A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari unit kompetensi ini peserta diklat menerapkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam mengukur tubuh pelanggan sesuai
dengan desain di lingkungan pembuatan busana wanita yang meliputi:
Elemen 1. Menganalisa Desain
Elemen 2. Menganalisa Bentuk Tubuh dan
Elemen 3. Mengukur
B. Kriteria Unjuk Kerja
Kriteria Unjuk Kerja dalam unit kompetensi ini adalah :
1.1 Deskripsi desain dibuat berdasarkan analisis desain dan garis desain sesuai
SOP bahan dan alat desain
1.2 Deskripsi desain dibuat berdasarkan perbandingan desain sesuai SOP
perbandingan tubuh
2.1 Posisi titik dan garis tubuh yang akan diukur ditentukan berdasarkan
anatomi tubuh sesuai dengan standar yang berlaku di industry
2.2 Posisi titik dan garis tubuh yang akan diukur ditentukan berdasarkan
kebiasaan berpakaian
3.1. Akun Pemesan diukur sesuai hasil analisis bentuk tubuh dengan
menggunakan alat-alat ukur yang standar
3.2. Pengukuran tubuh dilakukan secara sistematis sesuai standar yang berlaku
di industry
3.3. Hasil ukuran dicek apakah sesuai dengan batas kewajaran bentuk tubuh
pelanggan
C. Aktivitas Pembelajaran
Elemen 1. Menganalisa Desain
a. Analisis Desain
34
Pengertian analisis sangat banyak kita temukan di berbagai literatur,
beberapa diantaranya adalah :
usaha dalam mengamati sesuatu secara mendetail dengan cara
menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau menyusun
komponen tersebut untuk dikaji lebih lanjut.
aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti, mengurai,
membedakan, memilah sesuatu untuk dikelompokkan kembali
menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu
ditafsirkan maknanya.
Sedangkan pengertian desain adalah rancangan dari suatu produk atau
benda yang akan dibuat. Desain dapat berupa sketsa gambar atau model.
Mengacu pada pengertian di atas menganalisa desain (busana) dapat
diartikan sebagai usaha dalam menguraikan bagian-bagian model busana,
bagaimana style, detail dari busana, baik bentuk dari masing-masing
bagian, motif, warna, ukuran, pemakaian dan lainnya yang dapat
memberikan informasi atau penjelasan dari model yang ditampilkan
Di bawah ini ditampilkan contoh desain blus dan analisisnya
Contoh gambar desain/rancangan Blus
35
Analisis desain blus sesuai gambar di atas adalah :
Bagian depan:
Bagian belakang :
b. Garis Desain/Siluet
Pengertian Siluet :
Bentuk luar atau bayangan suatu benda, setiap benda memiliki
siluet yang berbeda (kamus);
Garis dasar bagian luar yang membentuk pakaian ( Morton Grace
Margaret);
Unsur terpenting yang membentuk pakaian / bayangan garis liar
dari suatu objek yang memberi jarak dengan penglihatan.
(Pankowski);
36
Bagian luar suatu garmen yang di pengaruhi oleh penggunaan
tekstur ( Sharon Lee Tate);
Garis luar / bentuk dasar pakaian yang membedakan satu model
dengan model lainya.
Penggolongan siluet
37
Siluet lonceng
Disebut juga siluet penuh karena memperlihatkan bentuk yang
berisi, lebar dan melengkung menyerupai lonceng.
38
2) Siluet berdasarkan tekstur
Siluet tailor
Menggunakan tekstur yang tebal dan begat (formal dan semi tailor)
Siluet darper
Menggunakan tekstur yang tipis, teknik penyelesaian sistem
dressmaking (lurus, miring, atau kaku)
39
3) Siluet berdasarkan kesan usia
Gadis moderen atau flapper
40
Dewasa atau mature
41
Gambar 2.9 Siluet A
42
Siluet Y, besar di atas dan mengecil di bawah;
43
Gambar 2.14 Siluet X
44
Gambar 2.16 Siluet L
45
c. Perbandingan Desain dan Perbandingan Tubuh
Desain yang baik adalah desain yang menampilkan keseimbangan atau
perbandingan yang pas dengan perbandingan tubuh pemakainya, sehingga
enak dan nyaman bagi pemakai maupun yang melihat atau menikmatinya.
Desain-desain berikut menampilkan perbandingan yang harmonis antara
desain dan pemakainya
LK 1.1c. Perbandingan desain dan Perbandingan Tubuh
d. Rangkuman
Dalam pembuatan busana/pakaian terdapat beberapa langkah yang harus
dilakukan , salah satunya adalah pengukuran tubuh model. Menganalisa
desain adalah langkah awal yang harus dilakukan sebelum mengukur model.
Dengan mengalisa desain yang tepat, akan didapatkan detail desain dengan
rinci sehingga akan dilakukan keperluan ukuran yang dibutuhkan terhadap
model. Dengan mendapatkan ukuran yang rinci pada diri model diharapkan
akan dapat memandu dalam pembuatan pola, sehingga pola yang tepat
sesuai desain akan kita dapatkan.
46
ideal dari abad ke abad berbeda. Bentuk tubuh seseorang dalam busana akan
mempengaruhi pada pembuatan pola dasar yang digunakan. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi tampilan kelemahan dari tubuh seseorang
tersebut agar terlihat ideal. Dengan mengetahui dari macam-macam bentuk
tubuh, kita akan dapat mengetahui lebih banyak saat memilih jenis pakaian
yang seseuai untuk tubuh kita terutama bagi para wanita, dengan mengetahui
bentuk tubuh maka kita akan dapat menyembunyikan kekurangan dan
menutupinya sehingga akan tampak lebih baik. Setiap bentuk tubuh wanita
berbeda dan ada banyak model bentuk yang membuat kita unik untuk kita
tampil berbeda. Pada kenyataannya manusia memiliki bentuk tubuh yang
bermacam-macam, sebagian orang berpendapat bahwa bentuk tubuh manusia
dikelompokkan ada yang bentuk tubuhnya ideal atau seimbang antara tinggi
dan berat badannya, ada yang pendek gemuk, tinggi gemuk, pendek kurus,
dan tinggi kurus. Ada pula yang berpendapat bahwa bentuk tubuh dapat
diibaratkan seperti bentuk buah seperti buah apel dan pear. Selain bentuk-
bentuk tubuh di atas ada pula yang menyebutkan bahwa bentuk tubuh itu
seperti bentuk-bentuk dasar geometrik seperti sebagai berikut:
1) Bentuk Geometrik tubuh
47
a) Bentuk tubuh segitiga
Buah apel biasanya berbentuk kecil di atas, serta melebar di bawah. Ciri
fisik yang menonjol ialah bagian bahu sempit, pinggang lebar, mambesar
di bagian pinggul.
b) Bentuk tubuh segitiga terbalik
Bentuk tubuh segitiga terbalik menonjolkan ciri fisik yang lebar di atas dan
sempit di bawah. Pemilik tubuh bentuk segitiga terbalik ini umumnya
berbahu lebar, bisa melebihi lebar pinggulnya dengan ukuran dada yang
tidak terlalu besar. Bagian bawah lebih besar daripada bagian atasnya,
bahu tidak lebar, pinggang kecil, dan paha serta panggul yang
berisi/besar.
c) Bentuk tubuh persegi (Rectangle) Bentuk tubuh persegi dapat dikenali
dari proporsi tubuhnya yang tampak sama dari bagian atas hingga bawah.
Hal ini dikarenakan lebar pinggang yang nyaris sama dengan lebar
pinggul. Lebar bahunya pun hamper sama atau sama dengan lebar
pinggang dan pinggul, sehingga dapat dikatakan bentuk tubuh persegi ini
tidak memiliki lekuk tubuh yang signifikan.
d) Bentuk tubuh jam pasir (hourglas) Bentuk tubuh jam pasir ini adalah
bentuk tubuh ideal, yang dapat dikenali dari proporsi antara tubuh bagian
atas dan bawah yang seimbang. Biasanya dalam dunia dressmaking,
bentuk tubuh jam pasir ini dapat dikenali dari ukuran lingkar badan yang
sama atau hampir sama dengan lingkar panggul, serta ukuran lingkar
pinggang yang kecil.
e) Bentu Berlian (Diamond) Bentuk tubuh diamond atau berlian cenderung
ke arah gemuk, tapi dengan cara berdandan yang tepat, akan dapat
terlihat cantik dan seksi.
f) Bentuk tubuh oval Bentuk tubuh oval pada bagian payudara lebih besar
daripada bagian tubuh lain. Pinggul akan sempit dan bagian tengah tubuh
48
akan terlihat penuh. Wanita dengan bentuk tubuh ini cenderung
menambah berat badan di perut mereka sebelum di tempat lain
2) Bentuk Perut dan Punggung
49
4) Bentuk Dada dan Perut
5) Bentuk Punggung
50
Keterangan:
51
Gambar 2.21 Analisa diri sendiri
Sumber: Pattern Making for Fashion Design
52
pola dasar sebelum dirubah menjadi pola yang sesuai dengan desain.
Sehingga dengan demikian busana yang dibuat akan sesuai dengan bentuk
tubuh model, pada akhirnya busana yang dibuat akan menjadi busana yang
nyaman dan enak dipakai.
2. Pola pada Bentuk punggung melandai (Ideal)
Bentuk punggung melandai (Ideal) adalah bentuk punggung yang tidak
begitu bermasalah apabila dibuatkan pola busana untuk model yang
mempunyai punggung ideal ini. Dengan demikian pembuatan polanya pada
bagian belakang tidak ada kesulitan. Namun demikian karena bentuk
punggung tidak rata, maka sebaiknya perlu ada kupnat atau lipit pantas
pada bagian bahu belakang.
3. Pola pada Bentuk punggung datar/rata (Flat)
Bentuk punggung datar/rata adalah bentuk punggung yang dimiliki oleh
sebagian orang/manusia, jadi untuk membuatkan pola busana bagi model
yang mempunyai bentuk punggung datar/rata harus ada perlakuan khusus
untuk pola bagian belakang, karena sistem pembuatan pola konstruksi
adalah menggunakan ukuran bentuk tubuh yang ideal, sehingga apabila ada
bentuk tubuh yang tidak lazim, diperlukan perlakuan khusus atau sentuhan
khusus pada garis pola tertentu agar busana yang dibuat sesuai dengan
bentuk tubuh model tersebut. Untuk bentuk punggung yang rata seperti
pada gambar di atas, kupnat atau lipit pantas pada garis bahu dapat
dihilangkan, karena punggungnya rata, namun tetap dibuktikan terlebih
dahulu dengan cara melakukan uji coba pola dasar. Untuk lebih jelasnya,
mengapa pada bagian bahu perlu ada kupnat atau lipit pantas, mari kita
amati gambar berikut ini.
53
Gambar 2.22 Pengakomodasian Kupnat Pada Tubuh dan Pola(punggung)
Sumber: Fundamentals Of Garment Design
Keterangan:
Pada gambar di atas memperlihatkan bahwa apabila tubuh kita diberi sarung
dengan kain yang dibuat kaku dan berbentuk lurus, segi empat panjang dari
atas sampai pada betis, maka agar bahan tersebut rapi dan rata jatuhnya
pada badan, apabila ditarik garis lurus dari bagian leher muka, maka ada
beberapa tempat yang perlu dipatahkan atau dilipat sehingga membentuk
kupnat. Sekarang fokuskan pembahasan kita pada bagian punggung
persisnya pada bagian bahu. Agar bahan lengket pada bagian punggung
54
maka kita harus melipat atau membuang daerah yang berbentuk segitiga
siku sebagaimana yang terlihat pada gambar yang ada tanda panah
berwarna merah (panah 1). Kelonggaran inilah nantinya yang bakal
menjadi kupnat pada bagian bahu belakang, sebagai mana terlihat pada
gambar pola disampingnya (panah 2)
55
Keterangan:
Bentuk pinggul dan perut akan berpengaruh pada garis pola yaitu pada letak
kupnat dan garis yang ada tanda panah warna merah. Semakin jauh jarak
antara garis tegak lurus (horizontal) dengan titik pertemuan garis
lebar(fertikal) pada bagian pinggang, semakain lebar kupnat yang
dibutuhkan, sebagaimana terlihat pada gambar pola yang ditunjuk oleh anak
panah merah. Demikian juga sebaliknya, semakin dekat jarak garisnya
semakin kecil lebar kupnat yang diperlukan.
Dalam menentukan letak titik dan garis tubuh pada model/pelanggan yang
akan di ukur, maka perlu diperhatikan :
1. Memahami macam-macam bentuk tubuh model/pelanggan;
2. Memahami titik point atau titik fokus garis batas ukuran untuk tiap-
tiap bagian tubuh;
3. Melakukan praktik pengukuran yang dibutuhkan sesuai desain dan
ukuran tubuh model/pelanggan;
4. Membuat catatan ukuran dan catatan lain yang dibutuhkan dalam
pengukuran;
5. Membuat catatan dari hasil analisa dari hasil pengukuran dengan
bentuk tubuh dan desain model/pelanggan.
56
Sikap kerja yang diperlukan dalam menganalisa bentuk tubuh
Harus bersikap:
1. Teliti dalam menganalisa bentuk tubuh
2. Memperlihatkan sikap sopan dan santun dalam menganalisa bentuk
tubuh model, baik bahasa, tutur kata maupun perlakuan
3. Percaya diri dan fokus pada saat menganalisa bentuk tubuh model
57
dapat dilihat dengan jelas pada saat memasang bodi line/garis tubuh. Sebagai
contoh dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Keterangan:
a. Titik puncak kepala.
b. Titik dahi.
c. Titik Tulang punggung belakang.
58
d. Titik leher pada bahu.
e. Titik leher muka.
f. Titik bahu.
g. Titik bawah lengan bagian muka.
h. Titik bawah lengan bagian belakang.
i. Titik puncak(payudara).
j. Titik siku.
k. Titik pegelangan tangan.
l. Titik tinggi pinggul.
m. Titik lutut.
Dalam menentukan letak titik dan garis tubuh yang akan di ukur, maka
keterampilan yang diperlukan oleh seorang guru adalah :
59
3. Melakukan praktik pengukuran yang dibutuhkan sesuai desain dan
ukuran tubuh model/pelanggan;
4. Membuat catatan ukuran dan catatan lain yang dibutuhkan dalam
pengukuran;
5. Membuat catatan dari hasil analisa dari hasil pengukuran dengan bentuk
tubuh dan desain model/pelanggan.
LK 1.2b. Anatomi dan Titik Tubuh
c. Garis Tubuh
Untuk membuat garis tubuh, maka harus berpedoman pada titik tubuh, yang
sudah ditentukan, dari titik-titik tersebut kemudian dihubungkan sehingga
berbentuk garis, dan garis yang terbentuk inilah yang menjadi garis tubuh.
Menentukan titik dan letak garis tubuh harus sesuai dengan perspektif tubuh.
Untuk memudahkan mengukur dan untuk mengetahui dengan pasti letak
titik-titik dan garis tubuh yang akan di ukur, perlu dibuat garis tubuh dengan
menggunakan pita kecil atau pita body line pada tubuh yang akan di ukur.
Fungsi dari memberi tanda garis tubuh dengan pita body line tersebut adalah
untuk mengetahui:
1. Letak bagian–bagian tubuh.
2. Letak titik (point) dan garis tubuh, yang diperlukan untuk pengambilan
ukuran dan pembuatan pola pakaian dengan teknik konstruksi.
60
Gambar 2.23 Contoh pemasangan body line/garis tubuh pada dummy
Cara menentukan letak titik dan garis tubuh sesuai dengan anatomi tubuh
1) Alat dan Bahan yang diperlukan untuk pembuatan garis tubuh
pada boneka jahit (dress form):
Boneka jahit (dress form/dummy)
61
Kapur jahit
Digunakan untuk memberikan tanda/ menandai
62
Gambar 2.26 Pemasangan Body line type pada boneka jahit
63
5. Garis lingkar pinggang atau waist line.
6. Garis lingkar panggul atau hip line.
7. Garis lingkar leher atau neck line.
8. Garis kerung lengan atau arm hole.
9. Garis bahu dan garis sisi atau shoulder line and side line.
10. Garis prinses bagian muka atau front princes line.
11. Garis prinses bagian belakang back princes line.
Sebelum meletakkan body line pada dummy, yakinkan titik-titik (poin)
yang akan di ukur sudah di beri tanda dengan benar sebab tanda ini
nantinya yang akan dijadikan sebagai patokan dalam pemasangan body
line. Untuk melihat ketepatan letak garis atau titik yang telah di pasang,
lihatlah dari jarak jauh kira-kira 2 meter sampai 2,5 meter.
64
Perlu diperhatikan sebelum melakukan pengukuran, dalam menentukan letak
titik dan garis tubuh harus berdasarkan kebiasaan berpakaian, maka yang
adaharus dilakukan adalah posisi titik dan garis tubuh dibuat tidak
berpedoman pada bentuk tubuh normal, tetapi disesuaikan dengan kebiasaan
model dalam berpakaian, misalnya model yang tubuhnya terbiasa miring ke
kiri atau ke kanan, sehingga letak garis tengah belakang dan garis lingkar
badan, maka dalam mengukur harus disesuaikan dengan bentuk tubuh
model, tentunya tidak sama dengan bentuk tubuh normal, karena salah satu
tujuan berpakaian adalah menutupi kekurangan si pemakai sehingga
membuat nyaman pemakainya.
LK-1.2c. Garis Tubuh
Elemen 3 : Mengukur
a. Alat Ukur
Sebelum mengukur tubuh, kita perlu menyiapkan alat yang dibutuhkan, antara
lain :
1. Buku cacatan ukuran
2. Alat-tulis (pulpen/pensil)
3. Peterban (pita kecil, untuk mengikat pinggang sebagai tanda
letak pinggang, dan lainnya)
4. Pita ukuran (meteran)
5. Penggaris (kalau diperlukan)
65
6. Daftar jenis ukuran atau daftar macam-macam ukuran yang
akan diambil.
7. Model/orang yang akan diukur atau pakaian jadi, yang
dijadikan pedoman untuk ukuran.
8. Kertas karton atau sejenisnya untuk alat bantu pada saat
mengukur lingkar pinggul.
b. Pengukuran Pelanggan
Pengertian Ukuran pada pembuatan pola busana, adalah bilangan yang
menunjukkan besar kecilnya satuan ukuran atau satuan suatu benda. Dalam
pembuatan busana ukuran sangat diperlukan, dengan tujuan untuk
pembuatan pola dan untuk melakukan penilaian hasil akhir dari busana yang
di buat supaya dapat di ketahui hubungan antara ukuran pola, bentuk badan
dan bentuk pakaian. Fungsi ukuran adalah:
Sebagai data dalam pembuatan pola dasar, baik pola dasar flat pattern
(pola datar) maupun pola pulir (drapping)
Sebagai dasar untuk pengembangan desain-desain baru
Merupakan referensi didalam pengecekan pola
Membantu didalam pengepasan
1. Persiapan Mengukur
Buku cacatan ukuran.
Alat-tulis (pulpen/pensil).
Peterban /pita kecil, untuk mengikat pinggang sebagai tanda letak
pinggang).
Pita ukuran(meteran).
Penggaris (kalau diperlukan).
66
Daftar jenis ukuran atau daftar macam-macam ukuran yang akan di
ambil.
Model/orang yang akan di ukur atau pakaian jadi, yang dijadikan
pedoman untuk ukuran.
Kertas karton atau sejenisnya untuk alat bantu pada saat mengukur
lingkar pinggul.
Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, ada beberapa hal yang perlu
menjadi perhatian, sebagaimana yang tercantum di bawah ini:
2. Etika Mengukur
Posisi di depan sebelah kanan model yang di ukur;
Ujung pita ukuran yang ber angka kecil ada di tangan kiri
bila pita ukuran di lingkarkan atau di gantung pada leher, maka pita
ukuran yang ber angka kecil, ada di tangan kanan;
Pastikan pita ukuran tidak terlipat atau tidak melintir;
Mulailah mengukur dengan sopan dan teliti;
67
Usahakan model tidak berpindah tempat atau berputar mengikuti
keinginan yang mengukur;
Jangan memasang pita ukuran di sekeliling tubuh dengan ketat,
sehingga menekan otot;
Sebaiknya letakkan pita ukuran dengan tekanan yang ringan dan
merata, untuk mendapatkan ukuran yang benar;
Akan lebih lengkap lagi apabila kita juga mengetahui berat badan
model, supaya dapat diketahui apakah model mempunyai tubuh yang
seimbang antara berat badan dengan tinggi badan;
68
Gambar 2.29 Macam-macam dummy
Sumber: Fundamentals Of Garment Design
4. Persiapan Mengukur
Pemasangan tali
69
5. Meletakkan Pita Ukur
Perhatikan letak pita ukuran atau garis tubuh yang akan di ukur. Pita
ukuran haruslah dipasang atau diletakkan rata dari muka sampai ke
belakang. Berikut ini adalah gambar tentang cara mengambil ukuran
Keterangan:
1. Lingkar Badan 1
2. Lingkar Badan 2
3. Lingkar Pinggang
4. Lingkar panggul 1
5. Lingkar panggul 2
70
Keterangan :
6. Lingkar kerung
lengan
7. Lingkar puncak
lengan
8. Lingkar siku
9. Lingkar
pergelangan
tangan
10
Keterangan:
71
Keterangan:
72
Gambar 2.29 Ukuran Lingkar dan lebar
Sumber: Fundamentals Of Garment Design
Keterangan:
73
Gambar 2.30 Ukuran Panjang
Sumber: Fundamentals Of Garment Design
Keterangan:
Ukuran Lingkar
74
11 Lingkar paha Around the thigh
12 Lingkar betis Around the lower leg
Ukuran Lebar
75
Ukuran tersebut dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu:
76
Tabel 2.31 JIS (Japanese Industrial Standards) / Ukuran Standar Jepan
77
Gambar 2.32 ......................
78
b)Evaluasi hasil ukuran yang sudah di ambil
Untuk mengevaluasi ukuran yang sudah di ambil adalah dengan cara
memeriksa kembali catatan ukuran yang sudah di ambil. Apabila terjadi
keraguan lakukan pengambilan ukuran kembali sampai saudara yakin kalau
ukuran tersebut sudah benar, namun akan lebih baik apabila pada saat
memeriksa ukuran berkoordinasi dengan teman yang lebih profesional atau
dengan orang lain yang sudah berpengalaman, sehingga saudara tidak ada
keraguan lagi tentang hasil ukuran yang di ambil
LK 2. Mengukur Tubuh
d. Rangkuman
Mengukur merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan busana. Apabila
Saudara mengukur model atau pelanggan, jagalah dan terapkan etika dalam
mengukur. Berkomunikasilah dengan pelanggan dengan sopan, ramah dan
menghargai, buatlah suasana yang nyaman. Persiapkan alat ukur, gunakan
dengan tepat. Lakukan pengukuran dengan cermat dan teliti! hasil dari
mengukur itulah kemudian yang akan digunakan sebagai patokan dalam
pembuatan pola. Periksa kembali ukuran yang telah diambil, apakah sudah
sesuai dengan desain? Adakah yang perlu diperhatikan, misalnya tentang
bentuk tubuh pelanggan yang harus diperhatikan dalam pembuatan pola, dan
seterusnya, karena salah atau kurang cermat dan teliti dalam mengukur akan
berakibat fatal, baju kurang bahkan tidak nyaman dikenakan pelanggan.
79
Sehingga kita harus melakukan perbaikan. Oleh karena itu cermat, dan teliti
harus selalu diperhatikan dan diterapkan dalam pengukuran.
D. Penilaian
Tugas 1
Perintah : Jawablah soal di bawah ini, pilih jawaban A,B,C atau D yang
paling tepat !
Waktu Penyelesaian : 10 menit
1. Mendeskripsikan desain secara lengkap seperti: style, detail desain, tekstil dan
model, merupakan :
A. Deskripsi desain berdasarkan hasil analisis desain
B. Deskripsi desain berdasarkan garis desain
C. Deskripsi desain berdasarkan perbandingan desain
D. Deskripsi desain berdasarkan model desain
2. Desain diterjemahkan hanya berdasarkan siluet atau bentuk garis luar dari desain,
merupakan :
Jawaban:
A. Deskripsi desain berdasarkan hasil analisis desain
B. Deskripsi desain berdasarkan garis desain
C. Deskripsi desain berdasarkan perbandingan desain
D. Deskripsi desain berdasarkan model desain
3. Perhatikan gambar berikut ini. Apabila dianalisa maka modelblus di bawah ini,
adalah…
Jawaban:
A. Kerah rever, lengan licin pendek dan pada bagian depan menggunakan lipit
pantas
B. Kerah shanghai, lengan licin pendek dan pada bagian depan menggunakan
lipit pantas
C. Kerah rebah, lengan licin pendek dan pada bagian depan menggunakan lipit
pantas
D. Kerah turtle, lengan licin pendek dan pada bagian depan menggunakan lipit
pantas
80
4. Alat yang digunakan dalam membuat garis tubuh pada boneka hajit adalah
A. Dummy, tali pita, jarum pentul
B. Dummy, pita ukur, tali pita, kertas pola
C. Pita ukur, jarum jahit, penggaris dan kertas pola
D. Dummy, pita ukur. tali pita, kapur jahit,
5. Ukuran yang diambil untuk mengukur lengan pada desain blus di bawah ini
adalah…
A. L.L; L B; L.Pi ;L.Pa; Pj. Muka; Lb. Muka; Pj. Bahu, Pj. Sisi, Lb. Punggung;
Pj.Punggung
B. L.K.L.; Pj. Lengan, Lingkar pergelangan tangan;
C. L.L; L B; L.Pi ;L.Pa; Pj. Muka; Lb. Muka; Pj. Bahu, Pj. Sisi, Lb. Punggung;
Pj.Punggung; L.K.L.; Pj. Lengan, Lingkar pergelangan tangan
D. L.L; L B; L.Pi ;L.Pa; Pj. Muka; Lb. Muka; Pj. Bahu, Pj. Sisi, Lb. Punggung;
Pj.Punggung, Ukuran Uji, L.K.L.; Pj. Lengan, Lingkar pergelangan tangan
81
1. Apa yang telah Saudara dapatkan dari proses pembelajaran ini?
82