Anda di halaman 1dari 18

BAB I

ALAT DAN BAHAN

A. Alat
1. Mesin Jahit
Mesin jahit menggunakan 2 benang. Benang bagian atas
tersambung dengan jarum jahit dan benang bagian bawah digulung
dengan spul. Dilengkapi juga dengan sepatu mesin yang berfungsi
menahan kain dan membatasi arah ajrum. Pengoperasian secara
manual atau listrik.

Berikut alat pelengkap untuk mesin jahit :

Jarum Mesin Sekoci Spul Minyak Mesin Obeng Kecil

2. Jarum

Jarum jahit adalah alat menjahit berbentuk batang yang salah satu ujungnya runcing,
dan memiliki mata jarum sebagai lubang lewatnya benang. Digunakan dengan
menggunakan tangan. Biasanya untuk penyelesaian sebuah baju.

3. Setrika
Berguna untuk merapikan kain agar memudahkan proses pemotongan, penjahitan,
dan penyelesaian. Gunakan setrika uap, atau setrika biasa dengan bantuin air dan
gunakan alas sterika dengan permukaan rata.

4. Meteran
Terbuat dari karet sintetis dengan dua sisi. Memiliki sisi dengan ukuran 150
sentimeter dan 60 inchi. Digunakan dari pengukuran badan hingga penyelesaian.

1
5. Gunting
Gunting kain berbeda dengan gunting kertas. Gunting kain terbuat dari gunting baja
yang digunakan untuk memotong bahan. Selain gunting bahan, terdapat gunting benang
yang berukuran lebih kecil.

6. Pensil Jahit
Gunakan pensil merah untuk menggambar pola bagian depan, pensil biru untuk pola
bagian belakang. Untuk garis bantu, gunakan pensil hitam

7. Penggaris
Digunakan saat membuat pola. Berikut jenis penggaris yang diperlukan :

Penggaris Lurus Penggaris Lengkung

8. Kapur Jahit
Tersedia dalam berbagai warna, misalnya putih, merah, biru,
dan hijau. Sesuaikan dengan warna kain. Bekas goresan kapur
pada kain akan hilang saat dicuci.

9. Rader
Berguna untuk menandai jahitan pada kain sesuai dengan
pola. Berbentuk roda keecil bergerigi yang bergerak kerika
gagangnya didorong. Gerigi roda tersebut berbekas titik-titik
pada kain.

2
10. Karbon Jahit
Digunakan bersama dengan rader. Caranya, lipat dua
memanjang bagian luar/bagian yang bertinta. Letakan di antara
dua kain agar tanda jahitan tercetak pada bagian dalam kain atau
bagian yang akan djiahit. Tersedia dalam berbagai warna.

11. Mata Nenek


Berguna untuk memasukkan benang ke dalam lubang jarum.
Caranya, masukkan kawat halus pada lubang jarum, sementara
tangan memegang lempengannya. Tarik kawat hingga benang
ikut masuk ke dalam lubang jarum. Lepaskan kawat halus dari
benang.

12. Pendedel
Berguna untuk mendedel atau membuka bekas jahitan sehing
ga kain tidak mudah robek. Berbentuk dua tanduk, gagangnya
biasa terbuat dari plastic atau kayu.

B. Bahan
1. Kain
Kain dibuat menjadi sebuah busana sesuai desain yang telah
dibuat. Jenis kain sangat beragam, katun, organdie, denim, ceruti,
satin, dll.

2. Benang
Gunakan benang katun atau benang jahit. Bisa digunakan
benang polyester serbaguna. Dijual dalam bentuk gulungan dengan
ukuran kecil, sedang, dan besar. Gunakan benang yang sama dengan
warna kain.

3. Kain Keras
Pilih kain yang berlapis lilin agar mudah dalam penyelesaiannya.
Setrika bagian yang berlapis lilin menghadap ke kain sehingga akan
menempel.

3
4. Bisban
Selain untuk merapikan pinggiran baju, bisban digunakan
sebagai hiasan. Bisban siap pakai dijual di toko peralatan jahit.
Sesuaikan warna den
gan warna kain.

5. Pita
Berguna sebagai aksesoris.

6. Karet Elastis
Karet memiliki banyak ukuran. 1cm, 2cm, 3 cm, dll. Karet dapat
digunakan pada busana jika busana ingin dikerut.

7. Resleting
Sebagai penyelesaian baju atau berfungsi agar baju bisa ditutup.
Tersedia dalam berbagai warna dan ukuran. Sesuaikan warna
resleting dengan warna kain.

8. Hak/Pengait
Dipakai pada ban pinggang atau ujung bagian yang diberi
resleting.

9. Kancing
Kancing digunakan sebagai penutup busana. Kancing memiliki
beragam ukuran dan bentuk. Sesuaikan dengan selera dan model
baju.

4
BAB II
PENJELASAN ROK

Rok adalah sejenis pakaian dengan bentuk pipa atau kerucut yang cara pemakaiannya
dimulai dari pinggul dan menutupi sebagian atau seluruh bagian kaki. Berbeda dengan celana,
bagian dari rok tidak dibagi menjadi bagian kaki kiri dan bagian kaki kanan tetapi langsung
menjadi satu bagian yang menutupi sebagian atau seluruh bagian kaki. Biasanya pakaian ini
dipakai oleh wanita, meskipun di beberapa budaya ada juga yang digunakan oleh kaum pria
seperti di Skotlandia.
Rok pertama kali dikenalkan luas oleh Mary Quant, wanita kelahiran Kent, Inggris. Dia
adalah seorang fashion desainer. Pada Tahun 1955, dia bersama suaminya Alexander Plunkett
Grene membuka toko khusus pakaian bernama Bazaar.
Kehadiran rok mini sebenarnya adalah modifikasi fashion murni dari rok biasa, yang
pada tahun 1958 makin memendek. Alasan utamanya, katanya "..biar bisa lari kalo ngejar bis."
Pada tahun 1960, trend ini makin menggema. Dan tidak sedikit gaya ini menjadi rebutan hak
paten para desainer Inggris. Dan ini hal yang biasa dalam dunia fashion.
Kemudian pada 1960, atas dasar kecintaannya pada mobil hariannya, dia menamai persis
penemuan fashionnya seperti nama pabrikan pembuatnya, "Mini". Dan pada akhir 1960an, dia
juga merupakan salah satu orang yang menemukan tren fashion 'hot pants' (Celana panas? seksi
maksudnya).
Trik Cara untuk membuat pola sebuah rok yaitu rok lipit hadap adalah suatu hal yang
mudah di dunia jahit menjahit. Membuat pola adalah langkah pertama bagi para penjahit untuk
melangsungkan dan mengerjakan sebuah design. Rok lipit itu sendiri sering di pakai oleh siswa
SLTP yang di pakai sebagai seragam sekolah.

5
BAB III
JENIS-JENIS PANJANG ROK

6
BAB IV
Macam-Macam Model Rok

 Straight skirt
Rok yang mempunyai model sederhana hanya terdapat garis kupnat saja (bila
diperlukan) tanpa ada lipit, kerut dll.

 Pencil skirt
Rok pensil atau biasa disebut dengan nama pencil skirt
dapat didefinisikan sebagai pakaian penutup tubuh
bagian bawah yang memiliki siluet lebar dibagian
pinggang dan menyempit dibagian lutut menyerupai
bentuk sebuah pensil. Berdasarkan teori yang
berkembang, ide dasar pembuatan pencil skirt yang
diperkenalkan oleh seorang fashion designer bernama
Christian Dior pada akhir tahun 1940, konon diadaptasi
dari model hobble skirt yang berbentuk ketat dan
mengembang dibagian bawahnya.

 Hobble skirt
Rok hobble atau yang disebut dengan rok pincang adalah rok dengan pinggiran yang
cukup sempit untuk secara signifikan menghalangi langkah pemakainya. Itu adalah
tren mode singkat yang memuncak antara 1908 dan 1914.

7
 Wrapped skirt
Wrap skirt merupakan rok wanita dari bahan segi empat panjang
yang dikenakan dengan cara dililitkan pada tubuh bagian bawah dan
dikencangkan pada sekeliling pinggang, sehingga
terlihat menumpuk pada bagian depannya. Busana yang
dikembangkan dari model sarung ini banyak diadaptasi
sebagai pakaian santai. Sementara diabad ke-20 ini wrap
skirt yang memiliki ukuran panjang hingga sebatas lutut
banyak digunakan untuk busana pantai. Sedangkan wrap
skirt yang berukuran panjang menjuntai hingga batas
mata kaki lebih sering digunakan sebagai busana malam.

 Pegtop skirt
Pegtop skirt merupakan rok yang memiliki model lebar pada pinggang dan sempit
pada bagian bawah pinggang.

 Gather skirt
Rok dimana kainnya dikerut secara bersamaan dibagian pinggang.

8
 Dindrl Skirt
Dirndl skirt merupakan salah satu jenis busana bawahan wanita yang dikerut longgar
pada bagian garis pinggangnya untuk menciptakan ploi-ploi yang lembut.

 Full Skirt
Full rok atau biasa disebut dengan rok lingkar penuh adalah rok dengan volume yang
menonjol di bagian bawah.

 Tiered Skirt
Tiered skirt atau yang juga disebut layered skirt ini berbentuk lapisan-lapisan yang
bertumpuk-tumpuk. Rok ini biasanya berukuran di atas lutut atau sepanjang mata
kaki. Tieres skirt bergaya casual, namun kini banyak desainer yang membuat gaun
pesta bergaya layered.

9
 Flounce Skirt
Flounce skirt sendiri merupakan model busana penutup tubuh bagian bawah wanita
yang diberi tambahan sepotong bahan yang dikerut dan dijahit pada bagian kelimnya.
Bahan yang dikerut (flounce) bisa diambil dari kain tekstil yang sama dengan bahan
utama rok maupun bahan lain yang berbeda.

 Flare Skirt
Flared skirt ini mirip dengan A-line skirts, hanya saja rok ini melebar pada bagian
bawahnya. Ukuran panjangnya sebatas betis, lutut, atau di atas lutut. Flared skirt
adalah tipe rok semi-dressy, dressy, atau formal tergantung pada bahan yang
digunakan.

10
 Pleated Skirt
Rok lipit merupakan model rok yang menggunakan lipit-lipit baik secara permanen
atau tidak. Selain difungsikan sebagai hiasan lipatan pada pada rok tersebut umumnya
juga ditambahkan untuk menambah kelonggaran dan untuk menyesuaikan bentuk
tubuh.

Selain bentuk-bentuk rok yang umum digunakan seperti diatas, masih banyak jenis rok
yang dapat kita ketahui seperti contoh dibawah ini :

No. Jenis Rok Gambar Rok


1 Button-down skirt

2 Volant skirt

3 Flamenco skirt

11
4 Majorette skirt

5 Kilt Skirt

6 Side pleated skirt

7 Fortuny skirt

8 Gored skirt

9 Mermaid skirt

10 Yoke skirt

11 Hip-hugger skirt

12
12 Harem skirt

13 Petal skirt

14 Tulip skirt

15 Hakama skirt

16 Fringed skirt

17 Peplum skirt

18 Suspender skirt

13
19 Patchwork skirt

20 One-shoulder suspender
skirt

BAB V
UKURAN ROK

S M L
1. Lingkar Pinggang (L.Pi) 64 70 76
2. Lingkar Panggul I (L.Pang.I.) 86 90 96
3. Tinggi Panggul I (T.Pang.I) 10 11 12
4. Lingkar Panggul II (L.Pang.II) 90 96 102
5. Tinggi Panggul II (T.Pang.II) 16 18 20
6. Panjang Rok MUka (P.R. muka) 50 55 60
7. Panjang Rok Sisi (P.R. sisi) 51 56 61
8. Panjang Rok Belakang (P.R. belakang) 49 54 59

14
BAB VI
MACAM-MACAM POLA ROK

a. Pola Dasar

Keterangan Pola

(MUKA)
A-B = 2 cm
B-C = tinggi panggul = 18 cm
B-D = panjang rok muka
A-E = ¼ lignkar pinggang + 2 cm atau 1 cm. penambahan sama dengan badan
C-F = ¼ lingkar panggul + 2 cm atau 1 cm, sama dengan badan
D-G = C-F
G-H = 5 cm
E-F-I = panjang rok sisi
Gambar garis pinggang datar dahulu separuh jarak melengkung.
Gambar garis bawah sama dengan pinggang datar dahulu baru melengkung.
Garis sisi digambar dari E ke F cembung dibagian tengah 1 cm dan dari F ke I lurus
miring dengan mistar ditarik.

(BELAKANG)
A-B = 2 cm
B-C = tinggi panggul
B-D = panjang rok belakang
A-E = ¼ lingkar pinggang – cm atau 1 cm seperti bdan ditambah 2 cm untuk lipit kup,
karena belakang harus pakai lipit kup
¼ lingkar panggul – 2 cm atau 1 cm.
D-G = C-F
G-H = 5 cm
E-F-I = panjang sisi rok
B-J = 1/10 lingkar pinggang dikurangi 1 cm seperti pinggang badan belakang
J-K = 2 cm, lipit kup
Tarik garis tegak lurus ditengah J-K kebawah sampai garis panggul

15
Titik L letak 5 cm diatas panggul.
Tarik garis J-L dan K-L, menjadi lipit kup.
Garis pinggang, garis bawah dan garis sisi digambar seperti rok muka.

b. Rok Lingkar

Keterangan Pola
A-C = A-B 1/3 Lingkar Pinggang – 1
C-E = B-D Panjang Rok
c. Rok Lipit Hadap

16
Keterangan pola

Pada umumnya, pola yang digunakan sama dengan pola rok dasar, namun pada bagian
tengah muka rok, lebarnya ditambah 10-12 cm atau sesuai keinginan designer untuk
lipatan lipit.

17
DAFTAR PUSTAKA

Muliawan, Porrie. 2008. Konstruksi Pola Busana wanita. Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia.

https://enerie.wordpress.com/2015/12/16/the-ultimate-skirt-lenghts-fashion-vocabulary/

http://www.google.com

http://www.pinterest.com

18

Anda mungkin juga menyukai