Anda di halaman 1dari 60

DASAR – DASAR KEAHLIAN BUSANA ( FESYEN )

KELAS X
MENGGAMBAR MODE

INFORMASI
UMUM
IDENTITAS MODUL

NAMA SEKOLAH SMKN 1 BENGKULU SELATAN

NAMA PENYUSUN RIKA ANDRIANI, S.Pd

TAHUN 2022

KELAS X

Judul Elemen
Menggambar Mode
Lingkup pembelajaran meliputi pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja dalam menggambar mode. Memahami anatomi tubuh
Deskripsi
dan dasar ilustrasi, mencampur warna, implementasi desain dan
detail ke anatomi tubuh, serta gambar teknis secara digital.

Kelas
X
Alokasi Waktu
(1X6X45) Luring (1X6X30) Daring
Jumlah Pertemuan
3 x pertemuan
Fase Capaian
E
Profil Pelajar Pancasila Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak
Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis dan kreatif, Bergotong royong.
Model Pembelajaran
Projek BaseLearning ( PJBL )
Moda Pembelajaran
Daring / Kombinasi daring dan luring
Metode Pembelajaran
Diskusi, demonstrasi, simulasi praktik ( unjuk kerja )
Bentuk Penilaian
Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif
Sumber Pembelajran
Buku paket, Modul, Internet
Bahan Pembelajaran
Kertas, Pena, Spidol
Alat Praktik Pembelajaran Peralatan Menggambar, seperti kertas gambar, alat desain yaitu
pensil
biasa, pensil sket, pensil warna, alat-alat tulis, spidol, cat air dan
palet.
Media Pembelajaran
LCD, Video pembelajaran, Internet, Power point, Modul
 Peserta didik reguler/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam
mencerna dan memahami materi ajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar
yang terbatas hanya satu gaya misalnya dengan audio.
Memilikikesulitan dengan bahasa dan pemahaman materi ajar,
Target Peserta Didik kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka panjang.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan
memahami dengan cepat, mampu mencapai keterampilan
berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan
memimpin.
1. Peserta didik mampu membuat gambar anatomi tubuh untuk
diterapkan dalam implementasi desain dan detail dengan
kreatif dan mandiri ke anatomi tubuh serta membuat desain
teknis secara digital.
Tujuan Pembelajaran 2. Peserta didik mampu membuat dasar ilustrasi untuk
diterapkan dalam implementasi desain dan detail dengan
kreatif dan mandiri ke anatomi tubuh serta membuat desain
teknis secara digital.
3. Peserta didik mampu mencampur warna untuk diterapkan
dalam implementasi desain dan detail dengan kreatif dan
mandiri ke
anatomi tubuh serta membuat desain teknis secara digital.
Pemahaman Bermakna Mode, Proporsi ; perbandingan secara anatomi tubuh, secara
ilustrasi, dan secara desain busana
Bagaimana saya dapat menerapkan pembuatan gambar anatomi
Pertanyaan Pematik
tubuh sesuai ilustrasi dalam implementasi desain yang ada?
KEGIATAN PEMBELAJARAN :

Pertemuan Ke 1
Luring ( 270 Menit ) ( 6 x 45 Menit ) Daring ( 180 Menit ) ( 6x30 Menit)
Kegiatan awal ( 45 Menit ) Kegiatan Inti ( 165 Menit )

1. Peserta didik dan guru mengawali 1. Guru menayangkan video tentang gambar
pembelajaran dengan berdo’a bersama anatomi tubuh pada screen melalui LCD
2. Guru Melakukan pemeriksaan kehadiran 2. Siswa melihat dan mengamati video yang
siswa (Presensi) ditayangkan oleh guru dengn seksama serta ,
3. Guru menyampaikan Capaian Pembelajaran guru meminta siswa menganalisa video
dan tujuan pembelajaran kepada siswa tersebut dan menyiapkan beberapa pertanyaan
4. Guru menyampaikan kompetensi yang akan untuk ditanyakan kepada guru.
diajarkan dan menjadi aktivitas 3. Setelah video selesai ditayangkan, guru dan
pembelajaran pada pertemuan hari ini dan siswa melakukan diskusi / Tanya jawab ( Guru
sesuai dengan waktu yang ditentukan. memberi kesempatan bagi siswa untuk
5. Guru melakukan asesmen diagnostic bertanya mengenai video tersebut )
dan pertanyaan pematik. 4. Guru membagikan Hand out yang berisi materi
gambar anatomi tubuh.
5. Guru memaparkan materi dengan media power
point. Siswa memperhatikan sambil membaca
materi yang dipaparkan dengan hand out yang
sudah diterima dari guru.
6. Guru dan siswa melakukan tanya jawab
mengenai materi
7. Guru memberi tugas dengan mengarahkan
siswa untuk membuat kelompok kecil yang
beranggotakan minimal 4 orang. Siswa
melakukan tugas praktik membuat gambar
anatomi tubuh sesuai tugas yang tertera pada
lembar kerja di Hand out / modul.
8. Siswa melaksanakan arahan dari guru dan
berkelompok untuk melakukan tugas praktik
yang diberikan oleh guru sesuai arahan yang
ada pada LK di Hand out/modul
9. Guru mengamati kegiatan siswa sambil
membimbing dan mengarahkan apabila siswa
melakukan kesalahan.
10. Siswa mengumpulkan hasil tugas kelompok
yang diberikan oleh guru.
Kegiatan Penutup ( 60 Menit ) Referensi

1. Guru memberikan quiz kepada siswa 1. Modul Ajar Desain Busana ( Depdikbud,
2. Guru dan siswa mengevaluasi 1991)
hasil kegiatan pada pertemuan 2. Modul Tata Busana
hari ini 3. Internet
3. Siswa diminta menyampaian kendala,
hal yang belum dipahami dan kesulitan
yang dialami selama melaksanakan
tugas yang diberikan oleh guru.
4. Guru memberikan apresiasi dan
motivasi kepada siswa.

Asesmen Asesmen Diagnostik ( sebelum pembelajaran )


Asesmen Formatif ( selama proses pembelajaran )
Asesmen Sumatif ( akhir pembelajran )

Pengayaan Dan Remidial

Pembelajaran Remidial
1. Kegiatan Pembelajaran Jika Peserta< 20 % Tugas individu, mengerjakan tugas praktek
yang sudah diberikan
2. Kegiatan Pembelajaran Jika Peserta 20 % - 50 % Tugas kelompok, Membuat rangkuman
tentang materi pokok atau materi tertentu
3. Kegiatan Pembelajaran Jika Peserta> 50 % Pembelajaran Ulang, menjelaskan kembali
materi pokok dengan memberikan soal yang baru.
Bentuk penilaian :
1. Nilai yang asalnya di bawah nilai KKM, akan disesuaikan dengan nilai yang sewajarnya
tidak melebihi nilai yang tidak mendapatkan Remidial.
2. Peserta didik yang nilainya masih kurang, akan dilakukan remidial dengan diberikan bentuk
soal yang sederhana sesuai dengan tingkat pemahamannya. Sampai nilainya mencapai KKM
Pembelajaran Pengayaan
1. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata diberikan tambahan
literasi melalui Sumber Lain (Internet) yang terkait dengan materi pembelajaran dengan
berbagai informasi yang terkait.
2. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata diberikan tambahan
melalui Buku Siswa yang sudah memiliki tingkat soal HOTS.
3. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata dapat menjadi tutor
sebaya bagi peserta didik yang nilainya di bawah rata-rata.
Bentuk penilaian :
1. Nilai di rapot sudah dipastikan akan mendapatkan nilai memuaskan.
2. Diberikan penghargaan khusus bagi peserta didik yang mendapatkan pengayaan

Refleksi Lembar Kegiatan

1. Apakah ada kendala pada Lembar observasi membuat gambar anatomi tubuh
kegiatan pembelajaran ?
2. Apakah semua siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran ?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat
diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran
?
4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan
ketika berkegiatan dapat teratasi dengan
baik ?
5. Apa level pencapaian rata-rata siswa
dalam kegiatan pembelajaran ini ?
6. Apakah seluruh siswa dapat dianggap
tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran
7. Apa strategi agar seluruh siswa dapat
menuntaskan kompetensi ?

Pertemuan Ke 2
Luring ( 270 Menit ) ( 6 x 45 Menit ) Daring ( 180 Menit ) ( 6x30 Menit)
Kegiatan awal ( 45 Menit ) Kegiatan Inti ( 165 Menit )

1. Peserta didik dan guru mengawali 1. Guru menayangkan video tentang dasar
pembelajaran dengan berdo’a bersama ilustrasi pada screen melalui LCD
2. Guru Melakukan pemeriksaan kehadiran 2. Siswa melihat dan mengamati video yang
siswa (Presensi) ditayangkan oleh guru dengn seksama serta ,
3. Guru menyampaikan Capaian guru meminta siswa menganalisa video
Pembelajaran dan tujuan pembelajaran tersebut dan menyiapkan beberapa pertanyaan
kepada siswa untuk ditanyakan kepada guru.
4. Guru menyampaikan kompetensi yang 3. Setelah video selesai ditayangkan, guru dan
akan diajarkan dan menjadi aktivitas siswa melakukan diskusi / Tanya jawab ( Guru
pembelajaran pada pertemuan hari ini dan memberi kesempatan bagi siswa untuk
sesuai dengan waktu yang ditentukan. bertanya mengenai video tersebut )
5. Guru melakukan asesmen diagnostic 4. Guru membagikan Hand out yang berisi materi
dasar ilustrasi
5. Guru memaparkan materi dengan media power
point. Siswa memperhatikan sambil membaca
materi yang dipaparkan dengan hand out yang
sudah diterima dari guru.
6. Guru dan siswa melakukan Tanya jawab
mengenai materi
7. Guru mengarahkan siswa untuk membuat
kelompok kecil yang beranggotakan minimal 4
orang untuk melakukan praktik membuat dasar
ilustrasi sesuai tugas yang tertera pada lembar
kerja di Hand out / modul.
8. Siswa melaksanakan arahan dari guru dan
berkelompok untuk melakukan tugas praktik
yang diberikan oleh guru sesuai arahan yang
ada pada LK
di Hand out/modul (Mandiri dan diskusi
kelompok)
9. Guru mengamati kegiatan siswa sambil
membimbing dan mengarahkan apabila siswa
melakukan kesalahan.

Kegiatan Penutup ( 60 Menit ) Referensi

1. Guru memberikan quiz kepada siswa 1. Panduan Membuat Desain Ilustrasi Busana
2. Guru dan siswa mengevaluasi hasil 2. Buku LKS SMK
kegiatan pada pertemuan hari ini 3. Internet
3. Siswa diminta menyampaian kendala,
hal yang belum dipahami dan kesulitan
yang dialami selama melaksanakan
tugas yang diberikan oleh guru.
4. Guru memberikan apresiasi dan
motivasi kepada siswa.
Asesmen Asesmen Diagnostik ( sebelum pembelajaran )
Asesmen Formatif ( selama proses pembelajaran )
Asesmen Sumatif ( akhir pembelajran )

Pengayaan Dan Remidial

Pembelajaran Remidial
1. Kegiatan Pembelajaran Jika Peserta< 20 % Tugas individu, mengerjakan tugas praktek
yang sudah diberikan
2. Kegiatan Pembelajaran Jika Peserta 20 % - 50 % Tugas kelompok, Membuat rangkuman
tentang materi pokok atau materi tertentu
3. Kegiatan Pembelajaran Jika Peserta> 50 % Pembelajaran Ulang, menjelaskan kembali
materi pokok dengan memberikan soal yang baru.
Bentuk penilaian :
1. Nilai yang asalnya di bawah nilai KKM, akan disesuaikan dengan nilai yang sewajarnya
tidak melebihi nilai yang tidak mendapatkan Remidial.
2. Peserta didik yang nilainya masih kurang, akan dilakukan remidial dengan diberikan bentuk
soal yang sederhana sesuai dengan tingkat pemahamannya. Sampai nilainya mencapai KKM
Pembelajaran Pengayaan
1. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata diberikan tambahan
literasi melalui Sumber Lain (Internet) yang terkait dengan materi pembelajaran dengan
berbagai informasi yang terkait.
2. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata diberikan tambahan
melalui Buku Siswa yang sudah memiliki tingkat soal HOTS.
3. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata dapat menjadi tutor
sebaya bagi peserta didik yang nilainya di bawah rata-rata.
Bentuk penilaian :
1. Nilai di rapot sudah dipastikan akan mendapatkan nilai memuaskan.
2. Diberikan penghargaan khusus bagi peserta didik yang mendapatkan pengayaan
Refleksi Lembar Kegiatan

1. Apakah ada kendala pada Lembar observasi membuat dasar ilustrasi


kegiatan pembelajaran ?
2. Apakah semua siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran ?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat
diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran
?
4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan
ketika berkegiatan dapat teratasi dengan
baik ?
5. Apa level pencapaian rata-rata siswa
dalam kegiatan pembelajaran ini ?
6. Apakah seluruh siswa dapat dianggap
tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran
7. Apa strategi agar seluruh siswa dapat
menuntaskan kompetensi ?

Pertemuan Ke 3
Luring ( 270 Menit ) ( 6 x 45 Menit ) Daring ( 180 Menit ) ( 6x30 Menit)
Kegiatan awal ( 45 Menit ) Kegiatan Inti ( 165 Menit )

1. Peserta didik dan guru mengawali 1. Guru menayangkan video tentang warna pada
pembelajaran dengan berdo’a bersama screen melalui LCD
2. Guru Melakukan pemeriksaan 2. Siswa melihat dan mengamati video yang
kehadiran siswa (Presensi) ditayangkan oleh guru dengn seksama serta ,
3. Guru menyampaikan guru meminta siswa menganalisa video
Capaian Pembelajaran dan tujuan tersebut dan menyiapkan beberapa pertanyaan
pembelajaran kepada siswa untuk ditanyakan kepada guru.
4. Guru menyampaikan kompetensi yang 3. Setelah video selesai ditayangkan, guru dan
akan diajarkan dan menjadi aktivitas siswa melakukan diskusi / Tanya jawab ( Guru
pembelajaran pada pertemuan hari ini memberi kesempatan bagi siswa untuk
dan sesuai dengan waktu yang bertanya mengenai video tersebut )
ditentukan. 4. Guru membagikan Hand out yang berisi materi
5. Guru melakukan asesmen diagnostic warna
5. Guru memaparkan materi dengan media power
point. Siswa memperhatikan sambil membaca
materi yang dipaparkan dengan hand out yang
sudah diterima dari guru.
6. Guru dan siswa melakukan Tanya jawab
mengenai materi
7. Guru mengarahkan siswa untuk membuat
kelompok kecil yang beranggotakan minimal
4
orang untuk melakukan praktik mencampur
warna yang diterapkan dalam implementasi
desain sesuai tugas yang tertera pada lembar
kerja di Hand out / modul.
8. Siswa melaksanakan arahan dari guru dan
berkelompok untuk melakukan tugas praktik
yang diberikan oleh guru sesuai arahan yang
ada pada LK di Hand out/modul (Mandiri dan
diskusi kelompok)
9. Guru mengamati kegiatan siswa sambil
membimbing dan mengarahkan apabila siswa
melakukan kesalahan.
Kegiatan Penutup ( 60 Menit ) Referensi

1. Guru memberikan quiz kepada siswa 1. Modul


Ajar Desain Busana ( Depdikbud, 1991)
2. Guru dan siswa mengevaluasi hasil 2. Buku LKS
kegiatan pada pertemuan hari ini SMK
3. Siswa diminta menyampaian kendala, 3.Internet
hal yang belum dipahami dan kesulitan
yang dialami selama melaksanakan
tugas yang diberikan oleh guru.

4. Guru memberikan apresiasi dan


motivasi kepada siswa.
Asesmen Asesmen Diagnostik ( sebelum pembelajaran )
Asesmen Formatif ( selama proses pembelajaran )
Asesmen Sumatif ( akhir pembelajran )

Pengayaan Dan Remidial

Pembelajaran Remidial
1. Kegiatan Pembelajaran Jika Peserta< 20 % Tugas individu, mengerjakan tugas praktek
yang sudah diberikan
2. Kegiatan Pembelajaran Jika Peserta 20 % - 50 % Tugas kelompok, Membuat rangkuman
tentang materi pokok atau materi tertentu
3. Kegiatan Pembelajaran Jika Peserta> 50 % Pembelajaran Ulang, menjelaskan kembali
materi pokok dengan memberikan soal yang baru.
Bentuk penilaian :
1. Nilai yang asalnya di bawah nilai KKM, akan disesuaikan dengan nilai yang sewajarnya
tidak melebihi nilai yang tidak mendapatkan Remidial.
2. Peserta didik yang nilainya masih kurang, akan dilakukan remidial dengan diberikan bentuk
soal yang sederhana sesuai dengan tingkat pemahamannya. Sampai nilainya mencapai KKM
Pembelajaran Pengayaan
Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata diberikan tambahan literasi melalui
Sumber Lain (Internet) yang terkait dengan materi pembelajaran dengan berbagai informasi yang terkait.
Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata diberikan tambahan melalui Buku
Siswa yang sudah memiliki tingkat soal HOTS.
Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata dapat menjadi tutor sebaya bagi
peserta didik yang nilainya di bawah rata-rata.
Bentuk penilaian :
Nilai di rapot sudah dipastikan akan mendapatkan nilai memuaskan.
Diberikan penghargaan khusus bagi peserta didik yang mendapatkan pengayaan

Refleksi Lembar Kegiatan

1. Apakah ada kendala pada Lembar observasi mencampur warna


kegiatan pembelajaran ?
2. Apakah semua siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran ?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat
diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran
?
4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan
ketika berkegiatan dapat teratasi dengan
baik ?
5. Apa level pencapaian rata-rata siswa
dalam kegiatan pembelajaran ini ?
6. Apakah seluruh siswa dapat dianggap
tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran
7. Apa strategi agar seluruh siswa dapat
menuntaskan kompetensi ?
HAND OUT
GAMBAR ANATOMI
TUBUH
A. Pengertian Anatomi Tubuh
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh manusia secara
keseluruhan mulai dari kepala sampai ujung kaki. Dalam bidang desain busana,
anatomi dipelajari terbatas pada bentuk dan gerakan tubuh dengan bagian-
bagiannya seperti persendian, otot dan syaraf. Dengan adanya persendian, otot, dan
syaraf pada tubuh, arah gambar tangan, kaki, leher dan wajah harus diperhatikan
agar jangan salah arah dan gambar ini harus sesuai dengan gerakan tubuh yang
sebenarnya.
Jadi pengertian anatomi tubuh adalah hubungan antara tubuh atau badan
dengan bagian-bagian lain dan hubungan tiap bagian dengan keseluruhan badan
dilihat dari ukuran panjang dan lebar.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menggambar anatomi tubuh dengan
ukuran ideal, yaitu:
1. Perbandingan tinggi dan lebar tubuh
2. Letak bagian-bagian tubuh
3. Sikap, gaya dan gerak tubuh
4. Jatuhnya pakaian pada tubuh
Cara memperoleh gambar anatomi tubuh yang sesuai dengan perbandingan
dan letak bagian-bagian tubuh, pada saat menggambar harus dibantu dengan
pertolongan garis- garis dengan perbandingan tertentu. Perbandingan ini harus
dibuat untuk seluruh bagian- bagian tubuh, mulai dari ubun-ubun sampai ujung
kaki.
Gambar anatomi tubuh dengan gerakan-gerakannya dibuat dengan
menggunakan pertolongan rangka. Tujuannya agar dapat menghasilkan gambar
sikap tubuh yang dapat dilihat dari berbagai arah, yakni dari arah depan, belakang,
sisi, dan miring atau serong. Jadi, penerapan bentuk dan model pakaiannya dapat
ditampilkan dari berbagai arah sesuai dengan gambar anatomi.
B. Tujuan Mempelajari Anatomi Tubuh
Anatomi tubuh sangat penting, terutama bagi seorang desainer dalam
menuangkan ide dan gagasannya kepada orang lain. Desain busana pada anatomi
tubuh sangat besar
pengaruhnya pada model pakaian yang disajikan. Desain yang dituangkan pada
anatomi tubuh akan terlihat semakin jelas dan menarik dibandingkan tanpa
menggunakan anatomi tubuh. Selain itu perbandingan masing-masing ukuran model
pakaian pada anatomi tubuh lebih mudah dibaca orang yang melihatnya, seperti:
1. Ukuran garis leher dan kerah
2. Bentuk lengan dan panjang lengan
3. Bagian badan, pinggang dan panggul
4. Garis hias, saku dan hiasan pada pakaian
5. Siluet blus atau model secara keseluruhan
6. Pemilihan bahan dan perlengkapan
pakaian Tujuan mempelajari anatomi
tubuh adalah:
1. Dapat membawa pesan dan citra dari penciptanya
2. Sebagai alat atau gambar perwujudan bentuk dan model pakaian
3. Menentukan perbandingan makna model pakaian
4. Membantu penyajian model dari segala arah
5. Sebagai alat komunikasi dengan orang lain
C. Alat dan Bahan Pembuatan Anatomi Tubuh
Dalam membuat gambar anatomi tubuh, perlengkapan yang dibutuhkan sebagai berikut.
1. Kertas HVS 60 gr, 80 gr dan 100 gr
2. Kertas gambar dengan berbagai jenis
3. Berbagai macam alat bantu penggaris
4. Kuas dengan berbagai merek dan nomor
5. Berbagai macam pensil, yakni pensil HB, 2B, 3B dan pensil warna, seperti spidol
6. Cat air dengan berbagai macam merek
7. Cat plahat dan bahan pewarna
D. Jenis Perbandingan Tubuh
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggambar anatomi tubuh
untuk desain adalah memahami konsep untuk menentukan ukuran perbandingan
tubuh, mencakup ukuran kepala, ukuran badan, ukuran tangan dan kaki.
Dalam menggambar perbandingan tubuh untuk desain pakaian kita dapat memilih
beberapa jenis perbandingan yang biasa dipakai, yaitu:
a. Perbandingan tubuh menurut anatomi sesungguhnya, yaitu tinggi tubuh 7 ½ kali
tinggi kepala. Perbandingan dari bagian-bagian tubuh dapat dipakai sebagai
petunjuk perbandingan ilustrasi tubuh yang ideal.
b. Perbandingan menurut desain busana ialah tinggi tubuh 8 kali tinggi kepala dan
ada pula yang memakai 8 ½ tinggi kepala, ini biasanya disebut dengan anatomi
model.
c. Perbandingan tubuh secara ilustrasi yang biasanya digunakan untuk desain yang
dipublikasikan atau gaya tertentu, yaitu perbandingan 9 kali tinggi kepala
bahkan mencapai 12 kali tinggi kepala atau disebut juga perbandingan secara
ilustrasi.
E. Perbandingan Tubuh Sesuai dengan Proporsi Tubuh
Anatomi tubuh manusia yang dipelajari adalah ukuran panjang tubuh, lebar
tubuh, bentuk, dan posisi tubuh atau pose. Bagian lipatan persendian harus
diperhatikan dengan baik agar pada saat menggambar anatomi tubuh tidak terbalik
atau berbalik arah. Anatomi tubuh dalam desain busana telah mengalami
perpanjangan dari anatomi tubuh normal. Seorang desainer busana sangat dituntut
untuk menguasai gambar proporsi tubuh. Gambar anatomi dapat membantu dalam
mewujudkan desain yang diminta oleh konsumen.
Desain yang dituangkan dalam proporsi tubuh akan tampak indah dan
menarik serta jelas detailnya karena sesuai dengan anatomi tubuh manusia.
Perbandingan pada setiap bagian busana serta ukuran modelnya yang digambar
pada proporsi akan mudah dipahami oleh orang lain. Tiap orang memiliki tubuh
yang tidak sama tetapi ingin tampil sempurna dan menarik saat dipandang. Hal ini
adalah sebuah tantangan bagi desainer untuk membuat desain yang dapat
menjadikan tipe tubuh yang tidak ideal menjadi berkesan ideal, inilah tugas utama
seorang desainer. Dengan mempelajari proporsi tubuh maka akan diketahui
perbandingan yang logis di mana letak leher dan bahu, berapa panjang dan bentuk
lengan, letak pinggang dan lebar yang proporsional, agar model busana tampak jelas
dan indah. Setelah mempelajari materi ini maka akan dapat mengidentifikasi
permasalahan berkaitan dengan anatomi tubuh manusia dalam bidang busana.
Dengan belajar konsep gambar proporsi dengan berbagai perbandingan maka akan
dapat memperkirakan perbandingan tubuh pemakai dengan busananya. Agar
tampak lebih menarik tentu saja perlu diberikan
variasi posisi yang tepat dengan gambar desainnya. Pemahaman tentang
konsep gambar proporsi akan dapat mengoreksi jika terjadi gambar yang tidak
proporsional.
Karena gambar desain akan terlihat menarik jika dengan proporsi yang tepat
dan logis sehingga tidak terlihat seperti kartun. Mengkomunikasikan hasil gambar
proporsi tentu perlu dilakukan dengan baik sehingga akan menimbulkan daya tarik.
Gambar anatomi tubuh manusia sesuai dengan proporsi Postur tubuh manusia tidak
kaku seperti patung. Maka perlu mengamati lingkungan dengan melakukan analisa
terhadap bentuk tubuh manusia. Bagaimana bentuk kepala, badan tangan/lengan,
kaki, dan detail lainnya.

Konsep anatomi tubuh ini sebagai dasar untuk mengembangkan gambar


proporsi tubuh. Keseimbangan tubuh saat berdiri bagaimana posisi kaki, tangan,
kepala, dan detail lainnya. Jangan sampai terjadi besar kepala melebihi besar badan,
lebar panggul lebih kecil daripada lebar pinggang, panjang tangan melebihi
panggul, dan kejanggalan lainnya. Untuk menghindari kesalahan tersebut perlu
memahami konsep anatomi tubuh manusia dengan perbandingan yang logis.
HAND OUT
DASAR ILUSTRASI

Ilustrasi merupakan cara penyajian desain busana untuk tujuan promosi dan
menggunakan proporsi ( 9-11 x tinggi kepala). Penyelesaian dapat menggunakan natural
atau anatural, terlihat bagian-bagian yang sulit. Desain ilustrasi digunakan untuk
mempromosikan mode. Promosi mode dapat berupa promosi untu penarik pembeli pada
toko-toko tekstil ataupun pada undangan fashion. Penampilan pada jenis promo ini berbeda
satu dengan yang lainnya tergantung dari tema yang dipilihnya. Misalnya sebuah toko
kain/tekstil yang menyediakan bahan untuk jenis pakaian kerja maka desain yang disajikan
adalah busana kerja dengan model yang menarik. Sehingga alat promosi tersebut dapat
memberikan informasi yang jelas kepada konsumen.
Tujuan ilustrasi mode : Untuk iklan, sampul undangan, majalah model, untuk
pembuatan desain lebih menarik perhatian karena menggunakan proporsi yang illustrative.
Langkah pembuatan ilustrasi mode
1. Membuat proporsi ilustrasi
2. Membuat desain di atas hasil sket yang telah dibuat
3. Memberi warna diarsir dengan warna-warna yang
cocok. Syarat pembuatan ilustrasi mode
1. Proporsi lebih dari 9-11 x tinggi kepala
2. Penyelesaian kulit dan rambut dapat natural atau anatural
3. Bentuk bagian tubuh bias dengan teknik lukis
4. Desain harus dapat dibaca

Hal yang paling penting dalam menggambar anatomi tubuh untuk desain adalah
kita harus memahami konsep untuk menentukan ukuran perbandingan ukuran tubuh
seperti ukuran kepala, badan dan anggota badan yang lainnya. Perbandingan tubuh secara
ilustrasi yang biasanya digunakan untuk desain yang dipublikasikan atau gaya tertentu
yaitu perbandingan antara 9 sampai dengan 12 kali tinggi kepala. Proporsi tubuh secara
ilustrasi dimaksudkan bahwa proporsi tidak sama dengan ukuran manusia sebenarnya
melainkan dengan perpanjangan dengan menggunakan perbandingan 9 -12 kali tinggi
kepala. Berikut akan dipelajari proporsi tubuh wanita dengan perbandingan 9 x TK, 10 x
TK, dan 11 x TK. Proporsi tubuh secara ilustrasi letak dan perbandingan dimulai dari titik
kepala sampai panggul sama dengan proporsi menurut desain busana, perbedaannya
dimulai pada garis panggul sampai ke tumit.
Tabel 1.1 Daftar Perbandingan Tubuh Wanita Secara Ilustrasi
Table1.2 Daftar Perbandingan Tubuh Pria Secara llustrasi

n Ukuran Proporsi tinggi Proporsi Proporsi tinggi


o dan 9x T. Kepala tinggi 10 x 11 x T. Kepala
T. Kepala
letak

1 Tinggi kepala Angka 0-1 Angka 0-1 Angka 0-1


2 Lebar kepala ¾ T. Kepala ¾ T. kepala ¾ T. kepala
3 Letak Angka 1 1/3 Angka 1 1/3 Angka 1 1/3
garis
bahu
4 Letak bahu 2 x L. Kepala 2 x L. kepala 2 x L. kepala
5 Letak dada Diatas angka 2 Diatas angka Diatas angka 2
2

6 Letak 2 mm 2 mm 2 mm
pinggang diatas diatas diatas
angka 3 angka 3 angka 3
7 Lebar T. kepala ¾ T. kepala ¾ T. Kepala
pinggang

8 Letak Angka 4 Angka 4 Angka 4


panggul

9 Lebar 1 1/3 x L. 1 1/3 x L. 1 1/3 x L.


panggul Kepala kepala kepala
1 Letak lutut Angka 5 4/5 Angka 6 Angka 6 1/3
0
1 Letak tumit Angka 8 ½ Angka 9 1/2 Angka 10 ½
1
1 Ujung Angka 9 Angka 10 Angka 11
2 jari
kaki
4. Gambar proporsi tubuh anak wanita

Tabel 1.3 Daftar Perbandingan Tubuh Anak Secara Ilustrasi

NO Ukuran Dan Letak Proporsi Proporsi Proporsi


Usia 4-6 Usia 7-9 Usia 10-
Thn Thn 13 Thn
1 Tinggi kepala 1 TK 1 TK 1 TK
2 Lebar kepala ¾ TK ¾ TK ¾ TK
3 Letak mata 2/3 1/2 ½
4 Letak dagu 1 1 1
5 Letak bahu 1 1/5 1 1/3 1 1/3
6 Lebar bahu 1 TK 1 1/8 1¼
7 Lebar leher ½ LK ½ LK ½ LK
8 Letak pinggang 2 2 1/3 2½
9 Lebar pinggang ¾ TK ¾ TK ¾ TK
10 Letak panggul 2¾ 3 4½
11 Lebar panggul 1 TK 1 1/8 TK 1 ¼ TK
12 Ujung jari tangan 2 4/5 TK 3 4½
13 Ujung jari kaki 5 6 7
Gambar Proporsi Tubuh Anak Pria
Tabel 1.€ Oaftar Perbandlngan Tubuh Anak Secara lluctrasl

70-7 Z
tehzat
Tinggi kepala M IN 1 TK
% TK
Letak mata
Letak dagu 1
Letak bahu 1 1/5 1/3 1 1/3
Lebar bahu M
Lebar lehw BLK
Letak pinggang 2
Lebar pinggang mTK
1 £etak panggul 2¥ 4h
0
1 panggul M \ 1/BTk l#T¥
1
1 Ujung jari tangan 2 '4/S TK 4h
2
IZ Ujung yri kaki 7
HAND OUT
WARNA
Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang
dipancarkan, atau secara subyektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera
penglihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang gelombang.
Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu
bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang
elektromagnetik. Cahaya yang dapat ditangkap indera manusia mempunyai panjang
gelombang 380 sampai 780 nanometer. Cahaya antara dua jarak nanometer tersebut
dapat diurai melalui prisma kaca menjadi warna-warna pelangi yang disebut spektrum
atau warna cahaya, mulai berkas cahaya warna ungu, violet, biru, hijau, kuning, jingga,
hingga merah. Di luar cahaya ungu/violet terdapat gelombang-gelombang ultraviolet, sinar
X, sinar gamma, dan sinar cosmic. Di luar cahaya merah terdapat gelombang/sinar
inframerah, gelombang Hertz, gelombang Radio pendek, dan gelombang radio panjang,
yang banyak digunakan untuk pemancaran radio dan TV.
Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu
benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) kita hingga terlihatlah
warna. Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan warna
merah dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam karena sifat pigmen benda
tersebut menyerap semua warna pelangi. Sebaliknya suatu benda berwarna putih karena
sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna pelangi. Sebagai bagian dari
elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan
memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Dalam perencanaan
corporate identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas. Lebih
lanjut dikatakan oleh Henry Dreyfuss , bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol
grafis untuk mempertegas maksud dari simbol- simbol tersebut . Sebagai contoh adalah
penggunaan warna merah pada segitiga pengaman, warna-warna yang digunakan untuk
traffic light merah untuk berhenti, kuning untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan.
Dari contoh tersebut ternyata pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat
dan kuat. Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek
tertentu. Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang
warna sebagai berikut: Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat
diamati saja, warna itu mempengaruhi.

Warna merupakan unsur desain yang paling menonjol. Dengan adanya warna
menjadikan suatu benda dapat dilihat. Selain itu, warna juga dapat mengungkapkan
suasana perasaan atau watak benda yang dirancang. Warna dapat menunjukkan sifat
dan watak yang berbeda-beda, bahkan mempunyai variasi yang sangat banyak, yaitu
warna muda, warna tua, warna terang, warna gelap, warna redup, dan warna
cemerlang. Sedangkan dilihat dari sumbernya, ada warna merah, biru, kuning, hijau,
orange, dan lain sebagainya. Tetapi jika disebut warna panas, warna dingin, warna
lembut, warna ringan, warna sedih, warna gembira dan sebagainya, ini disebut juga
dengan watak warna. Warna- warna tua atau warna hitam dapat memberi kesan berat
dan menyusutkan bentuk. Oleh karena itu, apabila kita menata busana untuk seseorang,
hendaklah disesuaikan dengan orang tersebut. Misalnya orang yang bertubuh gemuk
hendaklah dipilih warna yang tidak terlalu cerah atau warna- warna redup karena
warna ini dapat menyusutkan bentuk tubuh yang gemuk tersebut.

Memahami Teori Warna

Teori warna (English: Color theory) adalah ilmu dan seni dalam menggunakan
warna. Ini menjelaskan bagaimana manusia memandang warna; dan efek visual dari
bagaimana warna bercampur, kecocokan atau kontras warna satu sama lainnya. Teori
warna juga melibatkan pesan warna yang dikomunikasikan; dan metode yang
digunakan untuk mereplikasi warna.
Dalam teori warna, warna disusun pada roda warna dan dikelompokkan menjadi
3 kategori: warna primer, warna sekunder dan warna tersier. Lebih lanjut tentang itu
akan kita bahas nanti.
Memahami Warna

Orang-orang memutuskan apakah mereka menyukai produk dalam 90 detik atau


kurang. 90% dari keputusan itu hanya berdasarkan pada warna.
Warna adalah persepsi. Mata kita melihat sesuatu (langit, misalnya), dan data yang
dikirim dari mata kita ke otak kita memberi tahu kita bahwa itu warna tertentu (biru).
Objek memantulkan cahaya dalam kombinasi panjang gelombang yang berbeda. Otak
kita menangkap kombinasi panjang gelombang itu dan menerjemahkannya ke dalam
fenomena yang kita sebut warna.
Saat kita berjalan menyusuri lorong minuman ringan memindai rak-rak berisi
puluhan kaleng dan botol lalu mencoba menemukan Coca-cola, apa yang Anda cari?
Pastinya kaleng berwarna merah bergaris putih yang tidak asing lagi?
Orang-orang memutuskan apakah mereka menyukai produk dalam 90 detik atau kurang.
90% dari keputusan itu hanya berdasarkan warna. Jadi, bagian yang sangat penting dari
branding Kita harus fokus pada warna.
RGB: Model pencampuran warna aditif
Pencampuran warna aditif. Jika Anda (seperti saya) kesulitan memahami bagaimana
campuran merah dan hijau menjadi kuning, tonton video YouTube ini.
Manusia melihat warna dalam gelombang cahaya. Pencampuran cahaya — atau model
pencampuran warna tambahan/aditif — memungkinkan Anda untuk membuat warna
dengan mencampur sumber cahaya merah, hijau dan biru dari berbagai intensitas.
Semakin banyak cahaya yang Anda tambahkan, akan semakin cerah campuran
warnanya. Jika Anda mencampur ketiga warna cahaya tersebut, Anda mendapatkan
cahaya putih yang murni.
TV, layar, dan proyektor menggunakan warna merah, hijau dan biru (RGB) sebagai
warna utama, dan kemudian mencampurnya untuk membuat warna lain.
Kenapa kita harus peduli?
Katakanlah Anda memiliki merek yang sangat khas dengan logo kuning cerah. Jika
Anda memposting logo di Facebook, Twitter, atau website Anda dan tidak
menggunakan proses warna yang benar, logo Anda akan tampak buram bukan kuning
cerah. Itu sebabnya, ketika bekerja dengan file untuk layar apa pun, gunakan RGB,
bukan CMYK.
CMYK: Model pencampuran warna subtraktif
Setiap warna yang Anda lihat pada permukaan fisik (kertas, papan nama, kemasan, dll.)
Menggunakan model pencampuran warna yang subtraktif. Kebanyakan orang lebih
mengenal model warna ini karena itulah yang kita pelajari di TK ketika mencampur cat
air. Dalam hal ini, “subtraktif” hanya merujuk pada fakta bahwa Anda
mengurangi/subtrak cahaya dari kertas dengan menambahkan lebih banyak warna
diatasnya.
Pencampuran warna subtraktif hampir seperti pencampuran cat yang kita lakukan di
TK/SD.
Secara tradisional, warna-warna utama yang digunakan dalam proses subtraktif adalah
merah, kuning dan biru, karena ini adalah warna-warna yang dapat dicampur untuk
mendapatkan semua warna lainnya. Ketika percetakan warna muncul, warna-warna itu
kemudian diganti dengan cyan, magenta, yellow dan key / hitam (CMYK), karena
kombinasi warna ini memungkinkan printer untuk menghasilkan variasi warna yang
lebih luas di atas kertas.
Kenapa kita harus peduli?
Anda telah memutuskan untuk mencetak brosur penuh warna. Jika Anda
menginvestasikan semua uang itu ke pemasaran Anda (pencetakan tidak murah!), Anda
pasti berharap printer Anda akan mendapatkan warna yang benar-benar sesuai.
Karena pencetakan menggunakan metode pencampuran warna subtraktif, mendapatkan
reproduksi warna yang akurat hanya dapat dicapai dengan menggunakan CMYK.
Menggunakan RGB tidak hanya akan menghasilkan warna yang tidak akurat, tetapi
juga biaya yang besar ketika Anda terpaksa mencetak ulang seluruhnya.
Roda Warna
Mampu memahami istilah dan proses yang sesuai dengan warna akan membantu Anda
mengkomunikasikan visi Anda dengan desainer dan printer.
Roda warna
Dasar-dasar Roda Warna
Roda warna pertama dirancang oleh Sir Isaac Newton pada 1666 sehingga benar-benar
ada sebelum kita mengenalnya di TK. Seniman dan desainer masih menggunakannya
untuk mengembangkan harmoni warna, pencampuran dan palet.
Roda warna terdiri dari tiga warna primer (merah, kuning, biru), tiga warna sekunder
(warna dibuat ketika warna primer dicampur: hijau, oranye, ungu) dan enam warna
tersier (warna yang dibuat dari warna primer dan sekunder, seperti biru-hijau atau
merah-ungu). Gambarlah garis di tengah-tengah roda, dan kita akan memisahkan warna-
warna hangat (merah, oranye, kuning) dari warna-warna dingin (biru, hijau, ungu).
warna-warna hangat warna-warna dingin
Warna-warna hangat umumnya dikaitkan dengan energi, kecerahan, dan aksi,
sedangkan warna-warna dingin sering diidentikkan dengan ketenangan, kedamaian, dan
ketentraman.
Saat kita mengetahui bahwa warna memiliki suhu, kita dapat memahami bagaimana
memilih semua warna hangat atau semua warna dingin dalam logo atau di situs web kita
dapat memengaruhi pesan kita.

Pengelompokan warna
Ada bermacam-macam teori yang berkembang mengenai warna, di antaranya teori
Oswolk, Mussel, Prang, Buwster, dan lain-lain. Dari bermacam-macam teori ini yang
lazim dipergunakan dalam desain busana dan mudah dalam proses pencampurannya
adalah teori warna Prang karena kesederhanaannya. Prang mengelompokkan warna
menjadi lima bagian, yakni warna primer, sekunder, intermedier, tertier, dan kuarter.
Macam-macam lingkaran warna

Gambar 2.21 Macam-macam warna


Gambar 2.22 Macam-macam lingkaran warna
Kita mengenal lingkaran warna, dalam lingkaran warna dapat
dikelompokan menjadi:

Warna primer/warna pokok, warna ini disebut juga dengan warna dasar atau
pokok karena warna ini tidak dapat diperoleh dengan pencampuran hue lain.
Warna primer terdiri dari merah, kuning, dan biru, dinamakan warna primer
karena warna ini dihasilkan dari penggunaan pigmen, pigmen adalah bahan
organic dan bahan an organic untuk pewarna yang banyak digunakan dalam
industri tinta dan kertas. Warna primer ini tidak bisa dibuat dengan campuran
warna lain.
Gambar Warna primer 1) Warna primer

M : Merah.
K
K : Kuning.

B : Biru.

M B

2) Warna Sekunder, warna ini


merupakan hasil pencampuran
dari dua warna primer. Warna
sekunder terdiri terdiri dari
orange, hijau, dan ungu.
Warna sekunder

Yang termasuk warna sekunder


adalah:
o Warna merah + warna
kuning: warna jingga.
o Warna merah + warna biru:
Warna Ungu.
o Warna Kuning + warna biru:
Warna hijau.

J H

Warna Analogus/Berdekatan
Warna analogus adalah warna yang dihasilkan dari percampuran antara satu
warna primer dengan satu warna sekunder, yang letaknya bersebelahan pada
lingkaran warna. Warna-warna analogus atau warna- warna antara ini pada
umumnya adalah warna-warna yang tidak jenuh (tidak banyak unsur putihnya).
Dalam lingkaran warna, warna antara atau warna analogus ini letaknya bisa
diketahui dari contoh gambar di atas.
3) Warna intermediet, warna ini dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu
dengan mencampurkan warna primer dengan warna sekunder yang
berdekatan dalam lingkaran warna atau dengan cara mencampurkan dua
warna primer dengan perbandingan 1:2.

Kuning hijau (KH) adalah hasil pencampuran dari kuning


ditambah hijau atau dua bagian kuning ditambah satu bagian
biru (K+K+B).
Biru hijau (BH) adalah hasil pencampuran biru
ditambah hijau atau dua bagian biru di tambah satu
bagian kuning (B+B+K).
Biru ungu (BU) adalah hasil pencampuran biru
dengan ungu atau pencampuran dua bagian biru dengan
satu bagian merah (B+B+M).
Merah ungu (MU) adalah hasil pencampuran merah
dengan ungu atau pencampuran dua bagian merah dan satu
bagian biru (M+M+B).
Merah orange (MO) adalah hasil pencampuran
merah dengan orange atau pencampuran dua bagian merah dan
satu bagian kuning (M+M+K).
Kuning orange (KO) adalah hasil pencampuran
kuning dengan orange atau pencampuran dua bagian kuning
dan satu bagian merah (K+K+M).
4) Warna Tertier
Warna tertier adalah warna yang
dihasilkan dari campuran warna-

Piring Warna
Adalah sederetan warna-warna yang
disusun secara melingkar, terdiri atas
tiga warna pokok (merah, kuning, dan
biru) yang diletakkan pada titik-titik
sudut segitiga sama sisi dan diapit
oleh warna-warna yang dihasilkan
oleh campuran dua warna yang
bersebelahan. Selanjutnya, pada
lintasan lingkran antara kuning dan
biru,
akan terlihat warna-warna keluarga hijau, yaitu warna-warna yang dihasilkan
apabila kuning dicampur dengan biru. Pada lintasan antara kuning dengan merah
tampak sederetan warna yang termasuk keluarga oranye, yaitu warna- warna yang
dapat dihasilkan dari campuran kuning dengan merah. Dan pada lintasan antara
merah dan biru, terdapat sederetan warna yang termasuk keluarga ungu, yaitu
warna-warna yang dapat dihasilkan dari campuran merah dengan biru. Dalam
praktiknya, piring warna atau lingkaran warna itu hanyalah suatu alat peraga yang
dapat memperlihatkan macam warna secara lebih dekat dengan macam warna yang
dikehendaki. Untuk mengetahui termasuk keluarga warna yang mana, warna yang
dikehendaki tersebut, dapat diketahui dengan membuat campuran dari kedua warna
pokoknya.

5) Warna Kuartier
Warna kuartier adalah warna yang dihasilkan dari warna campuran warna-warna
tertier yaitu warna kecoklatan.

Pembagian Warna Menurut Sifatnya


Warna menurut sifatnya dapat dibagi atas 3 bagian, yaitu sifat panas dan dingin atau
hue dari suatu warna, sifat terang dan gelap atau value warna, serta sifat terang dan
Kusam atau intensitas dari warna.
a) Sifat panas dan dingin
Sifat panas dan dingin suatu warna sangat dipengaruhi oleh huenya. Hue
merupakan suatu istilah yang dipakai untuk membedakan suatu warna dengan
warna yang lainnya, seperti merah, kuning, biru, dan lainnya. Perbedaan antara
merah dan kuning ini adalah perbedaan huenya. Hue dari suatu warna mempunyai
sifat panas dan dingin. Warna-warna panas adalah warna yang berada pada bagian
kiri dalam lingkaran warna, yang termasuk dalam warna panas ini yaitu warna
yang mengandung unsur merah, kuning, dan jingga. Warna panas ini memberi
kesan berarti agresif, menyerang, membangkitkan, gembira, semangat, dan
menonjol. Sedangkan warna yang mengandung unsur hijau, biru, ungu
disebut warna dingin. Warna dingin lebih bersifat tenang, pasif, tenggelam,
melankolis, serta kurang menarik perhatian.

b) Sifat terang dan gelap


Sifat terang dan gelap suatu warna disebut dengan value warna. Value warna ini
terdiri atas beberapa tingkat. Untuk mendapatkan value ke arah yang lebih tua dari
warna aslinya disebut dengan shade, dilakukan dengan penambahan warna hitam.
Sedangkan untuk warna yang lebih muda disebut dengan tint, dilakukan dengan
penambahan warna putih.

c) Sifat terang dan kusam


Sifat terang dan kusam suatu warna dipengaruhi oleh kekuatan warna atau
intensitasnya. Warna-warna yang mempunyai intensitas kuat akan kelihatan lebih
terang, sedangkan warna yang mempunyai intensitas lemah akan terlihat kusam.

Kombinasi Warna
Dari berbagai warna yang sudah ada, besar kemungkinan belum ditemui warna yang
diinginkan. Oleh sebab itu, warna ini perlu dikombinasikan. Mengkombinasikan warna
berarti meletakkan dua warna atau lebih secara berjejer atau bersebelahan.

Jenis-jenis kombinasi warna dapat dikelompokkan atas:

1) Kombinasimonokromatiatau
kombinasis satu warnayaitu
kombinasi satuwarna dengan value
yangberbeda.Misalnyamerah
muda dengan merah, hijaumuda

dengan hijau tua, dll. seperti di


samping kiri.

2) Kombinasi analogus yaitu


kombinasi warna yang berdekatan
letaknya dalam lingkaran
warna. Seperti merah dengan merah
keorenan, hijau dengan biru kehijauan,
dan lain-lain.

3) Kombinasi
warna komplementer
yaitu kombinasi warna
yang bertentangan
letaknya dalam
lingkaran warna,
seperti merah dengan
hijau, biru dengan
orange dan kuning
5) Kombinasi warna
dengan ungu.
double komplementer yaitu
4) Kombinasi warna
kombinasi sepasang warna
split komplementer
yang berdampingan dengan
yaitu kombinasi
sepasang komplementernya.
warna yang terletak
Misalnya kuningorange dan
pada semua titik yang
biru ungu.
membentuk
huruf Y pada lingkaran
warna. Misalnya
kuning dengan merah
keunguan dan biru
keunguan, biru dengan
merah keorangean
dan kuning
keorangean, dan
lain-lain.
6) Kombinasi warna segitiga yaitu kombinasi warna yang membentuk
segitigadalam lingkaran warna. Misalnya merah, kuning dan biru.
Orange, hijau, danungu. Kombinasi warna monokromatis dan kombinasi
warna analogus di atas disebut kombinasi warna harmonis, sedangkan
kombinasi warna komplementer, split komplementer, double
komplementer dan segitiga disebut juga kombinasi warna kontras.

Faktor Faktor Bahan Tekstil Yang Berperan Dalam Busana.


Supaya dapat memilih bahan yang tepat perlu diperhatikan faktor-faktor berikut ini:
Warna, memang banyak syarat yang harus diperhatikan supaya penampilan terlihat
rapi menawan. Salah satunya adalah soal warna busana. Bicara masalah warna tidak
lepas dari selera seseorang, warna merupakan bagian paling dominan dalam
berbusana. Pilihlah warna-warna teduh seperti abu-abu, biru tua kearah hitam atau
warna-warna gelap kontras seperti maroon, hijau lumut, cokelat kopi dan sejenisnya,
yang tentunya disesuaikan dengan warna kulit. Warna-warna terang dan warna pastel
akan membuat tubuh terlihat lebih besar dan mudah menjadi perhatian orang.

Gambar 2.24 Macam-macam warna

Dalam pemilihan bahan busana warna mempengaruhi beberapa hal, berdasarkan


fungsinya, antara lain:
o Membuat lebih indah, memperbaiki mutu.
o Memperbanyak rupa tenunan dan rajutan.
o Mempengaruhi suasana/keadaan si pemakai (bentuk badan si pemakai).
o Warna mempunyai arti tersendiri.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan warna busana yang tepat
yaitu:
Busana dengan menggunakan bahan satu warna membuat si pemakai terlihat
lebih tinggi, terutama dengan desain maxi dan celana panjang.
Umumnya warna-warna gelap akan membuat si pemakai terlihat lebih kurus
dari pada warna-warna terang dan warna yang menyolok. Warna gelap akan
menyerap penglihatan, warna terang dan menyolok akan memantulkan.
Seorang wanita akan menutupi kekurangannya dengan memakai celana dan
jas dengan warna gelap.
Bahan berwarna terang akan memberi pengaruh pada bagian muka, yaitu
bagian muka bertambah cerah. Bila bahan terang dikombinasikan dengan
bahan berwarna gelap akan menjadi lebih cerah, misalnya penggunaan kerah
putih pada busana yang berwarna gelap. Warna kerah putih ini akan
memberikan pengaruh pada bagian muka si pemakai, sehingga terlihat lebih
cerah.
Pilihan warna yang sedang populer pada waktu itu. Dengan adanya warna bahan
yang sedang populer dapat membuat si pemakai lupa untuk mengontrol keadaan
dirinya. Tapi cobalah tentukan warna yang benar-benar berkenan dihati, jadi jangan
hanya karena berpatokan dengan warna yang sedang trend atau pengaruh
lingkungan dimana Anda berada. Ketentuan itu ditekankan karena bila pilihan
disesuaikan dengan kata hati, maka dalam mengenakannyapun Anda lebih
mempunyai percaya diri, dan keberadaan seperti itu sudah menambah nilai tambah
pada penampilan Anda. Penggunaan bahan dengan warna yang menyolok kurang
tepat untuk orang yang sudah berumur dan orang yang berbentuk tubuh besar.
Kalaulah ingin tetap menggunakan warna tersebut,
pakailah pada bagian-bagian kecil dari busana sebagai pemanis, seperti pada
bagian kerah, vest saku, manset lengan.
Pengaruh iklim dan lingkungan dalam penggunaan warna. Orang yang tinggal
di daerah panas, biasanya mempunyai kulit berwarna agak gelap, lebih sesuai
memakai warna-warna yang cerah dan terang.
Pemilihan warna bahan sesuai dengan umur dan pribadi pemakai. Remaja yang
penuh semangat dan bergairah sesuai dengan jiwa mudanya akan memilih warna
bahan yang terang dan menyolok. Orang dewasa dan berumur/lanjut usia,
memerlukan banyak ketenangan, kebanyakan warna bahan yang dipilih adalah
warna yang tenang dan gelap.

Lima hal yang disarankan dalam memilih warna bahan:


o Pilihlah warna yang sedang digemari, apa warna yang sedang digemari bisa kita
lihat, jika warna itu sering muncul di majalah, TV, film, pusat pertokoan, toko-
toko busana ataupun pada peragaan-peragaan busana.
o Sesuaikan warna busana dengan tujuan dan kesempatan pemakaian.
Misalnya:
Untuk belanja siang hari hindarilah warna yang
menyolok. Untuk busana tidur pilihlah warna yang
lembut.
Busana pesta malam sebaiknya berwarna menyolok, cerah ataupun
gelap. Suasana ke tempat duka sebaiknya pilih warna gelap.
Sesuaikan warna busana dengan bentuk tubuh.

Orang yang tinggi kurus hindarilah busana yang berwarna gelap


dan menyolok.
Orang yang gemuk hindarilah busana yang berwarna muda atau putih.
o Sesuaikan warna busana dengan warna kulit dan rambut.
Orang yang warna kulitnya gelap hindarilah warna putih, karena
akan kelihatan lebih gelap.

Orang yang berwarna kulit terang/kuning langsat akan kelihatan


pucat kalau menggunakan busana berwarna kuning.
o Sesuaikan warna busana dengan umur dan kepribadian (karakter), orang yang
berumur lanjut sesuai dengan umurnya, sebaiknya memilih warna-warna yang
memberikan kesan tenang (bukan warna-warna kontras).
o Remaja dan anak umumnya sesuai dengan semangat dan gairahnya mereka
akan memilih busana berwarna cerah atau menyolok.

Teknik Kombinasi / Padu Padan Warna

1. Kombinasikan warna monokromatik yang bersumber dari satu warna namun


dengan nilai dan intensitas yang berbeda

warna monokromatik via ukhtishaliha.yukbisnis.com

Monokromatik adalah perpaduan beberapa warna yang bersumber dari satu warna dengan
nilai dan intensitas yang berbeda. Misalnya saja, warna dasar ungu yang semakin lama
intensitas warnanya semakin berkurang sehingga menjadi violet, pink, kemudian baby
pink. Warna-warna tersebut berasal dari satu warna dengan intensitas berbeda yang
menghasilkan perpaduan yang cocok dan pas.

2. Kombinasi dari warna analog atau saling bersebelahan akan menciptakan efek
harmoni yang baik, karena memiliki kemiripan atau kedekatan warna
warna analog via hipwee.com

Warna analog adalah warna-warna yang saling bersebelahan dalam roda warna.
Contohnya adalah warna hijau dan kuning. Warna-warna seperti itu akan terlihat cocok
karena unsur kedekatannya dalam roda warna.

3. Jika kamu suka tabrak warna, coba trik kombinasi warna komplementer atau yang
saling berseberangan

warna komplementer via hipwee.com


Warna komplementer adalah kombinasi pakaian dengan warna-warna yang saling
berseberangan pada roda warna. Untuk memadukan warna komplementer, dibutuhkan
keberanian karena warna-warna ini merupakan warna yang berlawanan.

Contohnya adalah warna hijau dan merah.

4. Kombinasi warna-warna yang saling membentuk sudut 90 derajat pada roda warna
juga bisa jadi acuanmu selanjutnya

Cara menentukannya adalah antara warna yang satu dengan warna lain memiliki jarak
dua lengan (membentuk sudut 90 derajat) pada roda warna. Contohnya adalah,
kombinasi warna pink atau ungu dengan warna biru. Nah, perpaduan warna seperti ini
akan terlihat lebih menantang dibandingkan pilihan sebelumnya.

warna 90 derajat
5. Memadukan warna-warna yang ada pada roda warna sehingga kombinasinya
membentuk huruf T

kombinasi huruf T via hipwee.com

Perpaduan ini lebih kaya warna lagi dibanding dengan pilihan trik sebelumnya.
Kombinasi huruf T dalam roda warna ini akan membentuk 3 warna. Contohnya, padu
padan warna baju yang menggunakan kombinasi warna merah, biru, dan hijau. Atau
pilihan lain adalah paduan warna oranye, pink, dan biru.
6.Kombinasi warna-warna yang membentuk huruf X pada roda warna akan
menghasilkan perpaduan yang lebih kaya lagi karena terdiri atas 4 warna

kombinasi huruf X via hipwee.com

Untuk mengombinasikan warna-warna ini, kamu nggak hanya berkutat pada pakaian
saja, tapi juga bisa diaplikasikan pada tas, sepatu, syal, topi atau aksesoris yang kamu
kenakan. Sebagai contoh, kamu bisa memadukan warna kuning-hijau, oranye,
merah- ungu dan warna biru.

Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik

Panduan Membuat Desain Ilustrasi


Busana Buku LKS SMK

Glosarium
1. Anatomi = ilmu yang mempelajari susunan tubuh manusia secara keseluruhan
mulai dari kepala sampai ujung kaki
2. Anatomi model = perbandingan menurut desain busana
3. Ilustrasi = perbandingan tubuh yang biasanya digunakan untuk desain yang
dipublikasikan atau gaya tertentu
Desain = rancangan
Daftar Pustaka

Buku Soekarno, dan Lanawati Basuki, Panduan Membuat Desain Ilustrasi Busana, PT Kawan
Pustaka, Jakarta
Soal Quiz : Asesmen Sumatif
1. Jelaskan pengertian anatomi tubuh!
2. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan untuk menggambar anatomi tubuh dengan ukuran ideal!
3. Jelaskan jenis perbandingan tubuh yang biasa dipakai dalam menggambar perbandingan tubuh untuk
desain pakaian!
4. Sebutkan alat dan bahan untuk membuat gambar anatomi tubuh!
5. Jelaskan tujuan mempelajari anatomi tubuh!

KUNCI JAWABAN SOAL


1. Anatomi tubuh adalah : hubungan antara tubuh atau badan dengan bagian-bagian
lain dan hubungan tiap bagian dengan keseluruhan badan dilihat dari ukuran panjang
dan lebar.
2. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menggambar anatomi tubuh dengan ukuran ideal adalah :

a. Perbandingan tinggi dan lebar tubuh


b. Letak bagian-bagian tubuh
c. Sikap, gaya dan gerak tubuh
d. Jatuhnya pakaian pada tubuh
3. Dalam menggambar perbandingan tubuh untuk desain pakaian kita dapat memilih beberapa jenis
perbandingan yang biasa dipakai adalah :
a. Perbandingan tubuh menurut anatomi sesungguhnya, yaitu tinggi tubuh 7 ½ kali tinggi kepala. Perbandingan
dari bagian-bagian tubuh dapat dipakai sebagai petunjuk perbandingan ilustrasi tubuh yang ideal.
b. Perbandingan menurut desain busana ialah tinggi tubuh 8 kali tinggi kepala dan ada pula yang memakai 8 ½
tinggi kepala, ini biasanya disebut dengan anatomi model.
c. Perbandingan tubuh secara ilustrasi yang biasanya digunakan untuk desain yang dipublikasikan atau gaya
tertentu, yaitu perbandingan 9 kali tinggi kepala bahkan mencapai 12 kali tinggi kepala atau disebut juga
perbandingan secara ilustrasi.
4. Dalam membuat gambar anatomi tubuh, perlengkapan yang dibutuhkan adalah :
1. Kertas HVS 60 gr, 80 gr dan 100 gr
2. Kertas gambar dengan berbagai jenis
3. Berbagai macam alat bantu penggaris
4. Kuas dengan berbagai merek dan nomor
5. Berbagai macam pensil, yakni pensil HB, 2B, 3B dan pensil warna, seperti spidol
6. Cat air dengan berbagai macam merek
7. Cat plahat dan bahan pewarna
5. Tujuan mempelajari anatomi tubuh adalah :
1. Dapat membawa pesan dan citra dari penciptanya
2. Sebagai alat atau gambar perwujudan bentuk dan model pakaian
3. Menentukan perbandingan makna model pakaian
4. Membantu penyajian model dari segala arah
5. Sebagai alat komunikasi dengan orang lai
Soal Quiz : Asesmen Sumatif

1. Jelaskan pengertian ilustrasi?


2. Sebutkan tujuan ilustrasi mode dan langkah pembuatan ilustrasi mode?
3. Jelaskan syarat pembuatan ilustrasi mode?
4. Jelaskan perbandingan tubuh wanita secara ilustrasi?
5. Jelaskan perbandingan tubuh pria secara ilustrasi?
KUNCI JAWABAN SOAL
1. Ilustrasi merupakan cara penyajian desain busana untuk tujuan promosi dan menggunakan proporsi (9-
11 x tinggi kepala).
2. Tujuan ilustrasi mode : Untuk iklan, sampul undangan, majalah model, untuk pembuatan desain lebih
menarik perhatian karena menggunakan proporsi yang illustrative.
Langkah penbuatan ilustrasi mode
4. Membuat proporsi ilustrasi
5. Membuat desain di atas hasil sket yang telah dibuat
6. Memberi warna diarsir dengan warna-warna yang cocok.
3. Syarat pembuatan ilustrasi mode
5. Proporsi lebih dari 9-11 x tinggi kepala
6. Penyelesaian kulit dan rambut dapat natural atau anatural
7. Bentuk bagian tubuh bias dengan teknik lukis
8. Desain harus dapat dibaca
4. Daftar Perbandingan Tubuh Wanita Secara Ilustrasi

5. Perbandingan Tubuh Pria Secara llustrasi

n Ukuran Proporsi tinggi Proporsi Proporsi tinggi


o dan 9x T. Kepala tinggi 10 x 11 x T. Kepala
letak T.
Kepala
1 Tinggi kepala Angka 0-1 Angka 0-1 Angka 0-1
2 Lebar kepala ¾ T. Kepala ¾ T. kepala ¾ T. kepala
3 Letakgarisbahu Angka 1 1/3 Angka 1 Angka 1 1/3
1/3

4 Letak bahu 2 x L. Kepala 2 x L. 2 x L. kepala


kepala
5 Letak dada Diatas angka 2 Diatas angka Diatas angka 2
2

6 Letak 2 mm 2 mm diatas 2 mm
pinggang diatas angka 3 diatas
angka 3 angka 3
7 Lebar T. kepala ¾ T. kepala ¾ T. Kepala
pinggang

8 Letak panggul Angka 4 Angka 4 Angka 4

9 Lebar panggul 1 1/3 x L. 1 1/3 x L. 1 1/3 x L.


Kepala kepala kepala
1 Letak lutut Angka 5 4/5 Angka 6 Angka 6 1/3
0
1 Letak tumit Angka 8 ½ Angka 9 Angka 10 ½
1 1/2

1 Ujung jari kaki Angka 9 Angka 10 Angka 11


2

Soal Quiz : Asesmen Sumatif


1. Apa fungsi warna dalam Desain Busana
2. Apa yang dimaksud dengan warna Dingin!
3. Jelaskan yang dimaksud dengan warna analogus!
4. Jelaskan mengapa kita harus mempelajari cara perpaduan warna dalam mendesain?!
5. Jelaskan yang dimaksud dengan warna kuartier!

KUNCI JAWABAN SOAL

1. Warna sebagai salah satu unsure penting dalam desain busana. Warna
berfungsi memperindah suatu desain dengan memberikan kesan-kesan
tertentu.
2. Yaitu warna-warna yang member kesan dingin apabila dipandang
contohnya seperti hijau, biru dan ungu.
3. Warna analogus adalah percampuran dari satu warna primer dan satu
warna sekunder yang letaknya bersebelahan pada lingkaran warna.
4. Agar kita tidak asal saja memadukan warna sehingga desain yang kita buat
enak dipandang.
5. Warna kuartier adalah warna yang dihasilkan dari campuran warna tertier
KRITERIA PENILAIAN TUGAS KELOMPOK ( Asesmen Formatif )

LEMBAR PENILAIAN HASIL TES DISKUSI


Nama :
No absen :

NILAI
N ASPEK PENILAIAN NILAI YANG DI CAPAI
MAKSIM
O
UM
1 Persiapan Menggambar mode 20 10 7 5
Alat dan bahan menggambar:
 Pensil
 Boxi hitam/pena hitam/drawing pen
 Bahan kertas gambar A4

2 Proses Menggambar 30 10 7 5
 Ketepatan prosedur membuat gambar
anatomi tubuh
 Ketepatan prosedur membuat gambar
secara ilustrasi
3 Hasil menggambar 40 20 16 12
Desain sesuai dengan model yang
ditentukan secara anatomi, ilustrasi
4 Kerapian 10 5 3 1
Kebersihan gambar
Keselamatan kerja
Jumlah 100

LEMBAR ASESMEN DIAGNOSTIK

1. Berikan pendapatmu tentang bagaimana kondisi lingkungan akan berdampak pada semangat belajarmu ?
2. Apa saja yang dapat kamu lakukan untuk menciptakan kenyamanan lingkungan belajar di rumah?
3. Apa harapan kamu saat mempelajari tentang menggambar mode ?
Kriteria Penilaian Praktek

No Unsur Yang Dinilai Bobot Angka yang Ket

1. Persiapan 10
Alat menggambar : 5
Pensil
Pensil warna
Bahan :
2. Proses 40
Pembuatan variasi garis, 15
bidang, bentuk dan warna
Penguasaan pengarsiran 15
warna (gelap-terang)
3. Hasil 50
Ketegasan bentuk 10
Kemeruangan bentuk (gelap- 10
terang)
Keharmonisan penataan 10
unsur seni rupa
Keseimbangan penataan 10
Jumlah 100
LEMBAR KERJA I
MEMBUAT LINGKARAN WARNA
LEMBAR KERJA Ii
MEMBUAT KOMBINASI WARNA

Anda mungkin juga menyukai