Anda di halaman 1dari 52

PERAN GURU DALAM MEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL

PADA ANAK INTROVERT DI SDI DARUL ULUM


KECAMATAN GALIS PAMEKASAN

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :

HALIMATUS JAMILA

19381052085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2022
HALAMAN PERSETUJUAN

ii
HALAMAN PENGESAHAN

iii
KATA PENGANTAR

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI............................................................................................................v

A. Judul Proposal Skripsi......................................................................................1

B. Konteks Penelitian............................................................................................1

C. Fokus Penelitian................................................................................................6

D. Tujuan Penelitian..............................................................................................6

E. Kegunaan Penelitian.........................................................................................6

F. Definisi Istilah..................................................................................................7

G. Kajian Terdahulu..............................................................................................7

H. Kajian Teori......................................................................................................9

1. Tinjauan Tentang Peran Guru.....................Error! Bookmark not defined.

a. Pengertian Guru.......................................Error! Bookmark not defined.

b. Peran Guru dan Tugas Guru....................................................................10

2. Kajian Teori tentang Interaksi Sosial..........................................................15

a. Pengertian Interaksi Sosial......................................................................15

b. Tujuan dan Ciri-ciri Interaksi..................................................................17

c. Aspek-aspek Interaksi Sosial...................................................................19

d. Faktor yang Mempengaruhi Interkasi Sosial...........................................20

3. Kajian Teori tentang Introvert.....................................................................22

a. Psikologi Kepribadian.............................................................................22

b. Pengertian Introvert dan ekstrovert.........................................................24

c. Ciri – ciri Introvert dan Ekstrovert..........................................................25

v
d. Kelebihan dan Kekurangan Introvert......................................................26

I. Metode Penelitian...........................................................................................27

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................................27

2. Kehadiran Peneliti.......................................................................................28

3. Lokasi Penelitian.........................................................................................28

4. Sumber Data................................................................................................29

5. Prosedur Pengumpulan Data.......................................................................29

6. Analisis Data...............................................................................................31

7. Pengecekan keabsahaan data......................................................................31

8. Tahap-tahap Penelitian................................................................................33

Daftar Rujukan.......................................................................................................37

lampiran .................................................................................................................40

vi
A. Judul Proposal Skripsi
Peran Guru Dalam Membangun Interaksi Sosial Pada Anak Introvert di
SDI Darul Ulum Kecamatan Galis Pamekasan.
B. Konteks Penelitian
Pendidikan merupakan ilmu pengetahuan, budaya dan nilai-nilai yang
berkembang yang di tranformasikan dari generasi sebelumnya ke generasi
selanjutnya. Dalam pengertian ini pendidikan antara lain mencangkup
tranformasi budaya dan nilai yang berkembang dalam masyarakat tidak hanya
tranformasi ilmu saja. Demikian makna pendidikan, pengertian pendidikan
tidak hanya mencakup transformasi ilmu melainkan jauh lebih luas.
Pendidikan mempunyai hubungan budaya yang dibangun oleh manusia
dan masyarakat ini mempunyai hubungan budaya yang dibangun oleh manusia
dan masyarakat. Konteks Pendidikan yang luas pada perwujudan budaya
mengarahkan pada kebaikan dan pengembangan masyarakat.1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan, “pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses,
pembuatan mendidik”. Sementara dalam Ensiklopedi wikipedia dijelaskan,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana belajar
dan proses pembelajaran potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Istilah pendidikan
berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie” yang berarti bimbingan yang
diberikan kepada anak. Menurut kamus besar bahasa indonesia pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan;
proses, cara, perbuatan mendidik.2
Dalam ranah pendidikan ada salah satu hal yang wajib guru pahami yaitu
mengenai Pendidikan karakter, pendidikan memanglah sangat penting bagi
bangsa indonesia, akan tetapi kita sebagai pendidik harus faham pendidikan

1
Rudi ahmad suryadi, ilmu pendidikan islam(yogyakarta, cv budiutama,2018),1

2
Sudarto, filsafat pendidikan islam(yogyakarta, cv budiutama,2021),41

1
karakter itu sangat penting, karakter adalah pibadi, watak, etika, atau watak
individu yang dibingkai dari penyamaran berbagai tempramen yang diterima
dan mendasari pandagan, pemikiran, watak, dan cara bertindak individu
tersebut. Etika tersebut terdiri dari berbagai kualitas, etika, dan standar seperti
keaslian, ketabahan mental untuk bertindak, ketergantungan, penghargaan
terhadap orang lain (kemendiknas 2010).3
Pendidikan karakter telah lama dianut bersama secara tersirat dalam
penyelenggaraan pendidikan nasional, tetapi saya rasa tidak mudah untuk
memberi batasan akurat tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan
pendidikan karakteritu. Padahal unsur–unsurnya telah dirumuskan dalam
tujuan pendidikan nasional sejak indonesia merdeka hingga sampai sekarang
ini.4 Dijelaskan dalam definisi di atas bahwa karakter merupakan kulminasi
dari kebiasaan yang dihasilkan dari pihak etik, perilaku, dan sikap yang
dimiliki individu yang merupakan moral yang prima walaupun ketika tidak
seorang pun yang melihatnya. Karakter mencakup keinginan seseorang untuk
melakukan yang terbaik, kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain, kognisi
dari pemikiran kritis dan alasan moral, dan pengembangan keterampilan
interpersonal dan emosional yang menyebabkan kemampuan individu untuk
bekrerja secara efektif dengan orang lain dalam situasi setiap saat.
Pelatihan karakter adalah cara paling umum untuk mengarahkan siswa
menjadi individu yang sepenuhnya berkarakter dalam komponen hati, pikiran,
tubuh, rasa dan tujuan. Pada akhirnya, karakter diartika sebagai kualitas yang
dekat dengan rumah, dalam perasaan mengethaui kebaikan, perlu berbuat baik,
dan benar-benar memiliki perilaku yang tepat, yang secara rasional berasal dari
pikiran, hati, latihan, dan rasa dan tujuan. (Warsono 2010). Sedangkan menurut
sudrajat (2010) pendidikan karakter adalah suatu proses pengajaran budi
pekerti kepada warga sekolah yang meliputi bagian informasi, perhatian atau
kesiapa, dan kegiatan untuk melaksanakan sifat-sifat tersebut, baik terhadap
Tuhan, diri sendiri, orang lain, iklim, dan identitas dengan tujuan agar mereka

3
Galuh Nur Insani,”Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Mengembangkan Karakter Siswa Sekolah Dasa”r, Jurnal Pendidikan
Tambusai, Vol.5 No.3 (2021),8155
4
Muhammad Yaumi,Pendidikan karakter (Jakarta, kencana, 2016)5-7

2
menjadi manusia. 5 mengingat sebagian dari pengertian diatas, maka cenderung
dianggap bahwa pendidikan karakter adalah suatu proses penanaman nilai-nilai
karakter kepada siswa sehingga mereka menjadi individu yang seutuhnya
berkarakter dalam komponen hati, otak, tubuh, serta rasa dan tujuan. Dengan
demikian, karakter diartikan sebagai kualitas yang dekat dengan rumah, dalam
perasaan meyadari besar, siap untuk berbuat hebat, dan benar-benar bertindak
mengagumkan.
Pada proses pendidikan terdapat pendidik dan peserta didik, dimana
pendidik ini adalah guru yang menyampaikan materi kepada peserta didik
(siswa). Guru ialah sebagai profesi yang sangat strategis dan mulia. Guru
dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Karena seorang guru bisa
memberikan ilmu baru karena peserta didik. Membuka jendela dunia, ilmu
pengetahuan yangbbelum diketahui oleh peserta didik, guru yang
menyampaikan. Sehingga peserta didik mengetahui ilmu dan pengetahuan-
pengetahuan.
Guru adalah cerminan keteladanan bagi anak didiknya, maka pantulan
segala bentuk prestasi, kelebihan, kemampuan, kecerdasan, kebijaksanaan,
kasih sayang dan segala bentuk pemahaman kepada anak didik dengan penuh
ketulusan dan kerendahan hati. Dalam pengembangan diri, seorang guru tidak
bisa hanya sekedar belajar teori-teori dalam ruangan yang terbatas, melainkan
guru harus berpikir tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah
dalam kehidupan sehari-hari, yang terpenting adalah bagaimana seorang guru
harus berpikir secara mandiri, kreatif, inovatif dan berkualitas. Seorang guru
harus mampu melakukan sesuatu secara efektif, efisien dan produktif misalnya
dalam hal belajar mengajar, mengembangkan kecerdasan anak didiknya dan
mengembangkan profesionalitasnya.6 Dunia pendidikan tidak lepas dari peran
seoarang guru. Peran guru sangat dibutuhkan dalam program pendidikan kita,
karena tanpa guru siapa yang akan mengajar anak-anak di sekolah. Menjadi
seorang guru adalah profesi yang tidak mudah. Banyak yang belum kita
ketahui tentang bagaimana menjadi seorang guru.
5
Galuh Nur Insani,”Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Mengembangkan Karakter Siswa Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan
Tambusai, Vol. No.3 (2021)8156
6
Margarita, Profesi Guru Adalah Misi Hidup (Indramayu, Cv. Adanu abimta, 2021)2-3

3
Definisi guru adalah seseorang yang telah mengabdikan dirinya untuk
mengajarkan suatu ilmu, mendidik, mengarahkan, dan melatih muridnya agar
memahami ilmu pengetahuan yang diajarkannya tersebut.7 Dalam hal ini guru
tidak hanya mengajarkan pendidikan formal, tapi juga pendidikan lainnya dan
bisa menjadi sosok yang diteladani oleh muridnya. Dari penjelasan tersebut,
maka kita dapat memahami bahwa peran guru sangat penting dalam proses
menciptakan generasi penerus yang berkualitas, baik sevara intelektual maupun
akhlaknya.
Dalam lingkungan sekolah siswa dan siswi tidak pernah lepas dari yang
namanya interaksi sosial, masyarakat yang ada di lingkungan sekolah akan
mengalami yang namanya interaksi sosial contohnya dari guru dengan siswa
dan siswa dengan kelompok. Interkasi sosial sangat penting bagi manusia
karena manusia pasti akan membutuhkan teman untuk berkomunikas dalam
kata lain manusia merupakan maksluk hidup dan makhluk sosial.
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan sosial yang dinamis.
Hubungan sosial yang dimaksud adalah berupa hubungan antar individu yang
satu dengan individu yang lainnya, maupun antara kelompok dan individu.
Interaksi sosial tidak dapat terlepas dari perilaku sosial seseorang. Perilaku
sosial adalah setiap reksi atau respon manusia, makhluk hidup terhadap
lingkungannya. Interaksi sosial adalah aksi, reaksi terhadap perangsangan dari
lingkungannya, sedangkan perilaku sosial seseorang itu merupakan hasil dari
interaksinya dengan lingkungannya.8 Interkasi sosial yang terjadi antara guru
dan murid di sekolah berbeda dengan interaksi yang terjadi dalam pergaulan
sehari-hari. Interaksi antara guru dan murid adalah interaksi yang merupakan
hubungan bermakna dan kreatif, yaitu mengandung unsur edukatif dan
mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan yang diemban guru adalah pentransferan
sejumlah norma yang harus diantarkan kepada muridnya agar mereka dapat
bertingkah laku sesuai dengan pengetahuan yang diterima. Interaksi yang
berlangsung di sekitar kehidupan manusia dapat diubah menjadi interaksi yang

7
Dewi safitri, Menjadi Guru Profesional ( Riau, PT. Indragiri Dot Com, 2019) 5-6
8
Suharsiwi, Pengembangan Interaksi Sosial Anak Autis di Sekolah (sumatra barat, cv azka
pustaka, 2022) 9-10

4
bernilai edukatif, yakni interaksi yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk
mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang.9
Kesusahan dalam interaksi sosial ini banyak dialami oleh individu salah
satunya adalah individu dengan kepribadian introvert. Kepribadian introvert
sendiri diartikan seseorang yang memiliki pribadi yang cenderung sulit untuk
melakukan komunikasi dengan banyak orang.10 Melihat interaksi sosial yang
membahas tentang kepribadian seseorang.
Introvert dalam segi bahasa artinya bersifat tertutup. Sedangkan dalam
pengertian introvert adalah suatu karakter pribadi yang bersifat individu, yang
lebih pendiam, sedikit bicara dan lebih suka menjadi pendengar yang baik
dalam suatu kelompok, menyendiri di rumah atau antisosial dan senang
introspektif serta sibuk dengan kehidupan internal mereka sendiri. 11 Orang
dengan tipe ini memiliki intensitas intuitif yang tinggi. Akibatnya mereka
terpisah oleh realistis eksternal. Orang demikian sangat misterius di mata
sahabatnya, karena sukar dipahami orang lain dan mereka tidak mampu
berkomunikasi secara efektif. Ada pula segi positifnya yakni mereka
berpandangan luas dan mistis, mereka sangat baik dalam mempromosikan hal-
hal baru. Mereka tidak dapat bertahan dengan satu ide, pekerjaan, maupun
lingkungan karena sesuatu yang baru merupakan tujuan hidup mereka.
Pada siswa kelas 2 dan 4 SDI Darul Ulum Kabupaten Pamekasan masih
ada siswa yang mempunyai kepribadian introvert salah satunya siswa kelas 2
dan 4, kurangnya interaksi sosial yang di milik anak introvert mempunyai
kesulitan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekolahnya, peran guru inilah
yang akan mendidik siswa yang sulit interaksi agar bisa berinteraksi dengan
baik sesama teman sebayanya yang ada dilingkungan sekolahnuya.
Berdasarkan latar belakang uraian permasalahan di atas, maka penulis
tertarik mengambil judul “Peran Guru Dalam Membangun Interaksi Sosial
Pada Anak Introvert di SDI Darul Ulum Kecamatan Galis Pamekasan”
C. Fokus Penelitian
9
Ibid.12
10
Mohammad irfan fais, “Layanan Konseling Pribadi Introvert Agar Bisa Beradaptasi di
Lingkungan Baru Menggunakan Konsep Komunikasi Interpersonal”, Jurnal Bimbingan dan
Konseling Islam Vol.9 No. 01(2019), 35-36
11
Elsi setiandari lely octaviana, Komunikasai Kesehatan Etika dan Konseling (Palembang, bening
media publishing, 2020) 118

5
Berdasarkan konteks penelitian diatas, maka fokus penelitian dari judul
“Peran Guru dalam Membangun Interkasi Sosial pada Anak Introvert di SDI
Darul Ulum Kecamatan Galis Pamekasan”. terdapat beberapa hal yang menjadi
fokus penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi peran guru dalam membangun interaksi sosial pada anak
introvert di SDI Darul Ulum?
2. Seberapa besar pengaruh peran guru dalam membangun interaksi sosial
pada anak introvert di SDI Darul Ulum?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka tujuan penelitian harus
berkaitan dengan fokus penelitian yang telah dibuat. Maka , berdasarkan fokus
penelitian yang telah diutarakan, penelitia bertujuan untuk:
1. Untuk mendeskripsikan strategi peran guru dalam membangun interaksi
sosial pada anak introvert di SDI Darul Ulum.
2. Untuk menjelaskan seberapa besar pengaruh peran guru dalam membangun
interaksi sosial pada anak introvert di SDI Darul Ulum.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan penulis dari hasil peelitian yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a. penelitian ini diharapkan dapat dijadikn sebagai rujukan bagi peneliti
yang lain, yang akan meneliti tentang masalah peran guru dalam
membangun interaksi sosial pada anak introvert.
b. Penelitian ini diharapka dapat membantu membuat peran guru menjadi
tau tentang cara membangun interaksi sosial pada anak introvert.
c. Penelitian ini diharapkan memberi sumbangan ilmu da pengetahuan bagi
guru.

6
2. Secara Praktis
Penelitian ini dapat bermanfaat kepada guru dan calon guru dalam
meningkatkan public speaking siswa dan strategi yang tepat. Serta bisa
dijadikan bahan acuan ataupun evaluasi bagi guru atau calaon guru dalam
menerapkan peran guru dalam membangun interaksi sosial pada anak
introvert. Agar guru mampu menangani siswa yang megalami kepribadian
introvert.
F. Definisi Istilah
Untuk mengetahui dan memahami istilah pada penelitian ini, maka
peneliti memberikan pengertian mengenai istilah-istilah tersebut dengan
singkat dan jelas sebagai berikut:
1. Peran Guru : Peran guuru sebagai fasilitator untuk membagi ilmu pada anak,
selain pengajar guru juga mempunyai peran untuk mendidik. Guru
merupakan di gugu dan ditiru.12
2. Interaksi Sosial : Terjadinya hubungan sosial yang dilakukan individu
dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, adanya interaksi sosial
membuat manusia saling membantu satu sama dengan yang lainnya.13
3. Introvert : karakter atau sikap seseorang yang senang dengan dunianya
sendiri atau lebih fokus kepada kehidupannya sendiri.14
G. Kajian Terdahulu
Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan
dan acuan. Selain itu, untuk menghindai anggapan kesamaan dengan penelitian
ini. Maka dalam kajian pustaka ini peneliti mecantumkan hasil-hasil penelitian
terdahulu sebagai berikut:
1. Skripsi yang di tulis oleh Shavira Putri Hadina 2020 dengan judul “Peran
Guru BK dalam Mengatasi Kesulitan Siswa Berkepribadian Introvert
Melalui Layanan Bimbingan Kelompok di SMP Negeri 2 Pademawu”
kesimpulan dari penelitian tersebut menyatakan bahwa adanya siswa yang

12
Siti Maemunawati, Muhammad Alif, Peran Guru, Orang Tua, Metode dan Media Pembelajaran
(Serang, Penerbit 3M Media Karya Serang,2000) 7-8
13
Mila Saraswati, Ida Widaningsih, Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial(geografi, sejarah, sosiologi,
ekonpmi) Untuk Kelas VII Sekolah Menengah Pertama(t.t, Grafindo Media Pratama, 2008) 17
14
Dr.Wenny S.S., M.S., Pembelajaran Etika dan Penampilan bagi Milennial Abad 21 (t.t,
Guepedia, 2021) 27-28

7
memiliki kepribadian cenderung introvert dan mengalami kesulitan-
kesulitan tertentu terkait dengan kepribadian yang dimilikinya seperti takut
untuk mengemukakan pendapat dan tidak terampil dalam berkomunikasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami peran
guru BK dalam mengatasi kesulitan siswa berkepribadian intrivert melalui
layanan bimbigan kelompok di SMP Negeri 2 Pademawu.15
Persamaan penelitian ini dengan penulis yaitu sama-sama meggunakan
penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, observasi dan dokumentasi. Selain itu, penelitian ini penulis
memaparkan peran guru bk dalam mengatasi kesulitan siswa berkepribadian
introvert melalui layanan bimbingan kelompok di SMP Negeri 2 pademawu.
Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan yang diteliti oleh peneliti yaitu
peneliti meneliti di tingkat sekolah dasar atau siswa. Selain itu perbedaan
juga terletak pada lokasi penelitian yang mana skripsi tersebut dilakukan di
SMP Negeri 2 Pademawu, sedangkan peneliti melakukan penelitian di SDI
Darul Ulum Kecamatan Galis Pamekasan.
2. Skripsi yang ditulis oleh Suci Permata Sari 2018 dengan judul
“Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Bagi Siswa Berkepribadian
Introvert Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIII di
SMP Swasta Budisatrya Tahun Pelajaran Pembelajaran 2017/2018”
kesimpulan dari penelitian dari peelitian tersebut menyatakan bahwa adanya
siswa yang memiliki berkepribadian introvert dan mengalami kesulitan
berinteraksi sosial, persamaan peneliti ini dengan penulis yaitu sama-sama
menggunakan penelitian kualitatif. Selain itu perbedaan juga terletak pada
lokasi penelitian yang mana skripsi tersebut dilakukan di SMP Swasta
Budisatrya sedangkan perbedaan penelitian ini dengan yang diteliti oleh
peneliti yaitu peneliti meneliti di tingkat sekolah dasar atau siswa. Selain itu
perbedaan juga terletak pada lokasi penelitian yang maa skripsi tersebut
dilakukan di SMP Swata, sedangkan peneliti melakukan penelitian di SDI
Darul Ulum, selain itu variabel xnya meningkat kemampuan sedangkan
variabel x penelitinya Peran Guru.
15
Shavira Putri Hadina, ‘’Peran Guru BK dalam Mengatasi Kesulitan Siswa Berkepribadian
Introvert Melalui Layanan Bimbingan Kelompok di SMP Negeri 2 Pademawu”, 88

8
H. Kajian Teori

a. pengertian guru
Menurut para ahli pendidikan, Guru adalah seseorang pengajar
ilmu. Dalam bahasa indonesia, Guru umumnya merujuk pada pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dalam
bidang pendidikan formal. Kemudian dalam bahasa jawa guru menunjuk
pada seorang yang harus digugu dan ditiru oleh peserta didik dan bahkan
masyarakat. Digugu memiliki arti yaitu segala sesuatu yang disampaikan
harus dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh peserta didik.
Sedangkan ditiru memiliki arti seorang guru harus teladan bagi para
peserta didik. Menjadi seorang guru merupakan profesi yang sangat
mulia dan patut untuk kita banggakan. Peran serta tugas dari seorang
guru dalam mengajar dianggap sebagai pembuka harapan untuk
pendidikan saat ini.16
Secara etimologis guru sering disebut pendidik. Kata guru
merupakan pandan dari kata teacher (bahasa Inggris). Kata teacher
bermakna sebagai “the person who teach, especially in scholl” atau guru
adalah seseorang yang mengajar, khususnya di sekolah/madrasah. Kata
teacher berasal dari kata kerja mengajar. Pengertian murabbi
mengisyaratkan bahwa guru adalah orang yang memiliki sifat rabbani,
artinya orang yang bijaksana, bertanggung jawab berkasih sayang
terhadap peserta didik dan mempunyai pengetahuan tantang rabb.seorang
guru dituntut harus bisa mendidik dan menyiapkan peserta didik agar
mampu bereaksi, sekaligus mengatur dan memelihara hasil kreasinya,
kata mursyid mengandung makna bahwa guru harus berusaha
menularkan penghayatan akhlak/kepribadiannya.17

b. Peran Guru dan Tugas Guru


1) Peran Guru

16
Soffi Widyanesti Priwantoro, dkk, Menjadi Guru Profesional Dan Inovatif dalam Menghadapi
Pandemi(yogyakarta, UAD Pres, 2021) 323
17
Shilphy A. Octavia, Etika Profesi Guru (Sleman, CV Budi Utama, 2020) 10-11

9
Perkembangan terhadap sistem belajar mengajar membawa
konsekuensi guru agar meningkatkan peranan dan kompetensinya
karena proses belajar-mengajar dan hasil belajar siswa ditentukan oleh
peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih
mampu mengelola kelas sehingga hasil belajar siswa berada pada
tingkat optimal.
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar
meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams dan
Decey dalam Basic Principles Of Students Teaching, antara lain guru
sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan,
partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor.
Yang akan dikemukakan di sini adalam peranan yang dianggak paling
dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut.18
a. Guru sebagai Demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau
pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasi bahan atau materi
pelajaran yang akan diajarkannya ilmu yang dimilikinya karena hal ini
akan sangat menentukan hasil yang dicapai oleh siswa.
Setelah satu yang harus diperhatikan oleh guru adalah pelajar.
Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus. Denga cara
demikian, ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu
pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pengajar dan deminstrator sehingga mampu memperagakan apa yang
diajarkan secara didaktis. Maksudnya agar apa yang disampaikannya
itu betul-betul dimiliki oleh anak didik.19
b. Guru sebagai Pengelola Kelas
Dalan peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager),
guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar
serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu

18
Drs. Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2016) 9
19

10
diorganisasi. Lingkungan diatur dan diawasi agar kegiatan belajar
terarah dan mencapai tujuan pendidikan.20
c. Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan. Media pendidikan
merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses
belajar-mengajar.21
d. Guru sebagai Evaluator
Jika kita perhatikan dunia pendidikan, akan kita ketahui bahwa
setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan tentunya selama satu
periode pendidikan seseorang selalu dikatakan evaluasi, artinya pada
waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan, selalu diadakan
penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik
maupun oleh pendidik.
Dengan penilaian, guru dapat megetahui keberhasilan
pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta
ketetapan atau keefektifan metode belajar. Tujuan lain dari penilaian
ini di antaranya ialah untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam
kelas atau kelompoknya. Melalui penilaian, guru dapat
mengklasifikasikan apakah seorang siswa termasuk kelompok siswa
yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya jika
dibandingkan dengan temannya.22
2) Tugas Guru
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait oleh dinas
maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita
kelompokkan tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi,
tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang ke masyarakatan.
Guru merupakan profesi atau pekerjaan yang memerlukan
keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan.

20
Ibid. 10
21
Ibid. 11
22
Ibid. 11-12

11
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusian di sekolah harus dapat
menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik
simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apa pun
yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya
dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak
menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat
menanamkan benih pengajarannya itu kepada para siswanya. Para
siswa akan enggan menghadap yang tidak menarik. Pelajaran tidak
dapat diserap sehingga setiap lapisan masyarakat (Homo ludes,Homo
puber,dan Homo sapiens) dapat mengerti jika menghadapi guru.
Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih
terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan
masyarakat dapat memperoleh pengetahuan. Hal ini berarti guru
berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya.
Tugas dan peran tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan
guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis dalam
menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru
merupakan faktor condisio sine quanon kehidupan bangsa sejak dulu,
terlebih-lebih pada era kontemporer ini.

12
Secara singkat tugas guru dapat digambarkan melalui bagan
berikut:

TUGAS Meneruskan dan


GURU MENDIDIK mengembangkan nilai-nilai
hidup

Meneruskan dan
PROFESI MENGAJAR mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi

Mengembangkan keterampilan
MELATIH dan penerapannya

Menjadi orang tua kedua

Auto pengertian :
- homoludens
Kemanusiaan - homopuber
n - homosapiens
Transformasi diri

autoidentifikasi

Mendidik dan mengajar masyarakat


untuk menjadi warga negara
Kemasyarakatan Indonesia yang bermoral Pancasila

Mencerdaskan bangsa Indonesia

13
3) Guru Profesional
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu
bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang.
Profesi juga diartikan sebagai sesuatu jabatan atau pekerjaan tertentu
yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang
diproleh dari pendidikan akademis yang intensif (webstar, 1989). Jadi
profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian
tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi
tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan
persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. Profisional
adalah pekerjaanatau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen).
Profesi Guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam
bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatuhan yang ditekuni untuk
menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang
bersangkutan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan
yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam
pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan
tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna.
Sementara itu, yang dimaksud profesinalisme adalah kondisi
arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang
berkaitan dengan mata pencaharian seseorang. Profesiomalisme guru
merupakan kondisi, arah, ilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan
kewenangan dalam bidang pendidikan dan penagajaran yang berkaitan
dengan pekerjaan seseorang yang menjadi ata pencaharian. Sementara
itu, guru yang profesional adalah guru memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran.
Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan
profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, mapun akademis.

14
Dengan kata lain pengertian. Guru profesioal adalah orang yang
memiliki kemampuan dan keahlian khsus dalam bidang keguruan
sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru
dengan kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang
yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman
yang kaya di bidangna23
Lantas, seperti apa suatu pekerjaan disebut profesional meliputi:
1. Harus memilki landasa pengetahuan yang kuat;
2. Harus berdasarkan atas kompetensi individual (bukan atas dasar
KKN-pen);
3. Memiliki sistem seleksi dan sertifikasi;
4. Ada kerja sama dan kompetisi yang sehat antar sejawat;
5. Adanya kesadaran profesional yang tinggi;
6. Memiliki prinsip-prinsip etik (kode etik);
7. Memiliki sistem sanksi profesi;
8. Adanya militansi individual; dan
9. Memiliki orfanisasi profesi;24

1. Kajian Teori tentang Interaksi Sosial

a. Pengertian Interaksi Sosial

Pengertian tentang interaksi sosial sangat bermanfaat di dalam


mempelajari berbagai bentuk permasalahan yang ada di masyarakat.
Seperti di indonesia dapat dibahas mengenai bentuk-bentuk interaksi
sosial yang ber-belajar langsung antara berbagi suku-bangsa, antara
golongan-golongan yang disebut mayoritas, dan antara golongan
terpelajar dengan golongan agama dan seterusnya.
Interkasi sosial berasal dari bahasa latin: Com atau Cum yang
berarti sama-sama, da tango berarti menyentuh, jadi pengertian secara
harfiah adaklah bersama-sama menyentuh. Interaksi sosial adalah proses

23
Kunandar, S.Pd.., M.si., Guru Profesional, (jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2011),46-47
24
Muhammad Anwar H.M., Menjadi Guru Profesinal (Jakarta, PrenadaMedia Group, 2018), 4

15
di mana antara individu dengan individu, individu dengan kelompok,
atau kelompok dengan kelompok berhubungan satu dengan yang lain.25
Interaksi dilihat sebagai sesuatu yang penting untuk dapat
dipertahankan dan dipelihara, dan bisa merubah perilaku, makna, dan
mudah seseorang dapat mengetahui tentang sesuatu yang diinginkannya.
Intinya yang di tarik dari kehidupan sosial adalah interaksi yaitu
aksi atau tindakan yang berbalas-balasan. Orang saling menanggapi
tindakan mereka. Masyarakat merupakan jaringan relasi yang timbal
balik. Satu berbicara, yang lain dapat mendengar, yang satu bertanya,
yang lain menjawab, yang satu memberi perintah, yang lain menaati,
yang satu berbuat jahat, yang lain membalas dendam, yang satu
mengundang, yang lain datang. Selalu tampak bahwa orang saling
mempengaruhi. Max Weber menekankan hakikat interaksi terletak dalam
mengarahkan kelakuan kepada orang lain, harus ada orientasi timbal
balik antara pihak-pihak yang bersangkutan.26
Dalam kehidupan bersama setiap individu lainnya harus
mengadakan komunikasi yang merupakan alat utama bagi sesama
individu untuk saling keal dan bekerja sama serta mengadakan kontak
fisik dan non fisik secara belajar langsung maupun tidak belajar
langsung. Menurut Soerkanto suatu interaksi sosial tidak akan mungkin
terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu:
a. Kontak belajar langsung
b. Komunikasi
Sekolah merupakan salah satu konteks sosial yang pentig bagi
perkembangan individu, meskipun demikian perkembangan peserta didik
juga sangat dipengaruhi oleh konteks sosial yang lainnya yaitu relasi
dengan teman. Perkembangan peserta didik yang dimaksud dalam
sekolah tertentu saja lebih menuju pada perkembangan sikapnya dalam
mengikuti aktivitas belajar di sekolah dan hasil belajar yaitui prestasi
belajar yang diperoleh. Hal ini dikarenakan dalam interkasi sosial

25
Moh. Fahri, A. Herry Qusyairi “Interkasi Sosial Dalam Proses Pembelajaran”, Jurnal Studi
Keislaman D an Ilmu Pendidikan Vol 7, No 1(2019),152-153
26
Ibid., hal 154

16
terdapat hubungan yang saling timbal balik yang mengarah pada
pertukaran ilmu pengetahuan dan informasi yang dapat menunjang
proses dan aktivitas belajar peserta didik. Dunia pendidikan yang penuh
dengan muatan interaksi sosial akan menjadi sangat positif apabila ada
keseimbangan dalam pola hubungan. Yang dimaksud dengan pola
keseimbangan ini adalah pola hubungan timbal balik yang erlaku dua
arah,yang artinya dalam posisi tertentu peserta didik dapat bermitra
dengan baik dengan seluruh warga sekolah27
Interaksi ialah Hubungan timbal balik yang terjadi antara satu
orang dengan orang lain baik antara satu kelompok dengan kelompok
manusia lainnya yang terjadi dalam kelompok masyarakat. Huda
menyataka bahwa interkasi yang dikerjakan secara sengaja dalam suatu
masyarakat untuk mengubah kebiasaan tingkah laku yang kurang baik
menjadi kebiasaan yang lebih baik lagi. Berdasarkan konsep ini lahirlah
sebuah konsep dengan guru berada dalam satu pihak dan anak didik
berada pada pihak yang lainnya. Semuanya masih dalam interaksi yang
sama yang memiliki nilai pendidikan dengan posisi, tugas dan tanggung
jawab yang tidak sama, akan tetapi memiliki tujuan yang sama dalam
pendidikan.
Dapat diartikan bahwa interaksi adalah hubungan timbal balik yang
dilakukan seseorang dengan orag lain yang terjadi dalam kelompok
masyarakat. Sedangkan interaksi dalam pendidikan yaitu hubungan
timbal balik yang dilakukan satu orang dengan orang lain atau satu
kelompok dengan kelompok yang lain yang telah direncanakan untuk
mengubah kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik agar menjadi kebiasaan
baik.

b. Tujuan dan Ciri-ciri Interaksi

Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan membawa anak didik


untuk meraih tujuan dalam pendidikan. Interaksi belajar mengajar
sementara ini memiliki beberapa ciri-ciri diantaranya:

27
Ibid, hal. 155-156

17
1. Interaksi belajar memegang tujuan untuk menolong anak didik.
Dalam perkembangan belajar anak didik dengan kata lain
memposisikan anak didk sebagai pusat perhatian dari kegiata
pembelajaran yang berlangsung dengan memperhatikan bahwa anak
didik memiliki target, unsur lainnya sebagai penghantar dan
pendukung pembelajaran.
2. Terdapat berbagai cara terlaksananya interkasi yang telah
direncanakan dengan matang dalam mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan.untuk mencapai target pembelajaran yang diinginkan
langkah-langkah atau disain pembelajaran yang bervariasi.
3. Interaksi belajar mengajar terlihat dengan satu penyelesaian pelajaran
yang khas.
Materi pelajaran harus dirancang dengan sebaik-baiknya agar
tepat digunakan untuk mencapai target pembelajaran yang telah
dirancang sebelumnya. Berakhirnya materi dalam hal ini wajib
mencermati bagian-bagian yang lain. Apalagi anak didik sebagai
elemen terpenting dalam pembelajaran dan merupakan bagian dari
pusat pembelajaran. Materi yang diberikan kepada anak didk
sebaiknya harus dirancang terlebih dahulu sebelum memulai interkasi
belajar mengajar.
4. Terlihat adanya keaktifan anak didik.
Anak didik adalah pusat pembelajaran oleh karena itu kegiatan
anak didik membentuk kententuan penuh dalam berlangsungnya
interkasi proses belajar mengajar. Kegiatan anak didik dalam hal ini
yang berkaitan dengan jasmani dan kejiwaan. Pada desain
pembelajaran yang berpusat pada anak didik maka pembelajaran harus
menunjukkan keaktifan anak didik. Keaktifan anak didik dapat terjadi
apabila pembelajaran dirancang agar anak didik dapat bisa aktif,
mencari, menggali dan menemukan jalan pemecahan persoalan dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas, sedangkan guru berperan untuk
membimbing dan mengarahkannya. Jadi, dalam proses pembelajaran
bukan guru yang harus aktif sedangkan anak didik harus berpartisipasi

18
aktif juga dalam pembelajaran. Guru memilki peran sebagai tutor
dalam interaksi belajar.
5. Interakasi belajar mengajar memerlukan ketertiban.
Ketertiban dalam interaksi mengajar ini merupakan sebuah
contoh perbuatan yang sudah ditetapkan menurut syarat yang telah
dibuat oleh seluruh pihak dengan sengaja, baik dari pihak guru atau
anak didik. Prosedur atau metode yang nyata dari kepatuhan pada
keputusan atau aturan itu akan nampak dari langkah-langkah tersebut
berarti termasuk dalam suatu kesalahan pertanda melakukan
pelanggaran peraturan yang telah dibuat sebelumnya.
6. Memiliki batasan waktu.
Setiap tujuan yang ingin dicapai oleh guru dalam proses
pembelajaran sangat penting memiliki batasan-batasan waktu agar
tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan maksimal yang sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
7. Penilaian atau Evaluasi.
Penilaian merupakan hal yang sangat penting dalam setiap
proses pembelajaran, karena dengan adanya penilaian ini guru dapat
mengetahui sejauh mana keberhasilan anak didiknya. Hendaknya guru
dalam melakukan penilaian harus dilakukan secara obyektif dan tidak
boleh melakukan penilaian secara subjektif. Penilaian dilakukan
kepada anak didik dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
ketercapaian anak didik pada kompetensi yang diharapkan. Manfaat
penilaian bagi guru yaitu untuk mengetahui sejauh mana keefektifitas
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan.28

c. Aspek-aspek Interaksi Sosial

Menurut Gillin (2010) aspek-aspek interaksi sosial yaitu adanya


hubungan, adanya individu, adanya tujuan da adanya hubungan dengan
struktur dan fungsi kelompok:

28
Leli Lestari, M.Pd., Muhammad Azhar,M.Pd., Interkasi Guru Orang Tua dan Anak Didik di
Sekolah Dasar, (Pamekasan, Duta Media Publishing, 2021).1-5

19
1. Adanya Hubungan.
Setiap interaksi terjadi karena adanya hubungan antara individu
maupun antara individu dengan kelompok.
2. Adanya Individu.
Setiap interaksi sosisal meuntut tampilnya individu-individu
yang melaksanakan hubungan.
3. Ada Tujuan
Setiap interaksi sosial memiliki tujuan tertentu seperti
mempengaruhi individu lain.
4. Adanya hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok
Interkasi sosial yang ada hubungannya anatara struktur dan
fungsi kelompok ini terjadi karena individu dalam hidupnya tidak
terpisah dari kelompok. Disamping itu, tiap-tiap individu memilki
fungsi didalam kelompoknya. Aspek-aspek ini saling berhubungan
sehingga terbentuk suatu interaksi sosial.
Selain adanya Aspek- aspek yang paling penting proses interaksi
sosial, adanya komunikasi sosial yaitu seseorang memberi arti pada
perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan
oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudia memberi
rekasi terhadap perasaan suatu kelompok manusia atau perorangan
dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lainnya. Hal ini
merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang dilakukannya.29

d. Faktor yang Mempengaruhi Interkasi Sosial

Sikap sosial berbentuk dari adanya interkasi sosial yang dialami


oleh individu. Dalam interkasi sosial terjadi hubungan saling
mempengaruhi di antara individu yang satu dengan individu yang
lainnya, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola
perilaku masing-masing individu. Dalam interaksi sosialnya individu
bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai faktor yang
mempengaruhi pembentuk sikap individu, sebagai berikut.
29
Retno Twistiandayani, Khoiroh Umah, Terapi Wicara dan Social Stories pada Interaksi Sosial
Anak Autis, (Surabaya, UMSurabaya Publishing,2019),27-28

20
1. Pengalaman Pribadi.
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman
pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap
akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut
terjadi situasi yang melibatkan faktor emosional.
2. Pengaruhi lain yang dianggap penting.
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang penting.
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang
yang dianggap penting tersebut.
3. Pengaruh Kebudayaan.
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah
sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai
sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi
corak pengalaman-pengalaman individu-individu masyarakat
asuhannya.
4. Media Massa.
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan
secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya,
akibatnya berpengaruh terhadap sikap kosumennya.
5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama.
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga
agama sangat menentukan sistem kepercayaan, tidaklah heran kalau
pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
6. Faktor Emosional.
Kadag kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang
didasari emosi yang berfugsi sebagai semacam penyaluran frustasi
atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
Sikap di pengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal.
Faktor internal, yaitu faktor yag terdapat dalam diri berupa selectivity

21
atau daya pilih seseorang untuk menerima atau mengolah pengaruh-
pengaruh yang datang dari luar. Faktor eksternal, yaitu faktor-
faktoryang berada di luar diri manusia, berupa interaksi sosial di luar
pribadi manusia, seperti: a) Sifat objek sikap itu sendiri, bagus, atau
jelek dan sebagainya b) Kewibawaan c) Sifat orang-orang atau
kelompok yang mendukung sikap d) Media komunikasi yang
digunakan dalam menyampaikan sikap e) Situasi pada saat sikap itu
dibentuk.30

2. Kajian Teori tentang Introvert

a. Psikologi Kepribadian

Psikologi diakui sebagai ilmu yang berdiri sendiri pada tahun 1879
ketika Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi di leipzig,
jerman. Laboratorium ini merupakan laboratorium psikologi yang
pertama di dunia. Setelah itu psikologi mengalami perkembangan yang
pesat, yang ditandai degan lahirnya bermacam-macam aliran dan cabang.
Aliran-aliran psikologi lahir karena adanya pemahaman dan keyakinan
para ahli yang berbeda-beda dalam memandang manusia: strukturalisme,
fungsionalisme, behaviorisme, psikologi gestalt, psikologi dalam,
psikologi humanistik, dan seterusnya. Sedangkan cabang-cabang
psikologi berkembang sebasgai hasil dari pengkajian perilaku manusia
ditinjau dari sudut pandang tertentu. Cabang-cabang psikologi
diantaranya: psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, psikologi
kesehatan, psikologi olah raga, dan seterusnya.
Pengertian kepribadian seperti ini mudah dimengerti dan
karenanya, juga mudah dipergunakan. Tetapi sayangnya pengertian
kepribadian yang mudah dan luas dipergunakan ini lemah dan tidak bisa
menerangkan arti kepribadian yang sesungguhnya, kepribadian itu pada
dasarnya dinilai ‘baik’ atau ‘buruk’ (netral). Dan para ahli psikologi
berusaha menghindarkan penilaian kepribadian. Tinjau yang

30
Gede Agus Siswadi, Integrasi Pendidikan Agama Hindu dalam Pembelajaran Bahasa
Saskerta¸(Bandung, Nilacakra, 2019). 118-120

22
konprehensip tentang perkembangan teori kepribadian tentu saja harus
mulai degan konsepsi-konsepsi tentang manusia yang dikemukakan oleh
sarja-sarjana kelasik termasyhur. Seperti hipokrates, platom dan lain-
lain.31
Istilah kepribadian dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan
personality. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu persona, yang
berarti topeng dan personare, yang artinya menembus. Personality
(kepribadian) adalah salah satu aspek kajian dalam bidang psikologi yang
memiliki berbagai macam pandangan dari berbagai ahli yang mencoba
mengembangkannya. Dan oleh karena itu objek kajian dari kepribadian
adalah perilaku manusia (human behavior). Dalan banyak literatur arti
dan definisi dari kepribadian lazimnya dijelaskan dalam dua sudut
pandang yakni dari sudut pandang, yakni dari sudut pandang pengertian
sehari dan dari sudut pandang psikologi. Berikut ini dikemukakan
beberapa ahli yang definisinya dapat diapakai acauan dalam mempelajari
kepribadian.
a. Gordon W. W Allpoer
Pada mulanya Allport mendefinisikan kepribadian sebagai
“what a man really is.” Tetapi definisi tersebut oleh Allport
dipandang tidak memadai lalu dia merevisi definisi tersebut. Definisi
yang kemudian dirumuskan oleh Allport adalah: “Personality is the
dynamic organization within the individual of those
psychophysical system that determine his unique adjustments to
his enviroment”.
Pendapat Allport kepribadian adalah organisasi dinamis dalam
individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang
khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

31
Rustam, S.Pd., M.Pd.Kons., Psikologi Kepribadian, (Pontianak, Pustaka Rumah Aloy,2016). 1-2

23
b. Krech da Crutchfield
David Krech dan Richard S. Cruthfield (1969) dalam bukunya
yang berjudul elemnts of Psychology merumuskan definisi
kepribadian sebagai berikut. “Personality is the integration of all of
an individual’s characteristics into a unique organization that
determines, and is modifed by, his attemps at adaption to his
continually changing environment.” (kepribadian adalah intergrasi
dari semua karakteristik individu ke dalam suatu kesatuan yang unik
menetukan, dan yang dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah terus-
menerus).32

b. Pengertian Introvert dan ekstrovert

Introvert dan ekstrovert merupakan (kecenderungan) karakter yang


saling bertolak belakang. Karakter introvert sering disalah artikan sebagai
sifat pemalu. Sebaliknya, karakter ekstrovert sering disalah artikan
sebagai kepribadian yang outgoing. Dalam sebuah analogi yang
menggambarkan bagaimana karakter introvert dan ekstrovert, seorang
esktrovert digambarkan bagai sebuah mercusuar yang dibangun untuk
memancarkan energi keluar. Sebaliknya seorang introvert bagaikan
lentera yang memliki cahaya lembut meggambarkan kekuatan di dalam.
Introvert merupakan kepribadian manusia yang tertutup, sehingga
mereka cenderung memilih untuk sendirian atau berteman dengan sedikit
orang. Orang dengan tipologi kepribadian introvert adalah orang yang
mengarahkan orang ke dunia dalam. Orang introvert lebih berpikir ke
arah subjektif atau dirinya sendiri. Oleh karena itu rata-rata orang yang
berkepribadian introvert kurang menimati keramaian. Wajar jika orang
yang introvert biasanya memilih berkarir dalam bidang yang tidak
banyak bertemu dengan banyak orang seperti seketaris, peneliti, akuntan.
Biasanya para introvert hanya bicara seperlunya, kalau memang ada
informasi yang ingin disampaikan. Dan mereka hanya berbicara
32
Ibid. 5-7

24
mengenai apa yang memang ingin mereka bicarakan.pada kadar yang
tinggi orang introvert jika ditanya aka diam terlebih dahulu memikirkan
apa yang mereka ucapkan, setelah itu baru mereka berbicara.
Menurut Jung, dalam jess Feist dan Gregoy J.Feist, introvert adalah
aliran aliran psikis ke arah dalam yang memiliki orientasi subjektif.
Orang-orang introvert adalah mereka yang tampil dan melakukan
perjalanan ke “dunia dalam”, yaitu diri mereka sendiri. Mereka selalu
mencoba memahami diri mereka sendiri dengan melakukan banyak
perenungan dan berkontemplasi. Pada akhirnya, mereka menjadi orag
yang memahami
Ekstrovert memiliki kecenderungan untuk muncuk seorang diri,
dingin, dan sombong. Orang ekstrovert terutama dipengaruhi oleh dunia
objektif, yaitu dunia luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju ke luar
pikiran,33

c. Ciri – ciri Introvert dan Ekstrovert

Seorang yang memiliki kepribadian introvert lebih cenderung


menutup dari atau mengasingkan dari segala kontak sosial dari dunia
luar. Lebih tepatnya seorang introvert akan lebih suka menyendiri.
Kepribadian jenis ini cenderung lebih sedikit beraktifitas dan lebih
banyak berfikir.
Selain itu seorang introvert sangat tidak menyukai keramaian atau
tempat yang disana terdapat banyak orang, mereka lebih suka dengan
suasana sepi dan tenang. Seorang tipe introvert ini pada umumnya lebih
terlihat tenang, damai terkontrol, pesimis, penuh perhatian, hati-hati,
jarang bersosialisasi dan pasif. Biasanya seorang introvert sulit
mendapatkan teman varu dikarenakan dia malas untuk bersosialisasi
dengan orang.
Kepribadian Ekstrovert merupakan kebalikan dari introvert,
seseorang ekstrovert lebih menyukai dunia luar, mereka juga lebih sedikit
berfikir dan leih banyak melakukan aktivitas. Tidak jarang ada beberapa
33
Elsi Setiandari Lely Octaviana, SKM.,M. Kes., Komunikasi Kesehatan dan Konseling, (Palembang,
Bening, 2020). 120

25
dari mereka yang membenci tempat yang sepi dan lebih menyukai
keramaian. Seseorang yang memiliki kepribadian ekstrovert lebih terlihat
penuh gairah.
Seorang yang ekstrovert juga senang bercanda dan lebih menjaga
hubugan dengan orang lain, dan lebih peka terhadap lingkungan sekitar.34
Ciri – ciri Introvert dan Ekstrovert :

Introvert Ekstrovert

 Pendiam  Aktif
 Pemalu  Percaya diri
 Pemikir  Senang berkumpul dengan
 Senang menyendiri orang lain
 Senang berimajinasi  Mudah dalam bergaul
 Lebih senang mendengar dari  Lebih pandai bercerita
pada bercerita  Senang dengan hal – hal
 Susah bergaul yang melibatkan banyak
 Lebih sering berbicara 4 mata orang

 Senang bekerja sendiri  Suka berinteraksi dengan

 Mengungkapkan perasaa banyak orang

dengan tulisan  Lebih suka bekerja secara

 Selalu berfikir sebelum kelompok atau team

berbicara  Berkontribusi lebih dalam

 Lebih suka mengamati kelompok

 Menyukai kegiatan yang  Suka melakukan aktifitas

tenang seperti membaca buku  Menuangkan perasaan

dan memancing dengan kata – kata

d. Kelebihan dan Kekurangan Introvert


Adapun kelebihan dan kekurangan perilaku introvert, yakni :
34
Samuel Juliardi Sinaga, S.Pd., M.Pd, dkk, Antropologi Pendidika¸ (Tasikmalaya, Perkumpulan
Rumah Cemerlang Indonesia, 2021). 30-31

26
Kelebihan kepribadian introvert adalah seorang yang tidak suka
mengambil resiko, sebelum bertindak atau berbicara aku banyak berpikir
tentang berbagai kemungkinan yang akan terjadi karena aku tidak mau
tindakan atau ucapanku bisa menyakiti orang lain.35
Kekurangan kepribadian introvert adalah manusia yang mengutamakan
dunia dalam pikiran manusia itu sendiri. Jadi, manusia dengan sifat atau
jenis kepribadian introvert adalah cenderung menutup diri dari kehidupan
luar yang lebih senang berada dikesunyian atau kondisi tenang, dari pada
tempat yang banyak orang.36
I. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Umumnya peneliti diartikan sebagai suatu metode studi yag dilakukan
seseorang melalui penyelidikan terhadap suatu masalah sehingga diperoleh
penyelsaian yang tepat terhadap masalah tersebut. Menurut Durri Andriani
(2013) penelitian sebagai proses mengumpulkan dan menganalisis data atau
informasi secara sistematis sehingga menghasilka kesimpulan yang sah. 37
Penelitian dilakukan dengan berbagai metode baik kuantitaif ataupun
kualitatif, ekperimenal atau non ekperimenal, interajtif atau noninteraktif
semua untuk mencapai tujuan tertentu.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang
berlandaskan Studi kasus, studi kasus melibatkan investigasi kasus, yang
dapat didentifikasikan sebagai suatu atau objek studi yang dibatasi, atau
terpisah untuk penelitian dalam hal waktu, tempat, atau batas-batas fisik.
Penting untuk memahami bahwa kasus dapat berupa individu, program,
kegiatan, sekolah, ruang kelas, atau kelompok. Setelah kasus
didentifikasikan dengan jelas, peneliti menyelidiki mereka secara
mendalam, biasanya menggunakan beberapa metode pengumpulan data,
seperti wawancara, observasi lapangan, dan dokumentasi.38

35
Hasan Ali, Nuraisha, “salahkah aku terlahir introvert”, (tt, Guepedia, 2021).hlm. 14
36
Daud Manno, “Building your futere”, (Yogyakarta, pbmrandi,2020).hlm. 40
37
Muh. Fitrah, S.Pd. M.Pd., Dr. Luthfiyah, M.Ag, Metode Penelitian Kualitatif, tindakan kelas dan
studi kasu,. (Jawa Barat, CV Jejak, 2017). 24
38
Ibid. 37

27
Penelitian kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang
menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang pelaku yang dapat diamati. Kualitatif berarti seseuatu yang berkaitan
dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik fakta.
Kualitas, nilai atau makna hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui
linguistik, bahasa, atau kata-kata.39
Dengan demikian, peneliti akan terbantu dalam menggambarkan
secara fenomenologi tentang suatu fenomena penerapan Studi Kasus pada
Peran Guru dalam Membangun Interaksi Sosial pada Anak Introvert di SDI
Darul Ulum Kecamatan Galis Pamekasan, sebagai upaya yang sesuai
harapan.
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif sangat dibutuhkan
bahkan menjadi sebuah syarat yang harus dipenuhi. Peneliti bertindak
sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Oleh karena itu, kehadiran
peneliti di lapangan mutlak diperlukan. Peneliti harus hadir dan terlibat
langsung agar memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan sesuai
tujuan peneliti.
Dalam penelitian kualitatif mengkaji persepektif partisipan dengan
strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitia kualititaif
ditunjukkan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut
pandang partisipan.40
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDI Darul Ulum di Desa Polagan,
Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan. Lokasi penelitian ini merupakan
suatu objek yang peneliti gunakan untuk memperoleh data. Alasan peneliti
memilih lokasi penelitian tersebut dikarenakan adanya faktor kesulitan
dalam pembelajaran disebabkan oleh anak introvert, kurangnya berinteraksi
sosial sesama teman dan lingkungan sekolah membuat anak introvert sulit

39
Ibid. 44
40
Dr.Sandu Siyoto, SKM., M.Kes, M. Ali Sodik, M.A, Dasar Metodelogi Penelitian, (Yogyakarta,
Literasi Media Publishing, 2015). Hlm. 27

28
untuk memhami materi ajar di sekolah. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di SDI Darul Ulum Polagan, Galis, Pamekasan.s
4. Sumber Data
Data memegang peranan penting dalam penelitian, khususnya
penelitian kualitatif. Data merupakan sekumpulan informasi yang berguna
dan diperoleh dari lapangan atau secara langsung yang digunakan untuk
bahan penelitian. Jenis data ada dua yaitu :
1) Data Primer
Data kualitatif secara sederhana dapat disebut sebagai data hasil
kategori (pemberian kode), untuk isi data dapat berupa kata atau
dapat didefinisikan sebagai data bukan angka, tetapi diangkakan,
misalnya; jenis kelamin, status, dan sebagainya. data kualitatif
mempunyai ciri yang tidak dapat dilakukan operasi matematika,
seperti: penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Data
kualitatif diambil dari penyebaran kuesioner pada responden,
sehingga harus dilakukan pengujian reliabilitas dan validitasnya.
2) Data Sekunder
Data berupa agka dalam arti sebenarnya, jadi berbagai operasi
matematika dapat dilakukan pada data kuantittaif. Data kuantitaif.41
3) Prosedur Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan sebuah data, dibutuhkan sebuah teknik yang
dapat diterima secara ilmiah. Di adakannya penelitian tentu saja bertujuan
untuk memperoleh data konkrit, maka dari itu diperlukan teknik
pengumpulan data. Adapun prosedur pengumpulan data pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas yang dilakukan
makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud
merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah
fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan. Observasi sebagai

41
Fira Husaini, Muhammad Fikri, dkk, Metode penelitian Kuantitaif dan Kualitatif, (Yogyakarta,
Anak Hebat Indonesia, 2020). 7-9

29
salah satu teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik jika
dibandingkan dengan teknik yang lainnya, seperti wawancara dan
kuesioner. Kalau wawancara dan koesioner selalu berkomunikasi
dengan orang lain, maka observasi tidak hanya terbatas pada orang
melainkan juga pada objek-objek yang alam yang lain.
Observasi merupakan salah satu alat evaluasi jenis nontes yang
dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis,
logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai
tujuan tertentu.42
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis
nontes yag dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik
langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik. Wawancara
umumnya digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang akan/harus diteliti. Dalam penelitian kualitatif,
peneliti seringkali menggabungkan antara teknik observasi partisipatif
dengan wawancara mendalam, yang artinya selama melakukan
kegiatan observasi, peneliti juga melakukan interview terhadap
responden.43
c. Dokumentasi
Dokumen adalah kumpulan data yang berbentuk nyata dan
diperoleh berdasarkan sistem pengelolaan data yang disebut dengan
proses dokumentasi. Tanpa adanya dokumentasi, data tersebut tidak
akan menjadi sebuah dokumen yang real. Dan menurut para ahli,
dokumentasi adalah proses yang dilakukan secara sistematis mulai
dari pengumpulan hingga pengelolaan data yang meghasilkan
kumpulan dokumen. Dokumentasi itu sendiri tujuannya adalah untuk

42
Dr. Muhammad Ilyas Ismail, M.Pd., M.Si., evaluasi pembelajaran, (Depok, PT, rajagrafindo
persada).129
43
Ibid. 132

30
memperoleh dokumen yang dibutuhkan berupa keterangan dan hal-hal
yang membuktikan adanya suatu kegiatan yang didokumentasikan.44
4) Analisis Data
Menurut Fraenkel dan Wallen (2007) menytakan analisis isi adalah
sebuah alat penelitian yang difokuskan pada konten aktual dan fitur internal
media. Teknik ini dapat digunakan peneliti untuk berdasarkan pendapat-
pendapat ahli di atas, dapat diamil kesimpulan bahwa teknik analisis data
dalam library reasearch ialah proses dalam suatu penelitian yang dilakukan
setelah pengumpulan data, dengan cara menganalisis, mengelola,
mengorganisasi, dan menyusunnya, kemudian diambil simpulan dari hasil
keselurahan penelitian tersebut.45
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis non
statistik, sedangkan yang dianalisis adalah data yang terhimpun dalam
observasi, wawancara, dan dokumen lainnya. Sedangkan tahap-tahapannya
atara lain:
a. Cheking (pengecekan), pengecekan data yang dilakukan dengan
memeriksa kembali lembar transkrip data wawancara, dan
observasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat
kelengkapan data atau informasi yang diperlukan.
b. Organizing (pengelompokan), pengelompokan data dilakukan
dengan memilih atau mengklasifikasi data sesuai dengan arah fokus
peelitian dalam lembar klasifikasi data.
Tahapan selanjutnya dari analisis data adalah mendeskripsikan
data sesuai kategori dan tema dari fokus penelitian ini, sehingga
pembaca dapat memahami tema dan temuan dalam penelitian ini.
Maka analisis yag digunakan hanya sampai pada laporan dan
menggambarkan pada apa yang terjadi. Artinya analisis ini merupakan
analisis non statistik.
5) Pengecekan keabsahaan data

44
Siti rosmayati, dkk,“pengelolaan pembelajaran dalam proses pengembangan sosial emosional
standar paud”, (tt, Guepedia,2001).25
45
Dr. Evanirosa, MA.,dkk,“Metode Penelitian Kepustakaan”,(bandung, Media Sins
Indonesia,2022).

31
Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji
validitas data kredibilitas data. Kredibilitas hasil penelitian akan
menunjukkan seberapa jauh kebeneran hasil penelitian akan menunjukkan
seberapa jauh kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya. Dalam meneliti
kredibilitasnya menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti
di lapangan, observasi, yang diperdalam, triangulasi (menggunakan
beberapa sumber, metode, peneliti, teori), pembahasan sejawat analisis
kasus negatif; pelacakan kesesuaian hasil, dan pengecekan anggota.
Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan anggota.46
Dengan demikian, uji keabsaah dalam penelitian kualitatif meliputi
beberapa cara:
a. Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti berhubungan peneliti
dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapporrt, semakin akrab
(tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga
tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk
raport, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian, di mana
kehadiran peneliti tidak lagi mengganggu perilaku yang dipelajari.
Raport is a relationship of mutual trust and emotional affinity between
two or more people (Susan Stainback, 1988).47
Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih
dianggap orang asing, masih dicurigai, sehingga informasi yang
diberikan belum lengkap, tidak mendalam dan mungkin masih banyak
yang dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti
mengecek kembali apakah data yang telah diberikan selama ini
merupakan data yang sudah benar asli atau sumberdata lain ternyata
tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas
dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.
Berapa lama pengamatan ini dilakukan, aka sangat tergantung pada

46
Dr. Ajat Rukajat, M.Pd.”pendekatan penelitian kualitatif”,(Yogyakarta, Cv Budi Utama, 2018). 8
47
Ibid. 127

32
kedalaman, keluasan dan kepastian data. Kedalaman artinya apakah
peneliti ingin menggali data sampai pada tingkat makna. Makna berarti
data di balik yang tampak. Dalam perpanjangan pengamatan untuk
menguji kredibilitas dan penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada
pengujian terhadap data yang telah diperoleh.
b. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berati melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkeseimbangan. Dengan cara tersebut maka kepastian
data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan
sistematis. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan
adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil
penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan
yang diteliti. Dengan membaca wawasan peneliti akan semakin luas san
tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan
itu benar/dipercaya atau tidak.48
c. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu.49 Triangulasi adalah cara tterbaik untuk menghilangka
perbedaan-perbedaan kontruksi kenyataan yang ada dalam konteks
suatu studi sewaktu mengumpulkan data berbagai kejadian dan
hubungan dari berbagai pandangan.
6) Tahap-tahap Penelitian
adapun tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian
ini dapat dilihat pada tabel berikut :
a. Tahap Pra Penelitian
1) Memilih rencana penelitian.
2) Memilih tempat penelitian.
3) Menyusun perizinan.
4) Menyiapkan perlengkapan penelitian.

48
Dr. H. Zuchri Abdussamad, S.I.K., M.Si, “Metode Penelitian Kualitatif”, (tt, Sakir Media Press,
2021).189
49
Ibid. 190

33
5) Menyiapkan diri dengan etika penelitian sesuai karakter yang
diinginkan tempat penelitian.
6) Memilih dan memanfaatkan informasi.
b. Tahap Pengerjaan Penelitian
Dalam tahap ini sudah memasuki lapangan dengan berperan dan
megumpulkan informasi yang ada di lapangan sebanyak mungkin dengan
melakukan observasi, wawancara, dan juga mengumpulkan data-data
dokumentasi.

j. Sistematika Pembahasan

penelitian ini disusun pada hakikatnya karena adanya faktor kesulitan


belajar pada anak introvert yang ada disekolah SDI Darul Ulum. Adanya peran
Guru dalam membangun Interaksi sosial sangat diperlukan dalam mebentuk
karakter interaksi sosial pada anak introvert agar anak introvert mampu
berinteraksi sosial pada lingkungan sekolahnya.

k. Outline Penelitian

Kerangka pembahasan secara garis besar pada penelitian ini nantinya


diharapkan dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya. Adapun kerangka
pembahasan seacara garis besar dalam penelitian ini sebagai berikut:

A. Judul Proposal
B. Konteks Penelitian
C. Fokus Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
F. Definisi Istilah
G. Kajian Penelitian Terdahulu
H. Kajian Teori
I. Metode Penelitian
1) Pendekatan dan Jenis Penelitian
2) Kehadiran Peneliti

34
3) Lokasi Peneliti
4) Sumber Data
5) Prosedur Pengumpulan Data
6) Alisis Data
7) Pengecekan Keabsahan Data
8) Tahap-tahap Penelitian
J. Sistematika Pembahasan
K. Outline Penelitian
L. Daftar Rujukan
M. Lampiran

35
Daftar Rujukan

Abdussamad, Zuchri, H, “Metode Penelitian Kualitatif”, (tt, Sakir Media Press,


2020)
Ali, Hasan, Nuraisha, “salahkah aku terlahir introvert”, (tt, Guepedia, 2021)

Anwar, Muhammad, Menjadi Guru Profesinal (Jakarta, PrenadaMedia Group,


2018)
Dewi, safitri, Menjadi Guru Profesional ( Riau, PT. Indragiri Dot Com, 2019)
Evanirosa, dkk,“Metode Penelitian Kepustakaan”,(bandung, Media Sins
Indonesia,2022)
Fahri, Moh, Qusyairi A, Herry, “Interkasi Sosial Dalam Proses Pembelajaran”,
Jurnal Studi Keislaman D an Ilmu Pendidikan Vol 7, No 1(2019)
fais, irfan, Mohammad, “Layanan Konseling Pribadi Introvert Agar Bisa
Beradaptasi di Lingkungan Baru Menggunakan Konsep Komunikasi
Interpersonal”, Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol.9 No. 01(2019)
Fitrah, Muh, Luthfiyah, “Metode Penelitian Kualitatif, tindakan kelas dan studi
kasus”, (Jawa Barat, CV Jejak, 2017)
Hadina, Shavira, Putri, ‘’Peran Guru BK dalam Mengatasi Kesulitan Siswa
Berkepribadian Introvert Melalui Layanan Bimbingan Kelompok di SMP
Negeri 2 Pademawu”,
Husaini, Fira, Fikri, Muhammad, dkk,” Metode penelitian Kuantitaif dan
Kualitatif”, (Yogyakarta, Anak Hebat Indonesia, 2020)
Insani Nur Galuh,”Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mengembangkan Karakter Siswa
Sekolah Dasa”r, Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol.5 No.3 (2021)
Ismail, Ilyas, Muhammad, “evaluasi pembelajaran”, (Depok, PT, rajagrafindo
persada)
Kunandar, “Guru Profesional”, (jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2011)
Lestari, Leli, Azhar, Muhammad, “Interkasi Guru Orang Tua dan Anak Didik di
Sekolah Dasar”, (Pamekasan, Duta Media Publishing, 2021)
Maemunawati, Siti, Muhammad Alif, Peran Guru, Orang Tua, Metode dan
Media Pembelajaran (Serang, Penerbit 3M Media Karya Serang,2000)

36
Manno, Daud, “Building your futere”, (Yogyakarta, pbmrandi,2020)
Margarita, Profesi Guru Adalah Misi Hidup (Indramayu, Cv.
Adanu abimta, 2021)
Mila Saraswati, Ida Widaningsih, Be Smart Ilmu Pengetahuan
Sosial(geografi, sejarah, sosiologi, ekonpmi) Untuk Kelas VII Sekolah
Menengah Pertama(t.t, Grafindo Media Pratama, 2008)
Octavia, Shilphy, A, “Etika Profesi Guru”, (Sleman, CV Budi Utama, 2020)
Priwantoro, Soffi, Widyanesti, dkk, Menjadi Guru Profesional Dan Inovatif
dalam Menghadapi Pandemi(yogyakarta, UAD Pres, 2021)
Rukajat, Ajat, ”pendekatan penelitian kualitatif”,(Yogyakarta, Cv Budi Utama,
2018)
Rustam, “Psikologi Kepribadian”, (Pontianak, Pustaka Rumah Aloy,2016)
Setiandari, lely, Octaviana, Elsi, “Komunikasai Kesehatan Etika dan Konseling”
(Palembang, bening media publishing, 2020)
Sinaga, Samuel, Juliardi, dkk, Antropologi Pendidika¸ (Tasikmalaya,
Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia, 2021)
Siswadi, Gede, Agus, “Integrasi Pendidikan Agama Hindu dalam Pembelajaran
Bahasa Saskerta”¸(Bandung, Nilacakra, 2019)
Siti rosmayati, dkk,“pengelolaan pembelajaran dalam proses pengembangan
sosial emosional standar paud”, (tt, Guepedia,2001)
Siyoto, Sandu, Sodik, M, Ali, “Dasar Metodelogi Penelitian”, (Yogyakarta,
Literasi Media Publishing, 2015
Sudarto, filsafat pendidikan islam(yogyakarta, cv budiutama,2021)
Suharsiwi, Pengembangan Interaksi Sosial Anak Autis di Sekolah (sumatra
barat, cv azka pustaka, 2022)
suryadi, ahmad, Rudi, ilmu pendidikan islam(yogyakarta, cv budiutama,2018)

Twistiandayani, Retno, Umah, Khoiroh, “Terapi Wicara dan Social Stories pada
Interaksi Sosial Anak Auti”s, (Surabaya, UMSurabaya
Publishing,2019)
Usman, Moch, Uzer, “Menjadi Guru Profesional”, (Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, 2016)

37
Wenny, Pembelajaran Etika dan Penampilan bagi Milennial Abad 21 (t.t,
Guepedia, 2021)
Yaumi, Muhammad,Pendidikan karakter (Jakarta, kencana, 2016)

38
m. Lampiran

1. Pedoman Wawancara

Observer : Halimatus Jamila

Tempat Observasi : SDI Darul Ulum

Hal Yang di Observasi : Peran Guru dalam Membangun Interaksi Sosial


pada Anak Introvert di

N Pertanyaan Jawaban Catatan


o
Ya Tidak

1. Adakah siswa yang sulit


berinteraksi ?

2. Adakah siswa yang sering


menyendiri di kelas?

3. Adakah dampak negative dari siswa


yang sering berdiam diri?

4. Adakah siswa yag mendapat


masalah karena tidak aktif di
sekolah?

5. Adakah siswa yang sulit fokus


dalam mengikut mata pelajaran?

39
DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH SDI
DARUL ULUM KECAMATAN GALIS PAMEKASAN TAHUN
PEMBELAJARAN 2022-2023

Nama Kepala Sekolah :

Waktu Wawancara :

Tempat Wawancara :

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana Perkembangan
Pendidikan di SDI Darul
Uulum?

2. Bagaimana Visi dan Misi di


SDI Darul Ulum?

3. Menurut bapak bagaimana


peran guru dalam membangun
interaksi sosial dilingkungan
sekolah pada anak introvert?

4. Bagaimana cara Bapak


menangani anak introvert
karena kurangnya interaksi
sosialnya?

5. Bagaimana tanggapan bapak


adanya anak yang memiliki
kepribadian di SDI Darul
Ulum ?

40
DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH SDI
DARUL ULUM KECAMATAN GALIS PAMEKASAN TAHUN
PEMBELAJARAN 2022-2023

Guru Kelas 2 :

Waktu wawancara :

Tempat wawancara :

No Pertanyaan Jawaban
1. Sudah berapa lama ibu menjadi
guru kelas 2 ?
2. Apa saja faktor penghambat
dalam mengajar kelas 2?
3. Bagaimana peran ibu sebagai
guru kelas 2 dengan adanya
anak berkepribadian introvert?
4. Apa saja langkah yang sudah
dilakukan agar anak yang
berkepribadian introvert bisa
membangun interaksi sosial
dilingkungan sekolah ?
5. Bagaimana perkembangan
setelah ibu menggunakan
teknik-teknik tertentu pada
anak introvert ?

41
DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH SDI
DARUL ULUM KECAMATAN GALIS PAMEKASAN TAHUN
PEMBELAJARAN 2022-2023

Guru Kelas 4 :

Waktu wawancara :

Tempat wawancara :

No Pertanyaan Jawaban
1. Sudah berapa lama ibu menjadi
guru kelas 2 ?
2. Apa saja faktor penghambat
dalam mengajar kelas 2?
3. Bagaimana peran ibu sebagai
guru kelas 2 dengan adanya
anak berkepribadian introvert?
4. Apa saja langkah yang sudah
dilakukan agar anak yang
berkepribadian introvert bisa
membangun interaksi sosial
dilingkungan sekolah ?
5. Bagaimana perkembangan
setelah ibu menggunakan
teknik-teknik tertentu pada
anak introvert ?

42
ANGKET INTERAKSI SOSIAL

Fre-Test Dan Post-Test

IDENTITAS :

Nama :

Kelas :

Petunjuk Pengisian :

1. Isilah identitas di atas.


2. Saudara diminta menunjukkan kesesuaian diri dengan masing-masing
pernyataan tersebut dengan memberi tanda cek (√ ) dibawah kolom.
3. Berikut ini terdapat 10 pertanyaan setiap pertanyaan dengan 2 pilihan
jawaban, sebagai berikut:
Ya : jika kamu merasa setuju dengan pertanyaan yang kamu baca
sesuai dengan keadaan.
Tidak : jika kamu merasa tidak setuju dengan pertanyaan yang kamu
baca sesuai degan keadaan.
4. Pastikan tidak ada pertanyaan yang tidak dijawab.

No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Saya senang berdiskusi dengan teman saat
mengerjakan tugas kelompok.

2. Saya lebih suka menyelesaikan masalah


tanpa bantuan orang lain.

3. Saya termasuk tipe orang yang suka


megikuti kegiatan kelompok yang ada
disekolah.

43
4. Saya siswa yang sulit berinteraksi.

5. Walaupun sedang belajar saya bersedia


untuk tidak bermain.

6. Saya termasuk orang pemalu.

7. Saya mudah mengungkapkan perasaan


dengan tulisan.

8. Saya senang bermain sendiri dengan


kehidupan saya tanpa melibatkan orang
lain.

9. Seandainya ada teman yang memerlukan


bantuan, dengan senang hati saya
meluangkan waktu untuk membantunya.

10. Saya sering merasa malu jika berinteraksi


dengan teman.

44
DOKUMENTASI

PenyerahanSurat Izin Kpada Kepala Sekolah SDI Darul Ulum

Surat Izin

45
Surat Balasa dari Sekolah

46

Anda mungkin juga menyukai