P ENGGOLONGAN S ENI
Kompetensi Dasar
Dalam materi ini mahasiwa dapat mengerti arti dan konsep seni, dan dapat pula menjelaskan
penggolongan seni, bentuk dan sifat-sifat seni. Dapat menjelaskan klasifikasi dan kegunaan seni
pada setiap bidang, setelah itu mahasiswa diharapkan menerapkan dengan mencari atau membuat
sebuah karya seni dari kehidupan sehari-hari dan berkaitan dengan penggolongan seni.
A. Pendahuluan
Seni di Barat pada masa lalu berubah sejak dua tiga abad yang lampau, dimana hal
tersebut selalu dikonotasikan dengan keindahan. Seni adalah realisasi dari usaha manusia untuk
menciptakan yang indah-indah itu. Maka dapat dikatakan seni merupakan kebutuhan manusia
yang terakhir, sesuatu yang diinginkan setelah kebutuhan-kebutuhan lain seperti kebutuhan akan
makan dan minum, perumahan dan sejenisnya terpenuhi. Orang tidak akan mati atau menderita
bila tidak menghasilkan atau memanfaatkan seni, tetapi kalau ada kesempatan mereka akan
membuat dan mencarinya, walaupun nama atau bentuk seni tersebut berlainan.
Seperti pada masa prasejarah lukisan seekor babi di dinding sebuah gua bukanlah
merupakan lukisan semata untuk menghasilkan keindahan namun hal tersebut merupakan sebuah
pengharapan agar bila mereka berburu buruannya akan berhal seperti itu.
Maka seni tidak hanya diartikan sebuah keindahan, tetapi seni terlahir dari hati seseorang
yang melihat atau mendengar sebuah karya. Banyak yang berpandangan bahwa seni itu harus
indah dan bahwa keindahan adalah persyaratan bagi seni.
2. Penggolongan Seni
Dari beberapa pendapat mengenai seni di atas, dapat dirumuskan seni adalah:
a) Produk keindahan, atau sesuatu yang harus indah
b) Kehadirannya tidak dimaksudkan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan pokok
manusia
c) Merupakan kegiatan rohani dan jasmani
d) Merupakan kegiatan yang secara intensional menggiring publiknya untuk
memperoleh efek-efek psikologis tertentu
e) Merupakan ekspresi dan komunikasi emosi
f) Kehadirannya mesti didampingi oleh keteraturannya atau keteraturannya adalah syarat
bagi seni, di samping keindahan yang tersebut di depan.
Dari beberapa pengertian dan perumusan mengenai seni, maka di bawah ini terbagi menjadi
beberapa penggolongan seni menurut sifat-sifat seni, yaitu sebagai berikut:
Kompetensi Dasar
Dalam materi ini mahasiwa dapat mengerti arti dan konsep desain, dan dapat pula
menjelaskan penggolongan desain. Dapat menjelaskan syarat desain yang baik dan membedakan
desain struktur dengan desain dekoratif, setelah itu mahasiswa diharapkan menerapkan dengan
mencari atau membuat sebuah contoh dari kehidupan sehari-hari dan berkaitan dengan
penggolongan desain.
A. Pendahuluan
Desain merupakan salah satu bidang yang sama berkembangnya dengan bidang-bidang
lainnya. Pada hakekatnya desain memiliki arti yang sama seperti halnya dengan membuat sesuatu
yang hasilnya konkret maupun abstrak. Sudut pandang desain pun dapat dilihat dari berbagai
aspek, baik sosial, ekonomi, aturan, etika dan estetika. Pada hal ini desain berkaitan dengan
busana (fashion), desain kecantikan atau riasan wajah dan badan serta desain dalam menata
sebuah makanan dan minuman dalam sebuah display maupun meja, ketiga bidang tersebut juga
menekankan dalam hal teori dan praktek. Desain dituntut akan kreativitas, inovasi bahkan
membuat sesuatu yang baru, kepekaan dengan lingkungan dan kenyamanan manusia pun
termasuk perhitungan dalam desain.
Pengkajian desain busana, kecantikan dan makanan dimulai diri seseorang, sampai
lingkungan tempat kita berada. Seperti halnya dalam pengertian busana adalah semua yang kita
pakai mulai dari kepala sampai ujung kaki dengan memperhatikan etika dan estetika, kecantikan
yang dilihat dari penampilan wajah, kepala dan badan, serta makanan dari penampilan luar
seperti warna, tekstur dan rasa dari makanan atau minuman.
Filsafat Design
Program
Komunikasi, Desain
Fisika dan Manajemen
Statistika Estetik Ekonomi
a
Interior
Pelaksanaan
Desain dapat dikatakan pula sebuah bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran, desain juga
harus memiliki daya cipta/kreasi, daya pakai/fungsi, dan daya jual.
1) Daya Kreasi : Kreatif, mengandung unsur-unsur keindahan dan dapat
menggugah hati.
2) Daya Pakai : Enak dipakai, mudah dipakai dan wajar dipakai.
3) Daya Fungsi : Kemampuan desain dalam mencapai maksud dan tujuan.
4) Daya Jual : Memiliki daya jual yang tinggi sesuai dengan target
konsumennya.
b. Pola sudut adalah penempatan motif pada sudut benda dengan tujuan menghidupkan
sudut benda tersebut.
c. Pola memusat adalah penempatan motif pada permukaan benda yang mengarah ke
ruangan.
d. Pola memancar adalah penempatan motif pada permukaan benda yang bertolak dari
focus danmengarah keluar.
e. Pola bidang beraturan adah penempatan motif pada bidang geometris.
Kompetensi Dasar
Dalam materi ini mahasiwa dapat mengerti arti dan konsep unsur desain, macam-macam
unsur desain serta unsur tekstur dan warna sehinnga mahasiswa diharapkan dapat menerapkan
dengan mencari atau membuat sebuah contoh dari kehidupan sehari-hari dan berkaitan dengan
penggolongan desain.
A. Pendahuluan
Sejalan dengan perkembangn waktu dunia mode juga ikut berkembang, sejalan dengan
hal tersebut perlu diketahui pengetahuan-pengetahuan mendasar dalam mendesain yang baik
agar desain mode yang di hasilkan tidak hanya mempunyai nilai jual melainkan nilai estetika
yang tinggi seperti pengetahuan mengenai unsur desain.
Unsur desain merupakan komponen dasar penyusun suatu desain, setiap unsur
mempunyai fungsi dan artian yang berbeda beda. Materi unsur desain termasuk didalamnya
yakni ada garis, bentuk dan warna.
Garis lengkung memberi suasana luwes, kadang-kadang bersifat riang dan gembira,
ringan dinamik serta kuat.
Garis lengkung berombak atau lengkung S memberi kesan indah, dinamis, luwes, lemah
gemulai.
David A. Lauer mengatakan dalam buku Design Basic bahwa garis aktual memiliki
perbedaan dalam berat, karakter, dan sebagainya. Dua jenis atau lebih garis memiliki peranan
yang penting dalam suatu komposisi gambar yaitu: Implied line dibuat dengan memposisikan
serangkaian titik sehingga mata cenderung menggabungkan mereka secara otomatis.
Contohnya: garis titik 2. Physic line bukan merupakan garis nyata, tidak bukan garis titik2,
meski begitu kita tetap merasakan keberadaan suatu garis, yang menghubungkan antara dua
benda.
2. Karakter Garis
Karakter garis merupakan bahasa rupa dari unsur garis. Bahasa garis ini sangat penting
dalam penciptaan karya seni atau desain untuk menciptakan karakter yang diinginkan. Bentuk
tugu misalnya dapat diterjemahkan ke dalam bentuk garis vertikal, bangunan rumah yang
mendatar dapat diterjemahkan ke dalam garis mendatar. Berikut ini beberapa karakter garis
tersebut.
a. Garis Horizontal
Garis horizontal atau garis mendatar air mengasosiasikan cakrawala laut mendatar, pohon
tumbang, orang tidur atau mati, dan lain-lain benda yang panjang dan mendatar, mengesankan
istirahat. Garis horizontal memberi karakter tenang (calm), damai, pasif, kaku. Melambangkan
ketenangan, kedamaian, kemantaban.
b. Garis Vertikal
Garis vertikal atau tegak ke atas mengasosiasikan benda-benda yang berdiri tegak lurus
seperti batang pohon, orang berdiri, tugu dan lain-lain, mengesankan keadaan tidak bergerak,
sesuatu yang melesat, menusuk langit mengesankan agung, jujur, tegas, cerah, cita-cita atau
pengharapan. Garis vertikal memberikan karakter keseimbangan (stability), megah, kuat, tetapi
statis, kaku. Melambangkan kestabilan, keseimbangan, kemegahan, kekuatan, kekokohan,
kejujuran, kemasyuran.
Berikut beberapa contoh bentuk dan asosiasi yang ditimbulkannya berdasarkan buku
Handbook of Design & Devices tulisan Clarence P. Hornung.
1) Segitiga, merupakan lambang dari konsep Trinitas. Sebuah konsep religius yang
mendasarkan pada tiga unsur alam semesta, yaitu Tuhan, manusia dan alam. Selain itu
segitiga merupakan perwujudan dari konsep keluarga yakni ayah, ibu dan anak. Dalam
dunia metafisika segitiga merupakan lambing dari raga, pikiran dan jiwa. Sedangkan pada
kebudayaan Mesir, segitiga digunakan sebagai simbol feminitas dan dalam huruf
Hieroglyps segitiga menggambarkan bulan.
2) Yin Yang, merupakan bentuk yang termasuk dalam jenis Monad, yakni bentuk yang
terdiri dari figur geometris bulat yang terbagi oleh dua bentuk bersinggungan dengan
masing-masing titik pusat yang berhadapan. Di China bentuk seperti ini disebut Yin
Yang, di Jepang disebut Futatsu Tomoe sedangkan orang Korea menyebutnya Tah Gook.
Yin Yang merupakan gambaran dua prinsip alam, Yang melambangkan kecerahan
sedangkan Yin melambangkan kegelapan, Yang melambangkan nirwana sedangkan Yin
melambangkan dunia, Yang sebagai matahari sedangkan Yin sebagai bulan, Yang
memiliki posisi aktif, maskulin sedangkan Yin pasif, feminin. Kesemuaanya itu
melambangkan prinsip dasar kehidupan, yakni keseimbangan.
(1) Macam-macam bentuk
1. Bentuk berdasarkan dimensi
a) Bentuk 2 dimensi.merupakan bentuk yang hanya dapat dilihat dari satu sudut saja,
seperti foto, tulisan dibuku dan lain sebagainya.
b) Bentuk 3 dimensi, merupakan bentuk yang dapat dilihat dan diraba atau dipegang,
mempunyai panjang dan lebar, tekstur. Seperti bola, balok, sepatu dan lain sebagainya.
2. Macam-macam Tekstur
a. Tekstur yang Mengkilap
Bahan yang mengkilap lebih banyak memantulkan cahaya sehingga
membuat si pemakai lebih kelihatan gemuk. Sebaliknya tekstur yang
lebih kusam dapat mengurangi ukuran suatu obyek. Bahan yang
mempunyai sifat campuran memantulkan dan menyerap cahaya
misalnya beledu. Bahan ini kadang-kadang memantulkan cahaya dan
menyerap cahaya. Beledu yang teksturnya tidak mengkilap tidak
mempengaruhi ukuran bentuk badan si pemakai.
b. Tekstur yang Kasar dan Halus
Bahan yang teksturnya kasar memberi tekanan si pemakaianya
kelihatan lebih gemuk, sebaliknya bahan yang lembut tidak
mempengaruhi ukuran asalkan tidak mengkilap.
c. Tekstur yang Kaku
Bahan yang teksturnya kaku dapat menyembunyikan atau menutupi
bentuk badan yang kaku ini tidak mengikuti bentuk badan, sebaliknya
menampakkan seseorang kelihatan gemuk.
d. Tekstur yang Lemas
Bahan dengan tekstur lemas bila diterapkan pada siluet H akan
memperlihatkan bentuk badan dengan jelas. Akan tetapi, bila bahan lemas
ini untuk model dengan kerut-kerut dapat memberi efek gemuk dan luwes.
e. Tekstur yang Tembus Terang
Walaupun bahan tembus terang ini sering dibuat kerut-kerut atau lipit-lipit,
tetapi tidak dapat menutupi kekurangan-kekurangan pada bentuk badan.
Bahan tembus terang ini untuk orang yang berbadan gemuk ataupun kurus
karena bahan ini akan memperlihatkan garis-garis bentuk badan dengan
jelas.
DIMENSI WARNA
Sistem Munsel pada dimensi kualitas warna mendapati warna tak hanya sekedar warna
yakni; Hue,Value, dan Intensitas.
1. Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti
merah, biru, hijau, dan lain sebagainya. Perbedaan antar warna hijau dan biru hanyalah
hue, begitu pula bila hijau berubah menjadi kebiru-biruan maka tidak lagi dapat lagi
disebut hijau. Albert Munsel memilih lima hue, yang merupakan dasar yakni, merah,
kuning, hijau, biru dan ungu. Didalam lingkaran warna Munsel dibaca searah jarum jam,
misalnya antara merah dan kuning terdapat hue intermediet merah kuning (orange) dan
seterusnya, yang biasa disebut intermediet pertama.
2. Value secara teoritis hanya membicarakan mengenai kegelapan dan kecerahan
daripada warna. Value adalah dimensi gelap terang, value juga dapat disebut tone,
nada atau nuansa. Cahaya adalah segala-galanya dalam seni rupa, value juga dapat pula
disebut suatu gejala cahaya yang menyebabkan perbedaan warna suatu objek. Value
merupakan alat untuk mengukur derajat keterangan suatu warna yaitu seberapa terang
atau gelapnya suatu warna jika dibandingkan dengan skala value atau tingkatan value.
Ada banyak tingkatan dari cerah/terang , kegelapan mulai dari putih hingga ke hitam pada
skala value terlihat sembilan tingkatan gelap ke terang. Tingkatan ke 1, 2, 3, adalah
value gelap yang disebut shade, sedang 4, 5, 6, value sedang yang disebut tone serta 7,
8 ,9 adalah value terang atau tint. Value 1 adalah hitam yang kita lihat sehari-hari
sedang value 0 merupakan hitam ideal, sempurna atau total. Sedangkan value 9 adalah
putih, putih yang ideal bukanlah warna putih yang kita lihat pada bahan melainkan putih
yang terdapat pada sumber chaya. Value 5 adalah abu-abuaan atau value tengah-tengah,
jadi dapat digambarkan value 9 keteranganya 100%, value 5 keteranganya 50%
sedangkan value 0 keteranganya 0%. Menurut Munsel ada 11 tingkatan value netral,
termasuk putih dan hitam yang secara teoritis bukan warna.
Kompetensi Dasar
Dalam materi ini mahasiwa dapat mengerti arti dan konsep penggolangan warna, dan
dapat pula menjelaskan penggolongan warna, setelah itu mahasiswa diharapkan memiliki
kemampuan menjelaskan teori warna, penggolongan warna serta sifat-sifat warna.
A. Pendahuluan
Dalam segala bidang seni warna sangat berperan, sama pentingnya dengan pemilihan
garis-garis dan tekstur (bahan). Pemilihan warna yang tepat dalam sebuah karya seni dan desain
dapat membuat sesuatu kelihatan lebih indah.
Bentuk/benda apa saja di alam ini tentu memiliki warna, manakala terdapat cahaya.
Tanpa cahaya warna tidak akan ada. Warna seperti halnya bunyi/suara, merupakan fenomena
getaran/gelombang cahaya. Warna merupakan getaran/gelombang yang diterima indera
penglihatan sedang bunyi merupakan getaran/gelombang yang diterima indera pendengaran.
Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang
dipancarkan, atau secara subyektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera
penglihatan. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang nampak oleh mata merupakan salah
satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang
elektromagnetik (Sadjiman, 2005: 10).
Kecakapan untuk berkreasi dalam penggunaan warna dapat dikembangkan, baik dalam
perbandingan maupun dalam pemilihan kombinasi warna yang harmoni dan serasi.
2. Dimensi Warna
Warna adalah sumber keduniawian yang memberikan keragaman dan rasa keindahan.
Perasaan seseorang terhadap warna umumnya merupakan proses perasaan dan dirasakan oleh
hampir setiap orang. Namun kesan yang ditimbulkan suatu warna atau paduan/kombinasi
warna dapat saja berbeda antara satu orang dengan yang lain. Jadi suatu kombinasi warna yang
menurut si A cantik, menurut si B mungkin kurang cantik. Untuk itu anda perlu mempelajari
pengetahuan warna, agar mampu menghasilkan suatu karya yang indah.
Setiap warna mempunyai tiga sifat yang disebut dimensi atau ruang warna. Tiga dimensi
warna tersebut adalah yaitu Hue, Value dan Intensitas. Hue adalah istilah yang digunakan
untuk menunjukkan keluarga warna atau nama warna. Keluarga warna terdiri dari warna panas
(Merah, Jingga, dan Kuning), dan warna dingin (Biru, Hijau, dan Ungu). Orang selalu
menghendaki warna baru. Karenanya selalu memberi nama baru untuk warna setiap musim.
Warna baru itu adalah hue yang sama dengan kombinasi yang berlainan. Value adalah istilah
yang digunakan untuk menunjukkan nilai gelap terangnya suatu warna, misalnya biru tua dan
biru muda. Intensitas adalah kuat atau lemahnya suatu warna, tentang kecerahan dan
kekusaman. Warna kusam termasuk warna tenang atau warna dingin. Warna cerah termasuk
warna keras.
3. Penggolongan Warna
Di awal peradaban manusia warna yang ada hanya terbatas pada warna-warna yang
bersumber dari alam, seperti daun, buah-buahan, darah binatang, tanah atau kapur. Kini ribuan
warna telah diciptakan dari berbagai bahan, baik bahan alami maupun kimiawi, melalui
berbagai proses.
Beberapa ahli mengemukakan teori tentang warna seperti Prang, A.H. Munsell, dan
Oswald. Teori warna ini perlu dipelajari agar dapat memadukan (mengkombinasikan) warna
dengan baik dan benar, sehingga menghasilkan karya yang indah. Anda tentunya pernah
melihat suatu karya busana, bordir yang tampak tidak menarik akibat pemilihan warna yang
kurang tepat.
Berikut ini anda akan mempelajari salah satu teori warna, yakni teori warna Prang. Teori
ini diambil karena umum digunakan di Indonesia dan relatif lebih mudah dipahami. Menurut
Prang, warna dapat dikelompokkan menjadi lima golongan, yaitu warna primer, sekunder,
penghubung/antara, tersier dan warna kuarter.
c. Warna Penghubung/antara
Bila warna primer dan sekunder yang berdekatan dicampur dalam jumlah sama akan
dihasilkan warna yang berbeda, dan disebut warna penghubung atau warna antara. Warna-
warna tersebut adalah kuning kehijauan (K-H), biru kehijauan (B-H), biru keunguan (B-U),
merah keunguan (M-U), merah kejinggaan (M-J) dan kuning kejinggaan (K-J). Lebih
jelasnya perhatikan tabel dan gambar dibawah ini.
d. Warna Tersier
Kelompok warna tersier adalah pencampuran dari warna sekunder dan warna sekunder
dalam jumlah yang sama, sehingga menghasilkan warna kecoklatan. Warna coklat yang
dihasilkan adalah coklat kemerahan, coklat kebiruan, coklat kekuningan. Misalnya warna
coklat kemerahan dihasilkan dari warna Jingga dan Ungu.
e. Warna Kuarter
Kelompok warna Kuarter adalah percampuran dari warna tersier dan warna tersier dalam
jumlah yang sama, sehingga menghasilkan warna kecoklatan. Warna coklat yang dihasilkan
adalah coklat keunguan, coklat kejinggaan, dan coklat kehijauan. Misalnya warna coklat
kejinggaan dihasilkan dari warna coklat merah dan coklat kuning.
Warna abu-abu, yang diperoleh dari pencampuran semua warna dengan perbandingan yang
sama.
Keterangan:
Warna Primer :
Kuning, Merah, Biru
Warna Sekunder :
Jingga, Hijau, Biru
Warna Antara :
Kuning-Hijau, Biru-Hijau, Biru-Ungu, Merah-
Ungu, Merah-Jingga
Teori Brewster pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini menyederhanakan
warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier,
dan warna netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran
warna brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer,
triad, dan tetrad
a) Warna primer: Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-
warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan
kuning.
b) Warna sekunder: Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi
1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau
adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.
Rumus yang diperoleh dari Teori Brewster tersebut oleh Herbert Ives disempurnakan
menjadi skema lingkaran warna. Sampai sekarang skema/diagram lingkaran warna banyak
digunakan oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia seni rupa.
1) Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk
sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
2) Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesulitan dsb.
3) Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau
kehidupan spesifik.
4) Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan
vital (hidup).
5) Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal
atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu,
bersemangat riang gembira.
6) Kuning hijau, hampir sama dengan kuning, namun warna ini terkesan lebih sejuk
dan tenang.
7) Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat
yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan.
8) Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan
dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.