Anda di halaman 1dari 21

46

Macam-macam Lengan
1. Lengan Licin
Lengan licin adalah lengan yang bentuk lingkar kerung lengannya licin (tidak ada
kerutan). Bentuk lengan licin akan nampak bagus jika pemasangannya dibuat kerutan semu,
dengan tujuan untuk mempermudah pemasangan.
Teknik memasang lengan licin
a. Memastikan bahwa lingkar kerung lengan lebih lebar 1-2cm disbanding dengan lingkar
kerung lengan badan
b. Menyambung bahu muka dan belakang
c. Menjahit kerung lengan dengan setikan renggang, 1mm di atas dan di bawah garis
kerung lengan. Setikan renggang dibuat 6-7cm.
d. Menjahit sisi lengan
e. Menyatukan puncak lengan tepat pada garis bahu
f. Menjahit lengan dan badan dari bagian buruk tepat pada garis pola.
g. Kelim bawah lengan diselesaikan dengan kelim sum atau dijahit

Gambar 3.1. Lengan Licin


Sumber: Ernawati

47
2. Lengan Puff
Lengan puff merupakan pengembangan dari lengan licin yaitu lengan yang mempunyai
kerutan pada puncak lengan dan bawah lengan. Lengan puff banyak diterapkan pada
busana wanita dan anak-anak.
Teknik pemasangan lengan puff:
a. Menyambung bahu muka dan belakang
b. Menjahit sisi lengan dan membuat kerutan pada puncak lengan dan bawah lengan
c. Menjahit lengan dengan cara puncak lengan tepat pada garis bahu.
d. Bagian bawah lengan diselesaikan dengan rompok, benang karet atau manset

Gambar 3.2. Lengan Puff


3. Lengan Puncak
Lengan puncak adalah lengan yang pada bagian puncak lengan berkerut dan bawah
lengan licin. Teknik membuat kerutan sama dengan lengan puff.
Teknik memasang lengan puncak:
a. Membuat setikan renggang dan dikeru atau bisa lipit
b. Memasang dan menjahit lengan dengan memperhatikan puncak lengan tepat pada garis
bahu. Penyelesaian kampuh lengan menggunakan obras atau kampuh balik semu
c. Bagian bawah lengan dikelim dengan obras atau disum

Gambar 3.3. Lengan Puncak

48
4. Lengan Setali
Lengan setali adalah lengan yang menyatu dengan badan dan tidak mempunyai lingkar
kerung lengan. Terdapat dua bentuk lengan setali, yaitu lengan setali yang ada sambungan
pada garis bahu dan lengan setali yang tanpa sambungan garis bahu (lipatan). Teknik
pemasangan yang perlu diperhatikan yaitu pada garis lengkung lengan bagian bawah. Agar
tidak terjadi kerutan, maka kampuh tidak terlalu lebar
Teknik memasang lengan setali
a. Menjahit bahu sampai panjang lengan muka dan belakang
b. Menjahit sisi badan sampai lengan. Kelim lengan diselesaikan dengan dijahit atau
disum

Gambar 3.4. Lengan Setali

5. Lengan Tulip
Lengan tulip merupakan variasi bentuk lengan. Lengan tulip biasa diterapkan pada
busana wanita misalnya pada blus atau gaun dan pada busana anak misalnya bebe anak.
Teknik memasang lengantulip pada badan:
a. Menyelesaikan kelim lengan dengan kelim kecil, kelim gulung atau dirompok
b. Memberi tanda puncak lengan
c. Memasang lengan pada kerung lengan badan dengan cara puncak lengan tepat pada
garis bahu
d. Menjahit lengan

Gambar 3.5. Lengan Tulip

49
MACAM-MACAM BENTUK KRAH

1. Kerah Rebah
Kerah rebah adalah kerah yang jatuhnya sejajar dengan bahu yang biasa diterapkan
pada blus wanita maupun bebe anak-anak.
Teknik pemasangan kerah rebah:
a. Menyelesaikan kerah, pada bagian dalam diberi viselin
b. Memasang kerah tepat pada tengah muka
c. Melipat lapisan badan bagian muka (dari TM ditambah 2cm sebagai lidah, kemudian
dilipat selebar 2x lidah + 1cm)
d. Memasang lapisan untuk depun (digunting menurut bentuk leher) diatas lapisan lidah
dan kerah
e. Menjahit
f. Sebelum dibalik kampuh ditipiskan, untuk bentuk lengkung dengan guntingan
segitiga, untuk bentuk lurus tidak perlu guntingan segitiga
g. Menjahit tisa depun dengan setikan kevi. depun dijahit kecil
h. Membalik lapisan dan depun pada bagian dalam badan
i. Depun diselesaikan dengan disum. Namun untuk sum bisa diselesaikan pada bahu saja
karena jika depun dipotong menurut bentuk leher maka jatuhnya depun akan flat pada
leher.

Gambar 3.6. Kerah Rebah

2. Kerah Kemeja
Kerah kemeja dengan penegak biasa ditemukan pada kemeja pria dan dapat pula
digunakan pada jaket dan pakaian wanita.Jenis kerah ini mempunyai dua bagain yaitu
bagian daun kerah dan kaki kerah.Kaki kerah ini merupakan penegak dari kerah
kemeja.Penegak bisa digunting terpisah ata bisa sejalan dengan kerah.Pada pemasangan

50
penegak terpisah, penegak kerah dipasang seperti kerah berdiri lainnya.Pelapis kerah
dipasangkan pada kerah bagian bawah, tetapi apabila bahan pakaian tembus terang
atausangat tipis.Cara menjahit kerah kemeja adalah sebagai berikut:
a. Gunting bagian kerah dan penegak kerah rangkap dua. Beri tanda pola pada
masing-masing bagian kerah.
b. Gunting pelapis satu rangkap kemudian beri tanda pola. Pasangkan pelapis pada
bagian buruk kerah bagian bawah atau kerah bagian atas (sesuaikan dengan jenis
bahan).
c. Satukan bagian baik kerah dan bagian penagak kerah atas dan bawah, dengan posisi
bagian baik berhadapan. Semat dengan jarum pentul, kemudian dijahit. Pada sudut-
sudut kerah selipkan beberapa helai benang yang berguna untuk membalikkan
kerah supaya terbentuk sudut yang rapi. Tiras digunting halus agar mengikuti
bentuk sebelum dibalik.
d. Balikkan kerah ke arah yang bagian baik kerah, kemudiantarik lambat-lambat
benang yang telah diselipkan pada sudut setelah ujung kerah rata dan bentuk ujung
kerah sudah sama, sebaiknya di pres untuk mendapatkan hasil yang rapi dan bagus.
e. Jika dinginkan, stik mesin garis pinggiran luar kerah.
f. Satukan bagian baik kerah bawah pada penegak bagian bawah. Satukan penegak
bagian atas pada kerah bagian atas kerah terletak antara penegak kemudian jelujur.
g. Jahit mesin sepanjang garis kampuh penegaknya. Gunting halus kampuhnya seperti
bentuk segitiga. Bukakan kampuhnya dan pres pada papan kerah.
h. Lipatkan penegak ke arah bawah kerah sehingga kampuh berada pada bagian dalam
kerah.
i. Pentulkan pinggir penegak atas pada garis leher kemudian jelujur.
j. Jahit dengan mesin bagian penegak yang dimulai dari garis tengah belakang, terus
ke bagian atas penegak, dilanjutkan ke bagian garis leher dan kembali ke tengah
belakang.

Gambar 3.7. Kerah kemeja

51
3. Kerah Jas
Kerah jas adalah kerah yang dipasang dengan tambahan bahan pelapis khusus untuk
menguatkan bentuk kerah. Kerah jas memiliki ciri khas dengan garis sambungan untuk
kerah bagian leher dengan daun kerah.
Cara kerja membuat kerah ini adalah sebagai berikut:
a. Gunting kerah dengan meletakkan pinggiran luar pola kerah pada lipatan arah
panjang kain (menurut serat kain) ditambah kampuh lebih kurang 1,5cm. Pelapis
kerah sama dengan kerah bagian bawah.
b. Pasangkan pelapis kerah pada bagian buruk kerah dengan cara di pres atau dijahit
dengan mesin
c. Lipat dua lebar kerah dengan bagian yang dilapis berada sebelah atas kemudian
jahit mesin kampuh kedua ujung kerah.
d. Gunting miring kampuh sudut ujung kerah.
e. Balikkan kerah kebagian luar dan rapikan bentuknya, kemudian dipress
f. Pentulkan kedua bahagian kerah mulai dari garis tengah belakang, bahu kiri dan
bahu kanan sampai batas tengah muka
g. Balikkan lapisan belahan pada bagian baik pakaian sehingga menutup bagian kerah
sampai garis bahu, kemudian pentul dan jelujur.
h. Gunting kampuh kerah atas pada garis bahu kiri dan kanan kemudian lipatkan
kearah kerah.
i. Jahit mesin mulai dari ujung lidah belahan kiri sampai ujung lidah belahan kanan.
Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan bentuk kerah, maka gunting-gunting
kampuh dengan ujung gunting, tetapi jangan sampai kena setikan.
j. Balikkan lapisan belahan kearah dalam pakaian dan rapikan bentuk sudut lidah
belahan.
k. Lipatkan garis kampuh kerah atas kearah dalam kerah mulai dari garis bahu kiri
sampai garis bahu kanan, pentul dan jelujur.
l. Jahitkan kerah bagian atas pada kampuh kerah bagian bawah dengan tusuk sum
atau jahit mesin. Jahitkan ujung lapisan belahan pada garis kampuh.

52
Gambar 3.8. Kerah jas

4. Kerah Setali
Cara kerja membuat kerah setali adalah sebagai berikut:
a. Selesaikan kerah dengan lapisan, bagian baik dengan bagian baik berhadapan
b. Bahu di bagian muka disambungkan dengan bahu bagian belakang juga bagian
leher muka dan leher belakang dijahit dari bagian buruk tepat pada garis pola
c. Pasangkan lapisan leher belakang bagian baik dengan kampuh ditipiskan
d. Lapisan leher belakang di bagian bahu dipasangkan dengan kerah h bagian bahu
e. Lapisan kerah yang belum terjahit diselesaikan dengan tangan (di sum)

Gambar 3.9. Kerah Setali

Komponen Saku

Pengertian Saku

Saku adalah salah satu bagian dari busana, biasanya di sebut sebagai kantong kecil rata yang
dijahitkan pada busana.Pemasangan saku dapat mempengaruhi penampilan busana secara
keseluruhan, misalnya letak saku terlalu tinggi atau rendah, saku terlalu kecil sehingga tidak
dimanfaatkan.Saku adalah bagian busana yang berfungsi untuk hiasan dan menempatkan suatu
benda yang berfungsi untuk hiasan dan menempatkan suatu benda.

53
Macam-macam Saku

1. Saku Dalam (saku bobok)


Saku dalam (saku bobok) yaitu saku yang dibuat dibagian dalam pakaian dengan cara
dibobok/digunting atau dilubangi. Bagian luar hanya terlihat lubang atau klepaknya saja.Saku
dalam biasanya terdapat pada sisi, tengah blus, rok atau celana dan letaknya tersembunyi. Saku
ini bisa di buat tegak, miring, sudut atau datar. Berikut adalah macam-macam saku dalam:

a. Saku samping (Outside Pocket)


Saku samping adalah saku yang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian yang nampak
dan bagian yang tersembunyi (bagian dalam).Saku ini biasanya terdapat pada sisi rok
atau celana bagian atas pinggul.
b. Saku Passepoille (Double Bound Pocket)
Saku passepoille adalah saku yang pada bagian lubangnya diselesaikan dengan
kumai/bahan seorang atau bahan melebar.
c. Saku Vest
Saku vest adalah saku dalam yang bagian lubangnya terdapat klep diarahkan keatas
dan dijahit pada sebelah kiri dan kanan klep.
d. Saku Klep (Double Bound with Flap Pocket)
Saku klep adalah saku dalam (bobok) yang pada bagian lubangnya terdapat klep
yang di arahkan ke bawah.

2. Saku luar (Saku Tempel atau Patch Pocket)


Saku luar (saku tempel) adalah saku yang di pasang dibagian luar pakaian dengan
disetik pada bagian luar atau di setik pada bagian dalam saku.Saku tempel berupa sehelai
kain yang di bentuk persegi, setengah lingkaran atau variasi dari bentuk – bentuk tersebut
dan dipasang melekat di atas pakaian.Untuk keserasian diperhatikan kesesuaian bentuk saku
dan ukuran saku dengan jenis busana atau si pemakai.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada pembuatan saku dalam, yaitu:


a. Mengguntingnya harus berhati-hati, jika tidak akan mengakibatkan kesalahan
yang total

54
b. Harus diperhatikan betul-betul bagian mana dari pakaian itu yang akan diberi saku
agar letaknya pas (sesuai yang diinginkan)
c. Akan lebih baik jika yang akan diberi saku digaris atau digambar dan setelah itu
dikontrol dahulu
d. Jika sudah tepat baru kita kerjakan

Teknik Menjahit Saku

Membuat Saku Tempel

(Soekarno, 2012:215)

Langkah-langkah membuat saku tempel (Patch Pocket):

a. Letakkan pola diatas bahan, beri tanda kampuh pada tengah muka, sisi, bahu, kerung
lengan, kerung leher, dan kelim bawah.
b. Tandai letak saku pada bahan. Ukuran saku lebar 13 cm dan panjang 14 cm
(menyesuaikan ukuran busana atau pemakainya)
c. Letakkan pola saku diatas bahan. Beri kampuh pada sekeliling saku (untuk kampuh
saku bagian atas selebar 3 – 3,5 cm atau sesuai dengan besar saku) kemudian gunting
saku tersebut.
d. Lipat kampuh saku atas ke arah bagian buruk kain selebar 0,5 cm kemudian jahit
kecil.
e. Lipat sekeliling kampuh saku ke arah buruk kain kemudian press agar lebih mudah
dalam menjahit saku. Urutan melipat kampuh saku yang benar adalah kampuh atas
kampuh bawah kampuh sisi.

55
f. Letakkan saku diatas bahan utama tepat pada tanda saku. Kemudian jahit pada
sekeliling tepi saku, kecuali pada bagian atas saku.
g. Cara menjahit saku tempel yaitu dimulai dari sudut/ujung saku bagian atas (titik A)
dan berakhir pada sudut/ujung saku bagian atas yg lainnya (titik B). berikut ini dua
macam jahitan kunci (back tack) sudut/ujung saku bagian atas.

Gambar 3.10. Hasil jadi saku tempel

Membuat Saku Samping (Outside Pocket)

(Soekarno, 2012:54)

Langkah-langkah membuat saku sisi rok sebagai berikut:

1) Siapkan komponen pola seperti gambar 1 (rok muka), 2 (rok belakang), 3 (lapisan
saku depan), 4 (lapisan saku belakang), 5 (saku depan), 6 (saku belakang)
2) Letakkan pola rok dan lapisan saku diatas bahan utama, sedangkan pola saku
diletakkan pada bahan vuring (lining). Beri tanda kampuh kemudian gunting
bahan.

56
5 6

Gambar 3.11. Komponen pembuatan saku samping

3) Gunting vliselin sesuai dengan bentuk lapisan saku. Kemudian letakkan viselin
pada bagian buruk lapisan dan press menggunakan setrika. Lalu gunting
segitiga kecil pada tepi lapisan saku.
4) Letakkan lapisan saku depan (no.3) diatas saku depan (no.5), dan letakkan
lapisan saku belakang (no.4) diatas saku belakang (no.6), obras bagian dalam
saku, kemudian setik sepanjang tepi lapisan (garis kuning).
5) Menjahit saku bagian depan. Letakkan saku depan diatas rok bagian depan
dengan posisi bagian baik rok berhadapan dengan bagian baik saku. Kemudian
jahit mengikuti garis lengkung saku (garis biru)
6) Tipiskan kampuh, balik ke bagian baik saku lalu disetik (tindas). Kemudian
obras sisi rok.
7) Menjahit saku bagian belakang. Letakkan saku belakang diatas rok bagian
belakang dengan posisi bagian baik rok berhadapan dengan bagian baik saku.
Kemudian jahit mengikuti garis lengkung saku (garis biru)
8) Letakkan rok belakang dengan posisi terbuka.
9) Letakkan rok depan diatas rok bagian belakang dengan posisi bagian baik rok
saling berhadapan. Kemudian jahit sisi rok mengikuti garis biru.
10) Satukan saku depan dan belakang kemudian jahit sisi saku (sisi bagian bawah
saku menjepit kampuh sisi rok depan). Lalu obras sisi rok belakang.
11) Balik rok sehingga terlihat pada bagian baik lalu setrika.

57
Membuat Saku Passepoille (Double Bound Pocket)

Langkah-langkah membuat saku passepoille sebagai berikut:


1) Letakkan pola badan diatas kain, berilah tanda kampuh kemudian gunting bahan.
Tandai letak saku passepoille (bound pocket).
2) Gunting dua lembar kain dengan ukuran lebar 18 cm dan panjang 2,5 cm sebagai
binding (bibir). Binding diberi vliselin dan tanda pada tengah binding.
3) Gunting kain pelapis saku (lining) dengan ukuran lebar 18 cm dan panjang 45 cm.
4) Lipat kedua binding dengan arah memanjang kemudian press. Sehingga terlihat
bagian baik binding. Beri tanda ½cm dari tepi lipatan.
5) Jahit kupnat badan. Kemudian letakkan kedua binding diatas bahan utama, tanda
binding berada tepat diatas tanda saku. Dengan posisi lipatan binding berada di
bagian luar sedangkan bagian bertiras binding berada pada bagian dalam tanda saku
6) Jahit binding tepat pada tanda saku (garis hijau)
7) Arahkan tirasbinding ke bagian luar (ke atas dan kebawah).
8) Gunting pada bagian tengah passepoille sisakan 1 cm setiap ujung dengan bentuk
segitiga
9) Balik binding ke bagian buruk melalui guntingan tersebut, sehingga kedua lipatan
binding berhimpitan pada bukaan saku. Kemudian rapikan dan press binding.
10) Jahit sisi binding (segitiga sisa guntingan pada langkah ke-8) dari bagian buruk.
11) Rapikan kedua binding sehingga saling berhimpitan, kemudiansatukan
keduabinding dengan tusuk flanel.
12) Sambung kain pelapis saku (lining) dengan kampuh binding bagian bawah. Posisi
buruk binding berhadapan dengan bagian baik lining.

58
Saku Vest

Berikut ini langkah-langkah membuat saku vest:

1) Letakkan pola badan diatas kain, berilah tanda kampuh kemudian gunting bahan.
Tandai letak saku vest
2) Gunting kain (binding) dengan ukuran lebar 17 cm dan panjang 10 cm, kemudian
beri vliselin dan di press. Beri tanda saku pada vest dengan ukuran 13 x 1 cm.
3) Gunting kain pelapis saku (lining) dengan ukuran lebar 18 cm dan panjang 45 cm.
4) Gunting kain ukuran 16 x 8 cm (untuk vest). Kemudian diberi vliselin sesuai dengan
ukuran dan bentuk.
5) Lipat vest pada bagian tengah. Jahit sisi vest pada bagian buruk kemudian balik ke
arah bagian baik.
6) Jahit kupnat badan. Kemudian letakkan vest diatas bahan utama, kampuh vest berada
tepat pada tanda saku bagian bawah. Posisi vest menghadap ke bawah.
7) Kemudian letakkan binding diatas vest tepat pada tanda saku.
8) Jahit binding tepat pada tanda saku. Kemudian gunting pada bagian tengah
passepoille sisakan 1 cm setiap ujung dengan bentuk segitiga.
9) Balik binding ke bagian buruk melalui guntingan tersebut, kemudian bentuk bibir
passepoille dengan lebar 1 cm untuk bibir atas dan 0 cm bibir bawah.
10) Jahit sisi binding (segitiga sisa guntingan pada langkah ke-9) dari bagian buruk.
11) Vest tampak pada bagian baik.
12) Sambung kain pelapis saku (lining) dengan kampuh binding bagian bawah. Posisi
buruk binding berhadapan dengan bagian baik linin
13) Sambung lining bagian bawah dengan kampuh binding bagian atas berhimpitan
dengan batas binding atas. Selesaikan tepi saku dengan kampuh obras.

59
Saku Passepoille dengan Klep (Double Bound with Flap Pocket)

Saku klep yang akan dipraktekkan ini merupakan variasi dari saku passepoille.
Langkah-langkah menjahit saku klep sebagai berikut

1) Letakkan pola badan diatas kain, berilah tanda kampuh kemudian gunting
bahan. Tandai letak saku klep (flap pocket).
2) Gunting dua lembar kain dengan ukuran lebar 18 cm dan panjang 2,5 cm
sebagai binding (balutan). Binding diberi vliselin dan tanda pada tengah
binding.
3) Gunting kain pelapis saku (lining) dengan ukuran lebar 18 cm dan panjang 45
cm.

Menyiapkan bahan pokok yang akan


dipasang saku, cukup disiapkan satu
lembar pola badan bagian depan

60
Bahan kumai serong disiapkan dengan
ukuran panjang 17cm (2 + 13 + 2) dan
lebar 2,5cm
17cm

Bahan kantong disiapkan dengan panjang


45 cm dan lebar 18cm seperti pada
gambar disamping

4) Gunting kain ukuran 15 x 9 cm


sebanyak dua lembar (untuk klep).
Kemudian diberi vliselin sesuai
dengan ukuran dan bentuk. Jahit
klep pada bagian buruk kain

5) Tipiskan kampuh klep, kemudian


dibalik dan press.

61
6) Lipat kedua binding dengan arah
memanjang kemudian press.
Sehingga terlihat bagian baik
binding.

7) Jahit kupnat badan. Kemudian


letakkan kedua binding diatas bahan
utama, tepat pada tanda saku. Dengan
posisi lipatan binding berada di bagian
luar dan kedua binding berhimpitan
pada tanda saku.

8) Jahit binding tepat pada tanda saku


(garis hijau)

9) Arahkan tiras binding ke bagian


luar (ke atas dan kebawah).

62
10) Gunting pada bagian tengah
passepoille sisakan 1 cm setiap
ujung dengan bentuk segitiga
(seperti garis putih)

11) Balik binding ke bagian buruk


melalui guntingan tersebut, sehingga
kedua lipatan binding berhimpitan
pada bukaan saku. Kemudian rapikan
dan press binding.

12) Selipkan klep diantara kedua binding


melalui bukaan pada bagian baik.
Kemudian jelujur klep (garis putih)

63
13) Sambung kain pelapis saku 14) Sambung lining bagian bawah
(lining) dengan kampuh binding dengan kampuh binding bagian atas
bagian bawah. Posisi buruk berhimpitan dengan batas binding
binding berhadapan dengan atas. Selesaikan tepi saku dengan
bagian baik lining kampuh obras

Hasil jadi pembuatan saku Hasil jadi pembuatan


passepoille bagian baik. Ukuran saku passepoille bagian
passepoile 1 x 13 cm buruk

64
Rangkuman

a. Saku adalah bagian busana yang berfungsi untuk hiasan dan


menempatkansuatu benda.
b. Saku dibagi menjadi dua jenis yaitu saku luar (tempel) dan saku dalam
(bobok)
c. Saku luar (saku tempel/patch pocket) adalah saku yang di pasang dibagian
luar pakaian dengan disetik pada bagian luar atau di setik pada bagian dalam
saku.
d. Macam-macam saku luar yaitu: saku tempel biasa, saku tempel tertutup, saku
accordian, dan saku variasi.
e. Hal-hal yang harus diperhatikan pada pembuatan saku luar, yaitu: arah serat,
motif , dan variasi/modelnya
f. Saku dalam (saku bobok) yaitu saku yang dibuat dibagian dalam pakaian
dengan cara dibobok/digunting atau dilubangi. Bagian luar hanya terlihat
lubang atau klepaknya saja.
g. Macam-macam saku dalam, yaitu:
a. Saku samping (outside pocket) yaitu saku yang terdiri dari dua bagian,
yaitu bagian yang nampak dan bagian yang tersembunyi (bagian dalam).
Saku ini biasanya terdapat pada sisi rok atau celana bagian atas pinggul.
b. Saku passepoille (double bound pocket) adalah saku yang pada bagian
lubangnya diselesaikan dengan kumai/bahan seorang atau bahan melebar.
c. Saku vest adalah saku dalam yang bagian lubangnya terdapat klep
diarahkan keatas dan dijahit pada sebelah kiri dan kanan klep.
d. Saku klep (double bound with flap pocket) adalah saku dalam (bobok) yang
pada bagian lubangnya terdapat klep yang di arahkan ke bawah.

65
DAFTAR PUSTAKA

Dwijanti. 2013. Dasar Teknologi Menjahit II. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan

Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana untuk SMK Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan.

Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana untuk SMK Jilid 3. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan.

Esin Sintawati. 2003. Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana. Malang:UNM

Goet Puspo. 2009. Tailoring, Membuat Blazer dalam 1 Hari. Yogyakarta: Percetakan Kanisius

Rachbini. 1996. Seni Menggambar Busana Pria. Bandung.

Rizky Wulandari. 2014. Penerapan Hasil Belajar Krusus Menjahit Level1 Pada Pelaksanaan
Operator Jahit Di Konfeksi. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia

Rusminingsih. 2010. Penyelesaian Tepi Pakaian dan Macam-Macam Saku. Modul.


Universitas Negeri Yogyakarta

Sri Prihati. 2013. Dasar Teknologi Menjahit I. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan

66

Anda mungkin juga menyukai