Anda di halaman 1dari 11

Ciri Khas Kurikulum Merdeka Belajar

Berikut ini beberapa ciri khas yang digunakan dalam kurikulum ini.

1. Sistem pembelajaran berbasis project untuk meningkatkan softskill dan


karakter siswa sesuai profil pelajar pancasila.
2. Fokus terhadap materi esensial sehingga peserta didik memiliki waktu banyak
untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar, contohnya
literasi dan numerasi.
3. Guru lebih fleksibel dalam melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi
sesuai kemampuan peserta didik.

Model pembelajaran di sekolah dalam menerapkan kurikulum merdeka salah satunya yaitu
model pembelajaran berbasis proyek. Metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar
dalam sekolah ini pastinya metode yang membuat para peserta didik semangat dalam belajar.
Kurikulum ini juga dikembangkan sebagai kurikulum yang sangat fleksibel dan berfokus pada
esensial materi untuk mengembangkan karakter serta kompetensi pada siswa.
Pembelajaran berbasis proyek ini merupakan metode pembelajaran dalam kurikulum
merdeka yang memanfaatkan pembuatan proyek sebagai kegiatan dalam proses pembelajaran.
Nantinya dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode ini para peserta didik akan
diberikan kebebasan untuk melakukan kegiatan eksplorasi, observasi, penilaian dan interpretasi
untuk memperoleh pengetahuan baru, keterampilan baru serta sikap sosial yang baik.
Kegiatan pembelajaran berbasis proyek ini juga memiliki spesifikasi tersendiri
sebagaimana kurikulum pembelajaran lain. Berikut ini adalah spesifikasi model pembelajaran
berbasis proyek yang dapat kita ketahui; Pertama, kegiatan belajar berfokus pada keterampilan
komunikasi, kolaborasi, kreativitas siswa dan keterampilan berpikir kritis.
Siswa akan mengerjakan proyek untuk memecahkan permasalahan yang diajukan guru
secara berkelompok atau berkolaborasi dengan siswa lainnya. Kedua, guru akan memberikan
tantangan atau masalah dalam lingkungan nyata kepada siswa, lalu meminta siswa untuk
mengajukan ide atau proyek untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ketiga, siswa melakukan
refleksi pembelajaran secara berkala untuk mengetahui apa yang diketahui, dipahami dan
dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran. Keempat, kegiatan pembelajaran akan
berfokus pada siswa melalui pertanyaan,tantangan maupun suatu masalah untuk diselesaikan,
ditanggapi, diteliti atau dicari solusi untuk menyelesaikannya. Kelima, proses evaluasi dalam
kegiatan pembelajaran dilakukan secara berkelanjutan. Keenam, Siswa yang merancang hasil
proyek secara teratur dapat melihat apa yang dikerjakan kembali. Ketujuh, karakteristik terakhir
adalah hasil akhir dari pembelajaran dinilai secara kualitatif. Siswa akan mempresentasikan
masalah, proses penelitian, metode, proses pengerjaan proyek dan hasilnya.
Pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan di SMAN 1 Toapaya memilih 3 tema yaitu,
Kewirausahaan, Bangun jiwa dan raganya, dan Gaya hidup berkelanjutan. Pembelajaran ini
diterapkan untuk peserta didik kelas X tahun ajaran 2022/2023. Ketiga tema proyek ini diberikan
untuk 6 kelas yang dibagi menjadi 3 kelompok. Untuk tema Kewirausahaan kelas X.1 dan X.2,
Bangun jiwa dan raga kelas X.3 dan X.4, dan yang terakhir untuk tema Gaya hidup berkelanjutan

Project based learning adalah model pembelajaran yang melibatkan peran aktif dari
pesertanya. Ada banyak keunggulan dan manfaat yang dirasakan dari penerapan project
based learning. Apa saja? Simak pembahasannya bersama ruangkerja!

Project based learning bukanlah hal baru di dunia pendidikan. Pembelajaran berbasis
proyek ini telah dilaksanakan oleh banyak orang. Implementasi dari project based
learning terbukti mampu meningkatkan efektivitas dalam berbagai aspek di
perusahaan.
Ada banyak hal yang bisa diasah dari penerapan pembelajaran berbasis proyek.
Namun, mari ketahui terlebih dahulu apa pengertian dari project based learning, serta
contoh penerapannya dalam sebuah company.
Apa itu Project Based Learning?
Menurut Fathurrohman (2016), project based learning adalah model
pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran
untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dicapai peserta
didik.
Project based learning menurut Saefudin (2014) merupakan metode pembelajaran
yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dengan
beraktivitas secara nyata dalam kehidupan. Hal ini dilakukan untuk membantu,
mendorong dan membimbing peserta didik fokus pada kerja sama dengan
melibatkan kerja kelompok dan membantu siswa untuk fokus pada perkembangan
mereka.
Sementara itu, dari sudut pandang Goodman dan Stivers (2010), project based
learning dapat diartikan sebagai pendekatan pengajaran yang dibangun di atas
kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang diberikan tantangan kepada peserta
didik yang terkait dengan kebutuhan sehari-hari untuk dipecahkan secara
berkelompok.
Project based learning menekankan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
ketika melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Secara
konstruktif, peserta didik melakukan eksplorasi atau pendalaman pembelajaran
dengan melakukan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan
pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan. Penjaraban tersebut adalah
pengertian project based learning menurut Grant (2002).
Model pembelajaran yang satu ini dapat diterapkan ketika fasilitator ingin
menciptakan lingkungan pembelajaran yang aktif dan meminta peserta didiknya
untuk fokus dalam pada perkembangannya.
Selain itu, project based learning dapat dijalankan secara kontinu apabila memenuhi
beberapa syarat berikut:
1. Pendidik memiliki keterampilan untuk mengidentifikasi kompetensi dasar yang
lebih menekankan pada keterampilan atau pengetahuan pada tingkat penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Pendidik bertanggungjawab untuk melakukan penguasaan materi sehingga dapat
memilih materi atau topik-topik yang akan dijadikan tema proyek sehingga menjadi
menarik.
3. Pendidik setidaknya harus terampil memotivasi peserta didik dalam mengerjakan
proyek. Dengan begitu, peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek
tersebut atau proyek yang sudah dijalankan.
4. Tersedianya fasilitas dan sumber belajar yang cukup sehingga siswa atau
kelompok siswa bisa terpenuhi kebutuhannya.
5. Pendidik harus memastikan peserta memiliki kesesuaian waktu proyek dengan
jadwal atau kalender akademik agar kegiatan proyek tidak bentrok atau mengalami
hambatan tertentu.

Karakteristik Project Based Learning


Model pembelajaran project based learning memiliki karakteristik di mana guru
menjadi fasilitator. Peran fasilitator adalah memberikan permasalahan berupa studi
kasus yang nantinya akan diselesaikan pada peserta didik dalam bentuk proyek.
Maka tak heran apabila project based learning ini menekankan pada keaktifan dan
keterlibatan peserta didik.
Adapun karakteristik project based learning di antaranya:
1.
Berfokus pada peserta pembelajaran atau siswa (student oriented)
2. Berbasis proyek dalam pembelajarannya
3. Mengembangkan partisipasi aktif dari peserta didik
4. Menumbuhkan inisiatif dan kemandirian dari peserta didik
5. Melatih kolaborasi dan tanggung jawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk mencari solusi
6. Melatih berpikir kritis (critical thinking) dan kreativitas peserta didik
7. Evaluasi dilakukan secara berkala karena peserta melakukan refleksi
8. Proyek pembelajaran menghasilkan sebuah produk atau output yang jelas
9. Fasilitator mendampingi selama proses pembelajaran

Keunggulan Pelaksanaan Project Based Learning


Kurniasih dalam Nurfitriyani menjabarkan model pembelajaran project based
learning memiliki keunggulan dalam pelaksanaannya. Adapun keunggulan dari
penerapan model project based learning meliputi:
1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu dihargai
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
3. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-
problem yang kompleks
4. Meningkatkan kolaborasi
5. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi
6. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber
7. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas
8. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks
dan dirancang berkembang sesuai dunia nyata
9. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia
nyata
10. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik
maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

Langkah-langkah Pembelajaran Project Based Learning


Keberhasilan dari pembelajaran berbasis proyek ini tak terlepas dari adanya
perencanaan yang matang. Selain itu orang-orang yang terlihat juga memiliki
keterampilan dan keahlian sehingga mereka mampu menjawab dan mendampingi
sepanjang pembelajaran. Demi keberhasilan dari pembelajaran, berikut ini langkah-
langkah project based learning.

Merujuk dari Educational Technology Division-Ministry of Education Malaysia (2006)


terdapat enam langkah pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek, di antaranya

1. Mempersiapkan pertanyaan penting terkait suatu topik materi yang akan


dipelajari
2. Menyusun rencana proyek
3. Membuat jadwal
4. Memonitor pelaksanaan pembelajaran berbasi proyek (project based
learning)
5. Menguji dan memberikan penilaian atas proyek yang dibuat
6. Evaluasi pembelajaran berbasis proyek.

Langkah-langkah pembelajaran project based learning pada akhirnya dituangkan


dalam tabel sebagai berikut:
Sintak Project Based Learning
Sintak project based learning adalah pedoman dalam menentukan langkah-langkah
penerapan project based learning. Sintaks merupakan keseluruhan alur atau urutan
kegiatan pembelajaran. Sintaks berisi petunjuk umum dalam menentukan jenis-jenis
tindakan guru, urutannya, dan tugas-tugas untuk siswa.
Setiap sintaks yang dimiliki model pembelajaran merupakan serangkaian fase untuk
mencapai ide pokok atau gagasan serta tujuan yang ingin dicapai dalam model
pembelajaran tersebut. Untuk lebih jelasnya, beberapa sintaks yang diterapkan
adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek, tahap ini sebagai langkah awal
agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari
fenomena yang ada
2. Mendesain perencanaan proyek, sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan
yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
3. Menyusun jadwal sebagai langkah nyatadari sebuah proyek, penjadwalan sangat
penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai
dengan target.
4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek, peserta didik mengevaluasi
proyek yang sedang dikerjakan.
Adapun sintak project based learning dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menentukan pertanyaan mendasar
2. Mendesain perencanaan proyek
3. Menyusun jadwal
4. Monitoring dan evaluasi peserta didik dan perkembangan proyek yang dijalankan
5. Pengujian hasil
6. Evaluasi pengalaman

Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Project Based Learning di


Sebuah Perusahaan
Ada beberapa faktor pendorong untuk meningkatkan potensi keberhasilan project
based learning di perusahaan, antara lain:
1. Tujuan proyek yang jelas
Sealama masa pembelajaran, peserta didik ahrus memahami apa tujuan dan objektif
proyek yang akan dijalani. Pendidik juga memiliki tugas untuk peserta
terkait objective pembelajaran selama proyek berlangsung agar tetap fokus
terhadap goals yang ingin dicapai.
2. Kepemimpinan yang efektif

Kepemimpinan yang efektif dapat membantu karyawan untuk mencapai tujuan


proyek dan mengatasi masalah yang mungkin muncul selama proses pembelajaran
berlangsung. Jadi, pastikan Anda bisa menjadi pendidik yang dapat mendampingi
peserta di setiap situasi dan kondisi.

3. Komunikasi yang baik

Demi menghindari kesalahpahaman, komunikasi antara anggota tim dengan pihak


luar harus dilaksanakan dengan baik agar proyek berjalan dengan lancar.

4. Tim yang terdiri dari anggota yang kompeten


Dalam hal ini, kompeten artinya mampu dan menguasai skill yang memang sesuai
dengan tujuan proyek. Oleh karena itu, jika Anda adalah seorang pendidik, pastikan
para peserta siap dan setidaknya memiliki kapasitas untuk menjalankan proyek.
5. Pemantauan dan evaluasi
Hal terakhir yang memengaruhi keberhasilan project based learning adalah
pemantauan dan evaluasi yang teratur. Langkah ini akan membantu perusahaan
untuk mengevaluasi keberhasilan dan mengambil tindakan yang dapat
meningkatkan hasil dari sebuah proyek.

Contoh Aplikasi Project Based Learning di Perusahaan


Berikut ini beberapa contoh penerapan pembelajaran berbasis proyek di
perusahaan:

1. Pengembangan produk baru mulai dari brainstorming ide sampai peluncuran di


pasar.
2. Implementasi sistem baru untuk mengevaluasi sistem saat ini dan melihat apakah
ada peluang sistem yang lebih efektif dan efisien.
3. Riset dan memahami kebutuhan pasar untuk menyesuaikan strategi marketing
yang bisa meningkatkan revenue.
4. Proyek marketing dengan tujuan mengembangkan dan mengeksekusi market
campaign agar penjualan produk semakin melesat.
Project based learning adalah pembelajaran yang menekankan partisipasi aktif dari
seseorang. Mereka bisa melihat keahlian dan keterampilan seseorang sebagai
individu ataupun kolaborasi terhadap anggota timnya.
Setelah mengetahui ada banyak manfaat dari penerapan project based learning,
kapan Anda akan mulai memberi pelatihan kepada tim terhebat di perusahaan?
Kabar baiknya, kini ruangkerja telah memiliki pelatihan yang mendukung suksesnya
penerapan project based learning spesial untuk perusahaan Anda. Plus, ruangkerja
telah dilengkapi dengan fitur-fitur berikut:
1. Rewards point, peserta dapat memperoleh poin yang dapat ditukarkan dengan
hadiah sesuai keinginan perusahaan.
2. Leaderboards, memicu peserta untuk menyelesaikan pelatihan dengan skor tinggi.
3. Collaboration, setiap peserta dapat berkolaborasi dengan peserta lainnya melalui
forum diskusi.

Fathurrohman, M. (2016). Model Pembelajaran Inovatif: Alternatif desain


Pembelajaran yang Menyenangkan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Nurhayati, Ai Sri & Harianti, Dwi. 2020. Model Pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) [online]. Link:
https://sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets/file_upload/pengantar/pdf/
pengantar_5.pdf (Accessed: 2 June 2022)

Grant, M.M. 2002. Getting A Grip of Project Based Learning : Theory, Cases and
Recomandation. North Carolina : Meredian A Middle School Computer
Technologies. Journal Vol. 5.

Mulyasa, E. (2014). Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Saefudin, A & Berdiati, I. (2014). Pembelajaran Efektif. Bandung: PT Remaja


Roskadarya.
Sintaks Model Project Based Learning dalam Pembelajaran [online]. Link:
https://bertema.com/sintaks-model-project-based-learning-dalam-pembelajaran
Accessed: 2 June 2022)

Anda mungkin juga menyukai