Anda di halaman 1dari 13

TUGAS FILAFAT SENI

Filsafat Seni dalam Kreativitas

“Laporan ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah filsafat seni yang diampu Oleh :

Yuni Listiarini,M.Pd

Disusun Oleh :

-Cornelius arry (F1111141067)

-Peni (F1111141004)

Renidianti ( F1111141005)

-Vini Nopianti (F1111141058)

-Wiwi Asari (F1111141060)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2016
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT atas nikmat dan
karunia yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah tugas kelompok
Mata kuliah Filsafat Seni tentang “ Filsafat Seni dalam Kreativitas” . Makalah ini membahas
tentang kreativitas seniman dalam penciptaan suatu karya seni yang terkait dengan Filsafat
Seni. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
perlu disempurnakan , oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan
menjadi masukan yang berharga untuk kesempurnaan nakalah ini , khususnya untuk penulis.

Kami penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang terkait ikut
membntu dalam pembuatan makalah ini.akhir kata kami mengucapkan Terimakasih.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kreativitas seniman dalam karya seni adalah kemampuan daya cipta mewujudkan
karya seni yang belum pernah ada atau karya seni yang sudah ada dengan kreasi baru.
Proses berfikir kreatif seniman merupakan proses melahirka ide-ide baru dalam karya seni.
Kesenian merupakan produk budaya suatu bangsa, semakin tinggi nilai kesenian satu
bangsa maka semakin tinggi nilai budaya yang terkandung didalamnya. Ensiklopedia
Indonesia “seni merupakan penciptaan dari segala macam hal atau benda yang karena
keindahan bentuknya senang orang melihat dan senang mendengarnya” (Soedarso Sp,
2006: 66).Kata ‘seni’ telah umum dipakai sebagai padanan kata Inggris art. Art dapat
berarti keterampilan (skill), aktivitas manusia, karya (work of art), seni indah (fine art),
dan seni rupa (visual art) (Jakob Sumardjo, 2000: 42).Sedangkan menurut Soedarso Sp
(dalam Mikkes Susanto, 2002:102) “Seni adalah karya manusia yang mengkomunikasikan
pengalaman batin disajikan secara indah atau menarik hingga merangsang timbulnya
pengalaman batin pula pada manusia lain yang menikmati” Pendapat di atas menjelaskan
bahwa seni adalah ungkapan batin manusia berupa ide/gagasan yang diwujudkan dalam
sebuah karya. Bentuknya baik dalam wujud rupa, suara maupun wujud gerak. Seni juga
suatu wujud benda yang memiliki nilai keindahan didalamya baik penglihatan maupun
pendengaran. Jadi, seorang seniman dalam melahirkan karya seni harus mampu
melahirkan nilai keindahan dalam karyanya.

Seni sangat erat hubungannya dengan kreatifitas, dalam menciptakan suatu karya
seniman dituntut memiliki kreatifitas agar karya yang dilahirkan berkualitas. Berkualitas
adalah karya seni yang kreatif, inovatif dan tidak pernah diwujudkan sebelumnya dan
dapat diterima oleh masyarakat. Kreatifitas merupakan kegiatan mental yang sangat
individual, merupakan manifestasi kebiasaan manusia sebagai individu. Manusia yang
kreatif adalah manusaia yang menghayati dan menjalankan kebebasan dirinya secara
mutlak. Orang yang kreatif selalu dalam kondisi kacau, ricuh, kritis, gawat, mencari-cari,
mencoba menemukan sesuatu yang pernah dari tanaan budaya yang pernah dipelajarinya
(Jakob Sumardjo, 2000: 80). A.A.M Djelantik mengatakan Kreativitas menyangkut
penemuan sesuatu yang “seni” nya belum pernah terwujud sebelumnya. Apa yang
dimaksud dengan “seni” nya tidak mudah di tangkap karena ini menyangkut sesuatu yang
prensipil dan konseptual. Yang dimaksudkan bukanlah hanya “wujud” yang baru, tetapi
adanya pembaharuan dalam konsep-konsep estetikanya sendiri, atau penemuan konsep
yang baru sama sekali. (1999: 80).Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas beberapa
poin yaitu apa itu kreativitas, bagaiamana proses kreativitas itu ada dalam penciptaan
suatu karya dan baagaimana kreativitas dalam ppandangan filsafat seni

B. Rmusan Masalah
1. Apa yang dibahas dalam filsafat seni ?
2. Apa pengertian kreativitas, dan bagaimana pengertian kreativitas dalam beberapa
dimensi dan menurut beberapa ahli !
3. Bagaimana proses penciptaan atau kreativitas dalam seni ?
4. Apa saja prinsip prinsip dalam proses penciptaan ?
5. Bagaimana proses kreativitas dalam seni ?
6. Apa saja cara belajar dalam mengembangkan kreativitas pada manusia ?
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi kreativitas dan adanya variasi kreativitas ?

C.Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja yang dibahas dalam filsafat seni


2. Untuk mengetahui pengertian kreativitas, dan bagaimana pengertian kreativitas
dalam beberapa dimensi dan menurut beberapa ahli
3. Untuk mengetahui bagaimana proses penciptaan atau kreativitas dalam seni
4. Untuk mengetahui apa saja prinsip prinsip dalam proses penciptaan
5. Untuk mengetahui bagaimana proses kreativitas dalam seni
6. Untuk mengetahui apa saja cara belajar dalam mengembangkan kreativitas pada
manusia
7. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi kreativitas dan adanya
variasi kreativitas
BAB II

PEEMBAHASAN

A.Filsafat Seni

Filsafat seni identik dengan membahas mengenai niai rendah dan tidak rendah,
karena lebih cenderung kepada soal seni. Namun dalam filsafat seni dikatakan
subyektif.Filsafat seni mempersoalkan status ontologis dari sebuah karya seni dan
mempertanyakan pengetahuan apakah yang dihasilkan oleh seni,serta apakah yang dapat
diberikan seni untuk menghubungkan manusia dengan realitas.Filsafat seni membahas
tentang aspek kreativitas seniman.Setiap karya seni muncul dari seorang seniman , apakah
karya seni itu berbobot, kurang berbobot, atau seni kelas bawah pasti muncul dari seorang
seniman.Beberapa persoalan yang sring muncul terkait dengan seniman dengan karyanya
adalah kreativitas dan ekspresi. Seniman menekankan pada aspek ekpresi, kreasi, orisinalitas
,intuisi, imajinasi, ide, konsep, keterampilan dan referensi. Membahas masalah filsafat seni
dalam kreativitas maka dibawah ini akan dijelaskan mengenai definisi kreativitas itu sendiri.

B. Pengertian Kreativitas

Pengertian Kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang


menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Kreativitas adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru untuk memberi ide kreativ dalam memecahkan masalah atau
sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan yang baru antara unsur-unsur yang
sudah ada sebelumnya.Pendapat Lain tentang kreativitas adalah segala kemampuan
seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata
yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Perbedaan definisi kreativitas
yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Sudut
pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi kreativitas.
Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan
kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P's Creativity, yaitu :
 Dimensi Person
 Dimensi Proses
 Dimensi Press
 Dimensi Product

1. Definisi kreativitas dalam dimensi Person


Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang
berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif.
"Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative people" (Guilford,
1950 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001) "Creative action is an imposing of one's
own whole personality on the environment in an unique and characteristic way"
(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999) Guilford menerangkan bahwa
kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal
ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan
kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan
lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi
pribadi

2. Kreativitas dalam dimensi Process


Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus
pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif. "Creativity is a
process that manifest in self in fluency, in flexibility as well in originality of thinking"
(Munandar, 1977 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001). Utami Munandar
menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir,
serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci),
suatu gagasan.
Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan
variasi). Selain pendapat yang diuraikan diatas ada pendapat lain yang menyebutkan
proses terbentuknya kreativitas sebagai berikut : Wallas (1976) dalam Reni Akbar-
Hawadi dkk, 2001 mengemukakan empat tahap dalam proses kreatif yaitu :
a. Tahap Persiapan
adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk
memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar
berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.
b. Inkubasi
adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam
prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama
(berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar
(hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan
terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir
tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
c. Tahap Iluminasi
adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk
memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan,
seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang
lebihnya berarti "oh ya". Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas
evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan
keadaan nyata atau kondisi realita. Dari dua pendapat ahli diatas memandang
kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia dalam
menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan
variatif (divergensi berpikir).

3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press


Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau
dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk
mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari
lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar
1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai berikut :
"The initiative that one manifests by his power to break away from the usual sequence
of thought" Mengenai "press" dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai
imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga
kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang
terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru.

4. Definisi Kreativitas dalam dimensi Product Definisi


Pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang
berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang
baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif. "Creativity is the
ability to bring something new into existence" (Baron, 1976 dalam Reni Akbar-
Hawadi dkk, 2001) Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada
orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa
kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru.
Begitu pula menurut Haefele (1962) dalam Munandar, 1999; yang menyatakan
kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang
mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat
sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada
sebelumnya.

Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan
makna dari kreativitas yang dikaji dari empat dimensi yang memberikan definisi
saling melengkapi. Untuk itu kita dapat membuat berbagai kesimpulan mengenai
definisi tentang kreativitas dengan acuan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh
para ahli. Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas
peneliti menyimpulkan bahwa : "Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil
(asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)".

C. Proses Penciptaan /Kreativitas dalam seni

1. Proses penciptaan

Berdasarkan teori –teori seni yang sudah disebutkan di atas, dapat disimpulkan
bahwa sebuah karya seni tidak dapat terlepas dari proses penciptaannya dan si pencipta itu
sendiri. Mencipta pada dasarnya adalah melahirkan sesuatu. Walaupun proses kelahiran
itu diwarnai oleh derita, rasa duka atau rasa takut, kesemuanya akhirnya bermuara pada
rasa suka cita (Sahman 1993: 66). Bargson mengatakan bahwa dimana rasa suka cita itu
tampil, maka disitulah orang menjumpai kerja mencipta. Mencipta dalam arti keberhasilan
menampilkan sesuatu tentu akan menimbulkan rasa suka cita. Rasa suka cita adalah sama
untuk semua orang, apakah itu untuk seni tari, seni musik dan seni rupa. Proses mencipta
adalah sebuah proses yang melahirkan rasa suka cita. Rasa suka cita ini adalah yang
bersifat spiritual, yang berada diatas yang bersifat ragawi, materiil, lahiriah dan bersifat
sementara (Sahman 1993: 66).

Berdasarkan teori-teori yang ada, maka proses mencipta bisa dikategorikan


menurut teori mimesis dan teori pengungkapan. Proses penciptaan yang bertolek dari teori
mimesis yang menyatakan bahwa kerya seni adalah hasil dari tiruan alam, diawali dari
pengamatan terhadap obyek alam. Hal tersebut sesuai dengan metafisika Plato yang
mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Illahi. Pada taraf
yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini, merupakan cerminan semu dan mirip
dengan realita Illahi itu (The Liang Gie 1976: 76).Teori Plato sering diterapkan dalam
proses penciptaan gerak tari klasik maupun tari kreasi. Dalam tari dikenal adanya gerak
maknawi yaitu gerak sehari-hari yang mempunyai makna. Gerak maknawi ini setelah
distilir akan menjadi gerak tari yang indah. Oleh karena itu tari lebih cenderung
merupakan proses tiruan alam yaitu menirukan gerak sehari-hari baik dari gerak binatang,
tumbuhan maupun manusia serta alam ciptaan Tuhan. Jadi karya seni menurut teori Plato,
adalah tiruan dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau
menyesatkan.

Bertolak belakang dengan teori mimesis, teori pengungkapan yang dipelopori


Roesseau menitik beratkan pada konsep kreativitas di dalam proses penciptaan sehingga
seorang seniman dalam proses penciptaannya selalu mengandalkan perasaan dan
kreativitasnya. Dalam proses penciptaan menurut teori ini, unsur yang paling penting
adalah intuisi atau inspirasi. Seorang pencipta dalam menciptakan sebuah karya biasanya
dimulai oleh munculnya sebuah gagasan yang tidak dicari dengan susah payah tetapi lebih
merupakan hasil penemuan. Gagasan datang, mungkin saja dengan tiba-tiba yang biasa
disebut intuitif (spontan), tanpa didahului oleh renungan yang berkepanjangan. Jika para
ilmuan bekerja dengan bantuan daya penalarannya, maka para seniman perlu lebih
mengandalkan perasaannya. Namun perasaan ini tidak boleh lebih terlalu berlebihan.
Perasaan yang dimiliki pencipta harus yang mendalam dan jernih, artinya perasaan itu
harus terkendali dan bahkan dapat membimbing langkah si pencipta (Sahman 1993: 67).
Proses penciptaan sebuah karya seni selalu berhubungan dengan aktivitas
manusia yang disadari atau disengaja. Kesengajaan orang mencipta seni mungkin melalui
persiapan yang lama dengan perhitungan-perhitungan yang matang dan proses
penggarapannya pun mungkin memakan waktu yang cukup lama pula. Hasil seni yang
dicapai melalui proses penciptaan yang melalui perhitungan teknis biasanya bersifat
rasional. Hasil seni yang dicapai melalui proses penciptaan yang melalui perhitungan
rasional akan mengandung estetika intelektual. Sementara itu hasil seni yang diciptakan
berdasarkan perasaan biasanya bersifat emosional. Estetika yang ada pada hasil seni yang
diperoleh dari aktivitas perasaan dikatakan estetika emosional (Bastomi 1990: 80).
2 .Prinsip-prinsip penciptaan

Dalam proses penciptaan sebuah karya seni mengandung ciri-ciri bentuk estetis
yang dibahas oleh ahli estetik De Witt H. Parker dalam bukunya The Analysis of Art (The
Liang Gie 1976: 48). Ada 6 asas dalam estetika, yaitu :

1. The Principle of organic unity (asas kesatuan utuh)


Asas ini berarti bahwa setiap unsur dalam suatu karya seni adalah perlu bagi nilai
karya itu dan karya tersebut tidak memuat unsur-unsur yang tidak perlu dan sebaliknya
mengandung semua yang diperlukan.

2.The principle of theme (asas tema)

Dalam setiap karya seni terdapat satu ide induk atau peranan yang unggul berupa
apa saja (bentuk, warna, pola irama, tokoh atau makna) yang menjadi titik pemusatan
dari nilai keseluruhan karya itu.

3.The principle of thematic variation (asas variasi menurut tema)

Tema dari suatu karya seni harus disempurnakan dan diperbagus dengan terus
menerus mengumandangkannya.

4.The principle of balance (asas keseimbangan)

Keseimbangan adalah kesamaan dari unsur-unsur yang berlawanan atau


bertentangan. Dalam karya seni walaupun unsur-unsurnya tampaknya bertentangan
tetapi sesungguhnya saling memerlukan karena bersama-sama menciptakan kebulatan

5.The principle of evolution (asas perkembangan)

Kesatuan dari proses yang bagian-bagian awalnya menentukan bagian-bagian


selanjutnya dan bersama-sama menciptakan suatu makna yang menyeluruh.

6.The principle of hierarchy (asas tata jenjang)

Kalau asas variasi menurut tema, keseimbangan dan perkembangan mendukung


asas-asas utama kesatuan utuh, maka asas yang terakhir ini merupakan penyusunan
khusus dari unsur-unsur dalam asas-asas tersebut.

D. Proses Kreativitas Dalam Seni

Proses kreatif sebagai proses mental dimana pengalaman masa lampau


dikombinasikan kembali, sering dalam bentuk yang diubah sedemikian rupa sehingga timbul
pola-pola baru, bentuk-bentuk baru yang lebih baik untuk mengatasi kebutuhan tertentu
(Arnolt dalam Bastomi 1990: 108). Proses kreatif dimulai dari dalam diri manusia berupa
pikiran, perasaan atau imajinasi kreatif manusia kemudian dituangkan menggunakan media
dan teknik tertentu, sehingga melahirkan karya-karya kreatif . Utami Munandar (dalam Zahri
Jas 1995: 2) menyatakan bahwa secara luas kreativitas bisa berarti sebagai potensi kreatif,
proses kreatif dan produk kreatif. Proses kreativitas melalui kegiatan seni adalah jalan sebaik-
baiknya yang dapat dilakukan sebab melakukan kegiatan seni berarti terjadi suatu proses
kreatif.

Menurut Herman Von Helmholtz (dalam Winardi dalam Bastomi 1990: 109-110) proses
kreasi melalui tiga tahapan, yaitu :

1. Pertama, tahap saturation yaitu pengumpulan fakta-fakta, data-data serta sensasi-


sansasi yang digunakan oleh alam pikiran sebagai bahan mentah dalam
menghasilkan ide-ide baru. Dalam hal ini, semakin banyak pengalaman atau
informasi yang dimiliki oleh seseorang mengenai masalah atau tema yang
digarapnya semakin memudahkan dan melancarkan pelibatan dirinya dalam
proses tersebut.

2. Kedua, tahap incubation yaitu tahap pengendapan. Semua data informasi serta
pengalaman-pengalaman yang telah terkumpul kemudian diolah dan diperkaya
dengan masukan-masukan dari alam prasadar seperti intuisi, semua pengalaman
dan pengetahuan yang relevan juga fantasi dan asosiasi. Inspirasi yang munculnya
secara tiba-tiba merupakan manifestasi kerja sebelumnya yang berlangsung di
bawah sadar. Ispirasi segera disusul oleh visi. Visi adalah kemampuan untuk
melihat potensi dalam sebuah ide baru. Visi akan membantu memperkuat dan
menjernihkan pandangan inspirasi akan menjadi lebih jelas gambarannya setelah
tumbuh dalam berkembangnya imajinasi. Sedangkan imajinasi adalah daya untuk
menghasilkan beberapa fungsi perlambang (symbol).

3. Ketiga, tahap illumination, jika pada tahap persiapan orang masih mencari-cari
dan pada tahap inkubasi orang berada dalam proses dan penyusunan apa yang
diperoleh sebelumnya, maka pada

E. 8 cara belajar mengembangkan kreativitas seni dan potensi yang terpendam ala
Leonardo da Vinci

 Rasa Ingin Tahu yang tinggi


 Tidak menyerah dan fokus
 Tingkatkan ketajaman
 Mengakui ketidakpastian
 Menyeimbangkan sains dan seni
 Menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan
 Menjaga kebugaran tubuh
 Berpikir Sistematis
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut Rogers (dalam


Munandar, 1999) adalah:

a. Faktor internal individu


Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang dapat
mempengaruhi kreativitas, diantaranya :
1.Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu.
Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi
dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense,
tanpa kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan demikian individu
kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan

2.Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan
seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain.
Walaupun demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan kritikan
dariorang lain.

3. Kemampuan untuk bermaian dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-


bentuk, konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.

b. Faktor eksternal (Lingkungan)

Faktor eksternal (lingkungan) yang dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah


lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis. Peran
kondisi lingkungan mencakup lingkungan dalam arti kata luas yaitu masyarakat dan
kebudayaan. Kebudayaan dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu memberi
kesempatan adil bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat.
Adanya kebudayaan creativogenic, yaitu kebudayaan yang memupuk dan mengembangkan
kreativitas dalam masyarakat, antara lain :

(1) Tersedianya sarana kebudayaan, misal ada peralatan, bahan dan media,
(2) Adanya keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan bagi semua lapisan
masyarakat,
(3) Menekankan pada becoming dan tidak hanya being, artinya tidak menekankan pada
kepentingan untuk masa sekarang melainkan berorientasi pada masa mendatang,
(4) Memberi kebebasan terhadap semua warga negara tanpa diskriminasi, terutama jenis
kelamin,
(5) Adanya kebebasan setelah pengalamn tekanan dan tindakan keras, artinya setelah
kemerdekaan diperoleh dan kebebasan dapat dinikmati,
(6) Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda
(7) Adanya toleransi terhadap pandangan yang berbeda
(8) Adanya interaksi antara individu yang berhasil,
(9) Adanya insentif dan penghargaan bagi hasil karya kreatif.

Sedangkan lingkungan dalam arti sempit yaitu keluarga dan lembaga pendidikan. Di dalam
lingkungan keluarga orang tua adalah pemegang otoritas, sehingga peranannya sangat
menentukan pembentukan krativitas anak. Lingkungan pendidikan cukup besar pengaruhnya
terhadap kemampuan berpikir anak didik untuk menghasilkan produk kreativitas, yaitu
berasal dari pendidik.

Selain itu Hurlock (1993), mengatakan ada enam faktor yang menyebabkan munculnya
variasi kreativitas yang dimiliki individu, yaitu:

1. Jenis kelamin
Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan,
terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian besar hal ini
disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan.
Anak laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk
lebih mengambil resiko dan didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih
menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.

2. Status sosioekonomi
Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari anak
kelompok yang lebih rendah. Lingkungan anak kelompok sosioekonomi yang lebih
tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan
pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas.

3. Urutan kelahiran
Anak dari berbgai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas yang berbeda.
Perbedaan ini lebih menekankan pada lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir
ditengah, belakang dan anak tunggal mungkin memiliki kreativitas yang tinggi dari
pada anak pertama. Umumnya anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk
menyesuaikan diri dengan harapan orangtua, tekanan ini lebih mendorong anak untuk
menjadi anak yang penurut daripada pencipta.

4. Ukuran keluarga
Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih kreatif daripada
anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar cara mendidik anak yang otoriter dan
kondisi sosiekonomi kurang menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi dan
menghalangi perkembangan kreativitas.

5. Lingkungan
Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dari anak lingkungan pedesaan.

6. Intelegensi
Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada
anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk
menangani suasana sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian bagi
konflik tersebut.
BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan

Kreatifitas seni dapat diartikkan dari beberapa pandangan para tokoh yaitu suatu
segala kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Dan
berdasarkan pendapat umum kreativitas merupakkan kemamuan seseorang berfikir dan
bertingkah laku mengekspresikkan sifat dasar melalui suatu bentuk atau medium
sedemikian rupa sehingga menghasilkan rasa puas bagi diriya . filsafat dalam kreatifitas
seni yaitu tidak hanya mempersoalkan karya seni atau benda seni (hasil atau produk)
tetapi juga tentang aktifitas dan proses manusia atas karya yang dibuat ,baik
keterlibatannya dalam proses karya maupun caranya mengevaluasi dan menguakan hasil
karya itu sendiri .

Anda mungkin juga menyukai