“Laporan ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah filsafat seni yang diampu Oleh :
Yuni Listiarini,M.Pd
Disusun Oleh :
-Peni (F1111141004)
Renidianti ( F1111141005)
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT atas nikmat dan
karunia yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah tugas kelompok
Mata kuliah Filsafat Seni tentang “ Filsafat Seni dalam Kreativitas” . Makalah ini membahas
tentang kreativitas seniman dalam penciptaan suatu karya seni yang terkait dengan Filsafat
Seni. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
perlu disempurnakan , oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan
menjadi masukan yang berharga untuk kesempurnaan nakalah ini , khususnya untuk penulis.
Kami penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang terkait ikut
membntu dalam pembuatan makalah ini.akhir kata kami mengucapkan Terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kreativitas seniman dalam karya seni adalah kemampuan daya cipta mewujudkan
karya seni yang belum pernah ada atau karya seni yang sudah ada dengan kreasi baru.
Proses berfikir kreatif seniman merupakan proses melahirka ide-ide baru dalam karya seni.
Kesenian merupakan produk budaya suatu bangsa, semakin tinggi nilai kesenian satu
bangsa maka semakin tinggi nilai budaya yang terkandung didalamnya. Ensiklopedia
Indonesia “seni merupakan penciptaan dari segala macam hal atau benda yang karena
keindahan bentuknya senang orang melihat dan senang mendengarnya” (Soedarso Sp,
2006: 66).Kata ‘seni’ telah umum dipakai sebagai padanan kata Inggris art. Art dapat
berarti keterampilan (skill), aktivitas manusia, karya (work of art), seni indah (fine art),
dan seni rupa (visual art) (Jakob Sumardjo, 2000: 42).Sedangkan menurut Soedarso Sp
(dalam Mikkes Susanto, 2002:102) “Seni adalah karya manusia yang mengkomunikasikan
pengalaman batin disajikan secara indah atau menarik hingga merangsang timbulnya
pengalaman batin pula pada manusia lain yang menikmati” Pendapat di atas menjelaskan
bahwa seni adalah ungkapan batin manusia berupa ide/gagasan yang diwujudkan dalam
sebuah karya. Bentuknya baik dalam wujud rupa, suara maupun wujud gerak. Seni juga
suatu wujud benda yang memiliki nilai keindahan didalamya baik penglihatan maupun
pendengaran. Jadi, seorang seniman dalam melahirkan karya seni harus mampu
melahirkan nilai keindahan dalam karyanya.
Seni sangat erat hubungannya dengan kreatifitas, dalam menciptakan suatu karya
seniman dituntut memiliki kreatifitas agar karya yang dilahirkan berkualitas. Berkualitas
adalah karya seni yang kreatif, inovatif dan tidak pernah diwujudkan sebelumnya dan
dapat diterima oleh masyarakat. Kreatifitas merupakan kegiatan mental yang sangat
individual, merupakan manifestasi kebiasaan manusia sebagai individu. Manusia yang
kreatif adalah manusaia yang menghayati dan menjalankan kebebasan dirinya secara
mutlak. Orang yang kreatif selalu dalam kondisi kacau, ricuh, kritis, gawat, mencari-cari,
mencoba menemukan sesuatu yang pernah dari tanaan budaya yang pernah dipelajarinya
(Jakob Sumardjo, 2000: 80). A.A.M Djelantik mengatakan Kreativitas menyangkut
penemuan sesuatu yang “seni” nya belum pernah terwujud sebelumnya. Apa yang
dimaksud dengan “seni” nya tidak mudah di tangkap karena ini menyangkut sesuatu yang
prensipil dan konseptual. Yang dimaksudkan bukanlah hanya “wujud” yang baru, tetapi
adanya pembaharuan dalam konsep-konsep estetikanya sendiri, atau penemuan konsep
yang baru sama sekali. (1999: 80).Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas beberapa
poin yaitu apa itu kreativitas, bagaiamana proses kreativitas itu ada dalam penciptaan
suatu karya dan baagaimana kreativitas dalam ppandangan filsafat seni
B. Rmusan Masalah
1. Apa yang dibahas dalam filsafat seni ?
2. Apa pengertian kreativitas, dan bagaimana pengertian kreativitas dalam beberapa
dimensi dan menurut beberapa ahli !
3. Bagaimana proses penciptaan atau kreativitas dalam seni ?
4. Apa saja prinsip prinsip dalam proses penciptaan ?
5. Bagaimana proses kreativitas dalam seni ?
6. Apa saja cara belajar dalam mengembangkan kreativitas pada manusia ?
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi kreativitas dan adanya variasi kreativitas ?
C.Tujuan
PEEMBAHASAN
A.Filsafat Seni
Filsafat seni identik dengan membahas mengenai niai rendah dan tidak rendah,
karena lebih cenderung kepada soal seni. Namun dalam filsafat seni dikatakan
subyektif.Filsafat seni mempersoalkan status ontologis dari sebuah karya seni dan
mempertanyakan pengetahuan apakah yang dihasilkan oleh seni,serta apakah yang dapat
diberikan seni untuk menghubungkan manusia dengan realitas.Filsafat seni membahas
tentang aspek kreativitas seniman.Setiap karya seni muncul dari seorang seniman , apakah
karya seni itu berbobot, kurang berbobot, atau seni kelas bawah pasti muncul dari seorang
seniman.Beberapa persoalan yang sring muncul terkait dengan seniman dengan karyanya
adalah kreativitas dan ekspresi. Seniman menekankan pada aspek ekpresi, kreasi, orisinalitas
,intuisi, imajinasi, ide, konsep, keterampilan dan referensi. Membahas masalah filsafat seni
dalam kreativitas maka dibawah ini akan dijelaskan mengenai definisi kreativitas itu sendiri.
B. Pengertian Kreativitas
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan
makna dari kreativitas yang dikaji dari empat dimensi yang memberikan definisi
saling melengkapi. Untuk itu kita dapat membuat berbagai kesimpulan mengenai
definisi tentang kreativitas dengan acuan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh
para ahli. Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas
peneliti menyimpulkan bahwa : "Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil
(asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)".
1. Proses penciptaan
Berdasarkan teori –teori seni yang sudah disebutkan di atas, dapat disimpulkan
bahwa sebuah karya seni tidak dapat terlepas dari proses penciptaannya dan si pencipta itu
sendiri. Mencipta pada dasarnya adalah melahirkan sesuatu. Walaupun proses kelahiran
itu diwarnai oleh derita, rasa duka atau rasa takut, kesemuanya akhirnya bermuara pada
rasa suka cita (Sahman 1993: 66). Bargson mengatakan bahwa dimana rasa suka cita itu
tampil, maka disitulah orang menjumpai kerja mencipta. Mencipta dalam arti keberhasilan
menampilkan sesuatu tentu akan menimbulkan rasa suka cita. Rasa suka cita adalah sama
untuk semua orang, apakah itu untuk seni tari, seni musik dan seni rupa. Proses mencipta
adalah sebuah proses yang melahirkan rasa suka cita. Rasa suka cita ini adalah yang
bersifat spiritual, yang berada diatas yang bersifat ragawi, materiil, lahiriah dan bersifat
sementara (Sahman 1993: 66).
Dalam proses penciptaan sebuah karya seni mengandung ciri-ciri bentuk estetis
yang dibahas oleh ahli estetik De Witt H. Parker dalam bukunya The Analysis of Art (The
Liang Gie 1976: 48). Ada 6 asas dalam estetika, yaitu :
Dalam setiap karya seni terdapat satu ide induk atau peranan yang unggul berupa
apa saja (bentuk, warna, pola irama, tokoh atau makna) yang menjadi titik pemusatan
dari nilai keseluruhan karya itu.
Tema dari suatu karya seni harus disempurnakan dan diperbagus dengan terus
menerus mengumandangkannya.
Menurut Herman Von Helmholtz (dalam Winardi dalam Bastomi 1990: 109-110) proses
kreasi melalui tiga tahapan, yaitu :
2. Kedua, tahap incubation yaitu tahap pengendapan. Semua data informasi serta
pengalaman-pengalaman yang telah terkumpul kemudian diolah dan diperkaya
dengan masukan-masukan dari alam prasadar seperti intuisi, semua pengalaman
dan pengetahuan yang relevan juga fantasi dan asosiasi. Inspirasi yang munculnya
secara tiba-tiba merupakan manifestasi kerja sebelumnya yang berlangsung di
bawah sadar. Ispirasi segera disusul oleh visi. Visi adalah kemampuan untuk
melihat potensi dalam sebuah ide baru. Visi akan membantu memperkuat dan
menjernihkan pandangan inspirasi akan menjadi lebih jelas gambarannya setelah
tumbuh dalam berkembangnya imajinasi. Sedangkan imajinasi adalah daya untuk
menghasilkan beberapa fungsi perlambang (symbol).
3. Ketiga, tahap illumination, jika pada tahap persiapan orang masih mencari-cari
dan pada tahap inkubasi orang berada dalam proses dan penyusunan apa yang
diperoleh sebelumnya, maka pada
E. 8 cara belajar mengembangkan kreativitas seni dan potensi yang terpendam ala
Leonardo da Vinci
2.Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan
seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain.
Walaupun demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan kritikan
dariorang lain.
(1) Tersedianya sarana kebudayaan, misal ada peralatan, bahan dan media,
(2) Adanya keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan bagi semua lapisan
masyarakat,
(3) Menekankan pada becoming dan tidak hanya being, artinya tidak menekankan pada
kepentingan untuk masa sekarang melainkan berorientasi pada masa mendatang,
(4) Memberi kebebasan terhadap semua warga negara tanpa diskriminasi, terutama jenis
kelamin,
(5) Adanya kebebasan setelah pengalamn tekanan dan tindakan keras, artinya setelah
kemerdekaan diperoleh dan kebebasan dapat dinikmati,
(6) Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda
(7) Adanya toleransi terhadap pandangan yang berbeda
(8) Adanya interaksi antara individu yang berhasil,
(9) Adanya insentif dan penghargaan bagi hasil karya kreatif.
Sedangkan lingkungan dalam arti sempit yaitu keluarga dan lembaga pendidikan. Di dalam
lingkungan keluarga orang tua adalah pemegang otoritas, sehingga peranannya sangat
menentukan pembentukan krativitas anak. Lingkungan pendidikan cukup besar pengaruhnya
terhadap kemampuan berpikir anak didik untuk menghasilkan produk kreativitas, yaitu
berasal dari pendidik.
Selain itu Hurlock (1993), mengatakan ada enam faktor yang menyebabkan munculnya
variasi kreativitas yang dimiliki individu, yaitu:
1. Jenis kelamin
Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan,
terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian besar hal ini
disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan.
Anak laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk
lebih mengambil resiko dan didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih
menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.
2. Status sosioekonomi
Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari anak
kelompok yang lebih rendah. Lingkungan anak kelompok sosioekonomi yang lebih
tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan
pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas.
3. Urutan kelahiran
Anak dari berbgai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas yang berbeda.
Perbedaan ini lebih menekankan pada lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir
ditengah, belakang dan anak tunggal mungkin memiliki kreativitas yang tinggi dari
pada anak pertama. Umumnya anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk
menyesuaikan diri dengan harapan orangtua, tekanan ini lebih mendorong anak untuk
menjadi anak yang penurut daripada pencipta.
4. Ukuran keluarga
Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih kreatif daripada
anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar cara mendidik anak yang otoriter dan
kondisi sosiekonomi kurang menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi dan
menghalangi perkembangan kreativitas.
5. Lingkungan
Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dari anak lingkungan pedesaan.
6. Intelegensi
Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada
anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk
menangani suasana sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian bagi
konflik tersebut.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Kreatifitas seni dapat diartikkan dari beberapa pandangan para tokoh yaitu suatu
segala kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Dan
berdasarkan pendapat umum kreativitas merupakkan kemamuan seseorang berfikir dan
bertingkah laku mengekspresikkan sifat dasar melalui suatu bentuk atau medium
sedemikian rupa sehingga menghasilkan rasa puas bagi diriya . filsafat dalam kreatifitas
seni yaitu tidak hanya mempersoalkan karya seni atau benda seni (hasil atau produk)
tetapi juga tentang aktifitas dan proses manusia atas karya yang dibuat ,baik
keterlibatannya dalam proses karya maupun caranya mengevaluasi dan menguakan hasil
karya itu sendiri .