Anda di halaman 1dari 7

MAKSUD DAN TUJUAN PERTEMUAN WALI KELAS DAN ORTU

Maksud dan Tujuan


1. Menjalin silaturahmi antar orang tua/wali murid.
2. Membantu mengkomunikasikan permasalahan orang tua/wali murid.
3. Peningkatan pengetahuan orang tua/wali murid dalam perkembangan pendidikan
anak, kegiatan belajar-mengajar dan aktivitas sekolah.
4. Meningkatkan peran orang tua / wali murid dalam mendukung program – program
pendidikan sekolah.
5. Menjalin silaturahmi antara orang tua/wali murid dengan pihak sekolah.
6. Membantu terciptanya hubungan yang sinergis antara orang tua/wali murid dan pihak
sekolah.

Pentingnya pertemuan orang tua wali murid

Peranan orang tua siswa sebagai patner guru dalam mendidik anak-anak tidak bisa
dipisahkan. Bahkan orang tualah yang hakikatnya memiliki peran utama sesungguhnya
dalam pendidikan. Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing, orang tua
kedua di sekolah. Namun, justru hanya sebagian kecil saja yang memahami hal tersebut.
Orang tua justru menyerahkan sepenuhnya segala macam pendidikan baik intelektual,
spiritual dan juga keterampilan pada guru di sekolah.
Untuk mengubah presepsi tersebut maka penting sekali sekolah menyelenggarakan
pertemuan bersama orang tua wali murid di awal tahun ajaran. Selain dibuat
kesepahaman dalam mendidik anak-anak juga dijabarkan kegiatan-kegiatan sekolah
yang akan diselenggarakan sekolah. Sehingga orang tua mengetahui semua program
sekolah. Orang tua juga bisa meminta informasi tentang kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dari segi manfaatnya bagi pendidikan anak-anak.
Dengan demikian guru dan orang tua dapat bersinergi dan mengembangkan
komunikasi horizontal bersifat kekeluargaan dalam mendidik anak-anak. Apa yang
dilakukan siswa di sekolah perlu diketahui orang tua. Dan begitu juga sebaliknya,
lingkungan keluarga siswa perlu diketahui guru untuk mengidentifikasi berbagai
persoalan yang bisa muncul dalam perjalanan pendidikan nantinya.
Pendidikan itu butuh keteladanan. Keteladanan yang pertama dilihat oleh siswa
adalah perilaku orang tua di rumah. Anak-anak adalah peniru yang handal. Jika orang
tua tidak hati-hati maka secara tidak langsung akan memberikan dampak terhadap
perkembangan anak didik. Inilah yang perlu disadari kedua belah pihak. Guru juga perlu
mengetahui lingkungan sekitar di mana anak didiknya tinggal. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara home visit.
Dengan demikian guru dan orang tua dapat berjalan bersama dan bekerja sama
dalam mendidik anak-anak generasi penerus bangsa.
Salam
PERANAN ORANG TUA, SEKOLAH DAN GURU DALAM MENSUKSESKAN PENDIDIKAN

A. Peran Orang tua

Sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan formal memerlukan banyak hal yang
mendukung yaitu antara lain kepentingan dan kualitas yang baik dari kepala sekolah
dan guru, peran aktif dinas pendidikan atau pengawas sekolah, peran aktif orang tua
dan peran aktif masyarakat sekitar sekolah. Akan tetapi orang tua juga tidak dapat
menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada sekolah. Pendidikan anak dimulai
dari pendidikan orang tua di rumah dan orang tua yang mempunyai tanggung jawab
utama terhadap masa depan anak-anak mereka, sekolah hanya merupakan lembaga
yang membantu proses tersebut. Sehingga peran aktif dari orang tua sangat diperlukan
bagi keberhasilan anak-anak di sekolah.

Ada beberapa cara dalam meningkatkan peran orang tua terhadap pendidikan anak-
anak mereka.

Pertama, dengan mengontrol waktu belajar dan cara belajar anak.


- Anak-anak diajarkan untuk belajar secara rutin, tidak hanya belajar saat mendapat
pekerjaan rumah dari sekolah atau akan menghadapi ulangan.
- Setiap hari anak-anak diajarkan untuk mengulang pelajaran yang diberikan oleh guru
pada hari itu.
-Dan diberikan pengertian kapan anak-anak mempunyai waktu untuk bermain.
Kedua, memantau perkembangan kemampuan akademik anak.
- Orang tua diminta untuk memeriksa nilai-nilai ulangan dan tugas anak mereka.
Ketiga, memantau perkembangan kepribadian yang mencakup sikap, moral dan
tingkah laku anak-anak.
- Hal ini dapat dilakukan orang tua dengan berkomunikasi dengan wali kelas untuk
mengetahui perkembangan anak di sekolah.
Keempat, memantau efektifitas jam belajar di sekolah.
- Orang tua dapat menanyakan aktivitas yang dilakukan anak mereka selama berada di
sekolah. Dan tugas-tugas apa saja yang diberikan oleh guru mereka.

Selain semua hal tersebut di atas ada beberapa hal lain perlu diperhatikan yaitu
membantu anak mengenali dirinya (kekuatan dan kelemahannya), membantu anak
mengembangkan potensi sesuai bakat dan minatnya, membantu meletakkan fondasi
yang kokoh untuk keberhasilan hidup anak dan membantu anak merancang hidupnya.

Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh orang tua dan harus dihindari dalam
mendidik anak mereka, antara lain
- menumbuhkan rasa takut dan minder pada anak,
- mendidik anak menjadi sombong terhadap orang lain,
- membiasakan anak hidup berfoya-foya,
- selalu memenuhi permintaan anak,
- terlalu keras dan kaku dalam menghadapi anak,
- terlalu pelit terhadap anak (melebihi batas kewajaran),
- tidak mengasihi dan menyayangi mereka sehingga mencari kasih sayang di luar rumah,
- orang tua hanya memperhatikan kebutuhan jasmaninya saja,
- orang tua terlalu berprasangka baik kepada anak-anak mereka.
B. Melibatkan Diri dalam Kehidupan Anak

PADA umumnya orang tua akan lebih memerhatikan perkembangan dan kebutuhan
rohani anak ketika ia masih kecil saja. Pada saat ia mulai menginjak remaja, biasanya
perhatian orang tua semakin memudar. Hal itu terjadi mungkin karena mereka
menganggap anak sudah dapat mandiri dan sudah tidak terlalu banyak lagi
membutuhkan perhatian atau bantuan orang tua.

Anggapan orang tua seperti di atas itu adalah tidak benar. Anak remaja justru sangat
membutuhkan dukungan, bimbingan, kehadiran, dan perhatian orang tua. Di kala anak
mendapatkan kendala dalam hidupnya tentu akan sangat baik bila ia dapat
mencurahkan dan mendapatkan masukkan, saran, dan nasihat dari orang tuanya
sendiri ketimbang dari teman-temannya.

Jika orang tua selalu memberikan perhatian secara aktif. Selalu berusaha melibatkan
diri dalam hidup anak, misalnya mendengarkan apa yang ingin ia bicarakan,
memotivasi kegiatan sekolahnya, dan membantu anak ketika ia sedang mendapatkan
masalah dalam hidupnya. Maka, ketika ia mengetahui hal ini di masa depan nanti, ia
akan siap pula memberikan yang terbaik kepada orang tuanya. Ia akan siap
mendampingi dan memerhatikan orang tua seperti halnya orang tua telah melakukan
semua itu kepadanya.

C. Orang tua dan Sekolah

HARAPAN terbesar orang tua adalah ingin memiliki anak yang sholeh, sopan, pandai
bergaul, pintar dan sukses , tetapi harapan besar ini jangan sampai menjadi tinggal
harapan saja. Bagaimana orang tua untuk mewujudkan harapan tersebut, itulah yang
paling penting. Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia
sangatlah penting dan fundamental, keluarga pada hakikatnya merupakan wadah
pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada
dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya.

Peran orang tua dalam hal pendidikan anak sudah seharusnya berada pada urutan
pertama, para orang tualah yang paling mengerti benar akan sifat-sifat baik dan buruk
anak-anaknya, apa saja yang mereka sukai dan apa saja yang mereka tidak sukai.
Para orang tua adalah yang pertama kali tahu bagaimana perubahan dan
perkembangan karakter dan kepribadian anak-anaknya, hal-hal apa saja yang
membuat anaknya malu dan hal-hal apa saja yang membuat anaknya takut. Para
orang tualah yang nantinya akan menjadikan anak-anak mereka seorang yang
memiliki kepribadian baik ataukah buruk.
Anak-anak pada masa peralihan lebih banyak membutuhkan perhatian dan
kasih sayang, maka para orang tua tidak dapat menyerahkan kepercayaan seluruhnya
kepada guru di sekolah, artinya orang tua harus banyak berkomunikasi dengan gurunya
di sekolah begitu juga sebaliknya, hal penting dalam pendidikan adalah mendidik jiwa
anak. Jiwa yang masih rapuh dan labil, kurangnya perhatian dan kasih sayang orang
tua dapat mengakibatkan pengaruh lebih buruk lagi bagi jiwa anak. Banyaknya
tindakan kriminal yang dilakukan generasi muda saat ini tidak terlepas dari kelengahan
bahkan ketidakpedulian para orang tua dalam mendidik anak-anaknya.

Orang tua dan sekolah merupakan dua unsur yang saling berkaitan dan memiliki
keterkaitan yang kuat satu sama lain. Terlepas dari beragamnya asumsi masyarakat,
ungkapan “buah tak akan pernah jauh jatuh dari pohonnya” adalah sebuah
gambaran bahwa betapa kuatnya pengaruh orang tua terhadap perkembangan
anaknya.

Supaya orang tua dan sekolah tidak salah dalam mendidik anak, oleh karena itu harus
terjalin kerjasama yang baik di antara kedua belah pihak. Orang tua mendidik anaknya
di rumah, dan di sekolah untuk mendidik anak diserahkan kepada pihak sekolah atau
guru, agar berjalan dengan baik kerja sama di antara orang tua dan sekolah maka
harus ada dalam suatu rel yang sama supaya bisa seiring seirama dalam
memperlakukan anak, baik di rumah ataupun di sekolah, sesuai dengan kesepahaman
yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam memperlakukan anak.

Kalau saja dalam mendidik anak berdasarkan kemauan salah satu pihak saja misalnya
pihak keluarga saja ataupun pihak sekolah saja yang mendidik anak, hal ini
berdasarkan beberapa pengalaman tidak akan berjalan dengan baik atau dengan
kata lain usaha yang dilakukan oleh orang tua atau sekolah akan mentah lagi mentah
lagi karena ada dua rel yang harus dilalui oleh anak dan akibatnya si anak menjadi
pusing mana yang harus diturut, bahkan lebih jauhnya lagi dikhawatirkan akan
membentuk anak berkarakter ganda.

Memang pada kenyataannya tidak mudah untuk melaksanakan kesepahaman


tersebut, tetapi kalau kita berlandaskan karena rasa cinta kita kepada anak tentunya
apapun akan kita lakukan, karena rasa cinta dapat mengubah pahit menjadi manis,
debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi
telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat. Kalau hal ini sudah
dimiliki oleh kedua belah pihak, hal ini merupakan modal besar dalam mendidik anak.
Setiap kejadian yang terjadi, baik di rumah ataupun di sekolah hendaklah dicatat
dengan baik oleh kedua belah pihak sehingga ketika ada hal yang janggal pada
anak, hal ini bisa dijadikan bahan untuk mengevaluasi sejauh mana perubahan-
perubahan yang dialami oleh anak, baik sifat yang jeleknya ataupun sifat yang
bagusnya, sehingga di dalam penentuan langkah berikutnya bisa berkaca dari
catatan-catatan yang telah dibuat oleh kedua belah pihak.

Setiap ada sesuatu hal yang dirasakan janggal pada diri anak baik di rumah ataupun di
sekolah, baik orang tua ataupun guru harus sesegera mungkin untuk menanganinya
dengan cara saling menginformasikan di antara orang tua dan guru, mungkin lebih
lanjutnya mendiskusikannya supaya bisa lebih cepat tertangani masalah yang dihadapi
oleh anak dan tidak berlarut-larut. Oleh karena itu seperti apa yang tertulis di atas
bahwa orang tua dan sekolah merupakan satu kesatuan yang utuh di dalam mendidik
anak, agar apa yang dicita-citakan oleh orang tua atau sekolah dapat tercapai, maka
harus ada kekonsistenan dari kedua belah pihak dalam melaksanakan program-
program yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
ENAM BENTUK KERJASAMA ORAG TUA DENGAN SEKOLAH
Bukan jamannya lagi orang tua menyerahkan sepenuhnya urusan pendidikan anaknya ke
sekolah. Bukan jamannya lagi pula bila keberhasilan atau kegagalan seorang anak dalam
bidang akademik ditentukan sekolah apa atau sekolah di mana.
Berbagai survey dan realitas di lapangan, baik di skala internasional maupun skala nasional,
menunjukkan, kerja sama antara sekolah dan orang tua siswa didik sangat penting untuk
terjaminnya keberhasilan siswa, baik dari sisi akademik maupun karakter.
Terkait kerja sama sekolah dan orang tua peserta didik itu, ada salah satu pertanyaan,
seperti apa bentuk kerjasa manya?
Profesor Joyce L. Epstein Ph.D., Direktur Pusat Kerjasama dan Jaringan Nasional Masyarakat,
Keluarga, dan Sekolah Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat, dalam bukunya “School, Family,
and Community Partnerships: Your Handbook for Action” menyebutkan, ada enam tipe
keterlibatan keluarga atau masyarakat dalam pendidikan di sekolah untuk meningkatkan iklim
sekolah dan keberhasilan siswa di sekolah.

Enam tipe pelibatan keluarga itu adalah :


1. Parenting atau Kelas Orangtua
Parenting ini merupakan kegiatan mengumpulkan para orang tua siswa dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan mereka tentang tumbuh kembang anak hingga dewasa. Hal ini
sangat penting agar para orang tua siswa dapat memberikan bantuan yang tepat bagi
percepatan tumbuh kembang anak sesuai dengan usianya masing-masing. Kegiatan
parenting ini bisa berupa diskusi, ceramah, seminar dan lain-lain kegiatan dengan
menghadirkan narasumber yang kompeten, seperti psikolog, atau pendidik.

2. Dialog
Kegiatan dialog ini adalah upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan komunikasi
timbal balik atau komunikasi dua arah dengan para orang tua siswa tentang hal-hal yang
berkaitan dengan program sekolah dalam meningkatkan hasil belajar dan karakter siswa serta
kemajuan/prestasi yang sudah dicapai oleh sekolah dan siswa. Contoh kegiatan ini misalnya
sekolah melakukan komunikasi secara teratur, sistematis dan terencana. Dalam kegiatan ini
juga terbuka peluang dialog melalui sarana teknologi, seperti telepon, SMS, atau media sosial.

3. Aktivitas sukarela
Kegiatan ini berupa pelibatan pihak di luar sekolah dalam mendukung aktivitas sekolah
dengan pelaksanaan dilakukan orang tua. Contoh kegiatan seperti Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) dengan memanfaatkan puskesmas dan dokternya. Tujuan kegiatan ini untuk
meningkatkan kompetensi siswa.

4. Belajar di rumah
Kegiatan ini berupa informasi tentang apa dan bagaimana orang tua membantu anak
menciptakan kebiasaan belajar dan budaya belajar yang baik saat di rumah secara
terjadwal.

5. Ikut terlibat keputusan penting


Orang tua siswa diberi peluang untuk terlibat dalam proses pembuatan keputusan di sekolah
yang berkaitan dengan program sekolah. Pelibatan orang tua siswa dalam pengambilan
keputusan ini menjadi sangat strategis dan bermakna karena mereka merasa dilibatkan dan
pada gilirannya mereka merasa memiliki sekolah. Hal ini akan mendorong mereka ikut
bertanggung jawab dalam melaksanakan keputusan bersama tersebut.

6. Kerja sama dengan masyarakat


Kegiatan kolaborasi ini berupa kerja sama antara sekolah, kelompok masyarakat, organisasi-
organisasi, serta kerja sama dengan masyarakat dan atau tokoh masyarakat secara individual.
Bentuk – Bentuk Partisipasi Orang tua Murid/Masyarakat untuk Sekolah
Apabila kita cermati pendapat di atas, Nampak bahwa apa yang diinginkan sekolah
dari orang tua murid sebenarnya lebih cenderung untuk meningkatkan prestasi
akademik dan non akademik siswa. Jadi, komunikasi antara sekolah dengan masyarakat
sebenarnya tidak hanya mencari bantuan uang/material semata – mata. Sangat salah
apabila mencari bantuan material/dana menjadi tujuan utama dalam hubungan
sekolah dengan masyarakat. Kondisi inilah sebenarnya yang menyebabkan sering terjadi
orang tua malas atau bahkan tidak mau dating ke sekolah kalau mendapat undangan
dari pihak sekolah.
Apabila masyarakat memandang sekolah sebagai lembaga yang memiliki cara kerja
yang meyakinkan dalam membina perkembangan anak – anak mereka, maka
masyarakat akan berpartisipasi kepada sekolah. Untuk melibatkan masyarakat dalam
peningkatan mutu sekolah, maka para manajer sekolah (kepala sekolah) sudah
seharusnya aktif menggugah perhatian masyarakat untuk bersama – sama berdiskusi
untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi sekolah.

Beberapa contoh partisipasi masyarakat dalam pendidikan ialah :


1. Mengawasi perkembangan pribadi dan proses belajar putra-putrinya di rumah dan
bila perlu memberi laporan dan berkonsultasi dengan pihak sekolah.
2. Menyediakan fasilitas belajar di rumah dan membimbing putra-putrinya agar belajar
dengan penuh motivasi dan perhatian.
3. Menyediakan perlengkapan belajar yang dibutuhkan untuk belajar di lembaga
pendidikan (sekolah).
4. Berusaha melunasi SPP dan bantuan pendidikan lainnya
5. Memberikan umpan balik kepada sekolah tentang pendidikan terutama yang
menyangkut keadaan putra-putrinya
6. Bersedia datang ke sekolah bila diundang atau diperlukan oleh sekolah
7. Ikut berdiskusi memecahkan masalah-masalah pendidikan seperti Sarana prasarana,
kegiatan, keuangan, program kerja dan sebagainya.
8. Membantu fasilitas-fasilitas belajar yang dibutuhkan sekolah untuk memajukan proses
pembelajaran
9. Meminjami alat-alat yang dibutuhkan sekolah untuk berpraktek, apabila sekolah
memerlukannya
10. Bersedia menjadi tenaga pelatih narasumber bila diperlukan oleh sekolah
11. Bagi hartawan bersedia menjadi donator untuk pengembangan sekolah
12. Ikut memperlancar komunikasi pendidikan
13. Mengajukan usul-usul untuk perbaikan pendidikan
14. Ikut mengontrol Jalannya pendidikan (kontrol sosial)
15. Ikut memikirkan dan merealisasikan kesejahteraan personalia pendidikan
B. Partisipasi Orang tua Murid/Masyarakat yang Diharapkan Sekolah
Ada pendapat lain yang dikembangkan berdasarkan beberapa hasil kajian, yang
secara rinci menyebutkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pendidikan yang
sangat diharapkan sekolah adalah sebagai berukut :

1. Mengawasi/Membimbing Kebiasaan Anak Belajar di Rumah


a. Mendorong anak dalam belajar secara teratur di rumah. Dalam hal ini orang tua
harus memberikan motivasi, dorongan dan menciptakan situasi dan kondisi (iklim)
yang memungkinkan bagi anak untuk belajar.
b. Mendorong anak dalam menyusun jadwal dan struktur waktu belajar serta
menetapkan prioritas kegiatan di rumah. Orang tua perlu memberikan dorongan
agar budaya anak tercipta di rumah melalui kegiatan yang terjadwal. waktu yang
terstruktur serta mampu memilih prioritas kegiatan yang bermanfaat di rumah
c. Membimbing dan mengarahkan anak dalam penggunaan waktu belajar bermain
dan istirahat..
d. Membimbing dan mengarahkan anak melakukan sesuatu kegiatan yang
menunjang pelajaran di sekolah. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan anak di
rumah yang menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah. Bahkan anak dapat
membuat karya – karya ilmiah dengan menggunakan lingkungan sebagai media
belajar. Hal ini menuntut orang tua memiliki pemahaman tentang kegiatan –
kegiatan tersebut.

2. Membimbing dan Mendukung Kegiatan Akademik Anak


a. Mendorong dan menumbuhkan minat anak untuk rajin membaca dan rajin belajar
(minat baca). Orang tua dan orang dewasa di sekitar anak perlu berperan sebagai
model (modeling) atau contoh tauladan dalam kegiatan membaca.
b. Memberikan penguatan kepada anak untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat
bagi dirinya. Penghargaan adalah salah satu hal yang dapat memperkuat perilaku
anak (reward atau reinforcemen). Perilaku anak yang diakui dan diberikan
penghargaan akan diperkuat menjadi kebiasaan.
c. Menyediakan bahan yang tepat serta fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan anak
dalam belajar. Anak akan dapat belajar dengan nyaman dan tenang apabila
ditunjang oleh bahan untuk belajar yang memadai dan fasilitas yang sesuai dengan
kebutuhan mereka.
d. Mengetahui kekuatan dan kelemahan anak serta problem belajar dan berusaha
untuk memberikan bimbingan. Setiap anak memiliki kekuatan dan kelemahannya
masing-masing. Orang tua harus memahami apa kekuatan anak dan apa
kelemahannya dalam berbagai hal.
e. Mengawasi pekerjaan rumah, aktivitas belajar anak. Kegiatan anak di rumah
memerlukan pengawasan dari orang tua, tetapi pengawasan dalam hal ini bukan
berarti pengawasan yang berlebihan yang menyebabkan anak merasa tertekan.
Belajar perlu ketenangan, kenyamanan, dan bebas dari tekanan (fun learning).
f. Menciptakan suasana rumah yang mendukung kegiatan akademik anak. Suasana
dan iklim yang tercipta di rumah akan sangat menentukan efektivitas belajar.
g. Membantu anak secara fungsional dalam belajar dan menyelesaikan tugas-tugas
sekolah tepat waktu. Banyak tugas – tugas belajar anak yang harus dikerjakannya di
rumah, tetapi tidak semua tugas tersebut dapat diselesaikannya sesuai harapan.
Orang tua perlu memberikan dukungan dan apabila memungkinkan dapat
memberikan bantuan bimbingannya dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut.

Anda mungkin juga menyukai