PEMBUATAN
HIASAN
Jilid 1
PEMBUATAN HIASAN
BAB I PENDAHULUAN
1
Untuk mempelajari dan menguasai modul ini
PRASYARAT terlebih dahulu siswa harus mempunyai
Apabila dari soal dalam cek kemampuan telah anda kerjakan dan
PEMBUATAN HIASAN |
hasil jawaban anda tidak mencapai 70% benar, maka anda harus
pekerjaan.
2
Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam
instruktur.
TUJUAN AKHIR
tepat
dan tepat
3
Siswa dapat memahami teknik pembuatan tusuk dasar hiasan
dan tepat
PEMBUATAN HIASAN |
dengan pengembangan dalam suatu produk
dari yang dipelajarinya di 4.4 Membuat rancangan (lab sheet)
sekolah secara mandiri, sulaman fantasi dalam suatu produk
4.5 Membuat sulaman fantasi dalam
bertindak secara efektif
suatu produk
dan kreatif dan mampu 4.6 Membuat rancangan (lab sheet)
melaksana- kan tugas sulaman aplikasi dalam suatu produk
spesifik di bawah 4.7 Membuat sulaman aplikasi dalam
suatu produk
pengawasan langsung.
4
BAB II
Menerapkan Dan Membuat Tusuk Dasar Hiasan Pada Suatu Produk
Kegiatan Belajar 1
Tusuk Dasar Hiasan
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari Modul tentang
Pembuatan Hiasan adalah agar siswa menguasai tentang cara pembuatan
tusuk dasar, tusuk variasi dan sulaman yang akan diterapkan pada busana.
2. Tujuan Khusus
Secara lebih spesifik tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari bahan
ajar ini adalah agar siswa dapat:
a) Memahami konsep dasar menghias busana
b) Membuat tusuk dasar, tusuk variasi dan sulaman
Mengamati
b. Uraian Materi
tangga. Benda yang dipakai untuk diri sendiri antara lain blus, rok,
celana, tas, topi dan lain-lain, sedangkan untuk keperluan rumah tangga
diantaranya yaitu taplak meja, bed cover, bantal kursi, gorden dan lain-
7
lain. Ditinjau dari tekniknya, menghias kain dibedakan atas 2 macam
dan sambungan perca. Yang akan dibahas pada bab ini hanyalah
dengan beberapa teknik hias. Sebelum kita membuat hiasan pada suatu
benda atau busana baik dengan cara menghias kain maupun dengan
rencana tentang hiasan yang akan dibuat yang disebut dengan desain
hiasan busana.
mutu dari desain struktur suatu benda. Desain hiasan ini terbentuk
tekstur, value dan warna. Bentuk dan warna merupakan unsur yang
8
desain hiasan dengan benda yang akan dihias merupakan hal utama yang
dengan bagian yang lainnya baik antara benda yang dihias dengan
hiasannya maupun antara hiasan yang digunakan itu sendiri. Agar hiasan
yang digunakan sesuai dan dapat memperindah bidang yang dihias maka
tercapai.
9
Keseimbangan dari hiasan juga perlu diperhatikan. Keseimbangan
a. Kesimbangan Simetris
tercipta dimana bagian yang satu sama dengan bagian yang lain.
b. Keseimbangan Asimetri
kesan seimbang.
10
Gambar 2.2 Keseimbangan Asimetri Pada Hiasan
bidang lingkaran dari tengah menyebar ke seluruh sisi atau dari sisi ke
yang baik atau sesuai dengan bidang yang akan kita hias.
Memindahkan Desain Hiasan
Pada Kain atau Busana
yang akan dihias. Cara memindahkan desain hiasan ini tergantung pada
kain yang digunakan. Untuk kain yang tebal atau tidak transparan dapat
antara bagian baik kain dengan kertas desain motif, kemudian motif
pensil ini sebaiknya jangan terlalu keras sehingga berkas karbon di atas
bawah bahan. Bekas motif yang terlihat pada bagian baik bahan bisa
tekan ke atas bahan sehingga bekas pensil yang kasar ini pindah ke
bahan. Namun cara ini kurang efektif karena adakalanya ada bagian
motif yang tidak terlalu kasar sehingga motif tersebut tidak pindah ke
kain. Hal yang perlu diingat dalam menjiplak motif ini yaitu motif
hendaknya ditempatkan secara tepat pada bagian busana yang akan
dhias. Jika kita salah dalam memindahkan motif pada bahan maka
sudah barang tentu hiasan yang dibuat tidak sesuai dengan desain
1. Tusuk Hias
2) Tusuk veston yaitu tusuk yang mempunyai dua arah yaitu arah
vertikal dan arah horizontal, kaki tusuk arah vertikal dan arah
3) Tusuk flanel yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan pada
13
4) Tusuk batang yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan
5) Tusuk pipih yaitu tusuk yang dibuat turun naik sama panjang dan
7) Tusuk silang yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan pada
PEMBUATAN HIASAN |
14
8) Tusuk biku yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal ke kiri dan
ke kanan
11) Tusuk tikam jejak yaitu tusuk yang mempunyai arah horizontal
dilakukan di atas benang lain atau pada pinggir ragam hias yang
dilobangi.
15
13)Tusuk Holben yaitu tusuk yang mempunyai arah
1. Tusuk Jelujur
1. Tusuk Jelujur Biasa, Tusuk hias ini paling sederhana, akan tetapi sangat bernilai
dan berguna untuk jahitan sementara. Arahnya dari kanan ke kiri.
2. Tusuk Jelujur dengan Sisipan. Tusuk jelujur dibuat dengan jarak yang pendek
di antaranya lalu sisipkan benang warna lain ke bawah tusuk jelujur itu, sekali
atau dua kali.
3. Tusuk Jelujur yang Dililit. Dalam hal ini kita dapat membuat variasi dengan cara
menggunakan dua macam benang yang berlainan tebal atau warnanya.
4. Tusuk Jelujur Berganda atau Tusuk Holbein. Tusuk Holbein ini harus
dikerjakan pada kain bagi yang mudah dihitung benang pakannya maupun
lungsinnya. Setiap baris tusuk Holbein harus dikerjakan dua kali/bolak balik.
5. Tusuk Hias Holbein yang Dililit. Mula-mula membuat satu baris tusuk hias
Holbein yang berbiku-biku, kemudian tusuk hias tersebut dililitkan dengan benang
lain.
6. Tusuk Hias Lalat (Tusuk Kantil). Tusuk hias ini bila dilihat satu persatu seolah-
olah menyerupai seekor lalat terbang atau seperti ujung panah yang runcing.
Pengerjannya harus selalu dengan arah membentuk sudut ke bawah. Walaupun
penyusunannya berbaris horizontal ataupun vertikal, keseluruhannya merupakan
tusuk tikam jejak biku-biku. Akan tetapi pengerjaannya menurut teknik Holbein,
yakni dikerjakan dalam dua tahap tusuk jelujur yang secara bolak balik saling
mengait. Tusuk hias lalat ini dapat dikombinasikan dengan tusuk hias lainnya, juga
dapat dikerjakan sebagai pola berserak atau pengisi bidang.
1. Tusuk Rantai. Tusuk rantai ini merupakan garis yang teratur dan rata,
pengerjaannya harus agak longgar, lebih-lebih jika dikerjakan sebagai garis
lengkung.
2. Tusuk Rantai Berwarna. Dalam hal ini kita menggunakan dua warna benang yang
kedua-duanya dimasukan ke dalam satu lubang jarum, dan dipergunakan saling
berganti membuat tusuk rantai. Bila kita tidak berhati-hati dalam
mengerjakannya, benang yang sedang tidak dikerjakan dapat lepas ke bagian
belakang kain dasar.
3. Tusuk Rantai Lebar atau Persegi. Tusuk hias ini akan tampak lebih bagus jika
dihiasi lagi dengan tusuk hias lainnya.
4. Tusuk Rantai dengan Sisipan Benang. Tusuk rantai ini dapat disisipi benang
warna lain satu kali atau dua kali.
5. Tusuk Rantai Berganda. Terlihat seperti tusuk tangkai tertutup, perbedaannya
jarum yang ditusukkan ke dalam sengkelit sebanyak dua kali sedangkan pada
tusuk tangkai biasa hanya satu kali.
6. Tusuk Rantai Lepas. Tusuk hias ini dibuat sendiri-sendiri tidak sambung
menyambung. Dapat dipergunakan sebagai tusuk hias pengisi bidang ragam hias.
7. Tusuk Rantai dengan Tusuk Tikam Jejak. Mula-mula kita mengerjakan tusuk
rantai, kemudian tusuk tikam jejak yang dikerjakan di tengah tusuk rantai
tersebut. Disini kita dapat mempergunakan dua warna benang.
8. Tusuk Rantai Berkepala. Apabila tusuk hias ini dibuat rapat akan menjadi garis
yang lebar.
9. Tusuk Rantai Kabel yang Dibuhul. Tusuk hias ini nampaknya sukar, akan tetapi
sebenarnya lebih mudah pembuatannya dibandingkan dengan tusuk kabel biasa.
Untuk tusuk rantai kabel yang dibuhul memerlukan benang yang sangat kuat
pilinannya.
10. Tusuk Rantai Kabel yang Berbiku-biku. Tusuk hias ini cara membuatnya sama
dengan tusuk rantai kabel, hanya dibuat sedemikian rupa hingga menjadi berbiku-
biku, tidak lurus. Sambungan antara dua tusuk hias ini harus bersudut.
11. Tusuk Rantai Terbalik. Dalam hal ini kita harus membuat tusuk rantai yang
kecil-kecil dengan mempergunakan benang yang tebal.
12. Tusuk Rantai Terbuka. Tusuk hias ini banyak dipakai dan dapat dipergunakan
menurut keperluaanya. Dapat dikombinsasikan dengan tusuk hias lainnya, untuk
membuat pinggiran dan sebagai pengisi bidang yang merupakan pola ragam hias
beranting.
13. Tusuk Rantai Relief. Jika kita menggunakan benang yang kuat, tusuk rantai ini
satu sama lain dihubungkan dengan buhulan yang terletak di atas bahan.
14. Tusuk Rantai Bentuk Rasel. Jika kita membuat tusuk hias beberapa kali yang
letaknya sangat berdekatan, maka terjadilah ban atau pita yang tampak
dijalin/dianyam. Apabila tusuk hias ini dibuat satu sama lain dengan jarak yang
jarang-jarang, maka jadilah bentuk daun dan bunga. Tusuk hias ini baik sekali
dikerjakan untuk garis lengkung.
15. Tusuk Rantai Kabel. Mengerjakannya dari atas kebawah atau dari kanan ke kiri
sama halnya jika kita membuat tusuk rantai biasa.
16. Tusuk Rantai Rusia. Dengan cara mengelompokan tiap-tiap tusuk rantai ini, kita
dapat membuat pinggiran yang indah.
17. Tusuk Rantai Cara Singal. Tentukan dahulu lebar tusuk rantai yang akan kita
kerjakan ini dengan melekatkan pada batas lebarnya itu, benang berwarna yang
berlainan. Kemudian kerjakanlah tusuk rantai di atas dua tepi benang berwarna
sedemikian rupa hingga batas tusuk rantai merupakan benang pilin.
3. Tusuk Pipih
1. Tusuk Pipih. Mula-mula kita membuat tusuk pipih berdiri, arahnya dari kanan ke
kiri, kemudian satu sama lain disambungkan dengan tusuk pipih serong, dikerjakan
mulai dari kiri ke kanan.
2. Tusuk Pipih yang diikat. Pertama buat sebaris tusuk pipih dengan jarak sama
antara satu dengan lainnya, begitu pula tingginya. Kemudian setiap dua tusuk pipih
diikat dengan cara menyisipkan benang lain ke bawah tusuk pipih yang pertama,
benang kerja mempersatukan tusuk pipih kesatu dan kedua dengan cara
menyisipkan benang ke bawah tusuk pipih yang kedua. Benang kerja ini seterusnya
disisipkan ke bawah tusuk pipih berikutnya dan ulangi cara mengikat dua tusuk
pipih itu seperti yang pertama kali tanpa menyangkut kain dasar.
3. Tusuk Cordon. Tusuk pipih yang rapat ini digunakan untuk mengisi garis yang
sebelumnya ditandai dengan tusuk tikam jejak. Gambar A menunjukan cara
menutup garis tikam jejak dengan cara menyangkut sedikit dari kain dasarnya.
Gambar B menunjukkan cara menutup garis tusuk jelujur pada tepi bahan yang
bertiras, umpamanya pada teknik aplikasi atau teknik lekapan.
4. Tusuk Pipih Berderet. Setiap deretan tusuk pipih berikutnya dikerjakan di
antara deretan tusuk pipih, sehingga nampak saling mengisi. Tusuk pipih semacam
ini sangat baik sebagai pengisi bidang berbentuk kecil-kecil, dan kita juga dapat
mengatur warnanya secara bertingkat atau seperti pelangi dari warna tua sampai
muda.
4. Tusuk Feston
Tusuk hias ini memungkinkan banyak variasi yang sangat dikenal antara lain:
1. Tusuk Flanel. Merupakan dasar untuk berbagai macam sisipan dan variasi
menjalin.
2. Tusuk Flanel dengan Sisipan Berganda. Mula-mula kita membuat tusuk flanel
berganda sebagai dasar yang saling menumpang. Kemudian bagian atas disisipi
benang lain dahulu, baru sesudah itu menyisipi bagian bawahnya tanpa
menyangkut kain dasar, terkecuali pada permulaan bekerja atau pada akhir
pekerjaan.
3. Tusuk Flanel dengan Sisipan Tunggal. Mula-mula kita membuat satu baris tusuk
flanel. Kemudian kita sisipi dengan benang berwarna lain tanpa menyangkut kain
dasar. Kita harus menghindari adanya sambungan pada benang sisipan itu, jadi
benang ini harus panjang sekali dan baris tusuk flanel ini jangan terlalu besar.
4. Tusuk Flanel yang dililit. Pada gambar kita lihat tusuk flanel ini tidak seperti
biasanya yang kita kerjakan, agak berbeda yakni tusuk silang yang kedua kali itu
tidak menumpang pada tusuk silang yang pertama, melainkan letaknya di bawah
yang pertama.
5. Tusuk Flanel Berganda. Kita membuat dua baris tusuk flanel dengan
mempergunakan warna yang berlainan, hingga kedua baris tusuk flanel itu saling
menumpang.
6. Tusuk Flanel Tertutup. Tusuk hias ini cepat dibuatnya dan merupakan dua garis
tertutup. Jika dipakai untuk sulaman bayangan tusuk hias ini dikerjakan pada
bagian buruk dari kain dasar. Pada bagian yang baiknya terdapat dua baris tikam
jejak (karena itulah mendapat nama tusuk hias bayangan).
7. Tusuk Flanel dilekat dengan Tusuk Koral. Setelah membuat satu baris tusuk
flanel biasa, kita bekerja dengan benang lain melekat pada setiap persilangan
tusuk flanel dengan tusuk rantai yang diputar (inilah yang disebut tusuk koral).
8. Tusuk Flanel dilekat dengan Tusuk Jelujur. Dalam hal ini tusuk jelujur
melintang dipergunakan untuk mengikat.
6. Tusuk Tangkai
1. Tusuk Tangkai. Pada tusuk tangkai biasanya benang kerja itu letaknya di bawah
jarum (lihat gambar). Dapat juga benang kerja itu selalu ada di atas jarum dan
tusuk hiasnya disebut juga tusuk pinggiran (sebagai batas). Dalam hal ini kedua
jarum tersebut ditusukan dan dikeluarkan tepat pada ujung tusuk hias yang
sebelumnya. Pada bagian buruk kita harus memperoleh suatu baris tusuk tikam
jejak yang rapi.
2. Tusuk Tangkai yang dililit. Dibandingkan dengan tusuk pipih yang dililit, lilitan
pada tusuk tangkai itu lebih serong, jika memakai benang tebal lilitannya dapat
menutupi tusuk tangkai seluruhnya.
3. Tusuk Tangkai Bertumpuk. Dalam hal ini cara membuat tusuk tangkai itu lebih
serong daripada tusuk tangkai biasa dengan sedemikian rupa sehingga menutupi
tusuk tangkai yang semula.
4. Tusuk Tangkai Melompat. Benang kerja secara bergilir letaknya di atas dan di
bawah.
7. Tusuk Tikam Jejak
1. Tusuk Tikam Jejak. Tusuk ini harus dikerjakan secara teratur dan jaraknya
kecil-kecil. Tusuk tikam jejak diperguakan untuk mengisi garis-garis tipis dan
merupakan dasar untuk berbagai macam tusuk hias lainnya seperti tusuk hias
manik-manik, tusuk pekinese atau tusuk tikam jejak yang dikepang dan tusuk
tikam jejak berganda yang disisipi tusuk flanel.
2. Tusuk Tikam Jejak Serong. Tusuk tikam jejak yang terlihat pada bagian atas
nampaknya serong dan berpasangan. Letaknya tegak lurus dan pada bagian
belakang/buruk terjadi dua tusuk jahit mendatar (lihat tusuk kantil atau runcing
panah).
3. Tusuk Tikam Jejak dengan Variasi Sisipan. Gambar tusuk tikam jejak dengan
variasi sisipan
o Tusuk tikam jejak dengan satu kali sisipan benang (A)
o Tusuk tikam jejak dengan dua kali sisipan benang menunjukan garis yang
berat (B)
o Tusuk tikam jejak yang dililit memberikan suatu relief atau lebih nampak
di atas kain (C)
4. Tusuk Tikam Jejak dengan Sisipan Bersilang. Bilamana kita menghendaki hasil
pekerjaan itu pada kedua belah kain sama, kita dapat menganti tusuk tikam jejak
dengan tusuk hias holbein, tusuk hias ini pada kedua belah kain bagian atas dan
bawah disisipi benang. Saran yang baik janganlah membuat ban yang terlalu lebar
nanti benang sisipannya terlalu panjang karena tidak bisa disambung.
8. Tusuk Ranting
1. Tusuk Ranting. Tusuk ranting mempunyai efek satu arah yang seolah-olah
tumbuh. Tusuk hias ini harus dikerjakan dengan teliti. Ada berbagai macam
variasi dari tusuk ranting ini. Di Belanda tusuk hias ini sangat dikenal.
2. Tusuk Ranting Berganda Serong
3. Tusuk Ranting Serong Sepihak. Tusuk hias ini dapat juga disebut tusuk feston
serong.
4. Tusuk Ranting Tulang Daun. Bagian dalam sengkelit berbentuk “V” dibuat
pendek dan tegak lurus, yang keluar panjang dan serong.
5. Tusuk Ranting Lurus. Bagian dalam sengkelit berbentuk “V” serong, bagian luar
tegak lurus dan lebih panjang atau lebih pendek.
6. Tusuk Ranting Tertutup. Ini adalah tusuk ranting lurus yang bagian luar
sengkelit bentuk “V” lurus dan dibuat panjang sehingga praktis menyentuh tusuk-
tusuk yang sebelumnya dan oleh sebab itu membentuk barisan yang tertutup.
7. Tusuk Ranting Rantai. Tusuk hias ini biasanya dibuat sedemikian rupa agar tusuk
rantai pada bagian luar sama panjang seperti tusuk serong di bagian tengah.
Dapat juga dibuat biku-biku, pada bagian tengah harus teratur dan timbul dengan
baik.
Pertama membuat dasar dengan tusuk hias bentuk “V” dengan jarak yang sama antara satu
dan lainnya, kemudian sisipkan benang yang lebih tebal dengan satu kali melingkar tusuk
“V” tanpa menusuk bahannya (hanya permukaan dan pada ujungnya saja). Dengan cara
demikian terjadilah garis tusuk hias yang tebal di atas bahan.
Tusuk hias ini dikerjakan silang menyilang menurut dua arah yang serong. Hendaknya
dikerjakan pada kain bagi, yaitu kain yang benang tenunannya mudah dihitung, benang
lungsin maupun benang pakan seperti bahan strimin, matting, lenan kasar dengan silang
polos.
Karena tusuk silang ini bentuk dasarnya segi empat maka dalam mengerjakannya baik
melebar maupun memanjang harus sama-sama simetris. Syarat utama pekerjaan tusuk silang
ini adalah tusuk silang penutup atau tusuk silang yang tusukan keduanya di atas yang
pertama, harus sama arahnya agar hasil seluruh pekerjaan itu tampak rapi. Tusuk silang dapat
dikombinasikan dengan teknik lainnya yang khusus dikerjakan pada kain bagi seperti tusuk
holbein, tusuk perzis ayour dan tapisseri.
Tusuk Silang A-simetris atau Tusuk Silang Slavia
Seringkali dipergunakan dalam sulaman asisi sebagai pengisi bidang yang merupakan latar
belakang ragam hias.
Sehelai benang tebal ataupun seikat benang tipis dilekatkan pada kain dasar dengan tusuk
hias kecil-kecil. Untuk ini kita dapat memakai benang yang lebih tipis. Sehelai atau dua helai
dengan warna yang sama atau kontras dengan benang tebal tersebut diatas. Untuk melekatkan
benang tebal tadi kita mempergunakan tusuk hias yang tidak terlalu mencolok, umpamanya
tusuk pipih kecil-kecil atau tusuk hias lainnya yang merupakan bentuk “V” tusuk rantai
terbuka, yang mempunyai fungsi menghiasi benang tebal.
16
2. Alat & Bahan
b. Pemidangan
Kegunaan alat ini digunakan untuk merenggangkan agar kain menjadi
rata. Dan menghasilkan sulaman yang bagus serta tidak berkerut dan
tampak rapi ketika digunakan dan pilihlah pemidangan yang sesuai dengan
desain anda dan tempatkan pembidangan diantara kain yang ingin anda
beri motif hias agar menghasilkan gambar yang indah.
c. Karbon Jahit
d. Gunting
Gunting adalah alat yang digunakan untuk memotong bahan kain maupun
benang.
e. Kapur jahit
Kapur jahit merupakan salah satu alat yang biasa digunakan untuk memberi
tanda pada bahan tekstil sebelum dilakukan proses pemotongan.
g. Meteran
Meteran atau pita ukur diigunakan untuk mengukur bahan yang akan
digunakan
h. Tudung Jari
Tudung jari digunkan sebagai pelindung jari tangan supaya tidak tertusuk
jarum saat menyulam
Benang Sulam
dekoratif. Benang sulam tidak dapat dipisahkan dalam penyulaman, dan mempunyai fungsi
dalam pembuatan tangkai bunga dan dapat merapatkan kain hingga terlihat rapih. Benang
sulam mempunyai warna yang bermacam-macam seperti warna merah, kuning, hijau dan
lain-lain sesuai dengan kesukaan anda. Gunakan benang secukupnya jangan terlalu tebal
Kain
Kain yang biasa digunakan untuk menyulam terdiri dari dua jenis yaitu :
a. Kain bagi polos yaitu kain yang tenunan benangnya mudah dihitung. Kain bagi
polos alur benangnya tampak jelas dan mudah dibagi. Misalnya seperti mahan
strimming dan matting.
b. Kain bagi bercorak yaitu kain yang tenunnanya rapat dengan corak bergaris,
berkilau ( satin).
Tugas
Tes Formatif
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi
tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e!
PEMB
37
13. Sulaman yang salah satunya menggunakan teknik lekapan disebut dengan …
a. Sulaman Inggris c. Sulaman Hongkong
b. Sulaman Lekapan e. Sulaman Hardenger
c. Sulaman Aplikasi
14. Tusuk yang digunakan untuk terawang hardanger ini ada dua macam yaitu
...
a. Tusuk balut dan tusuk pipih
b. Tusuk pipih dan tusuk jelujur
c. Tusuk flanel dan tusuk silang
d. Tusuk tikam jejak dan tusuk jelujur
e. Tusuk balut dan tusuk tikam jejak
15. Variasi tusuk mempunyai nama tersendiri. Nama lain untuk variasi
tusuk pipih disebut...
a. Tusuk chevron
b. Tusuk pipih ganda
c. Tusuk tulang ikan
d. Tusuk pipih terbuka
e. Long and short stich
16. Sulaman yang diatur dengan benang yang tidak terputus-putus disebut ...
a. Sulaman Inggris c. Sulaman Hongkong
b. Sulaman melekatkan benang e. Sulaman Hardenger
c. Sulaman Aplikasi
17. Sulaman fantasi sering menggunakan ragam hias naturalis seperti bentuk
...
a. bunga-bunga d. Semua jawaban benar
b. binatang e. Semua jawaban salah
PEMBUATAN HIASAN |
c. buah-buahan
18. Tusuk yang digunakan untuk terawang inggris yaitu tusuk balut yang fungsinya
yaitu ...
a. Agar tidak berbulu d. Agar tidak mudah sobek
b. Agar mudah dilubangi e. Agar lebih indah
c. Agar terlihat rapi
38
19. Tusuk yang digunakan untuk terawang hardanger ini ada dua macam yaitu
...
a. Tusuk balut dan tusuk pipih
b. Tusuk pipih dan tusuk jelujur
c. Tusuk flanel dan tusuk silang
d. Tusuk tikam jejak dan tusuk jelujur
e. Tusuk balut dan tusuk tikam jejak
20.Variasi tusuk mempunyai nama tersendiri. Nama lain untuk variasi
tusuk pipih disebut...
a. Tusuk chevron
b. Tusuk pipih ganda
c. Tusuk tulang ikan
d. Tusuk pipih terbuka
e. Long and short stich