setengah dada dan terbuka di bagian depan, bisa lengan pendek maupun
panjang. Kata bolero memiliki berasal dari tarian Spanyol yang memiliki
langkah dan dan berhenti yang dramatis. Jika dilihat dari bentuknya jenis
pakaian yang satu ini terlihat seperti pakaian anak kecil yang dipakai oleh
sebenarnya.
Rompi ialah baju yang dipakai di atas blus yang panjangnya sampai pinggang
tanpa lengan, dibuka bagian tengah muka, tidak berkancing atau dimasukkan
belahan di muka, berkancing, dipakai di atas pakaian lain (blus, kemeja, bebe).
Oleh kaum pria biasanya dipakai dengan jas, jadi ada di bawah jas, terutama
Bolero/ rompi merupakan busana luar, yang dikenakan di atas baju lain.
Bolero memiliki panjang sampai diatas pinggang dengan lengan bisa panjang
atau pendek, sedangkan rompi merupakan busana luar yang tidak memiliki lengan.
Berdasarkan pengertian diatas maka rompi dan bolero sama – sama pakaian luar ( outer ). Bisa
dibedakan antara rompi dan bolero:
a. Rompi memiliki banyak variasi mode, panjang dan pilihan bahan disesuaikan dengan kesempatan
pemakaian, baik untuk kesempatan kerja
maupun pesta. Rompi merupakan outfit unisex yang bisa dikenakan pria atau wanita.
b. Bolero umumnya dikenakan wanita dengan ciri panjang sampai dada atau
pinggang, memiliki belahan bundar ( membulat ) pada badan muka,berkerah atau garis leher, dan
berlengan.
a. Desain bolero
Bentuk garis dada bolero terbuka atau tanpa bukaan, sedangkan kerah yang bisa di gunakan
adalah kerah setali baik yang tegak saja maupun kerah sawl, atau setali yang digulung, selain itu
juga dapat menggunakan variasi kerah sanghai, rebah dsb.
Bolero menggunakan lapisan mengikuti bentuk, serip mengelilingi leher melalui belahan TM sampai
kelim maupun berbagai variasi kerah baik
tegak seperti kerah sanghai, kerah setengah tegak atau setali seperti kerah selendang ( SAWL ) ataupun
kerah rebah.
b. Desain rompi
1. Panjang sampai pinggang atau saku di bawah pinggang. Seiring perkembangan jaman
panjang bisa sampai lutut. 2. Menggunakan sederet kancing.
3. Menggunakan saku dalam atau saku tempel.
4. Tanpa lengan
Bolero
2. Tanpa menggunakan kancing, memiliki ciri belahan bundar pada dada (TM)
4. Menggunakan lengan.
Pembuatan Busana selalu dimulai dari analisa desain dan dilanjutkan dengan
pengambilan ukuran sebagai acuan membuat pola sesuai sistem yang akan
dasar dan merubah pola sesuai desain. Pembuatan Busana secara Custom
dari itu diperlukan mengukur setiap customer yang datang. Terdapat berbagai teknik pembuatan pola
dasar badan, hal ini
mempengaruhi jumlah bagian badan yang diukur maupun cara pengambilan
ukurannya. Semakin banyak bagian badan yang diukur akan mempermudah
dalam pembuatan pola, Akan tetapi semakin banyak ukuran tentu semakin lama
proses pengambilan ukurannya. Hal ini terkadang membuat pelanggan atau
customer kita tidak nyaman. sedangkan semakin sedikit ukuran yang diambil
akan lebih akurat hasilnya dilakukan sesuai urutan sistem yang diacu.
pembuatan pola dan hasilnya akan sesuai dengan keinginan, namun bila terjadi
kesalahan dalam pengambilan ukuran akan berakibat fatal pada hasil busana
yang dibuat.
a. Mengambil Ukuran
Persiapkan alat dan bahan mengambil ukuran yang terdiri atas, Pita ukur,
Pita/ Veterban, buku ukuran, pena/ atau alat tulis lain, dan penggaris siku
apabila diperlukan. Sebelum mengambil ukuran berikan tanda dengan mengikatkan pita pada garis
pinggang terkecil, atau bisa juga ditambah
dengan memberikan tanda lingkar badan dan lingkar panggul. Daftar Ukuran yang diperlukan pada
sebagai berikut:
1) Lingkar leher
2) Lingkar Badan
3) Lingkar Pinggang
4) Lingkar Panggul
5) Panjang Muka
6) Panjang Punggung
8) Lebar Punggung
ukuran.
3) Tentukan titik – titik badan ( Body Line ) yang akan diukur sesuai teknik
4) Cermati desain rompi atau bolero yang akan dibuat. 5) Lakukan pengukuran dari sisi kanan
pelanggan ( model ) Ketidaknyamanan pelanggan dapat kita antisipasi dengan
melakukan pengambilan ukuran dengan teknik dan etika yang baik. Etika
pengambilan ukuran antara lain; 1) pilih tempat yang agak luas sehingga petugas dapat berputar
mengelilingi
pelanggan
4) Ukuran yang diambil secara melingkar diukur terlebih dahulu, lalu ukuran
pada bagian muka, ukuran bagian sisi dan lengan, dan terakhir ukuran
bagian belakang. hal ini bertujuan agar kita tidak sering bergerak dan
8) Catat ukuran dengan tepat. atau minta bantuan rekan kerja yang lain agar
lebih mudah.
tubuh pada umumnya terdiri atas ideal, tinggi kurus, tinggi gemuk, pendek
kurus, dan pendek gemuk. Selain lima kelompok tersebut analisa bentuk
tubuh juga dapat dilakukan lebih spesifik lagi yaitu berdasarkan proporsi
tinggi badan dengan tinggi kepala, bentuk badan atas, bentuk panggul garis
lekuk pinggang dan belakang bentuk punggung dan lain sebagainya. Membuat Pola bolero/
rompi
Proses membuat Pola bolero / rompi dimulai dari persiapan alat dan bahan,
pembuatan pola dasar dan pembuatan pecah pola sesuai desain busana.
Proses pembuatan Pola adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan alat dan bahan
pembuatan Pola yaitu: a) pensil hitam 2 B (untuk membuat garis bantu), b) pita ukur,
c) penggaris pola (siku dan lengkung),
d) Busur, penghapus,
wanita. Pola dasar yang disajikan pada buku ini menggunakan pola
sistem Dressmaking. Ukuran yang digunakan untuk pembuatan pola dasar Pecah pola merupakan
proses merubah pola dasar menjadi pola sesuai
a) Kup/Lipit Pantas
Pemindahan lipit pantas dilakukan agar busana yang dibuat memiliki
bentuk yang baik, sesuai dengan ukuran dan bentuk tubuh pelanggan,
akan tetapi kup atau garis hias (princess, yoke, empire) disesuaikan
dengan desain. Pemindahan lipit pantas dilakukan dengan memutar
berpusat pada puncak dada untuk pola muka dan pada ujung kup
Kupnat pada pola dasar teknik bunka relatif lebar, maka pada
b) garis leher
Garis leher merupakan salah satu bagian dari busana, yang harus
lalu di bagian pangkal bahu setelah itu baru tentu bentuk sesuai
desain.
c) kerah
Kerah dibuat setelah menentukan bentuk garis leher atau bisa juga
agak miring antara bahu dan leher, sedangkan kerah tegak, jatuhnya
dengan dibuat terpisah dengan badan atau dibuat diatas pola badan.
f) Lengan
membuat pola dasar terlebih dahulu atau juga membuat pola lengan
Bahan pembuatan Bolero terdiri atas dua kelompok yaitu bahan utama dan
pelapis sedang bahan yang lain tidak. oleh karena itu analisa desain yang
tepat akan memandu kita untuk dapat membuat daftar bahan yang harus kita siapkan.
1) Bahan Utama
Bahan utama dipilih berdasarkan desain, kesempatan penggunaan, dan corak yang diinginkan. Bahan
Jenis Apapun sebenarnya dapat
digunakan sebagai bolero atau rompi, akan tetapi ada jenis bahan bahan tertentu yang memang
lazim digunakan. Bahan utama untuk
dengan bahan pembuatan jaket, antara lain woll, drill, gabardin dan lain
Satin
Sutra Katun
2) Bahan Pelengkap
(pemanis).
a) Informasi
tekstil atau bahan lain yang tahan cuci seperti halnya busananya.
Label tersebut berisi nama merk dan negara produsen dan keterangan
b) Penunjang
dipilih sesuai dengan warna bahan atau satu tingkat lebih tua dari
dipilih sebagai benang hias, misalkan untuk top stitch. Besar pilinan
bolero dan rompi juga menggunakan bahan pelapis yang terdiri atas:
umumnya dibuat tidak ditenun ( non woven ), namun ada yang dibuat
brokat dan organza, maka bahan pelapis yang disebut diatas tidak
pelapis pada bolero atau rompi dengan bahan yang tebal. e) Fungsi
memudahkan saat memakai pakaian, yaitu sebagai opening. perhatikan gambar berikut ini:
f) Estetika (Pemanis)
Bahan ini disebut juga garnitur, yaitu bahan yang digunakan sebagai
dan lain sebagainya. Saat ini pemanfaatan kain perca, dengan teknik
yang telah tersedia di toko. kancing dengan desain tertentu juga dapat
dapat dimanfaatkan.
Membuat rancangan bahan dan harga terdiri atas 2 yaitu: a) Merancang Bahan Utama
Proses Merancang bahan utama baik bahan pelapis antara, dan lining
juga agar bahan yang kita siapkan tidak kurang maupun lebih ( efisien
bahan dan waktu ) serta untuk mengetahui bagaimana letak pola yang
terbaik saat akan menggunting. Walaupun demikian pada saat membeli bahan sebaiknya tetap ditambah
sedikit untuk
merancang pola diatas bahan secara utuh sesuai lebar kain yang ada
bahan bisa lebih tepat dan efisien waktu saat proses menggunting dan
merancang secara global. Merancang pola diatas bahan atau Marker
pola dengan ukuran skala yang lebih kecil misalkan 1:4 atau 1:6.
Peletakan Pola harus dimulai dari pola yang paling besar terlebih
pola dan bagaimana arah serat atau motif busana yang diinginkan
2. Lebar bahan 110 cm, 115 cm, 140 cm, 140 cm, 150 cm, 240 cm, dan ada yang
lebarnya 3 m
terang. Oleh karena itu untuk bahan yang berkilau sebaiknya pola
Peletakan pola pada bahan konstruksi polos dapat diletakkan secara 2 arah bolak-balik.