JOB SHEET
Kelas : XI
1. Pengertian Bustier
Bustier merupakan bagian dari pakaian dalam yang terkenal karena variasi
bentuknya sejak awal abad ke-19, sebagai busana berpinggang ramping yang
terinspirasi dari sebuah bra dan yang membungkus tulang iga dan pinggul. Tali
bateu necklines ( garis leher lunas perahu). Bustier populer pada tahun 1950-an,
kemudian hidup kembali pada tahun 1980-an dengan bahan- bahan eksotis dan
digunakan sebagai pakaian luar untuk malam hari. Di Indonesia bustier juga
Bustier populer pada tahun 1950-an, kemudian hidup kembali pada tahun
1980-an dengan bahan-bahan eksotis dan digunakan sebagai pakaian luar untuk
malam hari. Sejak dulu bustier telah dikenal di indonesia dengasn istilah kemben
dan stagen. Kemben berfungsi sebagai kutang wanita dan membungkus dada.
kemben dan stagen yaitu “long torso”. Longtorso atau korset hampir mirip dengan
10
bustier, yaitu sama-sama merupakan pakaian dalam yang mempunyai fungsi yang
sama, yaitu membentuk tubuh agar lebih proporsional pada saat memakai kebaya.
Bustier adalah pakaian dalam tanpa lengan untuk wanita, biasanya meluas
ke bagian pinggang. Bustier ini biasanya terbuat dari kain satin, nilon, atau katun.
Secara historis, merujuk kepada jaket dari berbagai jenis, termasuk baju atas
(yang dikenakan di bawah doublet atau korset), négligée perempuan, dan lengan
jaket yang dikenakan oleh laki-laki. Bustier biasanya meluas ke bagian pinggang,
diperluas lagi untuk mencakup seluruh daerah panggul. Bustier diproduksi dari
bahan ringan yang biasanya berasal dari katun, kadang-kadang satin atau sutra,
atau peregangan kain seperti licra, nilon, atau spandeks. Bustier biasanya
memiliki "pengait" tipis dan dapat dipakai di atas bra atau tanpa bra. Dimulai
sekitar tahun 2000-an, bustier l telah dikenal sebagai pakaian luar. Bahan
penunjang untuk bustier antara lain : kain furing, kufner, tricot, ballaine/boning (
Pakaian dalam yang bisa digunakan juga sebagai pakaian luar untuk pesta
pecah pola beberapa bagian pola depan dan pola belakang. Bahan yang
Gambar 2. 1 Bustier
Sumber: Pinterest
2. Bustier sebagai outwear yaitu memiliki desain lebih bervariasi yang sesuai
Sumber: Pinterest
13
2. Desain bustier
a. Style : Resmi
a. Buku Pola
b. Alat Tulis
c. Penggaris
d. Skala
e. Pita U kuran
f. Penghapus
h. Lem Kertas
i. Gunting Kertas
badan depan
belakang
8
= Tanda bagian yang harus dihapus,
9. = Tanda melebarkan
Pt = potong
3. Pola Bustier
A-B = ¼ L. Badan +1
A-A1 = 1/8 x ½ L. Badan +2
A-A2 = 1/8 x ½ L. Badan +1
A-I = Turun 5 cm
A2 – I = P. Bahu
D- H = ½ L. Muka
B-B2 = 1/10 x L. Pinggang
C-E1 = 3 cm ( besar kup)
E-F = ¼ L.Pinggang + 3 cm + 1 – (C-E1)
F-G = C-K = P. Sisi
A2- G1= turun 10 cm
C- T = 15 cm
F- F1 = turun 2 cm
Dari titik M naik 1,5 cm
37
E- E1 = turun 6 cm
F- F1 = turun 2 cm
E1- E2 = masuk 1 cm
Urain pola bahan utama ,bahan furing dan bahan interfacing bustier terdiri
membuat suatu model pakaian/ gaun pesta. Rancangan bahan dibuat dalam ukuran
skala 1:4 dan sesuai dengan pola yang sudah dirubah, Tujuan dari membuat
menggunting pola diatas kain yang sebenarnya. Hal-hal yang diperlukan pada
1. Sebelum pola diletakkan diatas bahan, harus digambar dahulu arah serat
2. Meletakkan pola pada bahan harus sehemat mungkin, ditinjau dari segi
Rancangan bahan utama ditempel pada kertas coklat dan diberi kampuh 3 cm
untuk sisi dan rits, 2 cm untuk sambungan princes, 2 cm untuk bagian atas, dan 4
Rancangan bahan furing ditempel pada kertas coklat dan diberi kampuh 3 cm
untuk sisi dan rits, 2 cm untuk sambungan princes, 2 cm untuk bagian atas, dan 3
Rancangan bahan interfacing ditempel pada kertas coklat tanpa diberi kampuh.
Gambar 2. 8 Rancangan Bahan Utama
( Sumber : Kristi, 2016 )