Anda di halaman 1dari 42

MODUL

PEMBUATAN HIASAN BUSANA ( C3.2)


KELAS XI TATA BUSANA

PEMBUATAN
HIASAN
Jilid 1
PEMBUATAN HIASAN
BAB I PENDAHULUAN

Mempelajari Pembuatan Hiasan adalah langkah yang


harus dikuasai bagi peserta didik yang akan mempelajari
DESKRIPSI
pembuatan hiasan yang akan diterapkan langsung pada
busana, baik busana casual sampai busana pesta. Modul
tentang Pembuatan hiasan akan membahas tentang 7
kompetensi dasar yang mencakup hal-hal yang berkaitan
dengan tusuk dasar hiasan, sulaman bordir, sulaman
fantasi dan sulaman aplikasi.
Oleh sebab itu sebelum membuat hiasan terlebih
dahulu mempelajari dan mendalami pengetahuan dan
konsep dasar dalam pembuatan hiasan tersebut.
Dengan mempelajari materi tentang Pembuatan
hiasan, mudah-mudahan siswa akan menguasai kompetensi
ini dengan baik dan benar, sehingga akan memudahkan
siswa dalam menerapkan hiasan pada bahan sebenarnya,
yang pada akhirnya akan memudahkan siswa dalam
mengembangkan variasi hiasan yang kreatif.

1
Untuk mempelajari dan menguasai modul ini
PRASYARAT terlebih dahulu siswa harus mempunyai

pengetahuan tentang konsep dasar menghias,


s gga dapat mudah dalam membuat tusuk dasar

e hiasan dan sulaman. Kemampuan awal ini sangat

h bermanfaat dalam menunjang penguasaan materi

i modul ini secara cepat dan tepat sehingga sesuai

n sasaran yang diharapkan.

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Penjelasan Bagi Siswa

Pelajari daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat

dan teliti. Karena dalam skema modul akan nampak kedudukan

modul yang sedang anda pelajari dengan modul-modul yang lain.

Kerjakan soal-soal dalam cek kemampuan untuk mengukur sampai

sejauh mana pengetahuan yang telah anda miliki.

Apabila dari soal dalam cek kemampuan telah anda kerjakan dan

70% terjawab dengan benar, maka anda dapat langsung menuju

Evaluasi untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Tetapi apabila

PEMBUATAN HIASAN |
hasil jawaban anda tidak mencapai 70% benar, maka anda harus

mengikuti kegiatan pemelajaran dalam modul ini.

Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan

benar untuk mempermudah dalam memahami suatu proses

pekerjaan.

2
Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam

penguasaan suatu pekerjaan dengan membaca secara teliti.

Kemudian kerjakan soal-soal evaluasi sebagai sarana latihan.

Untuk menjawab tes formatif usahakan memberi jawaban yang

singkat, jelas dan kerjakan sesuai dengan kemampuan anda

setelah mempelajari modul ini.

Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik

dan bilamana perlu konsultasikan hasil tersebut pada guru/

instruktur.

Catatlah kesulitan yang didapatkan dalam modul ini untuk

ditanyakan pada guru pada saat kegiatan tatap muka.

TUJUAN AKHIR

Tujuan dari modul ini diharapkan siswa dapat mengikuti dan

mempelajari seluruh kegiatan belajar agar dapat mencapai kompetensi

yang diharapkan sebagai berikut :

Siswa dapat memahami konsep dasar menghias busana dengan

benar dan tepat

Siswa dapat mendeskripsikan pengertian tusuk dasar hiasan

dengan benar dan tepat


PEMBUATAN HIASAN |

Siswa dapat menjelaskan pengertian sulaman dengan benar dan

tepat

Siswa dapat menyebutkan macam-macam tusuk dasar hiasan

dengan benar dan tepat

Siswa dapat menyebutkan macam-macam sulaman dengan benar

dan tepat

3
Siswa dapat memahami teknik pembuatan tusuk dasar hiasan

dengan benar dan tepat

Siswa dapat memahami teknik pembuatan sulaman dengan benar

dan tepat

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


KI 1: Menghayati dan 1.1 Menghayati nilai-nilai ajaran agama
mengamalkan ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan
yang dianutnya bermasyarakat sebagai amanat
untuk
kemaslahatan umat manusia
KI 2: Menghayati dan 2.1 Mengamalkan sikap cermat,
mengamalkan perilaku jujur, jujur, teliti dan tanggung jawab
disiplin, tanggu ng jawab, dalam aktivitas sehari-hari
peduli (gotong royong, sebagai wujud implementasi
kerjasama, toleran, damai) sikap dalam melakukan pekerjaan
responsif dan proaktif dan 2.2Menghayati pentingnya kerjasama
menunjukkan sikap seba- dan toleransi dalam hidup
gai bagian dari solusi atas bermasyarakat
berbagai permasalahan 2.3Mengamalkan nilai dan budaya
bangsa dalam berinteraksi demok- rasi dengan mengutamakan
secara efektif dengan prinsip musyawarah dan mufakat
lingkungan sosial dan alam 2.4Menghargai kerja individu dan
serta dalam menempatkan kelompok dalam pembelajaran
diri sebagai cerminan sehari- hari
bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, 3.1 Menerapkan tusuk dasar tusuk
meng- analisis dan dasar hiasan dalam suatu produk
3.2 Menganalisis rancangan (lab sheet)
mengevaluasi pengetahuan
sulaman bordir dalam suatu produk
factual, konsep- tual, dan 3.3Menerapkan sulaman bordir dalam
procedural dan mata suatu produk
kognitif dalam ilmu 3.4Menganalisis rancangan (lab
pengetahu- an, teknologi, sheet) sulaman fantasi dalam
seni, budaya, dan humaniora suatu produk
dalam wawasan 3.5Menerapkan sulaman fantasi dalam
suatu produk
kemanusiaan, kebangsaan,
3.6Menganalisis rancangan (lab sheet)
sulaman aplikasi dalam suatu produk
3.7Menerapkan sulaman aplikasi dalam
suatu produk

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


kenegaraan, dan
peradaban terkait
penyebab phenomena
dan kejadian dalam
bidang kerja yang
spesifik untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menyaji, 4.1 Membuat tusuk dasar hiasan dalam
menalar dan mencipta suatu produk
4.2 Membuat rancangan (lab sheet)
dalam ranah konkret dan
sulaman bordir dalam suatu produk
ranah abstrak terkait
4.3 Membuat sulaman bordir

PEMBUATAN HIASAN |
dengan pengembangan dalam suatu produk
dari yang dipelajarinya di 4.4 Membuat rancangan (lab sheet)
sekolah secara mandiri, sulaman fantasi dalam suatu produk
4.5 Membuat sulaman fantasi dalam
bertindak secara efektif
suatu produk
dan kreatif dan mampu 4.6 Membuat rancangan (lab sheet)
melaksana- kan tugas sulaman aplikasi dalam suatu produk
spesifik di bawah 4.7 Membuat sulaman aplikasi dalam
suatu produk
pengawasan langsung.

4
BAB II
Menerapkan Dan Membuat Tusuk Dasar Hiasan Pada Suatu Produk

Kegiatan Belajar 1
Tusuk Dasar Hiasan
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari Modul tentang
Pembuatan Hiasan adalah agar siswa menguasai tentang cara pembuatan
tusuk dasar, tusuk variasi dan sulaman yang akan diterapkan pada busana.
2. Tujuan Khusus
Secara lebih spesifik tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari bahan
ajar ini adalah agar siswa dapat:
a) Memahami konsep dasar menghias busana
b) Membuat tusuk dasar, tusuk variasi dan sulaman

Mengamati
b. Uraian Materi

Konsep Dasar Menghias


Busana

Menghias dalam Bahasa Inggris berasal dari kata “ to decorate”

yang berarti menghias atau memperindah. Dalam busana menghias


PEMBUATAN HIASAN |

berarti menghias atau memperindah segala sesuatu yang dipakai oleh

manusia baik untuk dirinya sendiri maupun untuk keperluan rumah

tangga. Benda yang dipakai untuk diri sendiri antara lain blus, rok,

celana, tas, topi dan lain-lain, sedangkan untuk keperluan rumah tangga

diantaranya yaitu taplak meja, bed cover, bantal kursi, gorden dan lain-

7
lain. Ditinjau dari tekniknya, menghias kain dibedakan atas 2 macam

yaitu 1) menghias permukaan bahan yang sudah ada dengan bermacam-

macam tusuk hias baik yang menggunakan tangan maupun dengan

menggunakan mesin dan 2) dengan cara membuat bahan baru yang

berfungsi untuk hiasan benda. Menghias permukaan kain atau bahan

yaitu berupa aneka teknik hias seperti sulaman, lekapan, mengubah

corak, smock, kruisteek, terawang dan metelase. Sedangkan membuat

bahan baru yaitu berupa membuat kaitan, rajutan, frivolite, macrame

dan sambungan perca. Yang akan dibahas pada bab ini hanyalah

menghias busana dengan cara menghias permukaan bahan atau busana

dengan beberapa teknik hias. Sebelum kita membuat hiasan pada suatu

benda atau busana baik dengan cara menghias kain maupun dengan

membuat bahan baru, terlebih dahulu kita perlu membuat suatu

rencana tentang hiasan yang akan dibuat yang disebut dengan desain

hiasan busana.

Desain Hiasan Busana

Desain hiasan merupakan desain yang dibuat untuk meningkatkan

mutu dari desain struktur suatu benda. Desain hiasan ini terbentuk

dari susunan berbagai unsur seperti garis, arah, bentuk, ukuran,


PEMBUATAN HIASAN |

tekstur, value dan warna. Bentuk dan warna merupakan unsur yang

sangat mempengaruhi tampilan sebuah desain hiasan. Agar indah dan

menarik dilihat dalam mendesain hiasan ini juga harus memperhatikan

prinsip-prinsip desain sebagaimana sudah dijelaskan pada bab VII

desain busana. Prinsip-prinsip desain ini pada dasarnya sama, hanya

saja penerapannya berbeda. Keselarasan, keseimbangan dan kesatuan

8
desain hiasan dengan benda yang akan dihias merupakan hal utama yang

perlu dipertimbangkan dalam merancang desain hiasan suatu benda.

Keselarasan merupakan kesesuaian antara bagian yang satu

dengan bagian yang lainnya baik antara benda yang dihias dengan

hiasannya maupun antara hiasan yang digunakan itu sendiri. Agar hiasan

yang digunakan sesuai dan dapat memperindah bidang yang dihias maka

perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:

a. Hiasan yang digunakan hendaklah tidak berlebihan. Hiasan yang

terlalu berlebihan membuat pakaian terlihat norak atau terlalu

ramai. Oleh sebab itu penggunaan hiasan hendaklah dibatasi

sehingga fungsinya untuk meningkatkan mutu produk tersebut dapat

tercapai.

b. Hiasan yang digunakan disesuaikan dengan desain struktur benda

yang dihias. Contohnya pada bidang benda yang berbentuk segi

empat dapat digunakan motif yang mengikuti bidang segi empat

tersebut, atau hanya membuat hiasan berbentuk siku pada setiap

sudutnya. Janganlah menggunakan hiasan yang merubah desain

struktur seperti bidang segi empat dibuat hiasan berbentuk

lingkaran pada bagian tengah bidang benda. Ini artinya sudah

merubah bentuk struktur benda tersebut.

c. Penempatan desain hiasan disesuaikan dengan luasnya background


PEMBUATAN HIASAN |

dari benda yang dihias. Bidang yang kecil sebaiknya juga

menggunakan hiasan yang kecil dan sebaliknya bidang yang luas

dapat menggunakan hiasan yang sedikit lebih besar.

9
Keseimbangan dari hiasan juga perlu diperhatikan. Keseimbangan

ini secara garis besar dapat dikelompokkan atas 2 yaitu keseimbangan

simetris dan keseimbangan asimetris.

a. Kesimbangan Simetris

Keseimbangan simetris merupakan keseimbangan yang

tercipta dimana bagian yang satu sama dengan bagian yang lain.

Contohnya bagian kiri sama besar dengan bagian kanan atau

bagian atas sama dengan bagian bawah.

Gambar 2.1 Keseimbangan simetris pada desain hiasan

b. Keseimbangan Asimetri

Keseimbangan asimetri (keseimbangan informal)

merupakan keseimbangan yang dibuat dimana bagian yang satu


PEMBUATAN HIASAN |

tidak sama dengan bagian yang lain tetapi tetap menimbulkan

kesan seimbang.
10
Gambar 2.2 Keseimbangan Asimetri Pada Hiasan

Untuk menciptakan irama pada desain hiasan dapat dilakukan

dengan cara pengulangan bentuk secara teratur, radiasi atau pancaran

dan perubahan atau peralihan ukuran. Pengulangan bentuk secara

teratur dibuat dengan mengulang bentuk yang sama yang disusun

berjejer mengikuti garis lurus atau garis lengkung. Dengan teknik

radiasi atau pancaran dilakukan dengan menyusun ragam hias pada

bidang lingkaran dari tengah menyebar ke seluruh sisi atau dari sisi ke

tengah bidang. Kesatuan pada desain merupakan terdapatnya kesatuan


PEMBUATAN HIASAN |

pada keseluruhan komponen desain baik bentuk desain, warna desain,

ukuran desain, dan lain-lain sehingga tercipta sebuah desain hiasan

yang baik atau sesuai dengan bidang yang akan kita hias.
Memindahkan Desain Hiasan
Pada Kain atau Busana

Desain hiasan yang sudah dirancang untuk busana atau untuk

keperluan lenan rumah tangga dipindahkan terlebih dahulu pada bahan

yang akan dihias. Cara memindahkan desain hiasan ini tergantung pada

kain yang digunakan. Untuk kain yang tebal atau tidak transparan dapat

menggunakan karbon jahit. Karbon jahit diletakkan di atas kain atau

antara bagian baik kain dengan kertas desain motif, kemudian motif

ditekan menggunakan pensil sehingga motif pindah ke atas kain. Dalam

menjiplak motif pada kain ini sebaiknya kertas motif dipentulkan

terlebih dahulu ke kain sehingga kertas motif tidak bergeser. Tekanan

pensil pada saat menjiplak motif juga perlu diperhatikan. Tekanan

pensil ini sebaiknya jangan terlalu keras sehingga berkas karbon di atas

kain tidak mengotori permukaan kain.

Sedangkan untuk kain yang tipis atau transparan dapat langsung

dijiplak menggunakan pensil, yang mana kertas motif diletakkan di

bawah bahan. Bekas motif yang terlihat pada bagian baik bahan bisa

langsung dijiplak menggunakan pensil.

Selain cara yang dikemukakan di atas ada juga yang menjiplak


PEMBUATAN HIASAN |

motif dengan cara mengkasarkan motif yang ada di kertas kemudian di

tekan ke atas bahan sehingga bekas pensil yang kasar ini pindah ke

bahan. Namun cara ini kurang efektif karena adakalanya ada bagian

motif yang tidak terlalu kasar sehingga motif tersebut tidak pindah ke

kain. Hal yang perlu diingat dalam menjiplak motif ini yaitu motif
hendaknya ditempatkan secara tepat pada bagian busana yang akan

dhias. Jika kita salah dalam memindahkan motif pada bahan maka

sudah barang tentu hiasan yang dibuat tidak sesuai dengan desain

busana yang direncanakan.

Tusuk Dasar Hiasan


Pada Produk

1. Tusuk Hias

a. Tusuk Hias Dasar

Tusuk hias dasar ada tiga belas macam yaitu :

1) Tusuk jelujur yaitu tusuk yang mempunyai arah horizontal

ukuran dan jarak turun naik tusuk diatur sama panjang

2) Tusuk veston yaitu tusuk yang mempunyai dua arah yaitu arah

vertikal dan arah horizontal, kaki tusuk arah vertikal dan arah

horizontal mempunyai pilinan


PEMBUATAN HIASAN |

3) Tusuk flanel yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan pada

bagian atas dan bagian bawah tusuk bersilang

13
4) Tusuk batang yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan

setengah dari ukuran tusuk masing-masing saling bersentuhan

5) Tusuk pipih yaitu tusuk yang dibuat turun naik sama panjang dan

menutup seluruh permukaan ragam hias.

6) Tusuk rantai yaitu tusuk mempunyai arah horizontal atau

vertikal dimana masing-masing tusuk saling tindih menindih

sehingga membentuk rantai- rantai yang sambung menyambung.

7) Tusuk silang yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan pada
PEMBUATAN HIASAN |

garis tengahnya ada persilangan antara tusuk bagian atas dan

tusuk bagian bawah.

14
8) Tusuk biku yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal ke kiri dan

ke kanan

9) Tusuk palestrina yaitu tusuk mempunyai arah horizontal dan

setiap tusukan mempunyai tonjolan atau buhulan

10)Tusuk kepala peniti yaitu tusuk yang mempunyai pilihan-pilihan

pada permukaan kain dan menutup semua permukaan ragam hias.

11) Tusuk tikam jejak yaitu tusuk yang mempunyai arah horizontal

dan setengah dari ukuran tusuk saling bersentuhan sehingga

pada permukaan kelihatan seperti setikan mesin


PEMBUATAN HIASAN |

12)Tusuk balut yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal yang

dilakukan di atas benang lain atau pada pinggir ragam hias yang

dilobangi.

15
13)Tusuk Holben yaitu tusuk yang mempunyai arah

horizontal dan vertikal dan jarak turun naik tusuk diatur

sama panjang sehingga berbentuk jajaran.

b. Tusuk Hias Variasi

Tusuk hias variasi yaitu tusuk yang merupakan

variasi dari tusuk-tusuk dasar, variasi tusuk-tusuk dasar

tersebut dapat dilakukan dengan merubah arah, ukuran,

jarak tusuk atau mengkombinasikan satu tusuk dengan

tusuk yang lain sehingga dari satu tusuk dasar dapat

menghasilkan bermacam-macam tusuk variasi yang

mempunyai nama tersendiri misalnya variasi dari tusuk


PEMBUATAN HIASAN |

silang disebut tusuk silang ganda, variasi dari tusuk

rantai tusuk rantai terbuka atau tusuk tulang ikan,

variasi tusuk pipih disebut long and short stich, variasi

tusuk flanel disebut tusuk chevron dan lainnya. Berikut

beberapa contoh tusuk hias variasi:


 

1. Tusuk Jelujur

Berikut variasi dari tusuk jelujur (running stitch):

1. Tusuk Jelujur Biasa, Tusuk hias ini paling sederhana, akan tetapi sangat bernilai
dan berguna untuk jahitan sementara. Arahnya dari kanan ke kiri. 
2. Tusuk Jelujur dengan Sisipan. Tusuk jelujur dibuat dengan jarak yang pendek
di antaranya lalu sisipkan benang warna lain ke bawah tusuk jelujur itu, sekali
atau dua kali.
3. Tusuk Jelujur yang Dililit. Dalam hal ini kita dapat membuat variasi dengan cara
menggunakan dua macam benang yang berlainan tebal atau warnanya.
4. Tusuk Jelujur Berganda atau Tusuk Holbein. Tusuk Holbein ini harus
dikerjakan pada kain bagi yang mudah dihitung benang pakannya maupun
lungsinnya. Setiap baris tusuk Holbein  harus dikerjakan dua kali/bolak balik.
5. Tusuk Hias Holbein yang Dililit. Mula-mula membuat satu baris tusuk hias
Holbein yang berbiku-biku, kemudian tusuk hias tersebut dililitkan dengan benang
lain.
6. Tusuk Hias Lalat (Tusuk Kantil). Tusuk hias ini bila dilihat satu persatu seolah-
olah menyerupai seekor lalat terbang atau seperti ujung panah yang runcing.
Pengerjannya harus selalu dengan arah membentuk sudut ke bawah. Walaupun
penyusunannya berbaris horizontal ataupun vertikal, keseluruhannya merupakan
tusuk tikam jejak biku-biku. Akan tetapi pengerjaannya menurut teknik Holbein,
yakni dikerjakan dalam dua tahap tusuk jelujur yang secara bolak balik saling
mengait. Tusuk hias lalat ini dapat dikombinasikan dengan tusuk hias lainnya, juga
dapat dikerjakan sebagai pola berserak atau pengisi bidang.

2. Tusuk Hias Rantai

Variasi tusuk hias rantai (chain stitch) antara lain:

1. Tusuk Rantai. Tusuk rantai ini merupakan garis yang teratur dan rata,
pengerjaannya harus agak longgar, lebih-lebih jika dikerjakan sebagai garis
lengkung.
2. Tusuk Rantai Berwarna. Dalam hal ini kita menggunakan dua warna benang yang
kedua-duanya dimasukan ke dalam satu lubang jarum, dan dipergunakan saling
berganti membuat tusuk rantai. Bila kita tidak berhati-hati dalam
mengerjakannya, benang yang sedang tidak dikerjakan dapat lepas ke bagian
belakang kain dasar.
3. Tusuk Rantai Lebar atau Persegi. Tusuk hias ini akan tampak lebih bagus jika
dihiasi lagi dengan tusuk hias lainnya.
4. Tusuk Rantai dengan Sisipan Benang. Tusuk rantai ini dapat disisipi benang
warna lain satu kali atau dua kali.
5. Tusuk Rantai Berganda. Terlihat seperti tusuk tangkai tertutup, perbedaannya
jarum yang ditusukkan ke dalam sengkelit sebanyak dua kali sedangkan pada
tusuk tangkai biasa hanya satu kali.
6. Tusuk Rantai Lepas. Tusuk hias ini dibuat sendiri-sendiri tidak sambung
menyambung. Dapat dipergunakan sebagai tusuk hias pengisi bidang ragam hias.
7. Tusuk Rantai dengan Tusuk Tikam Jejak. Mula-mula kita mengerjakan tusuk
rantai, kemudian tusuk tikam jejak yang dikerjakan di tengah tusuk rantai
tersebut. Disini kita dapat mempergunakan dua warna benang.
8. Tusuk Rantai Berkepala. Apabila tusuk hias ini dibuat rapat akan menjadi garis
yang lebar.
9. Tusuk Rantai Kabel yang Dibuhul. Tusuk hias ini nampaknya sukar, akan tetapi
sebenarnya lebih mudah pembuatannya dibandingkan dengan tusuk kabel biasa.
Untuk tusuk rantai kabel yang dibuhul memerlukan benang yang sangat kuat
pilinannya.
10. Tusuk Rantai Kabel yang Berbiku-biku. Tusuk hias ini cara membuatnya sama
dengan tusuk rantai kabel, hanya dibuat sedemikian rupa hingga menjadi berbiku-
biku, tidak lurus. Sambungan antara dua tusuk hias ini harus bersudut.
11. Tusuk Rantai Terbalik. Dalam hal ini kita harus membuat tusuk rantai yang
kecil-kecil dengan mempergunakan benang yang tebal.
12.  Tusuk Rantai Terbuka. Tusuk hias ini banyak dipakai dan dapat dipergunakan
menurut keperluaanya. Dapat dikombinsasikan dengan tusuk hias lainnya, untuk
membuat pinggiran dan sebagai pengisi bidang yang merupakan pola ragam hias
beranting.
13. Tusuk Rantai Relief. Jika kita menggunakan benang yang kuat, tusuk rantai ini
satu sama lain dihubungkan dengan buhulan yang terletak di atas bahan.
14. Tusuk Rantai Bentuk Rasel. Jika kita membuat tusuk hias beberapa kali yang
letaknya sangat berdekatan, maka terjadilah ban atau pita yang tampak
dijalin/dianyam. Apabila tusuk hias ini dibuat satu sama lain dengan jarak yang
jarang-jarang, maka jadilah bentuk daun dan bunga. Tusuk hias ini baik sekali
dikerjakan untuk garis lengkung.
15.  Tusuk Rantai Kabel. Mengerjakannya dari atas kebawah atau dari kanan ke kiri
sama halnya jika kita membuat tusuk rantai biasa.
16. Tusuk Rantai Rusia. Dengan cara mengelompokan tiap-tiap tusuk rantai ini, kita
dapat membuat pinggiran yang indah.
17. Tusuk Rantai Cara Singal. Tentukan dahulu lebar tusuk rantai yang akan kita
kerjakan ini dengan melekatkan pada batas lebarnya itu, benang berwarna yang
berlainan. Kemudian kerjakanlah tusuk rantai di atas dua tepi benang berwarna
sedemikian rupa hingga batas tusuk rantai merupakan benang pilin.
3. Tusuk Pipih
1. Tusuk Pipih. Mula-mula kita membuat tusuk pipih berdiri, arahnya dari kanan ke
kiri, kemudian satu sama lain disambungkan dengan tusuk pipih serong, dikerjakan
mulai dari kiri ke kanan.
2. Tusuk Pipih yang diikat. Pertama buat sebaris tusuk pipih dengan jarak sama
antara satu dengan lainnya, begitu pula tingginya. Kemudian setiap dua tusuk pipih
diikat dengan cara menyisipkan benang lain ke bawah tusuk pipih yang pertama,
benang kerja mempersatukan tusuk pipih kesatu dan kedua dengan cara
menyisipkan benang ke bawah tusuk pipih yang kedua. Benang kerja ini seterusnya
disisipkan ke bawah tusuk pipih berikutnya dan ulangi cara mengikat dua tusuk
pipih itu seperti yang pertama kali tanpa menyangkut kain dasar.
3. Tusuk Cordon. Tusuk pipih yang rapat ini digunakan untuk mengisi garis yang
sebelumnya ditandai dengan tusuk tikam jejak. Gambar A menunjukan cara
menutup garis tikam jejak dengan cara menyangkut sedikit dari kain dasarnya.
Gambar B menunjukkan cara menutup garis tusuk jelujur pada tepi bahan yang
bertiras, umpamanya pada teknik aplikasi atau teknik lekapan.
4. Tusuk Pipih Berderet. Setiap deretan tusuk pipih berikutnya dikerjakan di
antara deretan tusuk pipih, sehingga nampak saling mengisi. Tusuk pipih semacam
ini sangat baik sebagai pengisi bidang berbentuk kecil-kecil, dan kita juga dapat
mengatur warnanya secara bertingkat atau seperti pelangi dari warna tua sampai
muda.

4. Tusuk Feston

Tusuk hias ini memungkinkan banyak variasi yang sangat dikenal antara lain:

1. Tusuk Feston biasa atau tusuk selimut (blanket stitch)


2. Tusuk Feston bersilang
3. Tusuk Feston tertutup atau bentuknya segitiga
4. Tusuk Feston berkelompok yang diikat
5. Tusuk Feston kaki dua dan tusuk feston berganda
6. Tusuk Feston berkelompok dengan antara
7. Tusuk Feston naik turun
8. Tusuk Feston dengan Sisipan. Dengan berbagai macam cara kita dapat menyisipi
tusuk feston seperti dengan cara mengepang. Untuk ini kita dapat
mempergunakan benang yang bermacam-macam tebalnya.
9. Tusuk Feston dengan Buhulan. Dengan cara membuat sengkelit yang melingkari
ibu jari, dengan mudah kita dapat membuat buhulan pada ujung kaki tusuk feston.
10. Tusuk Feston yang dililit. Kalau kita melilit tusuk feston itu dari kiri ke arah
kanan, akan memberi kesan lain daripada kalau kita melilit dari kanan ke kiri.
11. Tusuk Feston sebagai Pengisi. Tusuk hias ini sebagian besar merupakan pengisi
bidang yang letaknya bebas, dikerjakan setiap baris dengan cara dibolak-balik.
Pada baris pertama setiap tusuk feston menyangkut sedikit kain dasar, pada
baris-baris berikutnya hanya pada permulaan dan pada ujungnya atau akhir saja.
 

5.  Tusuk Flanel

1. Tusuk Flanel. Merupakan dasar untuk berbagai macam sisipan dan variasi
menjalin.
2. Tusuk Flanel dengan Sisipan Berganda. Mula-mula kita membuat tusuk flanel
berganda sebagai dasar yang saling menumpang. Kemudian bagian atas disisipi
benang lain dahulu, baru sesudah itu menyisipi bagian bawahnya tanpa
menyangkut kain dasar, terkecuali pada permulaan bekerja atau pada akhir
pekerjaan.
3. Tusuk Flanel dengan Sisipan Tunggal. Mula-mula kita membuat satu baris tusuk
flanel. Kemudian kita sisipi dengan benang berwarna lain tanpa menyangkut kain
dasar. Kita harus menghindari adanya sambungan pada benang sisipan itu, jadi
benang ini harus panjang sekali dan baris tusuk flanel ini jangan terlalu besar.
4. Tusuk Flanel yang dililit. Pada gambar kita lihat tusuk flanel ini tidak seperti
biasanya yang kita kerjakan, agak berbeda yakni tusuk  silang yang kedua kali itu
tidak menumpang pada tusuk  silang yang pertama, melainkan letaknya di bawah
yang pertama.
5. Tusuk Flanel Berganda. Kita membuat dua baris tusuk flanel dengan
mempergunakan warna yang berlainan, hingga kedua baris tusuk flanel itu saling
menumpang.
6. Tusuk Flanel Tertutup. Tusuk hias ini cepat dibuatnya dan merupakan dua garis
tertutup. Jika dipakai untuk sulaman bayangan tusuk hias ini dikerjakan pada
bagian buruk dari kain dasar. Pada bagian yang baiknya terdapat dua baris tikam
jejak (karena itulah mendapat nama tusuk hias bayangan).
7. Tusuk Flanel  dilekat dengan Tusuk Koral. Setelah membuat satu baris tusuk
flanel biasa, kita bekerja dengan benang lain melekat pada setiap persilangan
tusuk flanel dengan tusuk rantai yang diputar (inilah yang disebut tusuk koral).
8. Tusuk Flanel  dilekat dengan Tusuk Jelujur. Dalam hal ini tusuk jelujur
melintang dipergunakan untuk mengikat.
 
6. Tusuk Tangkai

1. Tusuk Tangkai. Pada tusuk tangkai biasanya benang kerja itu letaknya di bawah
jarum (lihat gambar). Dapat juga benang kerja itu selalu ada di atas jarum dan
tusuk hiasnya disebut juga tusuk pinggiran (sebagai batas). Dalam hal ini kedua
jarum tersebut ditusukan dan dikeluarkan tepat pada ujung tusuk hias yang
sebelumnya. Pada bagian buruk kita harus memperoleh suatu baris tusuk tikam
jejak yang rapi.
2. Tusuk Tangkai yang dililit. Dibandingkan dengan tusuk pipih yang dililit, lilitan
pada tusuk tangkai itu lebih serong, jika memakai benang tebal lilitannya dapat
menutupi tusuk tangkai seluruhnya.
3. Tusuk Tangkai Bertumpuk. Dalam hal ini cara membuat tusuk tangkai itu lebih
serong daripada tusuk tangkai biasa dengan sedemikian rupa sehingga menutupi
tusuk tangkai yang semula.
4. Tusuk Tangkai Melompat. Benang kerja secara bergilir letaknya di atas dan di
bawah.

 
7. Tusuk Tikam Jejak

1. Tusuk Tikam Jejak. Tusuk ini harus dikerjakan secara teratur dan jaraknya
kecil-kecil. Tusuk tikam jejak diperguakan untuk mengisi garis-garis tipis dan
merupakan dasar untuk berbagai macam tusuk hias lainnya seperti tusuk hias
manik-manik, tusuk pekinese atau tusuk tikam jejak yang dikepang dan tusuk
tikam jejak berganda yang disisipi tusuk flanel.
2. Tusuk Tikam Jejak Serong. Tusuk tikam jejak yang terlihat pada bagian atas
nampaknya serong dan berpasangan. Letaknya tegak lurus dan pada bagian
belakang/buruk terjadi dua tusuk jahit mendatar (lihat tusuk kantil atau runcing
panah).
3. Tusuk Tikam Jejak dengan Variasi Sisipan. Gambar tusuk tikam jejak dengan
variasi sisipan
o Tusuk tikam jejak dengan satu kali sisipan benang (A)
o Tusuk tikam jejak dengan dua kali sisipan benang menunjukan garis yang
berat (B)
o Tusuk tikam jejak yang dililit memberikan suatu relief atau lebih nampak
di atas kain (C)
4. Tusuk Tikam Jejak dengan Sisipan Bersilang. Bilamana kita menghendaki hasil
pekerjaan itu pada kedua belah kain sama, kita dapat menganti tusuk tikam jejak
dengan tusuk hias holbein, tusuk hias ini pada kedua belah kain bagian atas dan
bawah disisipi benang. Saran yang baik janganlah membuat ban  yang terlalu lebar
nanti benang sisipannya terlalu panjang karena tidak bisa disambung.

8. Tusuk Ranting
1. Tusuk Ranting. Tusuk ranting mempunyai efek satu arah yang seolah-olah
tumbuh. Tusuk hias ini harus dikerjakan dengan teliti. Ada berbagai macam
variasi dari tusuk ranting ini. Di Belanda tusuk hias ini sangat dikenal.
2. Tusuk Ranting Berganda Serong
3. Tusuk Ranting Serong Sepihak. Tusuk hias ini dapat juga disebut tusuk feston
serong.
4. Tusuk Ranting Tulang Daun. Bagian dalam sengkelit berbentuk “V” dibuat
pendek dan tegak lurus, yang keluar panjang dan serong.
5. Tusuk Ranting Lurus. Bagian dalam sengkelit berbentuk “V” serong, bagian luar
tegak lurus dan lebih panjang atau lebih pendek.
6. Tusuk Ranting Tertutup. Ini adalah tusuk ranting lurus yang bagian luar
sengkelit bentuk “V” lurus dan dibuat panjang sehingga praktis menyentuh tusuk-
tusuk yang sebelumnya dan oleh sebab itu membentuk barisan yang tertutup.
7. Tusuk Ranting Rantai. Tusuk hias ini biasanya dibuat sedemikian rupa agar tusuk
rantai pada bagian luar sama panjang seperti tusuk serong di bagian tengah.
Dapat juga dibuat biku-biku, pada bagian tengah harus teratur dan timbul dengan
baik.

9. Tusuk Biku-biku Berkepala

Pertama membuat dasar dengan tusuk hias bentuk “V” dengan jarak yang sama antara satu
dan lainnya, kemudian sisipkan benang yang lebih tebal dengan satu kali melingkar tusuk
“V” tanpa menusuk bahannya (hanya permukaan dan pada ujungnya saja). Dengan cara
demikian terjadilah garis tusuk hias  yang tebal di atas bahan.

10. Tusuk Silang (kruisteek)

Tusuk Silang (kruisteek)

Tusuk hias ini dikerjakan silang menyilang menurut dua arah yang serong. Hendaknya
dikerjakan pada kain bagi, yaitu kain yang benang tenunannya mudah dihitung, benang
lungsin maupun benang pakan seperti bahan strimin, matting, lenan kasar dengan silang
polos.

Karena tusuk silang ini bentuk dasarnya segi empat maka dalam mengerjakannya baik
melebar maupun memanjang harus sama-sama simetris. Syarat utama pekerjaan tusuk silang
ini adalah tusuk silang penutup atau tusuk silang yang tusukan keduanya di atas yang
pertama, harus sama arahnya agar hasil seluruh pekerjaan itu tampak rapi. Tusuk silang dapat
dikombinasikan dengan teknik lainnya yang khusus dikerjakan pada kain bagi seperti tusuk
holbein, tusuk perzis ayour dan tapisseri.
Tusuk Silang A-simetris atau Tusuk Silang Slavia

Seringkali dipergunakan dalam sulaman asisi sebagai pengisi bidang yang merupakan latar
belakang ragam hias.

10. Melekatkan Benang

Sehelai benang tebal ataupun seikat benang tipis dilekatkan pada kain dasar dengan tusuk
hias kecil-kecil. Untuk ini kita dapat memakai benang yang lebih tipis. Sehelai atau dua helai
dengan warna yang sama atau kontras dengan benang tebal tersebut diatas. Untuk melekatkan
benang tebal tadi kita mempergunakan tusuk hias yang tidak terlalu mencolok, umpamanya
tusuk pipih kecil-kecil atau tusuk hias lainnya yang merupakan bentuk “V” tusuk rantai
terbuka, yang mempunyai fungsi menghiasi benang tebal.
16
2. Alat & Bahan

Alat yang digunakan untuk menghias yaitu :


a. Jarum
Dalam menyulam alat ini adalah tool utama sangat diwajibkan untuk
melakukan penyulaman dan mempunyai banyak jenis. Jarum yang baik
digunakan dalam penyulaman adalah jarum Crewel/Sharp  yang memiliki
ujung halus dan tajam serta berlubang kecil sampai lebar untuk
mempercantik sulaman. Ketika ingin menjahit ikutilah titik garis pada
sebuah pembidangan sebagai langkah tepat agar hasil gambaran tidak
terlalu keluar arah gambar.

b. Pemidangan
Kegunaan alat ini digunakan untuk merenggangkan agar kain menjadi
rata. Dan menghasilkan sulaman yang bagus serta tidak berkerut dan
tampak rapi ketika digunakan dan pilihlah pemidangan yang sesuai dengan
desain anda dan tempatkan pembidangan diantara kain yang ingin anda
beri motif hias agar menghasilkan gambar yang indah.

c. Karbon Jahit

Karbon jahit dikenal sebagai salah satu perlengkapan penting yang


dibutuhkan untuk menjiplak motif desain pada kain.

d. Gunting

Gunting adalah alat yang digunakan untuk memotong bahan kain maupun
benang.

e. Kapur jahit

Kapur jahit merupakan salah satu alat yang biasa digunakan untuk memberi
tanda pada bahan tekstil sebelum dilakukan proses pemotongan.

f. Bantal jarum dan jarum pentul

Jarum pentul digunakan untuk menyematkan pola motif dengan kain


sewaktu proses penjiplakan.

g. Meteran

Meteran atau pita ukur diigunakan untuk mengukur bahan yang akan
digunakan
h. Tudung Jari

Tudung jari digunkan sebagai pelindung jari tangan supaya tidak tertusuk
jarum saat menyulam

3. Bahan Yang Digunakan

 Benang Sulam

Menyulam adalah istilah menjahit yang berarti menjahitkan benang secara

dekoratif. Benang sulam tidak dapat dipisahkan dalam penyulaman, dan mempunyai fungsi

dalam pembuatan tangkai bunga dan dapat merapatkan kain hingga terlihat rapih. Benang

sulam mempunyai warna yang bermacam-macam seperti warna merah, kuning, hijau dan

lain-lain sesuai dengan kesukaan anda. Gunakan benang secukupnya jangan terlalu tebal

agar gambar mudah dibentuk.

 Kain

Kain yang biasa digunakan untuk menyulam terdiri dari dua jenis yaitu :

a. Kain bagi polos yaitu kain yang tenunan benangnya mudah dihitung. Kain bagi

polos alur benangnya tampak jelas dan mudah dibagi. Misalnya seperti mahan
strimming dan matting.

b. Kain bagi bercorak yaitu kain yang tenunnanya rapat dengan corak bergaris,

berbintik-bintik atau berkotak-kotak. Misalnya belacu, popelin, bahan lemas

berkilau ( satin).

Tugas

Kerjakan tugas-tugas berikut ini dengan sungguh-sungguh

1. Carilah beberapa gambar desain baju pesta maupun casual untuk


anak-anak usia 5-8 tahun yang menerapkan tusuk dasar, variasi
tusuk dasar. Lakukan analisa terhadap gambar tersebut. Caranya
adalah dengan menempelkan satu per satu gambar pada kertas HVS
kemudian tulislah analisa desain sesuai yang kamu ketahui.
2. Wujudkan salah satu desain yang kalian pilih dalam bentuk dan
ukuran sebenarnya. Buat pula hiasan (penerapan tusuk dasar dan
sulaman) pada busana tersebut.

Tes Formatif
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi
tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e!

1. Yang dimaksud tusuk dasar hiasan adalah …


a. Tusuk yang menggunakan alat berupa jarum tangan tetapi dapat
juga menggunakan mesin jahit
b. Tusuk yang menggunakan pemidangan dan mesin bordir
dalam pembuatannya
c. Tusuk yang menggunakan mesin jahit untuk mempercepat proses
pembuatan busana
d. Tusuk yang menggunakan alat berupa jarum tangan yang
digunakan untuk memperindah busana
e. Tusuk yang menggunakan alat berupa jarum mesin dan jarum
tangan dalam proses menghias busana
2. Berikut ini adalah fungsi tusuk dasar hiasan, kecuali …
a. Menambah nilai jual pada busana
b. Untuk penyelesaian pada pinggiran rok
c. Sebagai penghias busana
d. Untuk memperindah tampilan busana
e. Untuk menjahit semua bagian busana
3. Yang termasuk tusuk dasar hiasan adalah tusuk …
a. Silang d. Pengganti
b. Tusuk Rantai bersilang e. Kait
c. Lingkaran
4. Tusuk yang jika dilihat dari atas seperti jahitan mesin namun jika
dilihat dari bawah jahitan terlihat rangkap adalah tusuk …
a. Jelujur d. Feston
PEMBUATAN HIASAN |

b. Tikam Jejak e. Rantai


c. Flanel
5. Tusuk piquar adalah …
a. Tusuk yang berbentuk biku-biku dan memiliki arah diagonal ke
kiri dan ke kanan
b. Tusuk yang berbentuk garis putus-putus
c. Tusuk yang membentuk garis silang
a. Tusuk yang memiliki dua bentuk bersilangan satu di bagian atas
dan satunya di bagian bawah
b. Tusuk yang cara menjahitnya dengan langkah mundur dan
mengaitkan setengah dari ukuran tusuk yang masing-masing
saling berhimpitan
6. Tusuk feston cocok digunakan untuk ...
a. Kelim pinggiran lengan
b. Membuat kerutan
c. Menjahit lubang kancing busana
d. Merapikan kampuh
e. Menandai garis pola
7. Untuk memilih jenis tusuk dasar hiasan yang digunakan harus memper-
timbangkan …
a. Harga jarum
b. Warna kain
c. Fungsi tusuk dasar hiasan
d. Posisi kampuh
e. Cara pemakaian alat dan bahan
8. Tusukan yang digunakan sebagai tanda dan dibuat dengan dengan
menggunakan benang rangkap yang nantinya digunting diantara tusukan
tersebut sehingga meninggalkan jarak benang yang biasa dijadikan
tanda dalam menjahit busana adalah cara untuk membuat tusuk …
a. Jelujur biasa
b. Jelujur tak tentu
c. Jelujur sesuai desain
d. Jelujur renggang
e. Jelujur rapat
9. Tusuk feston cocok digunakan untuk ...
a. Kelim pinggiran lengan
b. Membuat kerutan
c. Menjahit lubang kancing busana
d. Merapikan kampuh
e. Menandai garis pola
10. Untuk memilih jenis tusuk dasar hiasan yang digunakan harus memper-
timbangkan …
a. Harga jarum
b. Warna kain
c. Fungsi tusuk dasar hiasan
d. Posisi kampuh
e. Cara pemakaian alat dan bahan
11. Tusukan yang digunakan sebagai tanda dan dibuat dengan dengan
menggunakan benang rangkap yang nantinya digunting diantara tusukan
tersebut sehingga meninggalkan jarak benang yang biasa dijadikan
tanda dalam menjahit busana adalah cara untuk membuat tusuk …
a. Jelujur biasa
b. Jelujur tak tentu
c. Jelujur sesuai desain
d. Jelujur renggang
e. Jelujur rapat
12. Gambar disamping adalah cara pembuatan tusuk …
a. Jelujur
|
b. Tikam Jejak N
A
S
c. Feston A
I
H
d. Piquar N
A
T
e. Rantai A

PEMB
37
13. Sulaman yang salah satunya menggunakan teknik lekapan disebut dengan …
a. Sulaman Inggris c. Sulaman Hongkong
b. Sulaman Lekapan e. Sulaman Hardenger
c. Sulaman Aplikasi
14. Tusuk yang digunakan untuk terawang hardanger ini ada dua macam yaitu
...
a. Tusuk balut dan tusuk pipih
b. Tusuk pipih dan tusuk jelujur
c. Tusuk flanel dan tusuk silang
d. Tusuk tikam jejak dan tusuk jelujur
e. Tusuk balut dan tusuk tikam jejak
15. Variasi tusuk mempunyai nama tersendiri. Nama lain untuk variasi
tusuk pipih disebut...
a. Tusuk chevron
b. Tusuk pipih ganda
c. Tusuk tulang ikan
d. Tusuk pipih terbuka
e. Long and short stich
16. Sulaman yang diatur dengan benang yang tidak terputus-putus disebut ...
a. Sulaman Inggris c. Sulaman Hongkong
b. Sulaman melekatkan benang e. Sulaman Hardenger
c. Sulaman Aplikasi
17. Sulaman fantasi sering menggunakan ragam hias naturalis seperti bentuk
...
a. bunga-bunga d. Semua jawaban benar
b. binatang e. Semua jawaban salah
PEMBUATAN HIASAN |

c. buah-buahan
18. Tusuk yang digunakan untuk terawang inggris yaitu tusuk balut yang fungsinya
yaitu ...
a. Agar tidak berbulu d. Agar tidak mudah sobek
b. Agar mudah dilubangi e. Agar lebih indah
c. Agar terlihat rapi

38
19. Tusuk yang digunakan untuk terawang hardanger ini ada dua macam yaitu
...
a. Tusuk balut dan tusuk pipih
b. Tusuk pipih dan tusuk jelujur
c. Tusuk flanel dan tusuk silang
d. Tusuk tikam jejak dan tusuk jelujur
e. Tusuk balut dan tusuk tikam jejak
20.Variasi tusuk mempunyai nama tersendiri. Nama lain untuk variasi
tusuk pipih disebut...
a. Tusuk chevron
b. Tusuk pipih ganda
c. Tusuk tulang ikan
d. Tusuk pipih terbuka
e. Long and short stich

Anda mungkin juga menyukai