Anda di halaman 1dari 9

 

APRESIASI SENI TARI

a) Pengertian, Tujuan, dan Aspek - Aspek Apresiasi  

1. Pe
Pengerti
nger ti an Apr
A pres  
esii asi 
asi 

Apresiasi seni tari didalamnya mengandung tiga unsur seni dalam


 berapresiasi yaitu karya seni, aktivitas penciptaan,dan aktivitas penghayatan
seni.Ketiga tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Secara
etimologi apresiasi berasal dari kata asing ” Appreciation
 Appreciation”” (inggris), ”appreciatia
”appreciatia””
(belanda) dan “appreciatus
“appreciatus”” (latin), yang berarti (latin), yang berarti
bera rti menghargai.
Pada umumnya persoalan apresiasi itu sendiri di antaranya adalah memberikan
 penilaian dan penghargaan.

a. Apresiasi Seni Masyarakat

Apresiasi seni di masyarakat pada dasarnya terbagi atas dua golongan yaitu
golongan masyarakat apresiasi rendah dan golongan apresiasi tinggi. Yang
dimaksud dengan golongan masyarakat rendah adalah daya apresiasinya yang
rendah, sedangkan yang dimaksud golongaan masyarakat tinggi adalah
masyarakat yang daya apresiasinya tinggi.

 b. Fungsi Apresiasi Tari

Fungsi tari apresiasi tari yaitu memberikan penghargaan, penikmatan,


 penilaian terhadap seni tari atau kesadaran terhadap seni tari. Penilaian
fungsinya untuk mencari nilai-nilai seni tari,memahami isi dan pesan serta
mengadakan perbandingan-perbandingan sehingga mendapatkan kesimpulan.
Dalam proses apresiasi karya seni akan menimbulkan rasa
 puas,kecewa,senang dan lain sebagainya kepada
kepada penikmat.

c. Maksud Apresiasi Tari

Maksud dari apresiasi karya seni tari adalah penikmatan terhadap karya seni
tari, dengan adanya pengertian yang baik. Selain itu pula maksud apresiasi
 

seni tari adalah kesanggupan mengenal memahami suatu nilai yang terhadap
 pada sesuatu yang sangat agung atau luhur.

2. Tuj uan Apr esiasi


iasi T ari

Apresiasi tari mempunyai tujuan untuk mendapatkan pengalaman estetis yang


didasari pengalaman si pengamat dalam kesanggupan menerima karya seni
yang terarah dan bertujuan didapat dari seni murni atau seni pakai.

Untuk mengembangkan daya apresiasi seni tari kita dapat memanfaatkan


sumber belajar baik secara langsung maupun tidak langsung.

1) Pemanfaatan sumber belajar secara langsung untuk menambah daya


apresiasi seni tari,misalnya melihat secara langsung pertunjukan-
 pertunjukan atau pergelaran-pergelaran tari,mengadakan kunjungan ke
sanggar-sanggar tari atau kunjungan ke para seniaman tari.

2) Pemanfaatan sumber belajar secara tidak langsung untuk menambahkan


daya apresiasi seni tari,misalnya melalui menonton TV,film,gambar atau
foto tari.

Aktivitas yang penting dalam karya seni khususnya dalam karya seni tari
adalah:

1) Aktivitas kreatif (proses kreatif),proses yang berkenaan dengan proses


 penciptaan atau pembuatan karya seni,yang dilakukan
dilakukan oleh seniman.

2) Aktivitas apresiatif (proses apresiatif),proses yang berkenaan dengan


 penikmatan suatu karya seni dan dilakukan oleh para penikmat seni atau
apresiator.

Kegiatan seni sering disebut juga sebagai proses komunikasi antara seniman
yang menyampaikan pesan melalui karya seninya dengan penikmat sebagai
apresiatornya yang berusaha menerima pesan dari karya seniman.

Proses kegiatan apresiasi yang dapat dilakukan dengan cara:


 

1) Pengenalan terhadap seniman dan karya tari Indonesia

2) Melakukan penilaian karya tari yang mencakup penalaran, penafsiran dan


 pembahasan/ ulasan.

3) Mengisi formal evaluasi.

Tahapan-tahapan dalam apresiasi:

1) Pengamatan

2) Penghayatan

3) Penilaian dan penghargaan

4) Empati

3. Aspek
Aspek - A spek  
pek Apr esi asi 
asi 

Aspek-aspek yang ada dalam proses apresiasi, yaitu:

1. Karya seni

a) Jenis berkaitan dengan klasifikasi umum atas karya. Contoh: tari tradisional
atau tari kreasi baru (tari tunggal, tari berpasangan, atau tari kelompok)

 b) Fungsi, berkaitan dengan kondisi diperuntukan untuk apakah karya tari

tersebut, contoh: termasuk tari untuk upacara, tari untuk hiburan, tari untuk
 pergaulan, atau tari untuk tontonan.

c) Media, berkaitan dengan bahan dan teknik yang disajikan. Contoh: penarinya
dan teknik-teknik gerak yang dilakukan penari.

d) Visual, berkenan dengan hal yang paling penting yaitu unsure visual dan
 prinsip desain. Contoh: gerak, penguasaan ruang, penggunaan tenaga, rias,
 busana/ kostum, pola lantai.

2. Seniman dan latar belakang.


 

Aspek yang kedua dalam proses apresiasi ini adalah menyangkut seniman
dan latar belakangnya. Dalam hal ini yang menyangkut seniman dan latar
 belakang penciptaannya disebut ekstraestetis.

Tanggapan ekstraestetis
ekstraestetis adalah
 adalah berkenaan dengan upaya pemahaman dari
 pengamat atau apresiator terhadap hal-hal yang melatarbelakangi munculnya
karya seni tersebut.

b) Seniman dan Karya Seni Tari  

1. Pengertian seniman 
seniman 

Pada dasarnya pengertian seniman tari sama dengan pengertian seniman secara
umum,yaitu orang yang menghasilkan karya seni,seniman dalam bidang tari
hasilnya berupa sebuah karya tari,predikat seniman tari berbeda dengan penari
atau pelaku tari.

Seorang seniman tari tugasnya adalah menciptakan suatu karya tari,maka dapat
dikatakan bahwa seniman tari adalah koreografer.Seorang koreografer harus
mampu mengekspresikan ide-idenya atau imajinasinya ke dalam bahasa
gerak,karena tari itu merupakan media komunikasi melalui gerak yang ritmis antar
 penikmat dengan koreografernya.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa seniman tari antara lain harus memiliki:

a) Imajinasi yang tinggi

 b) Kemampuan untuk mengekspresikan imajinasinya melalui bahasa gerak

c) Mempunyai daya kreativitas yang tinggi

d) Mempunyai kepekaan rasa keindahan yang tinggi.


 

2. Pengertian karya seni tari 


tari 

Pengertian karya seni pada prinsipnya sama,yaitu tentang hasil ciptaan


manusia,sedangkan karya seni tari,hasilnya berupa seni pertunjukkan (suatu karya
seni tari).

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam meningkatkan pengalamkan usaha
untuk menambah kekayaan dan kemantapan profesi berkarya seni tari antara lain:

a) Kemantapan profesi

 b) Kepekaan estetik

c) Keterampilan perbuatan estetik

3. Komposisi
3. Komposisi Tari 
Tari 

Komposisi pada dasarnya dilakukan melalui percobaan-percobaan (trail   and


error)   dengan landasan pengetahuan kepekaan, dan intuisi. Pengetahuan komposisi
error)
adalah pengetahuan yang harus diketahui oleh seseorang yang bermaksud hendak
mencipta atau menata tari. Sejak mengolah, memilih, dan menyusun/menata gerak
selaras dengan persyaratan yang dibutuhkan untuk keberhasilan pementasan didepan
 penonton (Sal Murgiyanto,
Murgiyanto, 1981:6).

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam rangka mencapai sebuah


komposisi adalah adanya prinsip-prinsip bentuk seni, diantaranya yaitu: Kesatuan
yang utuh (Unity),
(Unity),   Keragaman (Variasi)
(Variasi),, Pengulangan (Repetisi)
(Repetisi),, Kontras, Transisi,
Urutan (Sequence),
(Sequence), Klimaks,
 Klimaks, Keseimbangan (Balance),
(Balance), dan
 dan harmoni.

a. Desain Lantai

Yang dimaksud dengan desain lantai atau floor design adalah garis-garis
dilantai yang dibentuk oleh seorang penari, atau garis-garis dilantai yang
terbentuk oleh formasi penari kelompok. Secara garis besar terdapat dua pola garis
dasar pada lantai, yaitu pola garis lurus dan pola garis lengkung (Purwatiningsihm
1998/1999:144). Sementara itu menurut La Meri (Dalam Soedarsono, 1975:4),
 

desain lantai adalah pola yang dilintasi oleh gerak-gerak darikomposisi diruang
tari.

 Ruang Tari (Dancing Space)

1. Daerah yang paling kuat dalam ruang tari ialah dead center. Secara urut
kekuatan ruang dalam tari ada enam daerah, yaitu up center, down-center,
up-right, up-left,down-right, dan down left.

2. Daerah yang paling lemah dari stage ialah bagian-bagian samping. Daerah
lemah lainnya ialah down stage: antara pusat dari kanan serta pusat dari
kiri; right-stage:antara up dan down; left-stage: antara up dan down; up-
stage dari pusat (tengah) kekiri dan kanan.

3. Untuk masuk dan keluar, tempat yang paling kuat ialah center-up (back).
Tempat lainnya adalah empat susut (up-right dan up-left, down-right dan
down left).

 Pola-Pola Garis Dasar

1. Garis lurus dapat bergerak ke up-stage atau down stage, menyilang atau
menyudut (serong).

2. Dasar dari desain V atau kebalikan dari V, dari segitiga, dan desain T atau
kebalikannya, dari kaca jam dan zig-zag.

 b. Desain Atas

Desain atas (Air design) menurut La Meri dalam Soedarsono (1976:23),


adalah design yang berada di udara di atas lantai, yaitu design yang dilihat olelh
 penonton terlintas pada back drop. Purwatiningsih (1998/1999:173) menyatakan
 bahwa desain atas (air design) adalah desai yang berada diatas lantai, yang dilihat
dili hat
oleh penonton yang tampak terlukis pada ruang yang berada diatas lantai.

Dalam desain air terdapat elemen-elemen dasar yang menurut La Meri ada 16

elemen dasar, sedangkan menurut Purwatiningsih ada 19 elemen dasar yang


 

masing-masing memiliki sentuhan emosional tertentu terhadap penonton. Elemen-


elemen dasar itu antara lain:

1. Datar

2. Dalam

3. Vertikal

4. Horizontal

5. Kontras

6. Murni

7. Statis

8. Lurus

9. Lengkung

10. Bersudut

11. Spiral

c. Desain Dramatik

Desain dramatik dari sebuah komposisi adalah tanjakan emosional,


dinamika dan jatuhnya keseluruhan. Desain dramatik juga mempunyai arti sebagai
 pengaturan dan perkembangan emosional dan sebuah komposisi untuk me ncapai
klimaks serta pengaturan bagaimana cara menyelesaikan atau mengakhiri sebuah
tarian.

Untuk mendapat keutuhan garapan tari baik yang berbentuk tari solo
maupun tari kelompok, harus diperhatikan desain dramatiknya. Satu garapan tari
yang utuh ibarat sebuah ceritera yang memiliki pembuka, klimaks, dan penutup.
Dalam menata desain dramatik, ada dua buah desain garisyang dapat diikuti,yaitu
desain yang berbentuk kerucut tunggal dan desain yang berbentuk kerucut ganda.
 

c. Pembelajaran Seni Tari

1) Pembelajaran Praktik

Istilah metode kreatif sudah diterapkan dalam pembelajaran seni tari baik
di TK, SD, maupun di sekolah  –   sekolah lanjutan. Hal ini karena penerapan
metode kreatif relevan dengan pengembangan kretivitas sebagai upaya
 pengembangan daya imajinasi siswa.

Metode kreatif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggali


 potensi siswa melalui berbagai
ber bagai stimulus. Menurut Akub Tisnasomantri
Tis nasomantri (1991/
1992 : 2) penggunaan istilah metode kreatif dalam pembelajaran tari adalah
yaitu “merupakan suatu metode yang dapat membantu pembentukan
kepribadian anak, karena
karena kegiatan dalam metode itu berada pada pihak anak”. 
anak”.  

2) Gerak Badani

Untuk pembelajaran gerak badani bisa dilakukan berdasarkan urutan


anggota badan yang kemudian dilanjutkan kepada penguasaan gerak berirama.
berira ma.

a) Latihan penguasaan gerak kaki

 b) Latihan penguasaan gerak badan

c) Latihan penguasaan gerak lengan dan tangan

d) Latihan penguasaan gerak kepala

e) Latihan penguasaan gerak gabungan

3) Unsur
Unsur – 
 –  Unsur
 Unsur Tari

Yang termasuk dalam unsur – 


unsur –  unsur
 unsur dasar tari adalah gerak, ruang, tenaga,
dan tempo/ waktu.

Gerak ; gerak dalam tari merupakan medium utama, karena secara visual tari
dapat dinikmati melalui gerak itu sendiri.
 

Ruang ; ruang diartikan sebagai tempat ruang gerak untuk mengekspresikan


imajinasi yang kita miliki.

Tenaga ; tenaga merupakan kekuatan yang akan mengawali, mengendalikan


dan menghentikan gerak.

Tempo/ waktu yaitu berkaitan dengan waktu untuk menyelesaikan suatu


gerakan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa :

1. Dalam apresiasi seni tari mengandung tiga unsur seni, yaitu karya senni, ktivitas
 penciptaan, dan aktivitas penghayatan seni. Adapun aspek
aspek – 
 –  aspek
 aspek dalam seni tari
yaitu karya seni, seniman, dan karya seni tari.

2. Seniman tari harus memiliki imajinasi yang tinggi, kemampuan untuk


mengekspresikan imajinasinya melalui bahasa gerak, mempunyai daya kreativitas
dan kepekaan rasa keindahan yang tinggi.

4. Desain lantai atau floor design adalah garis-garis


garis -garis di lantai yang dibentuk oleh
seorang penari, atau garis-garis dilantai yang dibentuk oleh formasi penari
kelompok. Sedangkan design atas adalah desian yang berada diudara di atas
lantai,yaitu desain yang dilihat oleh penonton terlintas pada back drop.

5. Elemen – 
Elemen –   elemen
elemen dasar dalam desain atas, yaitu: desain datar, desain dalam, desain
vertikal, desain horizontal, desain kontras, desain murni, desain statis, desain
lurus, desain lengkung, desain bersudut, desain spiral, desain tinggi, desain
medium, desain rendah, desain terlukis,desain tertunda, desain lanjutan, desain
simetris, dan desain asimetris.

6. Pembelajaran seni tari tidak terlepas dari komponen-komponen pembelajaran


seperti praktik, gerak badani dan unsur-unsur tari.

Anda mungkin juga menyukai