Anda di halaman 1dari 12

e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021.

Hal 137-148
ANALISIS DESAIN GAUN GALA BIOMIMIKRI KARYA IRIS VAN
HERPEN

Gafenda Dwi Banowati


S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Kecamatan Gayungan, Surabaya 60231
e-mail: gafendabanowati@mhs.unesa.ac.id

ABSTRAK— Biomimikri sebagai ilmu yang berperan dalam sebagainya. Rujukan [3] mengatakan bahwa desainer terus-
penemuan inovasi desain dari alam, telah banyak digunakan menerus menyerap ide di lingkungan sekitar untuk
desainer ternama. Untuk lebih memahami penerapan menemukan inspirasi yang diperlukan untuk menciptakan poin
biomimikri pada desain busana, maka perlu dilakukannya perbedaan yang baru. Penting adanya penelitian untuk dapat
analisis desain busana biomimikri desainer Iris Van Herpen. memberikan inspirasi pada citra, pola, tekstur, warna dan
Iris Van Herpen merupakan desainer ternama yang berfokus siluet [4]. Jadi, penelitian sumber ide membuat penyusunan
pada kolaborasi antara teknik tradisional haute couture dan desain lebih terarah. Salah satu sumber ide yang tersedia di
teknologi. Tujuan penulisan artikel adalah menganalisis lingkungan sekitar ialah alam. Alam memiliki segala potensi
desain gaun gala biomimikri karya Iris Van Herpen. Terdapat untuk dipelajari sebagai inovasi baru. Makhluk hidup,
tiga desain gaun gala yang akan dianalisis dari koleksi lingkungan, serta berbagai proses alam dapat dijadikan
Sensory Seas karya Iris Van Herpen yaitu gaun A, gaun B, sebagai inspirasi, seperti berbagai macam bunga, kehidupan
dan gaun C. Tujuan penulisan artikel adalah menganalisis hewan, langit senja, aliran sungai, dan lain sebagainya.
desain gaun gala biomimikri karya Iris Van Herpen. Artikel Desain inovatif adalah hasil dari penelitian investigasi
ini menghasilkan, pertama, analisis desain busana biomimikri yang kuat [3]. Untuk dapat bersaing menciptakan desain
mengacu pada: (1) analisis sumber ide; (2) analisis unsur- busana yang inovatif, perlu adanya upaya yang baik dalam
unsur desain (siluet, bagian-bagian busana, warna, tekstur); menemukan ide. Dalam ilmu pengetahuan, terdapat disiplin
(3) analisis prinsip-prinsip desain (kesatuan, irama, ilmu yang mempelajari alam sebagai inovasi desain, yakni
keseimbangan, proporsi, pusat perhatian); (4) analisis biomimikri. Biomimikri mengacu pada mempelajari
penerapan aspek biomimikri. Kedua, hasil analisis desain perkembangan alam yang paling sukses lalu meniru desain
gaun gala biomimikri karya Iris Van Herpen, antara lain: (1) maupun prosesnya untuk memecahkan masalah manusia [5].
gaun A, menerapkan biomimikri dari aspek tampilan pada Mempelajari biomimikri juga dapat mempertajam
sumber ide dan ornamen; (2) gaun B, menerapkan biomimikri keterampilan observasi untuk berkreasi dalam desain, yang
dari aspek tampilan pada bentuk manipulating fabric draping telah digunakan para desainer ternama untuk menghasilkan
dan motif kain; (3) gaun C, menerapkan biomimikri dari karya, seperti Iris Van Herpen, Yuima Nakazato, Salvatore
aspek tampilan pada ornamen dan motif kain. Ferragamo dan lainnya. Oleh karena itu perlu adanya
pemahaman mengenai biomimikri dengan cara menganalisis
desain busana hasil karya para desainer tersebut.
Kata Kunci: Analisis desain, biomimikri, gaun gala. Salah satu jenis busana yang mampu menarik banyak
perhatian masyarakat dan media ialah gaun gala. Gaun gala
biasanya digunakan para selebriti untuk menghadiri acara
I. PENDAHULUAN gala. Karena kesempatan pemakaiannya yang sangat spesial,
BUSANA merupakan salah satu kebutuhan primer manusia, busana gala dirancang dengan sangat unik, menggunakan
yang perannya meluas menjadi gaya hidup masyarakat global. kreativitas tinggi, dan tak jarang menggunakan teknologi
Busana dihasilkan dari adanya desain busana. Semakin maju tertentu dalam produksinya. Hal ini menjadi alasan gaun gala
tingkat kehidupan masyarakat, semakin banyak memerlukan menarik untuk dianalisis.
peran desain, semakin tinggi selera masyarakat semakin tinggi Iris Van Herpen merupakan desainer yang berfokus pada
pula tuntutan kecermatan desainnya [1]. Hal ini mendorong kolaborasi antara teknik tradisional haute couture dan
para desainer untuk berlomba-lomba menciptakan busana teknologi. Labelnya telah berdiri sejak tahun 2007. Karya-
yang digemari masyarakat dan unggul dalam kualitas, nilai karyanya memiliki elemen kuat yang berakar dari alam dan
estetika maupun fungsional. Oleh karena itu, desain busana dituangkan melalui biomimikri untuk memvisualisasikannya
memiliki peran penting pada hasil produk busana. Proses ke dalam desain [6]. Ia meraih banyak penghargaan
desain memiliki tiga tahap yaitu penelitian, ide desain awal, disepanjang karirnya, seperti Andam Award Grand Prix 2014,
dan pengembangan ide terbaik [2]. Sumber ide yang menjadi Grand Geigneur Award 2017, dan belasan lainnya [6]. Gaun
poin penting dalam mengatur keseluruhan tema dapat karyanya sering digunakan kalangan selebritas untuk
ditemukan dalam seni, arsitektur, lingkungan, sejarah, dan lain

137
e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021. Hal 137-148
menghadiri acara Met Gala. Oleh karena itu, sangat cocok dan legisign (tanda yang disepakati sesuai hukum dan
untuk menganalisis desain karya Iris Van Herpen. norma).
Tujuan penulisan artikel ini adalah menganalisis desain
B. Gaun Gala
gaun gala biomimikri karya Iris Van Herpen koleksi
Spring/Summer 2020/2021. Sehingga dapat diketahui sumber Busana gaun terusan merupakan penutup badan atas dan
ide, unsur-unsur desain, prinsip-prinsip desain, dan penerapan bawah yang dijadikan satu [11]. Gaun gala berarti gaun yang
biomimikri pada desain. Melalui artikel ini, diharapkan ditujukan untuk kesempatan gala, termasuk dalam kategori
masyarakat khususnya pelajar yang mengejar karir di bidang busana pesta malam atau evening wear atau bisa disebut
busana dan penggerak bidang busana dapat lebih memahami evening gown. Evening gown merupakan kostum wanita
mengenai penerapan biomimikri sebagai sumber ide dalam bergaris leher décolleté yang biasanya terbuat dari kain halus
desain busana. atau mewah, untuk acara pesta malam, konser, teater, dan
sejenisnya [12].
A. Analisis Desain Busana gala biasanya dikenakan oleh orang-orang tertentu
Analisis desain yaitu meneliti dan mengobservasi segala di acara Met Gala. Met Gala pertama kali didakan pada 1948,
elemen dalam desain. Khususnya pada desain busana, hal ini merupakan acara black-tie untuk penggalangan dana dengan
diperlukan untuk dapat memudahkan dalam menentukan tamu undangan khusus dan dihadiri para desainer, model
bahan tekstil dan teknik jahit yang tepat serta memahami serta selebriti dengan pakaian yang spektakuler [13]. Para
penyusunan desain busana dengan baik. Langkah-langkah tamu undangan wanita biasanya mengenakan gaun dengan
untuk menganalisis desain busana yaitu: (1) memperhatikan panjang dari sekitar atas lutut hingga lantai. Pada aturan
desain secara keseluruhan; (2) memahami gambar bagian- berbusana black-tie, pilihan terbaik ialah gaun panjang,
bagian busana pada desain; (3) memahami letak jatuh pakaian namun dapat juga menggunakan cocktail length dress [14].
pada badan [7]. Hanya saja, dibandingkan acara pesta black-tie biasa, gaun
Analisis dimulai dengan mencermati sumber ide busana, gala lebih terlihat mewah, unik dan sensasional dengan
lalu memperhatikan siluet atau bentuk dari garis luar busana mengikuti tema tertentu tiap tahunnya.
tanpa melihat bentuk bagian-bagian ataupun detail busana. Busana gala kerap termasuk busana haute couture. Hal ini
Siluet terdiri dari siluet A, S, Y, I, L, H, T [8]. Setelah itu, dikarenakan kemewahan desain, bahan, serta teknik
menganalisis bagian-bagian busana pada bagian atas maupun pembuatan yang rumit pada busana tersebut. Sehingga, waktu
bawah seperti garis leher, garis hias, potongan, kup, lengan, pengerjaannya pun relatif lama. Ide dalam desain pun tak
blus, gaun, rok atau celana. Perpaduan warna juga diamati, jarang menggunakan teknologi canggih untuk menambah nilai
seperti perpaduan warna primer, monokromatis, analogus, estetika maupun fungsional. Busana haute couture dibuat
komplementer, dan lain sebagainya, serta sifat warna khusus dengan koleksi yang inovatif dan orisinil, serta harga
tersebut. Tekstur busana dianalisis baik secara sentuhan yang sangat mahal karena menggunakan kain paling eksklusif
maupun visual. Tekstur dapat diamati dari sifat permukaan dan pengrajin yang sangat terampil [2]. Desainer dan label
busana maupun kesan yang timbul, seperti tekstur yang yang menggeluti haute couture antara lain Iris Van Herpen,
kusam atau berkilau, polos atau bermotif, bahan tebal atau Guo Pei, Dior, Valentino, dan lainnya, dimana karya-karyanya
tipis, lembut atau kaku, dan lain sebagainya [8]. pernah digunakan di acara Met Gala.
Desain busana dalam sudut pandang sebagai karya seni
C. Biomimikri dalam Desain Busana
juga dapat dianalisis menggunakan analisis semiotika visual,
khususnya untuk mencari makna pada desain seperti sumber Secara harfiah biomimikri atau biomimicry berarti tiruan
ide. Menurut Budiman [9], semiotika visual merupakan dari kehidupan, gabungan bahasa Yunani 'bios' yang berarti
bidang semiotika yang khusus menyelidiki segala jenis kehidupan, dan 'mimikos' yang berarti imitasi [15].
makna yang dipaparkan melalui visual sense atau Biomimikri merupakan inovasi yang terinspirasi oleh alam
penglihatan. Hal ini dilakukan dengan mengetahui tanda- [5]. Desainer mengobservasi alam dan menuangkannya ke
tanda yang ada pada desain. Eco [10] menuturkan bahwa dalam desain.
menurut Pierce, tanda berfungsi untuk mewakili sesuatu yang Biomimikri bekerja dengan berbagai cara, baik dari
lain dalam hal tertentu. Jadi, sebuah tanda (representamen) tampilan, sistem, maupun proses [16]. Anzabi [17],
mempresentasikan suatu bentuk dalam desain. Tanda tersebut menyimpulkan pada penelitiannya bahwa terdapat tiga aspek
dapat berupa bentuk, warna, dan lainnya. Budiman [9], pada penerapan biomimikri dalam desain busana yaitu
menjelaskan bahwa dalam struktur triadik semiotik terdapat tampilan, bahan dan fungsi. Hal-hal yang perlu diperhatikan
relasi antara tanda (representamen), tanda yang tercipta yang dalam aspek tampilan ialah sumber ide, bentuk bagian
bermakna (interpretan) dan tanda yang menggantikan sesuatu busana, siluet, motif dan warna busana. Aspek bahan
(objek). Charles Sanders Pierce, filsuf semiotika, membagi mengacu pada jenis bahan tekstil yang digunakan pada
objek menjadi 3, yaitu ikon (tanda yang menyerupai objek), busana. Sedangkan aspek fungsi dilihat dari menelaah sifat
indeks (tanda yang memiliki hubungan kausal dengan objek), fungsional busana tersebut.
dan simbol (tanda yang terkait peraturan). Sedangkan pada Salah satu desainer yang sering dan ahli menggunakan
representamen, tanda meliputi qualisign (tanda dari ilmu biomimikri dalam tampilan desainnya ialah Iris Van
kualitasnya), sinsign (tanda dari pengalaman yang dialami), Herpen. Contohnya seperti pada koleksi Cryztallization yang

138
e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021. Hal 137-148
mengimitasi bentuk pergerakan air. Begitu juga pada koleksi
dalam ilmu biomimikri dalam desain, maka selain elemen-
terbarunya, Sensory Seas, Iris Van Herpen mengambil elemen desain, aspek biomimikri dalam desain juga perlu
sumber ide dari proses sensorik tubuh manusia dengan dianalisa. Anzabi [17], menjelaskan dalam penelitiannya
cerminan ekologi hydrozoa. bahwa terdapat lima cara dalam penerapan biomimikri dalam
Biomimikri pada bahan tekstil biasanya diterapkan desain yaitu: (1) imitasi penampakan luar makhluk hidup,
dengan menggunakan bahan alami, proses alami, maupun penciptaan bentuk dan tampilan desain; (2) imitasi dari tekstur
imitasi sifat bahan alami. Wood [18] mengungkapkan pada makhluk hidup (3) imitasi dari warna makhluk hidup; (4)
penelitiannya bahwa industri tekstil berada dalam krisis dan imitasi dari pola hidup makhluk hidup; (5) imitasi struktur dan
kebutuhan akan perubahan radikal. Penerapan biomimikri proporsi makhluk hidup. Jadi, penerapan biomimikri sebagai
dapat dilakukan dengan menemukan material baru dari alam sumber ide dalam desain busana dituangkan pada tampilan
untuk diterapkan dalam ide desain. Das dkk [19] dan bentuk busana, tekstur, warna, fungsi, dan struktur
menyimpulkan bahwa alam menyediakan serat alami yang busana.
bersumber dari tumbuhan dan hewan, juga teknik canggih Sumber ide desain gaun dianalisis menggunakan teori
alami yang dapat dipelajari dan diimitasi oleh manusia. semiotika visual dengan batasan representamen, dianalisis
Beberapa contoh hasil yang telah diproduksi seperti benang secara qualisign. Sedangkan objeknya berupa ikon, karena
berbahan alga, kulit imitasi dari jamur, kain hasil pewarnaan terdapat kemiripan bentuk antara representamen dan objek.
bakteri, kain sutra imitasi laba-laba, dan lainnya. Desainer Analisis desain menggunakan teori desain yang meliputi
yang menerapkan biomimikri pada aspek bahan, contohnya unsur-unsur desain dan prinsip-prinsip desain. Kemudian,
ialah Yuima Nakazato dalam koleksi terbarunya, COSMOS, beberapa poin tersebut digunakan sebagai acuan untuk
yang menggunakan bahan sutra dengan Brewed Protein™. mengamati penerapan biomimikri pada desain busana. Hal ini
Biomimikri pada sifat fungsional busana biasanya dilakukan dengan cara mengobservasi keunikan atau inovasi
mempelajari fungsi dari proses bertahan hidup atau bagian tertentu pada tampilan, bahan, serta fungsinya, sehingga dapat
tubuh makhluk hidup, yang kemudian diimitasi ke dalam dipahami biomimikri yang digunakan dan bagaimana
desain dengan tujuan fungsi serupa. Contohnya seperti fungsi penerapannya dalam desain.
bulu bebek yang anti air, diimitasi dan diterapkan pada Berdasarkan hal tersebut, analisis desain busana biomimikri
busana angkatan laut. Begitu pula busana yang dapat berubah dapat dilakukan sebagai berikut: (1) menganalisis sumber ide;
warna, mengambil fungsi dari kulit bunglon yang dapat (2) menganalisis unsur-unsur desain busana, meliputi siluet,
berubah warna menyesuaikan tempatnya, dengan nama bagian-bagian busana, warna, tekstur, dan penerapan
Cognitive Dress hasil karya Marchesa dan IBM Watson. biomimikri; (3) menganalisis prinsip-prinsip desain busana,
meliputi kesatuan, irama, keseimbangan, proporsi dan pusat
II. PEMBAHASAN perhatian; (4) menganalisis penerapan biomimikri.
A. Analisis Desain Busana Biomimikri
Pada desain busana biomimikri, untuk memahami lebih

A B C

Gambar 1. Sensory Seas Iris Van Herpen: (a) Gaun A – Look 12; (b) Gaun B – Look 17; (c) Gaun C – Look 21
(sumber: irisvanherpen.com)

139
e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021. Hal 137-148

Gambar 2. Ilustrasi The Beautiful Gambar 3. Dendrit pada sel Gambar 4. Medusa hydrozoa – Halitholus yoldia
Brain oleh Santiago Ramón y Cajal saraf otak dan Polip hydrozoa – Tubularia indivisa
(sumber: ackland.org) (sumber: pelajaran.co.id) (sumber: coldwater.science)

Iris Van Herpen merilis koleksi terbaru untuk


B. Analisis Desain Gaun Gala Biomimikri Karya Iris Van
Spring/Summer 2020 dengan tema Sensory Seas. Tiga desain
Herpen
dari keseluruhan koleksi akan dianalisis sesuai dengan
metode analisis desain busana biomimikri (Gambar 1).

Sumber ide keseluruhan desain Sensory Seas terinspirasi memberi kesan elegan dan tegas. Warna putih berkesan
dari cerminan proses sensorik antara komposisi rumit tubuh murni dan sempurna. Jatuhnya gaun yang ringan dan
manusia dengan ekologi laut bercabang halus [6]. Hal ornamen yang berayun-ayun memberi perasaan fleksibel
tersebut mencakup sistem saraf pusat manusia (Gambar 2 dan namun megah. Selain itu, ornamen kerangka
3) serta hydrozoa (organisme bercabang halus di perairan laut (exoskeleton) memiliki bentuk lengkungan yang
dalam) pada tahap polip dan medusa (Gambar 4). Dendrit memiliki ujung yang cenderung tajam dan bersusun
ialah cabang dari neuron atau sel saraf otak [20]. layaknya kerangka menyerupai bentuk cabang-cabang
hydrozoa pada tahap polip, berwarna putih dengan kilau
1. Analisis Gaun A
pearlescent. Susunan ornamen yang dipasangkan
a. Analisis Sumber Ide: nampak agak kaku dan pas badan memberi kesan tegas.
Secara qualisign, ornamen imitasi dendrit 3D Warna pearlescent pada exoskeleton nampak kilau
memiliki Bentuk lengkungan yang menyerupai sirip dengan campuran berbagai warna menimbulkan kesan
mengimitasi bentuk ujung dendrit. Susunan ornamen mewah dan futuristik.
yang dipasangkan nampak agak kaku dan terpasang
dengan mantap memberi kesan tegas. Warna hitam

140
e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021. Hal 137-148
Berdasarkan analisis melalui teori semiotika visual, belakang. Sehingga, membuat tampilan
dapat disimpulkan bahwa sumber ide gaun A berasal dari memanipulasi pandangan dengan nampak
bentuk dendrit pada sel saraf otak manusia serta cabang- menyerupai lengan lonceng pendek, namun tidak
cabang hydrozoa. Representamen ikon memberikan
ada jahitan yang menyambung antara lengan dan
kesan elegan, tegas, megah, dan futuristik yang
diwujudkan melalui penerapan ornamen dan warna. badan.
Dapat dikatakan sumber ide mengambil tema c) Gaun: memiliki panjang floor-length, terbentuk
neuroscience, tepatnya ilustrasi “Beautiful Brain” karya dengan teknik drape dari kain tulle hitam yang
Ramón y Cajal seperti yang disebutkan pada laman menyelubungi tubuh dengan potongan sisi (Gambar
daring resminya dan bentuk visual organisme hydrozoa. 5b) dan potongan tengah belakang untuk
b. Analisis Unsur-unsur Desain: penempatan tutup tarik (Gambar 5a). Gaun nampak
1) Siluet: pas di badan dengan bentuk melebar di bagian bahu
Gaun tersebut memiliki garis luar busana yang dan juga dibagian bawah gaun. Terdapat
menyerupai siluet X, dapat dilihat secara
keseimbangan simetris secara vertikal pada
keseluruhan, bagian bahu lebar dengan pinggang
sempit, kemudian melebar lagi pada bagian bawah penataan detail rangka (Gambar 5c) dan imitasi
gaun (Gambar 1a). Siluet telah menjadi X, dengan dendrit 3D, sehingga menimbulkan kesan rapi. Pada
bentuk bagian bahu dan rok wanita semakin lebar bagian belakang konstruksinya sama seperti bagian
saat pinggangnya semakin mengecil [21]. depan kecuali tidak adanya ornamen dada di bagian
2) Bagian-bagian busana: punggung dan terdapat dua lajur ornamen imitasi
Dalam desain, terdapat beberapa poin penting dendrit di punggung.
dalam bagian-bagian busana seperti garis leher, 3) Warna:
kerah, lengan, blus, rok, celana [1], serta gaun, Perpaduan warna yang digunakan nampak kontras
apabila busana berupa terusan dimana atasan dan antara warna hitam dan putih. Warna hitam terdapat
bawahan dijadikan satu. Berdasarkan hal tersebut, pada bahan dasar yang menyelubungi tubuh dan pada
bagian-bagian busana dari gaun tersebut dapat pinggiran kain organza yang digunakan untuk
dianalisis sebagai berikut: ornamen imitasi dendrit 3D. Sedangkan warna terang
a) Garis leher: menggunakan garis leher bulat pada yakni warna putih pearlescent pada ornamen
bahan tulle sehingga nampak samar. kerangka (Gambar 5e) dan organza putih imitasi
b) Lengan: berdasarkan tampilan luar, bentuk lengan dendrit 3D.
nampak sleeveless, dengan teknik drape dari kain 4) Tekstur:
rangkaian kerangka yang menyambung dari badan Secara visual, tekstur gaun pada bahan dasarnya
ke bahu, menyelubungi lengan hingga ke bagian nampak tipis dan transparan. Jatuhnya gaun pada

a b d

Gambar 5. (a) gaun A nampak belakang; (b) potongan sisi gaun; (c) penerapan kerangka lasercut
pada selembar kain; (d) imitasi dendrit 3D; (e) lasercut kerangka hydrozoa pearlescent
(sumber: irisvanherpen.com)

141
e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021. Hal 137-148
model nampak fleksibel ringan. Sehingga dapat cabang hydrozoa pada kerangka lasercut. Jadi, detail
diasumsikan bahwa bahan dasar gaun tersebut ialah gaun ini merupakan imitasi dari bentuk dendrit pada
kain sejenis tulle yang mulur. Kain tulle yang polos saraf pusat manusia. Selain itu, tidak terdapat imitasi
dihiasi dengan motif 3D bentuk kerangka hasil pada bahan maupun fungsi. Sehingga, dapat disimpulkan
lasercut serta dikreasikan dengan tambahan imitasi bahwa gaun ini memiliki penerapan biomimikri pada
dendrit 3D dari kain organza yang disusun dengan aspek tampilan.
cara menyulamkannya satu persatu pada lasercut
kerangka. Bahan dasar tulle dan ornamen dari 2. Analisis Gaun B
organza menimbulkan kesatuan pada sifat bahan a. Analisis Sumber Ide:
yakni tipis dan transparan. Bentuk dendrit 3D Secara qualisign, ikon manipulating fabric berupa
organza, meski nampak tipis dan transparan, namun lipit modifikasi, memiliki bentuk melengkung dan
terpasang dengan tegas (Gambar 5d). berkesinambungan, menyerupai bentuk jalinan sel-sel
c. Analisis Prinsip-prinsip Desain: saraf otak manusia. Bentuk garis melengkung yang
1) Kesatuan: terdapat kesatuan bentuk lengkungan timbul dari lipit menimbulkan kesan anggun dan luwes.
kerangka dengan susunan ornamen imitasi dendrit 3D Ikon manipulating fabric berupa jalinan kain spiral
yang juga membentuk lengkungan. memiliki bentuk jalinan spiral yang kain sutra-organza
2) Irama: susunan kerangka imitasi cabang hydrozoa menjulur dan menyambung pada bagian bawah kain
dan imitasi dendrit 3D ditata sedemikian rupa hingga sutra-duchess, menyerupai kaki-kaki hydrozoa. Bentuk
menimbulkan kesan irama yang diciptakan dari spiral yang menyambung memberi kesan lentur,
peralihan ukuran susunan tersebut dari satu bagian ke mengalir dan dinamis. Ikon manipulating fabric berupa
bagian lain. Pergerakan dari peralihan ukuran gembungan memiliki bentuk gembungan-gembungan
susunan dari kecil hingga besar menyelubungi yang nampak ringan dan berayun menyerupai kepala
keseluruhan gaun, dapat dilihat dari susunan ornamen hydrozoa tahap medusa yang berenang di dalam laut. Hal
menjalar dari bagian atas tubuh ke bawah dengan ini membuat jatuhnya gaun yang ringan, berayun, serta
ukuran yang makin membesar. gembungan yang nampak menumpuk memberi kesan
3) Keseimbangan: memiliki keseimbangan simetris elegan dan megah. Motif marble memiliki gambar
vertikal, dapat terlihat dari penataan ornamen pada marble dengan beberapa bagian yang menunjukkan
sekujur gaun, baik pada susunan dendrit 3D maupun bentuk gerumbulan lingkaran, menyerupai bentuk sel-sel
penataan kerangka memiliki penataan dan ukuran hydrozoa. Bentuk motif gerumbulan lingkaran memberi
yang sama antara kanan dan kiri. kesan dinamis, hidup dan pergerakan yang bebas.
4) Proporsi: gaun nampak menggunakan rasio 1:4 Keempat ikon diatas menerapkan warna yang sama yaitu
bagian, dengan garis pemisah pada pinggang, biru pirus, hijau laut, ungu gelap, dan lilac. Warna biru
termasuk tipe proporsi unequal (tidak seimbang atau pirus identik dengan warna lautan, memberi kesan
tidak rata), sehingga nampak menarik dan keseimbangan, damai, tenang dan tentram. Warna hijau
memanjakan mata karena desain mengikuti proporsi laut memberi kesan tenang, subur dan harmoni. Warna
natural tubuh. ungu gelap memberi kesan mewah, bermartabat dan
5) Pusat perhatian: terdapat pada susunan ornamen yang elegan. Warna lilac memberi kesan lemah lembut,
menjalar di sekujur tubuh dengan tertata rapi dan feminim dan misterius.
proposional. Berdasarkan analisis melalui teori semiotika visual,
d. Penerapan Biomimikri: dapat disimpulkan bahwa sumber ide gaun B berasal dari
Berdasarkan tampilan pada gaun tersebut, desain jaringan sel saraf manusia yang berkesinambungan, kaki-
terinspirasi dari gambaran bentuk anatomi cajal yang kaki hydrozoa, dan warna sel-sel hydrozoa.
bersumber dari ilustrasi otak oleh Santiago Ramón y Representamen ikon memberikan kesan elegan, tenang,
Cajal, seorang ahli saraf asal Spanyol dan dendrit dinamis, luwes, mewah dan misterius yang diwujudkan
(Gambar 2 dan 3). Bentuk ini terungkap dalam teknik melalui penerapan manipulating fabric, motif dan warna.
labrynthine, yakni ‘dendrit’ sutra lasercut 3D yang Dapat dikatakan sumber ide mengambil tema
direkatkan dengan panas ke organza hitam, lalu disulam neuroscience, tepatnya ilustrasi “Beautiful Brain” karya
dengan tangan pada cetakan lasercut berbentuk kerangka Ramón y Cajal seperti yang disebutkan pada laman
luar berwarna pearlescent [6]. Selain itu, imitasi bentuk daring resminya dan bentuk visual organisme hydrozoa.

142
e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021. Hal 137-148
b. Analisis Unsur-unsur Desain: memanjang dan dijahitkan secara manual pada sela-
1) Siluet: sela lipit draping pada bahan duchess (Gambar 6d).
Gaun B memiliki garis luar busana yang Gaun nampak pas di badan dengan bentuk bagian
menyerupai siluet X. Hal ini ditunjukkan pada bagian bahu dan bagian bawah gaun yang melebar,
bahu lebar, bagian pinggang yang menyempit dan sehingga nampak berbentuk mermaid dengan
bagian bawah gaun yang melebar (Gambar 1b). bagian tengah depan dan belakang bagian
2) Bagian-bagian busana: bawahnya terpotong atau membelah. Penerapan
a) Garis leher: bagian depan dan belakang gaun draping pada bahan duchess berupa lipit-lipit
menggunakan garis leher bulat pada bahan tulle modifikasi yang nampak saling bersambungan
warna kulit sehingga nampak samar. Sedangkan menyerupai saraf otak manusia, menjulur dari
penerapan draping bahan utama membentuk garis tengah depan ke arah bahu menyambung bagian
leher V yang dalam hingga dibawah garis lingkar belakang dan juga bagian pinggang hingga panggul.
badan (Gambar 6c). Sedangkan penerapan draping pada bahan sutra-
b) Lengan: bagian lengan terbentuk dari teknik drape organza (bagian bawah), bagian yang
bahan utama yang menyambung dari bagian badan, disambungkan pada kain duchess nampak dilipit
menutupi ujung bahu, hingga ke bagian badan secara manual terlebih dahulu sebelum ujungnya
belakang. Sehingga, tampilan bagian lengan diputar melingkar membentuk spiral memanjang
nampak menyerupai lengan cap setali modifikasi dan disambungkan dengan jahitan manual.
(Gambar 6b). Bentuknya menjalar, menyerupai kaki-kaki
c) Gaun: memiliki panjang floor-length dengan bentuk hydrozoa pada tahap medusa. Sedang bentuk kain
mermaid, terbentuk dari kombinasi kain duchess sutra-organza yang dibentuk gembungan-
dan silk-organza. Pada bagian depan gaun, terdapat gembungan (Gambar 6a) dan nampak ringan serta
potongan pada tengah muka badan atas serta berayun saat digunakan model berjalan menyerupai
potongan modifikasi pada bagian perut yang hydrozoa tahap medusa yang berenang di dalam
nampak membentuk lubang segitiga pada tengah laut.
gaun (Gambar 1b). Selain itu, terdapat potongan 3) Warna:
pada bagian belakang untuk tutup tarik dan Terdapat perpaduan warna dingin khas ekosistem
potongan sisi (Gambar 6a dan 6b). Bahan duchess laut dalam seperti nuansa lembut warna-warna
untuk gaun bagian atas memiliki panjang sebatas akuarel biru pirus, hijau laut, ungu gelap dan lilac.
paha, kemudian disambung kain sutra-organza yang Warna-warna tersebut saling terjalin membentuk
ujungnya diputar melingkar membentuk spiral layaknya motif marble.

a b c

Gambar 6. (a) gaun B nampak belakang; (b) nampak sisi; (c) penerapan manipulating fabric draping berupa lipit
modifikasi; (d) penerapan draping juluran spiral memanjang kain sutra-organza yang menyambung ke sutra-duchess
(sumber: irisvanherpen.com)

143
e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021. Hal 137-148
4) Tekstur: sutra-organza yang ringan dan berayun pada bagian
Secara visual, tekstur gaun pada bahan bagian bawah gaun mengimitasi bentuk hydrozoa pada tahap
atas gaun nampak tebal dan berkilau yang cocok medusa yang berenang di laut. Hydrozoa yang nampak
dengan karakteristik bahan sutra-duchess. transparan dan ringan sehingga dapat berayun dengan
Sedangkan bagian bawah gaun nampak tipis, lembut serta elegan di perairan diterapkan pada
transparan, ringan dan kilau yang cocok dengan penggunaan bahan sutra-organza yang berfungsi untuk
karakteristik bahan sutra-organza. Baik kain sutra- menimbulkan kesan ringan dan berayun dengan elegan
duchess maupun sutra-organza memiliki motif yang sama seperti gerak-gerik hydrozoa. Selain itu,
marble yang sama, serta sama-sama menggunakan kombinasi warna biru, hijau, dan lilac menyerupai
penerapan draping. Motif kain berasal dari lukisan ekosistem laut dalam seperti warna-warna hydrozoa dan
cat minyak karya Shelee Carruthers, yang kemudian terumbu karang. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
dicetak pada kain melalui digital-printing [6]. gaun ini memiliki penerapan biomimikri pada aspek
Gambar 7. (a) gaun C nampak sisi; (b) nampak belakang; (c) pembuatan ornamen hydrozoa 3D; (d) hasil ornamen
bermotif marble; (e) pemasangan ornamen pada gaun dasar dengan dijahit tangan; (f) detail bagian depan; (g) ornamen
nampak kilau
(sumber: irisvanherpen.com)
c. Analisis Prinsip-prinsip Desain: tampilan dan aspek fungsi.
1) Kesatuan: terdapat kesatuan sifat bahan yang licin
dan berkilau pada gaun yakni sutra-organza dengan 3. Analisis Gaun C
sutra-duchess, selain itu kesatuan pada motif bahan a. Analisis Sumber Ide:
yakni motif marble. Secara qualisign, ikon ornamen hydrozoa 3D
2) Irama: terdapat irama dari pengulangan bentuk memiliki bentuk oval, melengkung dan menjulur,
gembungan disekujur bagian bawah gaun. menyerupai cabang-cabang hydrozoa pada tahap polip
3) Keseimbangan: terdapat keseimbangan simetris dengan bentukan deformasi dari bentuk aslinya. Disusun
secara horizontal pada bentuk penerapan draping secara berlayer dan nampak berayun. Bentuk oval
gaun menimbulkan kesan dinamis dan hidup seperti bentuk
4) Proporsi: gaun nampak menggunakan rasio 1:4 lingkaran namun lebih feminim. Jatuhnya ornamen pada
bagian, dengan garis pemisah pada pinggang, gaun nampak berlayer dan berayun menimbulkan kesan
termasuk tipe proporsi unequal, sehingga nampak elegan, luwes, hidup dan megah. Motif marble memiliki
menarik dan memanjakan mata karena desain gambar marble dengan beberapa bagian yang
mengikuti proporsi natural tubuh. menunjukkan bentuk kumpulan lingkaran, menyerupai
5) Pusat perhatian: terdapat pada lipit-lipit modifikasi bentuk sel-sel hydrozoa. Bentuk motif kumpulan
dan bentuk gembungan modifikasi. lingkaran memberi kesan dinamis, hidup dan pergerakan
d. Penerapan Biomimikri: yang bebas. Kedua ikon diatas menerapkan warna dingin
Berdasarkan tampilan pada gaun tersebut, desain yakni ungu gelap dan gradasinya dan gradasi biru pirus.
terinspirasi dari gambaran bentuk sistem saraf otak Warna biru pirus identik dengan warna lautan, memberi
manusia (Gambar 2), bentuk hydrozoa tahap medusa kesan keseimbangan, damai, tenang dan tentram. Warna
(Gambar 4), serta warna-warna ekosistem laut dalam. ungu gelap memberi kesan mewah, bermartabat dan
Bentuk ini terungkap dalam lipit-lipit modifikasi yang elegan. Gradasi warna ungu memunculkan warna ungu
saling bersambung pada bahan sutra-duchess bagian atas yang lebih muda seperti warna lilac yang memberi kesan
gaun. Kemudian, bentuk gembungan-gembungan bahan lemah lembut, feminim dan misterius.

144
e-Journal Volume 10a. Nomorb.1 Tahun 2021. Edisi Yudisium
c. Periode Januari
d. 2021. Hal 137-148

e.

f. g.

Berdasarkan analisis melalui teori semiotika, dapat Terdapat kombiasi warna dingin yaitu warna ungu
disimpulkan bahwa sumber ide gaun C berasal dari gelap dengan gradasinya dan nuansa gradasi biru
cabang-cabang hydrozoa pada tahap polip. pirus. Warna-warna akuarel tersebut nampak saling
Representamen ikon memberikan kesan elegan, dinamis, terjalin membentuk layaknya motif marble.
hidup, tenang, luwes, megah, mewah dan misterius yang 4) Tekstur:
diwujudkan melalui penerapan manipulating fabric, Secara visual, gaun nampak tipis, transparan dan
motif dan warna. Dapat dikatakan, sumber ide berkilau (Gambar 7g). Karakteristik ini cocok dengan
mengambil tema alam dengan bentuk visual organisme bahan kain organza. Sedangkan bahan bagian dalam
alam (hydrozoa). gaun nampak sama licin dan berkilaunya namun lebih
b. Analisis Unsur-unsur Desain: tebal, yang cocok dengan karakteristik kain duchess.
1) Siluet: Motif kain berasal dari lukisan cat minyak karya
Bentuk garis luar gaun nampak menyerupai siluet Shelee Carruthers, yang kemudian dietak pada kain
O. Hal ini ditunjukkan pada gaun yang nampak melalui digital-printing. Ornamen hydrozoa 3D
melebar pada bagian atas, pinggang, maupun dari terbuat dari bahan organza yang dilekatkan dengan
pinggul ke bawah. Sehingga berbentuk melebar teknik heatbonded pada lasercut transparan PetG
disegala sisi secara tiga dimensi (Gambar 7a). (Polyethylene terephthalate glycol – jenis polyester
2) Bagian-bagian busana: termoplastik) berbentuk oval (Gambar 7c), kemudian
a) Garis leher: pada bahan dasar, nampak garis leher dijahit dengan tangan (Gambar 7e) pada bahan utama
stapless dengan hiasan ornamen 3D hydrozoa [6]. Ornamen tersebut nampak mekar menjulur dan
(Gambar 7f). berayun ringan, sehingga menimbulkan kesan megah
b) Lengan: gaun nampak tidak berlengan atau dan elegan (Gambar 7d) bersamaan seperti gerak-
sleeveless. gerik polip hydrozoa di dalam laut.
c) Gaun: bentuk gaun pada bahan utama memiliki c. Analisis Prinsip-prinsip Desain:
panjang sebatas paha. Sedangkan penambahan 1) Kesatuan: terdapat kesatuan pada motif bahan, yakni
ornamen 3D hydrozoa membentuk panjang hingga motif marble dan bentuk ornamen hydrozoa 3D.
evening-length (Gambar 1b). Terdapat potongan 2) Irama: penyusunan ornamen hydrozoa 3D yang
tengah belakang untuk tutup tarik (Gambar 7b). bersusun-bersusun menimbulkan irama dari
Bentuk gaun pada bahan dasar nampak di pas di pengulangan bentuk dan motif, serta gradasi ukuran
badan sehingga memungkinkan adanya potongan ornamen.
sisi. Hal ini dapat dilihat dari bentuk gaun dasar 3) Keseimbangan: memiliki keseimbangan simetris
serta penataan ornamen hydrozoa 3D di sekujur secara horizontal.
gaun. Ornamen hydrozoa 3D ditata secara bersusun 4) Proporsi: gaun nampak menggunakan rasio 1:3
dengan pengulangan bentuk dan gradasi ukuran dari dengan garis pemisah diatas garis pinggang, termasuk
kecil yang berangsur-angsur membesar di tiap
lapisnya.
3) Warna:

145
e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021. Hal 137-148
tipe proporsi unequal. Termasuk proporsional, namun Berdasarkan tampilan gaun, desain terinspirasi dari
pengaplikasian susunan ornamen yang menjuntai dan hydrozoa pada tahap polip (Gambar 4), serta warna-
ber-layer membuat gaun nampak ber-volume dan warna ekosistem laut dalam. Hal ini ditunjukkan pada
menyamarkan garis batas pemisah perbandingan bentuk ornamen hydrozoa 3D yang menyerupai polip
proporsi. hydrozoa. Polip hydrozoa yang nampak transparan dan
5) Pusat perhatian: pusat perhatian gaun terdapat pada cenderung bergerak agak kaku dibandingkan pada tahap
ornamen hydrozoa 3D yang mengimitasi bentuk medusa sehingga dapat berayun dengan tegas namun
cabang-cabang polip hydrozoa dan pergerakannya elegan di perairan diterapkan pada penggunaan bahan
yang berayun-ayun. organza yang berfungsi untuk menimbulkan kesan agak
d. Penerapan Biomimikri: kaku dan berayun dengan elegan seperti gerak-gerik
polip hydrozoa.
TABEL I
SATUAN UNTUK PROPERTI MAGNETIS
Analisis Gaun A Gaun B Gaun C
Sumber Ide
Sumber Ide Berasal dari bentuk dendrit pada sel Berasal dari jaringan sel saraf manusia yang Berasal dari cabang-cabang hydrozoa
saraf otak manusia serta cabang- berkesinambungan, kaki-kaki hydrozoa, dan pada tahap polip, tema alam dengan
cabang hydrozoa, tema warna sel-sel hydrozoa, tema neuroscience, bentuk visual organisme alam
neuroscience, tepatnya ilustrasi tepatnya ilustrasi “Beautiful Brain” karya (hydrozoa).
“Beautiful Brain” karya Ramón y Ramón y Cajal dan bentuk visual organisme
Cajal dan bentuk visual organisme hydrozoa.
hydrozoa.
Unsur-unsur Desain
Siluet Siluet X Siluet X Siluet O
Bagian- 1. Garis leher bulat 1. Garis leher bulat 1. Garis leher stapless
bagian 2. Lengan sleeveless (aplikasi 2. Penerapan draping membentuk garis leher V 2. Sleeveless
busana ornamen membuat lengan nampak yang dalam 3. Gaun mini dengan susunan ornamen
bermodel lonceng pendek) 3. Lengan terbentuk dari sambungan draping hydrozoa 3D membentuk panjang
3. Gaun floor-length, menggunakan badan menutupi ujung bahu ke belakang, evening-length, potongan pada sisi
teknik drape dalam produksi menyerupai lengan cap setali dan tengah belakang, memiliki
dengan potongan sisi serta tengah 4. Gaun floor-length dengan bentuk mermaid keseimbangan simetris secara
belakang, simetris secara vertikal dengan potongan tengah depan pada dada, vertikal, terdapat irama dari
dan depan belakang kecuali sisi, belakang, serta potongan modifikasi pengulangan bentuk dan gradasi
ornamen bagian dada dan lajur pada perut, simetris secara vertikal, ukuran, pusat perhatian pada
tengah muka dengan tengah menggunakan teknik drape pada bagian atas susunan ornamen hydrozoa 3D dari
belakang, menggunakan kreasi gaun bahan sutra-duchess dengan lipit organza hasil heatbonded dan dijahit
lasercut pearlescent bentuk modifikasi menyerupai sel saraf otak dan tangan pada gaun dasar.
kerangka dengan imitasi dendrit 3D membentuk lengan menyerupai cap setali
dari organza hasil heatbonded dan modifikasi, serta draping pada bagian bawah
disulam tangan pada kerangka, bahan sutra-organza dengan dilipit manual
yang menimbullkan irama dari dan ujungnya diputar membentuk spiral
pengulangan bentuk dan gradasi memanjang terlebih dahulu yang
ukurannya. menyambung ke bahan duchess dan
bawahnya dibuat modifikasi gembungan
menyerupai medusa hydrozoa menimbulkan
irama dari pengulangan bentuknya.
Warna Perpaduan warna netral kontras Perpaduan warna dingin gradasi biru pirus, Perpaduan warna dingin gradasi ungu
hitam-putih. biru kehijauan, ungu gelap dan lilac. gelap dan biru pirus.

Tekstur Terdapat kesatuan bahan utama dan Terdapat kesatuan motif kain pada kedua Terdapat kesatuan motif kain pada
ornamen yakni tekstur yang tipis dan bahan (sutra-duchess dan sutra-organza) dan kedua bahan (sutra-duchess dan
transparan, dengan ornamen yang pada sifat bahan bertekstur licin, kilau, sutra-organza) dan pada sifat bahan
tegas. Jatuhnya gaun nampak dengan kesatuan kontras pada bobot kainnya bertekstur licin, kilau, dengan
fleksibel dan ringan. yakni bahan duchess yang tebal dan agak ornamen yang agak kaku dan
kaku, dan bahan organza yang ringan, tipis transparan.
dan transparan.
Prinsip-prinsip Desain
Kesatuan Kesatuan bentuk lengkungan Kesatuan sifat bahan sutra-organza dan sutra Kesatuan pada motif bahan (marble)
kerangka dengan susunan ornamen duchess, serta motif bahan marble dan bentuk ornamen
imitasi dendrit 3D.
Irama Pergerakan dari peralihan ukuran Irama dari pengulangan bentuk gembungan Pengulangan bentuk dan motif, serta
susunan dari kecil hingga besar pada disekujur bagian bawah gaun. gradasi ukuran ornamen
penataan ornamen.
Keseim- Keseimbangan simetris horizontal. Keseimbangan simetris horizontal Keseimbangan simetris horizontal

146
e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021. Hal 137-148
bangan
Proporsi Rasio 1:4 bagian, dengan garis Rasio 1:4 bagian, dengan garis pemisah pada Rasio 1:3 dengan garis pemisah
pemisah pada pinggang, termasuk pinggang, termasuk tipe proporsi unequal. diatas garis pinggang, tipe proporsi
tipe proporsi unequal. unequal.
Pusat Susunan ornamen yang menjalar di Pada lipit-lipit modifikasi dan bentuk Ornamen hydrozoa 3D dan
Perhatian sekujur tubuh. gembungan modifikasi. pergerakan yang berayun-ayun
Penerapan Biomimikri
Aspek Aspek tampilan pada sumber ide dan Aspek tampilan pada sumber ide, Aspek tampilan pada sumber ide,
biomimikri ornamen manipulating fabric berupa draping, dan ornamen, dan motif kain
motif kain

horizontal, proporsi unequal rasio 1:4, pusat


III. KESIMPULAN perhatian pada lipit modifikasi dan bentukan
gelembung modifikasi.
1. Analisis desain busana biomimikri mengacu pada: c. Gaun C memiliki biomimikri pada aspek tampilan,
(1) menganalisis sumber ide; (2) menganalisis unsur- yakni pada sumber ide, ornamen dan motif kain,
unsur desain busana, meliputi siluet, bagian-bagian dituangkan pada gaun mini berhias ornamen
busana, warna, tekstur, dan penerapan biomimikri; hydrozoa 3D berlapis dengan panjang evening-
(3) menganalisis prinsip-prinsip desain busana, length, bersiluet O, garis leher stapless, sleeveless,
meliputi kesatuan, irama, keseimbangan, proporsi perpaduan warna gradasi ungu gelap dan biru pirus
dan pusat perhatian; (4) menganalisis penerapan dengan motif kain berupa marble menyerupai sel-
biomimikri. sel hydrozoa. Terdapat kesatuan motif bahan dan
2. Hasil analisis desain gaun gala biomimikri karya bentuk ornamen, irama dari pengulangan bentuk
Iris Van Herpen: dan motif serta gradasi ukuran ornamen,
a. Gaun A memiliki biomimikri pada aspek tampilan, keseimbangan simetris horizontal, proporsi
yakni pada sumber ide dan ornamen, dituangkan unequal rasio 1:3, pusat perhatian pada susunan
pada gaun floor-length perpaduan warna netral ornamen hydrozoa 3D.
hitam-putih, bersiluet X, garis leher bulat,
sleeveless, berbahan tekstur tipis dan transparan, SARAN
dengan imitasi bentuk cajal dan dendrit pada Analisis busana biomimikri sangat membantu pelajar
ornamen busana. Terdapat kesatuan bentuk, irama dan para penggerak bidang busana untuk lebih
dari peralihan ukuran ornamen, keseimbangan memahami penerapan biomimikri dalam penemuan
simetris horizontal, proporsi unequal rasio 1:4, dan inovasi sumber ide dalam desain. Untuk lebih
pusat perhatian pada susunan ornamen. mendalami, penelitian mengenai observasi biomimikri
b. Gaun B memiliki biomimikri pada aspek tampilan, sebagai sumber ide desain dan pembuatan desain busana
yakni pada sumber ide, bentuk manipulating fabric dari penerapan biomimikri perlu dilakukan.
berupa draping dan motif kain, dituangkan pada
gaun floor-length perpaduan warna gradasi biru DAFTAR PUSTAKA
pirus, biru kehijauan, ungu gelap dan lilac, dengan [1] Ernawati, Izwerni, & Nelmira, W. (2008a). Tata Busana
motif kain berupa marble menyerupai sel-sel Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
hydrozoa bersiluet X, garis leher bulat dengan Kejuruan.
potongan modifikasi pada perut, simetris secara [2] Sorger, R., & Udale, J. (2017). The Fundamentals of
vertikal, menggunakan teknik drape pada bagian Fashion Design (3rd ed.). Bloomsbury Visual Arts.
atas gaun bahan sutra-duchess dengan lipit [3] Mbonu, E. (2014). Fashion Design Research. London:
modifikasi menyerupai sel saraf otak, serta draping Laurence King Publishing Ltd.
pada bagian bawah bahan sutra-organza dengan [4] Udale, J. (2008). Basics Fashion Design 02: Textiles and
diplisket manual dan ujungnya diputar membentuk Fashion. AVA Publishing SA.
spiral memanjang terlebih dahulu yang [5] Benyus, J. M. (2002). Biomimicry: Innovation Inspired by
menyambung ke bahan sutra-duchess dan Nature. New York: Harper Perennial.
bawahnya dibuat modifikasi gembungan [6] Herpen, I. V. (2020, Juli 26). Sensory Seas. Diambil
kembali dari Iris Van Herpen:
menyerupai medusa hydrozoa. Terdapat kesatuan
https://www.irisvanherpen.com/haute-couture/sensory-
sifat dan motif bahan, irama dari pengulangan seas.
bentukan gelembung, keseimbangan simetris

147
e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021. Hal 137-148
[7] Ernawati, Izwerni, & Nelmira, W. (2008b). Tata Busana
untuk SMK Jilid 3. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan.
[8] Soekarno, & Basuki, L. (2004). Panduan Membuat
Desain Ilustrasi Busana. Jakarta: PT Kawan Pustaka.
[12] Picken, M. B. (2013). A Dictionary of Costume and
[9] Budiman, Kris. (2011). Semiotika Visual Konsep Isu dan Fashion. Dover Publications.
Problem Ikonisitas. Yogyakarta: Jalasutra.
[13] Rowman and Littlefield, Inc. (2018). 2019 Chase's
[10] Eco, Umberto. (2009). Teori Semiotika, Signifikasi Calender of Events. Lanham: Rowman & Littlefield.
Komunikasi, Teori Kode, serta Teori Produksi Tanda.
[14] Martin, J., Lehu, P. A., & Ravich, D. (2010). Fashion
terjemahan Inyiak Ridwan Muzir. Yogyakarta: Kreasi
For Dummies. Indianapolis: Wiley Publishing, Inc.
Wacana.
[15] Pauw, I. d. (2015). Nature-Inspired Design. Delft:
[11] Muliawan, P. (2015). Menggambar Mode &
Delft Academic Press.
Mencipta Busana Wanita. Jakarta: Libri.
[16] Biomimicry Institute. (November, 2015).
Introduction to Biomimicry: Concepts and Practice.
Dipresentasikan di Biomimicry Global Design Challenge
Support Webinar. [Online]. Tersedia:
http:toolbox.biomimicry.org/wp-
content/uploads/2015/11/BGDC_webinar_Intro_Biomimi
cry_Nov2015.pdf.
[17] Anzabi, N. (2016). Nature Inspired Clothing Design
Based on Biomimicry. INT, MANA, J, (12) 241-251.
[18] Wood, J. (2019). Bioinspiration in Fashion-A
Review. Biomimetics, 4, 16.
[19] Das, S., Bhowmick, M., Chattopadhyay, S., & Basak,
S. (2015). Application of biomimicry in textiles . Current
Science, 900.
[20] Tim Wikipedia. (2020, April 28). Dendrit. Diambil
kembali dari Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Dendrit.
[21] F, J. B., Hunt-Hurst, P. K., Lee, H. V., & Doering, M.
(2016). Clothing and Fashion: American Fashion From
Head to Toe. California: ABC-CLIO.

148

Anda mungkin juga menyukai