Anda di halaman 1dari 28

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,RISET DAN TEKNOLOGI

DIREKTORAT PENDIDIKAN JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI


DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PROFIL,PELUANG USAHA DAN DUNIA KERJA


DESAIN DAN PRODUKSI KRIYA

Untuk SMK Level E

Penyusun
Heri Hermawan, S.T
SMK Negeri 3 Tasikmalaya

2021
MODUL AJARELEMEN 4
DASAR-DASAR DESAIN DAN PRODUKSI KRIYA
KOMPONEN DESKRIPSI

1. Identitas Nama Penyusun : Heri Hermawan, S.T


Jenjang Sekolah : SMK
Kelas : Fase E
Alokasi Waktu : 18 JP
Jumlah Pertemuan : 3 x pertemuan
Kata Kunci : Profil technopreneur, peluang usaha dan
dunia pekerjaan/profesi dalam bidang
desain dan produksi kriya
Kode Perangkat : M.10.3_Heri4_A.10.3_Heri4
Jumlah Peserta Didik : 72 siswa
Moda : Blended Learning

2. Profil Pelajar -Beriman dan Bertaqwa pada Tuhan YME.


Pancasila -Kreatif.
-Gotongroyong.
-Bernalarkritis.

3. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat menjelaskan profil technopreneur, peluang usaha
dan dunia pekerjaan/profesi dalam bidang desain dan produksi kriya
dengan :
-Memahami profesi dan kewirausahaan (job-profile dan entrepreneur.
-Melaksanakan pembelajaran berbasis proyek nyata sebagai simulasi
proyek kewirausahaan.

4. Sarana dan a. Alatdanbahan :


Prasarana - Seperangkatalattulis
- Laptop/ Komputer
- HP
b. MateridanSumber:
- Bukugurudanbuku siswa
- Slide Power Point
- Internet
- Sumberlainnyayangberkaitan
d. Media :
- Aplikasi Google Meet/whatsapp

5. Karakteristik Peserta - Peserta didik yang menjadi target dalam pembelajaran ini
Didik adalahpeserta didik reguler /tipikal umum, tidak ada kesulitan
dalammencernadanmemahamimateriajar.

6. Materi Ajar Terlampir di Buku Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya

7. Langkah-langkah
Kegiatan Belajar Pertemuan 1 (Daring)
-Kegiatan Pendahuluan :
 Guru menyapa dengan salam dan menanyakan kondisi peserta
didik, memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran daring melalui google meet/whatsapp.
 Guru dan peserta didik memulai pembelajaran dengan berdoa.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
 Guru memberikan motivasi pada peserta didik.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingindicapaisetelahmempelajarimateri pembelajaran.
 Guru menyampaikan kompetensi/dimensi Profil Pelajar
Pancasila yang akan dicapai pada materi pembelajarandalam
kehidupan sehari-hari.

-Kegiatan Inti :
 Peserta didik diberikan pertanyaan pemantik (pre test):
Pernahkah kalian tahu bahwa banyak wirausahawan sukses
kaya raya, mengapa demikian ?
 Peserta didik mengamati video tentang Profile Wirausahawan
sukses beserta peluangnya.
 Peserta didik menemukan informasi rinci berupa profile
wirausahawan beserta peluang usahanya dan proses produksi
desain produksi kriya.
 Peserta didik menuliskan point – point penting dari pengamatan
dan informasi yang didapat dari video.
 Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum jelas dari
tayangan video.
 Guru membagi kelompok peserta didik dimana kelompok
tersebut terdiri dari 5 orang.
 Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok yang ada
dalam lembar aktivitas/kerja (terlampir).
 Pembelajaran dihentikan sementara dilanjutkan dengan daring
berdasar kelompok diskusi baik melalui whatsapp,google
meet ,zoom ataupun aplikasi lainnya.
 Peserta didik saling berkomunikasi, berkolaborasi untuk
mendiskusikan mengenai profile, peluang dan proses produksi
desain dan produksi kriya.
 Usai diskusi kelompok peserta didik bergabung kembali di
google meet yang dibuat guru.
 Salah satu perwakilan dari masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi.
 Guru memberikan komentar, membenarkan ataupun
mengoreksi pemahaman yang didapatkan peserta didik.
-Kegiatan Penutup :
 Guru mengajukan pertanyaan secara lisan kepada beberapa
siswa sebagai post test.
 Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini.
 Pembelajaran selesai ditutup dengan do’a.

Pertemuan 2 (Luring)
-Kegiatan Pendahuluan :
 Guru menyapa dengan salam dan menanyakan kondisi peserta
didik, memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran berbasis proyek sebagai simulasi kewirausahaan.
 Guru dan peserta didik memulai pembelajaran dengan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
 Guru memberikan motivasi pada peserta didik tentang
pembelajaran hari ini yaitu pembelajaran berbasis proyek
produk kriya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingindicapaisetelahmempelajarimateri pembelajaran berbasis
proyek produk kriya.
 Guru menyampaikan kompetensi/dimensi Profil Pelajar
Pancasila yang akan dicapai pada materi pembelajaran berbasis
proyek produksi kriya dalam kehidupan sehari-hari.
-Kegiatan Inti :
 Peserta didik diberikan pertanyaan pemantik (pre test):
Apa yang harus dipersiapkan dalam proses produksi tapestry ?
Pernahkah kalian mengetahui tentang hal itu ?
 Peserta didik mengamati video tentang pelaksanaan produksi
tapestry.
 Peserta didik menemukan informasi rinci berupa dasar
pengetahuan alat, bahan , perencanaan dan pelaksanaan
produksi tapestry.
 Peserta didik menuliskan point – point penting dari pengamatan
dan informasi yang didapat dari video.
 Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum jelas dari
tayangan video.
 Guru membagikelompok peserta didik menjadi 6 kelompok
masing-masing kelompok terdiri dari 5 peserta didik.
 Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok yang ada
dalam lembar aktivitas/kerja (terlampir)dengan materi :
-Kelompok 1 dan 2 materinya mengidentifikasi bahan dan alat
tapestry.
-Kelompok 3 dan 4 materinya mengidentifikasi perencanaan
produksi tapestry.
-Kelompok 5 dan 6 materinya mengidentifikasi langkah kerja
tapestry.
 Peserta didik saling berkomunikasi, berkolaborasi untuk
mendiskusikan mengenai alat dan bahan, perencanaan, serta
pelaksanaan produksi kriya tapestry.
 Salah satu perwakilan dari masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi.
 Guru memberikan komentar, membenarkan ataupun
mengoreksi pemahaman yang didapatkan peserta didik.
-Kegiatan Penutup :
 Guru mengajukan pertanyaan secara lisan kepada beberapa
siswa sebagai post test.
 Guru mengingatkan kepada masing-masing kelompok untuk
menyiapkan bahan dan alat pada pertemuan berikutnya untuk
praktek tapestry seperti menyiapkan tapestry loom.
 Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini.
 Pembelajaran selesai ditutup dengan do’a.

Pertemuan 3 (Luring)
-Kegiatan Pendahuluan :
 Guru menyapa dengan salam dan menanyakan kondisi peserta
didik, memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran berbasis proyek praktek tapestry.
 Guru dan peserta didik memulai pembelajaran dengan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
 Guru memberikan motivasi pada peserta didik tentang
pembelajaran hari ini yaitu pembelajaran berbasis proyek
praktek membuat produk hiasan dengan keteknikan tapestry.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingindicapaisetelahpraktek membuat produk hiasan dengan
keteknikan tapestry.
 Guru menyampaikan kompetensi/dimensi Profil Pelajar
Pancasila yang akan dicapai pada materi pembelajaran berbasis
proyek membuat produk hiasan dengan keteknikan tapestry
dalam kehidupan sehari-hari.
-Kegiatan Inti :
 Peserta didik diberikan pertanyaan pemantik (pre test):
Bagaimana peluang usaha produk kriya tapestry kedepan?
Apakah ada keinginan kalian merintis usaha dibidang ini ?
 Guru memberikan arahan tentang kegiatan praktek hari ini.
 Peserta didik berkelompok berdasarkan kelompoknya.
 Peserta didik menyiapkan bahan dan alat ditempat yang sudah
ditentukan dimasing-masing kelompok.
 Peserta didik melakukan praktek tapestry dari awal sampai
akhir.
 Peserta didik saling berkomunikasi, berkolaborasi untuk
melakukan praktek tapestry.
 Peserta didik menuliskan point – point penting dari hasil
pengalaman praktek tapestry.
 Peserta didik menanyakan hal-hal yang sulit dilakukan selama
praktek.
 Peserta didik memajang hasil karya tapestry.
 Peserta didik mengapresiasi hasil karya tapestry bersama teman
temannya.
 Hasil karya tapestry dikumpulkan untuk dinilai.
 Guru memberikan komentar, membenarkan ataupun
mengoreksi hasil karya tapestry masing-masing peserta didik.
-Kegiatan Penutup :
 Guru mengajukan pertanyaan secara lisan kepada beberapa
siswa sebagai post test.
 Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini.
 Pembelajaran selesai ditutup dengan do’a.

8. Asessmen  Diagnostik :
-Pernahkah kalian tahu bahwa banyak wirausahawan sukses
kaya raya, mengapa demikian ?
-Apa yang harus dipersiapkan dalam proses produksi tapestry ?
Pernahkah kalian mengetahui tentang hal itu ?
-Bagaimana peluang usaha produk kriya tapestry kedepan?
Apakah ada keinginan kalian merintis usaha dibidang ini ?
 Formatif (terlampir).
9. Refleksi Guru Terlampir.

10. Refleksi untuk Terlampir.


peserta didik
11. Lembar Kerja Terlampir.
Peserta Didik
12. Referensi Agus Munawir Khiruddin. 2018. Modul Produk Kreatif dan
Kewirausahaan.

Ngadiman. 2008. Marketing Jilid 1 untuk SMK. Jakarta. Direktorat


Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Buku Informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi. 2019. Yogyakarta. Pusat


Pengembangan dan Pemberdayaan pendidik dan Tenaga kependidikan
Seni dan Budaya.

Heri Hermawan.2021. Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya untuk


SMK kelas X. Jakarta Pusat. Pusat Kurikulum dan Pembukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Pembukuan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan riset dan Teknologi.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/07/184500869/tapestri

https://images.app.goo.gl/eyHiFNW4pdzsUMHfA

https://docplayer.info/109499893-Tenun-tapestry-xi-semester-i-untuk-
sekolah-menengah-kejuruan-syamsudin-hendar-suhendar.html

13. Pengayaan dan a. Pengayaan


Remidial Pengayaan diberikan pada peserta didik yangmemperoleh nilai >
75,dengan memberikan tugas membuat kliping/ makalah/
materipelajaranselanjutnyadibukupenunjangatauinternet.

b.Remedial
Apabila 75% siswa mendapat nilai dibawah KKTP (Kriteria Ketercapaian
Tujuan Pembelajaran) maka pembelajaranremedial dilakukan secara
klasikal, dengan meninjau kembali LKPD (Lembar Kerja Peserta
Didik)atau buku ajar jika diperlukan maka buku ajar dan LKPD akan di
perbaikisesuai dengan kemampuan peserta didik. Sedangkan jika 75 %
siswa telahmemperoleh nilai diatas KKTP, maka pembelajaran remedial
dilakukansecaraindividu dengan melakukan tes.

Mengetahui, Tasikmalaya, Desember 2021


Kepala SMKN 3 Tasikmalaya Guru Mata Pelajaran

Didah S Sukanda., S.Pd., M.Pd. Heri Hermawan, S.T


NIP. 19621208 198803 2 005 NIP. -

LAMPIRAN-LAMPIRAN :

A. LAMPIRAN MATERI AJAR


2.1 Job-Profile Dan Entrepreneurship

Dengan berkembangnya zaman dan teknologi, semakin banyak pula jalur menuju profesi di industri
kreatif yang terbuka lebar. Sekarang, hampir semuanya bisa dijadikan lahan pekerjaan dan
imbalannya pun cukup menjanjikan. Mulai dari mendesain gambar, menjadi operator produksi, dan
masih banyak lagi. Pekerjaan dibidang desain dan produksi kriya bisa dibilang sebuah hobi yang
menyenangkan, karena syarat dengan keunikan dan kreativitas

Kalian bisa melakukan apa yang digemari, sembari mendapatkan penghasilan dari hobi tersebut.
Menyenangkan, bukan? Penasaran apa saja profesi dalam pekerjaan desain dan produksi kriya ini
yang dapat kalian selami lebih dalam? Yuk, baca materi kali ini sampai tuntas!

1. Kriyawan

Gambar1 : Ilustrasi Job Profile dan Entreupreneur


Sumber: Buku Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya

Kriyawan ? ya itulah kalian, seseorang yang bergelut dalam bidang seni kriya/seni kerajinan yang
dimana lebih mengkombinasikan antara nilai kegunaan dalam membuat suatu product dengan
estetika sehingga menodorng orang untuk memakai, memiliki dan menyenangi produk
tersebut.Kriyawan ini bergelut sesuai dengan masing-masing konsentrasinya yakni kriya kulit,
kriya logam, kriya tekstil, kriya kayu dan kriya keramik.

2. OPERATOR PRODUKSI
Gambar 2 : Ilustrasi Job Profile dan Entreupreneur
Sumber: Buku Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya

Sumber Daya Manusia yang memegang kendali mesin pada kegiatan produksi inilah yang
disebut sebagai operator produksi atau bisa juga disebut operator mesin. Operator produksi
dianggap sebagai posisi vital dalam menentukan produktivitas perusahaan.
3. DESAINER PRODUK
Mahir melukis, menggambar, dan selalu tertartik dengan berbagai macam jenis visual terutama
berkaitan dengan produk kriya? Profesi sebagai desainer produk cukup memberi kabar baik di
industri desain dan produksi kriya. Pekerjaan ini memungkinkan kalian untuk membuat ilustrasi
bentuk, menggambar desain produk, dan masih banyak lagi. Desainer produk merupakan salah
satu profesi yang memiliki cukup banyak kemungkinan secara karier profesional.

2.2 Pembelajaran Proyek nyata (Project Based Learning / PjBL)

Gambar 3 : Ilustrasi Pembelajaran Proyek Nyata


Sumber: Buku Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya
Proyek adalah tugas yang kompleks, berdasarkan tema yang menantang, yang melibatkan siswa
dalam mendesain, memecahkan masalah, mengambil keputusan, atau kegiatan investigasi;
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan
dalam menghasilkan produk (Thomas, Mergendoller, and Michaelson, 1999). Proyek terurai menjadi
beberapa jenis. Stoller (2006) mengemukakan tiga jenis proyek berdasarkan sifat dan urutan
kegiatannya, yaitu:

(1) proyek terstruktur, ditentukan dan diatur oleh guru dalam hal topik, bahan, metodologi, dan
presentasi;

(2) proyek tidak terstruktur didefinisikan terutama oleh siswa sendiri;

(3) proyek semi-terstruktur yang didefinisikan dan diatur sebagian oleh guru dan sebagian oleh
siswa.

Memperluas pengertian di atas Stoller (2006), mendefinisikan Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai
pembelajaran yang menggunakan Proyek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk
mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penekanan pembela -jaran terletak
pada aktivitas-aktivitas siswa untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan
meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran
berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil Proyek berupa barang atau jasa
dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Melalui
penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek, siswa akan berlatih merencanakan, melaksanakan
kegiatan sesuai rencana dan menampilkan atau melaporkan hasil kegiatan. Bentuk aktivitas proyek
terdiri dari :

(1) Proyek produksi yang meli batkan penciptaan seperti buletin, video, program radio, poster,
laporan tertulis, esai, foto, surat-surat, buku panduan, brosur, menu banquet, jadwal perjalanan,
dan sebagainya;

(2) Proyek kinerja seperti pementasan, presentasi lisan, pertunjukan teater, pameran makanan atau
fashion show ;

(3) Proyek organisasi seperti pembentukan klub, kelompok disku-si, atau program-mitra percakapan.
Lebih lanjut, menurut Fried-Booth (2002) ada dua jenis proyek yaitu

(a) Proyek skala kecil atau sederhana yang hanya menghabiskan dua atau tiga pertemuan. Proyek ini
hanya dilakukan di dalam kelas;
Gambar 4 : Ilustrasi Pembelajaran Proyek Nyata
Sumber: Buku Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya

(b) Proyek skala penuh yang membutuhkan kegiatan yang rumit di luar kelas untuk
menyelesaikannya dengan rentang waktu lebih panjang.

Pengertian metode atau Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning = PBL) adalah
metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PBL) yang adalah
model atau metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyekdirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan
memahaminya.Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PBL), proses
inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing
peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi)
dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat
berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.
PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi
atensi dan usaha peserta didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar
yang berbeda, maka Pembelajaran berbasis proyekmemberikan kesempatan kepada para peserta
didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi
dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan
investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha
peserta didik. Pembelajaran berbasis proyek dapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep
“Pendidikan Berbasis Produksi” yang dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK
sebagai institusi yang berfungsi untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja di dunia usaha dan industri
harus dapat membekali peserta didiknya dengan “kompetensi terstandar” yang dibutuhkan untuk
bekerja dibidang masing-masing. Dengan pembelajaran “berbasis produksi” peserta didik di SMK
diperkenalkan dengan suasana dan makna kerja yang sesungguhnya di dunia kerja. Dengan
demikian model pembelajaran yang cocok untuk SMK adalah pembelajaran berbasis proyek.
Pembelajaran Berbasis proyekmemiliki karakteristik sebagai berikut:

-Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja

-Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik

-Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi ataspermasalahan atau tantangan yang
diajukan

- Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi
untuk memecahkan permasalahan

-Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.

-Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitasyang sudah dijalankan

-Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, dan

-Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan danperubahan.

Peran instruktur atau guru dalam Pembelajaran berbasis proyeksebaiknya sebagai fasilitator,
pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya
imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa. Adapun beberapa hambatan dalam implementasi metode
Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain berikut ini:

-Pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak waktuyang harus disediakan untuk


menyelesaikan permasalahan yang komplek.

-Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karenamenambah biaya untuk memasuki
system baru.

-Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional,dimana instruktur memegang peran
utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau
tidak menguasai teknologi.

-Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehinggakebutuhan listrik bertambah.

Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih
menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan lay-out ruang
kelas, seperti: traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas
kelompok), lab tables ( mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah suasana belajar
menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di taman, artinya belajar tidak harus dilakukan
di dalam ruang kelas.
Berdasarkan urian diatas dapat disimpulan bahwa Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah
kegiatan pembelajaran yang menggunakan projek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk
mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada
aktivitas-aktivias peserta didik untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan
meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran
berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil projek dalam bentuk desain,
skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Pendekatan ini
memperkenankan pesera didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam
menghasilkan produk nyata.

Gambar 5 : Ilustrasi Pembelajaran Proyek Nyata


Sumber: Buku Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya

A. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Kelebihan dan kekurangan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyekdapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Kelebihan / Keuntungan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning):

-Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untukbelajar,

-Mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu
untuk dihargai. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
-Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasilmemecahkan problem-problem
yang kompleks.
-Meningkatkan kolaborasi.
-Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi.
-Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.
-Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
-Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan
dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
-Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
-Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
pendidik menikmati proses pembelajaran.

Gambar 6 : Ilustrasi Pembelajaran Proyek Nyata


Sumber: Buku Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya

2) Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) :


-Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
-Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
-Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur
memegang peran utama di kelas.
-Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
-Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan
mengalami kesulitan.
-Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja kelompok.
-Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan
peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan
Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang pendidik
harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah,
membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek, meminimalis dan
menyediakan peralatan yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar, memilih lokasi
penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya,
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan peserta
didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran berbasis proyek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan
seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran berbasis proyek
membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan
absensi berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih
percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa.
Pelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-anak
bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan
lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata
pelajaran lainnya. Antusias peserta didik cenderung untuk mempertahankan apa yang
mereka pelajari, bukan melupakannya secepat mereka telah lulus tes.

B. Prinsip-prinsip Pembelajaran pada Pembelajaran Berbasis Proyek


Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek adalah sebagai berikut.
a. Pembelajaran berpusat pada siswa yang menggunakan tugas-tugas proyek pada kehidupan
nyata untuk memperkaya pembelajaran.
b. Tugas Proyek menekankan pada kegiatan penyelesaian proyek berasarkan suatu tema atau
topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran.
c. Tema atau topik yang dibelajarkan dapat dikembangkan dari suatu kompetensi dasar tertentu
atau gabungan beberapa kompetensi dasar dalam suatu mata pelajaran, atau gabungan
beberapa kompetensi dasar antar mata pelajaran. Oleh karena itu, tugas proyek dalam satu
semester dibolehkan hanya satu penugasan dalam suatu mata pelajaran.
d. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk nyata.
Produk tersebut selanjutnya dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan umpan balik
untuk perbaikan produk.
e. Pembelajaran dirancang dalam pertemuan tatap muka dan tugas mandiri dalam fasilitasi dan
monitoring oleh guru. Pertemuan tatap muka dapat dilakukan di awal pada langkah penentuan
proyek dan di akhir pembelajaran pada penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil
proyek, serta evaluasi proses dan hasil proyek

C. Langkah langkah pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan dengan diagram
sebagai berikut. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
sebagai berikut.
1. Penentuan pertanyaan mendasar (Start With the Essential Question). Pembelajaran dimulai
dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik
dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan
dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat
relevan untuk para peserta didik.
2) Mendesain perencanaan proyek (Design a Plan for the Project. Perencanaan dilakukan secara
kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan emikian peserta didik diharapkan akan
merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan
aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat
diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun jadwal (Create a Schedule)Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif
menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain:
(1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
(2) membuat deadline penyelesaian proyek,
(3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
(4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan
proyek, dan
(5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the
Project) Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik
pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta
didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas yang penting.
5. Menguji hasil (Assess the Outcome) Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam
mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing
peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta
didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. 6. Mengevaluasi
pengalaman (Evaluate the Experience) Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta
didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses
refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta
untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses
pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk
menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Gambar 7 : Ilustrasi Pembelajaran Proyek Nyata


Sumber: Buku Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya
D. Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode pembelajaran yang berfokus pada siswa
dalam kegiatan pemecahan masalah terkait dengan Proyek dan tugas-tugas bermakna lainnya.
Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat memberi peluang pada siswa untuk bekerja,
mengkonstruk tugas yang diberikan guru yang pada puncaknya dapat menghasilkan produk
karya siswa. Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek adalah sebagai berikut.
a. Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru dalam pembelajaran;
b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah proyek;
c. Membuat siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks dengan hasil
produk nyata berupa barang atau jasa;
d. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan ssiwa dalam mengelola
sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan tugas/proyek; dan
e. Meningkatkan kolaborasi siswa khususnya pada Pembelajaran Ber basis Proyek yang bersifat
kelompok.
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki kelebihan dalam hal: (1)meningkatkan motivasi siswa
untuk belajar, mendorong kemampuan mereka melakukan pekerjaan penting, (2) meningkatkan
kemampuan siswa dalam pemecahan masalah, (3) menjadikan siswa lebih aktif dan berhasil
memecahkan masalah-masalah yang kompleks, (4) meningkatkan kolaborasi, (5) mendorong
siswa untuk mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi, (6) memberikan
pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasi suatu Proyek, menentukan alokasi waktu dan
memanfaatkan sumbersumber yang ada untuk menyelesaikan tugas, dan (7) menyediakan
pengalaman belajar siswa mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki,
kemudian mengimplementasikannya di dunia nyata.

Gambar 8 : Ilustrasi Pembelajaran Proyek Nyata


Sumber: Buku Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya
E. Peran guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning)
Peran guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut.
1) Peran Guru Merencanakan dan mendesain pembelajaran.
-Membuat strategi pembelajaran.
-Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa.
-Mencari keunikan siswa.
-Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian.
-Membuat portofolio pekerjaan siswa.
2) Peran Peserta Didik Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir.
-Melakukan riset sederhana.
-Mempelajari ide dan konsep baru.
-Belajar mengatur waktu dengan baik.
-Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok.
-Mengaplikasikanhasil belajar lewat tindakan.
-Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dll).

F. Sistem Penilaian dalam pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning)
Penilaian pembelajaran dengan metoda Pembelajaran berbasis proyek harus diakukan secara
menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam
melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Penilaian pembelajaran berbasis proyek dapat
menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk.
Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Penilaian Proyek
a) Pengertian Penilaian proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik
pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Pada penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal
yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
a.1) Pengelolaan Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi, dan mengelola
waktu pengumpulan data, serta penulisan laporan.
a.2) Relevansi Topik, data, dan produk sesuai dengan KD.
a.3) Keaslian Produk (misalnya laporan) yang dihasilkan siswa merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek siswa.
a.4) Inovasi dan kreativitas Hasil proyek siswa terdapat unsur-unsur kebaruan dan menemukan
sesuatu yang berbeda dari biasanya.
b. Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir
proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti
penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan
tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian
dapat menggunakan alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan , proses pengerjaan sampai dengan akhir
proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan
penilaian dapat juga menggunakan rating scale dan checklist.
2) Penilaian Produk
a) Pengertian Penilaian Produk Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan
dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik
membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni
(patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
a.1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
a.2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
a.3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik
sesuai kriteria yang ditetapkan.
b) Teknik Penilaian Produk Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
b.1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada
tahap appraisal.
b.2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua
kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
B. LAMPIRAN ASESSMEN

.1. Seseorang yang bergelut dalam bidang seni kriya/seni kerajinan yang dimana lebih
mengkombinasikan antara nilai kegunaan dalam membuat suatu product dengan estetika
sehingga menodorng orang untuk memakai, memiliki dan menyenangi produk tersebut
disebut..................
a. seniman
b. Kriyawan
c. Artist
d. Desainer
e. Operator Produksi
2. Tugas yang kompleks, berdasarkan tema yang menantang, yang melibatkan siswa dalam mendesain,
memecahkan masalah, mengambil keputusan, atau kegiatan investigasi; memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan dalam
menghasilkan produk disebut dengan.......................
a.Tugas Mandiri
b. Problem Based Learning
c. Discovery Based Learning
d. Inquiry Based Learning
e. Project Based Learning
3. Menurut Stoller (2006) mengemukakan ada tiga jenis proyek berdasarkan sifat dan urutan
kegiatannya, yaitu:
a. Proyek terstruktur, tidak terstruktur, semi terstruktur
b. Proyek sistematis, harmonis, semi sistematis
c. Proyek hulu, tengah, hilir
d. Proyektidak terstruktur, semi terstruktur dan terstruktur
e. Proyek semi terstruktur, terstruktur, tidak terstruktur
4. Bentuk aktivitas proyek dalam proses produksi batik tulis termasuk proyek.....................
a. Proyek kinerja
b. Proyek organisasi
c. Proyek produksi
d. Proyek perencanaan
e. Proyek pelaksana
5. Proyek skala kecil dan skala penuh merupakan bagian dari proyek.............
a.Proyek produksi
b.Proyek kinerja
c.Proyek organisasi
d.Proyek semi produksi
e.Proyek semi kinerja
6. Proyek Based Learning yang dilakukan diluar kelas yang membutuhkan waktu penyelesaiannya
cukup panjang termasuk proyek..............
a.Proyek skala kecil
b.Proyek skala penuh
c.Proyek kinerja
d.Proyek organisasi
e.Proyek produksi
7. Karakteristik pembelajaran proyek based learning sebagai berikut kecuali :
a.Situasi pembelajaran sangat tidak toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
b.Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja 
c.Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik 
d.Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan
yang diajukan
e.Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk· mengakses dan mengelola informasi
untuk memecahkan permasalahan 
8. Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain
berikut ini kecuali : 
a.Pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang komplek. 
b.Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk
memasuki system baru. 
c.Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional,dimana instruktur memegang
peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang
kurang atau tidak menguasai teknologi.
d.Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik bertambah.
e.Peralatan seadanya yang dimiliki sekolah
9. Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan
projek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan
dan ketrampilan dengan penekanan pada :
a.Proses
b.Hasil
c.Kerjasama
d.Produk
e.Diskusi
10.Desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain merupakan hasil
dari...............pembelajaran proyek based learning
a.Proses
b.Hasil
c.Kerjasama
d.Produk
e.Diskusi
11.-Mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
dihargai. 
-Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.· 
-Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil· memecahkan problem-problem yang
kompleks. 
-Meningkatkan kolaborasi.
Pernyataan tersebut diatas merupakan ............dari pembelajaran proyek based learning.
a. Prioritas
b. Aktifitas Unggul
c. Kelebihan
d, Kekurangan
e. Proses
12.-Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah. 
-Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
-Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas· tradisional, di mana instruktur memegang
peran utama di kelas. 
-Banyaknya peralatan yang harus disediakan. 
-Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan
mengalami kesulitan.
 -Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja kelompok.
Pernyatan tersebut diatas merupakan............ dari pembelajaran proyek based learning
a. Prioritas
b. Aktifitas Unggul
c. Kelebihan
d, Kekurangan
e. Kelemahan
13.Prinsip-prinsip Pembelajaran pada Pembelajaran Berbasis Proyek adalah pembelajaran berpusat
pada..........
a.Guru
b,Siswa
c.Kelas
d.Sarana dan prasarana
e.Kurikulum
14. Pernyataan dibawah ini adalah termasuk prinsip-prinsip pembelajaran proyek based
learning ,kecuali..........
a.Tugas Proyek menekankan pada kegiatan penyelesaian proyek berasarkan suatu tema atau
topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran.
b.Tema atau topik yang dibelajarkan dapat dikembangkan dari suatu kompetensi dasar
tertentu atau gabungan beberapa kompetensi dasar dalam suatu mata pelajaran, atau
gabungan beberapa kompetensi dasar antar mata pelajaran.
c.Peserta didik berorientasi pada pemecahan masalah (problem solving)
d.Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk nyata.
Produk tersebut selanjutnya dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan umpan balik
untuk perbaikan produk.
e.Pembelajaran dirancang dalam pertemuan tatap muka dan tugas mandiri dalam fasilitasi dan
monitoring oleh guru
15.Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) secara berurutan
sebagai berikut:
a.Penentuan pertanyaan mendasar,Mendesain perencanaan proyek, Menyusun jadwal,
Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek, Menguji hasil .
b.Mendesain perencanaan proyek, Menyusun jadwal, Memonitor peserta didik dan kemajuan
proyek, Menguji hasil,Penentuan pertanyaan mendasar.
c.Menyusun jadwal, Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek, Menguji hasil,Penentuan
pertanyaan mendasar,mendesain perencanaan proyek.
d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek, Menguji hasil,Penentuan pertanyaan
mendasar,mendesain perencanaan proyek,Menyusun jadwal,mendesain perencanaan
proyek.
e.Menguji hasil,Penentuan pertanyaan mendasar,mendesain perencanaan proyek,Menyusun
jadwal,mendesain perencanaan proyek,Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek.
16.Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat memberi peluang pada siswa untuk bekerja,
mengkonstruk tugas yang diberikan guru yang pada puncaknya dapat menghasilkan produk karya
siswa. Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek adalah...........
a.Meningkatkan kolaborasi siswa khususnya yang bersifat kelompok.
b.Mengerjakan tugas yang belum tuntas
c.Remidial
d.Pengayaan
c.Tutor teman sebaya
17.Peran utama Guru dalam Merencanakan dan mendesain pembelajaran proyek based learning
adalah.............
a. Membuat strategi pembelajaran.
b.Merancang interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa.
c.Mengidentifikasi keunikan siswa.
d.Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian.
e.Membuat portofolio pekerjaan siswa.
18.Peran Peserta Didik dalam Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir pembelajaran
proyek based learning kecuali :
a.Melakukan riset sederhana.
b.Berpikir secara kolaboratif
c.Mempelajari ide dan konsep baru.
d.Belajar mengatur waktu dengan baik.
e.Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok.
19. Sistem penilaian pembelajaran dengan metoda Pembelajaran berbasis proyek harus diakukan
secara menyeluruh terhadap kompetensi dasar pada:
a.Pengetahuan
b.Keterampilan
c.Sikap
d.Pengetahuan dan keterampilan
e.Pengetahuan,sikap dan keterampilan
20.Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan , proses pengerjaan sampai dengan akhir
proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan penilaian dapat juga
menggunakan .........
a.Rubrik skala sikao
b,Instrumen
c.Rating scale dan checklist
d,Butir soal
e.Asessmen diagnostik
C. LAMPIRAN LEMBAR REFLEKSI BAGI GURU

N Pertanyaan Tanggapan Anda


o
1 Menurut anda apakah metode yang
digunakan untuk mencapai tujuan aktifitas
telah sesuai?
2 Menurut anda, apakah aktifitas tema telah
berjalan sesuai dengan alur? Jelaskan!
3 Menurut anda, apa kendala dan hambatan
dalam melaksanakan aktifitas tema ini ?
4 Menurut anda, apakah pesan dimensi Profil
Pelajar Pancasila Beriman Bertakwa
kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia
sudah tercapai ?
5 Menurut anda, apakah pesan dimensi Profil
Pelajar Pancasila Berkebhinekaan Global
sudah tercapai ?
6 Menurut anda, apakah pesan dimensi Profil
Pelajar Pancasila Mandiri sudah tercapai ?
7 Menurut anda, apakah pesan dimensi Profil
Pelajar Pancasila Bernalar Kritis sudah
tercapai ?
8 Menurut anda, apakah pesan dimensi Profil
Pelajar Pancasila Kreatif sudah tercapai ?

D.LAMPIRAN LEMBAR REFLEKSI BAGI PESERTA DIDIK

N Pertanyaan Tanggapan Anda


o
1 Menurut anda, apakah anda sudah
memahami mengenai Teknik dasar
pelaksanaan desain dan produksi kriya ?
2. Menurut anda, apakah anda sudah
memahami Teknik dasar pelaksanaan
desain dan produksi kriya ?
3. Apakah yang bisa anda simpulkan dari
materi yang sudah dipelajari?
4. Menurut anda, apakah anda sudah
memahami Teknik dasar pelaksanaan
desain dan produksi kriya ?
5. Apakah yang bisa anda simpulkan Teknik
dasar pelaksanaan desain dan produksi
kriya
6. Tuliskan kendala yang anda hadapi dalam
memahami materi Teknik dasar
pelaksanaan desain dan produksi kriya ?

E. LAMPIRAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

1. Tugas Berkelompok (Pertemuan 1)


1. Silahkan kalian diskusikan tentang profile, peluang dan proses produksi desain dan produksi kriya dari
taynagan video
2. Buatlah Laporan Mengenai profile, peluang dan proses produksi desain dan produksi kriya dari
tayangan video

2. Tugas Berkelompok (Pertemuan 2)


1. Silahkan kalian diskusikan materi :
-Kelompok 1 dan 2 materinya mengidentifikasi profile wirausahawan bidang kriya kayu
-Kelompok 3 dan 4 materinya mengidentifikasi peluang usaha bidang kriya kulit
-Kelompok 5 dan 6 materinya mengidentifikasi proses produksi bidang kriya logam
2. Buatlah Laporan hasil diskusi

3. Tugas Mandiri (Pertemuan 3)


1. Buatlah karya seni kriya tekstil dengan keteknikan tapestry
2. Foto produk yang telah dibuat sebaik mungkin
3. Upload Foto produkmu dimedia sosial yang kamu miliki
4. Promosikan karyamu dimedia social

Contoh hiasan tapestry:

Gambar: Ilustrasi beberapa contoh hiasan tapestry


https://docplayer.info/109499893-Tenun-tapestry-xi-semester-i-untuk-sekolah-menengah-kejuruan-syamsudin-hendar-suhendar.html

F. LAMPIRAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


Aspek yang Diamati
No Nama Sikap Kerja Kreatifitas Karya waktu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
dst

Rubrik Penilaian Unjuk Kerja

Aspek Indikator

4: Perilaku sesuai dengan etika, selalu menghargai pendapat teman


3 : Perilaku sesuai dengan etika, kurang menghargai pendapat teman
Sikap Kerja
2 : Perilaku sesuai dengan etika, tidak menghargai pendapat teman
1: Tidak memiliki Perilaku sesuai dengan etika,
4: Selalu aktif dalam mengerjakan tugas dan mengemukakan pendapat
3: Aktif dalam mengerjakan tugas dan mengemukakan pendapat
Keaktifan
2: Kurang aktif dalam mengerjakan tugas
1: Tidak aktif dalam mengerjakan tugas
4: Menghargai pendapat orang lain dan aktif berkomunikasi dengan temannya
3: Kurang menghargai pendapat orang lain dan aktif berkomunikasi dengan temannya
Komunikasi
2: Tidak menghargai pendapat orang lain dan aktif berkomunikasi dengan temannya
1: Tidak menghargai pendapat orang lain dan tidak aktif berkomunikasi dengan temannya
4: Proses pengerjaan dimulai dan diakhiri dengan tepat waktu
Ketepatan 3:Proses pengerjaan dimulai dan diakhiri melebihi batas waktu
waktu 2:Proses pengerjaan dimulai dengan tepat waktu
1: Proses pengerjaan dimulai dan diakhiri tidak tepat waktu

G. LAMPIRAN GLOSARIUM
Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta
bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan
menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut
Peluang usaha merupakan suatu kesempatan yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai
tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan sumber daya yang miliki.
Kebutuhan manusia (human needs): ketidakberadaan beberapa pemuas dasar.
Keinginan (wants): hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik.
Kepuasan pelanggan (customer satisfaction): merupakan suatu perasaan atau penilaian
emosional dari pelanggan atas penggunaan suatu produk barang atau jasa dimana harapan dan
kebutuhan mereka terpenuhi
Kepuasan: adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang
dirasakan dibandingkan dengan harapannya
Tapestri adalah bentuk seni tekstil berupa tenun tradisional yang dikerjakan dengan alat tenun
vertikal yang dapat dilakukan di lantai. Jenis tenun yang dianyam secara vertikal disebut dengan
lungsi, sedangkan yang dimasukkan atau dianyam secara horizontal disebut dengan pakan

H. BAHAN BACAAN
a. Silahkan membaca Buku guru/ siswa
b. Silahkan pelajari ringkasan materi pada power point materi ajar ‘dasar-dasar desain dan
produksi kriya’.
c.Refrensi lainnya yang relevan dengan materi ini.

Anda mungkin juga menyukai