Anda di halaman 1dari 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Kelas : 1 dan 2
Hari, tanggal : April 2019
Alokasi waktu : 60 Menit
1. Mitigasi Bencana Tanah longsor dan Banjir
Melalui aplikasi dari perkuliahan yang pernah didapat ketika mata kuliah PIK, maka nilai
ini dirasa penting untuk ditanamkan, bukan hanya diajarkan. Agar nilai ini tertanam,
maka perlu di buatkan suatu tools atau alat yang menarik agar anak-anak mampu
mengingat dan mengaplikasikannya. Melalui nilai mitigasi bencana tanah longsor dan
banjir ini, diharapkan peserta didik dapat memiliki kesiagaan dini dalam menghadapi
bencana alam, salah satunya banjir dan tanah longsor. Mengingat kejadian Banjir dan
Lonsor Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Januari 2019, disitu banyak sekali korban
jiwa akibat kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap mitigasi bencana alam banjir
dan tanah longsor. Maka, dengan sangat yakin, mitigasi bencana banjir dan tanah longsor
harus di ajarkan dan ditanamkan sejak dini.
A. Sub-nilai
1.1 Pengertian
Dengan subnilai pengertian ini, diharapkan anak-anak dapat mengetahui definisi
dari banjir dan tanah longsor. Tanah longsor adalah salah satu jenis bencana alam
yang terjadi akibat pergerakan tanah atau batuan, yang menyebabkan jatuhnya
gumpalan tanah ke bawah dan Banjir adalah meluapnya air, akibat ketidak
mampuan sungai dalam menahan jumlah air yang masuk ke sungai. Pengetahuan
tentang pengertian ini penting agar mereka kemudian jika terjadi bencana mereka
cepat dalam betindak.
1.2 Penyebab
Banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa bencana alam seperti banjir
dan tanah longsor di sebabkan oleh faktor ulah manusia. Banyak hal sepele yang
dapat menyebabkan bencana alam banjir seperti penebangan hutan sembarangan,
buang sampah sembarangan, perubahan sistem drainase, tanah yang tertutup
semen, paving dan aspal. Selain itu hal sepele juga dapat menyebabkan bencana
alam tanah tanah longsor seperti kegiatan pertambangan, penebangan pohon dan
pembuatan jalan yang memotong lereng. Untuk meminimalisir bencana alam
akibat hal-hal sepele ini, maka anak-anak harus mengetahui hal-hal yang
menyebabkan bencana alam tersebut sejak dini.
1.3 Pencegahan
Banyak masyarakat yang masih belum mengetahui mencegah bencana alam
seperti banjir dan tanah longsor. Untuk mencegah banjir dapat dilakukan dengan
hal sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya, menanam pohon,
membersihkan dan membuat saluran air. Selain itu hal sederhana juga dapat
mencegah bencana alam tanah longsor seperti tidak menebang pohon di sekitar
lereng, tidak memotong tebing secara tegak lurus, dan membuat terasering. Hal-
hal sederhana tersebut dapat mencegah terjadinya bencana alam seperti banjir dan
tanah longsor. Maka, dari situlah perlu ada edukasi tentang pencegahan bencana
alam, terutama kepada anak-anak, agar penanaman nilai ada sejak kecil.
B. Teknis Kegiatan
1.1 Pengajar menjelaskan mengenai peristiwa Banjir dan Tanah longsor secara
umum, dengan menggunakan bantuan visual gambar yang telah tersedia, yang di
dalamnya juga memuat dampak-dampak Banjir dan Tanah longsor (gambar 1
sebelum terjadi Banjir dan Tanah longsor, di kertas lain merupakan gambar 2 saat
terjadi Banjir dan Tanah longsor, di kertas lain gambar 3 yakni setelah terjadi
Banjir dan Tanah longsor).
1.2 Pengajar menunjuk atau menawarkan salah satu anak untuk maju ke depan untuk
menceritakan kembali apa yang telah di ceritakan pengajar mengenai pengertian
dan dampak Banjir dan Tanah longsor.
1.3 Pengajar menanyakan apa yang harus dilakukan jika terjadi Banjir dan Tanah
longsor dengan menunjuk atau menawarkan satu anak untuk maju ke depan dan
bercerita.
1.4 Pengajar memaparkan materi tentang mitigasi bencana secara sederhana (*materi
di lampiran)
1.5 Pengajar memberi materi tentang Banjir dan Tanah longsor yang pernah terjadi di
Indonesia dengan menggunakan peraga kertas print (gambar kerusakan Banjir dan
Tanah longsor aceh dan pangandaran) *materi terdapat di lampiran
1.6 Dilanjut dengan ice breaking
C. Indikator
1.1 Peserta didik mampu memahami apa itu bencana Banjir dan Tanah longsor dan
dampaknya
1.2 Peserta didik mampu menjelaskan cara mitigasi bencana alam secara sederhana
1.3 Peserta didik mampu mengetahui lokasi pernah terjadinya Banjir dan Tanah
longsor yang ada di Indonesia
D. Alat dan Bahan
 Gambar Banjir dan Tanah longsor 1 set
 Kertas print gambar Banjir dan Tanah longsor yang pernah terjadi di
Indonesia
E. Durasi
Nama Kegiatan Durasi
- Berdoa (menunjuk atau menawarkan peserta didik untuk memimpin)
- Mambacakan peraturan kelas
10 Menit
-Pengajar mengenalkan diri
- Membagikan name tag, peserta didik menuliskan namanya
Materi Banjir dan Tanah longsor (Teknis kegiatan 1.1-1.4) 15 menit
Materi Banjir dan Tanah longsor yang pernah terjadi di Indonesia
5 menit
(Teknis kegiatan 1.5)
Ice breaking 5 menit

2. Peduli Lingkungan
Melalui nilai peduli lingkungan ini diharapkan para siswa dapat lebih memerhatikkan
lingkungan sekitarnya. Bencana alam memang merupakan suatu peristiwa yang
disebabkan oleh alam yang tidak dapat diprediksi kapan terjadinya dan apa penyebab
pastinya. Namun, manusia dapat berkontribusi melakukan hal yang dapat meminimalisir
bencana alam itu terjadi sehingga kerusakan yang diakibatkan tidak terlalu parah.
A. Subnilai
1.1 Menjaga Lingkungan
Peristiwa bencana alam merugikan masyarakat karena dapat merusak lingkungan
serta menyebabkan korban jiwa. Banjir dan Tanah longsor merupakan salah satu
bencana alam yang besar, yang tidak mungkin dicegah. Yang mungkin dilakukan
adalah mengurangi resiko atau dampak negatifnya semaksimal mungkin. Salah satu
cara yang dilakukan adalah mengurangi dampak negatif dari Banjir dan Tanah
longsor dengan digunakannya tanaman pantai,misalnya mangrove sebagai peredam
limpasan gelombang Banjir dan Tanah longsor di wilayah pantai.

B. Teknis Kegiatan
1.1 Pengajar menyiapkan alat peraga yang akan digunakan
1.2 Pengajar menjelaskan satu per satu bahan dalam alat peraga yang digunakan
1.3 Pengajar memeragakan cara alat peraga bekerja sambil menjelaskan kepada
peserta didik
1.4 Pengajar menanyakan kepada peserta didik kira-kira cara untuk menghalau
gelombang Banjir dan Tanah longsor
1.5 Pengajar memeragakan kembali cara alat peraga dengan menancapkan pohon-
pohonan dari kardus yang di analogikan sebagai pohon mangrove
1.6 Pengajar menunjuk salah satu peserta didik untuk menceritakan tentang
kesimpulan dari materi tentang tools yang telah dicoba

C. Indikator
1.1 Peserta didik mampu mengetahui cara mengurangi dampak dari bencana Banjir
dan Tanah longsor
1.2 Peserta didik mampu memahami perbandingan antara percobaan pertama dan
percobaan kedua (antara yang belum diberi pohon-pohon dan sesudah deiberi
pohon)

D. Alat dan Bahan


 Nampan
 Tanah
 Batu
 Air
 Pohon-pohonan
 Papan Dada
 Lidi
 Rumah-rumahan dan Mobil-mobilan

E. Durasi
Nama Kegiatan Durasi
Persiapan alat peraga beserta menjelaskan bahan pada alat peraga 5 menit
Peragaan pertama 5 menit
Peragaan kedua 10 menit
Siswa memberikan Review/Kesimpulan 5 menit
LAMPIRAN
Mitigasi Bencana Banjir dan Tanah longsor:
 Pengurangan Resiko:
 Pembangunan shelter
 Penanaman mangrove
 Meningkatkan pengetahuan masyarakat
 Ketika terjadi Banjir dan Tanah longsor:
 Berlari ke tempat yang tinggi yang terdekat dan tidak bisa dijangkau oleh gelombang
Banjir dan Tanah longsor, missal pohon yang tinggi atau gedung yang tinggi
 Beritahu orang sekitar dan ajak ke tempat yang tinggi
 Jika sedang ada di dalam perahu atau kapal, maka jangan malah ke pantai, arahkan kapal
ke laut
 Pastikan gelombang sudah benar-benar surut, karena biasanya setelah gelombang
pertama akan disusul gelombang selanjutnya

Banjir dan Tanah longsor Aceh


Gempa bumi Samudra Hindia 2004 terjadi pada pukul 08:58:53 UTC tanggal 26 Desember;
episentrumnya terletak di lepas pantai barat Sumatera, Indonesia. Guncangan gempa tersebut berskala
9,1–9,3 dalam skala kekuatan Moment dan IX (Violent) dalam skala intensitas Mercalli. Gempa bumi
megathrust bawah laut terjadi ketika Lempeng Hindia didorong ke bawah oleh Lempeng Burma dan
memicu serangkaian Banjir dan Tanah longsor mematikan di sepanjang pesisir daratan yang berbatasan
dengan Samudra Hindia. Gelombang Banjir dan Tanah longsor yang tingginya mencapai 30 metres
(100 ft) menewaskan 230.000–280.000 jiwa di 14 negara dan menenggelamkan sejumlah permukiman
pesisir. Gempa dan Banjir dan Tanah longsor ini merupakan salah satu bencana alam paling mematikan
sepanjang sejarah. Indonesia adalah negara yang dampaknya paling parah selain Sri Lanka, India, dan
Thailand.
Ini adalah gempa bumi terbesar ketiga yang pernah tercatat di seismograf dan durasi patahan
terpanjang sepanjang sejarah (antara 8,3 dan 10 menit).[10] Gempa ini menyebabkan seluruh
planet Bumi bergetar 1 sentimetre (0,4 inches)[11] dan memicu aktivitas gempa di berbagai
wilayah, termasuk Alaska.[12] Episentrumnya terletak antara Pulau Simeulue dan Sumatera.[13]
Penderitaan masyarakat dan negara terdampak mendorong berbagai negara untuk memberi
bantuan kemanusiaan. Masyarakat internasional secara keseluruhan menyumbangkan lebih dari
US$14 miliar (2004) dalam bentuk bantuan kemanusiaan.[14] Peristiwa ini dikenal di kalangan
peneliti sebagai gempa bumi Sumatra–Andaman.[15][16] Banjir dan Tanah longsor yang terjadi
sesudahnya mendapat berbagai julukan, termasuk Banjir dan Tanah longsor Samudra Hindia
2004, Banjir dan Tanah longsor asia Selatan, Banjir dan Tanah longsor Indonesia, Banjir dan
Tanah longsor Natal, dan Banjir dan Tanah longsor Boxing Day.

Banjir dan Tanah longsor Pangandaran

2006: Banjir dan Tanah longsor 21 Meter


Senin, 17 Juli 2006 pukul 15.19 WIB, gempa berkekuatan 6,8 Skala Richter terjadi di titik 9,41
Lintang Selatan, 107,19 Bujur Timur – sekitar 150 km ke arah selatan dari Pameungpeuk.
Kedalaman pusat gempa kurang dari 30 kilometer. Posisi pusat gempa menunjukkan gempa
kemungkinan terjadi akibat pergeseran kerak bumi yang terjadi di prisma akresi dengan
mekanisme pergerakan vertikal.

Gempa tersebut menyebabkan Banjir dan Tanah longsor yang melanda beberapa daerah di
selatan Pulau Jawa – di antaranya Cilauteureun, Kabupaten Garut, Cipatujah, Kabupaten
Tasikmalaya, Pangandaran, Kabupaten Ciamis, pantai selatan Cianjur, dan Sukabumi. Di Jawa
Tengah, daerah yang terkena dampak termasuk Pantai Cilacap dan Kebumen. Di Yogyakarta,
pantai selatan Kabupaten Bantul juga terkena dampak. Daerah yang paling parah terkena gempa
dan Banjir dan Tanah longsor adalah Pantai Pangandaran, Ciamis (Jawa Barat), dan Cilacap
(Jawa Tengah).

Anda mungkin juga menyukai