Anda di halaman 1dari 34

No Kode: DAR2/Profesional/698/5/2019

PENDALAMAN MATERI TATA BUSANA

MODUL 5
PEMBUATAN BUSANA
CUSTOM MADE

KEGIATAN BELAJAR 1
PEMBUATAN BUSANA CUSTOM MADE
JAS THREE PIECES

Nama Penulis:

Dra Kapti Asiatun, M.Pd

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


2019

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2


KEGIATAN BELAJAR 1 ..................................................................................... 3
PEMBUATAN BUSANA CUSTOM MADE JAS THREE PIECES ...................... 3
A. Pendahuluan ................................................................................................. 3
1. Deskripsi Singkat .......................................................................................... 3
2. Relevansi ........................................................................................................ 3
3. Petunjuk Belajar ............................................................................................ 5
B. Inti ................................................................................................................ 6
1. Capaian Pembelajaran .................................................................................. 6
2. Pokok-Pokok Materi..................................................................................... 7
3. Uraian Materi ................................................................................................ 7
a. Busana Custom
Made…………………………………………………………………7
b. Lingkup Busana Custom Made ………………………………........8
c. Karakteristik Disain Busana Custom Made …………………….....15
d. Ukuran Yang Dibutuhkan Untuk Pembuatan Busana Custom
Made Jas Threepieces ………………………………………….…16
f. Prosedur Pembuatan Pola Dasar Badan, Pola Dasar Lengan Dan
Pola Dasar Rok Secara Konstruksi………………………………...18
g. Perancangan Kebutuhan Bahan Dan Harga Busana Custom Made
Jas Threepieces …………………………………………………….22
4. Forum Diskusi ............................................................................................. 28
C. Penutup ............................................................................................................. 29
1. Rangkuman ........................................................................................... 29
2. Tes Formatif ......................................................................................... 31
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 34

2
KEGIATAN BELAJAR 1

PEMBUATAN BUSANA CUSTOM MADE JAS THREE PIECES

A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Jas three pieces adalah busana yang dapat dikenakan untuk berbagai
kesempatan formal dan dapat mem¬berikan bentuk tubuh yang sempurna.
Membuat jas adalah merupakan salah satu kompetensi dasar pada mata
pelajaran pembuatan busana custom made. Sistem menjahit yang
digunakan untuk membuat jas wanita adalah talilor. Teknik menjahit
tailoring merupakan salah satu mata pelajaran praktek tersulit yang
banyak dikeluhkan oleh siswa SMK Tata Busana. Sedangkan hampir
semua busana yang berkualitas tinggi seperti busana kerja, busana pesta,
busana pengantin, busana daerah dan adi busana yang lain dibuat dengan
teknik tailoring. Dengan mempelajari modul ini membuat busana custom
made khususnya jas three pieces tidak lagi sulit.

Custom berasal dari kata customize yang berarti menyesuaikan.


Custom made adalah membuat sesuatu sesuai dengan keinginan pemesan.
Busana custom made adalah busana yang dibuat secara khusus
berdasarkan pesanan konsumen. Ide, konsep maupun disain busana
diciptakan ataupun dipilih oleh konsumen sendiri.

Kegiatan belajar 1 Modul Busana Custom Made akan membahas


tentang: Teori dan Praktek Perancangan pembuatan busana custom made
jas threepieces

2. Relevansi
Modul Tata Busana Custom Made ini dikemas dalam empat kegiatan
belajar yang disusun berurutan secara prosedural dan saling terkait antara

3
kegiatan belajar 1 sampai dengan kegiatan belajar 4 dengan urutan sebagai
berikut:

a. Kegiatan Belajar 1: Teori perancangan pembuatan busana custom-


made jas three pieces
1) Menganalisis karakteristik desain busana custom made jas three
pieces
2) Menentukan ukuran yang dibutuhkan untuk pembuatan busana
custom-made jas three pieces
3) Menerapkan prosedur pembuatan pola badan dan pola rok secara
konstruksi
4) Menerapkan prosedur perancangan kebutuhan pembuatan busana
costum made jas three pieces
b. Kegiatan Belajar 2: Perancangan pembuatan busana costum-made
jas three pieces
1) Membuat pola badan dan pola rok secara konstruksi
menggunakan skala ¼
2) Membuat Desain Kerja pembuatan busana costum-made jas
three pieces
3) Mengubah pola sesuai dengan disain skala ¼
4) Merancang kebutuhan bahan pembuatan busana costum-made
jas three pieces
5) Menghitung kebutuhan dan menentukan harga jual busana
costum made jas three pieces
c. Kegiatan Belajar 3: Teori pembuatan busana costum-made jas three
pieces
1) Membuat pola jas three pieces sesuai dengan hasil analisis desain
2) Menentukan kebutuhan alat dan bahan pembuatan busana
costum-made jas three pieces

4
3) Menerapkan teknologi menjahit busana costum-made jas three
pieces
4) Menerapkan prosedur pembuatan busana costum made jas three
pieces
d. Kegiatan Belajar 4: Pembuatan pembuatan busana costum-made jas
three pieces
1) Membuat jas three pieces sesuai SOP dengan memperhatikan K3
( Meletakkan pola pada bahan, Memberi tanda jahitan, Memotong
bahan utama dan bahan pembantu, Menjelujur , Fitting, Menjahit,
dan Menyelesaikan).
2) Mengemas jas three pieces

3. Petunjuk Belajar
Pada modul sebelumnya Anda telah mempelajari tentang pengetahuan
tekstil, dasar teknologi menjahit, dasar desain dan dasar pola. Mudah-
mudahan Anda telah memahami dengan jelas modul sebelumnya, karena
dasar teori dan kemampuan praktek erat kaitannya dengan materi yang
akan dibahas dalam modul Custom made.

Penguasaan capaian pembelajaran sangat penting agar menguasai


kemampuan menganalisis disain, memilih bahan busana baik bahan utama
maupun bahan pembantu, membuat pola dan mengubah pola sesuai
dengan desain dan teknologi menjahit tailoring sehingga akan dihasilkan
busana custom made jas threepieces yang eksklusive dan berkualitas
tinggi.

Supaya Anda dapat berhasil dengan baik dalam mempelajari modul ini
beberapa petunjuk yang disarankan :

a. Mempelajari secara cermat bagian pendahuluan agar diperoleh


pemahaman yang utuh tentang isi modul.

5
b. Memiliki kemampuan membuat pola dasar badan dan pola dasar rok
menggunakan teknik konstruksi.
c. Mempersiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan
d. Jika dalam mempelajari modul ini mengalami kesulitan, maka
diskusikan dengan teman atau tanyakan langsung kepada pembimbing
atau tutor.
e. Untuk pemahaman lebih lanjut, dapat dilengkapi dengan membaca
sumber yang lain dengan materi yang sama
f. Untuk menguji penguasaan dan pemahaman materi ini, kerjakan semua
tugas dan latihan dalam modul ini
g. Lakukan evaluasi dengan cara mengkoreksi hasil tugas yang telah
dikerjakan, untuk soal tes cocokkan jawaban dengan kunci jawaban
yang telah tersedia pada bagian akhir kegiatan belajar

B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari modul pada kegiatan belajar 1 Anda
diharapkan dapat menguasai capaian pembelajaran (kompetensi dasar)
sebagai berikut :

a. Menganalisis karakteristik desain busana custom made jas three


pieces
b. Menentukan ukuran yang dibutuhkan untuk pembuatan busana
custom-made jas three pieces
c. Menerapkan prosedur pembuatan pola badan, pola lengan dan pola
rok secara konstruksi
d. Menerapkan prosedur perancangan kebutuhan pembuatan busana
costum made jas three pieces

6
2. Pokok-Pokok Materi
a. Busana custom made
b. Lingkup Busana custom made
c. Karakteristik desain busana custom made jas three
d. Ukuran yang dibutuhkan untuk pembuatan busana custom-made jas
three pieces
e. Prosedur pembuatan pola badan dan pola rok secara konstruksi
f. Prosedur perancangan kebutuhan pembuatan busana costum made jas
three pieces

3. Uraian Materi
a. Busana Custom Made
“Custom-made” adalah busana yang dibuat dengan sistem tailor
maupun couture untuk perorangan sesuai dengan ukuran pemesan
dengan desain yang eksklusive. Namun menurut perkembangan,
yang dimaksud dengan “Custom-made” dapat dilakukan berdasarkan
pesanan secara individu/perorangan, baik untuk pria maupun wanita
dalam jumlah tunggal atau lebih yang biasa dilakukan di modiste,
butik dan rumah mode bertaraf Adi Busana. Proses pembuatan
dilakukan dengan pengepasan (fitting) satu kali atau lebih.

Sistem menjahit tailor disebut tailoring. Tailoring adalah salah


satu metode menjahit halus dengan hasil sangat rapi baik pada
bagian luar maupun bagan dalam. Menurut Goet Poespo (2009:7)
tailoring adalah suatu metode menjahit busana yang hasilnya lebih
kuat dibandingkan dengan sistem menjahit biasa. Tailoring biasanya
diterapkan pada jahitan untuk mantel ( coat), jas (jacket), dan blaser
(blazer)

Tailoring merupakan proses menyatukan bagian-bagian kain


yang yang telah digunting berdasarkan pola busana yang diselesaikan
dengan metode menjahit busana yang memperhatikan kehalusan,
kerapihan, kekuatan jahitan, menggunakan kampuh terbuka,

7
menggunakan kalin pelapis (lining), lapisan dalam (interlining),
lapisan singkap (interfacing), dan lapisan bawah (underlining) yang
biasanya diterapkan pada jahitan jas dan blaser.

b. Lingkup Busana Custom Made


Lingkup busana custom made menurut SKKNI (2010) terdiri
dari : busana tailoring untuk wanita, busana couture dan haute couture
untuk kesempatan pesta, busana nasional Indonesia, busana pengantin
Internasional, dan busana pengantin tradisional. Busana tailoring
untuk wanita menurut Sicilia Sawitri (1997) ada bermacam-macam,
diantaranya adalah mantel pak (three piece), suit (two piece), jump
suit, mantel (coat), topper, cape, blazer, jacket, bolero, cardigan, dan
parka. Busana pesta bermacam-macam, diantaranya adalah : gaun
strapless, gaun shift, Backlees (punggung terbuka), busty look (dada
terbuka), decolette look (leher terbuka) dan lain-lain. Agar mampu
memahami lingkup busana custom made berikut akan dijelaskan
secara terperinci satu persatu sebagai berikut :

1). Mantel Pak (Three Piece).


Mantel pak (Three
Piece) merupakan
busana kerja wanita
yang terdiri dari 3
bagian yaitu: rok, jas
dan blus. Three piece
dapat dikenakan
sebagai busana kerja
dan busana resmi.
Teknik tailoring hanya
diterapkan pada
pembuatan jas dan rok
saja

8
Gambar 1. Mantel Pak (Three Piece)

https://id.pinterest.com/pin/794674296729068708

2) S u i t atau two piece.

Suit atau two piece.


adalah setelan yang
terdiri dari dua helai
busana, yaitu rok dan jas
dari bahan yang sama.
Busana semacam ini
dapat digunakan sebagai
busana kerja.

Gambar 2. S u i t atau two piece

https://id.pinterest.com/pin/436849232587099804

9
3) Jumsuit,

Jump suit adalah setelan


yang terdiri dari celana
panjang dan jas, terbuat
dari bahan yang sama,
yang dapat dilengkapi
dengan blus dalam. Jump
suit dapat digunakan
sebagai buana kerja
terutama untuk pekerjaan
yang memerlukan banyak
gerak, setelan celana akan
mempermudah gerak
seseorang.

Gambar 3. J u m s u i t

https://id.pinterest.com/pin/796433515336345030

10
4) Mantel,

Mantel dalam bahasa Inggris disebut Coat


dan bahasa Perancis Manteau adalah
busana yang dikenakan di luar busana
pokok, fungsinya sebagai pelengkap. Pada
umumnya panjang mantel adalah 2 cm di
bawah busana pokok (rok) atau hingga
mata kaki .Mantel dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu: a) Mantel musim panas,
mantel semacam ini dipakai pada musim
panas atau di negara yang beriklim tropis.
b). Mantel musim dingin, biasa digunakan
di musim dingin, terbuat dari bahan yang
tebal, berbulu dan menggunakan interlining
(lapisan di dalam lapisan). c).Mantel
malam (evening coat), mantel ini dipakai
pada acara perjamuan malam, terbuat dari
bahan yang baik/pilihan, model dapat
lebih bervariasi.

Gambar 4. M a n t e l

https://id.pinterest.com/pin/652247958513486071

11
5) Topper,

Topper adalah mantel yang


panjangnya sejajar dengan
ujung jari tangan, jika
tangan dibiarkan di sisi
badan.

Gambar 5. Topper

https://id.pinterest.com/pin/457256168413700945

6) Cape,

Cape (dibaca kep) adalah


sejenis mantel yang terbuat
dari kain setengah lingkaran.
Cape tidak berlengan tetapi
mempunyai lubang yang
menyerupai saku untuk
tangan. Model cape dapat
dengan kerah atau tanpa
kerah

Gambar 6. Cape

https://id.pinterest.com/pin/519462138269978825

12
7) Blazer

Blazer adalah jas ringan yang


dapat dipakai untuk busana
kerja, santai dan rekreasi
tergantung pemilihan bahann

Gambar 7. Blazer

https://id.pinterest.com/pin/299700550194557327

8) Jacket :
Jacket adalah jas yang panjangnya sampai pinggang
atau di bawah pinggang. Macam-macam jacket antara lain:
a). Single breasted jacket
Single breasted jacket
adalah jaket yang
mempunyai penutup
dengan satu deret
kancing

Gambar 8. Single breasted jacket

https://id.pinterest.com/pin/436849232587099804

13
b). Double breasted
jacket ,
Double breasted jacket
adalah jaket yang
mempunyai penutup
dengan dua deret kancing,

Gambar 9. Double breasted jacket

https://id.pinterest.com/pin/337770040801663612

c) Bolero

Bolero adalah
semacam jaket
pendek sampai di
pinggang atau di
atas pinggang tanpa
penutup di bagian
muka

Gambar 10. Bolero

https://id.pinterest.com/pin/299700550194557327

14
d) Cardigan

Cardigan adalah jaket


tanpa garis leher
dengan bukaan di
muka. Untuk
memberikan variasi
kadang diberi hiasan
rompok atau serip yang
berlainan warna

Gambar 11. Cardigan

https://id.pinterest.com/pin/726275877390379727

e) Parka adalah jaket yang mempunyai penutup kepala jadi satu.

Gambar 12. Parka

https://id.pinterest.com/pin/555420566545346141

c. Karakteristik Disain Busana Custom Made


Busana custom made yang akan dipraktekkan adalah jas single
breasted dan akan dikerjakan dengan teknik tailoring. Ciri-ciri busana
tailoring adalah sebagai berikut: a) Desain sederhana dan anggun, b)
Siluet H, I, dan A, ) Klasik dan selalu up to date, d) Hiasan diperoleh

15
dari permainan garis hias, garis pas, garis princess, garis empire, dan
gabungan, e) Bentuk kerah pada umumnya tailor/ jas .

Ciri lain busana tailoring selalu menggunakan lining (lapisan),


menggunakan saku dalam (saku bobok), pada busana yang liningnya
lepas, tepi tiras diselesaikan dengan kumai serong (rompok), bahan
yang digunakan umumnya tebal (terutama di negara yang memiliki
musim dingin), penyelesaian sebagian besar menggunakan tangan,
lengan jas terdiri dari dua potong lengan bagian luar dan dalam.

Bagian-bagian dari jas three pieces, adalah: kerah, saku, dan


celah angin. Kerah yang dipakai adalah kerah jas, menggunakan saku
passepoille, Hook vent (celah sangkutan angin di tengah). Celah angin
adalah sebuah belahan (slit) ke dalam, pada pinggir keliman suatu jas,
jacket, atau mantel (coat) yang dirancang untuk menambah kebebasan
bergerak

d. Ukuran Yang Dibutuhkan Untuk Pembuatan Busana Custom


Made Jas Threepieces
Untuk membuat pola busana three pieces ukuran yang diperlukan
pada dasarnya sama dengan kalau hendak membuat pola konstruksi.
Ukuran yang dibutuhkan adalah :

1 Lingkar leher : Diukur sekeliling batas leher dengan


meletakkan jari telunjuk di lekuk leher

2 Lingkar badan : Diukur sekeliling badan atas yang terbesar,


melalui puncak dada dan ketiak. Letak
sentimeter pada badan belakang harus
dalam posisi datar dari satu ketiak ke
ketiak yang lain. Diukur pas terlebih
dahulu, baru kemudian ditambah 4 cm atau
disisipkan 4 jari

3 Lingkar pinggang : Diukur sekeliling pinggang pas, baru

16
kemudian datambah 1 cm atau disisipkan 1
jari

4 Lingkar panggul : Diukur sekeliling badan bawah yang


terbesar ditambah 2 cm. Sebelah puncak
pantat dengan sentimeter datar, diukur pas
terlebih dahulu kemudian ditambah 4 cm
atau disisipkan 4 jari.

5 Tinggi panggul : Diukur dari garis pinggang sampai dengan


batas panggul terbesar

6 Tinggi dada : Diukur dari bawah peterban pinggang


tegak lurus ke atas sampai pada puncak
dada

7 Panjang sisi : Diukur dari batas ketiak ke bawah peter


ban pada garis pinggang dikurangi 2 cm
sampai dengan 3 cm

8 Panjang muka : Diukur dari lenuk leher tengan muka


sampai di bawah peterban pinggang

9 Panjang
i : Diukur dari tulang yang menonjol di
punggung
. tengah belakanglurus ke bawah sampai di
bawah peter ban pinggang.
10 Lebar
j punggung : Diukur 9 cm di bawah tulang leher yang
. menonjol atau pertenganhan jarak bahu
teendah dan ketiak dari batas lengan kiri
sampai batas lengan kanan

11 Lebar
j muka : Diukur dari 5 cm di bawah lekuk leher atau
. pertengahan jarak bahu terendah dan
ketiak dari batas lengan kanan sampai
dengan batas lengan kiri

12 Lebar
k bahu : Diukur dari batas leher ke puncak lengan
. atau bahu terendah

13 Lebar
l dada : diukur jarak dari keda puncak buah dada.
. Uuran ini tidak dipergunakan untuk
konstruksi pola, tetapi hanya untuk ukuran
pemeriksa atau ukuran uji.

17
14 Panjang
m rok : Diukur mulai dari batas peter ban
. pinggang sampai dengan di bawah lutut
atau sesuai dengan keinginan dan sesuai
dengan batas kesopanan

15 Panjang
n jas dari : Diukur dari batas peter ban pinggang
pinggang
. sampai dengan dibawah bokong yang
merupakan pagian terkecil dari panggul.

16 Lingkar
o kerung : Diukur sekeliling lubang lengan pas
lengan
. terlebih dahulu ditambah 2 cm untuk
kerung lengan tanpa lengan, dan ditambah
4 cm untuk lubang lengan yang akan
dipasangkan lengan

17 Tinggi
p puncak : Diukur dari bahu terendah sampai dengan
lengan
. sekeliling lengan sebatas ketiak

18 Panjang
q siku : Diukur dari bahu terendah sampai sebatas
. siku

19 Panjang
r lengan : Diukur dari bahu terendah sampai dengan
. bagian terlebar dari telapak tangan.

f. Prosedur Pembuatan Pola Dasar Badan, Pola Dasar Lengan Dan


Pola Dasar Rok Secara Konstruksi.
Dalam pembuatan busana, pola akan dipergunakan sebagai dasar
dalam pembuatannya. Beberapa cara yang dapat dipergunakan dalam
pembuatan pola adalah pembuatan pola secara draping dan pembuatan
pola secara konstruksi. Pola draping adalah pola badan yang dibuat
secara langsung pada model atau menggunakan dressform yang diatur
ukurannya mendekati ukuran model. Sedangkan pola konstruksi adalah
pola yang dibuat berdasarkan ukuran dari bagian-bagian tubuh yang
diperhitungkan secara matematis dan selanjutnya digambar di atas
kertas. Bagian–bagian busana yang dapat dibuat menggunakan pola

18
konstruksi adalah : pola badan, pola kerah, pola lengan, pola rok, pola
celana dan sebagainya.
Pembuatan pola badan secara konstruksi dapat menggunakan
beberapa sistem yang disesuaikan dengan bentuk anatomi tubuh
model. Beberapa sistem pembuatan pola dasar secara konstruksi
antara lain : sistem So-En, sistem Dressmaking, sistem Meyneke,
sistem Bunka, sistem Dankaerts, sistem Charmant, dan sistem
Cuppens-Geurs.
Pola dasar sistem Dressmaking dimulai dengan menggambar pola
badan belakang baru dilanjutkan pola badan bagian muka. Pola badan
bagian depan dan belakang dibuat secara terpisah. Pola dasar badan
sistem Meyneke dibuat menyatu antara pola badan bagian muka dan
pola badan bagian belakang. Kelebihan pola sistem Meyneke adalah,
lipit kup pada bagian bahu dibuat cukup lebar sehingga mudah
disesuaikan dengan bentuk buah dada yang besar. Dengan demikian
pola dasar sistem ini tidak direkomendasikan untuk seseorang yang
kurus dan buah dada kecil.
Pola dasar sistem So-En dikonstruksi menyatu antara pola badan
bagian muka dan pola badan bagian belakang. Kelebihan pola dasar
sistem ini adalah lipit kup pada pinggang dapat dibuat lebih lebar, pola
kerung leher bagian tengan muka dibuat menghadap kekanan sehingga
memudahkan penambahan lidah untuk tempat kancing. Kekurangan
sistem So-En adalah untuk disain busana yang memakai potongan
pada bagian pinggang, pada saat penbuatan pola harus diperiksa
ukurannya secara cermat supaya pola yang dihasilkan tepat posisinya
pada garis pinggang. Sistem ini tidak sesuai untuk busana yang
menggunakan potongan pada garis pinggang.
Pola badan sistem Dankaerts dikonstruksi menyatu antara pola
badan bagian muka dan pola badan bagian belakang. Kelebihan pola
ini adalah: lebar lipit kup pada bahu sudah ditentukan sebesar 3 cm.

19
Dengan demikian sistem ini cocok untuk untuk sesorang yang
memiliki postur tubuh kurus sampai sedang.
Pola dasar badan sistem Charmant merupakan pengembangan dari
pola dasar badan sistem Wielsma. Perbedaan hanya terdapat pada
penambahan lipit bahu selebar 4 cm. Posisi garis tengah muka
dimiringkan seperti pada pola dasar sistem Dankaerts. Kelebihan pola
dasar sistim ini lipit kup pada bahu sudah sesuai dengan konstruksi
buah dada. Kekurangannya, letak garis pinggang tidak datar.
Pola dasar sistem Cuppens-Geurs dikonstruksi menyatu antara pola
bagan bagian muka, bagian belakang dan pola rok. Secara rinci pola
sistem ini pada bagian atas dibagi menjadi tiga bagian (setengan
lingkar badan dibagi tiga). Dengan demikian terdapat dua garis tegak
lurus untuk pertolongan menyerongkan bagian garis bahu. Letak garis
tengahmuka dimiringkan. Bagian rok sudah terbagi menjadi dua
bagian menyerupai garis princes dari bahu sampai rok bagian bawah.
Pola dasar secara konstruksi dapat dipergunakan untuk semua
bentuk badan, tetapi tidak terlepas dari keunggulan dan kelemahan.
Menurut Widjiningsih (1994:3) keunggulan pola dasar badan secara
konstruksi antara lain adalah: bentuk pola sesuai dengan bentuk badan
seseorang dan perbandingan bagian-bagian disain lebih sesuai dengan
bentuk badan pemakai. Sedangkan kelemahannya antara lain adalah :
menggambar pola konstruksi tidak mudah, memerlukan waktu lebih
lama, membutuhkan banyak latihan, dan harus mengetahui kelemahan
dari sistem pembuatan pola yang dipilih.
Beberapa hal yang perlu dicermati agar diperoleh pola konstruksi
yang baik, diantaranya adalah:
1. Mengambil ukuran bagian-bagian tubuh model dilakukan dengan
cermat dan teliti. Sebaiknya memberi tanda pada bagian-bagian
tubuh yang akan diambil ukurannya menggunakan veterban.
Selanjutnya menggunakan alat ukur yang sama.

20
2. Membentuk gambar bagian –bagian tubuh tertentu seperti kerung
leher, kerung lengan harus luwes jika perlu menggunakan
pertolongan penggaris pola.
3. Perhitungan pecahan dari ukuran yang ada dalam konstruksi secara
cermat dan tepat.
Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bermacam-macam
sistem pembuatan pola dasar badan secara konstruksi, tetapi pada
modul ini hanya akan menggunakan pola dasar badan secara
konstruksi sistem So-En. Untuk membuat pola dasar secara konstruksi
diperlukan ukuran-ukuran bagian badan sebagaimana yang telah
disebutkan bagian sebelumnya, yaitu: lingkar badan, lingkar pinggang,
lingkar panggul, lingkar leher, lengkar lengan, panjang muka,
panjang punggung, panjang lengan, panjang jas, lebar punggung, lebar
muka, lebar bahu, tinggi panggul, dan tinggi dada. Alat yag digunakan
untuk menggambar pola secara konstruksi antara lain buku pola,
penggaris lurus dan penggaris bentuk pola, skala, pensil, penghapus,
pensil merah dan biru.
Langkah kerja membuat pola secara konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama, memahami dan menguasai sistem pembuatan
pola dasar konstruksi yang akan digunakan.
2. Langkah kedua, menyediakan semua bahan dan alat yang
dibutuhkan untuk menggambar pola dasar secara konstruksi.
3. Langkah ketiga, menyiapkan ukuran bagian-bagain tubuh sesuai
dengan yang dibutuhkan dalam membuat pola dasar sesuai
dengan sistem pembuatan pola yang akan digunakan.
4. Langkah keempat, membuat pola dasar badan dan pola rok secara
konstruksi menggunakan sistem So-En
5. Langkah kelima, memberi tanda- tanda pola dan arah serat.

21
g. Perancangan Kebutuhan Bahan Dan Harga Busana Custom Made
Jas Threepieces.
1. Perancangan Kebutuhan Bahan

Bahan yang diperlukan untuk membuat jas terdiri dari bahan pokok,
bahan pelengkap dan bahan pembantu. Bahan pokok yang biasa
dipergunakan untuk busana custom made berupa jas threepieces dengan
teknik yang harus dipenuhi anatara lain: a) mudah dibentuk dengan steam
(uap), b) mudah disusutkan, dan c) mudah dipres untuk memberikan
bentuk yang tetap. Bahasn-bahan yang dapat digunakan antara : a) Wool
dengan mutu yang baik, tebal, mudah dibentuk dan disusutkan, b) Wool
dengan berat sedang, c) Wool dengan berat ringan, d) Worsted, e) Wooly,
dan f) Sutera untuk evening coat. Motif-motif yang dapat digunakan untuk
busana tailoring: a) tidak bermotif (polos), b) berkotak-kotak besar (plaid),
c) berkotak-kotak kecil (checkered), d) bintik-bintik,dan e) bergaris. Bahan
pelengkap yang dibutuhkan : Benang jahit, ritsluiting, benang jelujur,
band veter, kancing jas, kancing kait, dan bahan Pembantu yang
dipergunakan dalam pembuatan busana tailoring antara lain:

a. Lining, ialah kain pelapis yang berfungsi sebagai pelapis busana dan
penutup jahitan, sehingga busana nampak rapi baik dari bagian luar
maupun dari bagian dalam. Pemakaian lining dalam penyelesaian suatu
busana juga merupakan salah satu ciri-ciri busana tailoring. Syarat-
syarat bahan untuk lining: 1) tahan lama sesuai dengan bahan pokok,
2) tidak tembus terang, 3) tidak luntur, 4) tahan obat dalam proses dry
cleaning, 5) warna cocok/harmonis dengan bahan pokoknya, 6)
bahannya halus. Adapun bahan-bahan yang dapat digunakan untuk
lining antara lain:a) sutera crepe, 7) satin yang halus, 8) sutera tafeta,
9) rayon, 10) bahan sintetis misalnya asahi, habutai.
b. Interlining, ialah pakaian yang menempel pada pakaian yang dilapis,
dipasang jika diperlukan terutama pada musim dingin, di negara-
negara Eropa. Bila tidak dipergunakan dapat dilepas, dapat juga
dipasang di antara lining dengan busana yang dilapis. Gunanya untuk

22
memberikan panas tam¬bahan. Bahan interlining yaitu bahan-bahan
yang berbulu karena perlu men¬dapatkan ekstra panas, misalnya furs
dari berbagai jenis binatang.
c. Facing ialah lapisan yang tampak dari luar, biasanya digunakan untuk
lapisan lapel kerah, dan lapisan belahan pada tengah muka. Bahan
yang dapat digunakan adalah: a) sewarna dengan bahan busana wanita,
b) berbeda warnanya tetapi kombinasi warna harus sesuai
d. Interfacing, ialah bahan yang dipergunakan untuk memberikan bentuk
pada busana agar busana nampak rapi.
Perancangan kebutuhan bahan dan harga adalah memperkirakan
banyaknya keperluan atau kebutuhan bahan pokok, bahan pelengkap dan
bahan pembantu serta biaya untuk mewujudkan sebuah busana. Tujuan
merancang bahan dan harga adalah untuk memperhitungkan keperluan
bahan dan biaya yang diperlukan dalam pembuatan busana. Perancangan
kebutuhan bahan dapat dilakukan secara global maupun perancangan
secara terperinci menggunakan pola kecil. Merancang bahan secara global
adalah memperkirakan jumlah kebutuhan bahan dengan menghitung
jumlah panjang masing-masing pola yang sudah diubah, ditambah untuk
kampuh atau kelim. Sedangkan merancang bahan secara terperinci adalah
merancang bahan dengan menggunakan pola-pola kecil dan kertas payung
yang dianggap sebagai kain. yang diukur selebar kain yang diperlukan.
Perancangan bahan secara global, terkadang hasilnya kurang
sesuai dengan yang diharapkan. Perancangan menggunakan cara ini
terkadang kurang memperhitungkan detail disain busana dan motif bahan
tekstil yang akan digunakan. Agar dapat membuat perancangan bahan
secara tepat, maka langkah yang dapat dilakukan adalah dengan membuat
rancangan bahan dengan membuat pola-pola kecil. Merancang bahan
menggunakan pola-pola kecil adalah membuat rancangan bahan
berdasarkan pola yang sudah diubah sesuai model dengan menggunakan
skala kecil. Pola kecil berasal dari pola sesungguhnya yang dibuat dengan

23
skala kecil. Pada umumnya skala yang dipergunakan adalah skala 1:4,
skala 1:6, dan skala 1:8.
Adapun langkah pembuatan rancangan bahan adalah sebagai berikut :
a. Mengubah pola dasar menjadi pola yang sesuai dengan model
yang dikehendaki atau telah ditentukan.
b. Membuat semua pola-pola bagian busana termasuk lapisan-
lapisan yang diperluan sesuai model pakaiannya.
c. Mengutip tiap-tiap bagian pola tersebut menggunakan kertas dorslag
d. Menggunting tiap-tiap bagian pola yang telah dikutip di kertas dorslag
e. Mempersiapkan kertas payung (yang dianggap sebagai fragmen bahan)
dengan lebar sesuai dengan ukuran lebar bahan yang dibutuhkan
(misalnya 90 cm, 110 cm, atau 150 cm dengan menggunakan skala
ukuran yang sama dengan yang dipakai untuk membuat pola.) Kertas
dilipat dua memanjang apabila model pakaian yang akan dibuat
simetris, atau dibentangkan secara keseluruhan jika model pakaiannya
asimetris.
f. Perancangan dilakukan juga untuk bahan pembantu seperti lining
maupun interfacing
g. Menyususn pola-pola kecil di atas kertas payung sehingga
mendapatkan pemakaian bahan yang sehemat mungkin. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menata pola diantaranya adalah:
1) Menempelkan pola-pola yang besar terlebih dahulu, baru
kemudian pola-pola yang lebih kecil;
2) Meletakkan pola sesuai dengan arah serat kain yang benar;
3) Mengatur pola dengan teliti, memperhatikan mana yang harus
diletakkan pada lipatan kain, pada tepi kain, dan sebagainya
4) Memperhatikan tambahan kampuh dan kelim yang diperlukan
untuk tiap bagian pola.

2. Perancangan Harga Kebutuhan


Berdasarkan perhitungan kebutuhan bahan yang telah dibuat, maka
dapat diperkirakan biaya yang harus disiapkan secara lengkap. Masing-

24
masing bahan harus diperhitungkan untuk diperkirakan biaya yang
dibutuhkan dan sekaligus untuk memperhitungkan harga jualnya. Dengan
demikian semua bahan mulai dari bahan pokok, bahan pelengkap dan dan
bahan pembantu harus disusun spesifikasi, estimasi harga, dan jumlah
yang dibutuhkan.
Perancangan harga dilakukan dengan menghitung semua biaya
yang harus disiapkan dalam pembuatan jas threepieces. Selain bahan
pokok berupa kain ada juga bahan penunjang di antaranya adalah
benang, kancing, retsluiting (tutup tarik), lining, interfacing, dan
sebagainya. Tujuan merancang harga adalah untuk mengetahui biaya
produksi busana yang akan dibuat. Dengan mengetahui biaya produksinya
akan bermanfaat jika akan berusaha baik dalam produksi maupun layanan
jas pembuatan busana. Dari rancangan bahan dapat ditentukan biaya jasa,
keuntungan yang akan diperoleh, biaya penurunan mesin, dan biaya
biaya tak terduga lainnnya.
Dalam merancang harga, yang harus dihitung adalah : a)
menghitung panjang kain berdasarkan hasil rancangan bahan yang telah
disesuaikan dengan lebar kainnya. Selanjutnya tentukan nama atau jenis
bahannya. Perbedaan jenis bahan akan membedakan harganya. b)
menghitung kebutuhan bahan penunjang, dilakukan secara rinci
sesuai kebutuhan dalam menyelesaikan suatu model pakaian. c)
menghitung jasa lain-lain, atau biaya-biaya yang harus dikeluarkan
karena tidak dapat dilakukan sendiri. d) menjumlahkan kebutuhan
bahan pokok, bahan penunjang, dan jasa lain-lain dengan
menjumlahkan kebutuhan bahan pokok, bahan penunjang dan jasa lain-
lain akan diketahui biaya produksi dalam membuat jas three pieces secara
keseluruhan.

3. Perhitungan Harga Jual


Menghitung harga jual merupakan bagian dari tahapan perhitungan
terhadap penentuan kebutuhan harga bahan pokok, bahan pelengkap,

25
bahan pembantu dan semua biaya yang digunakan untuk produksi, serta
keuntungan yang diinginkan sehingga dapat dipergunakan untuk
menetapkan harga jual jas threepieces
Langkah menghitung atau menentukan harga jual adalah sebagai berikut :
a. Menghitung kalkulasi harga pokok merupakan perhitungan terhadap
biaya pengeluaran produksi yang terdiri dari bahan pokok, bahan
pelengkap dan bahan pembantu serta biaya listrik dan upah sebagai
tenaga kerja.
b. Menghitung kalkulasi harga jual jas threepieces harus memperhatikan
jumlah keuntungan yang diinginkan sesuai dengan prosentase yang
berlaku yang lazim dalam suatu usaha busana.
Penetapan harga jual yang dilakukan oleh usaha busana dapat
ditetapkan melalui 3 cara yaitu :
1) Cost Based Pricing ( harga berdasarkan pada biaya produksi )
2) Value Based Pricing ( harga berdasarkan nilai artistik yang bagus )
3) Completition Based Pricing ( harga berdasarkan pada persaingan
produksi)
Penetapan harga jual cost based pricing dan competition based
pricing dapat digunakan untuk usaha busana bentuk garment, konveksi,
tailor, modiste maupun busana custom made. Akan tetapi biasanya usaha
busana custom made sering menggunakan tipe penetapan harga jual value
based pricing yang harganya bisa sangat tinggi atau di atas harga pokok
produksi karena ada unsur value artistiknya yang menyebabkan busana
tersebut sangat istimewa dan ekslusive. Harga jual dapat diperhitungkan
dengan cara :
1) Harga pokok produksi + % laba + % pajak.
2) Harga pokok produksi = biaya tetap ( konstan ) + biaya langsung dan
biaya tidak langsung.
a) Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun jumlah
produksinya bertambah atau dikurangi, misalnya gaji karyawan,

26
biaya penyusutan, biaya asuransi, biaya perawatan, sewa gedung
dan mesin.
b) Biaya langsung yaitu biaya yang secara langsung masuk dalam
proses produksi, misalnya bahan baku langsung, upah buruh
langsung, bahan penolong, barang gagal, dan biaya lembur.
c) Biaya tidak langsung yaitu biaya yang secara tidak langsung ikut
menentukan proses produksi, misalnya penggunaan listrik.

c. Penentuan Laba
Penentuan jumlah prosentase (%) laba berdasarkan target atau
keinginan dari pengusaha, misalnya 10% atau berdasarkan persaingan
yang rata-rata misalnya 12%, kemudian laba ditetapkan 12%. Perolehan
persentase laba dikalikan dengan jumlah keseluruhan biaya langsung
(jasa disain, bahan pokok, bahan pelengkap, bahan pembantu, ongkos
pembuatan) ditambah dengan biaya tidak langsung dan biaya tetap.

d. Penentuan besar pajak


Penentuan besarnya pajak yaitu % dari ( harga pokok produksi +
laba). Besarnya persentase pajak sekitar 5% dapat berubah tergantung
dari lamanya sewa gedung.
Berikut ini contoh cara menghitung harga jual busana. Sebuah
butik “Tyas Fashion” membuatkan Jas Threepieces kepada
pelanggannya dengan belanja untuk bahan pokok sebanyak
Rp.250.000,00, jasa desain Rp. 25.000,00, bahan pembantu Rp.
10.00,00, bahan pelengkap Rp. 25.000,00, ongkos jahit sebesar Rp.150.
000,00, biaya penyusutan Rp.10.000,00 biaya sewa gedung
Rp.10.000,00 dengan laba 50% dan pajak 5%. Bagian selanjutnya akan
diilustrasikan cara menghitungnya

27
No Kebutuhan Harga Keterangan

1. Bahan Pokok Rp. 250.000 HPP = Jumlah


kebutuhan no 1
2. Jasa Desain Rp. 25.000
sampai 7
3. Bahan Pembantu Rp. 10.000

4. Bahan pelengkap Rp. 25.000

5. Ongkos jahit Rp. 150.000

6. Biaya penyusutan Rp. 10.000

7 Sewa gedung Rp. 10.000

Harga pokok produksi (HPP) Rp. 480.000 Jumlah HPP + laba +


pajak = Rp.
8. Laba 50% X HPP Rp. 240.000
756.000.00
9. Pajak 5% X HPP Rp. 36.000
Dibulatkan menjadi
Harga Jual = HPP + Laba+pajak Rp. 756.000 Rp 760.000.00

Tabel 1. Perhitungan harga Jual

Berdasarkan hasil perhitungan dapat dihitung harga jual produk busana.


Hasil perhitungan diperoleh harga jual sebesar Rp. 756.000.00, kemudian
dibulatkan menjadi Rp. 760.000,00.
4. Forum Diskusi
Sekarang, mari kita diskusikan materi pada kegiatan belajar 1 ini.
Silakan berdiskusi terkait pertanyaan yang diajukan oleh dosen di bawah ini.
Keaktifan Anda dalam berdiskusi adalah bagian dari penilaian.
Busana yang dikenakan untuk kesempatan bekerja di kantor, sanggup
menunjang penampilan menjadi lebih formal, fashionable, trendi dan cantik.
Dalam dunia kerja, penampilan busana menunjang profesionalisme dan
meningkatkan kepercayaan konsumen.
1. Identifikasi macam-macam busana custom made yang dikenakan

28
untuk kesempatan kerja di kantor!
2. Deskripsikan bagian-bagian jas threepieces mulai dari model kerah,
saku, dan hook vent yang diterapkan.

C. Penutup

1. Rangkuman
Custom-made” adalah busana yang dibuat dengan sistem tailor
maupun couture untuk perorangan sesuai dengan ukuran pemesan dengan
desain yang eksklusive. Sistem menjahit tailor disebut tailoring.
Tailoring adalah salah satu teknik menjahit halus yang bermutu tinggi,
yang pada bagian luar dan dalam busana sama rapinya. Ciri-ciri busana
tailoring, antara lain: 1) disain sederhana, klasik dan anggun, 2) siluet H
dan I, 3) selalu up-to-date, 4) hiasan diperoleh dengan permainan garis hias,
dan 5) model kerah jas dan peter-pan (kerah rebah). Busana tailoring
berfungsi: 1) sebagai busana resmi dan setengah resrni, 2) melindungi
badan dari hawa dingin terutama untuk negara yang mempunyai 4 musim,
3) sebagai busana bepergian, 4) sebagai pelengkap, dan 5) untuk
menutupi tubuh yang kurang sempurna. Macam-macam busana custom
made yang dibuat dengan teknik tailoring :

Bolero : jas pendek sampai sebatas pinggang


Cardigan : jacket tanpa garis leher dengan
bukaan di muka
Cape : sejenis mantel dari kain yang
dipotong setengah lingkaran, tanpa
lengan
Costum : busana yang dibuat dengan sistem
made tailor maupun couture untuk
perorangan sesuai dengan disain
yang (couturis) exlusif
Disain : kerangka bentuk, rancangan, motif,

29
model
Double : jaket yang mempunyai penutup dua
breasted deret kancing
Drapping : teknik pembuatan pola dengan teknik
memulir
Dress form : boneka jahit
Dry : pencucian secara kering dengan
cleaning bahan/obat-obat kimia
Fitting : pengepasan
Furs : bahan berbulu, panjang bulu lebih
dari 2 cm
Jacket : jas yang panjangnya sampai
pinggang atau di bawah pinggang
Jump suit : setelan jas dengan celana panjang
Lapel : bagian kerah yang menyatu dengan
badan
Mantel : busana yang dikenakan di luar
busana pokok, panjangnya 2 cm di
bawah busana pokok atau sampai
mata kaki
Mantel pak : setelan yang terdiri dari tiga helai
busana yaitu: rok, jas dan blus
dalam. Setelan ini dapat dipakai
untuk busana kerja dan busana resmi
Parka : jacket yang mempunyai tutup
kepala jadi satu dengan badan.
Preshrunk : Sudah disusutkan
Re used : guntingan-guntingan wool yang
wool sudah diuraikan kembali dari wool
yang sudah dipakai.
Steam : uap
Seam Roll : roll untuk mengepres kampuh
Siluet : garis luar suatu busana, macam-
macam siluet: S, H, I, A, Y, dan
siluet L.
Single : jaket yang mempunyai penutup satu
breasted deret kancing
Suit : setelan jas dengan rok
Tailoring : salah satu teknik menjahit halus

30
dengan mutu tinggi yang pada
bagian luar dan dalam sama rapinya
Topper : mantel yang panjangnya sejajar
dengan ujung jari tangan, bila
tangan dibiarkan jatuh ke sisi.

2. Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban
yang disediakan
1. Busana yang dibuat dengan sistem tailor maupun couture untuk
perorangan sesuai dengan ukuran pemesan dengan desain yang
eksklusife, adalah :
a. Houte Couturir b. Tailoring
c. Custom made d. Couture
e. Fashionable
2. Teknik menjahit halus yang bermutu tinggi, yang pada bagian luar
dan dalam busana sama rapinya, adalah:
a. Houte Couturir b. Tailoring
c. Custom made d. Couture
e. Fashionable
3. Teknik pembuatan pakaian tingkat tinggi yang dibuat khusus untuk
pemesannya, menggunakan bahan-bahan berkualitas terbaik,
biasanya dihiasi detail, dikerjakan dengan tangan, dan pembuatannya
memakan waktu lama adalah:
a. Houte Couturir b. Tailoring
c. Custom made d. Couture
e. Fashionable

4. Busana kerja dan busana resmi yang terdiri dari tiga bagian yaitu rok,
jas dan blus adalah :

31
a. Jump suit b. Deux pieces
c. Suit d. Mantel pak
e. Three Piece
5. Setelan yang terdiri dari celana panjang dan jas, terbuat dari bahan
yang sama, yang dapat dilengkapi dengan blus dalam., biasa
digunakan sebagai busana kerja terutama untuk pekerjaan yang
memerlukan banyak gerak :
a. Jump suit b. Deux pieces
c. Suit d. Mantel pak
e. Three Piece
6. Pola dalam pembuatan busana dipergunakan sebagai dasar dalam
pembuatannnya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan. Untuk
mebuat pola Jas Threepiece cara membuat pola yang tepat adalah :
a. Pola Kombinasi b. Pola Grading
c. Pola Konstruksi d. Pola Tailoring
e. Pola Draping

7. Berikut adalah bahan pembantu dalam pembuatan busana kerja wanita


(jas) yang dipergunakan untuk memberikan bentuk busana sehingga
menjadi rapi :
a. Interfacing b. Interlining
c. Facing d. Tailoring
e. Lining
8. Perancangan kebutuhan bahan dan harga adalah memperkirakan
banyaknya keperluan atau kebutuhan bahan pokok, bahan pelengkap
dan bahan pembantu serta biaya untuk mewujudkan sebuah busana.
Merancang dengan menghitung jumlah panjang masing-masing pola
yang sudah diubah, ditambah untuk kampuh atau kelim adalah:
a. Perancangan terperinci b. Perancangan
Secara Global
c. Perancangan dengan skala d. Perancangan Garis

32
Besar
e. Perancangan dengan lengkap
9. Menghitung biaya produksi jas threepieces dilakukan dengan :
a. Menghitung panjang dan lebar kain
b. Menjumlahkan bahan pokok, bahan penunjang dan jasa
c. Menghitung bahan pokok, bahan penunjang, dan jasa
d. Menghitung bahan pokok dan jasa-jasa yang lain
e. Mengitung panjang dan lebar kain berdasarkan harga

10. Penetapan harga jual busana custom made jas threepieces dapat
dilakukan dengan cara. :
a. Cost based pricing ( harga berdasarkan pada biaya
produksi)

b. Value based pricing ( harga berdasarkan nilai artistik yang


bagus )

c. Completition based pricing ( harga berdasarkan pada


persaingan produksi)

d. Competition based pricing ( harga berdasarkan pada


persaingan produksi)
e. Cost baranded pricing ( harga berdasarkan pada biaya
produksi )

33
Daftar Pustaka
Goet Poespo, 2009, Tailoring, Yogyakarta: Kanisius
HelenJosepsh-Amstrong, 2010, Patternmaking for fashion design fifth edition,
LosAngles: Prentice Hall.
Hannelore Eberle, et al, 1999, Clothing Technology from fibre to fashion, Second
Edition, Verlag Europa-lehrmittel
Lily Silberberg and Martin Shoben, 1992, The Art of DressModelling, Hongkong:
Thomson
Mohammad Adam Jerusalem, 2012, Merintis dan Mengelola Bisnis Butik,
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Sicilia Sawitri dkk. 1997, Tailoring, Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta.
https://ontbpwjt.wordpress.com.perhitungan-harga-jual
https://id.pinterest.com/pin/337770040801663612 double breastead
https://id.pinterest.com/pin/299700550194557327 Blazer
https://id.pinterest.com/pin/831899362402674948 Cardigan
https://id.pinterest.com/pin/641059328187674869/Rompi
https://id.pinterest.com/pin/436849232587099804/Rok dan Single breastead
https://id.pinterest.com/pin/652247958513486071/ mantel panjang
https://id.pinterest.com/pin/457256168413700945/ Topper
https://id.pinterest.com/pin/796433515336345030/ Jump suit
https://id.pinterest.com/pin/519462138269978825/cape
https://id.pinterest.com/pin/726275877390379727/cardigan
https://id.pinterest.com/pin/555420566545346141/Parka
https://id.pinterest.com/pin/794674296729068708/Jas Three pieces

34

Anda mungkin juga menyukai