1 Seni Rupa
Dalam artian terbatas seni rupa dapat diartikan “plastic” jika dalam
konteks hanya memanfaatkan teknik membentuk bahan-bahan plastis
(lunak) (Herbert Read, 2000: 1). Contoh dari pengertian ini adalah
patung, keramik termasuk juga instalasi.
2.1.1 Tema
2.1.2 Bentuk
Pada dasarnya apa yang dimaksud dengan bentuk adalah totalitas dari
pada karya seni. Bentuk itu merupakan organisasi atau suatu kesatuan
atau komposisi dari unsur pendukung karya. Ini dijelaskan lebih lanjut
oleh Dharsono bahwa ada dua macam bentuk yang pertama adalah
bentuk visual yaitu bentuk fisik dari sebuah karya seni atau kesatuan
dari unsur-unsur pendukung karya seni tersebut. Selanjutnya adalah
bentuk khusus yaitu bentuk yang tercipta karena adanya hubungan
timbal balik antara nilai-nilai yang dipancarkan oleh fenomena bentuk
fisik terhadap tanggapan kesadaran emosional.
2.1.3 Isi
Isi adalah bentuk psikis dari karya yang dihasilkan seorang seniman.
Perbedaan bentuk dan isi hanya terletak pada diri seniman. Bentuk
hanya cukup dihayati secara inderawi tetapi isi atau arti dihayati
dengan mata batin seorang seniman secara kontemplasi. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa isi disamakan dengan tema seseorang
seniman.
2.2 Fungsi Seni Rupa
Karya seni secara teoritis mempunyai tiga macam fungsi yaitu: fungsi
personal, fungsi sosial dan fungsi fisik. Seni memang tidak lepas dari
fungsi, di mana kehidupan manusia tidak bisa lepas dari seni, ini
menandakan bahwa kita adalah makhluk sosial yang sekaligus
sebagai makhluk individu. Selain sebagai keindahan, religius atau
benda pakai seni mempunyai fungsi yang sangat mendalam
(Dharsono, 2004: 31).
Setiap manusia pasti membutuhkan tata cara (norma) hidup. Dari tata
cara hidup itulah manusia akhirnya melahirkan kebudayaan dan dari
kebudayaan itu lahirlah seni. Sebagai instrumen ekspresi personal,
seni semata-mata tidak dibatasi untuk dirinya sendiri. Maksudnya seni
tidak secara eksklusif dikerjakan berdasarkan emosi pribadi namun
bertolak pada pandangan personal menuju persoalan-persoalan umum
di mana seniman itu hidup, kemudian diterjemahkannya lewat
lambang dan simbol. Ciri-ciri kemanusiaan seperti kelahiran, cinta
dan kematian yang punya dasar instrumen secara umum diangkat
sebagai tema seni, tetapi pengolahan terhadap wujud karya tidak bisa
lepas dari adanya keunikan seniman dalam menangkap atau
membentuk idenya.