Anda di halaman 1dari 15

Nama : Farra Ainun Naida

NIM : 193232016
Kelas: 5A
Kajian Seni Pertunjukan

TAKSONOMI SENI : SENI DAN MASYARAKAT

Taksonomi merupakan ilmu yang mengkaji identifikasi, tatanama, dan klasifikasi suatu
objek. Taksonomi seni adalah suatu pengkategorian atau pengklasifikasian seni. Seni bukan
bukan hanya berhubungan dengan penciptaan karya seni dan penghayatan karya seni, tetapi juga
pemahaman tentang karya seni.

Seni adalah manifestasi keindahan manusia yang diekspresikan melalui penciptaan suatu
karya seni. Gabungan dari pemikiran, keahlian yang melibatkan keterampilan fisik dan hasul
akhir yang termanifestasi dalam bentuk atau gerakan. Seni lahir bersama dengan kelahiran
manusia, dengan kata lain seni sudah setua kehidupan manusia. Meskipun begitu, cangkupan
seni dalam kehidupan manusia terutama masyarakat masih sangat luas, diantara lain mencakup
fungsi seni, sistem produksi seni, sistem distribusi, sistem konsumsi, sistem konservasi, dan
sistem mediasi.

1. FUNGSI SENI
Kehadiran seni dalam kehidupan manusia tentunya memiliki fungsinya tersendiri. Dari
awal kemunculan manusia, seperti zaman prasejarah seni sudah ada dalam penciptaan gua-
gua, tempat pemujaan, candi, atau kuburan leluhur. Keberadaan seni dari zaman ke zaman,
waktu ke waktu mempunyai fungsi yang kontekstual, yang sesuai dengan kondisi manusia
pada saat itu. Seni ikut berperan dalam progresi peradaban manusia sejak zaman prasejarah
sampai sekarang. Kini terdapat pembagian fungsi seni dalam kehidupan manusia, tepatnya
seni dalam masyarakat. Berikut merupakan pembagiannya:
a. Personil
Fungsi seni untuk individu-individu tersendiri atau fungsi pribadi (individual),
adalah konsep penciptaan dan penghayatan seni yang lebih menekankan proses
emosional dari sang seniman (kreator) ataupun penikmat (apresiator). Dalam seni
tertuang semua ide, imajinasi dan pemikiran yang dituang sehingga menghasilkan
sebuah karya seni. Oleh karena itu para penikmat dapat memahami serta ikut
merasakan pesan dan karakter dari si seniman. Secara individual, fungsi seni tercipta
dari beberapa pandangan dan gagasan terkait hal-hal berikut:
i. Estetik
Fungsi seni tidak terpisahkan dengan tujuannya sebagai media estetika
atau keindahan. Seni bisa diartikan sebagai suatu hasil karya manusia yang
mengandung unsur-unsur keindahan di dalamnya. Yang dimana unsur-unsur
keindahan ini dapat memengaruhi perasaan orang lain. Seperti yang
diungkapkan oleh Thomas Munro (dalam Alperson, 1992: 21), seni adalah
keterampilan manusia di dalam memberi rangsangan yang memuaskan
terhadap pengalaman estetis.
ii. Psikologis
Bagi seorang seniman, karya seni yang dihasilkan mencitrakan pemikiran
dan karakter psikologis penciptanya. Maka, seorang penikmat (apresiator)
dapat membaca karakter dari si seniman ketika sedang mengamati dan
menghayati sebuah karya seni. Seni adalah sebuah sarana kepuasan jiwa,
seluruh kesatuan dari konsep pemikiran tertuang dalam hasil karya. Lewat
sini, kita juga dapat mengetahui emosi dan pengalaman yang dialami oleh
sang seniman.
iii. Spiritual
Ada kalimat yang terkenal yang berbunyi “Seni adalah sebuah
kehidupan”, kalimat tersebut mencerminkann bahwa seni adalah sesuatu yang
mengatu dengan jiwa. Fungsi seni secara spiritual adalah sebagai wadah
ekspresi dari pengalaman-pengalaman individual yang terus terjadi setiap saat.
Perasaan-perasaan dan emosi yang dirasakan oleh individu terekam dalam
suatu karya seni.
“Kesenian bukan sekedar kenyataan keindahan, bukan sekedar estetika,
tetapi juga berisi persoalan jalan keselarasan dengan kosmos. Pengalaman
estetika sekaligus pengalaman religious” (Jakob Sumardjo, 2000).
Pengalaman spiritual seorang individu dapat menciptakan suatu karya seni
yang mengandung unsur religius. Walaupun spiritual dengan religius
mempunyai makna yang berbeda, tetapi dua hal tersebut saling berkaitan dan
merupakan salah satu jalan untuk mencapai pengalaman spiritual adalah
dengan melakukan aktifitas yang berhubungan dengan keagamaan.

b. Fisik
Definisi fungsi seni secara fisik erat kaintannya dengan seni pakai atau seni nilai
guna (seni terapan). Seni dapat dinikmati baik secara fisik dari bentuk visual, suata,
ataupun gerakan yang indah. Seni adalah suatu sarana penunjang kehidupan. Fungsi
seni secara fisik tidak terlalu mementingkan atau bahkan mengabaikan nilai-nilai
estetika dari hasil karya yang dihasilkan. Penciptaan dan pemakaian karya seni hanya
menakan kan kepada fungsi fisik, nyaman dipakai dan efisien. Sehingga terdapat
kecenderungan mempunyai nilai artistik yang rendah. Contohnya dapat kita jumpai
dalam barang-barang yang ada dalam kehidupan sehari-hari seperti kursi, meja,
keramik, fashion, dan sebagainya.
c. Sosial
Umumnya, setiap seni yang tercipta akan disajikan dan diperlihatkan kepada
masyarakat (sosial). Ketika seni hadir dalam kehidupan masyarakat, maka terjadilah
sebuah interksi antara penikmat dan karya seni tersebut. Karya seni dinikmati,
diamati, dan diapresiasi sehingga menimbulkan sebuah konsep komunikasi. Dalam
proses apresiasi seni, para apresiator dapat dengan bebas menilai, mencari, dan
menggali makna dari sebuah karya seni.
Fungsi seni secara sosial dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu fungsi rekreasi
dan fungsi komunikasi. Fungsi seni yang berhubungan dengan rekreasi, adalah
apabila karya seni itu dikonsep atau diprogram untuk menarik khalayak. Dalam hal
ini para apresiator dapat menikmati sebuah karya seni secara langsung dan tidak
lansung. Pengamatan secara langsung ini dapat kita jumpai misalkan pada pameran
seni lukisan, pameran patung dan seni publik. Sedangkan apresiasi karya seni yang
tidak langsung, artinya sebuah karya seni tersebut hanya sebagai pelengkap dalam
suatu acara atau bangunan. Yang dapat dijumpai misalkan lukisan yang terpajang di
restaurant, hotel, dan perkantoran.
Sedangkan fungsi seni dalam pengertian komunikasi adalah, suatu karya seni
mempunyai pesan visual yang akan disampikan kepada masyarakat. Dalam konteks
ini karya seni menjadi mediator antara seniman dengan audiens. Karya seni dapat
dikatakan berhasil menyampaikan pesan, apabila makna dari sebuah karya tersebut
dapat dicerna dan dipahami oleh audiens atau apresiator. Seni ini adalah sebuah
sarana komunikasi untuk menyampaikan berbagai macam pesan moral dan sosial.

2. SISTEM PRODUKSI SENI


Sistem produksi seni merupakan suatu cara mewujudkan karya seni secara sistematik.
Tahapan penciptaan karya seni yang menguraikan rancangan proses penciptaan karya seni
sesuai dengan tahapan-tahapan pengkaryaan sejak mendapat inspirasi (ide), perancangan,
sampai perwujudan karya seni. Dalam suatu produksi karya seni yang sistematik, pencipta
seni dibantu oleh seorang penggarap untuk terlibat dalam menyatakan karya yang diciptakan.
Mereka, para penggarap adalah seorang yang memiliki hakikat pengetahuan dan
keterampilan artistik yang masing-masing mempunyai keunikan tersendiri. Keterampilan
artistik yang unik tersendiri ini menjadi bekal pencipta seni (seniman) untuk dapat
menciptakan karya melalui medium interaksi artistik yang diproduksi melalui aktivitas
artistik para penggarap sehingga menghasilkan kualitas karya yang unik pula.
Proses kreasi tersebut merupakan proses dan fenomena seniman dalam menerapkan
gagasan artistik menghasilkan produk artistik. Proses kreasi sama dengan proses produksi
seni. Dalam melakukan suatu proses produksi seni seperti yang sudah dijabarkan pada
paragraf sebelumnya, seniman dibantu oleh para penggarap yang bekerja dalam berbagai
tempat-tempat produksi seperti berikut:
a. Studio
Studio adalah suatu tempat di mana seorang seniman bekerja. Studio berskala
besar dan memiliki beberapa rumah produksi (production house) dan fasilitas-fasilitas
yang digunakan untuk produksi seni. Studio seni merupakan sebuah wadah edukasi
yang difungsikan mendidik dan mengajar para seniman muda dan masyarakat luas
yang ingin memperdalam keterampilan seni sesuai dengan gaya atau karakter meraka
masing-masing. Studio memiliki berbagai seniman, penggarap, dan ahli lain yang
berpengalaman dalam bidang seni. Tidak hanya proses creative development
(pengembangan kreatif), studio juga mengakuisisi Intellectual Property (IP) atau
kekayaan intelektual setiap pelaku kreatif, financing (pendanaan), promosi sampai
distribusi seni.
b. Bengkel
Bengkel seni, dalam istilah lain disebut sebagai sanggar atau padepokan.
Merupakan suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau
sekumpulan orang untuk berkegiatan seni. Ada bengkel teater, bengkel lukis, bengkel
patung, bengkel musik, bengkel sastra, bengkel grafis, bengkel tari, bengkel vokal,
dan lain-lain. Bengkel seni mencakup seluruh proses dari awal hingga akhir yaitu
mencakup proses pengenalan (biasanya melalui workshop/pelatihan
singkat),pembelajaran, penciptaan atau membuat karya, dan produksi. Berbeda
dengan tempat kursus, bengkel/sanggar seni memiliki masa keanggotaan lebih lama
bahkan terkesan tidak ada batas waktu keanggotaan.
c. Rumah Produksi
Rumah produksi merupakan sebuah badan usaha yang mempunyai organisasi dan
keahlian dalam memproduksi seni untuk disajikan kepada khalayak. Berbeda dengan
studio, rumah produksi hanya berfokus memproduksi seni dibandingkan kepada
proses creative development (pengembangan kreatif).

3. SISTEM DISTRIBUSI
Distribusi merupakan suatu aktivitas penyaluran hasil produksi barang atau jasa dari
produsen kepada konsumen. Begitu pula dengan distribusi seni, yakni merupakan proses
penyaluran hasil karya seni dari produsen (seniman/kreator/dsb) kepada konsumen.
Distribusi tidak lepas dari bagian penting proses kegiatan ekonomi, atau yang disebut dengan
pemasaran. Berikut ini merupakan tempat penyalur hasil karya seni:
a. Galeri
Galeri seni merupakan sebuah bangunan atau ruang kosong yang ditujukan untuk
pameran karya seni dari sebuah kegiatan. Macam-macam galeri seni dapat dibedakan
berdasarkan:
i. Tempat penyelenggaraan, dibedakan menjadi:
- Traditional Art Gallery, galeri yang aktivitasnya diselenggarakan di selasar
atau lorong panjang.
- Modern Art Gallery, galeri dengan perencanaan ruang secara modern.
ii. Sifat kepemilikan :
- Private Art Gallery, galeri yang dimiliki oleh perseorangan/pribadi atau
kelompok.
- Public Art Gallery, galeri milik pemerintah dan terbuka untuk umum.
- Kombinasi dari kedua galeri di atas.
iii. Isi galeri tersebut:
- Art Gallery of Primitif Art, galeri yang menyelenggarakan aktivitas dibidang
seni primitif.
- Art Gallery of Classical Art, galeri yang menyelenggarakan aktivitas di
bidang seni klasik.
- Art Gallery of Modern Art, galeri yang menyelenggarakan aktivitas di
bidang seni modern.
iv. Jenis pameran yang diadakan:
- Pameran Tetap, pameran yang diadakan terus-menerus tanpa ada batasan
waktu, hasil karya seni yang dipamerkan dapat tetap maupun bertambah
jumlahnya.
- Pameran Temporer, pameran yang diadakan dengan batas waktu tertentu.
- Pameran Keliling, pameran yang berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat yang lain.
v. Macam koleksi:
- Galeri pribadi, tempat untuk memamerkan hasil karya pribadi seniman itu
sendiri tanpa memamerkan hasil karya seni orang lain dan hasil karya seniman
itu tidak diperjualbelikan untuk umum.
- Galeri umum, galeri yang memamerkan hasil karya dari berbagai seniman,
hasil karya para seniman itu diperjualbelikan untuk umum.
- Galeri kombinasi, merupakan kombinasi dari galeri pribadi dan galeri
umum, karya seni yang dipamerkan dalam galeri ini ada yang diperjual
belikan untuk umum, ada pula yang merupakan koleksi pribadi seniman yang
tidak diperjualbelikan. Hasil karya seni yang dipamerkan merupakan hasil
karya seni dari beberapa seniman.
vi. Tingkat dan luas koleksi:
- Galeri lokal, merupakan galeri yang mempunyai koleksi dengan obyak-
obyek yang diambil dari lingkungan setempat.
- Galeri regional, merupakan galeri seni yang mempunyai koleksi dengan
obyak-obyek yang diambil dari tingkat daerah/propinsi/daerah regional I.
- Galeri internasional, merupakan galeri yang mempunyai koleksi dengan
obyek-obyek yang diambil dari berbagai negara di dunia.
b. Art Dealer
Art Dealer atau Pedagang pengalur karya seni adalah orang atau perusahaan yang
menjual dan membeli karya seni. Mereka adalah perantara seniman dan orang atau
lembaya yang ingin memperoleh karya seni, seperti kolektor seni, galeri, atau
museum. Mereka menggunakan pengetahuan luas mereka tentang seni secara umum,
sejarah, dan juga pengalaman profesional meraka untuk menilai nilai pasar dari karya
seni dan mengantisipasi tren pasar.
Tugas mereka jelas membeli dan menjual karya seni, serta melibatkan negoisasi
harga dan pengiriman. Namun, hal tersebut juga didukung oleh Searching dan
Networking. Searching, para art dealer menghabiskan banyak watu untuk mencari
karya seni, di galeri, pasar loak, atau dengan menghadiri pelelangan atau dengan
mencari karya seni langsung dari klien. Juga untuk menemukan barang langka,
mereka cenderung melakukan perjalanan ke kota lain bahkan ke negara lain.
Selanjutnya adalah Networking, menciptakan dan memelihara jaringan dengan
kolektor seni, galeri, dan klien potensial lainnya.
c. Art Shop
Art shop atau toko seni adalah sebuah tempat tertutup yang di dalamnya terjadi
kegiatan perdagangan dengan jenis benda atau barang yang spesifik, yang
diperdagangkan adalah benda atau baranng yang diciptakan dari kreatifikas manusia
dari elemen-elemen yang ditata secara sengaja dengan cara-cara tertentu sehingga
menimbulkan daya tarik bagi perasaaaan dan emosi.
Jenis-jenis art shop yang terdapat pada tempat penelitian dibedakan berdasarkan
letaknya (Hasil penelitian, 2010):
i. Art shop yang terletak di dalam pasar
Art shop yang terletak di pasar didirikan oleh pemerintah adat di desa ini.
Ukuran art shop biasanya tidak lebih dari 5 x 5 meter. Barang-barang yang
diperjualbelikan adalah barang seni yang memiliki ukuran yang kecil karena
menyesuaikan dengan ruangan yang tersedia, misalnya pakaian, perhiasan,
patung dan sebagainya. Art shop ini biasanya disewakan bagi masyarakat asli
desa ini untuk membantu perekonomian masyarakat lokal.
ii. Art shop yang terletak menyatu dengan tempat usaha lainnya (mall,
supermarket, restoran, hotel dsb)
Art shop ini dapat ditemukan di tempat-tempat tertentu saja, antara lain:
di dalam mall, di dalam hotel, di dekat restaurant. Letak art shop ini dapat di
dalam atau di luar dari tempat usaha utama. Barang-barang yang
diperjualbelikan adalah barang seni yang memiliki ukuran yang kecil karena
menyesuaikan dengan ruangan yang tersedia, misalnya pakaian, perhiasan,
patung dan sebagainya. Art shop ini biasanya dimiliki oleh pemilik tempat
usaha utama.
iii. Art shop yang terletak di pinggir jalan raya
Art shop yang terletak di pinggir jalan raya dimiliki oleh pemilik pribadi.
Biasanya art shop disewakan oleh pemiliknya untuk para pendatang. Ukuran
art shop bervariasi, sesuai dengan kemampuan pemilik. Bentuknya juga
sangat menarik dengan etalase yang menarik bagi wisatawan. Barang-barang
yang diperjualbelikan adalah barang seni yang beragam misalnya: pakaian,
perhiasan, patung, lukisan, furniture dan sebagainya. Jenis art shop ini dapat
ditemukan dengan mudah di pinggir jalan.
iv. Art shop yang terletak di sepanjang gang
Art shop yang terletak di sepanjang gang dimiliki oleh pemilik pribadi.
Biasanya art shop disewakan oleh pemiliknya untuk para pendatang. Ukuran
art shop bervariasi, sesuai dengan kemampuan pemilik. Barang-barang yang
diperjualbelikan adalah barang seni yang beragam misalnya: pakaian,
perhiasan, patung, lukisan, dan sebagainya. Jenis art shop ini dapat ditemukan
di sepanjang gang yang hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki serta kendaraan
beroda dua.
d. Pasar Seni
Pasar Seni merupakan pusat kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan
barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi
melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan daring, misalnya seperti alat musik,
percetakan, kerajinan, automobile, film, seni rupa dan lukisan.

4. SISTEM KONSUMSI
Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan kegunaan
suatu barang dalam rangka pemebuhan kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Konsumen
adalah setiap orang atau pengguna barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik
bagi kepentingan/kebutuhan diri sendiri, keluarga, dan orang lain, atau dalam artian lain
adalah orang yang menjalankan kegiatan konsumsi. Sistem konsumsi seni diklasifikasikan
berdasarkan konsumennya, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Kolektor
Kolektor adalah orang yang mengumpulakan benda atau koleksi barang-barang
tertentu, seperti hasil karya seni, lukisan, gerabah, keramik, guci, dll. Kolektor
merupakan orang atau infrastruktur penting dalam seni rupa yang senang mengoleksi
karya seni rupa. Keberhasilan meraka terpaut erat pada terwujudnya poros kehidupan
seni maupun seniman.
Kolektor memiliki dasar dalam mengoleksi karya, ada yang murni sebagai koleksi
pribadi dan ada pula yang dipakai sebagai aset masa depan untuk dijual kembali.
Kolektor juga kadang dapat berperan secara tidak langsung sebagai kritikus, oleh
karena itu dalam hal ini bila suatu karya seni memiliki daya kritik yang kuat dapat
pula menentukan keberadaan pasar seni rupa.
b. Klien
Klien (klien seni) merupakan orang yang menggunakan jasa dari oraganisasi
profesional atau seseorang yang menggunakan jasa pelayanan dalam hal ini adalah
dengan para seniman, perusahaan, lembaga, maupun organisasi seni. Sama halnya
dengan konsumen, klien adalah orang yang menggunakan produk yang ditawarkan
penjual. Namun, produk yang digunakan oleh klien lebih identik dengan jasa. Klien
dapat meng-kostum atau meminta karya seni apa yang diinginkan kepada produsen.
c. Publik/Audiens
Publik (publik seni) adalah orang banyak (umum) atau semua orang yang datang
(menonton, mengunjungi) sebuah pameran, penampilan atau pertunjukan seni. Publik
pada dasarnya sama dengan audiens, yang merupakan khalayah atau sekumpulan
orang yang menjadi penonton, pendengar berbagai kesenian. McQuail (1987)
mengungkapkan beberapa konsep tentang audiens sebagai berikut:
 Audiens sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, dan pemirsa.
Audiens dalam bentuk yang paling dikenal, dan menjadi perhatian seluruh
penelitian media. Fokusnya adalah pada jumlah total orang yang dapat
dijangkau oleh satuan karya seni tertentu.
 Audiens sebagai massa
Massa seringkali sangat besar, lebih besar dari kebanyakan kelompok,
kerumunan atau publik. Para anggota massa tersebar luas dan biasanya tidak
saling mengenal satu sama lain. Audiens sebagai massa lebih menekankan
pada ukurannya yang besar, heterogenitas, penyebaran, dan anonimitasnya
 Audiens sebagai publik atau kelompok sosial
Unsur penting dalam versi audiens ini adalah praeksistensi dari kelompok
sosial yang aktif dan interaktif.
 Audiens sebagai pasar
Audiens sebagai pasar muncul sebagai akibat perkembangan ekonomi. Produk
seni merupakan komoditi atau jasa yang ditawarkan untuk dijual kepada
sekumpulan konsumen tertentu yang potensial, bersaing dengan produk seni
lainnya.
d. Penonton
Penonton adalah orang yang menonton karya seni/kesenian. Penonton merupakan
sekelompok yang peka dan aktif, mereka pergi menonton seni karena ingin
memperoleh kepuasan, kebutuhan, pengalaman, maupun pengetahuan terkait seni.
Penonton juga dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
 Penonton awam, adalah penonton penikmat seni dengan kecenderungan
kurang atau tidak dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman seni.
 Penonton tanggap, artinya penonton bersikap responsif dengan kecenderungan
mempunyai wawasan dan pengalaman seni, tetapi tidak ditindaklanjuti untuk
mengulas pada apa yang pergelaran yang ditontonnya cukup untuk dipahami
dan dinikmati sendiri.
 Penonton kritis, adalah penonton dengan bekal keilmuan dan pengalaman seni
lalu melakukan ulasan atau menulis kritik pergelaran dan dipublikasikan
dalam forum ilmiah, diskusi sampai media cetak dan elektronik.

5. SISTEM KONSERVASI
Konservasi adalah proses pengelolaan sesuatu hal agar makna yang terkandung
didalamnya terpelihara dengan baik. Konservasi juga diartikan sebagai pemeliharaan dan
perlindungan terhadap sesuatu yang dilakukan secara teratur untuk mencegak kerusakan dan
kemusnakan dengan cara pengawetan, dalam hal ini adalah pemeliharaan dan perlindungan
hasil karya seni.
a. Museum
Hampir sama dengan galeri, museum adalah sebuah gedung atau ruang kosong
yang ditujukan untuk pameran karya seni. Namun galeri memamerkan karya seni
untuk diperjual belikan, sedangkan museum tidak boleh melakukan transaksi karena
museum hanya merupakan tempat atau wadah untuk memamerkan koleksi benda-
benda/karya seni yang memiliki sejarah.
b. Arsip
Arsip adalah rekaman kegiatan/peristiwa atau benda adalam berbagai bentuk
media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat.
Dalam hal ini, arsip seni adalah sebuah catatan atau rekaman yang diketik, dicetak,
atau ditulis dalam wujug angka, gambar, dan huruf terkait karya-karya seni guna
dijadikan sebagai suatu bahan informasi dan komunikasi.
Arsip penting untuk sebuah karya seni, arsip penting dilaksanakan oleh para
seniman untuk menciptakan interaksi dengan pengunjung/penikmat seni. Arsip
menjadi bukti penting sebuah karya seni, tidak hanya sebagai aspek pendukung tetapi
sudah menjadi objek utama dalam sebuah pameran seni.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah bentuk kegiatan atau proses sistematis dalam melakukan
pencarian, pemakaian, penyelidikan, penghimpunan, dan penyediaan dokumen untuk
memperoleh penerangan pengetahuan, keterangan, serta bukti dan juga
menyebarkannya kepada pihak berkepentingan. Hasil karya seni didokumentasiakan
guna dijasikan pengetahuan, keterangan, beserta bukti terkait ke-eksistensian karya
seni tersebut.
d. Mikro Film
Mikro film adalah sarana untuk alat pblikasi untuk memunculkan kembali suatu
informasi. Mikro film atau disebut juga mikrofotografi merupakan teknik
pengurangan sebuah gambar menjadi lebih kecil dimana alat tersebut tidak dapat
dibaca tanpa alat bantu. Tujuan utama mikrofilm adalah untuk melesarikan dokumen
langka, menjaganya dari kerugian dan kehancuran, dan karena kualitas fisik dokumen
yang menurun.

6. SISTEM MEDIASI
Mediasi adalah proses perundingan untuk mencapai suatu kesepakatan, dalam hal ini
adalah seni. Biasanya dilakukan sebagai sebuah upaya untuk menjembatani pemikiran dan
persepsi terkait dengan suatu karya seni.
a. Kritik Seni
Kritik merupakan suatu aktivitas mempelajari dan menganalisis suatu
objek/pengkaryaan secara kritis tentang bagaimana suatu individu menginterprerasi
opininya terhadap objek/pengkaryaan tersebut. Kritik sebagai penilaian terhadap
suatu karya seni berarti suatu kegiatan menganalisis dan menanggapi karya seni
berdasarkan reaksi personal; pandangan, gagasan, atau ide; dan perasaan untuk
menunjukan kelebihan dan kekurangan dari karya seni tersebut, yang nantinya
kelebihan dan kekurangan ini menjadi nilai kualitas dari sebuah karya. Bahkan kritik
yang disampaikan oleh seorang kritikus yang ahli atau ternama dapat mempengaruhi
kualitas sebuah karya bahkan bisa berpengaruh terhadap harga jual karya tersebut.
b. Kurasi
Kurasi diartikan sebagai menjaga, merawat, amemperhatikan, dan mengawasi
segala sesuatu seperti perpustakaan umum, musium, koleksi seni rupa dan sejenisnya.
Dalam hal seni, kurasi merupakan suatu usaha penulisan informasi karya seni dari
berbagai aspek mulai dari fisik, visual, fungsi dan desain. Kurasi merupakan salah
satu wujud dari kritik seni. Tujuan ditulisnya kurasi pameran adalah agar pengunjung
lebih mudah memahami seluk beluk dan makna dalam karya seni tersebut.
c. EO
EO atau Event Organizer Event organizer adalah penyedia jasa profesional dalam
penyelenggara berbagai acara formal maupun non-formal. Event organizer didukung
dengan adanya team yang sudah berpengalaman dalam menghandle berbagai acara.
Dalam hal ini, EO menangani dan menyelenggarakan berbagai macam ragam acara
apapun terkait dengan pameran hasil karya seni, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Sumardjo, J. (2000). Filsafat Seni. Bandung: Penerbit ITB.

Soedarso, SP. (2006). Trilogi Seni – Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni. Yogyakarta:
Penerbit ISI Yogyakarta.

Sunarto, B. (2013). Metodologi Penciptaan Seni. Institut Seni Indonesia Surakarta.

Wulandari, Myra Kartika (2011) Galeri Seni Rupa Kontemporer Di D.I.Yogyakarta. S1 thesis,
UAJY.

Aesijah, S. (2000). Latar Belakang Penciptaan Seni (Background Of Creative Art). Harmonia:
Journal of Arts Research and Education, 1(2).

Rondhi M. (2014). Fungsi Seni bagi Kehidupan Manusia: Kajian Teoritik. Jurnal Seni Imajinasi.
8(2), 115-128

Fergiani, F. (2021). Perbedaan Advertising Agency, Production House, Dan Studio Film, dari
https://studioantelope.com/perbedaan-advertising-agency-production-house-dan-studio-film/.

GBSRI. (2021). Fungsi Seni dalam Kehidupan Manusia, dari https://gbsri.com/fungsi-seni-


dalam-kehidupan-manusia/

GBSRI. (2021). Seni dan Masyarakat, dari https://gbsri.com/seni-dan-masyarakat/

Welianto, A. (2021). Distribusi: Pengertian, Tujuan, dan Faktornya, dari


https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/08/133000369/distribusi-pengertian-tujuan-dan-
faktornya

IESA. (2021). Art Dealer : job description, dari https://www.iesa.edu/paris/news-events/art-


dealer

Bayu, R. (2012). Art Shop, dari http://madebayu.blogspot.com/2012/02/art-shop.html

Khurin. (2002). Perbedaan Customer, Consumer, dan Client, dari


https://konsultanku.co.id/blog/perbedaan-customer-consumer-dan-client
Banun, L. (2017). Arsip Sebagai Bukti Penting Sebuah Karya Seni, dari
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/arsip-sebagai-bukti-penting-sebuah-karya-seni/

Obeit Choiri, E. (2020). Mengenal Apa itu Event Organizer dan Cara Kerjanya, dari
https://qwords.com/blog/apa-itu-event-organizer/ .

Anda mungkin juga menyukai