Model pembelajaran inquiry learning adalah kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik
untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan atau pencarian, eksperimen hingga penelitian
secara mandiri untuk mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan. Dalam model ini, peserta didik
diarahkan agar dapat mencari tahu sendiri materi yang disajikan dalam pembelajaran dengan cara
mengajukan pertanyaan dan investigasi mandiri.
Menurut Hanafiah dan Sudjana 2010 (dalam Wardoyo 2015, hlm. 68) sintak atau langkah langkah
pembelajaran inquiry learning adalah sebagai berikut.
f. Melakukan penjagaan terhadap kemampuan awal siswa terkait materi yang akan diberikan
g. Mempersiapkan kelas
h. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan penganalisisan
data yang ditemukan dalam rangka menemukan hal baru dalam pembelajaran
- Dapat membentuk dan mengembangkan (self-concept) pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti
tentang konsep dasar dan ide-ide pokok dengan lebih baik.
- Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
- Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur dan
terbuka.
- Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan
mengakomodasi informasi.
- Model pembelajaran inkuiri sulit dilaksanakan karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam
belajar
- Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering pendidik sulit
menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan
- Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta menguasai materi pelajaran,
maka model pembelajaran ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap pendidik.
Tujuan
Tujuan utama pembelajaran melalui model Inquiry Based Learning ini adalah menolong siswa untuk
dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat
pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model
belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim.
Sintak
a. Memberikan orientasi masalah kepada siswa dengan menjelaskan tujuan pembelajaran serta bahan
dan alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah,
c. Guru mendorong peserta didik untuk mencari informasi yang sesuai dan mecari penjelasan
pemecahan masalahnya,
Kelebihan :
- mendorong siswa untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah pada dunia nyata,
- kemampuan komunikasi akan terbentuk melalui kegiatan diskusi dan presentasi hasil pekerjaan,
- melalui kerja kelompok siswa yang mengalami kesulitan secara individual dapat diatasi.
Kelemahan :
- tidak semua materi pembelajaran dapat menerapkan PBL, guru harus tetap berperan aktif dalam
menyajikan materi (dan akan kesulitan dalam kelas gemuk),
- keragaman siswa yang tinggi dalam suatu kelas akan menyulitkan dalam pembagian tugas berdasarkan
masalah nyata.
Hosnan (2014, hlm. 298) menjelaskan bahwa tujuan utama dari model PBL bukan sekedar
menyampaikan pengetahuan kepada siswa namun juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
kemampuan pemecahan masalah serta kemampuan siswa itu sendiri yang secara aktif dapat
memperoleh pengetahuannya sendiri.
Project Based Learning (PBL) merupakan pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan
pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan
kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.
Sintaks:
tahap ini sebagai langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang
muncul dari fenomena yang ada.
b. Mendesain perencanaan proyek,
sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa
melalui percobaan.
penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai
dengan target.
Kelebihan
- Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
- Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem kompleks.
- Meningkatkan kolaborasi.
Kelemahan
- Pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang kompleks
- Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan karena menambah biaya untuk memasuki
sistem baru.
- Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran
utama di kelas. Ini merupakan tradisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak
menguasai teknologi.
- Banyaknya peralatan yang harus disediakan. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan team
teaching dalam pembelajaran.
Model pembelajaran production based training yang biasa diterapkan di sekolah menengah kejuruan
merupakan proses pendidikan dan pembinaan yang menyatu pada proses produksi, dimana pendidik
diberikan pengalaman berguru pada situasi yang kontekstual mengikuti aliran kerja industri.
Sintaks .
d. Pemetaan pertanyaan
g. Melakukan evaluasi Guru menilai sejak awal pertemuan sampai akhir dalam pembuatan kemasan.
Tujuan:
Kelebihan/kelemahan
Kelebihan model pembelajaran Production Based Training/Production Based Education and Training
yaitu :
a. Siswa dapat memahami isi atau pesan yang terkandung dalam video yang diputar
Kelemahan model pembelajaran Production Based Training/Production Based Education and Training
yaitu :
a. Adanya salah satu siswa yang tidak ikut bekerja selama proses tugas diberikan.
Teaching Factory
Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran di SMK berbasis industri/bisnis yang mengacu
kepada standar dan prosedur yang berlaku di dunia industri/bisnis dilaksanakan dalam suasana nyata
seperti yang terjadi di industri/bisnis dan bertujuan agar siswa mengalami pembelajaran dengan standar
dan suasana yang “sama”
Tujuan
Model pembelajaran Teaching Factory dapat menggunakan sintaksis PBET/PBT ata udapat juga
menggunakan sintaksis yang diterapkan di Cal Poly - San Luis Obispo USA ( Sema E. Alptekin : 2001)
dengan langkah-langkah yang disesuaikan dengan kompetensi keahlian :
1. Merancang produk
Pada tahap ini peserta didik mengembangkan produk baru/cipta resep atau produk kebutuhan sehari-
hari (consumer goods)/merancang pertunjukankontemporer dengan menggambar/membuat
scrip/merancang pada komputer atau manual dengan data spesifikasinya.
2. Membuat prototype
Membuat produk/ kreasi baru /tester sebagai proto type sesuai data spesifikasi.
Peserta didik melakukan validasi dan verifikasi terhadap dimensi data spesifikasi dari prototype/kreasi
baru/tester yang dibuat untuk mendapatkan persetujuan layak diproduksi/dipentaskan.
Peserta didik mengembangkan jadwaldan jumlah produk/pertunjukan sesuai dengan waktu yang
ditetapkan.
Kelebihan
Kelebihan dari program teaching factory adalah dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan,
pengorganisasian, dan dokumentasi administrasi program yang lebih baik. Hal ini meliputi seluruh lini
pada program harus terdokumentasi dan teradministrasi dengan baik.
Kekurangan
Tujuan yang selaras tentang Model pembelajaran Teaching Factory(Sema E. Alptekin, Reza
Pouraghabagher, atPatricia McQuaid, and Dan Waldorf; 2001) adalah sebagai berikut.
· Menyiapkan lulusan yang lebih profesional melalui pemberian konsep manufaktur moderen
sehingga secara efektif dapat berkompetitif di industri;
· Meningkatkan pelaksanaan kurikulum SMK yang berfokus pada konsep manufaktur moderen;
· Menunjukan solusi yang layak pada dinamika teknologi dari usaha yang terpadu;
· Menerima transfer teknologi dan informasi dari industri pasangan terutama pada aktivitas peserta
didik dan guru saat pembelajaran.