Anda di halaman 1dari 28

DASAR – DASAR KEAHLIAN BUSANA ( FESYEN )

KELAS X
PROSES BISNIS DI BERBAGAI INDUSTRI DI BIDANG
BUSANA (FESYEN)

INFORMASI UMUM
IDENTITAS MODUL

NAMA SEKOLAH SMKN 1 BENGKULU SELATAN

NAMA PENYUSUN
RIKA ANDRIANI, S.Pd

TAHUN 2022

KELAS X

Judul Elemen
Proses bisnis diberbagai industri di bidang busana (fesyen)

Meliputi pemahaman peserta didik mampu menjelaskan informasi dan wawasan


secara menyuluruh tentang K3 di bidang busana (fesyen), proses produksi di
Deskripsi industri, pengetahuan tentang kepribadian yang dibutuhkan agar dapat
mengembangkan pola pikir kreatif, proses kreasi untuk menghasilkan solusi
desain yang tepat sasaran, aspek perawatan peralatan, potensi lokal dan kearifan
lokal
Kelas
X

Alokasi Waktu
( 1X6X45) Luring (1X6X30) Daring

Jumlah Pertemuan
1 x pertemuan

Fase Capaian
E

Aspek Perkembangan bisnis berbagai industri di bidang busana kreatif


Profil Pelajar Pancasila Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak Mulia,
Mandiri, Bernalar Kritis dan kreatif, Bergotong royong.
Model Pembelajaran
Projek BaseLearning ( PJBL )

Moda Pembelajaran
Daring / Kombinasi daring dan luring

Metode Pembelajaran Ceramah, Diskusi , presentasi tanya jawab dan Praktek


Bentuk Penilaian
Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif

Sumber Pembelajran
Buku paket, Modul, Internet

Bahan Pembelajaran
Kertas, Pena, Spidol

Alat Praktik Pembelajaran


Alat tulis, internet

Media Pembelajaran
LCD, Video pembelajaran, Internet, Power point, Modul

 Peserta didik reguler/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam


mencerna dan memahami materi ajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar yang
terbatas hanya satu gaya misalnya dengan audio. Memiliki kesulitan
dengan bahasa dan pemahaman materi ajar, kurang percaya diri,
Target Peserta Didik
kesulitan berkonsentrasi jangka panjang.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami
dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi
(HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin.

1. Peserta didik mampu menjelaskan informasi dan wawasan secara


Tujuan Pembelajaran menyeluruh tentang K3 di bidang busana.
2. Peserta didik mampu menjelaskan pengetahuan tentang kepribadian
yang dibutuhkan agar dapat mengembangkan pola pikir kreatif
Manusia hidup membutuhkan informasi tentang wawasan menyeluruh tentang
Pemahaman Bermakna K3 di bidang busana dan mengetahui tentang kepribadian yang dibutuhkan agar
dapat mengembangkan pola pikir kreatif
Mengapa K3 diperlukan dalam proses mengembangkan pola pikir kreatif
Pertanyaan Pematik busana ?

KEGIATAN PEMBELAJARAN :
Pertemuan 1
Luring ( 270 Menit ) ( 6 x 45 Menit ) Daring ( 180 Menit ) ( 6x30 Menit)
Kegiatan awal ( 45 Menit ) Kegiatan Inti ( 165 Menit )

1. Peserta didik dan guru mengawali pembelajaran 1. Guru menayangkan video tentang wawasan K3 di
dengan berdo’a bersama bidang busana, Siswa melihat dan mengamati
2. Guru Melakukan pemeriksaan kehadiran siswa video yang ditayangkan oleh guru dengan seksama
(Presensi) serta , guru meminta siswa menganalisa video
3. Guru menyampaikan Capaian Pembelajaran dan tersebut dan menyiapkan beberapa pertanyaan
tujuan pembelajaran kepada siswa untuk ditanyakan kepada guru.
4. Guru menyampaikan kompetensi yang akan 2. Setelah video selesai ditayangkan, guru dan siswa
diajarkan dan menjadi aktivitas pembelajaran melakukan diskusi / Tanya jawab ( Guru memberi
pada pertemuan hari ini dan sesuai dengan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai
waktu yang ditentukan. video tersebut )
5. Guru melakukan asesmen diagnostic dan 3. Guru membagikan Hand out yang berisi tentang
pertanyaan pematik. wawasan menyeluruh tentang K3 dan
mengembangkan pola pikir kreatif busana.
4. Guru memaparkan materi dengan media power
point dan mendemonstrasikan penggunaan
aplikasi market place berbasis online. Siswa
memperhatikan sambil membaca materi yang
dipaparkan dengan hand out yang sudah diterima
dari guru.
5. Guru dan siswa melakukan Tanya jawab mengenai
materi
6. Guru memberi tugas dengan mengarahkan siswa
untuk membuat kelompok kecil yang
beranggotakan minimal 4 orang. Siswa melakukan
tugas praktik menggunakan market place berbasis
online sesuai tugas yang tertera pada lembar kerja
di Hand out / modul.
7. Siswa melaksanakan arahan dari guru dan
berkelompok untuk melakukan tugas praktik yang
diberikan oleh guru sesuai arahan yang ada pada
Hand out/modul
8. Guru mengamati kegiatan siswa sambil
membimbing dan mengarahkan apabila siswa
melakukan kesalahan.
9. Siswa mengumpulkan hasil tugas kelompok yang
diberikan oleh guru.

Kegiatan Penutup ( 60 Menit ) Referensi

1. Guru memberikan quiz kepada siswa 1. Buku Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Guru dan siswa mengevaluasi hasil 2. Buku Kewirausahaan
kegiatan pada pertemuan hari ini
3. Siswa diminta menyampaian kendala, hal
yang belum dipahami dan kesulitan yang
dialami selama melaksanakan tugas yang
diberikan oleh guru.
4. Guru memberikan apresiasi dan motivasi
kepada siswa.

Asesmen Asesmen Diagnostik ( sebelum pembelajaran )


Asesmen Formatif ( selama proses pembelajaran )
Asesmen Sumatif ( akhir pembelajran )

Pengayaan Dan Remidial

Pembelajaran Remidial
1. Kegiatan Pembelajaran Jika Peserta< 20 % Tugas individu, mengerjakan tugas praktek yang sudah
diberikan
2. Kegiatan Pembelajaran Jika Peserta 20 % - 50 % Tugas kelompok, Membuat rangkuman tentang materi
pokok atau materi tertentu
3. Kegiatan Pembelajaran Jika Peserta> 50 % Pembelajaran Ulang, menjelaskan kembali materi pokok
dengan memberikan soal yang baru.
Bentuk penilaian :
1. Nilai yang asalnya di bawah nilai KKM, akan disesuaikan dengan nilai yang sewajarnya tidak melebihi
nilai yang tidak mendapatkan Remidial.
2. Peserta didik yang nilainya masih kurang, akan dilakukan remidial dengan diberikan bentuk soal yang sederhana
sesuai dengan tingkat pemahamannya. Sampai nilainya mencapai KKM

Pembelajaran Pengayaan
1. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata diberikan tambahan literasi
melalui Sumber Lain (Internet) yang terkait dengan materi pembelajaran dengan berbagai informasi yang
terkait.
2. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata diberikan tambahan melalui
Buku Siswa yang sudah memiliki tingkat soal HOTS.
3. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata dapat menjadi tutor sebaya bagi
peserta didik yang nilainya di bawah rata-rata.
Bentuk penilaian :
1. Nilai di rapot sudah dipastikan akan mendapatkan nilai memuaskan.
2. Diberikan penghargaan khusus bagi peserta didik yang mendapatkan pengayaan

Refleksi Lembar Kegiatan

1. Apakah ada kendala pada kegiatan Lembar observasi diskusi


pembelajaran ?
2. Apakah semua siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran ?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat
diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran ?
4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan ketika
berkegiatan dapat teratasi dengan baik ?
5. Apa level pencapaian rata-rata siswa dalam
kegiatan pembelajaran ini ?
6. Apakah seluruh siswa dapat dianggap tuntas
dalam pelaksanaan pembelajaran
7. Apa strategi agar seluruh siswa dapat
menuntaskan kompetensi ?

HAND OUT

PROSES BISNIS DI BERBAGAI INDUSTRI DI BIDANG BUSANA


(FESYEN)
A. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI BIDANG BUSANA

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan/keamanan dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi
proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga
melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh
kondisi lingkungan kerja.

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja ternyata bukan masalah kecil, akibat yang
ditimbulkannya telah mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Kecelakaan kerja, misalnya
kebakaran akan merugikan bagi pengusaha, tenaga kerja, pemerintah dan masyarakat, antara lain:
korban jiwa manusia, hilang atau berkurangnya kesempatan kerja, tenaga terampil, modal yang
tertanam dan lainlain.

1. Pengertian dan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat,
serta agar setiap sumber produksi digunakan secara aman dan efisien. Norma (standar) yang menjadi
pegangan pokok adalah:

a. Norma keselamatan kerja meliputi: keselamatan kerja yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, keadaan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan.
b. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan meliputi: pemeliharaan dan mempertinggi derajat
kesehatan tenaga kerja, dilakukan dengan mengatur pemberian pengobatan, perawatan tenaga
kerja yang sakit, mengatur persediaan tempat, cara dan syarat kerja yang memenuhi syarat
hygiene perusahaan dan kesehatan kerja untuk mencegah penyakit, baik sebagai akibat pekerjaan
maupun penyakit umum serta menetapkan syarat kesehatan bagi perumahan untuk tenaga kerja.
c. Norma kerja meliputi: perlindungan terhadap tenaga kerja yang bertalian dengan waktu kerja,
sistim pengupahan, istirahat, cuti, kerja wanita, anak dan orang muda, tempat kerja, perumahan,
kebersihan, kesusilaan, ibadah dan kepercayaan masing-masing yang diakui pemerintah,
kewajiban sosial/kemasyarakatan dan sebagainya guna memelihara kegairahan dan moril kerja
yang menjamin daya guna kerja yang tinggi serta menjaga perlakuan yang sesuai dengan
martabat manusia dan moral agama.
d. Tenaga kerja yang mendapat kecelakaan dan/atau menderita penyakit akibat pekerjaan berhak
atas ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi. Dan apabila seorang tenaga kerja meninggal dunia
akibat kecelakaan dan/penyakit akibat pekerjaan, ahli warisnya berhak menerima ganti kerugian.

2. DasarHukum
Ada 4 dasar hukum yang menjadi acuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), yaitu:

a. Undang-undang No.1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.


b. UU No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention No. 81 Concerning Labour
Inspection in Industry and Commerce.
c. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya paragraf 5 tentang Keselamatan
dan pasal 86 dan 87.
d. Keempat, Peraturan Menteri Tenaga Kera RI No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen K3. Dalam Permenakertrans yang terdiri dari 10 bab dan 12 pasal ini, befungsi
sebagai Pedoman penerapan sistem manajemen K-3 (SMK3).

3. Ruang Lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Tenaga Kerja/Pekerja/Siswa. Tenaga Kerja/Pekerja/Siswa di perusahaan/organisasi atau


sekolah harus memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan/keamanan kerja
dapat dicapai melalui: (1) Mempelajari dan melaksanakan instruksi/tata cara kerja dengan
benar. (2) Melatih diri dan meningkatkan minat dan kemampuan bekerja. (3) Pemakaian alat
pelindung diri yang dianjurkan/diperintahkan
b. Pekerjaan. Usaha mencegah/memperkecil kecelakaan, dapat dilakukan dengan cara: (1)
Menerapkan peraturan lamanya kerja/sekolah sesuai perundang-undangan yang berlaku. (2)
Mengadakan pengaturan tata cara kerja yang baik, yaitu dengan pengaturan jadwal kerja (jam
kerja dan istirahat yang sesuai). (3) Menerapkan rolling kerja (shif/jam kerja), untuk
menghindari kejenuhan/kebosanan yang mengakibatkan kecelakaan. (4) Pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian dalam penyelesaiannya membutuhkan jam kerja yang lebih pendek
dan membutuhkan istirahat yang yang cukup.
c. Tempat bekerja. Kenyamanan tempat bekerja di industri, perusahaan atau organisasi maupun
sekolah harus diperhatikan. kebersihan, kerapian ruang kerja, hubungan antarpersonal
mempengaruhi kenyamanan di tempat kerja. 

4. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah:

a. Melindungi pekerja/praktikan dari kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin terjadi


akibat kecerobohan pekerja.
b. Memelihara kesehatan pekerja/praktikan untuk memperolah hasil pekerjaan yang optimal.
c. Mengurangi angka sakit atau angka kematian diantara pekerja.
d. Mencegah timbulnya penyakit menular atau penyakit-penyakit lain yang diakibatkan oleh
sesama pekerja.
e. Membina dan meningkatkan kesehatan fisik maupun mental.
f. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.
g. Mencegah dan mengurangi kerugian/kerusakan yang diderita semua pihak karena terjadinya
kecelakaan/kebakaran.
h. Pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) sebagai langkah pemberian
pertolongan awal dalam penanggulangan kecelakaan yang terjadi di laboratorium/bengkel
kerja.

5. Prinsip-prinsip/Langkah-langkah Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja adalah:


a. Setiap pekerja/praktikan berhak mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja. Tempat
kerja/laboratorium/bengkel kerja wajib menyediakan alat-alat atau fasilitas yang dapat
menjamin keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya: (1) Tersedianya alat pemadam
kebakaran, (2) Tersedianya Kotak PPPK (P3K) lengkap beserta isinya, (3) Ada petugas yang
melayani kesehatan kerja. (4) Alat-alat praktek dalam keadaan aman/mudah digunakan dan
tidak menimbulkan bahaya.
b. Setiap pekerja/praktikan wajib mengenakan pakaian kerja dan alat-alat pelindung diri pada
waktu bekerja/melakukan praktikum, seperti, baju kerja/celemek, kacamata, sarung tangan
dan sebagainya.
c. Setiap pekerja/praktikan harus menerapkan prinsip-prinsip umum yang menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja secara umum, antara lain: Bekerja sesuai prosedur/langkah
kerja tertentu. Menggunakan alat yang tepat sesuai dengan fungsinya. Melakukan perawatan
terhadap kebersihan dan keindahan tempat kerja. Setiap pekerja/praktikan harus memahami
situasi laboratorium/bengkel kerja dalam kaitannya tindakan menyelamatan jika terjadi
kecelakaan.

6. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Praktek Menjahit


Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kelalaian sendiri, ini terjadi karena bekerja dengan terburu-
buru, kurang memahami kecelakaan yang dapat ditimbulkan dari pekerjaan yang dilakukannya,
kerusakan alat ataupun hal lain. Dalam pekerjaan/praktek menjahit beberapa kemungkinan
kecelakaan yang dapat terjadi dan upaya pencegahannya antara lain:

No. Jenis Kecelakaan Pencegahan

1. Tertusuk Jarum Konsentrasi saat menjahit Pakailah bidal/tudung jari/pelindung jari.


tangan.

2. Tertusuk jarum Konsentrasi saat menjahit, Tidak meletakkan kaki saat memasang/melepas
mesin jahit jarum mesin, Matikan mesin saat memasang/melepas jarum.

3. Terkena gunting Tidak meletakkan gunting di atas meja mesin atau dipangkuan saat menjahit.
Letakkan gunting di laci mesin, atau kantong alat yang tersedia di mesin.

4. Terpeleset Tidak terburu-buru saat berjalan. Hindarkan air, minyak, atau benda yang
dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Usahakan lantai tempat bekerja
dalam keadaan kering.

5. Tersandung Tidak terburu-buru saat berjalan. Tidak meletakkan benda yang menghalangi
jalan. Hindari pemasangan kabel yang mengganggu jalan

6. Terkena strum Mengunakan alas kaki saat menjahit. Menggunakan kabel sesuai kebutuhan.
listrik Memastikan kabel yang digunakan dalam keadaan baik.

7. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan adalah bantuan atau tindakan awal yang diberikan kepada
korban cidera maupun penyakit mendadak sebelum datangnya bantuan ambulan, dokter atau petugas
terkait lain jadi tidak merupakan suatu tindakan yang menjadi akhir penanganan terhadap korban
maupun pasien yang mengalami gangguan fisik yang mendadak dan gawat.

8. Tujuan PPPK (P3K)


Tujuan pertolongan pertama dapat dirinci sebagai berikut: (a) Mempertahankan penderita agar
tetap hidup. (b) Membuat keadaan korban/perderita tetap stabil. (c) Mengurangi rasa nyeri,
ketidaknyamanan dan rasa cemas korban. (d) Meminimalisasi derajat kecacatan. (e) Memantau proses
penyembuhan. Berikut ini contoh pertolongan pertama pada kecelakaan kerja praktek menjahit.

No. Jenis Kecelakaan Pencegahan

1. Tertusuk Jarum 1. Segera cuci tangan dengan alkohol 70% serta betadin.
tangan. 2. Guyur luka dibawah air yang mengalir selama 3 menit.
3. Biarkan darah keluar bersama air yang mengalir (agar virus/kuman
ikut keluar bersama darah)
4. Bersihkan darah/bekas tusukan jarum dengan bahan yang bersih
5. Bila masih berdarah balut bekas tusukan dengan menggunakan kain
kasa
6. Bila korban mengeluh kesakitan dan darah masih banyak keluar,
mintalah pertolongan dokter

2. Tertusuk jarum 1. Matikan sumber aliran listrik ke mesin jahit.


mesin jahit 2. Laporkan kepada guru pembimbing praktek di workshop
3. Buka jarum mesin dari mesin jahit
4. Cabut jarum mesin dari jari/tangan yang tertusuk
5. Lakukan penekanan pada bekas tusukan jarum, biarkan darah keluar
beberapa menit untuk membersihkan bekas tusukan dari penyebab
infeksi
6. Bersihkan darah/bekas tusukan jarum dengan bahan yang bersih
7. Bila masih berdarah balut bekas tusukan dengan menggunakan kain
kasa
8. Bila korban mengeluh kesakitan dan darah masih banyak keluar,
mintalah pertolongan dokter

3. Terkena gunting 1. Pastikan lukanya kecil atau besar


2. Biarkan luka kecil atau besar berdarah bebas beberapa menit untuk
membersihkannya dari penyebab infeksi
3. Bersihkan luka dengan bahan yang bersih
4. Jika lukanya kecil tempelkan kasa steril anti septik dan balut dengan
kain kasa
5. Jika lukanya besar atau dalam, mintalah pertolongan dokter

4. Terpeleset 1. Pindahkan korban, bila korban harus dipindahkan mintalah bantuan


orang lain untuk memindahkannya.
2. Posisikan agar korban tetap dalam keadaan lurus, cegahlah agar
korban tidak membungkukkan leher atau punggunggnya.
3. Topanglah anggota badan yang terluka.
4. Usahakan korban untuk diberi bantuan penyandaran (jika pingsan).
5. Segera minta tolong dokter, bila perlu.

5. Tersandung 1. Pindahkan korban, bila korban harus dipindahkan mintalah bantuan


orang lain untuk memindahkannya.
2. Posisikan agar korban tetap dalam keadaan lurus, cegahlah agar
korban tidak membungkukkan leher atau punggunggnya.
3. Topanglah anggota badan yang terluka.
4. Usahakan korban untuk diberi bantuan penyandaran (jika pingsan).
5. Segera minta tolong dokter, bila perlu.

6. Terkena strum 1. Matikan sumber aliran listrik ke alat yang rusak atau bila tidak
listrik mungkin hindarkan korban dari aliran listrik, dengan cara menyentuh
pada punggung telapak tangan, kalau anda merasakan kejutan kecil,
ini menunjukkan masih ada arus listrik, doronglah atau tarik kuat atau
jauhkan korban dari tempat semula.
2. Pindahkan korban hanya bila dia dalam bahaya dari kebakaran,
listrik, benda jatuh atau sumber bahaya lain. Bila korban harus
dipindahkan mintalah bantuan orang lain untuk memindahkannya.
3. Posisikan agar korban tetap dalam keadaan lurus, cegahlah agar
korban tidak membungkukkan leher atau punggunggnya.
4. Topanglah anggota badan yang terluka.
5. Usahakan korban untuk diberi bantuan penyandaran, bila sesaat
korban berhenti bernafas, bila dia pingsan, berdarah, muntahan, gigi
lepas atau gigi palsu patah kemungkinan tertelan dan menyumbat
jalannya pernafasan, atau kalau korban terlentang, lidah kebelakang
dan menghalangi jalannya nafas. Pembengkokan leher akut ke depan
pada korban yang pingsan mungkin pula menghalangi jalan
pernafasan.
6. (Segera minta tolong dokter, bila perlu.

B. KEPRIBADIAN YANG DAPAT MENGEMBANGKAN POLA PIKIR KREATIF

Pola pikir (mindset) adalah cara memandang terhadap sesuatu yang tertangkap oleh indra dan
menghasilkan sikap yang terungkap dalam berprilaku dan menghasilkan ‘nasib’. Atau bisa juga
diartikan semacam filter diri sendiri atau menafsirkan apa yang kita lihat dan kita alami. Pola pikir
manusia bisa diubah, dari pola pikir yang negatif ke positif, pecundang ke pemenang, pekerja menjadi
wirausaha. Pola pikir seorang entrepreneur itu adalah pola pikir yang produkstif, kreatif, inovatif
karena pola pikir seperti inilah yang dibutuhkan oleh semua entrepreneur untuk menjalankan suatu
usaha. Etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lainnya, karena masing –masing
masyarakat beragam adat dan budaya. Etika dan norma yang harus ada disetiap pengusaha.

1. Mengubah Pola Pikir


a. Definisi Berfikir
Menurut Khodijah (2006:17) mengatakan bahwa berpikir adalah sebuah representasi simbol
dari beberapa peristiwa. Sedangkan menurut Drever dalam Khodijah (2006:17) mengatakan
bahwa berpikir adalah melatih ide –ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai
dengan adanya masalah. Berpikir adalah proses memanipulasi data, fakta dan informasi
untuk membuat keputusan berperilaku.
b. Definisi Perubahan
Menurut Vincent Gaspers, perubahan bagian terbesar dari kenyataan bisnis. Sedangkan
menurut Cateora (MGH) perubahan adalah hasil suatu masyarakat yang mencari cara
memecahkan masalah yang diciptakan oleh perubahan lingkungannya. Sehingga dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa berpikir perubahan adalah satu keaktifan pribadi
manusia yang menggunakan ide –ide dalam rangka menciptakan sebuah perubahan. Atau
berpikir perubahan adalah berpikir untuk berubah, mencoba hal yang baru untuk berpindah
dari posisi yang lebih maju ke depan. Dalam perubahan berpikie, seseorang diharapkan
memiliki pola pikir yang produktif karena pola pikir seperti inilah yang akan menciptakan
ide –ide baru sekaligus dapat membuat seseorang bisa melangkah lebih jauh lagi dalam
mengeksplorasi kemampuan yang dia miliki sehingga diharapkan seseorang tidak hanya
terpaku pada apa yang sudah ada sekarang yang mungkin saja dapat membuatnya hancur
melainkan pada perubahan apa yang bisa dia perbuat. Untuk dapat bisa membangun
kebiasaan yang produktif menjadi suatu kenyataan diperlukan adanya kemampuan berpikir
untuk menwujudkan kebiasaan yang harus di asah secara berkelanjutan sebgan penguasaan
ilmu pengetahuan, keterampilan dan keinginan hati yang akan menuntun kekuatan –
kekuatan bersikap dan berperilaku yang terpola.
Pola pikir dapat diubah karena pola pikir merupakan hasil dari sebuah proses pembeljaraan
maka pola pikir juga harus diubah dan dibentuk ulang. Pola pikir itu tentu saja sulut untuk
diubah. Ada yang cepat, ada juga yang memerlukan waktu yang lama. Tanda terjadinya
pola pikir yakni ketika kita dapat memahami suatu hal yang selama ini kita benci
seharusnya dapat kita kasihi. Perubahan pola pikir berarti juga berubah dari satu pola pikir
yang lain. Dari pola pikir negatif ke pola pikir yang lebih positif.

2. Manfaat Berpikir Perubahan

Manfaat yang bisa didapatkan dari berpikir perubahan sangatlah banyak, diantara adalah :

a. Merubah kebiasaan yang mungkin dahulunya tidak baik, menjadi lebih bermakna dan lebih
baik.
b. Memotivasi untuk mencoba hal baru yang lebih bermanfaat.
c. Meningkatkan kemampuan bekreasi dalam diri seseorang.
d. Membuat orang semakin percaya diri dalam menjalani kehidupan.
e. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah.

Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik

Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup, Buku Kewirausahaan, dan Google

Daftar Pustaka

Adam, Enny Zuhni (2010). Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta:UNY
Soal Quiz: Asesmen Sumatif

1. Jelaskan Pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ?


2. Jelaskanlah ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja ?
3. Jelaskanlah prinsip –prinsip keselamatan dan kesehatan kerja ?
4. Jelaskanlah apa yang anda ketahui tentang pola pikir ?
5. Bagaimana cara anda mengubah pola pikir agar menjadi kepribadian yang lebih baik ?

Kunci Jawaban

1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan/keamanan dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi
proyek.
2.
a. Tenaga Kerja/Pekerja/Siswa. Tenaga Kerja/Pekerja/Siswa di perusahaan/organisasi atau
sekolah harus memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan/keamanan kerja
dapat dicapai melalui: (1) Mempelajari dan melaksanakan instruksi/tata cara kerja dengan
benar. (2) Melatih diri dan meningkatkan minat dan kemampuan bekerja. (3) Pemakaian alat
pelindung diri yang dianjurkan/diperintahkan
b. Pekerjaan. Usaha mencegah/memperkecil kecelakaan, dapat dilakukan dengan cara: (1)
Menerapkan peraturan lamanya kerja/sekolah sesuai perundang-undangan yang berlaku. (2)
Mengadakan pengaturan tata cara kerja yang baik, yaitu dengan pengaturan jadwal kerja (jam
kerja dan istirahat yang sesuai). (3) Menerapkan rolling kerja (shif/jam kerja), untuk
menghindari kejenuhan/kebosanan yang mengakibatkan kecelakaan. (4) Pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian dalam penyelesaiannya membutuhkan jam kerja yang lebih pendek
dan membutuhkan istirahat yang yang cukup.
c. Tempat bekerja. Kenyamanan tempat bekerja di industri, perusahaan atau organisasi maupun
sekolah harus diperhatikan. kebersihan, kerapian ruang kerja, hubungan antarpersonal
mempengaruhi kenyamanan di tempat kerja. 
3.

a. Setiap pekerja/praktikan berhak mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja. Tempat
kerja/laboratorium/bengkel kerja wajib menyediakan alat-alat atau fasilitas yang dapat
menjamin keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya: (1) Tersedianya alat pemadam
kebakaran, (2) Tersedianya Kotak PPPK (P3K) lengkap beserta isinya, (3) Ada petugas yang
melayani kesehatan kerja. (4) Alat-alat praktek dalam keadaan aman/mudah digunakan dan
tidak menimbulkan bahaya.
b. Setiap pekerja/praktikan wajib mengenakan pakaian kerja dan alat-alat pelindung diri pada
waktu bekerja/melakukan praktikum, seperti, baju kerja/celemek, kacamata, sarung tangan dan
sebagainya.
c. Setiap pekerja/praktikan harus menerapkan prinsip-prinsip umum yang menjamin keselamatan
dan kesehatan kerja secara umum, antara lain: Bekerja sesuai prosedur/langkah kerja tertentu.
Menggunakan alat yang tepat sesuai dengan fungsinya. Melakukan perawatan terhadap
kebersihan dan keindahan tempat kerja. Setiap pekerja/praktikan harus memahami situasi
laboratorium/bengkel kerja dalam kaitannya tindakan menyelamatan jika terjadi kecelakaan.
4. Pola pikir (mindset) adalah cara memandang terhadap sesuatu yang tertangkap oleh indra dan
menghasilkan sikap yang terungkap dalam berprilaku dan menghasilkan ‘nasib’. Atau bisa juga
diartikan semacam filter diri sendiri atau menafsirkan apa yang kita lihat dan kita alami. Pola
pikir manusia bisa diubah, dari pola pikir yang negatif ke positif, pecundang ke pemenang,
pekerja menjadi wirausaha. Pola pikir seorang entrepreneur itu adalah pola pikir yang produkstif,
kreatif, inovatif karena pola pikir seperti inilah yang dibutuhkan oleh semua entrepreneur untuk
menjalankan suatu usaha. Etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lainnya, karena
masing –masing masyarakat beragam adat dan budaya. Etika dan norma yang harus ada disetiap
pengusaha.

5. Pola pikir dapat diubah karena pola pikir merupakan hasil dari sebuah proses pembeljaraan maka
pola pikir juga harus diubah dan dibentuk ulang. Pola pikir itu tentu saja sulut untuk diubah. Ada
yang cepat, ada juga yang memerlukan waktu yang lama. Tanda terjadinya pola pikir yakni ketika
kita dapat memahami suatu hal yang selama ini kita benci seharusnya dapat kita kasihi.
Perubahan pola pikir berarti juga berubah dari satu pola pikir yang lain. Dari pola pikir negatif ke
pola pikir yang lebih positif.

KRITERIA PENILAIAN TUGAS KELOMPOK ( Asesmen Formatif )

LEMBAR PENILAIAN HASIL KERJA DISKUSI


Nama :
No absen :

NO ASPEK PENILAIAN NILAI NILAI YANG DI CAPAI


MAKSIMUM
1 Penilaian kelompok 50 10 7 5
 Menyelesaian tugas kelompok dengan
baik
 Kerjasama kelompok (komunikasi)
 Hasil tugas (relevan dengan bahan ajar)
 Pembagian tugas
 Sistematis pelaksanaan dalam diskusi

2 Penilaian individu peserta didik 50 10 7 5


 Berani mengemukan pendapat
 Berani menjawab pertanyaan
 Inisiatif
 Ketelitian
 Jiwa kepemimpinan
 Bermain peran

Kebersihan
Keselamatan kerja
Jumlah 100

LEMBAR ASESMEN DIAGNOSTIK

1. Berikan pendapatmu tentang bagaimana kondisi lingkungan akan berdampak pada


semangat belajarmu ?
2. Apa saja yang dapat kamu lakukan untuk menciptakan kenyamanan lingkungan belajar di
rumah ?
3. Apa harapan kamu saat mempelajari tentang proses produksi bisnis di industri ?

DASAR – DASAR KEAHLIAN BUSANA ( FESYEN )


KELAS X
PROSES BISNIS DI BERBAGAI INDUSTRI DI BIDANG
BUSANA (FESYEN)
INFORMASI UMUM

IDENTITAS MODUL

NAMA SEKOLAH SMKN 6 PADANG

Corry Paratami Fitri,S.Pd


NAMA PENYUSUN

TAHUN 2021

KELAS X

Judul Elemen
Proses bisnis diberbagai industri di bidang busana (fesyen)

Meliputi pemahaman peserta didik mampu menjelaskan informasi dan wawasan


secara menyuluruh tentang K3 di bidang busana (fesyen), proses produksi di
Deskripsi industri, pengetahuan tentang kepribadian yang dibutuhkan agar dapat
mengembangkan pola pikir kreatif, proses kreasi untuk menghasilkan solusi
desain yang tepat sasaran, aspek perawatan peralatan, potensi lokal dan kearifan
lokal
Kelas
X

Alokasi Waktu
( 1X6X45) Luring (1X6X30) Daring

Jumlah Pertemuan
1 x pertemuan

Fase Capaian
E

Perkembangan proses kreasi untuk menghasilkan solusi desain yang tepat dan
Aspek
aspek perawatan peralatan
Profil Pelajar Pancasila Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak Mulia,
Mandiri, Bernalar Kritis dan kreatif, Bergotong royong.
Model Pembelajaran
Projek BaseLearning ( PJBL )

Moda Pembelajaran
Daring / Kombinasi daring dan luring

Metode Pembelajaran
Ceramah, Diskusi , presentasi tanya jawab dan Praktek

Bentuk Penilaian
Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif

Sumber Pembelajran
Buku paket, Modul, Internet

Bahan Pembelajaran
Kertas, Pena, Spidol

Alat Praktik Pembelajaran Alat tulis, internet


Media Pembelajaran
LCD, Video pembelajaran, Internet, Power point, Modul

 Peserta didik reguler/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam


mencerna dan memahami materi ajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar yang
terbatas hanya satu gaya misalnya dengan audio. Memiliki kesulitan
dengan bahasa dan pemahaman materi ajar, kurang percaya diri,
Target Peserta Didik
kesulitan berkonsentrasi jangka panjang.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami
dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi
(HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin.

1. Peserta didik mampu menjelaskan proses kreasi untuk


Tujuan Pembelajaran menghasilkan solusi desain yang tepat sasaran
2. Peserta didik mampu menjelaskan aspek perawatan peralatan

Pemahaman Bermakna Manusia hidup membutuhkan kreasi untuk menghasilkan solusi desain dan
aspek perawatan peralatan

Mengapa diperlukan kreasi untuk menghasilkan solusi desain dan aspek


Pertanyaan Pematik perawatan peralatan?

KEGIATAN PEMBELAJARAN :

Pertemuan 2

Luring ( 270 Menit ) ( 6 x 45 Menit ) Daring ( 180 Menit ) ( 6x30 Menit)


Kegiatan awal ( 45 Menit ) Kegiatan Inti ( 165 Menit )

1. Guru menayangkan video proses kreasi untuk


1. Peserta didik dan guru mengawali menghasilkan solusi desain yang tepat sasaran
pembelajaran dengan berdo’a bersama dan aspek perawatan peralatan, Siswa melihat
2. Guru Melakukan pemeriksaan kehadiran dan mengamati video yang ditayangkan oleh guru
siswa (Presensi) dengan seksama serta , guru meminta siswa
3. Guru menyampaikan Capaian menganalisa video tersebut dan menyiapkan
Pembelajaran dan tujuan pembelajaran beberapa pertanyaan untuk ditanyakan kepada
kepada siswa guru.
4. Guru menyampaikan kompetensi yang 2. Setelah video selesai ditayangkan, guru dan siswa
akan diajarkan dan menjadi aktivitas melakukan diskusi / Tanya jawab ( Guru
pembelajaran pada pertemuan hari ini memberi kesempatan bagi siswa untuk bertanya
dan sesuai dengan waktu yang mengenai video tersebut )
ditentukan. 3. Guru membagikan Hand out yang berisi tentang
5. Guru melakukan asesmen diagnostic dan proses kreasi untuk menghasilkan solusi desain
pertanyaan pematik. yang tepat sasaran.
4. Guru memaparkan materi dengan media power
point dan mendemonstrasikan penggunaan
aplikasi market place berbasis online. Siswa
memperhatikan sambil membaca materi yang
dipaparkan dengan hand out yang sudah diterima
dari guru.
5. Guru dan siswa melakukan Tanya jawab
mengenai materi
6. Guru memberi tugas dengan mengarahkan siswa
untuk membuat kelompok kecil yang
beranggotakan minimal 4 orang. Siswa
melakukan tugas praktik menggunakan market
place berbasis online sesuai tugas yang tertera
pada lembar kerja di Hand out / modul.
7. Siswa melaksanakan arahan dari guru dan
berkelompok untuk melakukan tugas praktik
yang diberikan oleh guru sesuai arahan yang ada
pada Hand out/modul
8. Guru mengamati kegiatan siswa sambil
membimbing dan mengarahkan apabila siswa
melakukan kesalahan.
9. Siswa mengumpulkan hasil tugas kelompok yang
diberikan oleh guru.

Kegiatan Penutup ( 60 Menit ) Referensi

1. Guru memberikan quiz kepada siswa 1. Buku Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Guru dan siswa mengevaluasi hasil 2. https://www.fesyendesign.com/pemeliharaan-
kegiatan pada pertemuan hari ini alat-jahit/
3. Siswa diminta menyampaian kendala,
hal yang belum dipahami dan kesulitan
yang dialami selama melaksanakan
tugas yang diberikan oleh guru.
4. Guru memberikan apresiasi dan
motivasi kepada siswa.

Asesmen Asesmen Diagnostik ( sebelum pembelajaran )


Asesmen Formatif ( selama proses pembelajaran )
Asesmen Sumatif ( akhir pembelajran )

Pengayaan Dan Remidial

Pembelajaran Remidial
1. Kegiatan Pembelajaran Jika Peserta< 20 % Tugas individu, mengerjakan tugas praktek yang sudah
diberikan
2. Kegiatan Pembelajaran Jika Peserta 20 % - 50 % Tugas kelompok, Membuat rangkuman tentang materi
pokok atau materi tertentu
3. Kegiatan Pembelajaran Jika Peserta> 50 % Pembelajaran Ulang, menjelaskan kembali materi pokok
dengan memberikan soal yang baru.
Bentuk penilaian :
1. Nilai yang asalnya di bawah nilai KKM, akan disesuaikan dengan nilai yang sewajarnya tidak melebihi
nilai yang tidak mendapatkan Remidial.
2. Peserta didik yang nilainya masih kurang, akan dilakukan remidial dengan diberikan bentuk soal yang sederhana
sesuai dengan tingkat pemahamannya. Sampai nilainya mencapai KKM

Pembelajaran Pengayaan
1. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata diberikan tambahan literasi
melalui Sumber Lain (Internet) yang terkait dengan materi pembelajaran dengan berbagai informasi yang
terkait.
2. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata diberikan tambahan melalui
Buku Siswa yang sudah memiliki tingkat soal HOTS.
3. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata dapat menjadi tutor sebaya bagi
peserta didik yang nilainya di bawah rata-rata.
Bentuk penilaian :
1. Nilai di rapot sudah dipastikan akan mendapatkan nilai memuaskan.
2. Diberikan penghargaan khusus bagi peserta didik yang mendapatkan pengayaan

Refleksi Lembar Kegiatan

1. Apakah ada kendala pada kegiatan Lembar observasi diskusi


pembelajaran ?
2. Apakah semua siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran ?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat
diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran ?
4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan
ketika berkegiatan dapat teratasi dengan
baik ?
5. Apa level pencapaian rata-rata siswa dalam
kegiatan pembelajaran ini ?
6. Apakah seluruh siswa dapat dianggap
tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran
7. Apa strategi agar seluruh siswa dapat
menuntaskan kompetensi ?

HAND OUT

PROSES BISNIS DI BERBAGAI INDUSTRI DI BIDANG BUSANA


(FESYEN)

A. Proses Kreasi Desain

Desain sebagai kata kerja berarti proses penciptaan objek baru, sedangkan sebagai kata benda
desain berarti hasil akhir sebuah proses kreatif baik dalam wujud rencana, proposal, atau karya desain
sebagai objek nyata.
Sebagai aktivitas reka letak atau perancangan, desain dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan benda-benda fugsional yang estetis.
Proses kreasi desain mencakup:
1. studi pendahuluan
2. Profil Pasar dan Segmen Konsumen.
3. Alternatif Desain,
4. Uji coba
5. Standar prosedur Produksi.
Penciptaan desain bisa atas dasar pesanan pihak tertentu, dan bisa pula berupa ciptaan pedesain
yang ditawarkan kepada masyarakat yang menjadi segmen pasar. Pada tahap studi pendahuluan
pedesain mengkaji trend produk sejenis, aspek bahan baku, teknik dan proses kreasi, susunan rupa,
gaya, fungsi, harga, dari jenis desain yang akan diciptakan.
Penciptaan alternatif desain pada umumnya mempertimbangkan faktor kebutuhan fungsional,
faktor estetis, faktor lingkungan, dan faktor kenyamanan dan keamanan masyarakat pengguna desain,
baik dalam arti fisik maupun mental. Sedangkan uji coba merupakan upaya mendeteksi sejauh mana
alternatif desain awal telah memenuhi kriteria standar desain. Kesimpulan dari hasil analisis dan
evaluasi yang dilakukan dipergunakan untuk memperbaiki desain awal, sehingga diperoleh karya
desain yang representatif dan memuaskan.

Prinsip Desain
Dalam proses kreasi seorang pedesain biasanya memerlukan pengetahuan dasar tentang keselarasan,
kesebandingan, irama, keseimbangan dan penekanan.
1. Keselarasan (harmony)
Dalam suatu desain adalah keteraturan tatanan di antara bagian-bagian desain, yaitu susunan yang
seimbang, menjadi satu kesatuan yang padu dan utuh, masing-masing saling mengisi sehingga
mencapai kualitas yang disebut harmoni. Faktor keselarasan merupakan hal utama dan penting
dalam penciptaan sebuah karya desain.
2. Kesebandingan (proportion)
Merupakan perbandingan antar satu bagian dengan bagian lain, atau antara bagian-bagian dengan
unsur keseluruhan secara visual memberikan efek menyenangkan, artinya tidak timpang atau
janggal baik dari segi bentuk maupun warna.
3. Irama (rythme)
Dalam pengertian visual dapat dirasakan karena ada faktor pengulangan di atas bidang atau dalam
ruang, yang menyebabkan timbulnya efek optik seperti gerakan, getaran, atau perpindahan dari
unsur yang satu ke unsur yang lain. Faktor irama ini kerap kali memandu mata kita mengikuti arah
gerakan dalam karya desain.
4. Keseimbangan (balance)
Dalam penciptaan desain adalah upaya penciptaan karya yang memiliki daya tarik visual.
Kesimbangan pada unsur dan bagian desain, maupun pada keindahan dan fungsi desain.
Keseimbangan dapat memberikan efek formal (simetri), informal (asimetri), atau efek statik
(piramid) dan dinamik (bola) efek memusat, memencar, dan lain sebagainya. Jadi faktor
keseimbangan bertalian dengan penempatan unsur visual, keterpaduan unsur, ukuran, atau
kehadiran unsur pada keluasan bidang-ruang terjaga bila struktur rupa serasi dan sepadan, dengan
kata lain bobot tatanan rupa memberi kesan mantap dan kukuh.
5. Penekanan (emphasis)
Dalam merealisasi gagasan desain, adalah penentuan faktor utama yang ditonjolkan karena
kepentingannya, ada faktor pendukung gagasan yang penyajiannya tidak perlu mengundang
perhatian, meski kehadirannya dalam keseluruhan desain tetap penting. Prinsip penekanan dapat
dilakukan dengan distorsi ukuran, bentuk, irama, arah, warna kontras, dan lain-lain.

B. Aspek Perawatan Pelatan

Dari teknologi busana kita belajar cara mengoperasikan mesin jahit, namun selain belajar menjahit
menggunakan mesin jahit juga kita harus mampu memperbaiki mesin jahit.

Perawatan mesin jahit dilakukan untuk memelihara mesin jahit agar selalu dalam keadaan baik dan
siap dipakai. Ada dua jenis perawatan mesin jahit, yaitu :

1. Perawatan bersifat preventif, yaitu untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan yang terjadi
secara tiba-tiba pada saat mesin digunakan.

Perawatan preventif dibedakan sebagai berikut :

a. Perawatan rutin, yaitu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setiap hari. Seperti
membersihkan debu, sisa-sisa benang dan potongan kain yang mungkin terangkut, atau
meletakkan sehelai kain diantara gigi penyuap dan sepatu mesin untuk mencegah karat dan
sebagainya.
b. Perawatan periodik, yaitu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala, misalnya setiap
seminggu sekali atau setiap 100 jam kerja mesin. Perawatan ini meliputi pengontrolan dan
pengisian minyak mesin, penyetelan baut, mur dan roda gigi.
2. Perawatan bersifat insidentil/korektif, yaitu perawatan yang bersifat reparasi, dilakukan untuk
memperbaiki alat yang rusak. Perawatan insidentil dapat berupa :
a. Membongkar dan memasang rumah sekoci
b. Membersihkan gigi mesin
c. Membetulkan tali mesin

Cara merawat mesin jahit agar awet dan tahan lama :

a. Setelah selesai menjahit, segera bersihkan mesin jahit dari sisa benang dan potongan kain dengan
menggunakan kuas kecil
b. Berilah minyak khusus mesin jahit pada bagian-bagian yang sering bergerak dan saling
bergesekan untuk mencegah aus  dan tidak macet
c. Tiang jarum harus selalu dalam keadaan lurus. Tiang jarum yang bengkkok menandakan
kelalaian pemakai mesin
d. Bersihkan mesin setiap kali selesai digunakan dengan menggunakan kain kering

Cara memperbaiki mesin jika terjadi kerusakan ringan :

a. Mesin macet dan bersuara / berisik


Penyebab : mesin jarang diberi minyak pelumas, terjadi gumpalan benang yang menumpuk pada
bagian bawah

Solusi : mesin dibersihkan secara berkala atau setiap minggu dengan memberi minyak pelumas
mesin dan disikat untuk membersihkan sisa-sisa kain, benang dan debu.

b. Hasil jahitan loncat-loncat

Penyebab : pemilihan jarum yaitu jenis jarum tidak sesuai dengan tipe mesin, nomor jarum, jarum
dalam kondisi baik (runcing)

Solusi : ganti jarum yang sesuai dengan tipe mesin, ketebalan kain dan gunakan jarum yang
masih bagus

c. Benang jahitan atas sering putus

Penyebab : kualitas benang yang tidak baik, pemasangan jarum yang tidak benar dan tegangan
benang atas terlalu kuat.

Solusi : mengganti benang dengan kualitas yang baik, menyesuaikan nomor benang dengan nomor
jarum yang akan digunakan, setel kembali rumah sekoci  dan kendurkan  tegangan  dengan
memperhatikan  keseimbangan dengan  benang  jahit  bawah,  tarik  kain ke arah belakang mesin
jahit.

d. Benang jahit bawah sering putus

Penyebab : penggulungan benang pada spul kurang rata, pemasangan spul pada sekoci kurang
tepat, tegangan baut sekoci terlalu kencang. Solusi : keluarkan spul dari sekoci dan diperiksa
posisi arah benang kemudian spul dipasang kembali pada sekoci dengan benar. Sebaiknya arah
benang diperhatikan.

e. Jarum mudah patah

Penyebab : karena pemasangan jarum tidak tepat, jarum membentur sepatu mesin, jenis bahan dan
jarum tidak sesuai (Misal: bahan tebal jarum terlalu kecil).

Solusi :perhatikan pemasangan jarum, hindari menarik bahan saat menjahit dan menyesuaikan
jenis bahan dengan jarum.

f. Tegangan benang kendur

Penyebab : tegangan benang terlalu kuat, pemasangan benang tidak sesuai alur, jarum terlalu besar
untuk jenis kain yang digunakan dan pengaturan setikan terlalu panjang.
Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik

Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup, Google

Daftar Pustaka

Adam, Enny Zuhni (2010). Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta:UNY

https://www.fesyendesign.com/pemeliharaan-alat-jahit/

Soal Quiz: Asesmen Sumatif

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan proses kreasi desain?


2. Jelaskanlah prinsip kreasi desain?
3. Jelaskanlah jenis perawatan mesin jahit?
4. Jelaskanlah cara menjaga mesin jahit agar awet dan tahan lama ?
5. Jelaskanlah cara memperbaiki mesin jika terjadi kerusakan ringan?

Kunci Jawaban

1. Desain sebagai kata kerja berarti proses penciptaan objek baru, sedangkan sebagai kata benda desain
berarti hasil akhir sebuah proses kreatif baik dalam wujud rencana, proposal, atau karya desain
sebagai objek nyata.

2. Prinsip Desain
Dalam proses kreasi seorang pedesain biasanya memerlukan pengetahuan dasar tentang keselarasan,
kesebandingan, irama, keseimbangan dan penekanan.
a. Keselarasan (harmony)
Dalam suatu desain adalah keteraturan tatanan di antara bagian-bagian desain, yaitu susunan yang
seimbang, menjadi satu kesatuan yang padu dan utuh, masing-masing saling mengisi sehingga
mencapai kualitas yang disebut harmoni. Faktor keselarasan merupakan hal utama dan penting
dalam penciptaan sebuah karya desain.
b. Kesebandingan (proportion)
Merupakan perbandingan antar satu bagian dengan bagian lain, atau antara bagian-bagian dengan
unsur keseluruhan secara visual memberikan efek menyenangkan, artinya tidak timpang atau
janggal baik dari segi bentuk maupun warna.
c. Irama (rythme)
Dalam pengertian visual dapat dirasakan karena ada faktor pengulangan di atas bidang atau dalam
ruang, yang menyebabkan timbulnya efek optik seperti gerakan, getaran, atau perpindahan dari
unsur yang satu ke unsur yang lain. Faktor irama ini kerap kali memandu mata kita mengikuti arah
gerakan dalam karya desain.
d. Keseimbangan (balance)
Dalam penciptaan desain adalah upaya penciptaan karya yang memiliki daya tarik visual.
Kesimbangan pada unsur dan bagian desain, maupun pada keindahan dan fungsi desain.
Keseimbangan dapat memberikan efek formal (simetri), informal (asimetri), atau efek statik
(piramid) dan dinamik (bola) efek memusat, memencar, dan lain sebagainya. Jadi faktor
keseimbangan bertalian dengan penempatan unsur visual, keterpaduan unsur, ukuran, atau
kehadiran unsur pada keluasan bidang-ruang terjaga bila struktur rupa serasi dan sepadan, dengan
kata lain bobot tatanan rupa memberi kesan mantap dan kukuh.
e. Penekanan (emphasis)
Dalam merealisasi gagasan desain, adalah penentuan faktor utama yang ditonjolkan karena
kepentingannya, ada faktor pendukung gagasan yang penyajiannya tidak perlu mengundang
perhatian, meski kehadirannya dalam keseluruhan desain tetap penting. Prinsip penekanan dapat
dilakukan dengan distorsi ukuran, bentuk, irama, arah, warna kontras, dan lain-lain.
3. Perawatan bersifat preventif, yaitu untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan yang terjadi secara
tiba-tiba pada saat mesin digunakan.
Perawatan bersifat insidentil/korektif, yaitu perawatan yang bersifat reparasi, dilakukan untuk
memperbaiki alat yang rusak.

4. Cara merawat mesin jahit agar awet dan tahan lama :


a. Setelah selesai menjahit, segera bersihkan mesin jahit dari sisa benang dan potongan kain dengan
menggunakan kuas kecil
b. Berilah minyak khusus mesin jahit pada bagian-bagian yang sering bergerak dan saling
bergesekan untuk mencegah aus  dan tidak macet
c. Tiang jarum harus selalu dalam keadaan lurus. Tiang jarum yang bengkkok menandakan
kelalaian pemakai mesin
d. Bersihkan mesin setiap kali selesai digunakan dengan menggunakan kain kering

5. Cara memperbaiki mesin jika terjadi kerusakan ringan :


a. Mesin macet dan bersuara / berisik

Penyebab : mesin jarang diberi minyak pelumas, terjadi gumpalan benang yang menumpuk pada
bagian bawah

Solusi : mesin dibersihkan secara berkala atau setiap minggu dengan memberi minyak pelumas
mesin dan disikat untuk membersihkan sisa-sisa kain, benang dan debu.

b. Hasil jahitan loncat-loncat

Penyebab : pemilihan jarum yaitu jenis jarum tidak sesuai dengan tipe mesin, nomor jarum, jarum
dalam kondisi baik (runcing)

Solusi : ganti jarum yang sesuai dengan tipe mesin, ketebalan kain dan gunakan jarum yang
masih bagus

c. benang jahitan atas sering putus

Penyebab : kualitas benang yang tidak baik, pemasangan jarum yang tidak benar dan tegangan
benang atas terlalu kuat.

Solusi : mengganti benang dengan kualitas yang baik, menyesuaikan nomor benang dengan nomor
jarum yang akan digunakan, setel kembali rumah sekoci  dan kendurkan  tegangan  dengan
memperhatikan  keseimbangan dengan  benang  jahit  bawah,  tarik  kain ke arah belakang mesin
jahit.

d. Benang jahit bawah sering putus

Penyebab : penggulungan benang pada spul kurang rata, pemasangan spul pada sekoci kurang
tepat, tegangan baut sekoci terlalu kencang. Solusi : keluarkan spul dari sekoci dan diperiksa
posisi arah benang kemudian spul dipasang kembali pada sekoci dengan benar. Sebaiknya arah
benang diperhatikan

e. Jarum mudah patah

Penyebab : karena pemasangan jarum tidak tepat, jarum membentur sepatu mesin, jenis bahan dan
jarum tidak sesuai (Misal: bahan tebal jarum terlalu kecil).

Solusi :perhatikan pemasangan jarum, hindari menarik bahan saat menjahit dan menyesuaikan
jenis bahan dengan jarum.

f. Tegangan benang kendur

Penyebab : tegangan benang terlalu kuat, pemasangan benang tidak sesuai alur, jarum terlalu besar
untuk jenis kain yang digunakan dan pengaturan setikan terlalu panjang.

KRITERIA PENILAIAN TUGAS KELOMPOK ( Asesmen Formatif )

LEMBAR PENILAIAN HASIL KERJA DISKUSI


Nama :
No absen :

NILAI
NO ASPEK PENILAIAN NILAI YANG DI CAPAI
MAKSIMUM
1 Penilaian kelompok 50 10 7 5
 Menyelesaian tugas kelompok dengan
baik
 Kerjasama kelompok (komunikasi)
 Hasil tugas (relevan dengan bahan ajar)
 Pembagian tugas
 Sistematis pelaksanaan dalam diskusi

2 Penilaian individu peserta didik 50 10 7 5


 Berani mengemukan pendapat
 Berani menjawab pertanyaan
 Inisiatif
 Ketelitian
 Jiwa kepemimpinan
 Bermain peran

Kebersihan
Keselamatan kerja
Jumlah 100

LEMBAR ASESMEN DIAGNOSTIK

1. Berikan pendapatmu tentang bagaimana kondisi lingkungan akan berdampak pada semangat
belajarmu ?
2. Apa saja yang dapat kamu lakukan untuk menciptakan kenyamanan lingkungan belajar di
rumah ?
3. Apa harapan kamu saat mempelajari tentang proses produksi bisnis di industri ?

Anda mungkin juga menyukai