TTL AGAMA ALAMAT MOTTO HIDUP

: Muhammad Al-Farisi : 07320 : Jakarta, 20 Juli 1993 : Islam : Jalan Kademangan II No 21 Cemani,Sukoharjo. : Hidup adalah persiapan kematian.

PENGALAMAN ORGANISASI ( 2008 2009 ) 1. Gerakan Pramuka Ambalan Isykarima SMA AL-ISLAM I SURAKARTA 2. Ketua II OSIS SMA AL-ISLAM I SURAKARTA 2007-2008 3. 4. 5. 6. 7. Majelis Perwakilan Kelas SMA AL-ISLAM I SURAKARTA English Club SMA AL-ISLAM I SURAKARTA Paski SMA AL-ISLAM I SURAKARTA Paski Sekolah Kedutaan Indonesia School of Kuala Lumpur Sie agama OSIS School of Kuala Lumpur

PENGALAMAN KOMPETISI 1. Peserta Temu Tegak Racana UMS XXV, 2008 PENGALAMAN 1. 2. 3. 4. 5. Buka Bersama Indosat Training Kepemimpinan Telkomsel Diklat Ambalan Isykarima SMA AL-ISLAM I SURAKARTA Diklat English Club SMA AL-ISLAM I SURAKARTA. Audience Sambung Rasa, Auditorium Muhammad Djazman

LAMPIRAN 2

GERAKAN PRAMUKA SMA AL-ISLAM I SURAKARTA AMBALAN ISYKARIMA PUTRA ( WALISONGO ) 01.413 Jalan Honggowongso 94 Laweyan-Surakarta 57149

Essay-Sharing Test

Berikut adalah beberapa pertanyaan bagi Anda selaku responden kami, kami harapkan keikhlasan dan kerjasamanya. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan sepengetahuan Anda, pada secarik kertas yang telah disediakan.

1. Menurut Anda, tindakan tercela apakah yang paling buruk dilakukan oleh manusia? 2. Menurut Anda, tindakan tercela apakah yang paling mudah dilakukan oleh manusia? 3. Menurut Anda, tindakan tercela apakah yang paling mendunia dan global ( jaringan luas ) dilakukan oleh manusia? 4. Menurut Anda, tindakan tercela apakah yang paling buruk, mudah dan mendunia dilakukan oleh manusia? 5. Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan pornografi? 6. Menurut Anda, identik dengan apakah pornografi itu?

7. Adakah manfaat dari tindakan-tindakan pornografi? 8. Adakah kerugian-kerugian dari perilaku berbau pornografi? 9. Menurut Anda, bagaimanakah hubungan manusia di dunia secara umum terhadap dunia pornografi di era globalisasi seperti ini? 10. Menurut Anda, bagaimanakah hubungan remaja di dunia secara umum terhadap dunia pornografi di era globalisasi seperti ini? 11. Menurut Anda, bagaimanakah hubungan siswa-siswi SMA AL-ISLAM I SURAKARTA terhadap dunia pornografi di era globalisasi seperti ini?

LAMPIRAN 3

Gerakan Pramuka SMA AL-ISLAM I SURAKARTA manyelenggarakan Long March meneriakkan dukungan terhadap RUU APP serta menentang aksi pornografi dan pornoaksi.

Gerakan Pramuka SMA AL-ISLAM I SURAKARTA memeriahkan Pemilihan Ketua OSIS SMA AL-ISLAM I SURAKARTA dengan

konsep pelestarian budaya Jawa. Pelestarian budaya Jawa merupakan salah satu upaya pembendungan budaya pornografi.

Upacara Pelantikan Bantara dengan seragam Pramuka lengkap mengajarkan para peserta didik untuk senantiasa berseragam lengkap saat latihan rutin serta mengajarkan untuk selalu menjaga aurat para peserta didik. Kegiatan seperti ini mampu mengalihkan perhatian kawula muda terhadap tindakan pornografi dan pornoaksi.

Rapat Dewan Ambalan Isykarima pada Pelantikan Bantara melatih kemampuan para penegak dalam menentukan pilihan terbaik dalam kehidupan di era globalisasi saat ini, termasuk pilihan menjauhi pornografi.

Training Spiritual dan Emosional menumbuhkan semangat berjuang menegakkan kebenaran agama, mendisiplinkan diri dalam pelaksanaan ibadah, serta memperbaiki hablun minAllah dan hablun minaNnaas.

Anda mungkin juga menyukai