Anda di halaman 1dari 18

Pentingnya Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Mutu pendidikan sering diartikan sebagai hasil kerja seorang guru sesuai dengan latar
belakang pendidikan tertentu untuk memenuhi kriteria tingkat pendidikan yang dibutuhkan
dan memenuhi kepuasan peserta didik, orang tua, serta pihak-pihak yang berkepentingan
lainnya. Dalam menjaga mutu proses pendidikan tersebut, diperlukan adanya pengawasan
mutu yang mengawasi jalannya proses dan segala komponen pendukungnya.
Sekolah adalah sebuah lembaga mengubah manusia atau memanusiakan manusia, yang
dalam proses kerjanya selalu berhadapan dengan ketidakpastian dan saling
ketergantungan. Maksudnya yaitu mekanisme kerja di lembaga pendidikan secara
teknologis tidak dapat dipastikan karena kondisi input dan lingkungan yang berbeda. Selain
itu proses pendidikan di sekolah juga tidak terpisahkan dengan lingkungan keluarga
maupun pergaulan peserta didik.
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan
pembangunan bangsa. Kualitas pendidikan memiliki arti bahwa lulusan pendidikan memiliki
kemampuan yang sesuai, sehingga dapat memberikan kontribusi yang tinggi bagi
pembangunan.
Kualitas pendidikan, yang utama ditentukan oleh proses belajar mengajar. Dalam proses
belajar mengajar tersebut, guru memegang peran yang penting, guru adalah kreator proses
belajar mengajar, artinya seorang guru harus mampu mengembangkan suasana bebas bagi
siswa untuk mengkaji apa yang menarik dan mampu mengekspresikan ide-ide dan
kretivitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten.
Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah (Depdiknas,
2008:1). Hal ini di sebabkan karena guru merupakan titik sentral dalam pembaharuan dan
peningkatan mutu pendidikan, dengan kata lain salah satu persyaratan penting bagi
terwujudnya pendidikan yang bermutu adalah apabila pelaksanaannya dilakukan oleh
pendidik-pendidik yang keprofesionalannya dapat diandalkan. Tinggi rendahnya mutu hasil
belajar siswa banyak tergantung pada kemampuan mengajar guru. Apabila guru memiliki
kemampuan mengajar yang baik, maka akan membawa dampak peningkatan iklim belajar
mengajar yang baik pula.
Namun, dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas peserta didik bukan hanya tugas
guru atau lembaga pendidikan saja, tetapi juga ada peran lain yang turut serta mendidik
dan mempengaruhi sejauh mana prestasi pendidikan seorang anak akan meningkat yaitu
peran orang tua serta masyarakat.
PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN
Sebagai orang tua, tentunya Anda menyadari pentingnya pendidikan bagi masa depan anak.
Karena alasan tersebut, menyekolahkan anak dengan biaya tinggi pun tidak menjadi
masalah, yang penting anak berhasil dan menjadi orang sukses. Tahukah Anda?
Keberhasilan pendidikan pada anak bukan hanya tanggung jawab pihak sekolah saja.
Namun, diperlukan peran guru dan orang tua untuk mencapai keberhasilan program
pendidikan tersebut.
Kolaborasi peran guru dan orang tua dalam pendidikan anak akan membuat hasil yang
dicapai lebih maksimal. Adapun tugas masing-masing peran, antara lain:

Orang tua
Setiap orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan dan kesehatan anak di rumah.
Untuk itu, orang tua memegang peranan penting dalam mendampingi dan mendidik anak
di kehidupan sehari-hari. Tugas orang tua dalam pendidikan anak, antara lain:

1. Mengontrol jam belajar anak di rumah


Sebagai “guru” di rumah, orang tua diharapkan mampu mengontrol waktu dan cara
belajar anak di rumah, mengingatkan anak untuk belajar secara rutin setiap hari,
bukan hanya ketika ada pekerjaan rumah yang harus dikerjakan, serta meminta anak
mengulang pelajaran yang diberikan guru di sekolah.

2. Memantau kemampuan akademik


Secara berkala, orang tua memeriksa nilai ulangan dan tugas anak.

3. Memperhatikan kepribadian anak


Sikap, moral, dan tingkah laku anak menjadi tanggung jawab orang tua. Kepribadian
anak di rumah juga akan memengaruhi bagaimana dia bersikap di sekolah.

4. Membantu anak mengenali dirinya sendiri


Tugas orang tua untuk membantu anak mengenali bakat dan minatnya, membantu
anak untuk mengembangkan potensi dirinya, membantu anak merancang masa
depan, mendengarkan isi hati dan pikiran anak, membiarkan dia mengambil pilihan
hidupnya, membangun mengarahkan anak agar tidak salah mengambil pilihan tanpa
menggurui, dan memberikan dukungan moril pada apapun pilihannya.
5. Menjadi teman curhat bagi anak
Ketika remaja, anak sangat membutuhkan dukungan, bimbingan, perhatian,
masukan, saran, dan nasihat dari orang tua dibandingkan dari teman-temannya.
Karena anak merasa seharusnya memang orang tua yang paling mengenal mereka
dan orang tua adalah tempat paling aman untuk menumpahkan segala keluh kesah.
Oleh karenanya, perhatian Anda akan sangat berarti bagi anak dan membangun
kedekatan yang intim dengan anak.

Pada praktiknya dalam kehidupan sehari-hari, orang tua rentan melakukan kesalahan dalam
mendidik seorang anak. Sebagai orang tua, sebaiknya hindari melakukan kesalahan
mendidik anak berikut ini:

a. Menumbuhkan rasa takut dan minder pada anak.


b. Mendidik anak menjadi sombong dan tidak bisa menghargai orang lain.
c. Menuruti apapun permintaan anak.
d. Mengajarkan anak berfoya-foya.
e. Mengabaikan anak.
f. Terlalu kaku dan keras pada anak.
g. Pelit dan kurang memberikan kasih sayang sehingga anak mencari pelampiasan di
luar.
h. Hanya memperhatikan kebutuhan jasmani anak tanpa mengindahkan kebutuhan
rohaninya dan terlalu percaya pada anak.

Peran Guru
Sebagai tenaga pendidik, tugas utama guru adalah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi
masa depan anak. Di samping itu, seorang guru juga diharapkan mampu memberikan
pendidikan moral dan sopan santun kepada anak, menanyakan ketika anak mengalami
kesulitan dalam proses belajar mengajar, memberikan motivasi belajar, memberikan arah
kegiatan belajar, memberikan fasilitas untuk proses belajar anak, dan sebagai penengah
terhadap kesulitan belajar maupun bergaul yang mungkin dihadapi anak di sekolah.
Selain perannya terhadap murid, guru juga wajib memberikan laporan perkembangan anak
kepada orang tuanya dan berdiskusi dengan orang tua jika ada masalah yang berkaitan
dengan anak di sekolah. Ada baiknya jika guru juga melakukan kunjungan ke rumah secara
berkala agar tahu bagaimana perkembangan anak didiknya di rumah.
Agar peran guru dan orang tua berfungsi dengan optimal, diperlukan kerja sama yang baik
antara keduanya. Selalu komunikasikan kemajuan pendidikan anak Anda dengan bertanya
pada guru di sekolahnya, ya.

PIKIRKAN MATANG-MATANG USIA ANAK KETIKA MASUK PG/TK


Yup, pikirkanlah matang-matang usia anak-anak ketika ia akan masuk PG atau TK

Hitung-hitung kembali usianya nanti saat ia akan masuk SD, jangan sampai belum cukup
umur 6 tahun atau 7 tahun atau kurang banyak dari 6 atau 7 tahun.

Akhir-akhir ini banyak ortu yang dibuat pusing urusan anak masuk sekolah. Ada yang mulai
hunting sekolah, sibuk pendaftaran, dsb. Nah, yang sering banget saya perhatikan akhir-
akhir ini di berbagai milis banyak yang akhirnya kepusingan setelah mo daftarin anaknya ke
SD, lah kog umurnya belum cukup...pusing deh..

Ada yg mo masuk SD, anaknya dah di TK B, umurnya baru 5 th 7 bln pas nanti bulan Juni-
Juli. Ada yg umurnya 5th 6 bln, 5 th 8 bln. Dan mereka ini biasanya kelahiran Oktober-
Februari yang bikin umur masuk sekolahnya nanggung.

Serba salah, mo disuruh ngulang TK lagi pasti semua ibu-ibu itu akan keberatan atau anak-
anaknya pada ga mau. Tapi kalo maksain mo lanjut ke SD, ortunya harus usaha keras cari
sekolah yang mau nerima anak belum cukup umur.

Memang sih, usia bukan satu-satunya jaminan menilai kecerdasan anak. Tapi yg dibutuhkan
untuk masuk disini kan untuk sekolah dasar ya, tentu yg dibutuhkan pihak sekolah bukan
sekedar anak-anak yg pintar saja. Tapi juga anak-anak yg matang secara mental emosional.
Itu sebabnya pemerintah mensyaratkan usia masuk SD sebenarnya 7 th, karena secara
mental emosional anak seusia itu sudah cukup matang untuk menerima pelajaran SD,
rentang konsentrasinya sudah cukup panjang, kemampuan menangkap perintah sudah
cukup bagus, dsb, yang dibutuhkan untuk bisa belajar optimal dan tanpa banyak masalah di
SD.

Perlu diingat, pelajaran SD saat ini cukup berat, bayangkan dari tadinya di TK anak cuma
belajar sambil bermain, nyanyi-nyanyi, nari, bikin prakarya, dsb, mendadak begitu dia
masuk SD sudah dihadapkan pelajaran yg membutuhkan uraian, penjelasan, dsb. Ada
ulangan, PR (jika ada), tugas, dsb.
Iya kalo cuma masalahnya hanya sampai belum cukup umur, tapi kalo masalahnya belum
cukup matang untuk bisa masuk SD dan mengikuti pelajaran formal secara berkelanjutan
bagaimana? Kan kasihan anaknya kalo ke depannya bermasalah di sekolah, bermasalah
ketika menghadapi pelajaran, teman sebaya, guru, lingkungan, dsb.

Memang otaknya boleh pintar, prestasi di sekolahnya oke tapi kesiapan dan kematangan
emosional ga bisa dipaksakan, kasihan kalo kekecilan nantinya di sekolah menghadapi
kendala2 dalam pergaulan ato pelajaran ga bisa menangani karena masih belum "sampe"
mentalnya. Misalnya di sekolah diintimidasi teman-temannya yang lebih besar dan tua,
dianggap anak bawang dan diperas, ato disuruh-suruh dan ga berani melawan karena
memang mentalnya masih belum begitu kuat.
Kematangan psikologis sangat diperlukan anak-anak ketika mereka akan mulai belajar
formal di sekolah. Tidak sekedar pintar tapi secara mental emosional belum siap. Kasihan
lho anak-anak itu. Mereka belajar bukan cuma setahun dua tahun, tapi seterusnya selama
12 tahun!!! 6 th SD, 3 th SMP, 3 th SMA. Belum ditambah kuliah 3-4 tahun. Kalo nambah
S2? C spasi D

Perbedaan umur beberapa bulan pada anak-anak sangat besar pengaruhnya. Karena
menyangkut jam terbang juga. Yah, kek bayi aja deh, bandingkan bayi 6 bln dg bayi 8 bln,
cuma beda 2 bln kan? Tapi beda 2 bln itu signifikan sekali perbedaan di antara mereka.
Yang 6 bln baru bisa duduk sendiri, itupun kadang masih terhuyung-huyung, sementara yg 8
blnn mungkin sudah mulai merangkak.

Nah, agak gedean dikit bandingkan kemampuan komunikasi anak umur 2,5 tahun dg anak 3
tahun misalnya. So, buat anak-anak, umur beberapa bulan itu beneran bermakna bedanya.

Jadi, coba sebelum masukin anak ke PG/TK, pikirkan dan pertimbangkan dg matang & tepat
kapan dimasukkan ke sekolah, sebelum kebingungan belakangan saat mencari SD yg mau
terima umur anak yg belum cukup umur sementara mengulang TK lagi gak mau.

Lebih baik anak masuk lebih telat dikit daripada buru-buru tapi ke depannya bermasalah di
sekolah. Biarkanlah anak puas dulu bermain di usia bermainnya ini, nanti kan pada saatnya
dia beneran "harus" sekolah dan belajar, dia bisa belajar maksimal dan ga keburu "capek" di
tengah jalan karena energinya dah keburu habis di awal. Supaya dia juga gak "ngutang"
masa bermain di masa sekolahnya nanti.
9 Persiapan Penting Sebelum Anak Masuk TK
Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat dipersiapkan orang tua untuk anak-anaknya.
Sebagai langkah awal, orang tua pasti mendaftarkan buah hatinya untuk masuk di taman
kanak kanak (TK).

TK dianggap bukan hanya sekolah biasa bagi anak anak. Menurut Joshua Gowin, akademisi
dari University of Texas, dengan mendaftarkan anak untuk masuk TK, maka orang tua telah
menciptakan kesuksesan masa depan. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak
yang masuk TK memiliki catatan kejahatan yang lebih sedikit.

Sekarang ini, TK sudah diakui sebagai salah satu bagian dari pendidikan formal, payung
hukumnya pun jelas. Berdasarkan UU No. 66/2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan menyebutkan TK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
formal anak usia dini 4 sampai 6 tahun.

Pada dasarnya, prinsip belajar di TK adalah bermain sambil belajar. TK dianggap sebagai
wadah untuk memaksimalkan tumbuh kembang buah hati sekaligus mempersiapkan diri
sebelum ke sekolah formal sesungguhnya.

Pelajaran di TK sangat beragam. Mulai dari hal dasar seperti mengenal pola, warna dan
belajar membaca hingga anak-anak diajarkan untuk memahami norma serta aturan dasar
yang ada di masyarakat. Hal ini mengajar anak untuk pintar bergaul.

Mendaftarkan anak ke TK perlu pemikiran yang matang. Orang tua harus mempersiapkan
sang anak untuk mampu menghadapi lingkungan yang baru Bagaimana caranya?

1. Gambaran Menyenangkan Tentang TK


Buatlah persepsi yang baik dan menyenangkan terhadap anak Anda. Berikan bayangan
bahwa lingkungan TK adalah lingkungan baru yang menyenangkan. Yakinkan bahwa dengan
masuk ke TK, anak Anda akan tetap dapat bermain.
Beri pandangan bahwa TK merupakan tempat yang menyenangkan karena sang anak dapat
bertemu dengan teman baru, guru baru, dan dapat bermain permainan baru .

2. Mengapa Masuk TK?


Orang tua harus pintar merangkai kata agar dapat menyampaikan mengapa sang anak
harus masuk TK. Berikan penjelasan yang sederhana namun dapat dimengerti oleh anak
usia 4 tahun. Jelaskan manfaat dan tujuannya.

Cobalah merangkai kata sebaik mungkin seperti “Kalau kakak masuk TK, nanti akan banyak
agenda jalan jalan bersama teman dan guru baru” atau “Kakak bisa dapat permainan baru
dan teman main baru jika masuk TK setiap hari”.

3. Konsekuensi Bersekolah
Anak juga diberi penjelasan konsekuensi masuk sekolah. Tentunya akan ada hal yang
berubah dari kegiatan sang anak. Seperti menjelaskan bahwa harus bangun pagi, sarapan
yang teratur, membawa bekal dari rumah hingga belajar mematuhi peraturan di sekolah.

Ada baiknya jika anak bukan saja diberitahu secara lisan. Ajarkan sedini mungkin sebelum
anak memulai waktu sekolahnya. Ajak anak untuk terlibat dengan apa yang orang tua
tanggung jawabkan sehingga anak lebih bisa mempraktekkannya.

4. Kenalkan Sekolah Sedini Mungkin


Ketika masih kecil, tentu pilihan sekolah ada di tangan orang tua. Anak hanya mengikuti
pilihan orang tua dan berusaha beradaptasi dengan lingkungan barunya. Namun alangkah
baiknya biarkan anak beradaptasi sebelum memulai harinya.

Sesekali ajak anak untuk bermain ke ‘calon’ TK nya dan biarkan anak untuk melakukan apa
yang diinginkan. Bisa juga menerapkan waktu belajar seperti di TK yang diterapkan di
rumah. Buat seakan anak sudah merasakan waktu TKnya di rumah.

5. Belajar Mandiri
Agar anak tidak kaget saat sudah sekolah, maka bekali dengan pembelajaran yang banyak
sedari di rumah. Salah satunya adalah tentang kemandirian. Saat di sekolah, anak akan
dibiarkan untuk buang air sendiri atau memakai sepatu sendiri.

Maka dari itu, sejak di rumah ajarkan anak untuk belajar mencoba melakukannya sendiri,
orang tua hanya mengawasi. Ajarkan dari hal yang sederhana seperti belajar memakai
pakaian sendiri hingga menyiapkan isi tas sendiri.

6. Belajar untuk Duduk dan Menyimak


Hal ini penting karena di sekolah anak harus belajar untuk mendengarkan apa yang
diajarkan oleh guru. Anak pun harus diajarkan untuk menangkap dan merekam apa yang
diajarkan.

Cukup banyak cara atau aktivitas yang dapat melatihnya. Salah satunya yakni dengan cara
membacakan dongeng. Lihat bagaimana anak Anda menyimak dengan baik. Selain itu,
setiap pulang sekolah biarkan anak Anda bercerita tentang apa saja yang terjadi di sekolah.

7. Kemampuan Mengikuti Petunjuk


Sebelum memulai waktu bersekolahnya, persiapkan anak Anda secara matang. Salah
satunya yakni mengajarkan anak untuk mendengarkan dan melakukan petunjuk dengan
baik. Dengan begitu Anda sudah dapat melihat kesiapan sang anak.

Caranya tentu sangat sederhana. Minta tolonglah kepada anak Anda untuk melakukan
beberapa kegiatan. Jika anak Anda dapat melakukannya dengan baik, maka sang anak
mampu mendengarkan dan melaksanakan dengan baik.

8. Asah Kemampuan Motorik


Prinsip belajar di TK adalah bermain sambil belajar. Banyak hal dasar yang akan diajarkan
seperti menulis, mewarna hingga menggambar. Maka dari itu mulai kenali dan ajarkan hal
hal sederhana ini di rumah.

Anda bisa mulai mengajarkan bagaimana memegang alat tulis, membalikkan halaman,
hingga meletakkan alat tulis kembali di tempatnya. Dengan begitu, anak Anda tidak akan
kaget saat pertama kali masuk sekolah.
9. Bersosialisasi
Mulailah dari lingkungan sekitar rumah untuk mengajarkan anak Anda pintar bergaul.
Bergaul tentu akan memberikan pelajaran tersendiri. Biarkan anak untuk belajar mengenal
lingkungannya dan mampu berteman dengan orang lain.

Biarkan anak Anda selalu bercerita tentang teman barunya kepada Anda. Dengan begitu,
secara tidak langsung Anda akan tahu bagaimana kegiatan di sekolahnya. Selain itu, selalu
beri nasehat untuk kehidupan bersosialisasinya.

Rencanakan Biaya Pendidikannya Sebaik Mungkin


Ini hal terpenting yang harus dipikirkan oleh orangtua. Setiap tahunnya, biaya sekolah
selalu meningkat 15-20%. Bahkan beberapa sekolah mematok biaya yang cukup menguras
kantong bahkan hingga puluhan juta. Lalu bagaimana dananya?

Jika memang dana pribadi belum mencukupi, maka Anda bisa mengajukan pinjaman ke
bank atau istilahnya kredit tanpa agunan (KTA). Namun, KTA ini digunakan untuk menambal
dana yang kurang bukan untuk membayar keseluruhan dana.

Yang harus diperhatikan adalah mendaftarkan anak ke TK bukan hanya sekedar masalah
umur anak yang sudah mencukupi. Namun, sebagai orang tua Anda harus bisa
mempersiapkan diri sang anak agar siap untuk beradaptasi
dengan lingkungan baru.
10 Cara Mengajar Anak Paud TK SD yang Baik Efektif dan Menyenangkan
Mengetahui cara mengajar anak Paud TK SD agar pembelajaran berjalan baik efektif dan
menyenangkan adalah hal penting untuk guru. Maka dalam kesempatan kali ini
gurudigital.id akan sharing sedikit inspirasi tentang bagaimana sih cara-cara atau langkah-
langkah yang bisa guru lakukan ketika mengajar anak Paud TK SD agar pembelajaran
berjalan sesuai dengan yang diinginkan dan tentunya mencapai hasil belajar yang
memuaskan. Berikut ini ulasannya.

1. SEMUA BERAWAL DARI MENCIPTAKAN SUASANA PEMBELAJARAN (LEARNING


CONDITIONING)
Langkah paling awal untuk menciptakan suatu pembelajaran yang efektif adalah dengan
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan nyaman bagi siswa maupun guru.
Bagaimana cara-nya? Berikut kami jabarkan langkah-langkah konkretnya.
Pengkondisian Ruang Belajar
Ruang belajar bisa dianalogikan sebagai sebuah kolam. Jika kolam itu kotor dan tidak ada
sirkulasi udara yang baik maka ikan bakalan tidak nyaman. Begitu juga dengan ruang
belajar,jika ruangan tidak kondusif maka kegiatan belajar yang efektif tidak akan terwujud.
Lalu bagaimana teknik pengkondisian ruang belajar agar guru dapat mengajar dengan
efektif? Check this out!

Pastikan ruang kelas (ruang pembelajaran) dalam kondisi bersih dan rapi sehingga
konsentrasi pembelajaran tidak pecah hanya karena adanya kotoran atau barang
berserakan yang mengganggu pandangan.
Lengkapi ruang kelas dengan media-media yang akan digunakan dalam pembelajaran di
kelas. Secara tidak langsung hal ini membuat anak antusias.
Penataan tempat duduk sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di
hari itu. Seringkali di beberapa sekolah penataan tempat duduk tidak berubah selama
bertahun-tahun. Bayangkan saja jika anak SD selama 6 tahun tempat duduknya “gitu-gitu
aja”, apakah tidak bosan? Tentu bosan. Satu yang bisa guru terapkan adalah mengubah
posisi penataan tempat duduk di kelas secara berkala.
Perhatikan sirkulasi udara dan memberi cukup parfum untuk meningkatkan kesegaran
udara di kelas. Karena tentunya jika di kelas terdapat bau yang tidak sedap pasti akan
mengganggu kenyamanan belajar.
Pembelajaran tidak akan membosankan jika kelas di dekorasi dan dihias dengan berbagai
hiasan kelas dan dekorasi kelas yang menarik. Guru bersama dengan siswa dapat
menggunakan dekorasi kelas dan hiasan kelas yang beragam. Seperti hiasan dari kertas
origami, kertas crap, balon, sedotan, poster, dan lain sebagainya.
Pengkondisian Kesiapan Psikis Siswa untuk Belajar
Pengkondisian kesiapan psikis anak sangat penting untuk melaksanakan pembelajaran yang
efektif. Karena jika ketika dari awal kondisi psikis anak kurang baik, maka sia-sia saja semua
materi dan nilai yang guru ajarkan dan tanamkan kepada siswa. Entah dikarenakan dari
awal siswa tidak semangat belajar, entah siswa sedang memiliki beban pikiran, entah siswa
sedang merasakan kesedihan, entah siswa ada rasa takut / kurang percaya diri, hal ini akan
menghambat proses belajar siswa di kelas. Lalu bagaimana step-step pengkondisian
kesiapan psikis siswa untuk belajar? Berikut ini tips nya.
 Mengajak siswa untuk bersama-sama berdoa dan sampaikan juga urgensi dari
berdoa.
 Memulai pembelajaran dengan sedikit joke/humor untuk memantik senyum dan
tawa siswa. Karena rasa gembira diawal pembelajaran punya peran penting dalam
membangun antusias dan minat belajar siswa
 Sharing and Caring. Sesi “berbagi cerita” juga bisa diimplementasikan di pra-
pembelajaran. Melalui kegiatan berbagi cerita, uneg-uneg/beban
pikiran/kesedihan/rasa takut dll dalam diri siswa dapat tercurahkan sehingga
selanjutnya akan bisa focus untuk belajar.

Pengkondisian Kesiapan Fisik Siswa untuk Belajar


Fisik juga perlu dikondisikan agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Jika sebelum belajar siswa terlihat kurang focus, mengantuk, loyo dll maka siswa tersebut
akan sulit menangkap pengetahuan yang akan dipelajari. Berikut ini langkah-langkah
pengkondisian kesiapan fisik siswa sebelum belajar.

 Mengajak siswa untuk bernyanyi. Bisa menyanyikan lagu nasional, lagu daerah
maupun lagu anak-anak. Dengan bernyanyi, semangat siswa akan mulai terbangun.
 Mengajak siswa untuk meneriakkan yel-yel. Tujuannya sama dengan bernyanyi, yakni
untuk menumbuhkan semangat.
 Asah konsentrasi siswa dengan kegiatan variasi tepuk yang di acak. (tepuk tunggal
ganda trio, tepuk cepat lambat, tepuk lembut keras, tepuk diam dll)
 Asah konsentrasi siswa melalui kegiatan gerakan acak (marina menari, pegang hidung
mata bibir dahi dagu, kepala pundak lutut kaki dll)
 Mengajak siswa untuk mengatur nafas panjang dan dan nafas pendek.
 Mengajak siswa untuk gerak dan lagu (chicken dance, topi saya bundar, dll)

Pengkondisian Minat Belajar Siswa


Pengkondisian minat belajar siswa penting dilakukan untuk membangun konsistensi
keefektifan proses pembelajaran. Berikut step yang bisa guru lakukan.

 Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari dan kegiatan apa saja yang
akan dilakukan selama proses pembelajaran. Dengan ini siswa akan bisa
membayangkan apa yang akan dilakukan selama proses pembelajaran nanti.
 Guru menyampaikan alasan mengapa perlu mempelajari materi dan tujuan setelah
mempelajari materi yang akan dibahas. Dengan begitu siswa akan mengetahui
pentingnya mempelajari materi yang diberikan oleh guru. Sehingga harapannya siswa
akan termotivasi untuk belajar.
 Guru menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan variatif. (diskusi,
kuis,simulasi,bermain peran,presentasi,pengamatan,penilaian antar
teman,lokakarya,field trip,studi literasi,e-learning, dll)
 Guru menyajikan media pembelajaran yang menarik dan variatif. (media
pembelajaran interaktif, media pembelajaran berbasis audio, media visual, media
audio visual, dll)

Pengondisian Antusias Siswa di Tengah Pembelajaran


Terkadang beberapa siswa akan merasa bosan, letih, atau mengantuk di tengah kegiatan
belajar mengajar. Maka langkah yang bisa diterapkan guru adalah sebagai berikut.

 Guru kembali menumbuhkan focus belajar dengan kegiatan saling sapa (Hai Helo, dll)
 Guru menginstruksikan siswa untuk saling pijat pundak dengan teman disampingnya
secara bergantian.
 Guru mengajak siswa meneriakkan tepuk/yel-yel semangat.
 Guru mengajak siswa ke luar kelas sejenak untuk mengamati lingkungan sekitar (bisa
dengan memberi penugasan yang melibatkan kegiatan pengamatan lingkungan
sekitar)
 Guru mengajak siswa melakukan games/kuis yang berkaitan dengan materi
pembelajaran.
Pengkondisian Akhir Pembelajaran
Pengkondisian di akhir pembelajaran juga harus diperhatikan oleh guru agar pengetahuan
yang telah diperoleh oleh siswa tidak terlupakan begitu saja. Berikut tips pengkondisian di
akhir pembelajaran.
 Guru mengajak siswa untuk mereview ulang apa saja yang sudah dipelajari selama
proses pembelajaran.
 Guru meminta siswa untuk menuliskan apa saja hal-hal menarik dari kegiatan yang
sudah dilakukan.
 Guru memberi apresiasi kepada siswa atas proses belajar yang telah dilaksanakan.
 Guru mengadakan tebak tepat untuk memancing ingatan siswa tentang materi yang
sudah dipelajari.

2. MENERAPKAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF (INTERACTIVE LEARNING)


Interaktif berarti ada komunikasi aktif antara guru dengan siswa, antara media
pembelajaran dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa. Maka dari itu guru harus
bisa men-desain pembelajaran yang bisa menampakkan komunikasi aktif selama KBM.
Beberapa tips untuk guru agar dapat mengimplementasikan Active Interaction Learning
antara lain :

 Guru harus banyak mengadakan diskusi klasikal dalam pembelajaran. Sehingga siswa
akan terpacu untuk menyampaikan gagasan dan pendapatnya.
 Guru harus memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil karya/hasil
pekerjaannya.
 Guru memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar kelompok.
 Guru dalam menyampaikan ceramah pembelajaran harus memperhatikan teknik
bicara, teknik eye contact, ekspresi wajah, hingga pemilihan kata dalam penyampaian
poin-poin materi yang disampaikan. Hal ini penting agar siswa senantiasa antusias
untuk memperhatikan saat guru berceramah.
 Guru memanfaatkan media pembelajaran interaktif. Contohnya? Silakan baca artikel
berikut ini

3. MERANCANG PEMBELAJARAN YANG APLIKATIF (APPLIED LEARNING)


Pembelajaran yang aplikatif berarti suatu kegiatan belajar yang menuntut siswa untuk
melakukan praktik langsung untuk lebih memahami materi. Lebih mudahnya, kita bisa
memakai istilah “learning by doing”, belajar dengan praktik langsung. Nah, langsung saja,
ini dia beberapa contoh penerapan applied learning.
 Pengamatan/Observasi bisa diterapkan untuk mempelajari materi yang berkaitan
dengan pengenalan suatu fenomena yang ada di lingkungan sekitar (contoh:
pengamatan ekosistem di sawah, pengamatan pemanfaatan sumber energy,
pengamatan pertumbuhan tanaman, dll)
 Simulasi dilakukan untuk mempelajari materi yang berkaitan dengan keterampilan
merangkai/menyusun/membuat sesuatu. (contoh: merangkai rangkaian listrik
sederhana, merancang pesawat sederhana, membuat kincir angin, dll)
 Sosiodrama/Bermain peran. Sosiodrama dan bermain peran diterapkan untuk
mempelajari materi yang berkaitan dengan penanaman karakter. (contoh : bermain
peran berdasarkan sebuah cerita yang didalamnya memuat nilai kejujuran,
kesabaran, bijaksana, dll)
 Demonstrasi diterapkan untuk mempelajari materi yang berkaitan dengan
keterampilan dalam mempraktikkan suatu materi. (contoh: demonstrasi pembacaan
puisi, demonstrasi pembacaan pidato, dll)
 Wawancara dapat diterapkan untuk mempelajari materi yang beragam sesuai
dengan kompetensi narasumber. (contoh: wawancara dengan warga, wawancara
dengan polisi, wawancara dengan petugas puskesmas, wawancara dengan pedagang,
dll )
 Pembuatan Proyek/Produk. Pembuatan Proyek/Produk dapat diterapkan dalam
materi pembelajaran yang bertujuan untuk dapat menghasilkan proyek/produk.
(contoh: keterampilan membuat anyaman bamboo, keterampilan membuat poster,
keterampilan membuat kompor dari barang bekas, dll )

4. PEMANTAUAN, ANALISIS DAN PENGKATEGORIAN (SCANNING AND LEVELLING)


Setiap anak memiliki karakteristik individu dan tingkat kecerdasan yang berbeda. Maka dari
itu, menganalisis perbedaan anak dan tingkat kecerdasan anak sangat penting dilakukan
dalam mengajar anak Paud/TK/SD . Setelah menganalisis, guru akan bisa melakukan
kategorisasi dan merancang pembelajaran yang tepat untuk setiap kategori kecerdasan
anak. Bagaimana langkah-langkah konkretnya? Berikut ulasannya.

 Guru bisa menganalisis tingkat kecerdasan anak melalui pencapaian hasil belajar
anak. (nilai tugas, nilai ulangan harian, nilai UTS, nilai UAS, hasil penilaian proses,
hasil penilaian portofolio, dll)
 Guru menerapkan cara belajar auditori dalam KBM. Auditori adalah cara belajar yang
lebih mengandalkan pendengaran. Contohnya adalah guru menyampaikan materi
dengan ceramah, pemutaran music ketika belajar, memahami materi melalui
pemutaran rekaman, merangkum isi berita yang didengar dari radio, dll. Setelah itu,
guru dapat melihat hasil belajar siswa untuk kemudian dapat mengetahui siapa saja
siswa yang memiliki gaya belajar auditori.
 Guru menerapkan cara belajar visual dalam KBM.Visual adalah cara belajar yang lebih
mengandalkan penglihatan/pengamatan. Contohnya adalah guru menyampaikan
materi melalui tampilan presentasi ppt, pemutaran video pembelajaran, memahami
materi melalui pengamatan lingkungan sekitar, merangkum isi cerita dari
penayangan video, dll. Setelah itu, guru dapat melihat hasil belajar siswa untuk
kemudian dapat mengetahui siapa saja siswa yang memiliki gaya belajar visual.
 Guru menerapkan cara belajar kinestetik dalam KBM.Kinestetik adalah cara belajar
yang lebih mengandalkan indra peraba dan aktifitas fisik. Contohnya adalah guru
menyampaikan materi melalui alat peraga (alat peraga rangka manusia, alat peraga
organ tubuh, alat peraga rangkaian listrik sederhana, dll), belajar melalui kegiatan
praktikum, memahami materi melalui kegiatan simulasi, memahami cerita dengan
praktik sosiodrama, dll. Setelah itu, guru dapat melihat hasil belajar siswa untuk
kemudian dapat mengetahui siapa saja siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.
 Guru mengumpulkan semua hasil analisis tingkat kecerdasan siswa dan cara belajar
siswa.
 Guru mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat kecerdasan. (cerdas, kurang
cerdas, dan perlu bimbingan)
 Guru mengelompokkan siswa berdasarkan cara belajar. (auditori, visual, dan
kinestetik)
 Guru menerapkan pembelajaran yang mengacu pada cara belajar auditori, visual, dan
kinestetik secara seimbang agar semua siswa dapat belajar dengan baik sesuai
dengan cara belajar masing-masing.
 Guru memberi perhatian khusus kepada siswa yang masuk dalam kategori perlu
bimbingan dan dapat menjadikan siswa berkategori cerdas sebagai tutor sebaya bagi
teman yang perlu bimbingan.

5. MEMBIASAKAN DISKUSI DAN MEMBERI UMPAN BALIK (DISCUSSION AND FEEDBACK)


Kegiatan diskusi dan pemberian umpan balik oleh guru adalah hal yang harus ada dalam
pembelajaran. Diskusi bertujuan untuk mempertajam pemahaman siswa dan memecahkan
masalah (tentang suatu materi) secara bersama-sama. Sedangkan feedback (umpan balik)
adalah jawaban sekaligus penguatan dari guru tentang materi yang sedang dibahas. Umpan
balik penting dilakukan untuk memastikan siswa memahami materi pembelajaran. Berikut
ini Ragam diskusi yang bisa diterapkan di kelas.

 Diskusi klasikal (Rain Storming Group). Diskusi siswa lingkup satu kelas. Setiap siswa
bebas untuk bertanya, menjawab, dan berpendapat.
 Diskusi Panel. Diskusi siswa lingkup satu kelas namun dalam satu kelas dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok mewakilkan 1-2 anggota sebagai juru
bicara dalam bertanya, menjawab, maupun berpendapat.
 Diskusi WholeGroup. Diskusi dengan jumlah maksimal 15 orang per kelompok.
 Diskusi Buzz Group. Diskusi dengan jumlah maksimal 4-6 orang per kelompok.
 Diskusi Sundicate Group. Diskusi kelompok kecil 3-5 orang. Setiap kelompok yang ada
di kelas mendiskusikan masalah yang berbeda.

6. MEJELASKAN MATERI MELALUI BERCERITA (STORY TELLING)


Cara berikutnya dalam mengajar anak Paud TK SD adalah dengan menerapkan metode
bercerita. Metode bercerita adalah penyampaian atau penyajian materi pembelajaran
secara lisan oleh guru dalam bentuk cerita/dongeng. Story telling akan lebih bisa menarik
antusias peserta didik daripada ceramah biasa. Maka dari itu, story telling menjadi satu
alternative penting bagi guru untuk menemukan cara mengajar anak PAUD/TK/SD agar
pembelajaran berjalan efektif. Ada beberapa teknik story telling yang dapat guru terapkan,
yakni sebagai berikut.

 Bercerita dengan alat peraga boneka.


 Bercerita dengan alat peraga gambar seri.
 Bercerita dengan media visual tanpa suara (animasi)
 Bercerita dengan alat peraga wayang
 Bercerita sambil menggambar
 Bercerita melalui papan flanel
 Bercerita melalui buku pop up

7. MENJELASKAN MATERI MELALUI PERUMPAMAAN DAN STUDY KASUS (ANALOGY AND


CASE STUDY)
Penjelasan materi melalui perumpamaan dan study kasus juga layak untuk dicoba. Karena
melalui perumpamaan dan study kasus ini anak akan diasah kemampuan imajinasinya dan
mengaitkannya dengan materi yang sedang dikaji. Studi kasus bisa diambil dari
pengalaman guru, pengalaman siswa, berita dari media, maupun contoh cerita dari buku.
Sedangkan guru bisa menyampaikannya dengan metode ceramah, metode story telling
maupun melalui media pembelajaran (video, rekaman,dll). Okay, kita akan lanjut ke cara
mengajar anak Paud TK SD berikutnya.

8. MENGAJAR SEKALIGUS MEMOTIVASI SISWA (TEACHING AND MOTIVATING)


Mengajar dengan selalu memotivasi peserta didik akan dapat meningkatkan gairah belajar
dan rasa keingintahuan yang tinggi. Maka dari itu guru sangat penting untuk menerapkan
hal ini. Berikut contoh konkret bentuk motivasi yang bisa diberikan saat pembelajaran.

 Mengapresiasi positif setiap tanggapan/pendapat/ide/pertanyaan yang dilontarkan


siswa.
 Memotivasi siswa untuk terus rajin belajar agar mendapatkan nilai terbaik.
 Memberi reward sederhana atas keberhasilan siswa (contoh:tambahan poin,
pemberian tanda bintang di papan prestasi dll)
 Menghargai setiap hasil pekerjaan siswa.

9. MENGGUNAKAN BAHASA TUBUH YANG MENARIK (BODY LANGUAGE)


Penggunaan bahasa tubuh yang baik dalam mengajar akan membuat penyampaian
bertambah terang, lebih jelas, dan lebih menarik perhatian siswa. Berikut beberapa tips
bahasa tubuh saat mengajar.

 Lakukan kontak mata kepada siswa secara merata.


 Posisi mengajar menghadap kepada siswa secara keseluruhan.
 Gunakan gerak tangan untuk memvisualisasikan sesuatu.
 Berpindah tempat sedikit-demi sedikit namun tetap bisa berhadapan degan siswa
secara keseluruhan.
 Penekanan intonasi suara pada poin-poin yang penting.

10. GUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN DESAIN GRAFIS (PICTURE AND GRAPH
TECHNOLOGY)
Penggunaan media gambar dan desain grafis juga menjadi opsi penting untuk dapat
mengajar anak PAUD/TK/SD dengan efektif. Anak akan sangat tertarik untuk melihat
gambar/video visual. Hal ini akan dapat memudahkan anak untuk antusias dan cepat
memahami materi. Berikut contoh konkret ragam media gambar/grafis yang bisa guru
gunakan dalam pembelajaran.

 Poster pembelajaran
 Gambar seri pembelajaran
 Kartu belajar bergambar
 Alat peraga gambar peta
 Gambar peta konsep/peta pikiran/siklus
 Gambar bagan
 Gambar animasi bergerak
 Foto tokoh/pahlawan
 Gambar sketsa
 Komik pembelajaran
 Gambar diagram/grafik

Anda mungkin juga menyukai