Anda di halaman 1dari 19

BAHAN AJAR

Nama Mata Kuliah : Tailoring

Program Studi : Tata Busana (D3)

Fakultas : Teknik

Dosen : Dra. Yenni Idrus, M.Pd

A. PENGERTIAN BUSANA TAILORING


Pengertian tailoring (bahasa Inggris) atau tailer (bahasa Perancis) adalah
seseorang yang mengerjakan atau menjahit busana terbatas, seperti busana
untuk kesempatan kerja atau pesta khususnya untuk pria. Contohnya setelan jas
(kemeja pantalon dan jas) kadang dilengkapi dengan vest (rompi).
Tailoring adalah suatu metode menjahit busana yang hasilnya akan lebih
kuat dari pada menjahit secara tradisional. Tailoring biasanya diterapkan pada
jahitan untuk mantel (coat), jas (jacket) dan blezer. Pakaian tersebut biasanya cukup
mahal, baik membeli jadi maupun membuatkannya ada penjahit.
Tailoring dapat juga ditunjukkan dalam gaya metode busana pria (man-
tailored) dengan detail-detail kaku, bahan-bahan yang dimaskulin, gaya setelan jas
pria (men’s suit) tailoring juga bisa diterapkan pada jahitan rok (skirts), gaun
(dress), bahkan celana (pants), semua bisa dikerjakan dengan menggunakan metode
tailoring.
Busana tailoring ini dibuat dari bahan yang berkualitas baik, seperti wol
atau sejenisnya. Pada proses pembuatannya memperhatikan kehalusan,
kerapihan, kekuatan jahitan, penggunaan lapisan serta banyak menggunakan
keterampilan tangan.
Pembuatan busana tailoring memerlukan kecakapan khusus seperti
keterampilan tangan, ketelitian, keuletan, kesabaran dan ketekunan dalam
bekerja untuk menghasilkan busana yang rapih dan bagus. Kecakapan khusus
tersebut sangat diperlukan karena terdapat beberapa bagian yang harus dikerjakan
dengan teliti dan sabar, seperti pembuatan tusuk piquer atau tusuk penebal / isi
pada penyelesaian kelepak dan kerah bawah jas, pemasangan lapisan pada
bahan dasar dan vuring, pemasangan bantal bahu serta pemasangan kerah dan
lengan jas.
Dibawah ini adalah gambaran lapisan-lapisan bahan yang berhubungan
dengan tailoring menurut urutan pemasangannya
a. Lapisan di bawah funderlining : memberi bentuk, badan busana, serta penopang
pada area yang lebar dari sebuah busana. Sebagai contoh,bagian badan dari
sebuah mantel (coat), bagian kerah yang diberi singkap dalam. Untuk menutupi
bakas tanda-tanda jahitan (rader, pensil, kapur, dan sebagainya), menyamarkan
bekas kelim jahitan, sebagai tempat memuatkan lapisan singkap dalam dan
lapisan singkap, termasuk sambungan jahitan bagian dalam dengan bahan
busananya.
b. Lapisan singkap dalam (interfacing) : umumnya berupa bahan yang kuat untuk
memberikan bentuk, badan busana, serta menopang bagian-bagian kecil
pakaian (pinggiran-pinggiran dan detail-detail).
c. Lapisan dalam (interfining) :lapisan paling atas dari bahan yang dijahitkan pada
sebuah busana untuk memberikan tambahan kehangatan.
d. Kain pelapis (lining) : bahan uang dipotong bagian-bagian pola secara terpisah,
digabungkan, kemudian dijahitkan pada busana untuk menutupi kontruksi
bagian dalam, juga membantu memudahkan ketika dikenakan atau
ditanggalkan.

 Cara merekatkan lapisan :


Pertama kali, baca dan ikuti instruksi dari pabrik pembuatannya. Apabila
tidak terdapat, maka gunakanlah cara yang umum seperti di bawah ini :
a) Hangatkan dulu sertrikanya, atau pada indikasi “wool”. Gunakan penguapan
b) Setrikakan dengan uap pada bahan busananya terlebih dahulu untuk sedikit
mengerutkan bahannya
c) Letakkan kembali di atas bahan busana untuk memastikan bahwa bahannya
tidak berubah bentuk.
d) Letakkan lapisan singkapnya pada bagian yang berperekat di bawah,
menghadap bagian buruk bahan busana.
e) Apabila memiliki setrika uap, maka sebagai penggantinya gunakan sepotong
bahan yang sudah dibasahi terlebih dahulu dan pastikan cukup lembab untuk
merekat secara rata.
f) Tekan memakai kedua belah tangan, rekatkan selama lima detik. Luncurkan
sedikit setrikanya, kemudian tekan lagi selama lima detik lagi, luncurkan,
tekan lagi dan seterusnya. Pastikan sudah cukup melekat, jika terlalu lama
kemungkinan akan terpisah lagi rekatannya karena kainnya mengering.
g) Harus sabar. Selalu tunggu bagian-bagian yang direkat menjadi dingin
terlebih dahulu sebalum memindahkannya.
 Bahan-bahan pembentuk untuk tailoring
a) Bahan yang bisa dijahitkan
Poli/katun (Poly/Cotton)
Bagus untuk menguat bagian belakang jas. Garis dari perekat acap kali
terlihat tembus pada bagian baik bahan setelah dicuci beberapa kali.
b) Kanvas rambut (hair canvas)
Bila mengerjakannya memakai metode tradisonal, bahan ini merupakan
keharusan. akan banyak kandungan wool biri-biri, semakin tidak mengeriput
bahan busananya, makin banyak kandungan rambut kambing, semakin kuat
bentuk busananya.
c) Organza sutera (Silk Organza)
Merupakan lapisan bawah yang sempurna untuk bahan yang bisa di-dry
clean memerlukan bentuk lebih, atau digunakan dengan metode tailoring yang
mudah, juga untuk lapisan singkap membuat lubang kancing balut (paspoal)
d) Bahan pembentuk yang tidak ditenun
Berbobot ringan sampai sedang, semuanya digunakan untuk menstabilkan
bagian belakangsaku-saku paspoal dan menjahit secara akurat. Anda pasti bisa
membuat garis-garis setikan di atasnya dengan baik.
e) Kain pelapis Polyester atau Rayon (Polyester, Rayon linings)
Semuanya antistatictidak bermuatan listrik, menggantung dengan nyaman
dan longgar.
f) Bahan untuk kepala lengan baju (sleeve head fabric)
Digunkaan untuk membuat kepala lengan baju agar tampak membualat
agar tidak memngelinting. Gunakan Polyester Fleece (kain berbulu kapas
pada bagian buruknya) dengan arah serat bahan menyerong atau tenunan
Rayon dan Polyester yang merupakan singkap dalam, juga dipotong dengan
arah serat bahan menyerong.

 Bahan yang bisa direkatkan (furing)


a) Perekat rajut (fusible knits)
Diterapkan dengan manis sebagai singkap dalam atau lapisan bawah
untuk bahan yang berbobot ringan.
b) Singkap dalam dengan selipanbenang pakan (weft insertion interfacing)
Bisa digunakan untuk hampir semua bahan. Tidak menggelembung di
atas bahan yang berbobot ringan
c) Perekat sempurna (perfect fuse) dengan benang pakan singkap dalam
Kita telah menggunakan perekat sejak tahun 1960 an. Setelah mengalami
banyak kekecawaan atas hasilnya, maka dengan adanya perkembangan baru
sejak tahun 2000, terciptalah dengan empat macam singkat dalam benang
pakan yang lebih lebar. Setiapjenisnya juga sangat berlainan serta dapat
dengan mudah dirasakan perbedaannya.
Keterangan :
Bahan perekat (fuse) yang dimaksud di sisni adalah sejenis bahan pelapis
yang bagian buruknya dilapisi semacam perekat dan direkatkan pada bahan
utama dengan disetrika dimampatkan. Sebaiknya menggunakan setrika uap
untuk hasil yang sempurna. Bahan dengan perekat (fuse) terseda dengan nama
umum : vilene, visline dengan berbagai bobot.

 Macam-macam kerah untuk busana tailoring


Pemasangan kerah dengan lapisan
Kerah yang pemasangannya dilapisi adalah kerah shiller, kerah jas
dan kerah setali (Shal collor). Kerah shiller (minamora) adalah kerah yang
mana lapisan tengah muka dilipatkan tanpa sambungan, bagian atasnya
menjadi bagian bawah dari kerah setelah dibalik, sama dengan kerah jas,
yang membedakannya adalah : kerah jas lapisan tengah mukanya
disambungkan pada tengah muka karena ada pembentukan sesuai model pada
river bagian kerahnya.
Kerah setali (shal collor) yaitu yang dikontruksi sejalan dengan pola
bagian depan, garis luar kerah umumnya dibuat melengkung, tetapi ada
juga yang dibentuk seperti kerah jas atau seperti kerah baju pramuka, bagian
belakang pada tengah muka memakai lapisan sampai kebagian kerah dan yang
tampak sebagai kerah itu adalah lapisannya.

Gambar 1 . Kerah shiler, kerah setali, kerah jas

1) Pemasangan kerah Shiller


Kerah shiller yaitu kerah yang bagian tas dan kerah bagian bawah terdiri
dari satu potongan. Garis luar kerah pada lipatan kain dan tidak ada kampuh,
tetapi mempunyai rever dan garis patahan kerah.
Cara mengerjakan:
a) Gunting kerah dengan meletakkan pinggiran luar pola kerah pada lipatan
arah panjang kain (menurut serat kain) ditambah kampuh lebih kurang 1,5
cm. Pelapis kerah sama dengan kerah bagian bawah.
b) Pasangkan pelapis kerah pada bagian buruk kerah dengan cara di pres atau
dijahit dengan mesin.
c) Lipat dua lebar kerah dengan bagian yang dilapis berada sebelah atas
kemudian jahit mesin kampuh kedua ujung kerah.
d) Gunting miring kampuh sudut ujung kerah
e) Balikkan kerah kebagian luar dan rapikan bentuknya, kemudian dipress
f) Pentulkan kedua bahagian kerah mulai dari garis tengah belakang, bahu
kiri dan bahu kanan sampai batas tengah muka
g) Balikkan lapisan belahan pada bagian baik pakaian sehingga menutup
bagian kerah sampai garis bahu, kemudian pentul dan jelujur.
h) Gunting kampuh kerah atas pada garis bahu kiri dan kanan kemudian
lipatkan kearah kerah.
i) Jahit mesin mulai dari ujung lidah belahan kiri sampai ujung lidah
belahan kanan. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan bentuk
kerah, maka gunting-gunting kampuh dengan ujung gunting, tetapi jangan
sampai kena setikan.
j) Balikkan lapisan belahan kearah dalam pakaian dan rapikan bentuk sudut
lidah belahan.
k) Lipatkan garis kampuh kerah atas kearah dalam kerah mulai dari garis
bahu kiri sampai garis bahu kanan, pentul dan jelujur.
l) Jahitkan kerah bagian atas pada kampuh kerah bagian bawah dengan
tusuk sum atau jahit mesin. Jahitkan ujung lapisan belahan pada garis
kampuh.

2) Pemasangan kerah setali (shall collor)


Cara mengerjakan:
a) Siapkan pola badan depan yang pada garis tengah muka sudah
berbentuk/pakai kerah
b) Gunting lapisan kerah sepanjang tengah muka.
c) Gunting pelapis (interlining) sesuai bentuk kerah dan tengah muka badan
kemudian interlining di press.
d) Pentulkan garis leher kerah bagian bawah pada garis leher belakang
e) Sambungkan garis tengah belakang kerah bagian bawah kemudian bukakan
kampuhnya
f) Jelujur garis leher kerah bahagian bawah pada garis leher belakang dari
garis bahu kiri sampai garis bahu kanan, kemudian jahit mesin
g) Gunting kedua sudut kampuh garis leher belakang

B. CIRI-CIRI BUSANA TAILORING


Busana tailoring dapat dilihat dari jenis, model, teknik menjahit dan
penyelesaiannya.
1) Jas
Jas merupakan busana dengan model kerah yang mempunyai kelepak
atau rever, berlengan panjang dengan jahitan pada bagian depan dan belakang
(lengan jas), dikenakan dengan pantalon yang pada umumnya terbuat dari kain
yang sama terutama busana kesempatan pesta atau acara resmi dan kadang
berbeda kain antara pantalon dan jas terutama untuk pemakaian busana kerja
atau acara lain, seperti acara reuni atau sering dipakai para artis sebagai
pelengkap busana.
Penggunaan jas secara lengkap terdiri dari pantalon, kemeja lengan
panjang dengan kerah bord, vest dan jas dilengkapi dengan dasi yang serasi.
Berikut macam- macam jas.
1. Jas Kancing Satu
2. Jas Kancing Dua
3. Jas Kancing Tiga

2) Vest (Rompi)
Vest merupakan pelengkap pemakaian jas, yang dikenakan sebelum jas atau
setelah pemakaian kemeja. Bentuk vest hampir sama dengan rompi, vest
panjangnya sampai pinggang dengan belahan pada bagian muka yang
dikuatkan oleh kancing dan garis lehernya rendah agar dasi dapat terlihat dari
luar. Pada bagian belakang bisa dipasang ban, gesper atau tali. Berikut contoh
macam-macam vest.
1. Vest tanpa kerah

2. Vest variasi jahitan

3. Vest dengan kerah shiler

C. SYARAT – SYARAT BUSANA TAILORING


a) Tampak Luar
 Terdapat kerah
 Terdapat saku vest atas
 Saku pada bagian depan ( kanan dan kiri )
 Saku vest berklep
 Saku paspoille berklep
 Kup depan atau garis hias
 Lengan jas
 Lubang kancing paspoille
 Belahan belakang
b) Tampak Dalam
 Bagian dalam tertutup dengan lining ( furing )
 Terdapat saku pada bagian lining depan
 Menggunakan bahan pelapis
 Terdapat bantalan pada bagian bahu

D. MACAM – MACAM BUSANA TAILORING


Model busana tailoring dapat digolongkankan menjadi 2 , yaitu :
1. Duex Piece      : busana yang terdiri dari 2 bagian, yaitu atasan dan bawahan.
Misal   : blus dengan rok, blus dengan celana, blus dengan kulot, gaun dengan
blaser.
2. Three Piece     :   busana yang terdiri dari tiga bagian, yaitu dalaman, bagian luar
dan bawahan
a. Dalaman biasanya terdiri dari kamisol, blus dan kemeja.
b. Bagian luar biasanya terdiri dari blaser dan jas.
c. Bawahan bisa terdiri dari dari rok celana atau kulot

E. CARA MENGAMBIL UKURAN


Untuk mendapatkan ukuran yang baik orang yang diukur harus berdiri tegak
lurus.  Mula – mula diikatkan tali kecil atau peter band pada pinggang orang
tersebut untuk menentukan batas pinggangnya:
1. Lingkar badan yaitu diukur sekeliling badan pada bagian yang terbesar dengan
ukuran pas ditambah  4 - 6 cm.
2. Lingkar pinggang yaitu diukur tepat pada lingkar pinggang ukuran pas ditambah
4 - 6 cm . Untuk gaun ditambah  2 cm.   
3. Lebar dada / muka  yaitu diukur 5 cm  dari lekuk leher.  Kemudian diukur dari
Kerung lengan kiri sampai kerung lengan kanan.
4. Panjang dada / muka yaitu diukur dari lekuk leher ke pinggang.    
5. Tinggi payudara yaitu diukur dari titik bahu tertinggi ke puncak payudara.
6. Jarak payudara yaitu diukur dari puncak kiri ke puncak kanan payudara.
7. Lebar bahu  yaitu diukur dari ujung bahu tertinggi ke batas lengan.
8. Lebar punggung yaitu diukur dari tengkuk turun  8 cm  kemudian diukur dari
kerung lengan kiri ke kerung lengan kanan 
9. Panjang punggung  yaitu diukur dari tengkuk ke batas pingggang.
10. Lingkar panggul yaitu diukur pada bagian panggul yang terbesar.
11. Panjang lengan yaitu diukur dari jahitan kepala lengan ke panjang yang
diinginkan. 
12. Lingkar kerung lengan   yaitu diukur sekeliling lingkar kerung lengan
13. Panjang rok yaitu diukur dari pinggang ke bawah sampai panjang yang
diinginkan.
14. Panjang celana  yaitu diukur dari pinggang sampai panjang yang diinginkan.
15. Lingkar pangkal paha yaitu diukur pada sekeliling pangkal paha.
16. Tinggi duduk  yaitu diukur dari pinggang ke tempat duduk.
F. MODEL BUSANA TAILORING
Adapun model Duex dan Three Piece, meliputi:
1. Suit (setelan )  :  Satu stel pakaian yang terdiri dari celana dan jacket yang
terbuat dari bahan kain yang sama.
2. Coat ( mantel) :   baju luar yang dipakai setelah memakai baju lain, dilengkapi
dengan lengan dan panjangnya di bawah panggul, biasanya ukurannya lebih
besar dari baju yang ada didalam.
3. Blazer              :   menggunakan bahan yang lebih ringan, lebih pas ditubuh,
single - breasted dengan dua atau tiga saku, biasanya terdapat sulaman,
menggunakan kancing dari besi, dan untuk kesempatan yang lebih santai.
4. Jacket ( jas )    :   jas pendek, panjangnya biasanya sampai panggul, dipakai
setelah memakai baju atau blus dengan rok atau celana, dipakai pria, wanita, dan
anak – anak.

G. BAHAN BUSANA TAILORING


Bahan untuk membuatan busana tailoring dapat diklasifikasikan menjadi  3  yaitu:
 Bahan pokok
 Bahan penunjang
 Bahan pelengkap

1. BAHAN POKOK
Bahan pokok adalah material utama yang harus ada dalam pembuatan busana
tailor, dipakai untuk bahan bagian luar.
Syarat – syarat bahan pokok:
a. Bahan mudah ditangani / dibentuk
 Tahan pada temperature tinggi.
 Tektur tidak terlalu lemas / kaku
b. Bahan yang berkualitas  
 Bahan untuk busana tailor, disarankan menggunakan bahan yang
mengandung woll dan untuk mengetahui biasanya dilihat pada label
kain ( …….. %  woll ).

Cara memeriksa bahan pokok

a. Meremas dan melepas kembali, yaitu bahan kain diremas kemudian


dilepaskan, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan dapat
kembali kebentuk semula. 
b. Menekan atau mendorong permukaan dengan ibu jari untuk mendeteksi
permukaan kain apakah bisa kembali atau tidak. Juga untuk mendetaksi
kerapatan benang.
c. Melangsaikan kain, hal ini dilakukan untuk mengetahui jatuhnya bahan.

Teknik Menjahit dan Teknik Penyelesaian Busana Tailoring :

1. Teknik menjahit busana tailoring menggunakan kampuh terbuka dengan


penyelesaian zigzag
2. Pada busana tailoraing pelapis yang digunakan untuk kelepak atau rever dan
kerah bawah yaitu pelapis yang terbuat dari rambut kuda/bubat atau kupner
3. Penggunaan vuring tertutup
4. Bahan dasar bagian muka dilapisi kain gula dan kupner, pada bagian
belakang kira-kira setengah badan dilapisi kain gula.

Sumber Bacaan
Allyne Bane. (1974). Tailoring. New York : Mc Graw-HILL Book Company
IAMBI Kartini. (1986). Pelajaran Menjahit Mantel Pak. Teknik Penyelesaian dan
Norma Penilaian Ujian Nasional, Menjahit Pakaian Wanita dan Anak Tingkat
Mahir. Yogyakarta : Kanwil Depdikbud.
Wancik, M.H. (2000). Bina Busana III. Jakarta : Gramedia
PERTEMUAN II

Mendesain Model Tailoring Duexpieces


Keterangan Pola Badan Jas Pada Bola Dunia Tailor
Pola Badan Belakang

A-B = Panjang jas ditambah 2 cm


A-C = 1/10 lebar punggung
C-D = 16 cm
C-E = Panjang jas dibagi 2 diturunkan 7 cm
C-F = C-E dibagi 2
E-E' = 4 cm
B-B' = 4 cm
B'-B'' = Panjang baju : 3
B''-B''' = 4 cm
A-a' = 4 cm
Hubungkan titik a'-E'-B'
a'-a'' = 2,5 cm
D'-D'' = 2 cm
F'-F'' = 1 cm
Hubungkan titik a''-D''-F''-E' mengunakan rol panggul.
G-H = ½ lebar pungung
E'-K = 16 cm
Hubungkan titik H-K, maka dapat titik J dan J'
B'-L = E'-K ditambah 1,5 cm, hubungkan K-L
H-I = 1/3 lebar punggung
a''-a''' = Turun 2 cm
Hubungkan titik I-a'''

Pola Badan Depan


M-S = A-B bagian belakang
M-M' = Turun 2 cm
M'-M'' = Turun 4 cm
Titik N-O-Q sejajar dengan titik D-F-E
N-N' = Lingkar badan dibagi 5 ditambah 1 cm ditambah 2 cm
O-P' = N-N '= M''-P''
O-P = Lingkar badan ditambah 14 cm : 2 kemudian dikurangi 1 cm
P''-U = 4 cm
U-V = 1/3 lebar punggung
V-V' = 2 cm
Q-R = O-P kurang 2 cm
S-T = O-P
Hubungkan titik P-R-T
T-R' = 1/3 panjang jas tambah 1 cm
Titik S'= Sejajar titik R'
P'-X = 3 cm
X-X' = 10 cm
X-x = ½ dari X-X'
X'-X'' = 2 cm
X''-X'''= X-X'
x-Y = 8 cm
Tarik garis lurus siku-siku dari titik x kebawah, maka didapat titik Y'
Y'-Y'' = Y'-Y'''= 0,75 cm, hubungkan garis kup ketitik Y
Y'''-Z = 2 cm
Q-Q' = 2 cm
Q'-S'' = 10 cm
Tarik garis lurus dari titik V'-Q' untuk garis patahan rever, maka didapat titik V''
V''-V''' = V-V'
M'-W = 7 cm
Buat garis bantu dari titik V'''-W
W-W' = 3,5 cm
Hubungkan titik W'-Q'
P-p = 1½ cm
R-r ' = 3 cm
Bentuk garis dari p, r, T
Untuk mendapatkan titik p-p', ukur dari titik F''-J',O-P, kemudian ditambahkan.
Hasil tersebut ditambah sekian sehingga didapat ukuran ½ lingkar badan.
r'- r = p-p' dikurang 1 cm
t - t' = p-p' ditambah 1,5 cm
t'' – t' = 2 cm
n-n' = 2 cm
Z-Z' = 4 cm
POLA LENGAN JAS

Keterangan pola lengan

A-B = panjang lengan

A-A' = 6 cm

A-C = P''-P' pada pola badan bagian depan.

C-D = ½ C-B

C-C' = 5 cm

D-D' = 2 cm

D'-D'' = 5 cm
B - B' = 5 cm

C'-F = A-C

C-B = ½ dari C-F

B'- E = 14 cm

E-E' = 1 cm

E'-E'' = 8 cm

E''-E''' = 2 cm

A-I = ½ dari C-F

Tarik garis putus-putus dari I-C

A'-H = C-F dikurangi 1 cm

Tarik garis putus-putus dari I-H

Satukan garis titik H, F,dan E setelah itu dapatlah titik J

Bentuk kerung lengan dari titik C, I, H, dan C'

POLA KERAH JAS

Keterangan pola kerah

A-B = Lebar krah


A-C = ½ dari lingkar leher belakang
C-D = Turun 9 cm
D-E = 3 cm
E-B = Bentuk kerah

Anda mungkin juga menyukai