Anda di halaman 1dari 68

Seni

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berkata, ”Wah ... itu indah! Seni
banget, ya!” Misalnya, melihat pegunungan dengan jalan yang berliku-liku,
pantai dengan airnya yang tampak biru, kebun bunga yang berwarna-warni,
lukisan seorang pelukis terkenal, dekorasi yang indah, suara seorang penyanyi
yang merdu, dan gerakan penari yang luwes. Di antara keindahan di atas,
apakah semuanya disebut seni?
Pengertian Seni
Seni berasal dari kata sani (Sanskerta) yang berarti pemujaan, persembahan,
dan pelayanan. Kata tersebut berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang
disebut kesenian. Menurut Padmapusphita, kata seni berasal dari bahasa
Belanda genie dalam bahasa Latin disebut genius, artinya kemampuan luar
biasa yang dibawa sejak lahir.
Seiring dengan perkembangan waktu, banyak definisi seni diungkapkan oleh
beberapa ahli. Berikut diuraikan beberapa definisi seni menurut para ahli.
1. Everyman Encyklopedia
Menurut Everyman Encyklopedia, seni adalah segala sesuatu yang dilakukan
orang, bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan karena kehendak
kemewahan, kenikmatan, ataupun kebutuhan spiritual.
2. Ensiklopedi Indonesia
Di dalam Ensiklopedia Indonesia dinyatakan bahwa seni merupakan ciptaan
segala hal karena keindahannya orang senang melihat atau mendengarkannya.
3. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara berpendapat, seni adalah perbuatan manusia yang timbul
dari hidupnya, perasaan, dan bersifat indah sehingga dapat menggetarkan jiwa
perasaan manusia.
4. Akhdiat Karta Miharja
Akhdiat Karta Miharja berpendapat, seni adalah kegiatan rohani manusia yang
merefleksikan kenyataan dalam suatu karya, bentuk, dan isinya mempunyai
daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani.
5. Prof. Drs. Suwaji Bastomi
Hal senada diungkapkan oleh Prof. Drs. Suwaji Bastomi bahwa seni adalah
aktivitas batin dengan pengalaman estetis yang dinyatakan dalam bentuk agung,
mempunyai daya untuk membangkitkan rasa takjub dan haru.
6. Drs. Sudarmaji
Drs. Sudarmaji berpendapat, seni adalah segala manifestasi batin dan
pengalaman estetis dengan menggunakan media garis, bidang, warna, tekstur,
volume, dan gelap terang.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seni merupakan hasil
aktivitas batin yang direfleksikan dalam bentuk karya yang dapat membangkitkan
perasaan orang lain. Dalam pengertian ini yang termasuk seni adalah kegiatan
yang menghasilkan karya indah.
Definisi umum seni adalah segala macam keindahan yang diciptakan oleh
manusia.
ined
JAUHARI
9 comments
APA ITU SENI?
"Seni adalah ungkapan perasaan", demikianlah pernyataan yang sering kita
dengar tentang seni. Jika kita renungkan, sesungguhnya ungkapan tersebut
memiliki kebenaran. Karena seni itu sendiri memang merupakan ungkapan dari
pengalaman-pengalaman bathin. Pengalaman itu kemudian dituangkan melalui
berbagai medium seni, yang akhirnya kita nikmati sebagai sebuah karya. Dalam
dunia seni rupa, medium ini terungkap menjadi lukisan, patung, grafis, krya serta
karya-karya lainnya.
SyafwandiBagi seorang seniman, berkarya merupakan sebuah tantangan yang
harus dilewati. Berkarya adalah menjawab tantangan dan memecahkan
permasalahan-permasalahan yang timbul, baik permasalah yang ada di dalam
diri sendiri, maupun berbagai permasalahan yang ada di luar diri. Keinginan-
keinginan untuk memecahkan permasalahan itulah yang menyebabkan seorang
seniman berkarya. Berbagai permasalahan yang muncul, baik dalam diri maupun
yang berada diluar diri, kemudian dialami seniman menjadi sebuah pengalaman
bathin. Pengalaman bathin ini selanjutnya berubah menjadi sebuah angan-
angan. Akhirnya dengan daya indah yang ada pada seorang seniman, berbagai
angan yang ada, kemudian diungkapkan menjadi sebuah karya seni melalui
medium seni yang dipilihnya sendiri.
Dari ungkapan di atas terlihat bahwa pada dasarnya setiap bentuk karya seni
memuat unsur-unsur budaya, karena ia memang terlahir dari keinginan seorang
seniman untuk merespon berbagai gejala yang timbul. Baik yang terdapat
didalam dirinya sendiri maupun gejala yang berkembang diluar dirinya, atau
dalam lingkungannya. Selanjutnya dengan menggunakan berbagai ungkapan
yang dipilih seniman sebagai pengandaian lahirlah sebuah potret tentang
kebudayaan. Yang menjadi pertanyaan kemudian ialah potret seperti apakah
yang ditampilkan seniman dalam menangkap gelora budaya yang terjadi di
sekitarnya. Kemudian pengandaian seperti apakah yang dipilih seniman dalam
mengungkap berbagai gelora kebudayaan tersebut. Permasalahan dapat disigi
dengan menggunakan pendekatan proses cipta seniman dan telaah karya
tentang potret kebudayaan serta permasalahannya.
Pekerjaan mencipta merupakan sebuah usaha yang dilakukan untuk
menemukan sesuatu yang baru. Hurlock dalam Utami (1988: 2-3) mengatakan
bahwa kreatif adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru,
apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang
baru. Sedangkan Erich Fromm, ahli teori analisis ilmu jiwa dalam bukunya
berjudul "The Creative Attitude "¦ mengatakan bahwa : Kreativitas adalah suatu
kemampuan untuk melihat ( menyadari, bersikap peka ) dan menanggapi
Chandra (1994: 12)
Lebih lanjut, Rogers dalam Utami (1988: 3) mengatakan bahwa; "Kreatif
merupakan munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari
keunikan individu disatu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan
hidupnya dipihak lain"?. Dalam pernyataan ini Rogers menekankan bahwa
lingkungan merupakan faktor penting dalam proses kreativitas. Lingkungan ikut
memberikan andil terhadap karya jalan fikiran seseorang. Dengan demikian
karya-karya yang bermula dari proses kreasi, adalah juga hasil dari interaksi
seseorang dengan lingkungannya.
Seorang seniman dapat pula disebut sebagai kreator, karena ia selalu berkarya,
dan selalu mencari sesuatu yang baru. Karya seni lahir melalui sebuah proses
cipta yang terjadi di dalam diri seorang seniman. Proses ini diawali dengan
munculnya keinginan-keinginan yang melanda diri seniman. Keinginan-keinginan
ini muncul karena dorongan yang dating dari dalam diri sendiri maupun dorongan
yang datang dari luar. Selanjutnya, keinginan-keinginan yang telah mendapat
dorongan tersebut diolah seniman, dengan menggunakan daya estetis yang
dimilikinya.
Setiap orang pada dasarnya memiliki daya cipta, namun dalam kenyataannya
belum semua orang dapat memanfaatkan daya tersebut. Karena daya cipta itu
perlu pula mendapat dorongan, berupa hal-hal yang dapat menimbulkan minat
untuk melakukan ciptaan.
Utami (1988: 21) mengatakan bahwa untuk menimbulkan minat kreasi, maka
dibutuhkan kondisi-kondisi tertentu, baik kondisi-kondisi eksternal (dari
lingkungan dalam arti kata sempit dan luas, mencakup kondisi sosio-kultural dan
politis) maupun kondisi-kondisi internal (pribadi, dalam diri individu) agar dapat
muncul, tumbuh dan terwujud menjadi karya-karya kreatif yang bermakna uuntuk
individu dan masyarakatnya, kebudayaannya.
Daya cipta seseorang sangat dipengaruhi oleh dorongan yang dimiliki oleh
masing-masing diri. Semakin tinggi dorongan yang dimilikinya, maka besar
kemungkinan akan diperoleh daya cipta yang tinggi pula. Utami Munandar (1988:
1) menyimpulkan bahwa " Kreativitas merupakan ungkapan unik dari
keseluruhan kepribadian sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya,
dan yang tercermin dalam pikiran, perasaan, sikap atau perilakunya"?.
Lingkungan bathin, yaitu bakat yang memang telah dimiliki oleh seorang
seniman sebagai kodratnya, atau sebagai anugerah dari Sang Pencipta.
Kemudian lingkungan budaya, dimana seorang seniman telah tumbuh dan
berkembang di dalam lingkungan tersebut, serta lingkungan luar sebagai akibat
kemajuan ilmu dan teknologi secara lebih luas.
Selanjutnya proses mencipta juga dipengaruhi oleh keterampilan yang dimiliki
oleh seorang seniman. Kemampuan melakukan, baik yang bersifat cara
mengerjakan, penguasaan pokok permasalahan, atau apa yang akan dikerjakan,
maupun penguasaan bahan dan alat yang digunakan dalam berkarya.
Penguasaan keterampilan dan penguasaan pokok persoalan serta penguasaan
bahan yang baik dapat memberikan keleluasaan kepada seniman untuk
melakukan berbagai kemungkinan dalam berkarya cipta.
Sebagaimana yang dikemukakan Lowenfeld (1956: 81) bahwa: bahan yang
bagus dan perkembangan keterampilan memegang peranan penting dalam
mengekspresikan seni. Hanya melalui penggunaan bahan seni, ekspresi-
ekspresi dapat berkembang. Seperti kata-kata amatlah penting dalam
komunikasi lisan dan struktur kalimat serta paragraf penting dalam komunikasi
tulisan, dalam seni, seorang seniman harus mengembangkam keterampilan-
keterampilan dan teknik-teknik yang memungkinkan untuk berkomunikasi, dan
dia harus mempunyai pemahaman tentang bahan-bahan yang dia gunakan
supaya bisa menggunakan kualitas instrinsiknya.
Dorongan lain yang tidak kalah penting adalah tanggapan dan penghargaan,
yang datang dari lingkungan seni. Yang dimaksud lingkungan seni disini ialah
masyarakat yang menikmati karya seni. Tanggpan dan penghargaan ini dapat
diperoleh seniman melalui pameran-pameran yang dilaksanakan. Jumlah
pengunjung pada setiap pameran dapat memberikan dorongan yang baik bagi
seniman dalam menunjang semangat berkarya cipta. Dengan kata lain, sebuah
pameran dapat dilihat sebagai salah satu bentuk kegiatan yang berguna bagi
peningkatan karya cipta seorang seniman.

Pembahasan
Sebagaimana telah diungkapkan pada bagian terdahulu, bahwa proses cipta
seni sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Baik lingkungan bathin, budaya, serta
lingkungan luar seniman. Maka sudah dapat dipastikan bahwa semua pengaruh
tersebut akhirnya terhimpun bersamaan dengan daya estetis, yang akhirnya
menjadi sebuah karya seni.
Dalam kehidupan sehari-hari, seorang seniman adalah anggota kelompok dari
sebuah masyarakat. Sebagai seorang anggota kelompok masyarakat, maka ia
hidup dalam tatanan nilai ataupun kaidah yang berlaku pada kelompok tersebut.
Seseorang yang berasal dari kelompok masyarakat Jawa, tentulah memiliki
tatanan nilai kebudayaan Jawa sebagai panduan hidup bermasyarakatnya.
Begitu pula bagi anggota masyarakat Minangkabau, mereka akan hidup dalam
tatanan kebudayaan Minang yang memiliki falsafah "alam takambang jadi guru".
Jadi, setiap anggota kelompok suatu masyarakat, selalu berpegang kepada nilai-
nilai yang berlaku dalam kelompok tersebut. Selanjutnya secara bersama-sama
atau mereka menjaga dan bahkan membuat sebuah kerangka kebudayaan
sebagai jaminan dalam menata gelora perkembangan kebudayaan itu sendiri.
Guna menjaga proses gelora kebudayaan inilah seniman sebagai salah seorang
anggota masyarakat ikut berperan melalui karya-karyanya. Ia bertanggung jawab
atas berbagai gelora yang terjadi dalam lingkungannya. Karena pada dasarnya
setiap bentuk kesenian selalu memiliki nilai-nilai yang bermanfaat bagi
kelangsungan gelora kebudayaan dan hidup manusia. gelora budaya inilah yang
merupakan salah satu unsur yang melanda seniman, sehingga menimbulkan
keinginan-keinginan untuk berkarya.
Seniman dapat saja memberikan sebuah pernyataan tentang penolakan atau
penerimaan berbagai gelora budaya yang sedang berlaku. Namun demikian,
bukan berarti seorang seniman harus mampu memutuskan berbagai gelora yang
muncul sebagai sesuatu yang harus ditolak atau diterima. Adakalanya seorang
seniman cukup hanya dengan mengetengahkan berbagai gelora budaya yang
sedang berlaku, kemudian diungkapkan menjadi sebuah karya. Selanjutnya
melalui karya seni, berbagai gelora budaya tadi akan sampai kepada masyarakat
melalui sebuah pameran. Pada saat inilah akhirnya terjadi cengkerama antara
seniman dan masyarakat seni. Selanjutnya permasalahan yang sedang di alami
oleh seorang seniman menyangkut gelora yang sedang berlaku di masyarakat
telah berubah menjadi permasalahan bersama antara seniman dan
masyarakatnya.
Senada dengan apa yang dikatakan Utami (1988: 19) bahwa berfikir bebas
adalah kreasi yang bebas dari hambatan apapun. Bebas dari segala macam
praduga dan streotip. Pada saat ini setiap individu memperoleh berbagai
kemungkinan untuk menemukan sesuatu. Masing-masing individu memiliki
kesempatan untuk menelusuri berbagai arah yang ada dalam fikirannya. Bahkan
mereka mendapatkan peluang untuk menjajaki berbagai alternatif yang muncul.
Keadaan inilah akhirnya yang menimbulkan berbagai penemuan baru. Apakah
berupa ide-ide baru, ataupun bentuk-bentuk baru, dan lain sebagainya.
Lebih jauh Jakob (2000: 47) mengatakan bahwa sebuah benda seni disebut
sebagai seni kalau sudah berada di tangan penanggap seni. Seni itu masalah
komunikasi, masalah relasi nilai-nilai. Sebuah benda akan disebut seni kalau
melahirkan relasi seni berupa munculnya nilai dari benda tersebut. Selanjutnya
Jakob (2000: 73) menjelaskan bahwa dalam seni, perasan harus dikuasai lebih
dahulu, harus dijadikan objek, dan harus diatur, dikelola, dan diwujutkan atau
diekspresikan dalam karya seni. Istilah populernya "perasaan harus diendapkan
dahulu". Perasaan itu telah berjarak dengan seniman. Dan, dalam kondisi
semacam itu, barulah seniman dapat mengekspresikan perasaannya. Sebab
ekspresi perasaan dalam seni hanya dapat terjadi dalam suasana perasaan
"sekarang" yang santai, bahkan dalam suasana kegembiraan mencipta.
Dari beberapa uraian diatas dapat kita rangkum, bahwa proses cipta karya
seniman selalu beranjak dari pengalaman bathin, yang diperoleh melalui
lingkungan, baik lingkungan bathinnya sendiri, maupun lingkungan budaya, dan
lingkungan secara keseluruhan. Keadaan seperti ini sesungguhnya telah
berlangsung sejak lama, bahkan sejak zaman prasejarah. Patung-patung menhir
yang terdapat di Sumatera Utara, atau patung-patung peninggalan zaman
megalitikum yang sekarang dapat kita saksikan di kabupaten 50 Kota, Sumatera
Barat adalah bagian dari potret kebudayaan yang dituangkan melalui medium
seni.
Haris Sukendar (1987: 54) mengatakan bahwa arca-arca yang ditemukan di Nias
dan Pasemah, menunjukan bukti-bukti bahwa arca tersebut menggambarkan
tokoh yang berkuasa atau tokoh yang terkemuka dalam masyarakat. Arca-arca
tersebut hanya merupakan lambang atau simbul dari ketua adat atau tokoh yang
dimaksud. Masih sulit dikatakan bahwa arca yang bertujuan sakral lebih
mementingkan tujuan dan kepercayaan saja tanpa mengabaikan keindahan
semata-mata, sedang arca yang digunakan sebagai lambang atau status kepala
adat, bentuk-bentuk yang lebih megah dengan keindahan sempurna memegang
peranan penting.
Pada zaman berikutnya, yaitu pada masa kebudayaan agama Hindu-Budha di
Indonesia, terdapat bangunan candi yang dibuat dengan sangat megahnya.
Candi-candi yang terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan potret
kebudayaan untuk masa Hindu-Budha di Indonesia. Bahkan Borobudur
merupakan puncak dari seni bangun kebudayaan Hindu-Budha di dunia.
Borobudur merupakan maha karya yang mengungkap tentang kesatuan manusia
dalam sebuah tatanan hidup. Sebuah tatanan hidup yang dipandu oleh nilai-nilai
budaya yang berkembang pada masa itu. Nilai-nilai tersebut kemudian
dinyatakan dalam sebuah seni bangun.

Candi Borobudur di Jawa Tengah Kesatuan kebudayaan mencerminkan


integrasi manusiaManusia merupakan kesatuan (per se), segala ciptaannya
bercirikan kesatuan pula. Kesatuan manusia tidaklah sempurna. Dia selalu ada
dalam jalan integrasi diri yang semakin utuh. Ujud pemersatuan diri selaku
makhluk psychoorganis tidak pernah selelsai. Oleh sebab itu keseimbangan
tidak bersifat statis, melainkan bersifat dinamis. Bakker (1984: 83).
Candi Borobudur dapat dilihat sebagai ungkapan dari keselarasan hidup
masyarakatnya. Keselarasan terpancar dari ungkapan seni bangunnya.
Borobudur terdiri bentuk-bentuk yang tersusun secara bertingkat atau berundak-
undak. Pengulangan bentuk terdapat pada bentuk stupa yang disusun mulai dari
bawah sampai ke undakan paling atas. Pada bagian paling atas terdapat sebuah
stupa besar. Stupa ini merupakan pusat atau inti dari semua stupa yang ada.
Stupa besar tersebut terletak pada titik pusat bagian atas dari candi. Dari sisi
semiotika, keberadaan stupa utama tersebut memiliki makna tersendiri, yang
erat hubungannya dengan daya-daya yang berada di luar alam kodrati.

Kontras antara industri dan adat perjalanan tradisional di India


Gambaran di atas memperlihatkan suatu perbedaan yang janggal antara
kemajuan teknologi dengan kendaraan yang digunakan masyarakat pendukung
kebudayaan tersebut. Latar belakang dari karya fotografi di atas memperlihatkan
teknologi yang sudah maju. Sementara di latar depan terlihat beberapa orang
yang dalam perjalanan dengan menggunakan unta sebagai kendaraan. Suasana
yang sangat kontras terlihat dengan jelas antara kemajuan teknologi yang
dicapai dengan kendaraan yang digunakan. Dari satu sisi, dapat saja orang
menggunakan unta untuk keperluan rekreasi, atau sekedar bernostalgia. Di sisi
yang satunya lagi, bisa saja kendaraan unta memiliki nilai-nilai khusus bagi
seseorang atau sekelompok orang. Namun di sisi lain kenyataan ini juga
mengungkap bahwa belum semua orang dapat menikmati kemajuan teknologi.
Akhirnya, apapun penafsiran yang akan dikemukan tentang kenyataan ini,
namun yang pasti, melalui karya seninya, seniman telah menyuguhkan sebuah
persoalan untuk dipahami oleh masyarakat.

Gubug-Gubug di London karya G. DoreKarya lukis yang digubah oleh G. Dore ini
bercerita tentang kemajuan ilmu dan teknologi yang telah dicapai, khususnya
bagi masyarakat kota London, Inggeris. Namun kemudian kemajuan tersebut
membawa dampak yang kurang baik terhadap kehidupan bermasyarakat.
Dengan kemajuan teknologi, orang mampu membangun gedung-gedung yang
megah, membuat pesawat terbang dan lain sebagainya. Tapi di sisi lain ternyata
keadaan ini berakibat terhadap meningkatnya jumlah pengangguran. Sehingga
pada gilirannya masyarakat kelas bawah menjadi semakin terhimpit, bahkan
mereka kehilangan lahan untuk tempat tinggal. Akhirnya mereka mendirikan
gubug-gubug sebagai tempat berlindung di sisi bangunan megah hasil teknologi
maju tersebut.
Kesenjangan hidup inilah yang ditampilkan seniman dalam karyanya.
Kesenjangan ini digubah sedemikian rupa dengan tetap memperhatikan kaidah-
kaidah pokok dalam berkarya, bagian-bagian terkecilpun ditampilkan oleh
seniman dengan sangat cermat. Selanjutnya karya lukis ini mencoba mengajak
pemirsanya untuk memahami arti kemajuan secara lebih dalam. Apa
sesungguhnya makna kemajuan bagi keselarasan hidup manusia pendukung
kebudayaan.
Dalam mengungkapkan keinginan serta pengalamannya , seniman
memanfaatkan berbagai macam bentuk pengandaian. Pilihan seorang seniman
terhadap pengandaianyang digunakan sangat bergantung kepada kecendrungan
dan gaya masing-masing seniman. Namun demikian, semua pengandaian yang
dilahirkan seniman merupakan simbol-simbol yang memiliki makna tertentu
sesuai dengan pengalaman masing-masing seniman dalam merespon berbagai
fenomena yang terjadi disekitarnya. Sebagaimana pengandaian yang ada dalam
bidang seni suara atau seni sastra, maka dalam seni rupa pengandaian ini
menjadi lebih nyata. Hal ini disebabkan karena seni rupa itu sendiri merupakan
sebuah cara ungkap yang menggunakan bahasa rupa. Pada seni bangun
sebagaimana yang telah diungkap pada bagian terdahulu terlihat bahwa struktur
bangunan yang diciptakan merupakan gambaran dari keselarasan yang terdapat
dalam masyarakat. Keselarasan ini ini kemudian diungkapkan sang arsitek
melalui struktur bangunan yang tertata dengan baik. Bangunan tersebut
merupakan simbol dari nilai yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat pada
masa-masa tertentu. Begitu pula dengan bangunan-bangunan megah yang
dideretkan bersamaan dengan gubug-gubug yang digambarkan oleh G. Dore
dalam karyanya, Dore memilih objek bangunan yang megah dan gubuk sebagai
pengandaian dari kesenjangan sosial yang terjadi akibat kemajuan ilmu dan
teknologi.

Simpulan
Seni merupakan ungkapan pengalaman bathin yang dituangkan seniman melalui
media ungkapnya. Sebagai sebuah pengalaman bathin, seni selalu hadir dengan
muatan nilai yang membawa manfaat bagi kehidupan manusia dan alam
semesta.
Seni rupa sebagi sebuah media ungkap, berbicara dalam bahasa rupa. Ia hadir
dengan berbagai bentuk pengandaian, sesuai dengan pilihan dan daya
keindahan seorang seniman. Salah satu bentuk nilai yang terdapat dalam
ungkapan seni adalah kebudayaan. Seni merupakan ungkapan dari cerminan
cipta, karsa dan rasa manusia. Seni merupakan potret kebudayaan yang selaras
dengan ruang dan waktu yang dilaluinya. Melalui karya seni kita dapat
memahami gelora budaya yang terjadi, baik pada waktu lalu, sekarang maupun
untuk masa yang akan datang. Semua itu dikemas seniman dalam sebuah
bingkai keindahan yang disebut dengan karya seni.

Daftar Bacaan
Bakker SJ, JWM. 1984. Filsafat Kebudayaan. Sebuah Pengantar. Yogyakarta;
Kanisius.
Haris Sukendar.1987. Konsep Keindahan pada Peninggalan Megalitik. dalam:
Estetika dalam Arkeologi Indonesia (Diskusi Ilmiah Arkeologi II ); Ikatan Ahli
Arkeologi Indonesia
Lowenfeld, Viktor. 1956. Creative and Mental Growth. Rev.ed. Nem York. The
Macmillan Company.
Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung; Penerbit ITB
Suwono, Bambang. 1979. Sejarah Seni Rupa Indonesia. Jakarta; Proyek
penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan
kebudayaan.
Utami Munandar. SC. 1988. Pengertian Dan Ruang Lingkup Kreativitas. Dalam
Kreatiftas Sepanjang Masa (Utami Munandar. SC. Ed). Jakarta; Pustaka Sinar
harapan.
Biodata Penulis:
Syafwandi, Lahir di Payakumbuh 24 Juni 1960. S1 Pendidikan Seni Rupa (1985),
mengikuti pendidikan Seni Patung dan Furniture di Jepang (1994 "“1996) S2
Jurusan Seni Rupa ITB Bandung.

Posted in:
Seni
Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.

Arah ikut jam daripada atas kiri: sebuah potret diridaripada Vincent van Gogh, sebuah patung
Afrika Chokwe, butiran daripada Birth of Venus oleh Sandro Botticelli danSinga Shisa Jepun

Seni merupakan julat yang berlainan untuk aktiviti manusia, produk serta aktiviti mereka; artikel ini
memfokuskan perkara terutamanya seni visual termasuklah penciptaan imej atau objek dalam lapangan bidang
seperti seni lukis, seni arca, pembuatan percetakan, fotografi dan media visual yang lain. Pada masa kini, seni
merupakan luahan kreativiti manusia yang paling dikenali dan dianggap sebagai keunggulan daya cipta
manusia. Walaupun begitu, seni sukar ditakrifkan disebabkan setiap seniman mempunyai aturan dan sekatan
tersendiri bagi setiap hasil kerja mereka, seni boleh dikatakan sebagai proses dan hasil dari pemilihan
saluran medium, untuk menyampaikan sama ada kepercayaan, idea, rasa, atau perasaan dalam bentuk
terbaik untuk saluran tersebut.

Seni sukar ditakrifkan, sebagaimana ia sukar dinilaikan, disebabkan setiap artis memilih peraturan dan tata
rajah tersendiri untuk menentukan karyanya, masih boleh dikatakan bahawa seni adalah proses dan hasil
pemilihan medium, set aturan untuk penggunaan medium tersebut, dan set nilai yang menentukan apa yang
berhak di gambarkan melalui medium tersebut, agar dapat menyampaikan samaada kepercayaan, idea, rasa,
perasaan dalam bentuk paling berkesan bagi medium tersebut. Walaupun, banyak artis terikut artis dahulu,
dan sebagainya, beberapa garis panduan telah muncul untuk menetapkan bagaimana menggambarkan idea
tertentu melalui simbol dan bentuk (seperti pokok selasih sebagai kekasih)
Setiap orang mempunyai pendapat tersendiri mengenai apa yang boleh dianggap seni; sebagai contoh,
adakah seseorang itu boleh menghasilkan seni, sekiranya ia tidak bertujuan sebagai hasil seni? Adakah seni
merupakan bentuk luahan seseorang? Adakah hasil seni dianggap seni hanya apabila ia sempurna?

Isi kandungan
[sorokkan]

 1 Bidang kesenian
 2 Portal Seni
 3 Contoh bidang kesenian
 4 Pautan luar
Bidang kesenian[sunting]
Terdapat banyak cabang bidang kesenian. Masa kini, seni merujuk kepada seni yang dapat dilihat,
terutamanya lukisan and ukiran, dan fotografi.

Beberapa bidang seni juga dikenali sebagai seni halus (fine arts), termasuk muzik, penulisan, puisi, tarian, and
the teater. Cabang dari kesenian theater adalah perfileman dan animasi, dan terkini, multimedia. Mereka yang
bergiat dalam bidang theater dan perfileman biasanya dikenali secara amnya sebagai seniman.

Apabila sesuatu itu dilakukan dengan begitu sempurna, ia juga boleh dianggap seni:
kejayaan kejuruteraan seperti Jambatan Golden Gate (Golden Gate Bridge) boleh dianggap sebagai hasil
seni. Seni reka juga dianggap sebagai satu gaya kesenian: lihat Menara Eiffel atau katedral Notre Dame. Seni
reka adalah gabungan antara seni dan sains. Aturcara komputer juga boleh dianggap seni;

Seni tidak hanya untuk tujuan aesthetik; seni dan pertukangan berkaitan dengan menghasilkan benda berguna
kepada seni. seni perdagangan ("komunikiasi visual") menggunakan kaedah artistik untuk menyampaikan
maklumat seperti melalui pengiklanan. Kadang-kala orang melihat seni dari benda rawak yang tidak bertujuan
sebagai hasil seni; seni sedemikian dikenali sebagai seni jumpa.

Portal Seni[sunting]
Sebuah portal atau web seni telah dilancarkan pada tahun 2007 iaitu MyArtHost.com diketuai pelukis Realisme
Malaysia yang berjaya,Abdul Latiff Maulan bersama saudaranya Fuad Samat dan Irshah. Semua
penggiat,peminat dan pengkritik seni dijemput untuk 'register' dan menyertainya bagi menaikkan 'rating'
kesenian Malaysia dan dunia.
Contoh bidang kesenian[sunting]
1. Nyanyian

2. Lakonan

3. Muzik

4. Lukisan

5. Ukiran

6. Penulisan

7. Puisi

8. Origami

9. Bonsai

10. Suiseki

11. Seni bela diri

12. Masakan (Kulinari)


Tujuan seni

Setiap karya seni baik itu seni rupa, musik, Tari, atau Teater tidak hadir begitu
saja dalam kehidupan manusia tentunya para seniman atau pengrajin
mempunyai tujuan – tujuan tertentu dalam menciptakan karya – karya tersebut.
Adapun tujuan adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Ritual
Suatu karya seni yang diciptakan untuk tujuan ritual (upacara agama) bisaanya
memiliki aturan – aturan tertentu harus disepakati berasama oleh para
penganutnya. Aturan ini mengakibatkan dihasilkannya karya seni yang baku
(konvensional) dan diwariskan secara turun temurun (tradisional). Misalnya
setiap patung – patung Hindu harus diberi atribut – atribut keDewaan (laksana),
pembuatan kaligrafi harus memancarkan keagungan dan kesucian Al-Qur’an dan
sebagainya.

2. Tujuan Ekspresi
Kegiatan seni untuk tujuan ekspresi, yaitu seni yang hanya semata – mata
sebagai media untuk mengungkapkan berbagai perasaan dan pengalaman batin
pencipta. Hasil karyanya memiliki ciri – ciri yang mandiri mempunyai kepribadian
yang original.

3. Tujuan Komersial
Seni untuk tujuan komersial, yaitu karya seni yang dibuat untuk memperoleh
suatu keuntungan ekonomi. Jenis karya seni ini erat kaitannya dengan dunia
perdagangan yang dibutuhkan oleh masyarakat
Fungsi dan
Tujuan Seni

114 Votes

Dalam perkembangan ditengah pesatnya kemajuan di berbagai aspek


kehidupan, keindahan tidak lagi menjadi tujuan yang paling penting dalam
berkesenian. Sedangkan The Liang Gie berpendapat bahwa jenis nilai
yang melekat pada seni mencakup: 1) nilai keindahan, 2) nilai
pengetahuan, 3) nilai kehidupan.

Fungsi Seni serta tujuannya bisa dibagi menjadi :

a. Fungsi Religi/Keagamaan

Karya seni sebagai pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi,


busana muslim/muslimah, dan lagu-lagu rohani. seni juga sering digunakan
untuk sebuah upacara kelahiran, kematian, pernikahan dsb. contohnya :
gamelan dalam upacara Ngaben di Bali (gamelan luwang, angklung dan
gambang)

b. Fungsi Pendidikan
Seni sebagai media pendidikan dapat dilihat dalam musik, misalkan
Ansambel karena didalamnya terdapat kerjasama, atau Angklung dan
gamelan pun ada nilai pendidikannya karena kesenian tersebut terdapat
nilai sosial, kerjasama dan disiplin. karya seni yang sering digunakan untuk
pelajaran/pendidikan seperti : gambar ilustrasi buku pelajaran, film
ilmiah/dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA, dsb.

c. Fungsi Komunikasi

Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti, kritik sosial,


gagasan, kebijakan dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. bisa
dilihat dalam pagelaran wayang kulit, wayang orang dan seni teater
ataupun poster, drama komedi dan reklame.

d. Fungsi Rekreasi/Hiburan

Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi


kesedihan yang khusus pertunjukan untuk berekspresi ataupun hiburan.

e. Fungsi Artistik

Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan


karyanya tidak untuk hal yang komersial, seperti : musik kontenporer, tari
kontenporer, dan seni rupa kontenporer. (seni pertunjukan yang tidak bisa
dinikmati pendengar/pengunjung, hanya bisa dinikmati oleh para seniman
dan komunitasnya)

f. Fungsi Guna (seni terapan)

Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya, kecuali


sebagai media ekspresi (karya seni murni) atau pun dalam proses
penciptaan mempertimbangkan aspek kegunaannya, seperti :
perlengkapan/peralatan rumah tangga yang berasal dari gerabah ataupun
rotan.

g. Fungsi Kesehatan (terapi)

Seni sebagai fungsi untuk kesehatan, seperti pengobatan penderita


gangguan physic ataupun medis distimulasi melalui terapi musik
(disesuaikan dengan latar belakang pasien). terbukti musik telah terbukti
mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme, gangguan
psikologis trauma pada suatu kejadian dsb. pada tahun 1999 Siegel
menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang
menenangkan dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak dan
gamelan menurut Gregorian dapat mempertajam pikiran.
Seni menduduki fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan manusia
terutama fungsi pemenuhan kebutuhan. Secara umum fungsi seni
dapat dibagi menajdi 2 yakni fungsi individual dan fungsi sosial.

1. Fungsi individual, seni memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi pemenuhan kebutuhan fisik

Pada hakekatnya manusia adalah mahkluk homofaber yang


mempunyai kecakapan untuk apresiasi pada keindahan dan
pemakaian benda-benda. Seni terapan memang mengacu pada
pemuasan kebutuhan fisik sehingga segi kenyamanan menjadi
hal penting. Sebagai contoh seni bangunan, seni furniture, seni
pakaian/ textile, seni kerajinan dlll.

b. Fungsi pemenuhan kebutuhan emosional

Seseorang memiliki sifat yang berbeda-beda dengan manusia


dimana pengalaman hidup seseorang akan mempengaruhi sisi
emosional/ perasaaanya. Contoh perasaan sedih, letih-lelah,
gembira, iba, kasihan, benci, cinta dlll. Manusia dapat merasakan
semua itu dikarenakan di dalam dirinya terkandung dorongan
emosional yang merupakan situasi kejiwaan pada setiap manusia
normal. Untuk memenuhi kebutuhan emosiaonal manusia
memerlukan dorongan dari luar dirinya yang bersifat
menyenangkan, memuaskan kebutuhan batinnya. Sebagai sontoh
karena kegiatan dan rutinitas sehari- hari maka manusia
mengalami keletihan sehingga memerlukan rekreasi misalnya
menonton hiburan teater, menonton film di bioskop, konser,
pameran seni rupa dll. Seseorang yang memiliki pengalaman
estetikanya lebih banyak maka ia akan memiliki kepuasan yang
lebih banyak pula. Sedangkan seniman adalah seseorang yang
mampu mengapresiasikan pengalaman dan perasaaannya dalam
sebuah karya seni yang diciptakannya. Hal itu juga diyakini
olehnya sebagai sarana memuaskan kebutuhan emosiaonal
dirinya.

2. Fungsi sosial, seni memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi Religi/Keagamaan

Karya seni sebagi pesan religi atau keagamaan. Contoh :


kaligrafi, busana muslim/muslimah, dan lagu-lago rohani Seni
yang digunakan untuk sebuah upacara yang berhubungan dengan
upacara kelahiran, kematian, ataupun pernikahan. Contoh :
Gamelan yang dimainkan pada upacara Ngaben di Bali yakni
gamelan Luwang, Angklung, dan Gambang. Gamelan di Jawa
Gamelan Kodhok Ngorek, Monggang, dan Ageng.

b. Fungsi Pendidikan

Seni sebagai media pendidikan misalnya musik. Contoh :


Ansambel karena didalamnya terdapat kerjasama, Angklung dan
Gamelan juga bernilai pendidikan dikarenakan kesenian tersebut
mempunyai nilai sosial, kerjasama, dan disiplin. Pelajaran
menggunakan bantuan karya seni. Contoh : gambar ilustrasi buku
pelajaran, film ilmiah atau dokumenter, poster, lagu anak-anak,
alat peraga IPA

c. Fungsi Komunikasi

Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti pesan,


kritik sosial, kebijakan, gagasan, dan memperkenalkan produk
kepada masyarakat. Melalui media seni tertentu seperti, wayang
kulit, wayang orang dan seni teater, dapat pula syair sebuah lagu
yang mempunyai pesan, poster, drama komedi, dan reklame.

d. Fungsi Rekreasi/Hiburan

Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau


mengurangi kesedihan, sebuah pertunjukan khusus untuk
berekspresi atau mengandung hiburan, kesenian yang tanpa
dikaitkan dengan sebuah upacara ataupun dengan kesenian lain.

e. Fungsi Artistik

Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam


menyajikan karyanya tidak untuk hal yang komersial, misalnya
terdapat pada musik kontemporer, tari kontemporer, dan seni
rupa kontemporer, tidak bias dinikmati pendengar/pengunjung,
hanya bisa dinikmati para seniman dan komunitasnya.

f. Fungsi Guna (seni terapan)

Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya


kecuali sebagai media ekspresi disebut sebagai karya seni
murni, sebaliknya jika dalam proses penciptaan seniman harus
mempertimbangkan aspek kegunaan, hasil karya seni ini disebut
seni guna atau seni terapan. Contoh : Kriya, karya seni yang
dapat dipergunakan untuk perlengkapan/peralatan rumah tangga
yang berasal dai gerabah dan rotan.
g. Fungsi Seni untuk Kesehatan (Terapi)

Pengobatan untuk penderita gangguan physic ataupun medis


dapat distimulasi melalui terapi musik, jenis musik disesuaikan
dengan latar belakang kehidupan pasien. Terapi musik telah
terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang
autisme, gangguan psikologis trauma pada suatu kejadian, dan
lain-lain. Menurut Siegel (1999) menyatakan bahwa musik klasik
menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan yang dapat
merangsang sistem limbic jarikan neuron otak. Menurut
Gregorian bahwa gamelan dapat mempertajam pikiran.

Demikian yang bisa anda simak tentang fungsi dan tujuan seni.
Semoga bermanfaat.

Simak juga :

 Pengertian Seni
 Pengertian Budaya, Adat Istiadat, dan Kebudayaan
 Memahami Aliran-Aliran Seni Rupa
 Warna Dasar Dalam Seni Rupa

Fungsi dan tujuan seni


Menurut antropologi, kesenian adalah salah satu unsur budaya
mausia. Kita dapat merasakan dalam pengalaman hidup sehari-hari,
betapa kita sangat membutuhkan sarana berekspresi dan menikmati
keindahan dalam berbagai bentuk.
Berdasarkan fungsinya sebagai pemenuh kebutuhan, seni dipilih
menjadi beberapa kelompok.
1. Fungsi Individual
Manusia terdiri dari unsur fisik dan psikis. Salah satu unsur psikis
adalam emosi. Maka fungsi individual ini dibagi menjadi fungsi
pemenuhan kebutuhan seni secara fisik dan psikis/emosional.

a. Fisik
Fungsi ini banyak dipenuhi melalui seni pakai yang berhubungan
dengan fisik, seperti busana, perabot, rumah, dan sebagainya.
Contohnya adalah music pengiring senam.

b. Emosional
Depenuhi melalui seni murni, baik dari segi pembuat/pengubah,
maupun konsumen penikmat. Contohnya: lukisan, novel, music, tari,
film dan sebagainya.

2. Fungsi social
Fungsi social artinya dapat dinikmati dan bermanfaat bagi
kepentingan orang banyak dalam waktu relative bersamaan. Fungsi
social di kelompokan menjadi beberapa bidang.

a. Rekreasi/hiburan
Seni dapat dijadikan sarana melepas kejenuhan atau mengurangi
kesedihan. Hal ini dapat terjadi misalnya pada saat kita menyaksikan
music, tarian, film, dan lawak.

b. Komunikasi
Seni dapat digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu, seperti
pesan, kritik, kebijakan, gagasan, dan produk kepada orang banyak,
contohnya: lagu, balada, poster, drama komedi dan reklame.
c. Pendidikan
Pendidikan juga memanfaatkan seni sebagai sarana penunjangan,
contohnya: gambar, ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah, documenter,
poster ilmiah, dan foto.

d. Religi/keagamaan
Karya seni dapat dijadikan ciri atau pesan keagamaan, contohnya:
kaligrafi, busana muslim, dekorasi rumah ibadah, dan lagu-lagu
rohani.

Pengertian, fungsi dan tujuan seni

Dede Ayip senibudaya No comments


Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena
itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat
dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat
diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang
mengandung unsur keindahan.
Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa
masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan
parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa
dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih
medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu.
Suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan
dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik
kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara
seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak
seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga
beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap
gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung
yang bermakna kematian dan mawar merah yang berarti cinta).
Seni menurut media yang digunakan terbagi 3 yaitu :
1. Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran atau
(audio art), misalnya seni musik,seni suara,dan seni sastra,puisi
dan pantun
2. Seni yang dinikmati dengan media penglihatan (Visual art))
misalnya lukisan, poster,seni bangunan, seni gerak beladiri dan
sebagainya.
3. Seni yang dinikmati melalui media penglihatan dan
pendengaran (audio visual art) misalnya pertunjukan musik,
pagelaran wayang,film

Fungsi Seni
1. Fungsi Religi/Keagamaan
Karya seni sebagai pesan religi atau keagamaan. Contoh :
kaligrafi, busana muslim/muslimah, dan lagu-lagu rohani. seni
juga sering digunakan untuk sebuah upacara kelahiran, kematian,
pernikahan dsb. contohnya : gamelan dalam upacara Ngaben di
Bali (gamelan luwang, angklung dan gambang)

2. Fungsi Pendidikan
Seni sebagai media pendidikan dapat dilihat dalam musik,
misalkan Ansambel karena didalamnya terdapat kerjasama, atau
Angklung dan gamelan pun ada nilai pendidikannya karena
kesenian tersebut terdapat nilai sosial, kerjasama dan disiplin.
karya seni yang sering digunakan untuk pelajaran/pendidikan
seperti : gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah/dokumenter,
poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA, dsb.
3. Fungsi Komunikasi
Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti, kritik
sosial, gagasan, kebijakan dan memperkenalkan produk kepada
masyarakat. bisa dilihat dalam pagelaran wayang kulit, wayang
orang dan seni teater ataupun poster, drama komedi dan
reklame.
4. Fungsi Rekreasi/Hiburan
Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau
mengurangi kesedihan yang khusus pertunjukan untuk
berekspresi ataupun hiburan.
5. Fungsi Artistik
Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam
menyajikan karyanya tidak untuk hal yang komersial, seperti :
musik kontenporer, tari kontenporer, dan seni rupa kontenporer.
(seni pertunjukan yang tidak bisa dinikmati
pendengar/pengunjung, hanya bisa dinikmati oleh para seniman
dan komunitasnya)
6. Fungsi Guna (seni terapan)
Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya,
kecuali sebagai media ekspresi (karya seni murni) atau pun
dalam proses penciptaan mempertimbangkan aspek
kegunaannya, seperti : perlengkapan/peralatan rumah tangga
yang berasal dari gerabah ataupun rotan.
7. Fungsi Kesehatan (terapi)
Seni sebagai fungsi untuk kesehatan, seperti pengobatan
penderita gangguan physic ataupun medis distimulasi melalui
terapi musik (disesuaikan dengan latar belakang pasien). terbukti
musik telah terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan
penyandang autisme, gangguan psikologis trauma pada suatu
kejadian dsb. pada tahun 1999 Siegel menyatakan bahwa musik
klasik menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan dapat
merangsang sistem limbic jarikan neuron otak dan gamelan
menurut Gregorian dapat mempertajam pikiran.

TUJUAN PENCIPTAAN SENI


Tujuan karya seni dibuat oleh penciptanya amatlah banyak. Ada
yang demi kepuasan pribadi, tuntutan keadaan, tujuan praktis
untuk mencari uang, adapula yang demi kepentingan
kesejahtraan umat manusia. Meskipun tujuannya amat beragam
tetapi hakikat dari proses kreasi tersebut adalah terciptanya nilai-
nilai kebaruan. Dikarenakan hasrat untuk menciptakan unsure
kebaruan inilah sebuah karya seni memiliki makna untuk
kehidupan yang lebih luas.
Seorang menciptakan karya seni dengan tujuan meningkatkan
kualitas kehidupan zamannya sehingga memilki arti penting bagi
generasi berikutnya. Di beberapa negara, pencapain tersebut
terlihat dari hadirnya karya besar bidang seni rupa dan
terciptanya budaya benda yang menjadi symbol kemajuan
peradaban umat manusia sekarang.
Sebagai media ekspresi, tidak tertutup kemungkinan bahwa seni
dipakai untuk tujuan-tujuan ‘negatif’, seperti penyebarluasan
pornografi, pelecehan, fitnah, ataupun penipuan. Demikian pula
pandangan masyarakat yang ‘meminggirkan’ seni dalam proses
pendidikan maupun kehidupan sehari-hari seharusnya telah
ditinggalkan, karena tujuan manusia menciptakan karya seni
adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan zamannya, dan
bukan merusaknya.
- See more at:
http://ddayipdokumen.blogspot.com/2013/08/pengertian-fungsi-
dan-tujuan-seni.html#sthash.81aLgTy4.dpuf

Surat pengajuan permohonan ganti rugi jual beli PEMIMPIN


Pembagian Seni Pakai (Applied Art) Pengelompokan Seni
Rupa Secara Garis Besar PENGANGGARAN KAS PRINSIP
MANAJEMEN KAS PENGELOLAAN KAS PERUSAHAAN Nama-
nama lulus PLPG Unimed 2012 Kab Kota Ujian ulang PLPG
UNIMED gelombang 4 5 7 tahap 1 2... Pengertian Seni Audio
Visual dan Audiovisual Find us on Google+ Jenis Fungsi dan
Tujuan Seni Jenis Fungsi dan Tujuan Seni, Di samping
kebutuhan jasmani, manusia memiliki kebutuhan yang
sifatnya buat mencapai kebutuhan rohani. Di sinilah peran
seni, selain hasil karya yang dihasilkan bisa dilihat, didengar,
dan diamati, bisa juga menimbulkan kepuasan kepada si
penikmatnya. dimana sebelumnya kita telah membahas
tentang Pengelompokan Seni Rupa Secara Garis
Besar dan Pengertian Seni Audio Visual dan
Audiovisual juga Pembagian Seni, Berdasarkan fungsinya
untuk pemenuh kebutuhan, seni dibagi menjadi 2 kelompok,
yani fungsi individual serta fungsi sosial. 1. Fungsi Individual
Karya seni dapat menggambarkan ungkapan jiwa serta
emosi pembuatnya yang mencerminkan sesuatu seperti
suka, duka, sedih, marah, bahagia, cita2, pikiran, perasaan, ,
watak, bentuk, pandangan hidup, corak, warna, bahan, juga
teknik yang dikuasai. Masing-masing seniman memiliki
kemampuan tersendiri yang khas berbeda antara 1 dengan
lainnya. Fungsi seni secara pribadi di sini lebih
mengedepankan seni merupakan alat ekspresi buat
mencurahkan ide dan gagasan seseorang lewat sebuah
karya. Karya seni seperti ini bersifat pribadi. Fungsi seni
yang bersifat individual bisa dibedakan menjadi 2 yaitu fisik
dan emosional. a. Fisik Fungsi fisik ini berhubungan dengan
pencukupan kebutuhan fisik manusia, baik langsung maupun
hanya sebagai pelengkap aktivitasnya. Misalnya, pakaian dan
perabot (meja, kursi, dan lemari), rumah , atau kerajinan,
perhiasan, termasuk alat komunikasi, sepatu, dan tas. b.
Emosional Fungsi ini berhubungan ekspresi seniman dan
apresiator (penikmat konsumen). Contohnya, lukisan, novel,
musik,juga film, pementasan teater/drama, dan patung.
Pada tahap selanjutnya kita akan membahas fungsi sosial
dari seni Read more
at: http://www.kemhan.com/2012/09/jenis-fungsi-dan-
tujuan-seni.html Copyright by http://www.kemhan.com/
Terima kasih sudah menyebarluaskan aritkel ini

A.
FUNGSI SENI DALAM MASYARAKAT TRADISIONAL
Dalam pemahaman umum, seni sering diartikan hanya sebagai
hiburan. Konotasi inilah yang perlu kita perjelas tidak hanya sebagai
media hiburan. Seni dalam pemahaman yang lebih kompleks dapat
merupakan sarana legitimasi, ketika seni itu berada di dalam istana
(kraton). Soedarsono mengemukakan bahwa fungsi utama seni
pertunjukan ada tiga yaitu :
1. Untuk kepentingan upacara ritulal
2. Sebagai hiburan pribadi
3. Sebagai penyajian etestis atau tontonan.

Perkembangan selanjutnya seni dapat pula berfungsi sebagai sarana


pendidikan, media terapi, atau sebagai sarana komunikasi. Masing—
masing fungsi tersebut dapat berkembang secara terpisah tanpa
mengurangi makna dan tujuan penciptanya. Secara umum fungsi
kesenian di dunia ini ada tiga yaitu :
1. Pemujaan / ritual
Fungsi seni untuk pemujaan berlangsung pada masa ketika
peradaban manusia masih sangat terbelakang. Kehidupan kesenian
wakytu itu belum mengenal adanya instrumen musik, busana, dan
gerak, tata panggung dan lain-lainnya, seperti kesenian pada masa
kini. Kecenderungan seni ritual pada masa lalu lebih menekankan
pada misi dari pada fisik atau bentuk. Tidak mengherankan kalau
bentuk seni ritual untuk pemujaan masih sangat sederhana, baik dari
aspek musik iringan, busana (kostum) serta rias, gerak, maupun
penggunaan dekorasi sebagai setting pertunjukan. Pada saat ini kita
masih dapat menjumpai jejak-jejak seni yang berperan sebagai media
ritual atau pemujaan, misalnya tari barong untuk upacara di bali.

2. Tuntunan
Fungsi seni sebagai tuntunan lebih menyentuh pada misi yang secara
verbal diungkapkan. Pelaku seni dalam hal ini lebih dituntut untuk
menyampaikan pesan moral yang akan dicapai. Seorang dalang
sebagai contohnya, harus mampu memerankan semua tokoh yang
ada di dalam kotak wayangnya. Dalang juga harus mampu
membawakan diri dan memilah mana tokoh simbol angkara murka
dan mana tokoh kebaikan. Dimensi inilah yang mewarnai tuntunan di
balik sebuah tontonan.

3. Tontonan/hiburan
Fungsi seni sebagai tontonan atau hiburan tidak banyak
membutuhkan persyaratan. Seni untuk hiburan tidak terikat pada misi
tertentu. Seni yang mampu memberikan kesenangan pada seorang
atau kelompok orang yang berada di sekitar pertunjukan.

B. FUNGSI SENI DALAM MASYARAKAT MODERN


Fungsi seni dalam masyarakat modern berkembang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat modern yang sangat beragam dan kompleks.
Seni secara jelas dapat dijumpai di setiap elemen dan situasi
kehidupan. Mungkin di masa lalu seni juga sudah mengusung fungsi
berikut ini namun tidak tampil secara jelas. Bagaimana fungsinya
dalam masyarakat modern silahkan simak paparan berikut.
1. Ekspresi/aktualisasi diri
Kecenderungan fungsi pertunjukan untuk ekspresi atau aktualisasi diri
ini merupakan perwujudan dari semboyan seni untuk seni atau l’art
pour i’art. Tidak ada orang yang dapat mengganggu gugat ekspresi
seni dalam penampilannya. Kebebasan di sini lebih menekankan
pada pencapaian tujuan tertentu yang diperjuangkan. Contoh seni
instalasi, happening art, dan sejenisnya.

2. Pendidikan
Sebi sebagai pendidikan merupakan elemen mendasar yang perlu
dipahami. Hal ini karena esensi seni sebenarnya tidak dapat lepas
dari muatan edukatif. Dengan lain perkataan apa yang dituangkan ke
dalam berbagai cabang seni merupakan sarana untuk mewujudkan
tujuan untuk membentuk budi pekerti seseorang.

3. Industri
Fungsi seni sebagai industri lebih mengarah pada tujuan atau
kepentingan tertentu untuk mendukung satu produk tertentu. Seni
untuk industri adalah sesuatu yang mampu memberi daya tarik pada
produk yang ditawarkan. Misalnya sebuah lagu dibuat untuk
kepentingan iklan produk susu. Atau ketika seorang penata tari
membuat koreografi untuk menggambarkan sesuatu yang terkait
dengan keperkasaan seseorang lewat iklan rokok.

4. Seni terapi
Fungsi seni untuk terapi digunakan secara khusus memberi
ketenangan batin seseorang yang sedang menderita secara psikis.
Masalah kejiwaan yang sering dihadapi manusia membutuhkan media
untuk menyelesaikan. Salah satu cara tersebut dapat ditempuh
dengan beraktifitas di dunia seni. Dengan berolah seni seseorang
yang memiliki permasalahan atau tekanan jiwannya, akan terobati.
Dengan demikian orang belajar seni untuk terapi sebagai media untuk
memeberi siraman estetis melalui kegiatan seni yang ia gemari.

5. Komersial / instant
Seni untuk kategori sebagai alat mendatangkan keuntungan
(entertaiment) ini bisa dibuat keperluan dan keinginansi penggarap.
Apa pun dan wujud kesenian itu asal mampu memenuhi keinginan
pembeli tidak masalah, walaupun kadang-kadang harus menyimpang
pada norma estetis yang berlaku. Seni untuk fungsi ini terjadi karena
permintaan yang main banyak. Dunia pariwisata membuka peluang
untuk pengemasan jenis-jenis pertunjukan kemasan.

FUNGSI SENI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA


Kemunculan seni rupa atau seni pada umumnya memang sudah
sangat tua, sejak mulai zaman Prasejarah seni sudah diciptakan
di gua-gua, tempat pemujaan, candi, Bahkan kuburan.
Keberadaan seni pada waktu itu mempunyai fungsi yang
kontekstual, dimana seni rupa pada periode tersebut mempunyai
kepentingan yang sesuai dengan kondisi manusianya. Menjadi
jelaslah bahwa kemunculan seni, baik seni yang non fisik dan fisik
mempunyai fungsi bagi manusia atau kehidupan manusia. Seni
ikut berperan dalam progresi peradaban manusia di dunia, sejak
zaman Prasejarah sampai Kontemporer. Berikut akan dijelaskan
fungsi seni yang hadir dalam peradaban manusia didunia ini,
dalam tulisan berikut akan dijelsakan fungsi seni menurut teori
dari L.H. Chapman. Menurut Chapman fungsi dari seni dibagi
menjadi enam bagian, yaitu fungsi pribadi,fungsi
masyarakat,fungsi fisik, fungsi keagamaan, fungsi pendidikan dan
fungsi ekonomi. Berukit ini akan coba saya uraikan dengan
bahasa saya sendiri, dan semoga bermanfaat bagi teman-teman
pembaca.

Laura. H Chapman
Fungsi seni dalam kehidupan manusia, antara lain :
1. Fungsi Pribadi (Individual)
Pengertian fungsi seni dalam individu, adalah konsep penciptaan
seni yang lebih menekankan pada proses emosional dari sang
seniman. Disini peran seniman sebagai kreator dalam
menciptakan sebuah karya seni, semua ide, imajinasi, pemikiran
dituangkan sehingga menghasilkan sebuah karya seni. Bagi
seorang seniman karya seni itu mencitrakan pemikiran dan
karakter psikologis dari si penciptanya. Oleh sebab itu ketika
seseorang apresiator mengamati sebuah karya seni, disitu dapat
dibaca karakter dari si seniman. Bagi seniman juga akan tecapai
kepuasan jiwa atau diri, ketika semua konsep pemikirannya telah
tertuang dalam karya. Perlu ditekankan disini fungsi individu dari
seni itu dapat tercapai dengan sempurna, jika seniman itu
berkarya dengan jujur, berkarya dengan hati.

Penulis sedang membuat karya, untuk kepentingan pribadi (individual)


2. Fungsi Masyarakat (social)
Setiap karya seni yang diciptakan seniman, pada umumnya akan
disajikan kepada masyarakat atau audiens. Ketika karya seni itu
hadir di dalam masyarakat, maka disitulah terjadi interaksi antara
audiens dan karya seni tersebut. Distu karya seni di nikmati,
diamati, diapresiasi, sehingga timbullah proses komunikasi.
Dalam mengamati sebuha karya seni rupa, apresiator dapat
dengan bebas menilai, mencari, dan menggali makna visual dari
sebuah karya seni rupa. Fungsi seni dalam masyarakat dibagi
menjadi dua bagian yaitu fungsi rekreasi dan fungsi komunikasi.
Fungsi seni di masyarakat yang berhubungan dengan rekreasi
atau wisata, apabila karya seni itu dikonsep atau diprogram untuk
menarik wisatawan. Dalam hal ini para apresiator dapat
menikmati sebuah karya seni secara langsung dan tidak lansung.
Pengamatan secara langsung ini dapat kita jumpai misalkan pada
pameran seni lukisan, pameran patung dan seni publik.
Sedangkan apresiasi karya seni yang tidak langsung,
mempunyai pengertian apabila karya seni tersebut tidak dijadikan
konsep utama. Artinya sebuah karya seni tersebut hanya sebagai
pelengkap dalam suatu acara atau bangunan. Ini dapat dijumpai
misalkan lukisan yang terpajang di restaurant, hotel, dan
perkantoran.
Salah satu fungsi seni kepada masyarakat, dalam apresiasi karya seni.
Sedangkan fungsi seni dalam pengertian komunikasi adalah,
dimana sebuah karya seni itu mempunyai pesan visual yang akan
disampikan kepada masyarakat. Dalam konteks ini karya seni
menjadi mediator antara sang produsen dengan audiens. Karya
seni rupa dapat dikatakan berhasil menyampaikan pesan,
apabila makna dari sebuah karya tersebut dapat dicerna dan
dipahami oleh audiens atau apresiator. Kecenderungan karya
seni rupa yang mempunyai muatan pesan,dapat dijumpai pada
karya seni Reklame. Dengan adanya karya-karya reklame seperti
poster, spanduk, neonbox, banner dan pamphlet, sebagai karya
seni terapan yang penggunaannya lebih kepada fungsi
komunikasi. Perlu dijelaskan lebih dalam mengenai jenis karya
seni diatas, mungkin kurang mempunyai nilai artistik dan lebih
mementingkan nilai yang sederhana dan sedikit kerumitan. Tetapi
bukan berarti karya tersebut bukan karya seni, semua itu masuk
dalam kategorisasi karya seni rupa, jika memiliki nilai estetika
yang tinggi. Sebaliknya jika karya seni tersebut , tidak mempunyai
nilai estetika yang tinggi, maka karya seni tersebut bisa di
kategorikan sebagai jenis Low Art, Pastiche, atau Kisch.
Contoh karya lukisan jenis Pastiche atau low art
3. Fungsi fisik.
Pengertian fungsi seni secara fisik ini erat hubungannya dengan
seni pakai atau nilai guna. Karya seni memang dalam kehidupan
sehari-hari mempunyai fungsi, sebagai sarana penunjang
kehidupan. Kekurangan dari karya seni yang berorientasi pada
fungsi fisik yaitu terabaikannya nila estetika dari karya tersebut.
Hal ini memang sudah terkonsep dari kreator atau seniman.
Pembuatan karya seni tersebut hanya menekankan pada fungsi
fisik, enak dipakai, nyaman digunakan dan efesien. Sehingga
terdapat kecenderungan karya seni seperti ini mempunyai nilai
artistik yang rendah. Karya seni ini dapat kita jumpai di seni
kerajinan, seperti kursi, mebel, keramik, perabot, asesoris dan
fashion.
Bentuk seni yang berorientasi pada nilai guna
4. Fungsi Keagamaan (Religious)
Seni rupa atau seni lainnya memang ikut andil dalam ranah
agama atau religious. Kemunculan seni rupa sejak zaman pra
sejarah sampai modern, secara subtansial terdapat fungsi dalam
suatu kepercayaan. Karya-karya seni yang erat hubungannya
dengan fungsi religious ini dapat ditelusuri mungkin sejak zaman
Renaisans. Di Italia pada abad 15, abad dimana pergolakan
pemikiran dan kreativitas dieksplorasi munuju pencerahan.
Seniman Renaisans pada waktu itu berkarya untuk kepentingan
gereja, denga dukungan dari penguasa atau bangsawan. Peran
seniman pada zaman itu sangat berpengaruh dalam menciptakan
karya seni yang religious sebagai penunjang peradaban
Renaisans. Seniman-seniman terkenal seperti Philipo Brunelesci,
Leonardo da Vinci,Michaelangelo, Andrea Mantegna,dan Rphael,
melukis dan membuat patung untuk kepentingan gereja. Karya-
karya mereka menghiasi gereja-gereja sebagai representasi
terhadap tuhan Yesus.
The Last Supper, salah satu lukisan dari Leonardo da Vinci,yang di lukis pada salah satu
gereja
Begitu juga yang terjadi di belahan dunia timur atau dunia Arab.
Di wilayah timur yang sebagian besar menganut ajaran islam,
memang tidak begitu dominan memunculkan seniman, walaupun
itu ada tapi mungkin tidak tereskpos. Karya seni yang bernuansa
islami ini, dapat dijumpai pada masjid-msjid berupa kaligrafi Arab.
Seni kaligrafi memang identik dengan dunia arab,tetapi bila
dipahami lebih dalam pengertian kaligrafi adalah seni tulis
menulis atau menulis indah. Oleh sebab itu kaligrafi dapat di
jumpai di berbagai perdaban manusia, Bukan hanya di peradaban
Islam. Tetapi mungkin dalam perkembangannya kaligrafi Islam
lebih dominan, karena faktor banyaknya penganut agama
tersebut.
Contoh lukisan kaligrafi Arab
5. Fungsi Pendidikan (Education)
Fungsi seni dalam dunia pendidikan memang berperan dalam
menunjang lancarnya proses belajar mengajar. Dalam konteks ini
karya seni sebagai mediator penyampaian pesan dalam proses
belajar. Berbagai metode dalam proses belajar mengajar dari
mulai metode verbal maupun non verbal. Seni visual atau seni
rupa dapat pula diterpakan dalam pendidikan. Ketika pesan
verbal itu perlu sarana pendukung dalam bentuk visual, maka
dapat dihadirkan dalam bentuk gambar, lukisan, ilustrasi, ataupun
poster. Seni visual mungkin lebih efektif dalam penyampaian
gagasan, idea tau cerita, dengan ditunjang olah verbal. Dengan
demikian jelaslah seni dapat sebagai penunjang dalam dunia
pendidikan.
Contoh gambar ilustrasi, sebagai sarana penunjang dalam pendidikan
6. Fungsi Ekonomi (Economic)
Ketika seniman menciptakan sebuah karya seni, tentunya
mempunyai tujuan yang akan dicapainya. Tujuan dari
diciptakannya karya seni adalah pencapaian nilai artistik,
hadirnya makna. Tetapi disamping itu mempunyai tujuan yang
atau fungsi lain yaitu fungsi ekonomi. Dapat dikatakan “seniman
juga butuh makan, butuh tempat tinggal”. Karya seni yang hadir
dengan tujuan komersil, perlu dipertanyakan nilai estetikanya.
Jangan sampai hanya karena tujuan komersil, nilai artistik
diabaikan. Tentunya fenomena ini dapat dijumpai di kehidupan
sehari-hari. Pertimbangan dari karya seni yang berorientasi pada
nilai ekomomi adalah untung rugi. Ketika seniman membuat karya
dengan jenis media dan ukuran yang berbeda, tentunya nilai
komersil dari sebuah karya seni itu akan berbeda.
Pelukis jalanan, yang lebih berorientasi pada nila profit
Karya-karya seni yang tujuan utamanya adalah nilai ekonomis,
umumnya adalah seni terapan seperti arsitektur, reklame, kriya
atau kerajinan dan grafis poster. Tetapi bukan berarti seni murni
tidak komersil, seni murni seperti lukisan , patung dan grafis juga
bersifat komersil. Tetapi konteks dalam seni murni memang lebih
menekankan pada nilai artistiknya. Sehingga secara tidak
langsung timbul nilai komersil dari karya tersebut. Dalam dunia
seni rupa tidak sedikit dijumpai seniman-seniman kaya. Secara
mendasar sifat seni disamping mempunyai nilai estetika juga nilai
komersil. Nilai komersil dari seni murni adalah imbas atau efek
yang ditimbulkan. Bahkan bila ditinjau lebih dalam nilai jual seni
murni seperti lukisan, patung, kadang tidak sebanding dengan
media yang di gunakan. Misalkan sebuah lukisan bisa berharga
20 juta sampai 1 milyar atau bahkan lebih. Itulah penghargaan
pada sebuah nilai estetika dari karya seni rupa.
Peranan Seni Dalam Kehidupan
Manusia
Oleh Agus Purwantoro

Selasa, 06 September 2005 12:53:52 Klik: 16275 Cetak: 78

SENI, adalah manifestasi keindahan manusia yang diungkapkan melalui


penciptaan suatu karya seni. Seni lahir bersama dengan kelahiran manusia.
Keduanya erat berhubungan dan tidak bisa dipisahkan. Dimana ada manusia
disitu ada kesenian. Bagaimanakah peranan seni sebagai kebutuhan seni dalam
kehidupan manusia.

Apabila kita menyimak ke masa silam dalam kehidupan manusia, kebutuhan


akan seni mempunyai peranan yang amat penting untuk mencari kekuatan di
luar dirinya yang bersifat magis, sakral dan religius, pun demikian pada masa
kini peranan seni telah merasuk ke dalam berbagai segi kehidupan manusia.

Meskipun seni sudah setua kehidupan manusia, namun masih sangat sukar
untuk dapat memberikan pengertian hanya dalam beberapa kalimat.
Sungguhpun demikian peranan seni dalam kehidupan manusia dari zaman ke
zaman mengalami perubahan. Inilah letak dari subyektivitas seni, budi manusia
tetap berdaya mencari perkembangan baru. Kebudayaan manusia berganti dan
selera perorangan serta zaman selalu berubah.

Sepanjang kehidupan manusia dari zaman es sampai kini ternyata gejala seni itu
sudah ada, sehingga lahirlah pendapat yang mengatakan, art is a old as
mankind ( seni berumur setua manusia).

Sudah barang tentu musti ada sebabnya, sehingga seni itu dapat diterima dan
bertahan sedemikian oleh dan dalam kehidupan bangsa-bangsa sepanjang
zaman. Disinilah seni mempunyai kegunaan dan peranan yang dirasa dan
disadari oleh bangsa-bangsa yang mengenalnya.

Pernah terdapat bangsa-bangsa yang belum dapat mengenal (menulis


sejarahnya), namun sudah sanggup menghasilkan karya-karya seni yang
bernilai tinggi. Ada bangsa yang waktu ilmu pengetahuannya masih berada di
tingkat primitif, sudah mempunyai seni yang bertaraf tinggi.

Kehidupan manusia tidak terlepas dari kesenian. Kesenian itu timbul karena
manusia selalu ingin yang indah, dengan jalan menciptakan benda-benda yang
indah. Karena keindahan selalu menimbulkan kebahagiaan dan sebagai
kodratnya, manusia ingin bahagia.

Sejak zaman pra sejarah manusia sudah mengenal kesenian mendahului lain-
lain bentuk kebudayaan. Kesenian sebagai lapisan hidup yang khusus
menampakkan diri lebih dahulu. Hal ini kelihatan pada lukisan, topeng dan
patung-patung primitif, dongeng-dongen yang tak tertulis dalam lingkungan
suku bangsa yang hidupnya masih sederhana dan sebagainya.

Dengan demikian terhiaslah serta terbahagialah hidup manusia dengan seni


lukis, seni pahat, seni suara, seni sastra dan lain-lainnya.

Dalam faktanya, kesenian merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tak
terpisahkan. Dimana ada kesenian di situ ada manusia

Kesenian Sebagai Pembentuk Peradaban Manusia

Kesenian dalam kehidupan manusia ikut mendidik manusia dan masyarakat


menjadi beradab, agar kehidupan manusia menjadi lebih harmonis. Seni
menjadikan manusia berbudi luhur.

Sejarah telah mencatat akan prestasi-prestasi kesenian dalam peranannya


membentuk sikap budi manusia.

Karya-karya seni pada zaman primitif merupakan alat-alat yamg mampu


menimbulkan suasana magis dan misterius dalam pemujaan serta kehidupan
pada waktu itu. Juga karya-karya kesenian klasik yang puitik heroik maupun
karya-karya modern, kesemuanya memberi pengaruh yang besar dalam
peradaban manusia.

Kesenian Sebagai Kebutuhan hidup

Dalam istilah lainnya dapat diartikan sebagai seni terpakai atau applied art , seni
yang digunakan atau, dipakai atau yang lebih tepat sebagai seni terapan. Seni
ini diterapkan pada sesuatu maksud atau benda, menurut kegunaannya tanpa
melepaskan segi keindahannya.
Jadi disamping memiliki keindahan ujud, juga memiliki nilai kegunaan ujud.
Misalnya jambangan-jambangan atau guci dari tiongkok kuno, ujud serta
permukaannya dibentuk dan dihias demikian indah, tanpa menghilangkan fungsi
jambangan itu. Manusia ingin melepaskan dan mencurahkan keinginan
keindahan ke seluruh hidupnya.

Kesenian untuk Kebahagiaan Seni

Kesan untuk memberi inspirasi seni dan kebahagiaan seni, terutama kepada
seniman. Ia mengerjakan seni karena disitu ada kebahagiaan yang merupakan
kebutuhan, walaupun hasilnya nanti untuk dinikmati oleh para penonton.

Secara keseluruhan kesenian hanyalah ditujukan untuk kebahagiaan manusia,


baik kebahagiaan manusia secara materi maupun spirituil. Kesenian diciptakan
oleh manusia untuk melengkapi kebahagiaan manusia seluruhnya.

Ternyata seni mempunyai peranan dalam kehidupan manusia untuk memenuhi


kebutuhan-kebutuhan hasrat mengungkapkan atau menyatakan perasaan
pribadi mengenai aspek-aspek pokok kehidupan sehari-hari tentang kelahiran,
cinta, perkawinan, iri hati, kematian dan lain-lainnya.

Disamping memenuhi kebutuhan dalam hubungan kegiatan sosial kita mengenai


situasi politik, ekonomi, kepercayaan, menyatakan keinginan atau tujuan
bersama, menyusun komunikasi antar individu, mempengaruhi situasi
masyarakat dan lain-lainnya. Juga memenuhi kebutuhan fisik seperti gedung,
alat pengangkutan, alat penyimpanan, bahan pembungkus.

Jadi peranan seni dalam kehidupan manusia merupakan suatu cara atau usaha
hasil budi manusia untuk mencapai tujuan, kebahagiaan atau kesejahteraan.
Inilah kenyataan tentang suatu gejala aktivitas manusia yang dinamakan SENI.
Jumat, 16 November 2012

fungsi seni dalam kehidupan masyarakat

oleh : sabda

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya seni lahir dari seniman yang kreatif, artinya seniman selalu berusaha meningkatkan
sensibilitas dan presepsi terhadap dinamika kehidupan masyarakat. Sebaliknya masyarakatakan dapat
merasakan manfaatnya. Seniman yang kreatif akan membawa masyarakat ke selera estetik yang lebih
dalam, bukan selera yang mengarah pada kedangkalan seni. Hal tersebut menuntut kreativitas seniman
dalam proses cipta seni, secra teoritis membutuhkan pemikiran yang matang. Ada tiga komponen
dalam proses cipta karya seni sbagai landasan berkarya. Ketiga komponen tersebut adalah tema,
bentuk, dan isi. Walaupun secara teori dapat di pisahkan namun sebenarnya ketiga komponen tersebut
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisah-pisahkan.

1. Tema Pokok (Subject Matter)

Subject matter atau tema pokok ialah rangsang cipta seniman dalam usahanya untuk
menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan ialah bentuk yang dapat
memberikan konsumsi batin manusia secara utuh, dan perasaan keindahan kita dapat
menangkap harmoni bentuk yang disajikan serta mampu merasakan lewat sensitivitasnya. Dalam
sebuah karya seni hampir dapat dipastikan adanya subject matter, inti atau pokok persoalan yang di
hasilkan sebagai akibat adanya pengolahan objek (objek alam atau objek image) yang terjadi dalam ide
seseorang seniman dengan pengalaman pribadinya.Oleh karna itu problem yang sangat penting dalam
mencipta sebuah karya seni bukalah apa yang digunakan sebagai objek, tetapi “bagaimana” sang
seniman mengolah objek tersebut menjadi karya seni yang punya nafsu/citra pribadi.

2. Bentuk (Form)

Pada dasarnya apa yang dimaksut dengan bentu (form) adalah totalitas darada karya
seni.brntuk itu merupakan organisasi atau satu kesatuan atau komposisi dari unsur-unsur pendukung
karya. Ada dua macam bentuk

 Visual form, yaitu bentuk fisik dari sebuah karya seni atau satu kesatuan dari unsur-unsur
pendukungkarya seni tersebut.

 Special form, yaitu bentuk yang tercipta karna adnya hubungan timbal balik antara nilai-nilai yang di
pancarkan oleh fenomena bentuk fisiknya terhadap tanggapan kesadaran emosionalnya.

Bentuk fisik sebuah karya dapat diartikan sebagai kongkritisasi dari subject matter tersebut dan bentuk
psikis sebuah karya merupakan sususnan dari kesan hasil tanggapan. Hasil tanggapan yang terorganisir
dari kekuatan proses imajinasi seorang penghayat itulah maka akan terjadilah sebuah bobot karya atau
arti (isi) sebuah karya seni atau juga disebut makna.

3. Isi Atau Makna

Isi atau arti sebenarnya adalah bentuk psikis dari seorang penghayat yang baik. Perbedaan
bentuk dan isi hanya terletak pada diri penghayat. Bentuk hanya cukup dihayati secara indrawi tetapi isi
atau arti di hayati dengan mata batin seorang penghayat secara kontemplasi. Sehingga dapat di
simpulkan bahwa isi disamakan dengan subject matter seorang penghayat. Disini persamaan antara
pencipta dan penghayat . seorang seniman pencipta adalah adalah penghayat yang pertama yang punya
bentuk psikis didalam dunia idenya yang berhak atas karyanya dalam mengubah atau menambah.
Bentuk psikis seorang seniman pencipta merupakn merupakan bentuk yang disebut subject matter
yang setiap saat dapat dibabarkan. Sedangkan seniman penghayat yang punya bentuk psikis yang di
hasilkan dari proses hayati oleh dunia idenya yang merupakan juga hasil imajinasi atau proses
kreativitas. Sehing dapat kita simpulkan bahwa bentuk fisik milik seniman pencipta sedangkan bentuk
psikis atau isi milik seniman penghayat.

B. Batasan Masalah

Dalaam kesempatan kali ini kelompok kami hanya membahas tentang fungsi seni dalam
kehidupan masyarkat.
Mengkritik atau Memuji Berbagai Karya – Di
bawah ini akan diuraikan secara singkat dan
sederhana pengertian Mengritik dan Memuji suatu
karya dan hal-hal apa saja yang perlu kita perhatikan
baik dalam memberi Kritikan ataupun Pujian.

A. Pengertian Mengkritik
Mengkritik dapat diartikan sebagai kegiatan
mengemukakan pendapat atau tanggapan terhadap
sesuatu hal yang disertai dengan uraian dan
pertimbangan baik buruknya hal tersebut,
tapi cenderung dikaitkan dengan hal-hal yang
dinilai Kurang baik.

B. Pengertian Memuji
Memuji dapat diartikan sebagai kegiatan
mengemukakan pendapat terhadap sesuatu hal yang
dianggap bernilai positif dan cenderung dikaitkan
dengan hal-hal yang baik.

Perlu diperhatikan
§ Sesorang harus berterima kasih kepada orang yang
memberikan kritik.
§ Manusia yang menginginkan kemajuan dan
perbaikan dalam hidupnya, membutuhkan kritik dari
pihak lain.

Berikut ada contoh memuji dan mengkritik


suatu karya
1. Wah, sungguh indah lukisan itu. Warna lukisannya
pas dan kelihatan hidup sekali.
2. Jelas saja meja kursi ini harganya agak murah,
peliturannya kurang halus, bahannya pun kurang
bagus.

Jadi, dalam memuji atau mengkritik, seseorang harus


menyebutkan alasan mengapa suatu barang atau
karya seni dianggap baik atau tidak baik. Jangan
hanya mengatakan tidak bagus, tetapi sertailah kata-
kata itu dengan argumen atau alasan mengapa anda
mengataakan sesuatu itu tidak bagus. Begitu pula
sebaliknya, jangan hanya bilang “bagus” saja, tetapi
sertailah alasan anda mengapa anda menganggap
suatu karua itu layak mendapatkan kata “bagus”.
Menyukai seni ternyata memang baik bagi kesehatan mental seseorang. Penelitian di tahun 2011
telah menunjukkan bahwa orang yang menyukai seni, lebih menikmati hidup. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa orang yang menyukai seni bisa memiliki keuntungan untuk kesehatan
fisiknya.

Hasil penelitian yang dipresentasikan dalam pertemuan 12 tahunan Cardiovascular Nursing


memaparkan bahwa penderita stroke yang menyukai seni, seperti musik, melukis dan teater,
memiliki kemungkinan untuk sembuh lebih cepat dibandingkan penderita yang tak menyukai
seni. Para peneliti dari University Tor Vergata School di Roma melakukan penelitian dengan
memberikan pertanyaan terhadap 192 pasien stroke. Para peneliti menanyakan apakah mereka
mencintai seni atau tidak. Kemudian, peneliti membandingkan kualitas hidup antara mereka
yang menyukai seni (105 pasien) dengan mereka yang mengatakan tidak menyukai seni (87
pasien).

Peneliti menemukan bahwa pasien stroke yang menyukai seni cenderung memiliki kesehatan
yang lebih baik, daripada mereka yang tidak menyukai seni. Bahkan mereka lebih mudah
berjalan, lebih berenergi, merasa lebih bahagia dan lebih tenang. Pasien penyuka seni juga
memiliki daya ingatan yang lebih tajam dan mudah mengerti apa yang diucapkan orang lain.
"Hasil penelitian ini menjelaskan pentingnya paparan seni untuk meningkatkan proses pemulihan
setelah stroke. Orang yang sembuh dari stroke menganggap seni sebagai bagian tak
terpisahkan dari hidupnya. Mereka ini memperlihatkan pemulihan yang lebih baik daripada
orang yang tidak tertarik dengan seni," ungkap peneliti Dr. Ercole Vellone, dilansir melalui Time
Healthland, Senin (19/3). (source : id.she.yahoo.com).

Mulai sekarang jangan ragu dengan hobi kita terhadap seni, karena baik untuk kesehatan kita
1. Pengertian Kebudayaan dan Seni

1.1. Pengertian Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,


yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam
bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan
sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.

Budaya dalam pengertian yang luas adalah pancaran daripada budi dan
daya. Seluruh apa yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam
bentuk daya menghasilkan kehidupan. Budaya adalah cara hidup sesuatu
bangsa atau umat. Budaya tidak lagi dilihat sebagai pancaran ilmu dan
pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu bangsa untuk mengatur
kehidupan berasaskan peradaban.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.


Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai
sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang
kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-
lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi
ciri khas suatu masyarakat.

Upacara kedewasaan dari suku WaYao di Malawi, Afrika. Menurut Edward


B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai


kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda- benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat Menurut Koentjoroningrat (1986), kebudayaan
dibagi ke dalam tiga sistem, pertama sistem budaya yang lazim disebut
adat-istiadat, kedua sistem sosial di mana merupakan suatu rangkaian
tindakan yang berpola dari manusia. Ketiga, sistem teknologi sebagai
modal peralatan manusia untuk menyambung keterbatasan jasmaniahnya.

Berdasarkan konteks budaya, ragam kesenian terjadi disebabkan adanya


sejarah dari zaman ke zaman. Jenis-jenis kesenian tertentu mempunyai
kelompok pendukung yang memiliki fungsi berbeda. Adanya perubahan
fungsi dapat menimbulkan perubahan yang hasil-hasil seninya disebabkan
oleh dinamika masyarakat, kreativitas, dan pola tingkah laku dalam
konteks kemasyarakatan. Koentjoroningrat mengatakan, Kebudayaan
Nasional Indonesia adalah hasil karya putera Indonesia dari suku bangsa
manapun asalnya, yang penting khas dan bermutu sehingga sebagian besar
orang Indonesia bisa mengidentifikasikan diri dan merasa bangga dengan
karyanya.Kebudayaan Indonesia adalah satu kondisi majemuk karena ia
bermodalkan berbagai kebudayaan, yang berkembang menurut tuntutan
sejarahnya
sendiri-sendiri. Pengalaman serta kemampuan daerah itu memberikan
jawaban terhadap masing-masing tantangan yang member bentuk
kesenian, yang merupakan bagian dari kebudayaan.

Apa-apa saja yang menggambarkan kebudayaan, misalnya ciri khas :

a. Rumah adat daerah yang berbeda satu dengan daerah lainnya, sebagai
contoh ciri khas rumah adat di Jawa mempergunakan joglo sedangkan
rumah adat di Sumatera dan rumah adat Hooi berbentuk panggung.

b. Alat musik di setiap daerah pun berbeda dengan alat musik di daerah
lainnya. Jika dilihat dari perbedaan jenis bentuk serta motif ragam hiasnya
beberapa alat musik sudah dikenal di berbagai wilayah, pengetahuan kita
bertambah setelah mengetahui alat musik seperti Grantang, Tifa dan
Sampe.

c. Seni Tari, seperti tari Saman dari Aceh dan tari Merak dari Jawa Barat.

d. Kriya ragam hias dengan motif-motif tradisional, dan batik yang sangat
beragam dari daerah tertentu, dibuat di atas media kain, dan kayu.

e. Properti Kesenian

f. Kesenian Indonesia memiliki beragam-ragam bentuk selain seni musik, seni


tari, seni teater, kesenian wayang golek dan topeng merupakan ragam
kesenian yang kita miliki. Wayang golek adalah salah satu bentuk seni
pertunjukan teater yang menggunakan media wayang, sedangkan topeng
adalah bentuk seni pertunjukan tari yang menggunakan topeng untuk
pendukung.

g. Pakaian Daerah. Setiap propinsi memiliki kesenian, pakaian dan benda seni
yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.

h. Benda Seni. Karya seni yang tidak dapat dihitung ragamnya, merupakan
identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia. Benda seni atau souvenir yang
terbuat dari perak yang beasal dari Kota Gede di Yogyakarta adalah salah
satu karya seni bangsa yang menjadi ciri khas daerah Yogyakarta, karya
seni dapat menjadi sumber mata pencaharian dan objek wisata.Kesenian
khas yang mempunyai nilai-nilai filosofi misalnya kesenian Ondel-ondel
dianggap sebagai boneka raksasa mempunyai nilai filosofi sebagai
pelindung menolak bala, nilai filosofi dari kesenian Reog Ponorogo
mempunyai nilai kepahlawanan yakni rombongan tentara kerajaan
Bantarangin (Ponorogo) yang akan melamar putri Kediri dapat diartikan
Ponorogo menjadi pahlawan dari serangan ancaman musuh, selain hal-hal
tersebut, adat istiadat, agama, mata pencaharian, system kekerabatan dan
sistem kemasyarakatan, makanan khas, juga merupakan bagian dari
kebudayaan.

i. Adat Istiadat. Setiap suku mempunyai adata istiadat masing-masing seperti


suku Toraja memiliki kekhasan dan keunikan dalam tradisi upacara
pemakaman yang biasa disebut Rambu Tuka. Di Bali adalah adat istiadat
Ngaben. Ngaben adalah upacara pembakaran mayat, khususnya oleh
mereka yang beragama Hindu, dimana Hindu adalah agama mayoritas di
Pulau Seribu Pura ini. Suku Dayak di Kalimantan mengenal tradisi
penandaan tubuh melalui tindik di daun telinga. Tak sembarangan orang
bisa menindik diri hanya pemimpin suku atau panglima perang yang
mengenakan tindik di kuping, sedangkan kaum wanita Dayak
menggunakan anting-anting pemberat untuk memperbesar daun telinga,
menurut kepercayaan mereka, semakin besar pelebaranlubang daun
telinga semakin cantik, dan semakin tinggi status sosialnya di masyarakat.

1.2. Pengertian Seni

Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya,
walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni
berasal dari kata “sani” yang artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”.
Dalam bahasa Inggris dengan istilah “ART” (artivisial) yang artinya adalah
barang/atau karya dari sebuah kegiatan.

Konsep seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan


dan kehidupan masyarakat yang dinamis. Beberapa pendapat tentang
pengertian seni:

a. Ensiklopedia Indonesia : Seni adalah penciptaan benda atau segala hal


yang karena kendahan bentuknya, orang senang melihat dan mendengar

b. Aristoteles : seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam


hubungannya dengan upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan
oleh gagasan tertentu,
c. Ki Hajar Dewantara : seni adalah indah, menurutnya seni adalah segala
perbuatan manusia yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah
hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya,

d. Akhdiat K. Mihardja : seni adalah kegiatan manusia yang merefleksikan


kenyataan dalam sesuatu karya, yang berkat bentuk dan isinya mempunyai
daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani
sipenerimanya.

e. Erich Kahler : seni adalah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi,


menciptakan realitas itu dengan symbol atau kiasan tentang keutuhan
“dunia kecil” yang mencerminkan “dunia besar”.

Cabang-cabang Seni :

Berdasarkan bentuk dan mediumnya seni dapat diklasifikasikan dalam


lima kelompok :

seni rupa, seni pertunjukan, dan seni sastra.

No

Cabang Seni

Bentuk Media

Indera Penikmat

Matra

Rupa Benda

Penglihatan,

peraba

2 dimensi

atau 3
dimensi

Sastra

Tulisan

Penglihatan

2 dimensi

Musik

Suara, benda,

manusis, gerak

Pendengaran,

penglihatan

Waktu 3

dimensi

Tari

Tubuh manusia,

gerak, musik

Penglihatan,

pedengaran

Waktu

3 dimensi
5

Teater

Manusia,

benda/alam, akting,

adegan, suara/musik

Penglihatan,

pendengaran

Waktu

3 dimensi

1.3. Sifat Dasar Seni

Terdapat 5 ciri yang merupakan sifat dasar seni (The Liang Gie, 1976) yang
meliputi :

a. Sifat kreatif dari seni. Seni merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia
yang selalu mencipta karya baru.

b. Sifat individualitas dari seni. Karya seni yang diciptakan oleh seorang
seniman merupakan karya yang berciri personal, Subyektif dan individual.

c. Nilai ekspresi atau perasaan. Dalam mengapresiasi dan menilai suatu


karya seni harus memakai kriteria atau ukuran perasaan estetis. Seniman
mengekspresikan perasaan estetisnya ke dalam karya seninya lalu
penikmat seni (apresiator) menghayati, memahami dan mengapresiasi
karya tersebut dengan perasaannya.

d. Keabadian sebab seni dapat hidup sepanjang masa. Konsep karya seni
yang dihasilkan oleh seorang seniman dan diapresiasi oleh masyarakat
tidak dapat ditarik kembali atau terhapuskan oleh waktu.

e. Semesta atau universal sebab seni berkembang di seluruh dunia dan di


sepanjang waktu. Seni tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat.
Sejak jaman pra sejarah hingga jaman modern ini orang terus membuat
karya seni dengan beragam fungsi dan wujudnya sesuai dengan
perkembangan masyarakatnya.

1.4. Struktur Seni

The Liang Gie (1976) menjelaskan bahwa dalam semua jenis kesenian
terdapat unsur- unsur yang membangun karya seni sebagai berikut:

a. Struktur seni merupakan tata hubungan sejumlah unsur-unsur seni yang


membentuk suatu kesatuan karya seni yang utuh. Contoh struktur seni
dalam bidang seni rupa adalah garis, warna, bentuk, bidang dan tekstur.
Bidang seni musik adalah irama dan melodi. Bidang seni tari adalah
wirama, wirasa dan

wiraga. Bidang seni teater adalah gerak, suara dan lakon.

b. Tema merupakan ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni. Ide
pokok suatu karya seni dapat dipahami atau dikenal melalui pemilihan
subject matter (pokok soal) danjudul karya. Pokok soal dapat berhubungan
dengan niat estetis atau nilai kehidupan, yakni berupa: objek alam, alam
kebendaan, suasana atau peristiwa yang metafora atau alegori. Namun
tidak semua karya memiliki tema melainkan kritik.

c. Medium adalah sarana yang digunakan dalam mewujudkan gagasan


menjadi suatu karya seni melalui pemanfaatan material atau bahan dan
alat serta penguasaan teknik berkarya. Tana medium tak ada karya seni.

d. Gaya atau style dalam karya seni merupakan ciri ekspresi personal yang
khas dari si seniman dalam menyajikan karyanya. Menurut Soedarso SP
(1987), gaya adalah ciri bentuk luar yang melekat pada wujud karya seni,
sedangkan aliran berkaitan dengan isi karya seni yang merefleksikan
pandangan atau prinsip si seniman dalam menanggapai sesuatu.

1.5. Pengertian Nilai Seni

Menurut (Purwadarminto, 1976), kata “nilai” diartikan sebagai harga,


kadar, mutu atau kualitas. Untuk mempunyai nilai maka sesuatu harus
memiliki sifat-sifat yang penting yang bermutu atau berguna dalam
kehidupan manusia. Dalam estetika, “nilai” diartikan sebagai keberhargaan
(worth) dan kebaikan (goodness). Menurut Koentjaraningrat,“nilai” berarti
suatu ide yang paling baik, yang menjunjung tinggi dan menjadi pedoman
manusia/masyarakat dalam bertingkah laku, mengapresiasi cinta,
keindahan, keadilan, dan sebagainya Nilai seni dipahami dalam pengertian
kualitas yang terdapat dalam karya seni, baik kualitas yang bersifat kasat
mata maupun yang tidak kasat mata. Nilai-nilai yang dimiliki karya seni
merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang dihayati oleh seniman/seniwati
dalam lingkungan sosial budaya masyarakat yang kemudian diekspresikan
daam wujud karya seni dan dikomunikasikan kepada penikmatnya (publik
seni).

Menurut The Liang Gie jenis nilai yang melekat pada seni mencakup:

1) nilai keindahan,

2) nilai pengetahuan, 3) nilai kehidupan.

Nilai keindahan dapat pula disebut nilai estetis, merupakan salah satu
persoalan estetis yang menurut cakupan pengertiannya dapat dibedakan
menurut luasnya pengertian,yakni:

a) keindahan dalam arti luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan


moral dan keindahan intelektual),

b) keindahan dalam arti estetis murni, b) keindhaan dalam arti estetis


murni,

c) keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.


Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
pada prinsipnya mengkaji tentang hakikat keindahan dan kriteria
keindahan yang terdapat di alam, dalam karya seni dan benda-benda
lainnya.

Dalam kecenderungan perkembangan seni dewasa ini, keindahan positif


tidak lagi menjadi tujuan yang paling penting dalam berkesenian. Sebagai
seniman beranggapan lebih penting menggoncang publik dengan nilai
estetis legatif (ugliness) daripada menyenangkan atau memuaskan mereka.
Fenomena semacam ini akan kita jumpai pada karya-karya seni primitir
atau karya seni lainnya yang tidak mementingkan keidahan tampilan visual
namun lebih mementingkan makna simboliknya. “Ugliness” dalam karya
seni termasuk nilai estetis yang negatif. Jadi sesungguhnya dalam karya
seni terdapat nilai estetis yang positif dan negatif.
1.6. Pengertian Ekspresi

Ekspresi adalah proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses


penciptaan karya seni, proses ekspresi bisa diaktualisasikan melalui media.
Media musik bunyi; media seni rupa adalah garis, bidang dan warna;
media tari adalah gerak, media teaer adalah gerak, suara dan lakon.

1.7. Fungsi dan Tujuan Seni

a. Fungsi Religi/Keagamaan

Karya seni sebagi pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana
muslim/muslimah, dan lagu-lago rohani Seni yang digunakan untuk
sebuah upacara yang berhubungan dengan upacara kelahiran, kematian,
ataupun pernikahan. Contoh : Gamelan yang dimainkan pada upacara
Ngaben di Bali yakni gamelan Luwang, Angklung, dan Gambang. Gamelan
di Jawa Gamelan Kodhok Ngorek, Monggang, dan Ageng.

b. Fungsi Pendidikan

Seni sebagai media pendidikan misalnya musik. Contoh : Ansambel karena


didalamnya terdapat kerjasama, Angklung dan Gamelan juga bernilai
pendidikan dikarenakan kesenian tersebut mempunyai nilai sosial,
kerjasama, dan disiplin. Pelajaran menggunakan bantuan karya seni.
Contoh : gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah atau dokumenter,
poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA

c. Fungsi Komunikasi

Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti pesan, kritik sosial,
kebijakan, gagasan, dan memperkenalkan produk kepada masyarakat.
Melalui media seni tertentu seperti, wayang kulit, wayang orang dan seni
teater, dapat pula syair sebuah lagu yang mempunyai pesan, poster, drama
komedi, dan reklame.

d. Fungsi Rekreasi/Hiburan

Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi


kesedihan, Sebuah pertunjukan khusus untuk berekspresi atau
mengandung hiburan, kesenian yang tanpa dikaitkan dengan sebuah
upacara ataupun dengan kesenian lain.
e. Fungsi Artistik

Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan


karyanya tidak untuk hal yang komersial, misalnya terdapat pada musik
kontemporer, tari kontemporer, dan seni rupa kontemporer, tidak bias
dinikmati pendengar/pengunjung, hanya bisa dinikmati para seniman dan
komunitasnya.

f. Fungsi Guna (seni terapan)

Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali


sebagai media ekspresi disebut sebagai karya seni murni, sebaliknya jika
dalam proses penciptaan seniman harus mempertimbangkan aspek
kegunaan, hasil karya seni ini disebut seni guna atau seni terapan. Contoh :
Kriya, karya seni yang dapat dipergunakan untuk perlengkapan/peralatan
rumah tangga yang berasal dai gerabah dan rotan.

g. Fungsi Seni untuk Kesehatan (Terapi)

Pengobatan untuk penderita gangguan physic ataupun medis dapat


distimulasi melalui terapi musik, jenis musik disesuaikan dengan latar
belakang kehidupan pasien. Terapi musik telah terbukti mampu digunakan
untuk menyembuhkan penyandang autisme, gangguan psikologis trauma
pada suatu kejadian, dan lain-lain. Menurut Siegel (1999) menyatakan
bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan yang
dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak. Menurut Gregorian
bahwa gamelandapat mempertajam pikiran.

1.8. Apresiasi Seni

Apresiasi Seni adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek


atau karya seni lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan
mengerti dan peka terhadap segi-segi estetiknya, sehingga mampu
menikmati dan memaknai karya-karya tersebut dengan semestinya. S.E.
Effendi mengungkapkan bahwa apresiasi adalah mengenali karya sehingga
menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan untuk
mencermatikelebihan dan kekurangan terhadap karya.

Kegiatan apresiasi meliputi :

a. Persepsi
Kegiatan mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di
Indonesia, misalnya, mengenalkan tari-tarian, musik, rupa, dan teater yang
berkembang di Indonesia, baik tradisi, maupun moderen Pada kegiatan
persepsi kita dapat mengarahkan dan meningkatkan kemampuan dengan

mengidentifikasi bentuk seni.

b. Pengetahuan

Pemberian pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang


sejarah seni yang diperkenalkan, maupun istilah-istilah yang biasa
digunakan di masing-masingbidang seni.

c. Pengertian

Membantu menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni,


berdasarkan pengalaman, dalam kemampuannya dalam merasakan musik.

d. Analisis

Mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari, menafsir


objek yang diapresiasi.

e. Penilaian

Melakukan penilaian tehadap karya-karya seni yang diapresiasi, baik


secara subyektif maupun obyektif.

f. Apresiasi

Menurut Soedarso (1987) ada tiga pendekatan dalam melakukan apresiasi


yakni : 1). pendekatan aplikatif, 2). pendekatan kesejarahan, 3).
Pendekatan problematik. Pendekatan aplikatif, adalah pendekatan dengan
cara melakukan sendiri macam-macamkegiatan seni. Pendekatan
kesejarahan adalah, dengan cara menganalisis dari sisiperiodisasi dan asal
usulnya. Sedangkan pendekatan problematik, dengan caramemahami
permasalahan di dalam seni. Seorang pengamat akan berbeda dengan
pengamat lainnya dalam menilai sebua pertunjukan seni. Hal ini
didasarkan pada pengalaman estetik, dan latar belakang pendidikan yang
berbeda.
Bahasan kajian dalam mengapresiasi seni pada tingkatan awal dengan
pendekatan aplikatif adalah sebagai berikut:

Seni Musik Klasik

Ciri khas musiknya

Bentuk musik dari zamannya

Struktur musiknya

Gaya musiknya

Seni Musik Tradisi

Ciri-ciri khas musiknya : – Laras

- Pola tabuhan

- Instrumen yang dimainkan

- Struktur musiknya

- Gaya musiknya

Fungsi seni

Ekspresif (nilai-nilai keindahan)

Makna / pesan yang terkandung

Seni Tari Kreatif

Mencermati identifikasi gerak

Mencermati keharmonisan gerak dan musik

Mencermati kreativitas gerak

Mencermati kemampuan wiraga / kelenturan

Mengidentifikasi jenis tari berdasarkan garapan


Mengidentifikasi tari berdasarkan orientasi

Mengidentifikasi berdasarkan fungsinya

Seni Teater

Mengidentifikasi perbedaan teater dan film

Mengidentifikasi keberhasilan suatu pementasan

Mengidentifikasi nada ucapan dan makna dalam dialog

Mengidentifikasi plot lakon

Seni Rupa

Makna

Gaya

Material

Elemen

Estetika

Anda mungkin juga menyukai