Anda di halaman 1dari 49

BAB II

PENGUKURAN TUBUH PELANGGAN SESUAI DESAIN

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari unit kompetensi ini peserta diklat menerapkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam mengukur tubuh pelanggan sesuai
dengan desain di lingkungan pembuatan busana wanita yang meliputi:
Elemen 1. Menganalisa Desain
Elemen 2. Menganalisa Bentuk Tubuh dan
Elemen 3. Mengukur
B. Kriteria Unjuk Kerja
Kriteria Unjuk Kerja dalam unit kompetensi ini adalah :
1.1 Deskripsi desain dibuat berdasarkan analisis desain dan garis desain sesuai
SOP bahan dan alat desain
1.2 Deskripsi desain dibuat berdasarkan perbandingan desain sesuai SOP
perbandingan tubuh
2.1 Posisi titik dan garis tubuh yang akan diukur ditentukan berdasarkan
anatomi tubuh sesuai dengan standar yang berlaku di industry
2.2 Posisi titik dan garis tubuh yang akan diukur ditentukan berdasarkan
kebiasaan berpakaian
3.1. Akun Pemesan diukur sesuai hasil analisis bentuk tubuh dengan
menggunakan alat-alat ukur yang standar
3.2. Pengukuran tubuh dilakukan secara sistematis sesuai standar yang berlaku
di industry
3.3. Hasil ukuran dicek apakah sesuai dengan batas kewajaran bentuk tubuh
pelanggan

C. Aktivitas Pembelajaran
Elemen 1. Menganalisa Desain
a. Analisis Desain

34
Pengertian analisis sangat banyak kita temukan di berbagai literatur,
beberapa diantaranya adalah :
 usaha dalam mengamati sesuatu secara mendetail dengan cara
menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau menyusun
komponen tersebut untuk dikaji lebih lanjut.
 aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti, mengurai,
membedakan, memilah sesuatu untuk dikelompokkan kembali
menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu
ditafsirkan maknanya.
Sedangkan pengertian desain adalah rancangan dari suatu produk atau
benda yang akan dibuat. Desain dapat berupa sketsa gambar atau model.
Mengacu pada pengertian di atas menganalisa desain (busana) dapat
diartikan sebagai usaha dalam menguraikan bagian-bagian model busana,
bagaimana style, detail dari busana, baik bentuk dari masing-masing
bagian, motif, warna, ukuran, pemakaian dan lainnya yang dapat
memberikan informasi atau penjelasan dari model yang ditampilkan
Di bawah ini ditampilkan contoh desain blus dan analisisnya
Contoh gambar desain/rancangan Blus

Gambar 2.1 Desain/Rancangan Busana

35
Analisis desain blus sesuai gambar di atas adalah :

Bagian depan:

- Kerah board menggunakan kancing hias


- Pembuka blus bagian tengan muka dengan lima buah kancing
- Menggunakan dua buah lipit pantas
- Panjang blus di atas panggul
- Lengan licin dan kerutan di bagian bawah dengan panjang ¾
- Ujung lengan bermanset dengan pembuka dua buah kancing hias

Bagian belakang :

- lipit pantas pada bagian belakang

 LK -1.1a. Analisis desain blus

Berdasarkan uraian materi di atas, Saudara diberi tugas untuk


menentukan 3 (tiga) desain blus dan membuat analisisnya.

Kemudian, diskusikanlah dengan peserta diklat yang lainnya terkait


hasil analisis Saudara!
Kirim/upload hasil tugas Saudara ke fitur penugasan !

b. Garis Desain/Siluet
Pengertian Siluet :
 Bentuk luar atau bayangan suatu benda, setiap benda memiliki
siluet yang berbeda (kamus);
 Garis dasar bagian luar yang membentuk pakaian ( Morton Grace
Margaret);
 Unsur terpenting yang membentuk pakaian / bayangan garis liar
dari suatu objek yang memberi jarak dengan penglihatan.
(Pankowski);
36
 Bagian luar suatu garmen yang di pengaruhi oleh penggunaan
tekstur ( Sharon Lee Tate);
 Garis luar / bentuk dasar pakaian yang membedakan satu model
dengan model lainya.

Penggolongan siluet

1) Siluet berdasarkan bentuk dasar (Mrs. Young)


 Siluet lurus
Bentuknya lurus menyerupai pipa serta terlihat kaku. Siluet sangat
sederhana, tanpa memperlihatkan bentuk tubuh, dapat dibuat
sangat longgar atau tidak terlalu longgar. Siluet ini sebaiknya di
pakai oleh orang dengan bentuk tubuh kurus sehingga terkesan
menambah volume tubuh.

Gambar 2.2 Siluet lurus

37
 Siluet lonceng
Disebut juga siluet penuh karena memperlihatkan bentuk yang
berisi, lebar dan melengkung menyerupai lonceng.

Gambar 2.3 Siluet lonceng


 Siluet bustle
Siluet yang mempunyai bentuk tonjolan atau busung.

Gambar 2.4. Siluet bustle

38
2) Siluet berdasarkan tekstur
 Siluet tailor
Menggunakan tekstur yang tebal dan begat (formal dan semi tailor)

Gambar 2.5 Siluet Tailor

 Siluet darper
Menggunakan tekstur yang tipis, teknik penyelesaian sistem
dressmaking (lurus, miring, atau kaku)

Gambar 2.6 Siluet draper

39
3) Siluet berdasarkan kesan usia
 Gadis moderen atau flapper

Gambar 2.7 Siluet gadis modern atau flapper

40
 Dewasa atau mature

Gambar 2.8 Siluet dewasa atau mature

4) Siluet berdasarkan bentuk huruf


 Siluet A Menunjukan garis sempit di atas dan mengembang di
bawah;

41
Gambar 2.9 Siluet A

 Siluet H, menunjukan garis isi lurus dari atas ke bawah;

Gambar 2.10 Siluet H

 Siluet I, besar di atas dan di bawah, bagian tengah lurus;

Gambar 2.11 Siluet I

42
 Siluet Y, besar di atas dan mengecil di bawah;

Gambar 2.12 Siluet Y

 Siluet T, besar di atas dan lurus ke bawah;

Gambar 2.13 Siluet

 Siluet X, besar di atas, pas di pinggang dan besar di bawah;

43
Gambar 2.14 Siluet X

 Siluet O, siluet ini menyerupai bentuk bola atau bulat;

Gambar 2.15 Siluet O

 Siluet L, bagian belakang ada ekornya.

44
Gambar 2.16 Siluet L

5) Siluet berdasarkan bentuk alam


 Hourglass silhouette, adalah siluet pakaian yang membentuk tubuh;
 Pegged skirt / venus, siluet dengan bentuk lebar di atas, kecil
dipinggang, besar di panggul dan mengecil di bagian bawah;
 Natural silhouette, adalah siluet yang bagian atas membentuk
kutang / camisol, membentuk pinggang dan melebar dibagian rok;
 Flare silhouette, adalah besar di atas, kecil di pinggang dan
melebar dibagian rok;
 Wide bodice silhouette, adalah siluet yang memberi kesan tubuh
bagian atas menjadi lebar, misalnya penggunaan garis horizontal (
motif / garis hias ) dan model lengan lebar yaitu kimono dan
dolman;
 Geometric silhouette adalah siluet dengan bentuk-bentuk geometric,
(1) Rectangel / chemise, bentuk lurus persegi panjang (siluet H)
(2) Tent / trapeze, bentuk tenda / segitiga (siluet A)
(3) Wedge / taji, lebar di atas, kecil di pinggang dan mengecil ke
bagian rok (siluet Y)
(4) Tunic / T shape, lebar di atas dan tunic ke bagian bawah
(siluet T)
 Bustle silhouette adalah siluet yang membentuk tubuh dan di beri
tonjolan pada bagian tertentu;
 Pants silhouett

 LK-1.1b. Garis desain/siluet

Berdasarkan uraian materi di atas, Saudara diberi tugas mengupload 5


desain blus dengan siluet yang berbeda !

Kirim/upload hasil tugas Saudara ke fitur penugasan !

45
c. Perbandingan Desain dan Perbandingan Tubuh
Desain yang baik adalah desain yang menampilkan keseimbangan atau
perbandingan yang pas dengan perbandingan tubuh pemakainya, sehingga
enak dan nyaman bagi pemakai maupun yang melihat atau menikmatinya.
Desain-desain berikut menampilkan perbandingan yang harmonis antara
desain dan pemakainya
 LK 1.1c. Perbandingan desain dan Perbandingan Tubuh

Berdasarkan uraian materi di atas, Anda diberi tugaskan untuk


memberikan contoh desain dan membuat analisa untuk melakukan
Perbandingan desain dan Perbandingan Tubuh

Apakah yang Anda temukan ? Diskusikanlah dengan peserta diklat yang


lainnya terkait hasil analisis bentuk tubuh yang telah Anda lakukan!

d. Rangkuman
Dalam pembuatan busana/pakaian terdapat beberapa langkah yang harus
dilakukan , salah satunya adalah pengukuran tubuh model. Menganalisa
desain adalah langkah awal yang harus dilakukan sebelum mengukur model.
Dengan mengalisa desain yang tepat, akan didapatkan detail desain dengan
rinci sehingga akan dilakukan keperluan ukuran yang dibutuhkan terhadap
model. Dengan mendapatkan ukuran yang rinci pada diri model diharapkan
akan dapat memandu dalam pembuatan pola, sehingga pola yang tepat
sesuai desain akan kita dapatkan.

Elemen 2 : Analisa Bentuk Tubuh


a. Analisa Bentuk Tubuh
Macam-macam Bentuk Tubuh
Bentuk tubuh adalah karakteristik dan ukuran badan seseorang, padanan
katanya adalah perawakan/bodi atau postur tubuh seseorang. Bentuk tubuh

46
ideal dari abad ke abad berbeda. Bentuk tubuh seseorang dalam busana akan
mempengaruhi pada pembuatan pola dasar yang digunakan. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi tampilan kelemahan dari tubuh seseorang
tersebut agar terlihat ideal. Dengan mengetahui dari macam-macam bentuk
tubuh, kita akan dapat mengetahui lebih banyak saat memilih jenis pakaian
yang seseuai untuk tubuh kita terutama bagi para wanita, dengan mengetahui
bentuk tubuh maka kita akan dapat menyembunyikan kekurangan dan
menutupinya sehingga akan tampak lebih baik. Setiap bentuk tubuh wanita
berbeda dan ada banyak model bentuk yang membuat kita unik untuk kita
tampil berbeda. Pada kenyataannya manusia memiliki bentuk tubuh yang
bermacam-macam, sebagian orang berpendapat bahwa bentuk tubuh manusia
dikelompokkan ada yang bentuk tubuhnya ideal atau seimbang antara tinggi
dan berat badannya, ada yang pendek gemuk, tinggi gemuk, pendek kurus,
dan tinggi kurus. Ada pula yang berpendapat bahwa bentuk tubuh dapat
diibaratkan seperti bentuk buah seperti buah apel dan pear. Selain bentuk-
bentuk tubuh di atas ada pula yang menyebutkan bahwa bentuk tubuh itu
seperti bentuk-bentuk dasar geometrik seperti sebagai berikut:
1) Bentuk Geometrik tubuh

Gambar 2.17 Bentuk tubuh

47
a) Bentuk tubuh segitiga
Buah apel biasanya berbentuk kecil di atas, serta melebar di bawah. Ciri
fisik yang menonjol ialah bagian bahu sempit, pinggang lebar, mambesar
di bagian pinggul.
b) Bentuk tubuh segitiga terbalik
Bentuk tubuh segitiga terbalik menonjolkan ciri fisik yang lebar di atas dan
sempit di bawah. Pemilik tubuh bentuk segitiga terbalik ini umumnya
berbahu lebar, bisa melebihi lebar pinggulnya dengan ukuran dada yang
tidak terlalu besar. Bagian bawah lebih besar daripada bagian atasnya,
bahu tidak lebar, pinggang kecil, dan paha serta panggul yang
berisi/besar.
c) Bentuk tubuh persegi (Rectangle) Bentuk tubuh persegi dapat dikenali
dari proporsi tubuhnya yang tampak sama dari bagian atas hingga bawah.
Hal ini dikarenakan lebar pinggang yang nyaris sama dengan lebar
pinggul. Lebar bahunya pun hamper sama atau sama dengan lebar
pinggang dan pinggul, sehingga dapat dikatakan bentuk tubuh persegi ini
tidak memiliki lekuk tubuh yang signifikan.
d) Bentuk tubuh jam pasir (hourglas) Bentuk tubuh jam pasir ini adalah
bentuk tubuh ideal, yang dapat dikenali dari proporsi antara tubuh bagian
atas dan bawah yang seimbang. Biasanya dalam dunia dressmaking,
bentuk tubuh jam pasir ini dapat dikenali dari ukuran lingkar badan yang
sama atau hampir sama dengan lingkar panggul, serta ukuran lingkar
pinggang yang kecil.
e) Bentu Berlian (Diamond) Bentuk tubuh diamond atau berlian cenderung
ke arah gemuk, tapi dengan cara berdandan yang tepat, akan dapat
terlihat cantik dan seksi.
f) Bentuk tubuh oval Bentuk tubuh oval pada bagian payudara lebih besar
daripada bagian tubuh lain. Pinggul akan sempit dan bagian tengah tubuh

48
akan terlihat penuh. Wanita dengan bentuk tubuh ini cenderung
menambah berat badan di perut mereka sebelum di tempat lain
2) Bentuk Perut dan Punggung

Gambar 2.18 Bentuk Perut dan Punggung


3) Bentuk Bahu

Gambar 2.19 Bentuk Bahu

49
4) Bentuk Dada dan Perut

Gambar 2.19 Bentuk Dada dan Perut

5) Bentuk Punggung

Gambar 2.20 Bentuk Punggung


Sumber: Bunka Publishing Bureau

50
Keterangan:

1. Bentuk punggung sedikit menonjol keluar (Round)


2. Bentuk punggung melandai (Ideal)
3. Bentuk punggung datar/rata (Flat)
Apabila kita perhatikan dan analisa ketiga gambar di atas, ada beberapa hal
yang dapat kita analisa dari masing-masing bentuk tubuh tersebut. Pada
gambar di atas kita fokuskan analisa kita hanya pada bentuk punggung saja.
Perhatikan warna yang dibedakan pada bagian sisi sampai pada batas
punggung.
Sebagaimana telah dibahas pada materi sebelumnya, bahwa tidak ada bentuk
tubuh manusia yang sama. Oleh sebab itu untuk mengetahui bentuk tubuh
seseorang, harus melakukan analisa bentuk tubuh. Seseorang yang menekuni
ilmu di bidang fashion, harus mampu dan terampil menganalisa bermacam
macam bentuk tubuh. Sebelum merancang desain dan pola haruslah diawali
dengan menganalisa bentuk tubuh, agar dapat di identifikasi lebih detail
sehingga mendapatkan gambaran bentuk tubuh yang akan memudahkan para
perancang atau pembuat pola dalam menciptakan pola yang sesuai dengan
membentuk tubuh model. Pembuatan busana yang tidak diawali dengan
analisa bentuk tubuh, mungkin saja bisa dipakai tetapi tidak akan nyaman
dipakai, akibatnya sipemakai menjadi tidak percaya diri dan pada akhirnya
busana tersebut jarang bahkan mungkin juga tidak akan di pakai. Bentuk
tubuh kita dapat dianalisa oleh diri sendiri dan dapat juga dianalisa oleh orang
lain. Apabila menganalisis bentuk tubuh sendiri, dapat dilakukan dengan
menggunakan alat bantu cermin yang dapat melihat keseluruhan tubuh kita
dari kaki sampai ke kepala, dengan cara berdiri di depan cermin. Sebaiknya
cermin a diletakkan pada bagian depan dan juga ada pada bagian belakang
tubuh kita, sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini.

51
Gambar 2.21 Analisa diri sendiri
Sumber: Pattern Making for Fashion Design

1. Pola pada Bentuk punggung sedikit menonjol keluar (Round)


Model atau orang yang mempunyai bentuk punggung sedikit menonjol
keluar, apabila kita tarik atau buat garis sisi, kemudian di bawah ketiak
dibuat garis tegak lurus dari garis sisi menuju batas garis punggung, maka
terlihat lebar garisnya lebih panjang dari bentuk punggung melandai (Ideal)
dan bentuk punggung datar/rata (Flat). Hal ini akan mempengaruhi pada
saat pembuatan pola busana. Bentuk punggung yang menonjol kalau dibuat
pola busana dengan teknik konstruksi atau pembuatan pola sesuai dengan
ukuran model, dengan tidak memperhatikan bentuk tubuh model dalam hal
ini bentuk punggung, akibatnya setelah dibuatkan busana, garis pinggang
busana pada bagian belakang akan menjadi naik atau berada di atas garis
asli pinggang belakang, karena tertarik oleh punggung yang menonjol.
Tetapi kalau kita sudah melakukan analisa bentuk punggung model sebelum
membuat pola maka pola akan bisa disesuaikan dengan bentuk punggung
tersebut dengan cara diantaranya adalah: membuat atau member
kupnat/lipit pantas pada bagian bahu belakang, menambah panjang
punggung dari ukuran yang diambil atau dengan cara melakukan uji coba

52
pola dasar sebelum dirubah menjadi pola yang sesuai dengan desain.
Sehingga dengan demikian busana yang dibuat akan sesuai dengan bentuk
tubuh model, pada akhirnya busana yang dibuat akan menjadi busana yang
nyaman dan enak dipakai.
2. Pola pada Bentuk punggung melandai (Ideal)
Bentuk punggung melandai (Ideal) adalah bentuk punggung yang tidak
begitu bermasalah apabila dibuatkan pola busana untuk model yang
mempunyai punggung ideal ini. Dengan demikian pembuatan polanya pada
bagian belakang tidak ada kesulitan. Namun demikian karena bentuk
punggung tidak rata, maka sebaiknya perlu ada kupnat atau lipit pantas
pada bagian bahu belakang.
3. Pola pada Bentuk punggung datar/rata (Flat)
Bentuk punggung datar/rata adalah bentuk punggung yang dimiliki oleh
sebagian orang/manusia, jadi untuk membuatkan pola busana bagi model
yang mempunyai bentuk punggung datar/rata harus ada perlakuan khusus
untuk pola bagian belakang, karena sistem pembuatan pola konstruksi
adalah menggunakan ukuran bentuk tubuh yang ideal, sehingga apabila ada
bentuk tubuh yang tidak lazim, diperlukan perlakuan khusus atau sentuhan
khusus pada garis pola tertentu agar busana yang dibuat sesuai dengan
bentuk tubuh model tersebut. Untuk bentuk punggung yang rata seperti
pada gambar di atas, kupnat atau lipit pantas pada garis bahu dapat
dihilangkan, karena punggungnya rata, namun tetap dibuktikan terlebih
dahulu dengan cara melakukan uji coba pola dasar. Untuk lebih jelasnya,
mengapa pada bagian bahu perlu ada kupnat atau lipit pantas, mari kita
amati gambar berikut ini.

53
Gambar 2.22 Pengakomodasian Kupnat Pada Tubuh dan Pola(punggung)
Sumber: Fundamentals Of Garment Design

Keterangan:

Pada gambar di atas memperlihatkan bahwa apabila tubuh kita diberi sarung
dengan kain yang dibuat kaku dan berbentuk lurus, segi empat panjang dari
atas sampai pada betis, maka agar bahan tersebut rapi dan rata jatuhnya
pada badan, apabila ditarik garis lurus dari bagian leher muka, maka ada
beberapa tempat yang perlu dipatahkan atau dilipat sehingga membentuk
kupnat. Sekarang fokuskan pembahasan kita pada bagian punggung
persisnya pada bagian bahu. Agar bahan lengket pada bagian punggung

54
maka kita harus melipat atau membuang daerah yang berbentuk segitiga
siku sebagaimana yang terlihat pada gambar yang ada tanda panah
berwarna merah (panah 1). Kelonggaran inilah nantinya yang bakal
menjadi kupnat pada bagian bahu belakang, sebagai mana terlihat pada
gambar pola disampingnya (panah 2)

Gambar 2.23 Pengakomodasian Kupnat pada Tubuh dan Pola (pinggang)


Sumber: Fundamentals of Garment Design

55
Keterangan:

Bentuk pinggul dan perut akan berpengaruh pada garis pola yaitu pada letak
kupnat dan garis yang ada tanda panah warna merah. Semakin jauh jarak
antara garis tegak lurus (horizontal) dengan titik pertemuan garis
lebar(fertikal) pada bagian pinggang, semakain lebar kupnat yang
dibutuhkan, sebagaimana terlihat pada gambar pola yang ditunjuk oleh anak
panah merah. Demikian juga sebaliknya, semakin dekat jarak garisnya
semakin kecil lebar kupnat yang diperlukan.

Dalam menentukan letak titik dan garis tubuh pada model/pelanggan yang
akan di ukur, maka perlu diperhatikan :
1. Memahami macam-macam bentuk tubuh model/pelanggan;
2. Memahami titik point atau titik fokus garis batas ukuran untuk tiap-
tiap bagian tubuh;
3. Melakukan praktik pengukuran yang dibutuhkan sesuai desain dan
ukuran tubuh model/pelanggan;
4. Membuat catatan ukuran dan catatan lain yang dibutuhkan dalam
pengukuran;
5. Membuat catatan dari hasil analisa dari hasil pengukuran dengan
bentuk tubuh dan desain model/pelanggan.

Dalam menentukan letak titik dan garis tubuh berdasarkan kebiasaan


berpakaian, yang perlu diperhatikan adalah :
1. Menentukan teknik dan melakukan analisis sesuai letak titik dan garis
tubuh berdasarkan kebiasaan berpakaian;
2. Menyesuaikan ukuran dan model/desain dengan kebiasaan
berpakaian pada model/pelanggan
3. Kekurangan dari bentuk tubuh yang disebabkan karena kebiasaan
berpakaian hendaknya dapat ditutupi dengan pemilihan model busana
yang tepat.

56
Sikap kerja yang diperlukan dalam menganalisa bentuk tubuh
Harus bersikap:
1. Teliti dalam menganalisa bentuk tubuh
2. Memperlihatkan sikap sopan dan santun dalam menganalisa bentuk
tubuh model, baik bahasa, tutur kata maupun perlakuan
3. Percaya diri dan fokus pada saat menganalisa bentuk tubuh model

 LK-1.2a. Analisa Bentuk Tubuh

Berdasarkan uraian materi di atas, Saudara diberi tugas untuk


melakukan analisa pada bentuk tubuh Saudara

Catatlah hasil analisa bentuk tubuh Saudara, apakah yang Saudara


temukan ? Diskusikanlah dengan peserta diklat yang lainnya terkait
hasil analisis yang telah Saudara lakukan!

b. Anatomi dan Titik Tubuh


Menentukan titik tubuh adalah langkah awal untuk menentukan garis tubuh
dalam pengambilan ukuran. Sebelum melakukan pengukuran dan pembuatan
pola busana, kita perlu mempelajari dimana letak titik tubuh yang akan di
ukur, agar pada saat menganalisa bentuk tubuh dan pada saat mengukur
tubuh, kita akan tau dimana garis tubuh tersebut dimulai dan dimana garis
tubuh itu berakhir, disamping itu dengan mempelajari titik tubuh, kita akan
mampu mengidentifikasi tentang dimulai dari mana dan berakhir dimana suatu
ukuran yang kita ambil. Diawali dengan mengenal titik tubuh pada boneka,
kemudian kita akan lebih mudah mencoba menentukan titik-titik tubuh
tersebut pada tubuh manusia atau model yang akan kita buatkan pola
busananya. Apabila kita akan melakukan pemberian tanda titik tubuh pada
model atau dummy, kita dapat membubuhkan tanda dengan menggunakan
alat bantu seperti spidol tekstil, kertas berwarna yang ada perekat atau
lemnya, atau alat bantu lain yang dapat digunakan untuk memberi tanda yang

57
dapat dilihat dengan jelas pada saat memasang bodi line/garis tubuh. Sebagai
contoh dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.24 Anatomi dan titik tubuh


Sumber: Fundamentals of Garment Design

Keterangan:
a. Titik puncak kepala.
b. Titik dahi.
c. Titik Tulang punggung belakang.

58
d. Titik leher pada bahu.
e. Titik leher muka.
f. Titik bahu.
g. Titik bawah lengan bagian muka.
h. Titik bawah lengan bagian belakang.
i. Titik puncak(payudara).
j. Titik siku.
k. Titik pegelangan tangan.
l. Titik tinggi pinggul.
m. Titik lutut.

Gambar: 2.22 Pemberian Tanda pada Titik Tubuh


Sumber: Patternmaking for Fashion Design

Dalam menentukan letak titik dan garis tubuh yang akan di ukur, maka
keterampilan yang diperlukan oleh seorang guru adalah :

1. Memahami macam-macam bentuk tubuh model/pelanggan;


2. Memahami titik point atau titik fokus garis batas ukuran untuk tiap-tiap
bagian tubuh;

59
3. Melakukan praktik pengukuran yang dibutuhkan sesuai desain dan
ukuran tubuh model/pelanggan;
4. Membuat catatan ukuran dan catatan lain yang dibutuhkan dalam
pengukuran;
5. Membuat catatan dari hasil analisa dari hasil pengukuran dengan bentuk
tubuh dan desain model/pelanggan.
 LK 1.2b. Anatomi dan Titik Tubuh

Berdasarkan uraian materi di atas, Saudara diberi tugas untuk memberi


tanda Titi point (titik tubuh) pada boneka jahit (dummy)

Buatlah dokumen dan upload hasil pekerjaan yang telah Saudara


lakukan pada fitur penugasan melalui fitur penugasan!

c. Garis Tubuh
Untuk membuat garis tubuh, maka harus berpedoman pada titik tubuh, yang
sudah ditentukan, dari titik-titik tersebut kemudian dihubungkan sehingga
berbentuk garis, dan garis yang terbentuk inilah yang menjadi garis tubuh.
Menentukan titik dan letak garis tubuh harus sesuai dengan perspektif tubuh.
Untuk memudahkan mengukur dan untuk mengetahui dengan pasti letak
titik-titik dan garis tubuh yang akan di ukur, perlu dibuat garis tubuh dengan
menggunakan pita kecil atau pita body line pada tubuh yang akan di ukur.
Fungsi dari memberi tanda garis tubuh dengan pita body line tersebut adalah
untuk mengetahui:
1. Letak bagian–bagian tubuh.
2. Letak titik (point) dan garis tubuh, yang diperlukan untuk pengambilan
ukuran dan pembuatan pola pakaian dengan teknik konstruksi.

60
Gambar 2.23 Contoh pemasangan body line/garis tubuh pada dummy

Cara menentukan letak titik dan garis tubuh sesuai dengan anatomi tubuh
1) Alat dan Bahan yang diperlukan untuk pembuatan garis tubuh
pada boneka jahit (dress form):
 Boneka jahit (dress form/dummy)

Gambar 2.24 boneka jahit

61
 Kapur jahit
Digunakan untuk memberikan tanda/ menandai

Gambar 2.25 Kapur jahit


 Body line type (pita dari bahan saten lebar 0,3 – 0,5 cm), yaitu
pita berperekat yang dapat digunakan langsung menempel, atau
dapat menggunakan pita biasa dan jarum pentul sebagai
penyematnya.
Cara meletakan body line adalah dengan cara ditempelkan dengan
bantuan jarum pentul yang tidak berkepala dan pendek dengan
ukuran 2 cm sampai 2,5 cm. Hindari penggunaan jarum pentul
yang berlebihan, karena akan mengganggu kelenturan jatuhnya
pita pada body dummy. Urutan kerja pemasangan body line dapat
diikuti materi sebagaimana yang dipaparkan berikut ini.

62
Gambar 2.26 Pemasangan Body line type pada boneka jahit

 Jarum pentul tanpa kepala


Digunakan untuk menyematkan pita yang tidak mempunyai
perekat

Gambar 2.27 jarum pentul tanpa kepala


Cara meletakan pita pada body line adalah dengan cara ditempelkan
langsung (body line type) pada dress form yang menghubungkan
titik point yang telah dibuat. Sedangkan pita yang tidak berperekat
dapat ditempelkan dengan bantuan jarum pentul yang tidak
berkepala (2 cm sampai 2,5 cm) sebagai penyematnya. Hindari
penggunaan jarum pentul yang berlebihan, karena akan mengganggu
kelenturan jatuhnya pita pada body dress form / dummy. Urutan kerja
pemasangan body line dapat diikuti materi sebagaimana yang
dipaparkan di bawah ini.
2) Urutan Kerja Meletakkan Garis Tubuh(Body Line) Pada
Dummy.
1. Menentukan Titik (poin) pada tubuh yang akan di ukur dan di
pasang body line.
2. Garis tengah muka (TM) atau centre front line (CF).
3. Garis tengah belakang (TB) atau centre back line (CB).
4. Garis lingkar badan atau bust line.

63
5. Garis lingkar pinggang atau waist line.
6. Garis lingkar panggul atau hip line.
7. Garis lingkar leher atau neck line.
8. Garis kerung lengan atau arm hole.
9. Garis bahu dan garis sisi atau shoulder line and side line.
10. Garis prinses bagian muka atau front princes line.
11. Garis prinses bagian belakang back princes line.
Sebelum meletakkan body line pada dummy, yakinkan titik-titik (poin)
yang akan di ukur sudah di beri tanda dengan benar sebab tanda ini
nantinya yang akan dijadikan sebagai patokan dalam pemasangan body
line. Untuk melihat ketepatan letak garis atau titik yang telah di pasang,
lihatlah dari jarak jauh kira-kira 2 meter sampai 2,5 meter.

3) Kriteria Pemasangan Body Line.


1. Ikuti urutan kerja pemasangan body line yang sudah di tulis
sebelumnya, apa bila tidak sesuai urutan, akan ada bagian pita
yang terganggu oleh pita yang lain.
2. Garis lingkar harus rata apa bila dilihat dari muka sisi dan belakang.
3. Garis prinses dimulai dari pertengahan bahu melalui titik puncak
payudara dan lurus ke bawah.
4. Garis bahu haruslah terlihat segaris, yang dapat di lihat dari bagian
muka dan dari bagian belakang. Apa bila garis bahu hanya dapat di
lihat dari bagian depan saja, berarti letak garis bahu belum benar,
artinya terlalu maju ke depan. Apa bila garis atau pita hanya
terlihat dari belakang saja berarti pemasangan garis bahu belum
benar, artinya terlalu ke belakang. Seharusnya dapat dilihat dari
muka dan dari belakang.
5. Garis sisi harus lurus dan segaris dengan garis bahu.
6. Kerung lengan mengikuti bentuk lengan.

64
Perlu diperhatikan sebelum melakukan pengukuran, dalam menentukan letak
titik dan garis tubuh harus berdasarkan kebiasaan berpakaian, maka yang
adaharus dilakukan adalah posisi titik dan garis tubuh dibuat tidak
berpedoman pada bentuk tubuh normal, tetapi disesuaikan dengan kebiasaan
model dalam berpakaian, misalnya model yang tubuhnya terbiasa miring ke
kiri atau ke kanan, sehingga letak garis tengah belakang dan garis lingkar
badan, maka dalam mengukur harus disesuaikan dengan bentuk tubuh
model, tentunya tidak sama dengan bentuk tubuh normal, karena salah satu
tujuan berpakaian adalah menutupi kekurangan si pemakai sehingga
membuat nyaman pemakainya.
 LK-1.2c. Garis Tubuh

Berdasarkan uraian materi di atas, Saudara diberi tugas untuk


membuat Garis Tubuh pada boneka jahit (dummy) dengan pedoman
pada titik point yang telah Saudara kerjakan pada lembar kerja
sebelumnya!

Buatlah dokumentasi dan upload hasil pekerjaan yang telah Saudara


lakukan ! Gambar yang diupload harus tampak dari tengah depan,
tengah belakang, samping (sisi) kanan dan kiri !

Elemen 3 : Mengukur
a. Alat Ukur
Sebelum mengukur tubuh, kita perlu menyiapkan alat yang dibutuhkan, antara
lain :
1. Buku cacatan ukuran
2. Alat-tulis (pulpen/pensil)
3. Peterban (pita kecil, untuk mengikat pinggang sebagai tanda
letak pinggang, dan lainnya)
4. Pita ukuran (meteran)
5. Penggaris (kalau diperlukan)

65
6. Daftar jenis ukuran atau daftar macam-macam ukuran yang
akan diambil.
7. Model/orang yang akan diukur atau pakaian jadi, yang
dijadikan pedoman untuk ukuran.
8. Kertas karton atau sejenisnya untuk alat bantu pada saat
mengukur lingkar pinggul.
b. Pengukuran Pelanggan
Pengertian Ukuran pada pembuatan pola busana, adalah bilangan yang
menunjukkan besar kecilnya satuan ukuran atau satuan suatu benda. Dalam
pembuatan busana ukuran sangat diperlukan, dengan tujuan untuk
pembuatan pola dan untuk melakukan penilaian hasil akhir dari busana yang
di buat supaya dapat di ketahui hubungan antara ukuran pola, bentuk badan
dan bentuk pakaian. Fungsi ukuran adalah:
 Sebagai data dalam pembuatan pola dasar, baik pola dasar flat pattern
(pola datar) maupun pola pulir (drapping)
 Sebagai dasar untuk pengembangan desain-desain baru
 Merupakan referensi didalam pengecekan pola
 Membantu didalam pengepasan

Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam mengambil ukuran


tubuh. Lakukanlah persiapan sebelum melakukan pengukuran, jagalah etika
dalam mengukut pelanggan

1. Persiapan Mengukur
 Buku cacatan ukuran.
 Alat-tulis (pulpen/pensil).
 Peterban /pita kecil, untuk mengikat pinggang sebagai tanda letak
pinggang).
 Pita ukuran(meteran).
 Penggaris (kalau diperlukan).

66
 Daftar jenis ukuran atau daftar macam-macam ukuran yang akan di
ambil.
 Model/orang yang akan di ukur atau pakaian jadi, yang dijadikan
pedoman untuk ukuran.
 Kertas karton atau sejenisnya untuk alat bantu pada saat mengukur
lingkar pinggul.
Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, ada beberapa hal yang perlu
menjadi perhatian, sebagaimana yang tercantum di bawah ini:

1) Model atau peraga wati yang akan di ukur sebaiknya memakai


busana yang pas badan seperti baju senam atau baju renang atau
memakai kamisol.
2) Sebelum mengambil ukuran, pastikan model berdiri dengan posisi
yang benar yaitu:
 badan tegak dan lurus (tidak memiringkan badan, tidak
menundukkan kepala, tidak membesarkan dada dan juga tidak
membungkuk;
 garis pandang sejajar dengan letak tinggi mata;
 kedua kaki rapat;
 tangan lurus pada sisi.
Untuk mempermudah dan menghemat waktu dalam bekerja, siapkan
daftar ukuran tubuh yang diperlukan.

2. Etika Mengukur
 Posisi di depan sebelah kanan model yang di ukur;
 Ujung pita ukuran yang ber angka kecil ada di tangan kiri
 bila pita ukuran di lingkarkan atau di gantung pada leher, maka pita
ukuran yang ber angka kecil, ada di tangan kanan;
 Pastikan pita ukuran tidak terlipat atau tidak melintir;
 Mulailah mengukur dengan sopan dan teliti;

67
 Usahakan model tidak berpindah tempat atau berputar mengikuti
keinginan yang mengukur;
 Jangan memasang pita ukuran di sekeliling tubuh dengan ketat,
sehingga menekan otot;
 Sebaiknya letakkan pita ukuran dengan tekanan yang ringan dan
merata, untuk mendapatkan ukuran yang benar;
 Akan lebih lengkap lagi apabila kita juga mengetahui berat badan
model, supaya dapat diketahui apakah model mempunyai tubuh yang
seimbang antara berat badan dengan tinggi badan;

Gambar 2.28 Posisi tubuh pada saat diukur


Sumber: Pattern Making For Fashion Design

3. Latihan Mengukur Tubuh


Agar Saudara terampil dalam mengukur tubuh, sebelum mengukur tubuh
model atau mengukur tubuh manusia sebaiknya lakukan latihan sesering
mungkin tentang bagai mana cara mengukur dan dimana letak atau
tempat-tempat yang perlu di ukur. Untuk itu lakukan lah latihan mengukur
dengan menggunakan boneka jahit atau dummy sebagaimana terlihat
pada gambar berikut ini.

68
Gambar 2.29 Macam-macam dummy
Sumber: Fundamentals Of Garment Design

4. Persiapan Mengukur
Pemasangan tali

69
5. Meletakkan Pita Ukur
Perhatikan letak pita ukuran atau garis tubuh yang akan di ukur. Pita
ukuran haruslah dipasang atau diletakkan rata dari muka sampai ke
belakang. Berikut ini adalah gambar tentang cara mengambil ukuran

Keterangan:

1. Lingkar Badan 1

2. Lingkar Badan 2

3. Lingkar Pinggang

4. Lingkar panggul 1

5. Lingkar panggul 2

Gambar 2.27 Ukuran Lingkar


Sumber : Fundamental of Garment Design

70
Keterangan :

6. Lingkar kerung
lengan
7. Lingkar puncak
lengan
8. Lingkar siku
9. Lingkar
pergelangan
tangan

Gambar 2.28 Ukuran Lingkar


Sumber: Fundamentals Of Garment Design

10

Keterangan:

10. Lingkar tangan


11. Lingkar Kepala
12. Lingkar leher

71
Keterangan:

13. Lingkar paha


14. Lingkar betis(lingkar
bawah kaki)

72
Gambar 2.29 Ukuran Lingkar dan lebar
Sumber: Fundamentals Of Garment Design

Keterangan:

15. Lebar punggung dan lebar bahu belakang


16. Lebar punggung belakang di bawah titik lengan belakang
17. Lebar muka dari titik lengan muka
18. Jarak antara titik puncak
19. Tinggi Tubuh
20. Panjang tubuh

73
Gambar 2.30 Ukuran Panjang
Sumber: Fundamentals Of Garment Design

Keterangan:

21. Panjang Punggung(dari tulang leher belakang)


22. Panjang punggung dari titik bahu pada leher belakang)
23. Panjang muka dari titik leher muka sampai titik puncak.
24. Panjang muka dari titik leher muka sampai garis pinggang

Tabel 2. 1: Jenis Ukuran


NO BAHASA INDONESIA BAHASA INGGRIS

Ukuran Lingkar

1 Lingkar leher Neck line


2 Lingkar badan Bust line
3 Lingkar pinggang Waist line
4 Lingkar panggul Hip line
5 Lingkar kerung lengan Arm hole
6 Lingkar lutut Knee line
7 Lingkar ujung lengan/pergelangan Wrist
8 Lingkar siku Around the elbow
9 Lingkar tangan Around the hand
10 Lingkar kepala Around the head

74
11 Lingkar paha Around the thigh
12 Lingkar betis Around the lower leg
Ukuran Lebar

13 Lebar bahu Shoulder line


14 Lebar punggung Across back
15 Lebar muka atau lebar dada Across front
Ukuran Panjang

16 Panjang punggung Back length


17 Panjang muka Front length
18 Panjang lengan Sleeve length
19 Panjang blus/gaun/blazer Dress length
20 Panjang Rok Skirt length
Ukuran Tinggi

21 Tinggi panggul Hip length


22 Tinggi dada/tinggi puncak Bust point
Ukuran Berat

23 Berat badan Weight


24 Tinggi badan Tall

c. Pengukuran Tubuh secara Sistematis


Ukuran tubuh secara sistematis yang dimaksud adalah ukuran tubuh yang sudah
ditetapkan sebagai ukuran tubuh manusia secara standar, yang biasa disebut
dengan ukuran standar. Ukuran standar tidak terlalu detail, pada umumnya
hanya terdiri dari beberapa ukuran saja, seperti:
1. Lingkar badan
2. Lingkar pinggang
3. Lingkar panggul
4. Panjang busana/celana/rok

75
Ukuran tersebut dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu:

1. Ukuran kecil atau smal disingkat dengan “S”


2. Ukuran sedang atau medium disingkat dengan “M”
3. Ukuran besar atau large disingkat dengan “L”
4. Ukuran yang lebih besar atau extra disingkat dengan “X”
Dari ketiga golongan di atas para produsen pakaian jadi dikembangkan lagi
menjadi berbagai ukuran seperti: SM. ML, XL, XXL dan lain-lain

Tabel Ukuran Standar Wanita Dewasa (Indonesia)

76
Tabel 2.31 JIS (Japanese Industrial Standards) / Ukuran Standar Jepan

77
Gambar 2.32 ......................

78
b)Evaluasi hasil ukuran yang sudah di ambil
Untuk mengevaluasi ukuran yang sudah di ambil adalah dengan cara
memeriksa kembali catatan ukuran yang sudah di ambil. Apabila terjadi
keraguan lakukan pengambilan ukuran kembali sampai saudara yakin kalau
ukuran tersebut sudah benar, namun akan lebih baik apabila pada saat
memeriksa ukuran berkoordinasi dengan teman yang lebih profesional atau
dengan orang lain yang sudah berpengalaman, sehingga saudara tidak ada
keraguan lagi tentang hasil ukuran yang di ambil

LK 2. Mengukur Tubuh

Berdasarkan uraian materi di atas, Anda ditugasi sebagai berikut :


1. Siapkan 2 (dua) desain blus:
2. Lakukan pengukuran pada model, sesuai desain blus yang anda pilih dengan
menerapkan langkah-langkah pengukuran yang benar!
3. Buatlah dokumen pengukuran yang menjelaskan langkah-langkah
pengukuran tersebut, upload hasil tugas yang Saudara buat pada fitur
penugasan!

d. Rangkuman
Mengukur merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan busana. Apabila
Saudara mengukur model atau pelanggan, jagalah dan terapkan etika dalam
mengukur. Berkomunikasilah dengan pelanggan dengan sopan, ramah dan
menghargai, buatlah suasana yang nyaman. Persiapkan alat ukur, gunakan
dengan tepat. Lakukan pengukuran dengan cermat dan teliti! hasil dari
mengukur itulah kemudian yang akan digunakan sebagai patokan dalam
pembuatan pola. Periksa kembali ukuran yang telah diambil, apakah sudah
sesuai dengan desain? Adakah yang perlu diperhatikan, misalnya tentang
bentuk tubuh pelanggan yang harus diperhatikan dalam pembuatan pola, dan
seterusnya, karena salah atau kurang cermat dan teliti dalam mengukur akan
berakibat fatal, baju kurang bahkan tidak nyaman dikenakan pelanggan.

79
Sehingga kita harus melakukan perbaikan. Oleh karena itu cermat, dan teliti
harus selalu diperhatikan dan diterapkan dalam pengukuran.
D. Penilaian
Tugas 1
Perintah : Jawablah soal di bawah ini, pilih jawaban A,B,C atau D yang
paling tepat !
Waktu Penyelesaian : 10 menit

1. Mendeskripsikan desain secara lengkap seperti: style, detail desain, tekstil dan
model, merupakan :
A. Deskripsi desain berdasarkan hasil analisis desain
B. Deskripsi desain berdasarkan garis desain
C. Deskripsi desain berdasarkan perbandingan desain
D. Deskripsi desain berdasarkan model desain
2. Desain diterjemahkan hanya berdasarkan siluet atau bentuk garis luar dari desain,
merupakan :
Jawaban:
A. Deskripsi desain berdasarkan hasil analisis desain
B. Deskripsi desain berdasarkan garis desain
C. Deskripsi desain berdasarkan perbandingan desain
D. Deskripsi desain berdasarkan model desain
3. Perhatikan gambar berikut ini. Apabila dianalisa maka modelblus di bawah ini,
adalah…

Jawaban:
A. Kerah rever, lengan licin pendek dan pada bagian depan menggunakan lipit
pantas
B. Kerah shanghai, lengan licin pendek dan pada bagian depan menggunakan
lipit pantas
C. Kerah rebah, lengan licin pendek dan pada bagian depan menggunakan lipit
pantas
D. Kerah turtle, lengan licin pendek dan pada bagian depan menggunakan lipit
pantas

80
4. Alat yang digunakan dalam membuat garis tubuh pada boneka hajit adalah
A. Dummy, tali pita, jarum pentul
B. Dummy, pita ukur, tali pita, kertas pola
C. Pita ukur, jarum jahit, penggaris dan kertas pola
D. Dummy, pita ukur. tali pita, kapur jahit,
5. Ukuran yang diambil untuk mengukur lengan pada desain blus di bawah ini
adalah…

A. L.L; L B; L.Pi ;L.Pa; Pj. Muka; Lb. Muka; Pj. Bahu, Pj. Sisi, Lb. Punggung;
Pj.Punggung
B. L.K.L.; Pj. Lengan, Lingkar pergelangan tangan;
C. L.L; L B; L.Pi ;L.Pa; Pj. Muka; Lb. Muka; Pj. Bahu, Pj. Sisi, Lb. Punggung;
Pj.Punggung; L.K.L.; Pj. Lengan, Lingkar pergelangan tangan
D. L.L; L B; L.Pi ;L.Pa; Pj. Muka; Lb. Muka; Pj. Bahu, Pj. Sisi, Lb. Punggung;
Pj.Punggung, Ukuran Uji, L.K.L.; Pj. Lengan, Lingkar pergelangan tangan

Lembar Evaluasi Menganalisa desain


Buatlah Analisis Desain di bawah ini, kirim jawaban Saudara melalui Fitur Penilaian!

E. Refleksi dan Tindak Lanjut

81
1. Apa yang telah Saudara dapatkan dari proses pembelajaran ini?

2. Bagimana rencana selanjutnya setelah Saudara memahami konsep materi ini?

82

Anda mungkin juga menyukai