A. KOMPETENSI INTI
KI. 3 Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasitentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
Tata Busana pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi
diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional,
dan internasional.
KI. 4 Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Tata Busana.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
2. Setelah membaca handout, peserta didik dapat mendeskripsikan cara membuat pola dasar
busana sistem praktis dan sistem meyneke dengan tepat dan benar secara mandiri, teliti
dan bertanggung jawab.
D MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi Reguler 1. Pembuatan pola dasar teknik konstruksi
a. Pembuatan pola lengan dasar dan rok dasar sistem meyneke.
2. Materi Remedial 1.
3. Materi Pengayaan 1.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pembuatan pola dasar teknik konstruksi
2. Pemindahan lipit pantas
3. Macam-macam Garis leher
4. Macam-macam kerah
5. Macam-macam lengan
6. Macam-macam rok
1. Pendekatan : Saintifik
2. ModelPembelajaran : Pembelajaran Langsung
3. Metode : ceramah, demonstrasi, tanya jawab, pemberian tugas
G SUMBER BELAJAR
1. Modul
2. Buku Siswa
3. Worksheet ( lembar bahan ajar ), Buku referensi pendamping siswa ( lampiran 1 )
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-langkah pembelajaran
PERTEMUAN 1
KEGIATAN PENDAHULUAN 10 menit
3. Data
collection 1) Peserta didik mencari dan mengumpulkan data dari
(Pengumpulan hasil diskusi maupun dari tayangan dan presentasi
Data). tentang pembuatan pola dasar
PERTEMUAN 2
KEGIATAN PENDAHULUAN 11 menit
6. Data
collection 4) Peserta didik mencari dan mengumpulkan data dari
(Pengumpulan hasil diskusi maupun dari tayangan dan presentasi
Data). tentang pemindahan lipit pantas.
PERTEMUAN 3
KEGIATAN PENDAHULUAN 12 menit
Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai.
Mengecek Kehadiran Peserta didik
Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan dengan memberi motivasi
kepada peserta didik.
Peserta didik mengumpulkan tugas individu yang telah diberikan pada
pertemuan sebelumnya.
Melalui tanya jawab membahas kembali tentang materi sebelumnya.
Merekam (memperhatikan dan menulis ungkapan yang dikemukakan peserta
didik di papan tulis) memberi sedikit ulasan
Menyampaikan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai berkaitan materi yang
akan disampaikan.
Menyampaikan garis besar cakupan materi macam-macam garis leher dan kerah.
Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang akan digunakan.
Guru menanyakan tentang materi pembelajaran berkaitan dengan kegunaan
mempelajari macam-macam garis leher dan kerah.
Sintak Model
KEGIATAN PEMBELAJARAN 115 menit
Pembelajaran
7. Stimulation Siswa mengamati penjelasan guru tentang materi
(stimulasi/ macam-macam garis leher dan kerah.
pemberian Siswa mengamati demonstrasi guru macam-macam
rangsangan garis leher dan kerah.
Siswa Mengamati gambar macam-macam garis leher
dan macam-macam kerah.
Siswa menjiplak pola dasar guna pembuatan macam-
macam garis leher dan macam-macam kerah.
Siswa mengamati guru cara pembuatan macam –
macam garis leher dan macam-macam kerah.
Siswa mulai membuat macam – macam garis leher
dan macam- macam kerah. sesuai instruksi guru.
Siswa Mengamati gambar dan demonstrasi teknik
penggunaan macam – macam garis leher dan macam –
macam kerah .
9. Data
collection 7) Peserta didik mencari dan mengumpulkan data dari
(Pengumpulan hasil diskusi maupun dari tayangan dan presentasi
Data). tentang pembuatan macam- macam garis leher dan
macam – macam kerah.
12. Data
collection 10) Peserta didik mencari dan mengumpulkan data dari
(Pengumpulan hasil diskusi maupun dari tayangan dan presentasi
Data). tentang pembuatan macam- macam lengan.
PERTEMUAN 5
KEGIATAN PENDAHULUAN 14 menit
15. Data
collection 13) Peserta didik mencari dan mengumpulkan data dari
(Pengumpulan hasil diskusi maupun dari tayangan dan presentasi
Data). tentang pembuatan macam- macam rok.
4)Data Processing 13. Peserta didik menuliskan hasil diskusi pada lembar
(Pengolahan kerja siswa
Data) 14. Guru memantau jalannya diskusi dan membimbing
peserta didik untuk mempresentasikan hasil
diskusinya.
15. Masing-masing kelompok untuk mempresentasikan
dengan menempelkan hasil-hasil kerja kelompok di
papan refleksi.
PERTEMUAN 6
KEGIATAN PENDAHULUAN 15 menit
4)Data Processing 16. Peserta didik menuliskan hasil diskusi pada lembar
(Pengolahan kerja siswa
Data) 17. Guru memantau jalannya diskusi dan membimbing
peserta didik untuk mempresentasikan hasil
diskusinya.
18. Masing-masing kelompok untuk mempresentasikan
dengan menempelkan hasil-hasil kerja kelompok di
papan refleksi.
Kelas/Semester : X TB/ 1
Keterangan:
Berdoa
Disiplin
a. Datang tepat waktu
b. Tertib mengikuti instruksi
c. Mengerjakan tugas tepat waktu
d. Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif
Jujur
Tanggung Jawab
Nilai akhir sikap diperolel dari modus (skor yang sering muncul) dari keempat aspek sikap di atas.
Kelas/Semester : X TB/ 2
Keterangan:
Berdoa
Disiplin
e. Datang tepat waktu
f. Tertib mengikuti instruksi
g. Mengerjakan tugas tepat waktu
h. Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif
Jujur
Tanggung Jawab
Nilai akhir sikap diperolel dari modus (skor yang sering muncul) dari keempat aspek sikap di atas.
Kelas/Semester : X / 1
Materi Pokok :
digunakan 3. Sebutkan
teknik
dalam teknik pembuatan
pembuatan pola pola yang
anda
lengan dasar ketahui!
konstruksi
4. Jelaskan
3. Merumuskan langkah-
langkah
teknik pembuatan
pembuatan pola pola lengan
dasar
dasar konstruksi kostruksi!
4. Menerapkan
prosedur
pembuatan pola
dasar
Kunci Jawaban:
1. Pola dasar busana teknik konstruksi adalah Pola konstruksi adalah pola dasar yang dibuat
berdasarkan ukuran badan sipemakai, dan digambar dengan perhitungan secara matematika sesuai
dengan sistem pola konstruksi masing-masing. Pembuatan pola konstruksi lebih rumit dari pada
pola standar disamping itu juga memerlukan waktu yang lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik dan
sesuai dengan bentuk tubuh sipemakai.
2. Ukuran badan yang digunakan untuk membuat pola kostruksi adalah :
Tinggi Puncak
Panjang lengan
Lingkar kerung lengan
3 3 4
Nilai maksimal = 100
4 4 4
Jumlah 16
Keterangan Skor :
3 = Baik B= 75 – 85 :Baik
2 = Cukup C= 60 – 74 :Cukup
∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Kelas/Semester : X / 1
Materi Pokok :
1. Menganalisis pola lengan dasar konstruksi dengan sistem praktis dan sistem meyneke
2. Menganalisis pola rok sistem meyneke
3. Menganalisi alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan pola lengan dasar konstruksi dengan
sistem praktis
4. Mendemostrasikan hasil diskusi kelompok
No Nama Aspek pengamatan Jml nilai ket
Siswa skor
6
7
10
Keterangan Skor :
3 = Baik B= 75 – 85:Baik
2= Cukup C= 60 – 74 :Cukup
1 = Kurang D= 0-59:Kurang
∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
A. Pengertian Pola
Pola busana selalu diperlukan pada saat hendak membuat pakaian. Pola ini tidak
lain merupakan jiplakan bentuk badan manusia baik wanita atau pria, anak atau dewasa.
Pola busana pada umumnya dibuat di atas kertas atau pada kain blaco. Pola busana
diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis sebagai berikut.
1. Pola konstruksi.
2. Pola badan.
3. Pola jadi, yang terdiri atas: (a) pola cetak, dan (b) pola rader.
4. Pola draping .
Menurut Porrie Muliawan (1990:2) pengertian pola dalam bidang jahit menjahit
maksudnya adalah potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat
pakaian. Selanjutnya Tamimi (1982:133) mengemukakan pola merupakan ciplakan bentuk badan
yang biasa dibuat dari kertas, yang nanti dipakai sebagai contoh untuk menggunting pakaian
seseorang, ciplakan bentuk badan ini disebut pola dasar.Pendapat ini didukung oleh Sri Rudiati
Sunato (1993:6) fungsi pola ini sangat penting bagi seseorang yang ingin membuat busana
dengan bentuk serasi mengikuti lekuk-lekuk tubuh, serta membuat potongan-potongan lain
dengan bermacam-macam model y ang dikehendaki. Maka dari itu jelaslah bahwa di dalam
membuat busana sangat diperlukan suatu pola, karena dengan adanya pola, akan dapat
mempermudah para pencinta busana untuk mempraktekkan kegiatan jahit menjahit secara tepat
dan benar.Dalam pembuatan pola Kualitas pola harus di perhatikan antara lain adalah:
1. Kualitas pola pakaian akan ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya adalah: Ketepatan
dalam mengambil ukuran tubuh sipemakai, hal ini mesti didukug oleh kecermatan dan
ketelitian dalam menentukan posisi titik dan garis tubuh serta menganalisa posisi titik dan
garis tubuh sipemakai
2. kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola, seperti garis lingkar kerung
lengan, garis lekuk leher, bahu, sisi badan, sisi rok, bentuk lengan, kerah dan lain sebagainya,
untuk mendapatkan garis pola yang luwes mesti memiliki sikap cermat dan teliti dalam
melakukan pengecekan ukuran
3. Ketepatan memilih kertas untuk pola, seperti kertas dorslag, kertas karton manila atau kertas
koran
4. kemampuan dan ketelitian memberi tanda dan keterangan setiap bagianbagian pola, misalnya
tanda pola bagian muka dan belakang, tanda arah benang/serat kain, tanda kerutan atau lipit,
tanda kampuh dan tiras, tanda kelim dan lain sebagainya
5. kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan pola. Agar pola tahan lama
sebaiknya disimpan pada tempat-tempat khusus seperti rak dan dalam kantongkantong plastik,
diarsipkan dengan memberi nomor, nama dan tanggal serta dilengkapi dengan buku katalog.
Dengan adanya pola yang sesuai dengan ukuran, kita dengan mudah dapat membuat busana
yang dikehendaki.
B. Macam- macam pola dasar
a. Pola konstruksi
Pola kostruksi adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan sipemakai, dan
digambar dengan perhitungan secara matematika sesuai dengan sistem pola konstruksi
masing-masing. Pembuatan pola konstruksi lebih rumit dari pada pola standar disamping itu
juga memerlukan waktu yang lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik dan sesuai dengan bentuk
tubuh sipemakai. Ada beberapa macam pola konstruksi antara lain : Pola praktis pola sistem
Dressmaking, pola sistem So-en , pola sistem Charmant, pola sistem Aldrich, pola sistem
Meyneke dan lain-lain sebagainya.Ciri –Ciri Pola konstruksi :
Skala 1:4
busana atau ukuran model. Di samping itu, pita ukuran juga dipakai untuk
menggambar pola pakaian dan juga digunakan pada waktu penyesuaian pola. Pita
ukuran (cm) ada beberapa macam, yakni ada yang menggunakan ukuran sentimeter dan
ada yang ukuran inchi, bahkan ada yang menggunakan kedua ukuran tersebut.
b. Penggaris
Untuk menggambar pola busana diperlukan penggaris pola dengan bentuk yang berbeda-
beda. Penggaris lurus digunakan untuk membuat garis lurus, penggaris lengkung
digunakan untuk membuat garis-garis melengkung seperti garis lingkar leher, lingkar
kerung lengan, kerah, dan garis sisi rok. Sedangkan penggaris segi tiga siku-siku
digunakan untuk membentuk garis sudut, seperti garis badan dan tengah muka, garis badan
dan tengahbelakang serta garis lebar muka dan garis lebar punggung.
c. Skala
Skala atau ukuran perbandingan, adalah alat ukur yang digunakan untuk menggambar pola di
buku pola. Skala ada beberapa macam yakni ada yang menggunakan ukuran satu berbanding
dua,satu berbanding empat, satu berbanding enam dan satu berbanding delapan. Skala yang
baik terbuat dari kertas yang agak tebal seperti kertas karton dan berbentuk segi panjang, dan
letak garis ukuran tepat pada tepi skala. Tepinya tidak bertiras, kedua permukaan memiliki
ukuran skala yang berbeda salah satu diantaranya ukuran skala satu berbanding empat, karena
skala ukuran ini sering digunakan didalam menggambar pola busana.
Kertas pola (buku pola atau buku kostum) merupakan tempat menggambar pola.
Kertas pola merupakan alat penting untuk menggambar pola. Kertas yang biasa digunakan
untuk menggambar pola dengan ukuran centimeter adalah kertas dorslag, kertas karton manila
atau kertas koran. Buku pola digunakan untuk menggambar pola busana dengan ukuran skala.
Buku pola yang baik berukuran folio kertasnya berwarna putih,tebal dan halaman terdiri dari
kertas bergaris dan kertas polos dengan letak yang berselang-seling. Lembar halaman
bergaris diperlukan untuk mencatat ukuran dan mencatat keterangan pola yang dibuat.
Lembaran halaman tidak bergaris (polos) digunakan untuk menggambar pola dengan
ukuran skala
Pensil digunakan untuk menggambar pola di buku polaatau di kertas pola, dimana pensil yang
baik digunakan untuk menggambar pola ada beberapa macam, yakni pensil terbuat dari
graphite, pensil ini bagus digunakan dan mempunyai ukuran yang berbeda. Untuk yang
agak keras dengan kode H/HB pensil ini tulisannya jelas dan mudah dihapus jika
terjadi kesalahan. Pensil ini digunakan untuk menggambar garis-garis pola, setelah
polanya selesai dibuat, garis dengan pensil ini dipertajam dengan pensil berwarna. Pensil
bewarna merah untuk garis pola bagian muka dan pensil bewarna biru untuk garis pola
bagian belakang. Garis bantu pola di pertajam dengan pulpen warna hitam.
f. Penghapus
g. Jarum
Jarum pentul yang baik terbuat dari baja danberukuran panjang 3 s.d 4 cm. Bentuk
jarum pentul/jarum penyemat yang dipergunakan pada pembuatan pola adalah jarum
pentul yang baik yaitu ujungnya runcing dan terdapat pegangan mutiara
dipangkalnya, sehingga mudah dalam menggunakannya.
pola dasar meyneke cocok digunakan untuk membuat busana formal seperti blazer dan jas wanita.
karena terdapat kupnat di bagian bahunya, kupnat tersebut bisa dipindahkan sesuai dengan desain blazer, kupnat
tersebut juga bisa dijadikan sebagai princess
dalam permbuatan pola tersebut terlebih dahulu kita siapkan berbagai ukuran yang dibutuhkan
antaralain:
Ukuran
1. Lingkar Badan : 96 cm
2. Lingkar leher : 36 cm
3. lingkar pinggang : 76 cm
4. Panjang muka : 34 cm
5. Panjang punggung : 37 cm
6. Panjang sisi : 17 cm
7. lebar muka : 34 cm
8. Lebar punggung : 36 cm
9. panjang bahu : 13 cm
10. Tinggi dada : 19 cm
Keterangan Pola Muka G1-M1-J : bentuk garis kerung lengan 1
Kerung lengan 2
A-B : 1/4 lingkar badan + 1 cm E-m2 + M-M1 : 1/2 lebar muka
A-A1 : 1/6 lingkar leher + 0,5 cm
A- A2 : 1/6 lingkar leher + 1,5 cm Keterangan Pola belakang
A2- C : Panjang Muka
C- D : A-B A-B : 1/4 lingkar badan - 1 cm
B-F :1/10 x 1/2 lingkar badan - 1 cm A-A1 : 1/6 lingkar leher + 1 cm
(buat garis datar ke kirii) A-A2 : 1,5 cm
A1-G : panjang bahu A2-C : panjang punggung
G-Gi : 3 Cm bubungkan titik A1 ke G1 C-D : A - B
(garis panjang bahu +3 cm B- F : 1/10 x 1/2 lingkar badan
A1-H : 1/2 panjang bahu - 1 cm (buat garis datar ke kanan
H-H1 : G-G1 ; 3 cm A1-G : panjang bahu
C-K : 1/10 lingkar pinggang + 1 cm (bentuk Garis bahu)
hubungkan garis K-H A1 - H : 1/2 panjang bahu - 1 cm
H1-G1 : 1/2 panjang bahu + 1 cm C-I : 1/4 lingkar pinggang -1 cm + 3 cm
K-L ; tinggi dada I-J :panjang sisi
L-L1 : L-L2 : 3 cm A2-E : turun 7 cm
hububgkan ke H1 E-M : 1/2 lebar punggung
K-K1 : 3 cm (lebar Kup) (buat garis datar ke kiri
C-I : 1/4 lingkar pinngang + 1 cm + 3 G-M-J : hubungkan garis kerung lengan
cm (kupnat) C-K : 1/10 lingkar pinggang
I-J : panjang Sisi K-K1 : lebar kupnat
A2 - E : 5 cm tarik garis dari K-H
buat garis mendarat ke kanan dari garis batas lingkar badan turun 4 cm
E-M1 : 1/2 lebar muka ( buat garis buat garis yang turun 4 cm menuju K1
tegak lurus )
UKURAN LENGAN
Lingkar kerung lengan : 36 + 4 cm = 40 cm
Tinggi Kepala Lengan : 12 cm
Panjang Lengan : 20 cm
KETERANGAN LENGAN
A-B : Tinggi Kepala
B-C : B-D = ½ Kerung Lengan
B-E : Panjang lengan
UKURAN ( ROK )
Lingkar Pinggang : 68 cm
Lingkar Panggul : 92 cm
Tinggi panggul : 18 cm
Panjang rok ; 55 cm
KETERANGAN