Penyusun
Heri Hermawan, S.T
SMK Negeri 3 Tasikmalaya
2021
MODUL AJARELEMEN 4
DASAR-DASAR DESAIN DAN PRODUKSI KRIYA
KOMPONEN DESKRIPSI
3. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat menjelaskan profil technopreneur, peluang usaha
dan dunia pekerjaan/profesi dalam bidang desain dan produksi kriya
dengan :
-Memahami profesi dan kewirausahaan (job-profile dan entrepreneur.
-Melaksanakan pembelajaran berbasis proyek nyata sebagai simulasi
proyek kewirausahaan.
5. Karakteristik Peserta - Peserta didik yang menjadi target dalam pembelajaran ini
Didik adalahpeserta didik reguler /tipikal umum, tidak ada kesulitan
dalammencernadanmemahamimateriajar.
7. Langkah-langkah
Kegiatan Belajar Pertemuan 1 (Daring)
-Kegiatan Pendahuluan :
Guru menyapa dengan salam dan menanyakan kondisi peserta
didik, memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran daring melalui google meet/whatsapp.
Guru dan peserta didik memulai pembelajaran dengan berdoa.
Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
Guru memberikan motivasi pada peserta didik.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingindicapaisetelahmempelajarimateri pembelajaran.
Guru menyampaikan kompetensi/dimensi Profil Pelajar
Pancasila yang akan dicapai pada materi pembelajarandalam
kehidupan sehari-hari.
-Kegiatan Inti :
Peserta didik diberikan pertanyaan pemantik (pre test):
Pernahkah kalian tahu bahwa banyak wirausahawan sukses
kaya raya, mengapa demikian ?
Peserta didik mengamati video tentang Profile Wirausahawan
sukses beserta peluangnya.
Peserta didik menemukan informasi rinci berupa profile
wirausahawan beserta peluang usahanya dan proses produksi
desain produksi kriya.
Peserta didik menuliskan point – point penting dari pengamatan
dan informasi yang didapat dari video.
Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum jelas dari
tayangan video.
Guru membagi kelompok peserta didik dimana kelompok
tersebut terdiri dari 5 orang.
Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok yang ada
dalam lembar aktivitas/kerja (terlampir).
Pembelajaran dihentikan sementara dilanjutkan dengan daring
berdasar kelompok diskusi baik melalui whatsapp,google
meet ,zoom ataupun aplikasi lainnya.
Peserta didik saling berkomunikasi, berkolaborasi untuk
mendiskusikan mengenai profile, peluang dan proses produksi
desain dan produksi kriya.
Usai diskusi kelompok peserta didik bergabung kembali di
google meet yang dibuat guru.
Salah satu perwakilan dari masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi.
Guru memberikan komentar, membenarkan ataupun
mengoreksi pemahaman yang didapatkan peserta didik.
-Kegiatan Penutup :
Guru mengajukan pertanyaan secara lisan kepada beberapa
siswa sebagai post test.
Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini.
Pembelajaran selesai ditutup dengan do’a.
Pertemuan 2 (Luring)
-Kegiatan Pendahuluan :
Guru menyapa dengan salam dan menanyakan kondisi peserta
didik, memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran berbasis proyek sebagai simulasi kewirausahaan.
Guru dan peserta didik memulai pembelajaran dengan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai.
Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
Guru memberikan motivasi pada peserta didik tentang
pembelajaran hari ini yaitu pembelajaran berbasis proyek
produk kriya.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingindicapaisetelahmempelajarimateri pembelajaran berbasis
proyek produk kriya.
Guru menyampaikan kompetensi/dimensi Profil Pelajar
Pancasila yang akan dicapai pada materi pembelajaran berbasis
proyek produksi kriya dalam kehidupan sehari-hari.
-Kegiatan Inti :
Peserta didik diberikan pertanyaan pemantik (pre test):
Apa yang harus dipersiapkan dalam proses produksi tapestry ?
Pernahkah kalian mengetahui tentang hal itu ?
Peserta didik mengamati video tentang pelaksanaan produksi
tapestry.
Peserta didik menemukan informasi rinci berupa dasar
pengetahuan alat, bahan , perencanaan dan pelaksanaan
produksi tapestry.
Peserta didik menuliskan point – point penting dari pengamatan
dan informasi yang didapat dari video.
Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum jelas dari
tayangan video.
Guru membagikelompok peserta didik menjadi 6 kelompok
masing-masing kelompok terdiri dari 5 peserta didik.
Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok yang ada
dalam lembar aktivitas/kerja (terlampir)dengan materi :
-Kelompok 1 dan 2 materinya mengidentifikasi bahan dan alat
tapestry.
-Kelompok 3 dan 4 materinya mengidentifikasi perencanaan
produksi tapestry.
-Kelompok 5 dan 6 materinya mengidentifikasi langkah kerja
tapestry.
Peserta didik saling berkomunikasi, berkolaborasi untuk
mendiskusikan mengenai alat dan bahan, perencanaan, serta
pelaksanaan produksi kriya tapestry.
Salah satu perwakilan dari masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi.
Guru memberikan komentar, membenarkan ataupun
mengoreksi pemahaman yang didapatkan peserta didik.
-Kegiatan Penutup :
Guru mengajukan pertanyaan secara lisan kepada beberapa
siswa sebagai post test.
Guru mengingatkan kepada masing-masing kelompok untuk
menyiapkan bahan dan alat pada pertemuan berikutnya untuk
praktek tapestry seperti menyiapkan tapestry loom.
Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini.
Pembelajaran selesai ditutup dengan do’a.
Pertemuan 3 (Luring)
-Kegiatan Pendahuluan :
Guru menyapa dengan salam dan menanyakan kondisi peserta
didik, memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran berbasis proyek praktek tapestry.
Guru dan peserta didik memulai pembelajaran dengan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai.
Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
Guru memberikan motivasi pada peserta didik tentang
pembelajaran hari ini yaitu pembelajaran berbasis proyek
praktek membuat produk hiasan dengan keteknikan tapestry.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingindicapaisetelahpraktek membuat produk hiasan dengan
keteknikan tapestry.
Guru menyampaikan kompetensi/dimensi Profil Pelajar
Pancasila yang akan dicapai pada materi pembelajaran berbasis
proyek membuat produk hiasan dengan keteknikan tapestry
dalam kehidupan sehari-hari.
-Kegiatan Inti :
Peserta didik diberikan pertanyaan pemantik (pre test):
Bagaimana peluang usaha produk kriya tapestry kedepan?
Apakah ada keinginan kalian merintis usaha dibidang ini ?
Guru memberikan arahan tentang kegiatan praktek hari ini.
Peserta didik berkelompok berdasarkan kelompoknya.
Peserta didik menyiapkan bahan dan alat ditempat yang sudah
ditentukan dimasing-masing kelompok.
Peserta didik melakukan praktek tapestry dari awal sampai
akhir.
Peserta didik saling berkomunikasi, berkolaborasi untuk
melakukan praktek tapestry.
Peserta didik menuliskan point – point penting dari hasil
pengalaman praktek tapestry.
Peserta didik menanyakan hal-hal yang sulit dilakukan selama
praktek.
Peserta didik memajang hasil karya tapestry.
Peserta didik mengapresiasi hasil karya tapestry bersama teman
temannya.
Hasil karya tapestry dikumpulkan untuk dinilai.
Guru memberikan komentar, membenarkan ataupun
mengoreksi hasil karya tapestry masing-masing peserta didik.
-Kegiatan Penutup :
Guru mengajukan pertanyaan secara lisan kepada beberapa
siswa sebagai post test.
Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini.
Pembelajaran selesai ditutup dengan do’a.
8. Asessmen Diagnostik :
-Pernahkah kalian tahu bahwa banyak wirausahawan sukses
kaya raya, mengapa demikian ?
-Apa yang harus dipersiapkan dalam proses produksi tapestry ?
Pernahkah kalian mengetahui tentang hal itu ?
-Bagaimana peluang usaha produk kriya tapestry kedepan?
Apakah ada keinginan kalian merintis usaha dibidang ini ?
Formatif (terlampir).
9. Refleksi Guru Terlampir.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/07/184500869/tapestri
https://images.app.goo.gl/eyHiFNW4pdzsUMHfA
https://docplayer.info/109499893-Tenun-tapestry-xi-semester-i-untuk-
sekolah-menengah-kejuruan-syamsudin-hendar-suhendar.html
b.Remedial
Apabila 75% siswa mendapat nilai dibawah KKTP (Kriteria Ketercapaian
Tujuan Pembelajaran) maka pembelajaranremedial dilakukan secara
klasikal, dengan meninjau kembali LKPD (Lembar Kerja Peserta
Didik)atau buku ajar jika diperlukan maka buku ajar dan LKPD akan di
perbaikisesuai dengan kemampuan peserta didik. Sedangkan jika 75 %
siswa telahmemperoleh nilai diatas KKTP, maka pembelajaran remedial
dilakukansecaraindividu dengan melakukan tes.
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
Dengan berkembangnya zaman dan teknologi, semakin banyak pula jalur menuju profesi di industri
kreatif yang terbuka lebar. Sekarang, hampir semuanya bisa dijadikan lahan pekerjaan dan
imbalannya pun cukup menjanjikan. Mulai dari mendesain gambar, menjadi operator produksi, dan
masih banyak lagi. Pekerjaan dibidang desain dan produksi kriya bisa dibilang sebuah hobi yang
menyenangkan, karena syarat dengan keunikan dan kreativitas
Kalian bisa melakukan apa yang digemari, sembari mendapatkan penghasilan dari hobi tersebut.
Menyenangkan, bukan? Penasaran apa saja profesi dalam pekerjaan desain dan produksi kriya ini
yang dapat kalian selami lebih dalam? Yuk, baca materi kali ini sampai tuntas!
1. Kriyawan
Kriyawan ? ya itulah kalian, seseorang yang bergelut dalam bidang seni kriya/seni kerajinan yang
dimana lebih mengkombinasikan antara nilai kegunaan dalam membuat suatu product dengan
estetika sehingga menodorng orang untuk memakai, memiliki dan menyenangi produk
tersebut.Kriyawan ini bergelut sesuai dengan masing-masing konsentrasinya yakni kriya kulit,
kriya logam, kriya tekstil, kriya kayu dan kriya keramik.
2. OPERATOR PRODUKSI
Gambar 2 : Ilustrasi Job Profile dan Entreupreneur
Sumber: Buku Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya
Sumber Daya Manusia yang memegang kendali mesin pada kegiatan produksi inilah yang
disebut sebagai operator produksi atau bisa juga disebut operator mesin. Operator produksi
dianggap sebagai posisi vital dalam menentukan produktivitas perusahaan.
3. DESAINER PRODUK
Mahir melukis, menggambar, dan selalu tertartik dengan berbagai macam jenis visual terutama
berkaitan dengan produk kriya? Profesi sebagai desainer produk cukup memberi kabar baik di
industri desain dan produksi kriya. Pekerjaan ini memungkinkan kalian untuk membuat ilustrasi
bentuk, menggambar desain produk, dan masih banyak lagi. Desainer produk merupakan salah
satu profesi yang memiliki cukup banyak kemungkinan secara karier profesional.
(1) proyek terstruktur, ditentukan dan diatur oleh guru dalam hal topik, bahan, metodologi, dan
presentasi;
(3) proyek semi-terstruktur yang didefinisikan dan diatur sebagian oleh guru dan sebagian oleh
siswa.
Memperluas pengertian di atas Stoller (2006), mendefinisikan Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai
pembelajaran yang menggunakan Proyek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk
mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penekanan pembela -jaran terletak
pada aktivitas-aktivitas siswa untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan
meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran
berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil Proyek berupa barang atau jasa
dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Melalui
penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek, siswa akan berlatih merencanakan, melaksanakan
kegiatan sesuai rencana dan menampilkan atau melaporkan hasil kegiatan. Bentuk aktivitas proyek
terdiri dari :
(1) Proyek produksi yang meli batkan penciptaan seperti buletin, video, program radio, poster,
laporan tertulis, esai, foto, surat-surat, buku panduan, brosur, menu banquet, jadwal perjalanan,
dan sebagainya;
(2) Proyek kinerja seperti pementasan, presentasi lisan, pertunjukan teater, pameran makanan atau
fashion show ;
(3) Proyek organisasi seperti pembentukan klub, kelompok disku-si, atau program-mitra percakapan.
Lebih lanjut, menurut Fried-Booth (2002) ada dua jenis proyek yaitu
(a) Proyek skala kecil atau sederhana yang hanya menghabiskan dua atau tiga pertemuan. Proyek ini
hanya dilakukan di dalam kelas;
Gambar 4 : Ilustrasi Pembelajaran Proyek Nyata
Sumber: Buku Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya
(b) Proyek skala penuh yang membutuhkan kegiatan yang rumit di luar kelas untuk
menyelesaikannya dengan rentang waktu lebih panjang.
Pengertian metode atau Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning = PBL) adalah
metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PBL) yang adalah
model atau metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyekdirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan
memahaminya.Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PBL), proses
inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing
peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi)
dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat
berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.
PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi
atensi dan usaha peserta didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar
yang berbeda, maka Pembelajaran berbasis proyekmemberikan kesempatan kepada para peserta
didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi
dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan
investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha
peserta didik. Pembelajaran berbasis proyek dapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep
“Pendidikan Berbasis Produksi” yang dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK
sebagai institusi yang berfungsi untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja di dunia usaha dan industri
harus dapat membekali peserta didiknya dengan “kompetensi terstandar” yang dibutuhkan untuk
bekerja dibidang masing-masing. Dengan pembelajaran “berbasis produksi” peserta didik di SMK
diperkenalkan dengan suasana dan makna kerja yang sesungguhnya di dunia kerja. Dengan
demikian model pembelajaran yang cocok untuk SMK adalah pembelajaran berbasis proyek.
Pembelajaran Berbasis proyekmemiliki karakteristik sebagai berikut:
-Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi ataspermasalahan atau tantangan yang
diajukan
- Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi
untuk memecahkan permasalahan
-Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitasyang sudah dijalankan
Peran instruktur atau guru dalam Pembelajaran berbasis proyeksebaiknya sebagai fasilitator,
pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya
imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa. Adapun beberapa hambatan dalam implementasi metode
Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain berikut ini:
-Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karenamenambah biaya untuk memasuki
system baru.
-Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional,dimana instruktur memegang peran
utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau
tidak menguasai teknologi.
Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih
menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan lay-out ruang
kelas, seperti: traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas
kelompok), lab tables ( mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah suasana belajar
menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di taman, artinya belajar tidak harus dilakukan
di dalam ruang kelas.
Berdasarkan urian diatas dapat disimpulan bahwa Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah
kegiatan pembelajaran yang menggunakan projek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk
mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada
aktivitas-aktivias peserta didik untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan
meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran
berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil projek dalam bentuk desain,
skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Pendekatan ini
memperkenankan pesera didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam
menghasilkan produk nyata.
A. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Kelebihan dan kekurangan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyekdapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Kelebihan / Keuntungan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning):
-Mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu
untuk dihargai. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
-Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasilmemecahkan problem-problem
yang kompleks.
-Meningkatkan kolaborasi.
-Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi.
-Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.
-Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
-Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan
dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
-Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
-Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
pendidik menikmati proses pembelajaran.
C. Langkah langkah pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan dengan diagram
sebagai berikut. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
sebagai berikut.
1. Penentuan pertanyaan mendasar (Start With the Essential Question). Pembelajaran dimulai
dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik
dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan
dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat
relevan untuk para peserta didik.
2) Mendesain perencanaan proyek (Design a Plan for the Project. Perencanaan dilakukan secara
kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan emikian peserta didik diharapkan akan
merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan
aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat
diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun jadwal (Create a Schedule)Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif
menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain:
(1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
(2) membuat deadline penyelesaian proyek,
(3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
(4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan
proyek, dan
(5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the
Project) Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik
pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta
didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas yang penting.
5. Menguji hasil (Assess the Outcome) Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam
mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing
peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta
didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. 6. Mengevaluasi
pengalaman (Evaluate the Experience) Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta
didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses
refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta
untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses
pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk
menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
F. Sistem Penilaian dalam pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning)
Penilaian pembelajaran dengan metoda Pembelajaran berbasis proyek harus diakukan secara
menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam
melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Penilaian pembelajaran berbasis proyek dapat
menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk.
Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Penilaian Proyek
a) Pengertian Penilaian proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik
pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Pada penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal
yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
a.1) Pengelolaan Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi, dan mengelola
waktu pengumpulan data, serta penulisan laporan.
a.2) Relevansi Topik, data, dan produk sesuai dengan KD.
a.3) Keaslian Produk (misalnya laporan) yang dihasilkan siswa merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek siswa.
a.4) Inovasi dan kreativitas Hasil proyek siswa terdapat unsur-unsur kebaruan dan menemukan
sesuatu yang berbeda dari biasanya.
b. Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir
proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti
penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan
tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian
dapat menggunakan alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan , proses pengerjaan sampai dengan akhir
proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan
penilaian dapat juga menggunakan rating scale dan checklist.
2) Penilaian Produk
a) Pengertian Penilaian Produk Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan
dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik
membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni
(patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
a.1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
a.2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
a.3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik
sesuai kriteria yang ditetapkan.
b) Teknik Penilaian Produk Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
b.1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada
tahap appraisal.
b.2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua
kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
B. LAMPIRAN ASESSMEN
.1. Seseorang yang bergelut dalam bidang seni kriya/seni kerajinan yang dimana lebih
mengkombinasikan antara nilai kegunaan dalam membuat suatu product dengan estetika
sehingga menodorng orang untuk memakai, memiliki dan menyenangi produk tersebut
disebut..................
a. seniman
b. Kriyawan
c. Artist
d. Desainer
e. Operator Produksi
2. Tugas yang kompleks, berdasarkan tema yang menantang, yang melibatkan siswa dalam mendesain,
memecahkan masalah, mengambil keputusan, atau kegiatan investigasi; memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan dalam
menghasilkan produk disebut dengan.......................
a.Tugas Mandiri
b. Problem Based Learning
c. Discovery Based Learning
d. Inquiry Based Learning
e. Project Based Learning
3. Menurut Stoller (2006) mengemukakan ada tiga jenis proyek berdasarkan sifat dan urutan
kegiatannya, yaitu:
a. Proyek terstruktur, tidak terstruktur, semi terstruktur
b. Proyek sistematis, harmonis, semi sistematis
c. Proyek hulu, tengah, hilir
d. Proyektidak terstruktur, semi terstruktur dan terstruktur
e. Proyek semi terstruktur, terstruktur, tidak terstruktur
4. Bentuk aktivitas proyek dalam proses produksi batik tulis termasuk proyek.....................
a. Proyek kinerja
b. Proyek organisasi
c. Proyek produksi
d. Proyek perencanaan
e. Proyek pelaksana
5. Proyek skala kecil dan skala penuh merupakan bagian dari proyek.............
a.Proyek produksi
b.Proyek kinerja
c.Proyek organisasi
d.Proyek semi produksi
e.Proyek semi kinerja
6. Proyek Based Learning yang dilakukan diluar kelas yang membutuhkan waktu penyelesaiannya
cukup panjang termasuk proyek..............
a.Proyek skala kecil
b.Proyek skala penuh
c.Proyek kinerja
d.Proyek organisasi
e.Proyek produksi
7. Karakteristik pembelajaran proyek based learning sebagai berikut kecuali :
a.Situasi pembelajaran sangat tidak toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
b.Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja
c.Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik
d.Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan
yang diajukan
e.Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk· mengakses dan mengelola informasi
untuk memecahkan permasalahan
8. Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain
berikut ini kecuali :
a.Pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang komplek.
b.Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk
memasuki system baru.
c.Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional,dimana instruktur memegang
peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang
kurang atau tidak menguasai teknologi.
d.Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik bertambah.
e.Peralatan seadanya yang dimiliki sekolah
9. Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan
projek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan
dan ketrampilan dengan penekanan pada :
a.Proses
b.Hasil
c.Kerjasama
d.Produk
e.Diskusi
10.Desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain merupakan hasil
dari...............pembelajaran proyek based learning
a.Proses
b.Hasil
c.Kerjasama
d.Produk
e.Diskusi
11.-Mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
dihargai.
-Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.·
-Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil· memecahkan problem-problem yang
kompleks.
-Meningkatkan kolaborasi.
Pernyataan tersebut diatas merupakan ............dari pembelajaran proyek based learning.
a. Prioritas
b. Aktifitas Unggul
c. Kelebihan
d, Kekurangan
e. Proses
12.-Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
-Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
-Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas· tradisional, di mana instruktur memegang
peran utama di kelas.
-Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
-Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan
mengalami kesulitan.
-Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja kelompok.
Pernyatan tersebut diatas merupakan............ dari pembelajaran proyek based learning
a. Prioritas
b. Aktifitas Unggul
c. Kelebihan
d, Kekurangan
e. Kelemahan
13.Prinsip-prinsip Pembelajaran pada Pembelajaran Berbasis Proyek adalah pembelajaran berpusat
pada..........
a.Guru
b,Siswa
c.Kelas
d.Sarana dan prasarana
e.Kurikulum
14. Pernyataan dibawah ini adalah termasuk prinsip-prinsip pembelajaran proyek based
learning ,kecuali..........
a.Tugas Proyek menekankan pada kegiatan penyelesaian proyek berasarkan suatu tema atau
topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran.
b.Tema atau topik yang dibelajarkan dapat dikembangkan dari suatu kompetensi dasar
tertentu atau gabungan beberapa kompetensi dasar dalam suatu mata pelajaran, atau
gabungan beberapa kompetensi dasar antar mata pelajaran.
c.Peserta didik berorientasi pada pemecahan masalah (problem solving)
d.Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk nyata.
Produk tersebut selanjutnya dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan umpan balik
untuk perbaikan produk.
e.Pembelajaran dirancang dalam pertemuan tatap muka dan tugas mandiri dalam fasilitasi dan
monitoring oleh guru
15.Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) secara berurutan
sebagai berikut:
a.Penentuan pertanyaan mendasar,Mendesain perencanaan proyek, Menyusun jadwal,
Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek, Menguji hasil .
b.Mendesain perencanaan proyek, Menyusun jadwal, Memonitor peserta didik dan kemajuan
proyek, Menguji hasil,Penentuan pertanyaan mendasar.
c.Menyusun jadwal, Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek, Menguji hasil,Penentuan
pertanyaan mendasar,mendesain perencanaan proyek.
d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek, Menguji hasil,Penentuan pertanyaan
mendasar,mendesain perencanaan proyek,Menyusun jadwal,mendesain perencanaan
proyek.
e.Menguji hasil,Penentuan pertanyaan mendasar,mendesain perencanaan proyek,Menyusun
jadwal,mendesain perencanaan proyek,Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek.
16.Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat memberi peluang pada siswa untuk bekerja,
mengkonstruk tugas yang diberikan guru yang pada puncaknya dapat menghasilkan produk karya
siswa. Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek adalah...........
a.Meningkatkan kolaborasi siswa khususnya yang bersifat kelompok.
b.Mengerjakan tugas yang belum tuntas
c.Remidial
d.Pengayaan
c.Tutor teman sebaya
17.Peran utama Guru dalam Merencanakan dan mendesain pembelajaran proyek based learning
adalah.............
a. Membuat strategi pembelajaran.
b.Merancang interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa.
c.Mengidentifikasi keunikan siswa.
d.Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian.
e.Membuat portofolio pekerjaan siswa.
18.Peran Peserta Didik dalam Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir pembelajaran
proyek based learning kecuali :
a.Melakukan riset sederhana.
b.Berpikir secara kolaboratif
c.Mempelajari ide dan konsep baru.
d.Belajar mengatur waktu dengan baik.
e.Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok.
19. Sistem penilaian pembelajaran dengan metoda Pembelajaran berbasis proyek harus diakukan
secara menyeluruh terhadap kompetensi dasar pada:
a.Pengetahuan
b.Keterampilan
c.Sikap
d.Pengetahuan dan keterampilan
e.Pengetahuan,sikap dan keterampilan
20.Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan , proses pengerjaan sampai dengan akhir
proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan penilaian dapat juga
menggunakan .........
a.Rubrik skala sikao
b,Instrumen
c.Rating scale dan checklist
d,Butir soal
e.Asessmen diagnostik
C. LAMPIRAN LEMBAR REFLEKSI BAGI GURU
Aspek Indikator
G. LAMPIRAN GLOSARIUM
Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta
bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan
menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut
Peluang usaha merupakan suatu kesempatan yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai
tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan sumber daya yang miliki.
Kebutuhan manusia (human needs): ketidakberadaan beberapa pemuas dasar.
Keinginan (wants): hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik.
Kepuasan pelanggan (customer satisfaction): merupakan suatu perasaan atau penilaian
emosional dari pelanggan atas penggunaan suatu produk barang atau jasa dimana harapan dan
kebutuhan mereka terpenuhi
Kepuasan: adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang
dirasakan dibandingkan dengan harapannya
Tapestri adalah bentuk seni tekstil berupa tenun tradisional yang dikerjakan dengan alat tenun
vertikal yang dapat dilakukan di lantai. Jenis tenun yang dianyam secara vertikal disebut dengan
lungsi, sedangkan yang dimasukkan atau dianyam secara horizontal disebut dengan pakan
H. BAHAN BACAAN
a. Silahkan membaca Buku guru/ siswa
b. Silahkan pelajari ringkasan materi pada power point materi ajar ‘dasar-dasar desain dan
produksi kriya’.
c.Refrensi lainnya yang relevan dengan materi ini.