Dosen Pengampu:
Kelompok 1 :
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-
Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semua. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas karya ilmiah dalam bentuk makalah untuk memenuhi tugas
terstruktur yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah Model dan Desain
Pembelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga sebuah paper yang
berjudul “Model dan Desain Pembelajaran 1”. Tugas makalah ini bertujuan untuk
menjelaskan model dan desain pembelajaran Gerlach and Ely dalam PJOK serta
model dan desain pe,mbelajaran Heinich, Molenda, Rusel and Smaldino
(ASSURRE) dalam PJOK .
Dalam penulisan makalah ini mungkin saja masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis terima dengan senang
hati. Akhir kata penulis berharap penulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
tentu saja berorientasi pada tujuan umum yang ingin dicapai. Tujuannya agar
tercipta pembelajaran aktif, enjoy, dan terjadinya perubahan pada
kemampuan atau sikap peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas
dalam tulisan ini adalah:
1. Apakah model dan desain pembelajaran Gerlach and Ely dalam PJOK?
2. Apakah model dan desain pembelajaran Heinich, Molenda, Russel and
Smaldino dalam PJOK?
3
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas
dalam tulisan ini adalah:
1. Apakah model dan desain pembelajaran Gerlach and Ely dalam PJOK?
BAB II
PEMBAHASAN
5. Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada pembelajar
6. Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi yang sudah
dikuasai atau belum.
Selanjutnya kita akan masuk kepada pembahasan khusus kita, Yakni pembahasan
tentang model pembelajaran yang dengan namanya Model Pembelajaran Gerlach dan
Ely.
C. Model Pengembangan Gerlach dan Ely
Model pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu metode perencanaan
pengajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta
perjalanan pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses belajar
mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya.
Dalam model ini juga diperlihatkan hubungan antara elemen yang satu dengan yang
lainnya serta menyajikan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan dalam suatu
rencana untuk mengajar.
Model yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely (1971) dimaksudkan sebagai
pedoman perencanaan mengajar. Pengembangan sistem instruksional menurut model ini
melibatkan sepuluh unsur seperti terlihat dalam flow chart di halaman berikut.
D. Unsur-unsur dalam desain instruksional yang dikembangkan oleh Gerlach
dan Ely
1) Merumuskan tujuan pembelajaran (specification of object)
Tujuan instruksional harus dirumuskan dalam kemampuan apa yang harus
dimiliki pada tingkat jenjang belajar tertentu. Tujuan pembelajaran harus bersifat
jelas (tidak abstrak dan tidak terlalu luas) dan operasional agar mudah diukur
dan dinilai.
2) Menentukan isi materi (specification of content)
Bahan atau materi pada dasarnya adalah isi dari kurikulum yakni berupa mata
pelajaran atau bidang studi, topic/sub topic dan rinciannya. Isi materi berbeda-
beda menurut bidang studi, sekolah, tingkatan dan kelasnya, namun isi materi
harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapainya. Pemilihan materi haruslah
spesifik agar lebih mudah membatasi ruang lingkupnya dan dapat lebih jelas dan
mudah dibandingkan dan dipisahkan dengan kelompok lainnya.
3) Menurut kemampuan awal/penilaian kemampuan awal siswa (Assesment of
Entering behaviors
Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal. Pengetahuan
tentang kemampuan awal siswa ini penting bagi pengajar agar dapat
memberikan dosis pelajaran yang tepat; tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
6
sekadar yang dapat memberikan stimulus rangsangan belajar. Gerlach dan Ely
mambagi media sebagai sumber belajar ini ke dalam lima katergori, yaitu: (a)
manusia dan benda nyata, (b) media visual proyeksi, (c) media audio, (d) media
cetak, dna (e) media display.
9) Mengevaluasi hasil belajar (evaluation of performance)
Kegiatan belajar adalah interaksi antara pengajar dan siswa, interaksi antara
siswa dan media instruksional. Hakiakat belajar adalah perubahan tingkah laku
belajar pada akhir kegiatan instruksional. Semua usaha kegiatan pengembangan
instruksional di atas dapat dikatakan berhasil atau tidak setelah tingkah laku
akhir belajar tersebut dievaluasi. Instrumen evaluasi dikembangkan atas dasar
rumusan tujuan dan harus dapat mengukur keberhasilan secara benar dan
objektif. Oleh sebab itu, tujuan instruksional harus dirumuskan dalam tingkah
laku belajar siswa yang terukur dan dapat diamati.
Gerlach dan Ely membagi media sebagai sumber belajar menjadi 5 kategori:
1. Manusia dan benda nyata
2. Media visual proyeksi
3. Media audio
4. Media cetak
5. Media display
10) Menganalisis umpan balik (analisys of feedback)
Analisis umpan balik merupakan tahap terakhir dari pengembangan sistem
instruksional ini. Data umpan balik yang diperoleh dari evaluasi, tes, observasi,
maupun tanggapan-tanggapan tentang usaha-usaha instruksional ini menentukan,
apakah sistem, metode, maupun media yang dipakai dalam kegiatan
instruksional tersebut sudah sesuai untuk tujuan yang ingin dicapai atau masih
perlu disempurnakan.
Model pembelajaran Gerlach dan Ely (1971) merupakan suatu metode
perencanaan pengajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis pedoman
atau suatu peta perjalanan pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan
keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan
secara rinci setiap komponennya. Dalam model ini juga diperlihatkan hubungan
antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta menyajikan suatu pola urutan
yang dapat dikembangkan dalam suatu rencana untuk mengajar.
Gerlach dan Ely mengatakan bahwa
melalui tes Enteryng Behaviors (kemampuan awal) siswa, guru akan
mengetahui apa yang dibawa atau yang telah diketahui oleh siswa terhadap
8
maka dalam mengajar PAI itu guru menggunakan metode yang aktif, kreatif dan
inovatif (active learning). Artinya guru tidak menggunakan metode yang tepat
untuk setiap materi, jangan disamaratakan setiap materi menggunakan metode
yang sama dan siswa diajak untuk melakukan kegiatan itu, siswa jangan hanya
mendengarkan cerita guru, hal itu akan membosankan peserta didik, apalagi jika
penampilan guru tidak menarik maka lengkaplah sudah bahwa mata pelajaran
PAI sangat membosankan, sehingga dengan desain ini diharapkan guru dapat
membuat siswa tertarik terhadap pelajaran PAI.
5) Pengelompokan belajar (Organization of groups)
Membentuk kelompok belajar yang menemukan sendiri sesuai dengan
pengalaman masing-masing sesuai dengan tugas materi yang ditetapkan kepada
siswa dalam pelajaran PAI.
6) Menentukan pembagian waktu (Allocation of times)
Alokasi waktu harus ditentukan agar sebagian besar waktunya dapat
dialokasikan untuk presentasi atau pemberian informasi, untuk pekerjaan
observasi di musium secara individual, atau untuk diskusi dalam kelompok
tentang materi pelajaran PAI.
7) Menentukan ruang (Allocation of space)
Dalam pembelajaran PAI harus diberikan ruang agar dalam proses pembelajaran
siswa dapat berinteraksi dengan siswa lain dan juga dengan guru.
8) Memilih media instruksional yang sesuai (Allocation of Resources)
Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran PAI adalah:
a. Audio (kaset audio, CD dll)
b. Cetak (buku pelajaran, brosur, modul, leaflet, dan gambar)
c. Proyeksi visual diam (OHP, film bingkai/slide)
d. Audio visual gerak (film gerak bersuara, video, TV)
9) Mengevaluasi hasil belajar (evaluation of performance)
Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa baik berupa tes objektif maupun
essay yang berguna untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam
belajar PAI di sekolah.
10) Menganalisis umpan balik (analisys of feedback)
Melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran PAI baik dari guru ataupun
siswa/peserta didik
Pendekatan pembelajaran menekankan pada gaya bagaimana
menyampaikan materi yang meliputi: sifat, cakupan dan prosedur kegiatan yang
memberikan pengalaman (Vermon S. Gerlach dan Donald P. Ely, 1980). Model
10
desain instruksional yang dikembangkan Gerlach dan Ely sangat cocok dengan
pelajaran sejarah, sehingga bisa dijadikan sebagai pedoman untuk membuat
perencanaan pembelajaran sejarah.
Desain instruksional diatas merupakan model instruksional yang paling
sesuai digunakan dalam pembelajaran sejarah, karena langkah-langkahnya
sangat lengkap dan spesifik disamping itu, model juga tidak memiliki batasan
tertentu sehingga dapat digunakan dari semua kalangan (umum) walaupun
memiliki sejumlah kekurangan.
1. Deskripsi model Model ASSURE adalah salah satu petunjuk dan perencanaan
yang bisamembantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi,
menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi. Model Assure ini
merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam
pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan
mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih
efektif dan bermakna bagi peserta didik. Model ASSURE lebih difokuskan pada
perencanaan pembelajaran untuk digunakan dalam situasi pembelajaran di dalam
kelas secara actual.
evaluasi. Tahap evaluasi dalam model ini dilakukan untuk menilai efektivitas
pembelajaran dan juga hasil belajar siswa. Proses evaluasi terhadap semua
komponen pembelajaran perlu dilakukan agar dapat memperoleh gambaran
yang lengkap tentang kualitas sebuah program pembelajaran. F. Model Smith
dan Ragan 1. Deskripsi model Particia L. Smith and Tillman J. Ragan 2003
mengemukakan sebuah model desain sistem pembelajaran yang populer dan
profesional yang memiliki kecenderungan terhadap implementasi teori belajar
kognitif. Hampir semua langkah dan prosedur dalam sistem desain
pembelajaran ini difokuskan pada rancangan tentang srategi pembelajaran. 2.
Langkah-langkah model 7 Model desain yang dikemukakan oleh Smith dan
Ragan terdiri dari beberapa langkah dan prosedur yaitu: 1 Analisis
lingkungan belajar Analisis lingkungan belajar meliputi prosedur menetapkan
kebutuhanakan adanya proses pembelajaran dan lingkungan tempat program
pembelajaran akan di implementasikan. Tahap analisis dalam model
inidigunakan untuk mengetahui dan mengidentifikasi masalah- masalah
pembelajaran.
2. Analisis karakteristik siswa Analisis karakter siswa meliputi aktifitas atau
prosedur untuk mengidentifikasi dan menentukan karakteristik siswa yang
akanmenempuh program pembelajaran yang didesain. Karakter siswa
yangakan menempuh program pembelajaran meliputi kondisi socialekonomi,
penguasaan isi atau materi pelajaran dan gaya belajar. Gaya belajar siswa
dapat dikelompokkan menjadi gaya belajar auditori, gaya belajar visual dan
gaya belajar kinestetik.
3. Analisis tugas pembelajaran Analisis tugas pembelajaran perlu dilakukan
untuk menetapkan tujuan- tujuan pembelajaran spesifik yang perlu dimiliki
oleh pembelajar untuk menciptakan kompetensi dalam melakukan pekerjaan.
4. Menulis butif tes Menulis butir tes dilakukan untuk menilai apakah
program pembelajaran yang dirancang dapat membantu siswa dalam
mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Butir-
butir tes yang ditulis harus bersifat valid dan reliable agar dapat digunakan
untuk menilai kemampuan atau kompetensi siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
5. Menentukan strategi pembelajaran Menentukan strategi pembelajaran
dilakukan untuk mengelola program pembelajaran yang didesain agar dapat
membantu siswadalam melakukan proses pembelajaran yang bermakna.
Strategi pembelajaran dalam konteks ini dapat diartikan sebagai siasat yang
13
perlu dilakukan oleh instruktur agar dapat membantu siswa dalam mencapai
hasil belajar yang optimal.
6. Memproduksi program pembelajaran Program pembelajaran merupakan
output dari desain system pembelajaran yang mencakup deskripsi tentang
kompetensi atau tujuan, metode, media, strategi dan isi atau materi
pembelajaran, sertaevaluasi hasil belajar.
7. Melaksanakan evaluasi formatif Dilakukan untuk menemukan kelemahan-
kelemahan dari draf bahan ajar yang telah dibuat agar segera direvisi.
8. Merevisi program pembelajaran Dengan melakukan revisi untuk terhadap
draf program pembelajaran diharapkan program tersebut dapat menjadi
program pembelajaran yang berkualitas yaitu pembelajaran yang efektif,
efisien, dan menarik.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desain pembelajaran sebagai proses menurut adalah pengembangan pengajaran
secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran unuk menjamin
kualitas pembelajaran. Mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran
harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum
yang digunakan.
Model pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu metode perencanaan
pengajaran yang sistematis.
Kelebihan model pengembangan desain instruksional pembelajaran Gerlach dan
Ely:
3. Sangat teliti dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
4. Cocok digunakan untuk segala kalangan
Kekurangan model pengembangan desain instruksional pembelajaran Gerlach
dan Ely:
5. Terlalu panjangnya prosedur perancangan desain pembelajaran
6. Tidak adanya tahapan pengenalan karakteristik siswa
B. Saran
Kita sebagai calon pendidik atau sebagai guru harus dapat menerapkan model
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan karakter peserta didik dalam pembelajaran
agar telihat capaian hasil belajar siswa secara sistematis dan terukur sesuai indikator yang
dicapai. Pemilihan model dan desain pembelajaran harus disesuaikan dengan fokus
sasaran pembelajaran, agar terjadinya komunikasi sehingga siswa dapat berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran PJOK sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar.
Untuk lebih mengetahui dan memahami model-model dan desain pembelajaran yang
digunakan dalam proses belajar dapat dilihat pada buku ajar atau media baca lainnya.
15
DAFTAR PUSTAKA