com/
Ada beberapa macam pola yang dapat digunakan dalam membuat busana,
diantaranya ialah pola konstruksi dan pola standar. Masing-masing pola ini
digambar dengan cara yang berbeda, memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing, untuk lebih jelasnya akan diuraikan satu persatu:
1. Pola Konstruksi
Pola konstruksi adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan
sipemakai, dan digambar dengan perhitungan secara matematika sesuai dengan
sistem pola konstruksi masing-masing.
Pembuatan pola konstruksi lebih rumit dari pada pola standar disamping itu
juga memerlukan waktu yang lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik dan
sesuai dengan bentuk tubuh sipemakai. Ada beberapa macam pola konstruksi
antara lain : pola sistem Dressmaking, pola sistem So-en , pola sistem
Charmant, pola sistem Aldrich, pola sistem Meyneke dan lain-lain
sebagainya.
Keuntungan dan kekurangan dalam menggunakan pola konstruksi :
1. Keuntungan pola konstruksi
a. Ukuran dan bentuk pola sesuai bentuk badan
b. Dapat digunakan untuk membuat berbagai model sesuai desain
c. Kemungkinan kesalahan kecil, apabila pola dibuat dengan cermat dan teliti.
2. Kekurangan pola konstruksi
a. tidak praktis, pola dibuat harus mengukur seseorang.
b. Memerlukan banyak waktu dan tenaga.
c. Hanya dapat digunakan untuk satu orang yang telah diukur.
2. Pola standar
Pola standar adalah pola yang dibuat berdasarkan daftar ukuran umum atau
ukuran yang telah distandarkan, seperti ukuran Small (S), Medium (M), Large
(L), dan Extra Large (XL). Pola standar di dalam pemakaiannya kadang
diperlukan penyesuaian menurut ukuran sipemakai. Jika sipemakai bertubuh
gemuk atau kurus, harus menyesuaikan besar pola, jika sipemakai tinggi atau
pendek diperlukan penyesuaian panjang pola.Menyesuaikan pola standar tidak
dapat dilakukan dengan hanya mengecilkan pada sisi badan atau pada sisi
rok, atau menggunting pada bagian bawah pola, pada pinggang atau bagian
bawah rok, karena hal tersebut akan membuat bentuk pola tidak seimbang
atauakan menyebabkan bentuk pola tidak sesuai dengan proporsinya masing-
masing.Cara yang paling mudah dan cepat untuk menyesuaikan pola standar,
adalah dengan cara mengetahui ukuran badan sendiri dan memilih pola standar
yang ukurannya hampir mendekati dengan ukuran badan dengan mempedomani
ukuran lingkar badan, kemudian membuat daftar ukuran badan seseorang dan
ukuran pola standar dalam bentuk tabel. Daftar ukuran tersebut ialah
sejumlah ukuran yang diambil dari badan seseorang (ukuran sebenarnya). Bagi
seseorang yang baru belajar menyesuaikan pola standar, cukup menggunakan
ukuran yang penting, misalnya ukuran lingkar badan, lingkar pinggang,
panjang muka dan panjang punggung.
Disamping hal di atas seseorang yang ingin menyesuaikan pola standar dengan
ukurannya, mesti dapat memilih pola yang ukurannya mendekati dengan ukuran
badannya.
3,POLA DRAPING
Draping dapat disebut juga dengan “memulir”. Memulir berasal dari bahasa
Jawa Kuno yaitu “pulir” yang berarti memutar, mengayunkan, memilin,
menjalin, meremas, memeras, dan memintal. Teknik draping atau
memulir adalah teknik memutar, mengayunkan, memilin, menjalin, dan
meremas selembar kain di atas dress form untuk mewujudkan suatu
pola busana yang pas di badan serta sesuai dengan model yang
diinginkan. Untuk membuat pakaian dengan teknik ini membutuhkan
lebih banyak bahan. Jika mempunyai dress form dengan ukuran badan sendiri,
maka membuat pakaian dengan cara ini sangat menguntungkan, karena tidak
perlu mengepas dan hasilnya lebih memuaskan.Bahan yang digunakan dalam
pembuatan pola dengan teknik draping adalah kain blacu atau kertas
singkong, sedangkan bahan yang digunakan dalam pembuatan pola dengan
teknik konstruksi adalah kertas pola. Pola dengan teknik draping dibuat
langsung pada tiruan badan manusia (dummy, dress form, atau
paspop), sedangkan pola dengan teknik kontruksi dibuat dengan meja
datar. Pola dengan teknik draping berbentuk tiga dimensi, sedangkan
pola dengan teknik konstruksi berbentuk dua dimensi. Pembuatan pola
dengan teknik draping dan teknik konstruksi akan sama-sama
menghasilkan pola dasar, tetapi pada teknik daping pecah pola
sesuai model dapat dibuat langsung di atas dress form tanpa membuat
pola dasar terlebih dahulu, sedangkan pada teknik konstruksi pecah pola
sesuai model dibuat dari hasil pengembangan pola dasar berdasarkan ukuran
badan seseorang yang telah dibuat sebelumnya.
6. POLA JADI
Pola jadi adalah Pola yang siap untuk dipakai sesuai dengan model tertentu.
Contoh Macam-macam pola jadi yaitu:
1. P ola Rader
adalah lembaran kertas yang berisi macam-macam pola dengan model
atau desain busana yang digambar secara bertumpukkan dalam satu
halaman.
2. Pola Cetak
adalah pola yang dibuat dengan jalan dicetak. Pola ini terdiri satu stel
pola untuk satu model pakaian untuk anak maupun untuk orang dewasa.
Pola cetak ini ada yang dimasukkan amplop siap untuk dipakai, dalam
satu amplop terdapat lembaran-lembaran pola dari satu model pakaian.
Pola ini juga dilengkapi dengan keterangan mengenai ukuran, arah
benang, tengah muka, tengah belakang dan tempat memasang lengan.
Pada pola cetak tercantum hal-hal sbb :
1. nomor /code
2. ukuran standar yang digunakan,
3. langkah mengerjakan
4. bentuk potongan pola dan jumlah/komponen pola
5. desain / mode busana
6. tabel ukuran
7. keterangan model
8. penggunaan kain/bahan
Zipper
Zipper sering kita sebut dengan ritsluiting, yang digunakan untuk membuat bukaan
pada pakaian agar pakaian tersebut mudah dipasang atau dibuka. Zipper ini bermacam-
macam model dan ukurannya tergantung kegunaanya.
1. Zipper model biasa, zipper ini biasanya dipasang dengan jahitan yang terlihat dari
luar. Digunakan terutama untuk bukaan pada rok wanita, blus pada bagian tengah
belakang, celana pria dan pakaian anak-anak. Ukurannya ada bermacam-macam
antara lain ; 17cm, 20cm,35cm, 45cm dan 50cm. Jenis ini tersedia dari beberapa
merk, untuk busana yang bagus hendaknya memilih zipper yang berkualitas bagus
pula.
2. Zipper jepang, zipper ini dijahitkan pada bagian dalam pakaian dan tidak terlihat dari
bagian luar. Cara memasangnya biasanya dibantu dengan sepatu mesin khusus, agar
pemasangannya bagus dan tepat. Model Zipper ini ada 2 macam yaitu seperti gambar
disebelah adalah zipper yang tepinya seperti renda atau disebut dengan lace zipper dan yang
satu adalh zipper biasa tanpa lace.
3. Zipper untuk jaket atau mantel. Zipper ini ukurannya lebih besar dari jenis zipper lainnya
dan lebih kuat sesuai fungsinya. Dan pada bagian bawah dapat dilepas karena fungsinya
sebagai bukaan jaket atau mantel.
Kancing
Kancing mempunyai model dan ukuran yang bervariasi. Selain berfungsi sebagai
penutup belahan, kancing juga bisa dipakai sebagai hiasan atau asessoris. Dalam memilih
kancing hendaknya disesuaikan dengan pakaian atau busana yang kita buat.
Ada beberapa macam kancing, antara lain :
1. Kancing jepret , Yaitu kancing yang berukuran kecil terdiri atas dua bagian. Satu
bagian mempunyai tombol dan tipis satu bagian cekung. Kancing jepret terbuat dari
plastik dan ada pula yang terbuat dari stainlisteel.
2. Kancing bermata, kancing bermata sering disebut juga sebagai kancing hem atau
kancing kemeja yang digunakan untuk pakaian laki-laki. Ukurannya sangat beragam
mulai dari yang kecil, menengah dan besar seperti terlihat pada gambar di atas.
3. Kancing berkaki, kancing ini biasa digunakan untuk pakaian wanita, baik sebagai
hiasan maupun sebagai penutup belahan.Kancing ini sering disebut dengan kancing
hias karena bentuknya yang beraneka ragam dan bahan yang digunakan untuk
kancing ini juga bermacam-macam seiring perkembangan teknologi dan mode.
4. Hak, hak ini disebut juga dengan kancing kait yang terdiri dari dua bagian satu
sebagai kaitan dan satunya sebagai pengait. uUkuran kancing ini juga ada yang besar
dan ada yang kecil. Hak kecil digunakan pada bra, longtorso, atau penahan belahan
setelan pemasangan zipper. Hak yang besar lebih banyak digunakan untuk ban
pinggang rok atau celana.
PITA
Pita sebagai bahan pelengkap busana tersedia dalam berbagai warna dan ukuran juga terbuat
dari beberapa jenis bahan. Contohnya pita organdi terbuat dari bahan organdi, pita satin
terbuat dari bahan satin. Ukuran pita sangat bervariasi dari 0,5 cm sampai 3cm, warnanya
juga sangat beraneka ragam. Selain bahan polos, pita juga banyak yang terbuat dari bahan
yang bermotif atau disebut dengan pita motif.
Pada busana anak pita umumnya dibuat bunga sebagai aksesoris atau untuk ikat pinggang.
Sedangkan pada busana wanita dewasa atau busana remaja pita digunakan sebagai bahan
sulaman yang disebut dengan teknik sulaman pita.
RENDA
Renda tersedia dalam beraneka bahan dan model. Renda yang berasal dari bahan katun
digunakan untuk menghias busana dari bahan katun pula. Berikut contoh blus muslim berhias
renda katun.
Renda yang terbuat dari bahan sintetis seperti renda organdi lebih sesuai digunakan untuk
busna yang berbahan sintetis juga sehingga terlihat kesatuannya dengan bahan pakaian.
Bahan pelengkap adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan busana yang kita buat.
Bahan pelengkap busana tersebut antara lain benang jahit, benang hias, zipper atau ritsluiting,
kancing, pita, renda, hak atau kancing kait dan lain-lain.
Benang
Benang yang digunakan untuk pekerjaan menjahit ada beberapa macam, ini
disesuaikan dengan kebutuhan. Sebagai pedoman dalam pemakaian benang jahit, secara
umum dapat dilihat nomor yang ada pada bungkus benang tersebut sebagaimana
dikemukakan oleh Wancik (1992:62) antara lain :
Selain itu benang yang digunakan hendaklah disesuaikan dengan serat bahan, ketebalan
bahan serta jenis setikan yang diinginkan. Benang yang digunakan sebaiknya mempunyai
asal serat yang sama dengan bahan yang akan dijahit. Misalnya benang dari serat alam
hendaklah digunakan untuk menjahit bahan yang dari serat alam pula, begitu juga dengan
benang dari serat sintetis digunakan untuk menjahit bahan dari serat sintetis
pula.
Untuk setikan hias sering digunakan benang yang relatif kasar seperti setikan hias pada
celana jeans, karena sesuai dengan fungsinya untuk hiasan.
Beberapa jenis benang yang digunakan untuk menjahit dan menghias busana di antaranya
yaitu :
1) Benang Jahit
Benang jahit ialah benang yang digunakan untuk menjahit. Halus kasar benang ditentukan
menurut nomor benang. Makin tinggi nomor benang makin halus benang tersebut. Misalnya
benang jahit no 60 lebih halus dari benang no 50 dan no 40.
2) Benang mouline
yaitu benang yang berlainan warna disering/ dipilin jadi satu sehingga benang mouline
disebut juga benang pelangi. Benang ini digunakan untuk menghias pakaian atau kain.
3) Benang melange (benang serabut campur)
yaitu benang yang mempunyai warna beraneka ragam yang dibuat dengan cara dipintal.
Digunakan untuk menghias pakaian.
4) Benang yaspis
yaitu benang yang dipilin dari dua benang yang belum dipilin sehingga bentuknya berupa
satu benang bulat. Digunakan untuk menghias pakaian.
5) Benang logam
yaitu benang yang terbuat dari logam berlapis plastik atau plastik berlapis logam. Bentuk
benang berkilau, ada yang warna perak dan ada yang warna emas. Digunakan untuk
menghias pakaian atau lenan rumah tangga dan juga digunakan sebagai bahan untuk tenunan
seperti tenun songket.
6) Benang karet
yaitu benang yang terbuat dari karet yang telah divulkanisasi. Benang ini bersifat elastis
sehingga banyak digunakan untuk mengerutkan bagian-bagian pakaian.
7) Benang sulam/suji
yaitu benang yang digunakan untuk menyulam/menghias pakaian. Benang suji tersedia dalam
aneka warna. Ada yang hanya satu warna dan ada juga yang palang atau warna bertingkat.
8) Benang bordir
yaitu benang yang digunakan untuk membordir atau menyulam dengan mesin. Benang ini
mengkilat dan tersedia dalam aneka warna.
9) Benang jagung
yaitu benang yang terbuat dari serat selulosa berwarna krem/broken white. Digunakan untuk
membuat renda, menjahit kasur dan lain-lain.
10) Benang tetoron
yaitu benang sintetis yang kuat digunakan sebagai bahan kaitan untuk membuat pelengkap
busana berupa tas, ikat pinggang, dan lain-lain.
11) Benang wol
yaitu benang yang agak berbulu dan pilinannya longgar. Digunakan untuk bahan menghias
lenan rumah tangga seperti taplak meja, hiasan dinding danlain-lain.
Sebelum kita membuat suatu busana kita harus dapat memilih bahan busana (bahan
tekstil) sesuai dengan yang kita butuhkan. Pengetahuan tentang bahan tekstil sangat kita
butuhkan untuk dapat memilih bahan busana dengan tepat. Disini yantis akan berusaha
berbagi tentang pengetahuan bahan tekstil yang meliputi :
1. Bahan Utama Busana
2. Bahan Pelapis Busana
3. Bahan Pelengkap Busana
Ketiga pengetahuan tersebut merupakan pengetahuan dasar yang kita butuhkan dalam
pembuatan busana.
1. BAHAN UTAMA BUSANA
Bahan utama busana adalah bahan tekstil berupa kain yang menjadi bahan pokok dalam
pembuatan busana.
Bahan atau kain yang diperdagangkan sangat beragam jenis dan kualitasnya. Untuk dapat
memilih bahan yang tepat sesuai dengan yang kita harapkan, kita harus memperhatikan
faktor-faktor sbb :
1). Disesuaikan dengan desain
Sebelum kita memilih bahan untuk busana yang akan kita buat kita harus menganalisa desain
atau model busana secara cermat. Jenis pakaian apa yang akan kita buat, untuk kesempatan
apa pakaian tersebut dipakai, siapa yang memakai, bagaimana bentuk tubuh pemakai dll, ini
merupakan pedoman bagi kita dalam menentukan bahan busana baik dari segi tekstur, motif,
maupun warna bahan.
Letak jatuh bahan yang melangsai pada tubuh atau mengikuti bentuk tubuh dapat diketahui
kalau bahan yang
digunakan bertekstur lembut atau melangsai. Untuk bahan yang jatuhnya kaku pada tubuh,
dapat diperkirakan kalau bahan yang digunakan agak tebal atau tebal. Begitu juga dengan
bahan yang berkilau. Bahan yang berkilau terlihat lebih bercahaya pada desain. Bahan yang
tipis dan lembut baik digunakan untuk
model pakaian yang mempunyai lipit-lipit kecil, lipit jarum dan lajur yang dikerut. Contoh
bahannya seperti kain chiffon, sutera, saten, dan lain sebagainya. Bahan tipis ada yang
transparan atau tembus pandang dan bersifat agak kaku. Contohnya seperti gelas-gelas kaca,
organdi dan kain serat nenas. Bahan ini cocok digunakan untuk pakaian yang kerutannya
sedikit dan modelnya tidak longgar. Jika pakaian yang dibuat longgar maka letak jatuh bahan
pada tubuh terlihat kaku sehingga kesannya kurang bagus. Bahan yang tipis sebaiknya
digunakan untuk pakaian yang tidak terlalu sering dipakai seperti pakaian
pesta. Bahan yang tipis biasanya mudah rusak dan lebih rumit dalam pemeliharaannya.
Bahan yang lembut dan ringan baik digunakan untuk model pakaian yang dikerut atau
model pakaian yang agak longgar karena jatuh bahan agak melangsai pada tubuh. Seperti
untuk pakaian rumah, pakaian sehari-hari dan pakaian santai.
Bahan yang agak tebal baik digunakan untuk pakaian berupa mantel, jas, mantel pak dan
pantalon terutama untuk jenis pakaian kerja dan pakaian pria. Sesuai dengan
sifat bahan yang tebal dan cukup kuat, maka dapat dibuat untuk pakaian yang sering
digunakan. Bahan tebal juga ada yang jatuhnya melangsai dan kaku. Untuk bahan yang agak
melangsai dapat digunakan untuk pakaian kerja pria dan wanita berupa jas atau blazer dan
pantalon seperti kain bellini, wol, dan lain-lain. Sedangkan bahan yang agak kaku sering
digunakan untuk pakaian seragam sekolah seperti rok dan celana sekolah.
Bahan yang berbulu seperti beledru dapat digunakan untuk model pakaian adat daerah
tertentu, pakaian pesta, dan lain-lain. Bahan beledru ini biasanya agak tebal, ada yang lembut
dan ada juga yang kaku. Bahan beledru yang berkualitas bagus dapat digunakan untuk
pakaian pesta malam. Bahan ini tidak cocok untuk desain pakaian yang memiliki kerutan atau
lipit.
Bahan crepe yaitu bahan yang ada lipatan-lipatan halus, bisa digunakan untuk beberapa
model pakaianpesta siang atau malam, tergantung warna yang dipilih.Bahan ini juga cocok
untuk desain yang memiliki kerutan-kerutan asalkan arah kerut disesuaikan dengan lipit
bahan.
Bahan rajutan, cocok digunakan untuk pakaian santai, kaos kaki, sweater, pakaian bayi
terutama untuk baju dingin, dan lain-lain. Biasanya bahan rajutan diolah menggunakan mesin
khusus dan sudah berdasarkan pola pakaian tertentu.
Bahan yang tebal dan kaku membuat pemakainya terlihat lebih gemuk karena jatuh
bahan pada badan juga kaku.
Bahan yang lembut dan melangsai membuat pemakainya kelihatan lebih langsing
karena jatuh pakaian pada badan mengikuti bentuk tubuh.
Bahan yang mengkilap atau berkilau juga dapat memberi efek pemakai terlihat lebih
gemuk, maka bahan ini cocok dipakai oleh orang yang bertubuh sedang atau kurus.
Corak bahan yang besar-besar sebaiknya dihindari untuk orang yang bertubuh gemuk.
Untuk orang yang bertubuh gemuk sebaiknya memilihbahan yang bercorak tidak
terlalu besar dan warna-warnayang tidak terlalu cerah. Sesuai dengan psikologi
warna,warna yang terang bersifat melebarkan dan warna yang gelapdapat
mengecilkan.
Corak yang kecil-kecil, hindari pemakaiannya bagi orang yang kurus. Pemakai yang
bertubuhkurus dapat menggunakan bahan yang bercorak tidak terlalukecil atau sedang
dan memakai warna yang lebih cerah.
Corak garis diagonal, dapat digunakan untuk menutupi kekurangan bentuk tubuh
seseorang yang berpinggul kecil, dan sebaiknya dihindari untuk sesorang yang
berpinggul besar.
Corak garis vertikal sangat tepat untuk orang yang bertubuh pendek/gemuk pendek,
karena akan memberi kesan lebih tinggi.
Corak garis horisontal lebih sesuai untuk orang yang bertubuh tinggi/kurus tinggi agar
kelihatan lebih berisi.
Pakaian untuk pesta siang hendaklah dipilih bahan yang sedikit mewah tetapi tidak
berkilau.
Sebaliknya untuk menghadiri pestamalam, dapat dipilih pakaian dari bahan yang
mewah, berkilau dan berwarna cerah.
Untuk pakaian rumah dan pakaian tidur dapat dipilih bahan yang lembut dan nyaman
dipakai, seperti katun, lenen, rayon dengan warna yang lembut atau netral. Ini dapat membuat
kita nyaman karena aktifitas di rumah banyak dan juga sebagai tempat beristirahat setelah
capek bekerja.
Untuk pakaian olahraga sebaiknya memilih bahan yang menghisap keringat dan elastis
agar tidak mengganggu pergerakan. Beberapa jenis olah raga menuntut pakaian yang elastis
seperti pakaian renang, senam, lari dan lain-lain. Tetapi untuk pakaian karate, taekwondo,
pencak silat dapat dipilih bahan yang menghisap keringat seperti kain katun yang agak tebal.
Trubenais yaitu kain pelapis yang tebal dan kaku, baikdigunakan untuk melapisi kerah
kemeja dan kerah boardatau krah yang letaknya tegak atau kaku dan banpinggang.
Trubenais ini ada yang dlapisi plastik dan adajuga yang tidak dilapisi. Trubenais yang
dilapisi lebih praktis dalam pemakaiannya karena hanya perludisetrikakan pada bahan
yang hendak dilapisi. Sedangkantrubenais yang tidak dilapisi plastik terlebih dahulu
perlu dijahitkan pada bahan yang akan dilapisi. Trubenais jenisini biasanya dipakai
untuk melapisi ban pinggang rok atau celana.
Fisilin yaitu pelapis yang relatif tipis dan mempunyai perekat/lem yang mencair jika
disetrika. Jenis ini ada yangsangat tipis, sedang dan agak tebal. Yang baik
kualitasnyabiasanya yang sangat tipis. Jenis ini berbentuk serabut yang berupa
lembaran dan mudah robek. Fisilint sering digunakan untuk melapisi kerah pakaian
wanita, lapisanbelahan, lapisan rumah kancing vasfoal, dan lain-lain.
Bulu kuda, yaitu pelapis yang biasanya digunakan untuk melapisi bagian dada jas atau
mantel. Berupa lembarankain tipis yang berwarna agak kecoklatan dan mempunyai
lem. Lem ini juga mencair jika disetrika pada bahaan yang akan dilapisi.
Pelapis gula merupakan pelapis yang sangat cocok digunakan untuk melapisi bagian
dada dan punggungpakaian resmi pria seperti semi jas. Pelapis ini berupa lembaran
kain tipis berwarna putih yang dilapisi dengan lem berbentuk gula. Untuk melapisi
bagian busana dapatditempelkan dengan cara disetrika pada bahan.
Agar pakaian yang dihasilkan lebih bagus siluetnya hendaklah digunakan lining dan
interlining yang tepat sehingga dapat mempertinggi mutu busana yang dihasilkan.
Okai teman sementara itu dulu, mengenai bahan pelengap ikuti saja entri berikutnya.
Assalamu'allaikum teman, jumpa lagi dengan yantis. Kali ini Yanti mau melanjutkan tentang
asal usul busana yang kedua yaitu asal-usul pakaian bentuk bungkus. Yuk kita ikuti
penjelasannya sbb :
Pakaian bungkus
Bentuk pakaian bungkus merupakan pakaian yang berbentuk segi empat panjang yang
dipakai dengan cara dililitkan atau dibungkus ke badan mulai dari dada, atau dari pinggang
sampai panjang yang diinginkan seperti celemek panggul. Pakaian bungkus ini tidak dijahit,
walaupun pada saat pakaian bungkus ini muncul jarum jahit sudah ada. Pemakaian pakaian
bungkus ini dengan cara dililitkan ke tubuh seperti yang ada di India yang dinamakan sari,
toga dan palla di Roma, chiton dan peplos di zaman Yunani kuno, kain panjang dan
selendang di Indonesia.
Pada perkembangannya, pakaian bungkus berbeda-beda dalam cara pemakaiannya untuk tiap
daerah, sehingga muncul pakaian bungkus yang namanya berbeda-beda diantaranya :
a. Himation, yaitu bentuk busana bungkus yang biasa di pakai oleh ahli filosof atau orang
terkemuka di Yunani Kuno. Himation ini panjangnya 12 atau 15 kaki yang terbuat dari
bahan wol atau lenan putih yang seluruh bidangnya di sulam. Busana ini dapat dipakai diatas
chiton atau dengan mantel. Bentuk busana yang
hampir menyerupai himation ini yaitu pallium yang biasa dipakai diatas toga oleh kaum pria
di Roma pada abad kedua.
b. Chlamys, yaitu busana yang menyerupai himation, yang berbentuk longgar. Biasanya
dipakai oleh kaum pria Yunani Kuno.
c. Mantel/shawl, yaitu busana yang berbentuk segi empat panjang yang dalam pemakaiannya
disampirkan pada satu bahu atau kedua bahu. Pada bagian dada diberi peniti sehingga muncul
lipit-lipit dan pada kedua ujungnya diberi jumbai-jumbai.
d. Toga, merupakan bentuk pakaian resmi yang dipakai sebagai tanda kehormatan dizaman
republik dan kerajaan di Roma. Ada beberapa jenis toga diantaranya yaitu, toga palla yaitu
toga yang dipakai saat berkabung dan toga trabea yang dibuat menyerupai cape bayi.
e. Palla, yaitu busana wanita Roma dizaman republik dan kerajaan, dipakai di atas tunika
atau stola. Pemakaiannya hampir sama dengan shawl yang disemat dengan peniti. Warna
palla pada umumnya warna biru, hijau dan warna keemasan.
f. Paludamentum, sagum dan abolla, yaitu sejenis pakaian jas militer dizaman prasejarah.
g. Chiton, yaitu busana pria Yunani Kuno yang mirip dengan tunik di Asia. Bahan chiton
biasanya terbuat dari bahan wol, lenan dan rami yang diberi sulaman dengan benang
berwarna dan benang emas sebagai pengaruh tenunan Persia.
h. Peplos dan haenos, yaitu busana wanita Yunani Kuno yang bentuk dasarnya sama dengan
chiton, ada yang dibuat panjang dan ada yang pendek. Pada bagian bahu ada lipit-lipit yang
ditahan dengan peniti dan ada kalanya pada pinggang juga dibuat lipit-lipit sehingga terlihat
seperti blus. Peplos dari Athena memakai ikat pinggang yang diikat di atas lipit-lipit di
pinggang.
i. Cape atau cope, yaitu busana paling luar pada pakaian pria di Byzantium yang berbentuk
mantel yang diikat pada bahu atau leher dan diberi hiasan bros.
Okay itu macam-macam bentuk pakaian bungkus yang dipakai oleh nenek moyang kita pada
masa lampau dan mungkin untuk daerah-daerah pelosok jenis atau bentuk pakaian ini masih
dipakai contohnya di Jawa nenek-nenek masih banyak yang memakai kain untuk menutupi
tubuh bagian bawahnya.