Anda di halaman 1dari 27

I

P ENGGOLONGAN S ENI

Kompetensi Dasar
Dalam materi ini mahasiwa dapat mengerti arti dan konsep seni, dan dapat pula menjelaskan
penggolongan seni, bentuk dan sifat-sifat seni. Dapat menjelaskan klasifikasi dan kegunaan seni
pada setiap bidang, setelah itu mahasiswa diharapkan menerapkan dengan mencari atau membuat
sebuah karya seni dari kehidupan sehari-hari dan berkaitan dengan penggolongan seni.

A. Pendahuluan
Seni di Barat pada masa lalu berubah sejak dua tiga abad yang lampau, dimana hal
tersebut selalu dikonotasikan dengan keindahan. Seni adalah realisasi dari usaha manusia untuk
menciptakan yang indah-indah itu. Maka dapat dikatakan seni merupakan kebutuhan manusia
yang terakhir, sesuatu yang diinginkan setelah kebutuhan-kebutuhan lain seperti kebutuhan akan
makan dan minum, perumahan dan sejenisnya terpenuhi. Orang tidak akan mati atau menderita
bila tidak menghasilkan atau memanfaatkan seni, tetapi kalau ada kesempatan mereka akan
membuat dan mencarinya, walaupun nama atau bentuk seni tersebut berlainan.
Seperti pada masa prasejarah lukisan seekor babi di dinding sebuah gua bukanlah
merupakan lukisan semata untuk menghasilkan keindahan namun hal tersebut merupakan sebuah
pengharapan agar bila mereka berburu buruannya akan berhal seperti itu.
Maka seni tidak hanya diartikan sebuah keindahan, tetapi seni terlahir dari hati seseorang
yang melihat atau mendengar sebuah karya. Banyak yang berpandangan bahwa seni itu harus
indah dan bahwa keindahan adalah persyaratan bagi seni.

B. Pembahasan Materi Ajar


1. Pengertian Seni
Dalam Ensiklopedia Indonesia disebutkan bahwa yang disebut seni atau kesenian itu
meliputi penciptaan dari segala macam hal atau benda yang karena keindahan bentuknya
senang orang melihat atau mendengarnya. Dari rumusan ini dapat disebutkan bahwa seni itu
indah dan barang yang indah itu menyenangkan buat yang melihat atau yang mendengarnya.
Menurut Achdiat K. Mihardja dalam buku Seni dalam Pembinaan Kepribadian Nasional
bahwa seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksi realitet (kenyataan) dalam suatu
karya berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu
dalam alam rohani si penerimanya. Bagi Achdiat yang terpenting adalah bahwa seni
merupakan kegiatan rohani, bukan semata-mata oleh jasmani, sehingga apabila sebuah karya
seni lukis pemandangan, misalnya, yang dalam pelukisannya hanya dengan perantaraan mata

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 1


dan tangan saja tidak menyangkut kegiatan rohani si pelukisnya, maka karya tersebut baginya
belum dapat disebut sebagai karya seni.
Sementara menurut Thomas Munro, seorang filsuf dan teoris seni dalam Evolution in the
Arts, menyatakan bahwa baginya seni adalah alat buatan manusia yang dibuat untuk
menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. Efek tersebut
mencakup tanggapan-tanggapan hasil dari pengamatan, pengenalan, imajinasi, baik yang
rasional maupun emosional.
Adapun pengertian seni dari sumber lain adalah :
a) Suatu perasaan/ide yang timbul dari dalam jiwa seseorang terhadap suatu rangsangan
dari dalam maupun luar dirinya sebagai pengalaman estetik, yang diungkapkan
kedalam suatu bentuk dengan keterampilan dan teknik tertentu menggunakan media,
sehingga menimbulkan perasaan puas bagi dirinya maupun orang lain melalui
penginderaannya masing-masing.
b) Pengalaman estetik seseorang (seniman) yang diungkapkan kembali dalam suatu
bentuk sehingga menimbulkan pesona (rasa puas).
c) Pernyataan yang konkrit dari dalam batin penciptanya, dalam kesadaran hidup
bermasyarakat.
d) Penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa seseorang, dilahirkan dengan
perantaraan berbagai media (sarana, bahan dan alat dalam bidang seni), diwujudkan
dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera.
Maka karya seni merupakan hasil ciptaan manusia merupakan luapan perasaan dipadukan
dengan pengetahuan dan usaha sehingga lahir dalam bentuk yang konkret dan dapat
dirasakan oleh panca indra manusia, mempunyai rasa indah dan menggugah hati.

2. Penggolongan Seni
Dari beberapa pendapat mengenai seni di atas, dapat dirumuskan seni adalah:
a) Produk keindahan, atau sesuatu yang harus indah
b) Kehadirannya tidak dimaksudkan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan pokok
manusia
c) Merupakan kegiatan rohani dan jasmani
d) Merupakan kegiatan yang secara intensional menggiring publiknya untuk
memperoleh efek-efek psikologis tertentu
e) Merupakan ekspresi dan komunikasi emosi
f) Kehadirannya mesti didampingi oleh keteraturannya atau keteraturannya adalah syarat
bagi seni, di samping keindahan yang tersebut di depan.

Dari beberapa pengertian dan perumusan mengenai seni, maka di bawah ini terbagi menjadi
beberapa penggolongan seni menurut sifat-sifat seni, yaitu sebagai berikut:

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 2


a. Seni suara yaitu semua hasil karya seni yang dalam proses penciptaannya
menggunakan media suara atau bunyi. Suara atau bunyi bisa bersumber dari manusia
berbentuk vokal atau bersumber pada alat berbentuk instrumental. Seni suara lebih
dikenal istilah seni musik yang terdiri dari seni musik vokal serta musik instrumental
yang dapat dinikmati dengan indera pendengaran.
b. rupa yaitu semua hasil karya seni yang dalam proses penciptaannya menggunakan
media bentuk/materi dan rupa ( shape and form ), hasil karya seni rupa dapat
diamati/dinikmati dengan indera penglihatan/mata serta perabaan/tangan.
c. Seni tari yaitu semua hasil karya seni yang dalam proses penciptaannya
menggunakan media gerak manusia. Seni gerak dalam penampilannya sering diiringi
oleh seni musik untuk memperjelas irama gerak, oleh karena itu seni tari bersifat
audio visual.
d. Seni sastra adalah seni yang bersifat audio dan visual. Karya seni sastra dapat
berbentuk sastra lisan (audio) dan sastra tulisan (visual). Sastra lisan menggunakan
media suara dan sastra tulisan menggunakan media tulisan/kata-kata.

Adapun sifat-sifat seni menurut panca indera, adalah:


1. Audio adalah semua hasil karya seni yang dapat diamati/dinikmati melalui panca indera
pendengaran/telinga.
2. Visual adalah semua hasil karya seni yang dapat diamati/dinikmati melalui panca indera
penglihatan/mata.
3. Audio Visual adalah semua hasil karya seni yang dapat diamati/dinikmati melalui panca
indera pendengaran dan penglihatan (telinga dan mata).
3. Bentuk dan Sifat-sifat Seni
Seni memiliki dua aspek yang sangat berbeda. Di satu siis seni bersifat tradisional,
mengacu pada apa yang sudah ada, sementara di sisi lain seni merindukan kraasi dan inovasi,
selalu mengejar apa-apa yang belum ada. Seni yang pertama disebut seni teradisi dan seni
yang kedua adalah seni modern. Seni tradisi adalah seni yang stereotip, taat azas, memegang
teguh pakem atau ketentuan yang ada sehingga kreativitas hampir-hampir tidak diperlukan,
sementara seni modern adalah seni yang haus akan perubahan, yang amat menghargai kreasi
dan inovasi. Seni modern merupakan jenis seni yang benar-benar berbeda secara diametral
dengan seni tradisi. Seni modern tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, juga oleh ikatan tradisi
(the spirit of the race) atau ikatan jaman (the spirit of the age).
Logika secara umum menyatakan bahwa seni tradisi adalah seni masa lalu dan seni
modern adalah seni masa kini, tetapi paling tidak di Indonesia, kini dua-duanya ada dalam
perkembangan yang sama dan sementara itu masih ditambah pula dengan perkembangan seni
yang paling akhir yaitu seni kontemporer.
Sesuai dengan definisi kebudayaan yang menyatakan bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia, maka seni bisa berujud ’ide’
atau ’gagasan’, ’pengalaman’ atau ’tindakan’ dan ’hasil karya’ manusia atau ’artefak’. Seni

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 3


bisa berbentuk ide, wawasan atau konsep yang ada dalam kalbu atau visualisasinya dalam
wujud perhitungan atau perencanaan, bisa berbentuk pengalaman atau tindakan sesaat, dan
tentu saja bisa pula berbentuk hasil karya manusia.
Sebagaimana diketahui, bentuk seni ada bermacam-macam, seni rupa, seni tari, seni
musik, seni teater dan masih banyak lagi, namun walaupun satu sama lain berbeda wujudnya,
tetapi yang berbeda-beda itu dikenai hukum-hukun yang sama, yaitu hukum-hukum proporsi,
komposisi, dan keseimbangan. Namun cara penerapan hukum-hukumnya berbeda-beda
karena unsur-unsur yang dipadukan juga berbeda, tetapi hakekatnya sama. Proporsi, misalnya
adalah hubungan matematik antara bagian satu dengan bagian-bagian lain dan antara bagian-
bagian tersebut dengan keseluruhan.
Berikut tabel penggolongan seni:
No Media Seni Pelaku
1. Kata-kata Sastra Sastarawan
2. Suara Suara Komponis
3. Gerak Tari Koreografer
4. Materi Rupa Pelukis/desainer
5. Kata, suara, gerak, materi Drama Dramawan

Tabel 1. Penggolongan Seni.

4. Klasifikasi dan Kegunaan Seni


Dalam abad XVIII muncul sebuah istilah Inggris Fine Arts yang artinya ada pemisahan
dari pengertian seni yang secra umum semula sama itu menjadi seni murni estetik dan seni
yang dimanfaatkan untuk kepentingan lain dan disebut ’seni yang bermartabat tinggi’ dan
’seni yang rendah hati’ yang mau mengabdi untuk kepentingan lain.
Adapun klasifikasi seni yang paling sederhana menjadi dua atas dasar indera yang
bersangkut, yaitu seni visual yang menyangkut indera penglihatan dan auditif, yang
berurusan dengan indera pendengaran kedua-duanya bisa diterapkan pada medium, proses
pembuatan, dan produknya
(POHON SENI)

Gambar 5. Pohon Seni (Sumber: Sudarso: 2006, 92)

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 4


a. Seni Rupa
Seni rupa terbagi menjadi dua bagian yaitu (1) seni rupa dua dimensi seperti gambar,
lukisan, seni grafis, fotografi, mosaik, intarsia, tenun, sulam dan kolase, dan (2) seni rupa
tiga dimensi seperti patung, bangunan, monumen, keramik dan sebagainya. Keduanya
bisa dipecah berdasar atas medium, teknik atau proses, dan benda produknya
b. Seni Suara
Seni suara berdasarkan atas medium atau instrumen yang dipergunakannya terbagi
menjadi (1) vokalia (solo, kor, dengan atau tanpa iringan instrumen), (2) instrumentalia
(solo, piano, biola, klarinet, drum, dengan atau tanpa iringan instrumen lembut, kelompok
kecil, kelompok sedang, orkestra penuh, seni gamelan seperti siteran, cokekan, gadhon,
dan gamelan jangkep).
Seni suara berdasarkan fungsi atau kegunaan seni musik dibagi dalam (1) musik
untuk partisipasi aktif (ritual keagamaan, olah raga, musik pengiring tari atau untuk
psikoterapi), (2) musik konser untuk didengar atau persepsi estetik (suita, sonata, simfoni
dan orkestra penuh lainnya), (3) musik sebagai komponen dalam kombinasi dengan
berjenis-jenis seni, misalnya opera, ballet, film dan sebagainya.
c. Seni Pertunjukan atau Seni Rupa-Rungu
Beberapa jenis seni yang tergolong dalam seni pertunjukan adalah seni tari (tari
rakyat, klasik, modern), pantomim, opera, teater, sendratari, seni pewayangan atau
pedalangan, film, televisi dan video.
d. Seni Sastra.
Menurut bentuknya seni sastra dibagi menjadi: (1) prosa, (2) puisi, dan (3) prosa lirik.
Prosa berbentuk seperti bahasa sehari-hari, artinya, tidak bersajak, tidak ada matra atau
irama, tidak ada pembagian baris, atau ketentuan-ketentuan bentuk lainnya, hanya dalam
pelaksanaannya dibagi dalam alinea dan umumnya secara emosional kurang intens. Puisi
terbagi menjadi bermacam-macam bentuk seperti pantun, syair, gurindam, distikhon,
kuatrinm sekstetm stanzam soneta, dan sajak bebas. Prosa berirama atau prosa lirik adalah
bentuk antara prosa dan puisi,d dimana tidak memerlukan formalitas bentuk tertentu
namun ada regularitas dalam bentuk kata-kata yang kaya akan permainan bunyi dan
konsentrasi tamil, emosi, atau lainnya. Di Indonesia jenis sastra seperti ini banyak
terdapat di daerah Minangkabau yang disana disebut ‘kaba’, misalnya cerita ‘Sabai nan
Aluih’.
Menurut fungsi dan modus komposisi, seni sastra terbagi atas (a) sastra narasi (narasi
epik, baladewa, novel, novelet, cerita pendek), (b) sastra dramatik (tragedim komedi,
campuran), dan (c) sastra lirik yang bisa dibaca tersendiri atau digabungkan dengan
musik atau nyanyian (lirik lagu, syair pujian, parikan pedesaan).

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 5


II
D ESAIN

Kompetensi Dasar
Dalam materi ini mahasiwa dapat mengerti arti dan konsep desain, dan dapat pula
menjelaskan penggolongan desain. Dapat menjelaskan syarat desain yang baik dan membedakan
desain struktur dengan desain dekoratif, setelah itu mahasiswa diharapkan menerapkan dengan
mencari atau membuat sebuah contoh dari kehidupan sehari-hari dan berkaitan dengan
penggolongan desain.

A. Pendahuluan
Desain merupakan salah satu bidang yang sama berkembangnya dengan bidang-bidang
lainnya. Pada hakekatnya desain memiliki arti yang sama seperti halnya dengan membuat sesuatu
yang hasilnya konkret maupun abstrak. Sudut pandang desain pun dapat dilihat dari berbagai
aspek, baik sosial, ekonomi, aturan, etika dan estetika. Pada hal ini desain berkaitan dengan
busana (fashion), desain kecantikan atau riasan wajah dan badan serta desain dalam menata
sebuah makanan dan minuman dalam sebuah display maupun meja, ketiga bidang tersebut juga
menekankan dalam hal teori dan praktek. Desain dituntut akan kreativitas, inovasi bahkan
membuat sesuatu yang baru, kepekaan dengan lingkungan dan kenyamanan manusia pun
termasuk perhitungan dalam desain.
Pengkajian desain busana, kecantikan dan makanan dimulai diri seseorang, sampai
lingkungan tempat kita berada. Seperti halnya dalam pengertian busana adalah semua yang kita
pakai mulai dari kepala sampai ujung kaki dengan memperhatikan etika dan estetika, kecantikan
yang dilihat dari penampilan wajah, kepala dan badan, serta makanan dari penampilan luar
seperti warna, tekstur dan rasa dari makanan atau minuman.

B. Pembahasan Materi Ajar


1. Pengertian Desain
Desain dapat dilihat dari berbagai sudut, seperti dari sains, seni dan teknologi.
Kesemuanya itu saling terkait dan tidak dapat dipisahkan karena masing-masing elemen
memiliki kelebihan dan kekurangan, dan dimana elemen tersebut pun saling membutuhkan.
Desain memiliki beberapa bidang kajian yang diantaranya adalah interior, arsitektur, industri,
visual komunikasi, produk, fashion, dank raft atau kriya bahkan engineering pun masuk ke
dalam kajian desain.

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 6


a. Sudut pandang desain memiliki arti yang luas dengan pengertian yang berbeda.
Beberapa pendapat dari pakar desain di Indonesia, Desain menurut : Prof Widagdo,
desain adalah pada dasarnya sama, dan beliau mengungkapkan dalam bagan.

Filsafat Design
Program

Komunikasi, Desain
Fisika dan Manajemen
Statistika Estetik Ekonomi
a
Interior

Pelaksanaan

Bagan 1. Bagan Desain

Dalam bagan ini desain dibuat dengan memperhatikan elemen-elemen disampingnya


dan yang paling utama adalah estetika atau keindahan, desain merupakan salah satu
yang menghasilkan objek atau karya yang nantinya tidak hanya dinikmati secara
visual tetapi secara fisik, dimana aspek-aspek kemanusiaan pun perlu diperhatikan.
1) Pendapat Dr. Imam Buchori hakikat nilai sebuah desain adalah mengamati
manusia, lingkungan, dan bidang ilmu lainnya. Karena desainer tidak akan dapat
menghasilkan karya yang maksimal jika hanya dikerjakan sendiri tanpa bantuan
dan kerjasama dengan bidang ilmu lain. Kemudian faktor utama yang perlu
diperhatikan dalam mendesain adalah humaniora atau aspek kemanusiaan,
lingkungan barulah estetik.
2) Begitu pula yang diungkapkan pula oleh Dr. Dudy Wiyancoko, desain adalah
upaya kreatif dalam perencanaan dan pembuatan sesuatu yang memiliki kegunaan,
dengan mengutamakan prinsip kenyamanan dan pencapaian sesuatu kepentingan
tertentu. Dimana dalam hal ini Beliau juga melibatkan ergonomi dalam mendesain
3) Menurut Drs. Yasraf AP, M.Art desain terkait dengan modern, postmodern
sampai ke gaya hidup dimana hal ini berangkat dari manusia dan lingkungan di
sekitarnya.
Desain berawal dari bahasa inggris design dan melengkapi kata
‘rancang/rancangan/merancang’. Adapula kalangan insinyur yang menggunakan istilah
rancangbangun, sebagai pengganti istilah desain. Namun dikalangan keilmuan seni rupa,
istilah ‘desain’ tetap secara konsisten dan formal dipergunakan. Istilah desain ditindaklanjuti

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 7


dengan dibakukan sebagai nama program studi di perguruan tinggi (FSRD), nama cabang
ilmu, nama organisasi profesi serta istilah-istilah lainnya.
Hampir tiga dekade istilah ‘desain’ masuk dalam kosa kata bahasa Indonesia dan lebih
mantap dibanding istilah ‘rancangan’ yang mengandung pengertian umum.
Pada awalnya istilah desain memiliki pengertian yang beragam, seperti ‘Arch’, ’Techne’,
’Kunst’, ’Kabinangkitan’, ’Anggitan’, dsb. Di awal perkembangannya, istilah ‘desain’ masih
berbaur dengan ‘seni’ dan ‘kriya’. Hingga tahun 1970 istilah tersebut masih terdapat
‘kebauran’ antara istilah ‘desain’, ‘seni terapan’, dan ‘kerajinan’.
Secara etimologis kata ‘desain’ berasal dari kata designo (Itali) yang artinya gambar
(Jervis, 1984). Mengandung makna ‘craft’ (ketrampilan adiluhung) sejak dipergunakan
sebagai nama sekolah School of design pada tahun 1836. Atas jasa Ruskin dan Morris, kata
‘desain’ diberi bobot sebagai seni berketrampilan tinggi (art and craft). Hal ini semakin
berkembang pada masa Revolusi Industri dan beberapa decade sesudahnya kegiatan desain
dikenal sebagai Industrial Art.
Dalam dunia seni rupa Indonesia, kata desain kerap dipadankan dengan kata benda dan
kata kerja. Kata benda contohnya: rancangan, sketsa ide, ornamen, tata warna, ukuran, motif,
dsb. Sedangkan sebagai kata kerja contohnya: menyusun, mencipta, mengkhayal, merenung,
menggambar, meniru gambar, dsb.
Adapun perkembangan istilah desain juga mengalami perluasan. Hampir setiap bidang
keilmuan menggunakan istilah tersebut, bahkan dalam dunia teknologi dan rekayasa.
Sebaliknya bagi para masyarakat awam, desain lebih sering diartikan sebagai mode atau
fashion.
Pada tahun 50-an istilah tersebut makin meluas dan mengalami ‘pemaknaan baru’, dan
istilah ‘rancangan’ jarang dipergunakan tetapi ‘desain’ lebih popular seperti desain produk,
desain interior, dan desain komunikasi visual.
Dalam definisi secara harfiah desain juga dapat diartikan, sebagai berikut:
a. Bahasa inggris design dan melengkapi kata ‘rancang/rancangan/merancang
b. Kata benda: rancangan, sketsa ide, ornamen, tata warna, ukuran, motif, dan sebagainya.
c. Kata kerja contohnya: menyusun, mencipta, mengkhayal, merenung, menggambar,
meniru gambar, dan sebagainya.
d. Desain dapat diartikan pula untuk sebuah Craft (art and craft) yaitu karya atau
keterampilan yang tinggi nilainya
Adapun upaya kreatif untuk mencapai sebuah karya yang sempurna, maka sebuah desain
perlu memiliki beberapa hal di bawah ini:
1. Upaya perencanaan.
2. Pembuatan sesuatu yang memiliki kegunaan.
3. Dengan mengutamakan prinsip kenyamanan
4. Pencapaian sesuatu kepentingan tertentu, dengan memperhatikan: lingkungan, etika,
estetika.
5. Untuk mewujudkan hal tersebut desain juga bekerja sama dengan bidang ilmu lain.

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 8


2. Penggolongan Desain
Desain dapat terbagi menjadi dua golongan, yaitu:
a. Desain Struktural:
Adalah pola rancangan yang memperhitungkan segi-segi bentuk, fungsional dan sisi
ergonomik (mengacu kepada kegunaan benda, struktur bentuk dan konstruksinya, skala
ruang, bahan & keawetannya serta segi-segi ergonomik, baik fisik mencakup antropometri
yaitu postur & ukuran tubuh manusia, maupun non fisik mencakup persepsi seseorang
terhadap karya seni).
b. Desain Dekoratif (Hiasan):
Adalah pola rancangan yang memperhitunkan segi-segi keindahan (daya tarik) dan
penampilan benda, dengan tujuan untuk mempertinggi mutu desain struktur.
Desain yang baik adalah desain yang berhasil menampilkan desain struktur dan desain
dekoratif secara terpadu dan serasi.

Desain dapat dikatakan pula sebuah bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran, desain juga
harus memiliki daya cipta/kreasi, daya pakai/fungsi, dan daya jual.
1) Daya Kreasi : Kreatif, mengandung unsur-unsur keindahan dan dapat
menggugah hati.
2) Daya Pakai : Enak dipakai, mudah dipakai dan wajar dipakai.
3) Daya Fungsi : Kemampuan desain dalam mencapai maksud dan tujuan.
4) Daya Jual : Memiliki daya jual yang tinggi sesuai dengan target
konsumennya.

3. Syarat Desain Struktur dan Dekoratif


a) Syarat Desain Struktur :
1) Dapat dipakai sesuai dengan tujuan
2) Bahan sesuai dengan tujuan
3) Indah
4) Baik perbandingannya
5) Bentuk sederhana

b) Syarat Desain Dekoratif :


1) Dapat meningkatkan desain struktur
2) Bahan sesuai dengan desain struktur
3) Ukuran sesuai desain struktur
4) Bentuk indah menarik
5) Memperhatikan fungsi dari desain struktur

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 9


Macam-macam pola dalam desain dekoratif:
a. Pola pinggiran terdiri dari:
1) Pola berserak adalah penempatan motif pada seluruh permukaan benda dengan
prinsip perulangan dan irama, yang memiliki jarak, bentuk dan ukuran yang sama
dan dapat diatur satu arah, dua arah maupun segala arah.
2) Pola berdiri adalah penempatan motif pinggiran benda dengan prinsip simetris,
dimana bagian bawah lebih berat dari pada bagian atas.
3) Pola bergantung adalah penempatan motif pada pinggiran benda dengan prinsip
simetris, dimana bagian atas lebih lebih berat dari pada bagian bawah.
4) Pola beranting adalah motif pada tepi atau seluruh permukaan benda dengan
prinsip perulangan, dimana motif yang satu dengan yang lainya berhubungan.
5) Pola berjalan adalah penempatan motif pada tepi benda dengan prinsip asimetris
dan perulangan, dimana motif terlihat lebih condong kedepan sehingga terliahat
berjalan.
6) Pola menurun adalah pola yang disusun pada garis tegak lurus dimana motif
merambat turun pada garis tersebut.
7) Pola memanjat adalah motif yang disusun pada garis tegak lurus dimana motif
memanjat naik pada garis tersebut.

b. Pola sudut adalah penempatan motif pada sudut benda dengan tujuan menghidupkan
sudut benda tersebut.
c. Pola memusat adalah penempatan motif pada permukaan benda yang mengarah ke
ruangan.
d. Pola memancar adalah penempatan motif pada permukaan benda yang bertolak dari
focus danmengarah keluar.
e. Pola bidang beraturan adah penempatan motif pada bidang geometris.

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 10


III
U D NSUR ESAIN

Kompetensi Dasar
Dalam materi ini mahasiwa dapat mengerti arti dan konsep unsur desain, macam-macam
unsur desain serta unsur tekstur dan warna sehinnga mahasiswa diharapkan dapat menerapkan
dengan mencari atau membuat sebuah contoh dari kehidupan sehari-hari dan berkaitan dengan
penggolongan desain.

A. Pendahuluan
Sejalan dengan perkembangn waktu dunia mode juga ikut berkembang, sejalan dengan
hal tersebut perlu diketahui pengetahuan-pengetahuan mendasar dalam mendesain yang baik
agar desain mode yang di hasilkan tidak hanya mempunyai nilai jual melainkan nilai estetika
yang tinggi seperti pengetahuan mengenai unsur desain.
Unsur desain merupakan komponen dasar penyusun suatu desain, setiap unsur
mempunyai fungsi dan artian yang berbeda beda. Materi unsur desain termasuk didalamnya
yakni ada garis, bentuk dan warna.

B. Pembahasan Materi Ajar


1. Pengertian Unsur Desain
Unsur merupakan komponen penyusun suatu benda sedangkan pengertian desain seperti
yang diungkapkan oleh Dr. Dudy Wiyancoko, desain adalah upaya kreatif dalam perencanaan
dan pembuatan sesuatu yang memiliki kegunaan, dengan mengutamakan prinsip kenyamanan
dan pencapaian sesuatu kepentingan tertentu.

2. Macam-macam Unsur Desain


a) Unsur Desain Garis
Kata padanan ‘garis’ dalam bahasa Inggris yaitu line yang antara lain mencakup
pengertian: ‘A mark used to define a shape or represent a contour’ (The American Heritage
Dictionary of the English Language, Third Edition, 1992) yang jelas menunjukkan arti ‘garis’
sebagai tanda pembatas atau garis luar (outline) sebuah obyek. Rangkaian pengertian tentang
gambar dan kaitannya dengan garis tersebut di atas menunjukkan arti ‘gambar’ sebagai unsur
corak dalam pengertian batas dari obyek, mendampingi unsur corak lainnya yakni ‘warna’.
Artinya bahwa corak terdiri dari ‘gambar’ atau batas luar bentuk dan ‘warna’ sebagai unsur
yang berada dalam batas tersebut. Keduanya bersifat melekat, yakni bahwa corak berwarna
dibatasi oleh warna kandungannya dimana batas luar bersifat maya, sedangkan corak yang
tidak berwarna, dalam hal ini putih atau hitam dalam pengertian keduanya tidak merupakan
warna, dibatasi garis batas obyek yang berbentuk garis (outline).

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 11


Dalam teori, garis terdiri terdiri dari dimensi panjang saja, namun dalam konteks seni dan
desain, kita mengetahui bahwa garis bias memiliki ketebalan yang bervariasi juga. Garis
dibentuk dari adanya pergerakan, dan karena mata kita cenderung untuk mengikuti suatu
pergerakan ini, sebuah garis pada dasarnya memiliki potensi kesan bergerak. Garis memiliki
variasi yang tak terbatas. Garis yang memiliki karakter tertentu merupakan kekuatan garis
tersebut untuk memberi kesan. Garis merupakan bentuk pernyataan yang sangat sederhana,
yang dibuat dengan usaha yang sederhana, namun dapat mengakomodasi semua bentuk
perasaan dan mood. Garis sangat penting dalam desain karena garis dapat menggambarkan
suatu bentuk, dan dengan bentuk kita dapat mengenali suatu obyek (Pentak, 2002: 114).
Semua garis mempunyai arah. Tiga arah utama ialah mendatar (horizontal), tegak lurus
(vertikal), dan miring ke kiri atau ke kanan (diagonal). Tiap arah ini masing-masing
mempunyai pengaruh yang berlainan terhadap si pengamat. Menurut Sadjiman dalam buku
Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain ada beberapa raut garis yang menjadi dasar dalam membuat
sebuah desain. Raut adalah ciri khas suatu bentuk. Raut garis adalah ciri khas bentuk garis.
Raut garis secara garis besar hanya terdiri dari dua macam, yaitu garis lengkung dan garis
lurus (Sadjiman, 2005: 74). Tetapi secara rinci dapat dibedakan antara lain:
1. Susunan Garis dan Efeknya
a. Sifat Garis Lurus
Garis lurus mempunyai sifat kaku dan memberi kesan sesuatu kelihatan kokoh, sungguh-
sungguh, atau keras. Akan tetapi dengan adanya arah dapat mengubah sifat garis tersebut.
1) Garis lurus tegak memberi kesan keluhuran (vertikal), dan menghasilkan kesan
stabil, megah, kuat, tetapi statis dan kaku.
2) Garis lurus mendatar memberi perasaan tenang (horizontal), akan menghasilkan
kesan tenang, damai tetapi pasif.
3) Garis lurus miring merupakan kombinasi dari sifat lurus tegak dan sifat lurus
mendatar (diagonal). Garis miring mempunyai sifat lebih hidup (dinamis), tetapi
tampak tidak seimbang.

Horizontal Diagonal Vertikal

Gambar 6. Garis Lurus

b. Sifat Garis Lengkung

Garis lengkung memberi suasana luwes, kadang-kadang bersifat riang dan gembira,
ringan dinamik serta kuat.

Kubah Busur Lengkung Arah Bebas

Gambar 6. Garis Lengkung

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 12


c. Sifat Garis Majemuk
Garis majemuk merupakan gabungan dari garis lurus dengan garis lengkung. Memberi
kesan semangat, gairah, tetapi ada kesan bahaya dan mengerikan.

Garis lengkung berombak atau lengkung S memberi kesan indah, dinamis, luwes, lemah
gemulai.

Garis zig-zag Garis Lengkung S

Gambar 7. Garis Majemuk

David A. Lauer mengatakan dalam buku Design Basic bahwa garis aktual memiliki
perbedaan dalam berat, karakter, dan sebagainya. Dua jenis atau lebih garis memiliki peranan
yang penting dalam suatu komposisi gambar yaitu: Implied line dibuat dengan memposisikan
serangkaian titik sehingga mata cenderung menggabungkan mereka secara otomatis.
Contohnya: garis titik 2. Physic line bukan merupakan garis nyata, tidak bukan garis titik2,
meski begitu kita tetap merasakan keberadaan suatu garis, yang menghubungkan antara dua
benda.

2. Karakter Garis
Karakter garis merupakan bahasa rupa dari unsur garis. Bahasa garis ini sangat penting
dalam penciptaan karya seni atau desain untuk menciptakan karakter yang diinginkan. Bentuk
tugu misalnya dapat diterjemahkan ke dalam bentuk garis vertikal, bangunan rumah yang
mendatar dapat diterjemahkan ke dalam garis mendatar. Berikut ini beberapa karakter garis
tersebut.
a. Garis Horizontal
Garis horizontal atau garis mendatar air mengasosiasikan cakrawala laut mendatar, pohon
tumbang, orang tidur atau mati, dan lain-lain benda yang panjang dan mendatar, mengesankan
istirahat. Garis horizontal memberi karakter tenang (calm), damai, pasif, kaku. Melambangkan
ketenangan, kedamaian, kemantaban.
b. Garis Vertikal
Garis vertikal atau tegak ke atas mengasosiasikan benda-benda yang berdiri tegak lurus
seperti batang pohon, orang berdiri, tugu dan lain-lain, mengesankan keadaan tidak bergerak,
sesuatu yang melesat, menusuk langit mengesankan agung, jujur, tegas, cerah, cita-cita atau
pengharapan. Garis vertikal memberikan karakter keseimbangan (stability), megah, kuat, tetapi
statis, kaku. Melambangkan kestabilan, keseimbangan, kemegahan, kekuatan, kekokohan,
kejujuran, kemasyuran.

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 13


c. Garis Diagonal
Garis diagonal atau garis miring kekanan atau kekiri mengasosiasikan orang lari, kuda
meloncat, phon doyong dan lain-lain. Obyek yang mengesankan keadaan tidak seimbang dan
menimbulkan gerakan akan jatuh. Garis diagonal memberikan karakter gerakan (movement),
gerak lari atau meluncur, dinamik, tidak seimbang, gerak gesit, lincah, kenes, menggetarkan.
Melambangkan kedinamisan, kegesitan, kelincahan, kekenesan.
d. Garis Zig-zag
Garis zig-zag merupakan garis lurus patah-patah bersudut runcing yang dibuat dengan
gerakan naik turun secara cepat spontan merupakan gabungan dari garis-garis vertikal dan
diagonal memeberi kesan sugesti semangat dan gairah. Karenanya diasosiasikan sebagai petir
atau kilat, letusan, retak-retak tembok, dan semacamnya, sehingga mengesankan bahaya. Garis
zig-zag memberi karakter gairah (excited), semangat, bahaya, mengerikan. Karena dibuat
dengan tikungan-tikungan tajam dan mendadak maka mengesankan nervous, kalau irama
musik seperti Rolling Stone, rock, metal, dan semacamnya. Melambangkan gerak semangat,
kegairahan, bahaya.
e. Garis Lengkung
Garis lengkung, meliputi lengkung mengapung, lengkung kubah, lengkung busur,
memberi kualitas mengapung seperti pelampung mengesosiasikan gumpalan asap, buih sabun,
balon dan semacamnya. Mengesankan gaya mengapung (buoyancy), ringan dan dinamik.
Garis ini memberi karakter ringan, dinamis, kuat. Melambangkan kemegahan, kekuatan dan
kedinamikan.
f. Garis Lengkung S
Garis lengkung S atau garis lemah gemulai (grace) merupakan garis lengkung majemuk
atau lengkung ganda. Garis ini dibuat dengan gerakan melengkung ke atas bersambung
melengkung ke bawah atau melengkung ke kanan bersambung melengkung ke kiri, yang
merupakan gerakan indah sehingga garis ini sering disebut ”line of beauty”, merupakan garis
terindah dari semua bentuk garis, yang memberikan asosiasi gerakan ombak, padi atau rumput
tertiup angin, pohon terttiup angin, gerakan lincah bocah atau anak binatang, dan semacamnya.
Garis lengkung S memberi karakter indah, dinamis, luwes. Melambangkan keindahan,
kedinamisan dan keluwesan.
Sebuah garis dapat menggambarkan bentuk dari sebuah obyek. Area abu-abu dapat
diciptakan untuk menghasilkan area gelap dan terang (disebut value area) dan dapat
menghasilkan kesan tiga dimensi. Garis sebagai value sering digunakan dalam gambar-gambar
tradisional pada benda-benda peninggalan semacam selendang atau kain.

b) Unsur Desain Bentuk dan Ukuran


Bentuk merupakan suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur
atau garis bisa pula warna. bentuk adalah macam rupa atau wujud sesuatu, seperti bundar
elips, bulat segi empat dan lain sebagainya. Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa
bentuk merupakan wujud rupa sesuatu, biasa berupa segi empat, segi tiga, bundar, elip dan

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 14


lain sebagainya. Karena pada bentuk atau rupa mempunyai muatan kesan yang kasat mata.
Seperti yang diungkapkan Plato, bahwa rupa atau bentuk merupakan bahasa dunia yang
tidak dirintangi oleh perbedaan-perbedaan seperti terdapat dalam bahasa kata-kata. Namun
teori Plato tersebut tidaklah harus berlaku semestinya. Ada aspek lain yang mengakibatkan
bahasa bentuk tidak selalu efektif. Seperti penerapan bentuk-bentuk internasional dengan
target sasaran tradisional atau sebaliknya.
Sebagai contoh adalah bila kita merancang logo armada angkatan bersenjata republik
Tanzania misalnya, kurang lazim bila kita memilih bentuk keris atau mandau sebagai elemen
penunjang dalam logo tersebut, karena bentuk keris dan mandau kurang atau bahkan tidak
dikenal oleh rakyat.
Dari contoh diatas, kemudian muncul teori tentang frame of reference (kerangka
referensi) dan field of reference (lapangan pengalaman) yang menjelaskan bahwa
penerimaaan suatu bentuk pesan, dipengaruhi oleh beberapa aspek yakni panca indra, pikiran
serta ingatan.

Berikut beberapa contoh bentuk dan asosiasi yang ditimbulkannya berdasarkan buku
Handbook of Design & Devices tulisan Clarence P. Hornung.
1) Segitiga, merupakan lambang dari konsep Trinitas. Sebuah konsep religius yang
mendasarkan pada tiga unsur alam semesta, yaitu Tuhan, manusia dan alam. Selain itu
segitiga merupakan perwujudan dari konsep keluarga yakni ayah, ibu dan anak. Dalam
dunia metafisika segitiga merupakan lambing dari raga, pikiran dan jiwa. Sedangkan pada
kebudayaan Mesir, segitiga digunakan sebagai simbol feminitas dan dalam huruf
Hieroglyps segitiga menggambarkan bulan.
2) Yin Yang, merupakan bentuk yang termasuk dalam jenis Monad, yakni bentuk yang
terdiri dari figur geometris bulat yang terbagi oleh dua bentuk bersinggungan dengan
masing-masing titik pusat yang berhadapan. Di China bentuk seperti ini disebut Yin
Yang, di Jepang disebut Futatsu Tomoe sedangkan orang Korea menyebutnya Tah Gook.
Yin Yang merupakan gambaran dua prinsip alam, Yang melambangkan kecerahan
sedangkan Yin melambangkan kegelapan, Yang melambangkan nirwana sedangkan Yin
melambangkan dunia, Yang sebagai matahari sedangkan Yin sebagai bulan, Yang
memiliki posisi aktif, maskulin sedangkan Yin pasif, feminin. Kesemuaanya itu
melambangkan prinsip dasar kehidupan, yakni keseimbangan.
(1) Macam-macam bentuk
1. Bentuk berdasarkan dimensi
a) Bentuk 2 dimensi.merupakan bentuk yang hanya dapat dilihat dari satu sudut saja,
seperti foto, tulisan dibuku dan lain sebagainya.
b) Bentuk 3 dimensi, merupakan bentuk yang dapat dilihat dan diraba atau dipegang,
mempunyai panjang dan lebar, tekstur. Seperti bola, balok, sepatu dan lain sebagainya.

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 15


2. Bentuk berdasarkan cara membuat
a) Bentuk geometris, bentuk yang biasanya menggunkan bangun ruang sebagai bentuk
dasarnya, sebagai contoh kotak jahit yang bnetuk dasarnya adalah balok.
b) Bentuk bebas, bentuk yang tidak terikat oleh bentuk apapun, biasanya bentuk alam
seperti pepohonan, bunga dan lain sebagainya.
3. Bentuk berdasarkan ukuran
a) Besar
b) Sedang
c) Kecil
a. Komposisi Bentuk Hiasan
1) Komposisi bentuk bebas dengan warna asli
2) Bentuk bebas dengan warna asir
3) Bentuk bebas dengan warna khayal
b. Komposisi Bentuk Geometris dan Warna
Pada dasarnya menambah, mengurangi dan menambah-mengurangi adalah suatu
tehnik untuk mendapatkan ragam hias baru dengan cara menghapus atau menambahkan
bentuk baru pada suatu bentuk dasar sehingga menghasilkan suatu motif ragam hias
baru.
Bentuk yang biasa dipergunakan dalam tehnik ini adalah bentuk yang terdapat
dalam ilmu ukur. Seperti bentuk lingkaran, persegi, elips dan lain sebagainya.
1) Bentuk Geometris Metode Menambah
2) Bentuk Geometris Metode Mengurangi
3) Bentuk Geometris Metode Menambah dan Mengurangi

a) Unsur Desain Tekstur


1. Pengertian Tekstur
Tekstur adalah tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat
dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Pada prakteknya, tekstur sering
dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda, misalnya permukaan
karpet, baju, kulit kayu, dan lain sebagainya
Tekstur merupakan media atau bahan yang nyata kelihatan dari kain dari
apa busana itu dibuat. Misalnya ada tekstur kain yang kaku, lembut, halus, kasar,
tebal, tipis, tembus terang, mengkilap dan kusam. Secara singkat tekstur itu dapat
didefinisikan permukaan sesuatu yang kualitasnya dapat dilihat, bisa diraba, atau
dapat dirasakan dan bisa dimanipulasi.
Tekstur dari kain tergantung dari asal serat, struktur benang, struktur
tenunan, dan penyempurnaan tekstil. Perubahan dalam salah satu aspek akan
merubah tekstur dari kain tersebut.

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 16


Dalam pembuatan suatu desain busana tekstur berpengaruh pada model atau
style, dan pada bentuk badan. Misalnya model busana dengan kerut-kerut halus
dipilih bahan yang teksturnya agak lembut, melangsai (tidak kaku) dan tidak
tebal.
Tekstur bahan memiliki pengaruh terhadap pemakainya. Bahan sama
halnya dengan garis dan warna, dapat mempengaruhi ukuran dan bantuk.
Walaupun pemilihan garis-garis sudah sesuai untuk badan tertentu, efek yang
dikehendaki tidak akan tercapai oleh pemilihan bahan yang salah. Apakah bahan
itu memantulkan cahaya atau menyerap cahaya, kasar atau halus, kaku atau
lemas akan memberi pengaruh yang berbeda-beda pada bentuk badan.

2. Macam-macam Tekstur
a. Tekstur yang Mengkilap
Bahan yang mengkilap lebih banyak memantulkan cahaya sehingga
membuat si pemakai lebih kelihatan gemuk. Sebaliknya tekstur yang
lebih kusam dapat mengurangi ukuran suatu obyek. Bahan yang
mempunyai sifat campuran memantulkan dan menyerap cahaya
misalnya beledu. Bahan ini kadang-kadang memantulkan cahaya dan
menyerap cahaya. Beledu yang teksturnya tidak mengkilap tidak
mempengaruhi ukuran bentuk badan si pemakai.
b. Tekstur yang Kasar dan Halus
Bahan yang teksturnya kasar memberi tekanan si pemakaianya
kelihatan lebih gemuk, sebaliknya bahan yang lembut tidak
mempengaruhi ukuran asalkan tidak mengkilap.
c. Tekstur yang Kaku
Bahan yang teksturnya kaku dapat menyembunyikan atau menutupi
bentuk badan yang kaku ini tidak mengikuti bentuk badan, sebaliknya
menampakkan seseorang kelihatan gemuk.
d. Tekstur yang Lemas
Bahan dengan tekstur lemas bila diterapkan pada siluet H akan
memperlihatkan bentuk badan dengan jelas. Akan tetapi, bila bahan lemas
ini untuk model dengan kerut-kerut dapat memberi efek gemuk dan luwes.
e. Tekstur yang Tembus Terang
Walaupun bahan tembus terang ini sering dibuat kerut-kerut atau lipit-lipit,
tetapi tidak dapat menutupi kekurangan-kekurangan pada bentuk badan.
Bahan tembus terang ini untuk orang yang berbadan gemuk ataupun kurus
karena bahan ini akan memperlihatkan garis-garis bentuk badan dengan
jelas.

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 17


b) Unsur Desain Warna
Mengapa suatu benda dapat dikenali dengan berbagai warna seperti merah, kuning
,hijau dan lainya, itu semua dikarenakan mata kita menangkap cahaya yang
dipantulkan dari permukaan benda tersebut,namun apabila kita amati secara teliti,
warna benda-benda tersebut tidak mutlak, melainkan setiap warna akan dipengaruhi
oleh lingkungannya. Misalnya warna hijau akan mempunyai intensitas berbeda
apabila diklilingi warna merah akan berbeda apabila dikelilingi warna ungu. Warna
putih akan semakin putih apabila didekatnya ada warna gelap, sehingga dapat
dimengerti bahwa warna merupakan kesan yang ditimbulkan cahaya pada mata
(Soegeng TM.ed., 1987:77).
Dua unsur yang penting mengamati/menikmati warna secara sempurna
adalah cahaya dan mata. Cahaya adalah sumber warna dan mata adalah media
untuk menangkap warna dari sumbernya.
Warna merupakan fenomena alam yang dapat diteliti dan dikembangkan.
Warna menurut ilmu metafisika adalah sifat cahaya yang bergantung dari
panjang gelombang yang dipantulkan benda tersebut. Warna bersumber dari
cahaya yang secara ilmiah bisa diukur, didentifikasikan dan dipastikan. Cahaya
terdiri dari seberkas sinar yang memiliki panjang gelombang yang berbeda-
beda serta memiliki getaran yang frekuensinya berbeda-beda. Benda yang
memantulkan semua panjang gelombang terlihat putih, benda yang sama sekali tidak
memantulkan terlihat hitam. Dispersi terjadi apabila sinar matahari melalui prisma
kaca yang berbentuk spektrum dan kecepatan menjalarnya tergantung pada panjang
gelombangnya. Warna utama dari cahaya atau spektrum adalah biru, kuning
dan merah dengan kombinasi-kombinasi yang dapat membentuk segala warna.

Pendapat para ahli :


Isac Newton berpendapat bahwa semua warna tergabung dalam cahaya putih, cahaya
putih merupakan ikatan sinar-sinar atom yang dapat yang dapat diukur dan dilihat
melalui prima gelas, ia menemukan 7 warna pelangi yang disebut spektrum warna
yang terdiri dari atom-atom merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila/indigo dan ungu.
Doktrin ”Merah, Kuning dan Biru”, terkenal sebagai teori Brewster, tahun 1831
David Brewster, menemukan bahwa ada 3 spektrum warna yang mempunyai panjang
gelombang yang sama, yaitu sinar merah, Kuning dan Biru.
Warna menurut ilmu bahan (kimia) adalah sembarang zat tertentu yang
memberikan warna (pigmen). Pigmen memberikan warna pada makanan, tekstil
dan juga pada barang produksi (cat, plastik, kertas dll). Pigmen sebagai warna buatan
adalah imitasi dari warna-warna yang tersebar dialam semesta, pigmen dapat
berbentuk cairan, pasta atau bubuk yang bisa larut dalam cairan zat pelarut (air atau
minyak).

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 18


Penggolongan pigmen berdasarkan bahan pembuatnya adalah :
1) Pigmen yang terbuat dari bahan alami (pigmen alami/organik)
2) Pigmen yang dibuat dari bahan yang berasal dari bahan mentah atau tambang yang
diproses secara kimiawi (pigmen buatan/an organik/artifisial).

Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang


warna sebagai berikut: Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya
dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan
penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan
bermacam-macam benda.
Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat
dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang,
mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang
pada suatu benda. Berikut disajikan potensi karakter warna yang mampu
memberikan kesan pada seseorang sebagai berikut
a) Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi
lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
b) Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesulitan, dan
sebagainya.
c) Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat
atau kehidupan spesifik.
d) Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa),
aktif dan vital (hidup).
e) Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-
hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu.
f) Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte),
sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan.
g) Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan
ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.

Warna mempunyai peran yang penting dalam kehidupan manusia, warna


dapat diartikan sebagai berikut:
a) warna yaitu warna yang sekedar sebagai pertanda suatu benda atau barang, hanya
untuk membedakan ciri suatu benda dengan benda yang lain.
b) Warna sebagai representasi alam, kehadiran warna merupakan penggambaran objek
secara nyata atau penggambaran dari suatu bentuk alam sesuai dengan apa yang
dilihatnya dan tidak mengandung maksud apa-apa. Contoh nyata yakni pohon
berwarna hijau sedangkan warna hitam pada batu.
c) Warna sebagai lambang, simbol atau pertanda, kehadiran warna disini untuk
memberikan tanda-tanda tertentu yang sudah merupakan satu kebiasaan atau pola

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 19


umum. Seperti warna merah, kuning dan hijau yang digunakan sebagai lampu jalanan,
sepert merah yang menandakan berhenti, kuning hati-hati dan hijau boleh jalan.

DIMENSI WARNA
Sistem Munsel pada dimensi kualitas warna mendapati warna tak hanya sekedar warna
yakni; Hue,Value, dan Intensitas.

1. Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti
merah, biru, hijau, dan lain sebagainya. Perbedaan antar warna hijau dan biru hanyalah
hue, begitu pula bila hijau berubah menjadi kebiru-biruan maka tidak lagi dapat lagi
disebut hijau. Albert Munsel memilih lima hue, yang merupakan dasar yakni, merah,
kuning, hijau, biru dan ungu. Didalam lingkaran warna Munsel dibaca searah jarum jam,
misalnya antara merah dan kuning terdapat hue intermediet merah kuning (orange) dan
seterusnya, yang biasa disebut intermediet pertama.
2. Value secara teoritis hanya membicarakan mengenai kegelapan dan kecerahan
daripada warna. Value adalah dimensi gelap terang, value juga dapat disebut tone,
nada atau nuansa. Cahaya adalah segala-galanya dalam seni rupa, value juga dapat pula
disebut suatu gejala cahaya yang menyebabkan perbedaan warna suatu objek. Value
merupakan alat untuk mengukur derajat keterangan suatu warna yaitu seberapa terang
atau gelapnya suatu warna jika dibandingkan dengan skala value atau tingkatan value.
Ada banyak tingkatan dari cerah/terang , kegelapan mulai dari putih hingga ke hitam pada
skala value terlihat sembilan tingkatan gelap ke terang. Tingkatan ke 1, 2, 3, adalah
value gelap yang disebut shade, sedang 4, 5, 6, value sedang yang disebut tone serta 7,
8 ,9 adalah value terang atau tint. Value 1 adalah hitam yang kita lihat sehari-hari
sedang value 0 merupakan hitam ideal, sempurna atau total. Sedangkan value 9 adalah
putih, putih yang ideal bukanlah warna putih yang kita lihat pada bahan melainkan putih
yang terdapat pada sumber chaya. Value 5 adalah abu-abuaan atau value tengah-tengah,
jadi dapat digambarkan value 9 keteranganya 100%, value 5 keteranganya 50%
sedangkan value 0 keteranganya 0%. Menurut Munsel ada 11 tingkatan value netral,
termasuk putih dan hitam yang secara teoritis bukan warna.

Kegunaan value antara lain:


a) Untuk mengubah cahaya yang mengenai objek atau benda kedalam bentuk tiga dimensi
semu atau menciptakan sifat keruangan, misalnya value terang untuk daerah yang terkena
cahaya, value sedang untuk cahaya normal dan value gelap untuk bagian yang tidak
terkena cahaya.
b) Untuk mencipatakan atau menilai karya seni, misalnya value terang karakternya; positif,
meriah, ringan. Value normal karakternya jujur, murni, terbuka. Value gelap karakternya
berat, dalam , menakutkan.

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 20


IV
P ENGGOLONGAN W ARNA

Kompetensi Dasar
Dalam materi ini mahasiwa dapat mengerti arti dan konsep penggolangan warna, dan
dapat pula menjelaskan penggolongan warna, setelah itu mahasiswa diharapkan memiliki
kemampuan menjelaskan teori warna, penggolongan warna serta sifat-sifat warna.

A. Pendahuluan
Dalam segala bidang seni warna sangat berperan, sama pentingnya dengan pemilihan
garis-garis dan tekstur (bahan). Pemilihan warna yang tepat dalam sebuah karya seni dan desain
dapat membuat sesuatu kelihatan lebih indah.
Bentuk/benda apa saja di alam ini tentu memiliki warna, manakala terdapat cahaya.
Tanpa cahaya warna tidak akan ada. Warna seperti halnya bunyi/suara, merupakan fenomena
getaran/gelombang cahaya. Warna merupakan getaran/gelombang yang diterima indera
penglihatan sedang bunyi merupakan getaran/gelombang yang diterima indera pendengaran.
Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang
dipancarkan, atau secara subyektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera
penglihatan. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang nampak oleh mata merupakan salah
satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang
elektromagnetik (Sadjiman, 2005: 10).
Kecakapan untuk berkreasi dalam penggunaan warna dapat dikembangkan, baik dalam
perbandingan maupun dalam pemilihan kombinasi warna yang harmoni dan serasi.

B. Pembahasan Materi Ajar


1. Pengertian Warna
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, warna ialah kesan yang diperoleh mata dari
cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya, corak rupa seperti, biru
dan hijau; kasta golongan: tingkatan (dalam masyarakat). (Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi III, 2002: 75).
Warna dalam kaitan visual mengandung arti sebenarnya yaitu: rona, corak atau kesan
yang diperoleh seperti hitam, hijau, merah, putih dan sebagainya yang kesan disebabkan
adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda tertentu (Sulasmi, 1989). Pengertian lain
warna adalah suatu konsep yang membantu dalam mengenali sifat-sifat sebagai objek dan
mendefinisikannya dengan tepat (www.harunyahya.com). Sedangkan menurut Fajar Sidik
dalam diktat mata kuliah Nirmana menuliskan warna menurut ilmu fisika adalah kesan yang
ditimbulkan oleh cahaya dan menurut ilmu bahan adalah berupa pigmen.

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 21


Ada dua unsur penting agar dapat menikmati warna yaitu cahaya dan mata. Cahaya
adalah sumber warna, sedangkan mata adalah media untuk menangkap warna dari sumbernya
(Sulasmi, 2002: 20). Cahaya adalah semacam radiasi yang bergerak dengan kecepatan yang
sangat tinggi. Cahaya bergerak melalui benda-benda yang tembus pandang seperti kaca atau
air, tetapi ia akan memantul bila terkena padat dan benda padat tersebut akan memancarkan
cahaya itu (Oxford Univercity, 1995: 23).

2. Dimensi Warna
Warna adalah sumber keduniawian yang memberikan keragaman dan rasa keindahan.
Perasaan seseorang terhadap warna umumnya merupakan proses perasaan dan dirasakan oleh
hampir setiap orang. Namun kesan yang ditimbulkan suatu warna atau paduan/kombinasi
warna dapat saja berbeda antara satu orang dengan yang lain. Jadi suatu kombinasi warna yang
menurut si A cantik, menurut si B mungkin kurang cantik. Untuk itu anda perlu mempelajari
pengetahuan warna, agar mampu menghasilkan suatu karya yang indah.
Setiap warna mempunyai tiga sifat yang disebut dimensi atau ruang warna. Tiga dimensi
warna tersebut adalah yaitu Hue, Value dan Intensitas. Hue adalah istilah yang digunakan
untuk menunjukkan keluarga warna atau nama warna. Keluarga warna terdiri dari warna panas
(Merah, Jingga, dan Kuning), dan warna dingin (Biru, Hijau, dan Ungu). Orang selalu
menghendaki warna baru. Karenanya selalu memberi nama baru untuk warna setiap musim.
Warna baru itu adalah hue yang sama dengan kombinasi yang berlainan. Value adalah istilah
yang digunakan untuk menunjukkan nilai gelap terangnya suatu warna, misalnya biru tua dan
biru muda. Intensitas adalah kuat atau lemahnya suatu warna, tentang kecerahan dan
kekusaman. Warna kusam termasuk warna tenang atau warna dingin. Warna cerah termasuk
warna keras.

3. Penggolongan Warna
Di awal peradaban manusia warna yang ada hanya terbatas pada warna-warna yang
bersumber dari alam, seperti daun, buah-buahan, darah binatang, tanah atau kapur. Kini ribuan
warna telah diciptakan dari berbagai bahan, baik bahan alami maupun kimiawi, melalui
berbagai proses.
Beberapa ahli mengemukakan teori tentang warna seperti Prang, A.H. Munsell, dan
Oswald. Teori warna ini perlu dipelajari agar dapat memadukan (mengkombinasikan) warna
dengan baik dan benar, sehingga menghasilkan karya yang indah. Anda tentunya pernah
melihat suatu karya busana, bordir yang tampak tidak menarik akibat pemilihan warna yang
kurang tepat.
Berikut ini anda akan mempelajari salah satu teori warna, yakni teori warna Prang. Teori
ini diambil karena umum digunakan di Indonesia dan relatif lebih mudah dipahami. Menurut
Prang, warna dapat dikelompokkan menjadi lima golongan, yaitu warna primer, sekunder,
penghubung/antara, tersier dan warna kuarter.

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 22


a. Warna Primer
Beratus-ratus warna yang terdapat di dunia ini dibuat berdasarkan tiga warna. Tiga warna
utama ialah merah, kuning dan biru. Ketiga warna ini disebut warna primer, perkataan primer
berarti pertama.
b. Warna Sekunder
Warna sekunder diperoleh dari percampuran dua warna primer. Jika kuning dan merah
dicampur dalam jumlah yang sama akan terjadi warna jingga. Kuning dan biru dalam jumlah
yang sama bila dicampur terjadi warna hijau. Merah dan biru dalam jumlah yang sama akan
menghasilkan warna ungu.

c. Warna Penghubung/antara
Bila warna primer dan sekunder yang berdekatan dicampur dalam jumlah sama akan
dihasilkan warna yang berbeda, dan disebut warna penghubung atau warna antara. Warna-
warna tersebut adalah kuning kehijauan (K-H), biru kehijauan (B-H), biru keunguan (B-U),
merah keunguan (M-U), merah kejinggaan (M-J) dan kuning kejinggaan (K-J). Lebih
jelasnya perhatikan tabel dan gambar dibawah ini.

d. Warna Tersier
Kelompok warna tersier adalah pencampuran dari warna sekunder dan warna sekunder
dalam jumlah yang sama, sehingga menghasilkan warna kecoklatan. Warna coklat yang
dihasilkan adalah coklat kemerahan, coklat kebiruan, coklat kekuningan. Misalnya warna
coklat kemerahan dihasilkan dari warna Jingga dan Ungu.

e. Warna Kuarter
Kelompok warna Kuarter adalah percampuran dari warna tersier dan warna tersier dalam
jumlah yang sama, sehingga menghasilkan warna kecoklatan. Warna coklat yang dihasilkan
adalah coklat keunguan, coklat kejinggaan, dan coklat kehijauan. Misalnya warna coklat
kejinggaan dihasilkan dari warna coklat merah dan coklat kuning.

Warna abu-abu, yang diperoleh dari pencampuran semua warna dengan perbandingan yang
sama.

2. Penggolongan Warna Menurut Ahli Warna


A. Penggolongan Warna Sistem Prang
Menurut Prang, warna dapat dikelompokkan menjadi lima golongan, yaitu warna
primer, sekunder, penghubung/ antara, tersier dan warna kuarter.
Keterangan :
 Warna primer :
Merah, Kuning, Biru
 Warna sekunder :
Jingga, Ungu, Hijau

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 23


 Warna tersier: CK,CM,CB
 Warna Kuarter :CJ,CH,CU

Gambar 35. Penggolongan warna Prang.

B. Lingkaran Warna Sistem Prang

Keterangan:
 Warna Primer :
Kuning, Merah, Biru
 Warna Sekunder :
Jingga, Hijau, Biru
 Warna Antara :
Kuning-Hijau, Biru-Hijau, Biru-Ungu, Merah-
Ungu, Merah-Jingga

Gambar 36. Lingkaran warna sistem Prang

C. Lingkaran Warna Sistem Oswald


Keterangan:
 Warna Primer :
Kuning, Merah, Biru
 Warna Sekunder :
Hijau, Ungu, Jingga
 Warna Tertier :
Coklat-Biru, Coklat-Merah, Coklat-Kuning

D. Lingkaran Warna Sistem Albert Munsel


Keterangan:
 Warna Primer :
Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Merah
 Warna Antara :
19 warna antara Kuning- Hijau
19 warna antara Hijau-Biru
19 warna antara Biru-Ungu
19 warna antara Ungu-Merah
19 warna antara Merah-Kuning

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 24


Pada tahun 1858, Munsell menyelidiki warna dengan standart warna untuk aspek fisik
dan psikis. Berbeda dengan Newton dan Brewster, Munsell mengatakan warna pokok terdiri dari
merah, kuning, hijau, biru dan ungu. Sementara warna sekunder terdiri dari warna jingga, hijau
muda, hijau tua, biru tua dan nila
Warna merupakan elemen penting dalam semua lingkup disiplin seni rupa, bahkan secara
umum warna merupakan bagian penting dari segala aspek kehidupan manusia. Hal tersebut dapat
kita lihat dari semua benda yang dipakai oleh manusia, semua peralatan, pakaian, bahkan alam
disekeliling kita merupakan benda yang berwarna. Karena begitu penting peranan warna bagi
manusia warna sering kali dipakai sebagai elemen estetis, sebagai representasi dari alam, warna
sebagai komunikasi, dan warna sebagai ekspresi.

E. Penggolongan Warna Sistem Denman Ross


Keterangan:
 Warna Primer :
Kuning, Hijau, Merah, Biru
 Warna Sekunder :
Tak terhingga
F. Lingkaran Warna Brewster
Keterangan:
 Warna primer :
Merah, Kuning, Biru
 Warna sekunder :
Jingga, Ungu, Hijau
 Warna Tertier :
K-H, B-H, M-U, M-J, K-J

Gambar 40. Lingkaran warna sistem Brewster.

Teori Brewster pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini menyederhanakan
warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier,
dan warna netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran
warna brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer,
triad, dan tetrad
a) Warna primer: Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-
warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan
kuning.
b) Warna sekunder: Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi
1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau
adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 25


c) Warna tersier: Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna
sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan
jingga.
d) Warna netral: Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi
1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam.
Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.

Rumus yang diperoleh dari Teori Brewster tersebut oleh Herbert Ives disempurnakan
menjadi skema lingkaran warna. Sampai sekarang skema/diagram lingkaran warna banyak
digunakan oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia seni rupa.

G. Lingkaran Warna Menurut Ahli Jiwa


Keterangan:
1. Warna Kuning: Riang gembira
2. Warna Kuning Hijau: Gembira, Berseri
3. Warna Hijau: Sejuk, Tenang
4. Warna Hijau Biru: Dingin, Pasif
5. Warna Biru: Mulia, Setia
6. Warna Ungu: Menekan, Depresi
7. Warna Merah: Semangat, Panas
8. Warna Jingga: Terbuka, Optimis

Pengertian warna dalam ilmu jiwa :

1) Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk
sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
2) Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesulitan dsb.
3) Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau
kehidupan spesifik.
4) Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan
vital (hidup).
5) Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal
atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu,
bersemangat riang gembira.
6) Kuning hijau, hampir sama dengan kuning, namun warna ini terkesan lebih sejuk
dan tenang.
7) Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat
yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan.
8) Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan
dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 26


9) Ungu, warna ini memilii watak menekan, depresi, melankolis, kebesaran, kejayaan
karena merupakan gabungan merah yang berani dan biru yang tenang para raja-
raja kuno menyukai warna ini pada zaman dahulu.
10) Jingga, melambangkan keterbukaan akan seuatu hal yang baru, seperti fajar yang
berwarnan jingga filosofinya sama, seperti permulaiaan dari gelap menuju terang.
Warna ini memberikan dorongan dan kehangatan.

Simbol-simbol warna universal


1. Violet for state-kemuliaan dan kebesaran
2. Indigo for science-ilmu pengetahuan
3. Blue for truth-kebenaran
4. Green for research-penelitian atau pengembangan
5. Yellow for creation-penciptaan
6. Orange for progress-kemajuan atau pertumbuhan
7. Red for poetry-puisi atau persajakan

Materi Perkuliahan Dasar Seni dan Desain 27

Anda mungkin juga menyukai