Anda di halaman 1dari 8

project based learning

Waras (2008) mengemukakan, project based learning merupakan proyek


yang memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja, dimana
siswa melakukan pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah dan mensistesis
informasi. Hasil akhir dalam pembelajaran adalah berupa produk yang
merupakan hasil dari kerja kelompok siswa
(Kurniawan, 2012). Menurut Widiyatmoko (2012), masing-masing siswa tentu
memiliki gaya belajar yang berbeda, sehingga pembelajaran berbasis
proyek memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali materi dengan
menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya dan melakukan
eksperimen secara kolaboratif. Menurut (Kokotsaki et al., 2016) Pembelajaran
berbasis proyek (PBL) adalah bentuk pengajaran aktif yang berpusat pada siswa yang
ditandai dengan otonomi siswa, investigasi konstruktif, penetapan tujuan, kolaborasi,
komunikasi, dan refleksi dalam praktik dunia nyata. Sedangkan menurut (Solomon,
2003) Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa bekerja di dalamnya kelompok
untuk memecahkan masalah yang menantang otentik, berbasis kurikulum, dan sering
interdisipliner. Peserta didik memutuskan bagaimana caranya pendekatan masalah
dan apa kegiatan untuk mengejar. Mereka mengumpulkan informasi dari aberbagai
sumber dan mensintesis, menganalisis,dan mengambil pengetahuan darinya.
Pembelajaran mereka secara inheren berharga karena terhubung untuk sesuatu yang
nyata dan melibatkan keterampilan orang dewasa seperti kolaborasi dan refleksi. Pada
akhir, siswa menunjukkan baru mereka memperoleh pengetahuan dan dinilai dari
bagaimana banyak yang telah mereka pelajari dan seberapa baik mereka
mengkomunikasikannya. Sepanjang proses ini, para peran guru adalah untuk
membimbing dan menasihati, bukan daripada mengarahkan dan mengelola, pekerjaan
siswa
Pada model pembelajaran Project Based Learning, peserta didik terlibat secara
aktif dalam memecahkan masalah yang ditugaskan oleh guru dalam bentuk suatu
proyek. Peserta didik aktif mengelola pembelajaran dengan bekerja secara nyata
menghasilkan produk riil. Project Based Learning dapat mereduksi kompetisi di
dalam kelas dan mengarahkan peserta didik lebih kolaboratif daripada bekerja
sendiri-sendiri. Disamping itu Project Based Learning dapat juga dilakukan secara
mandiri melalui bekerja mengonstruk pembelajarannya melalui pengetahuan serta
keterampilan baru, dan mewujudkannya dalam produk nyata. Pembelajaran berbasis
proyek diterapkan untuk memotivasi siswa lebih aktif dan berinisiatif untuk
memperoleh hal-hal yang mereka inginkan baik pada sisi pengetahuan, pemahaman
dan keterampilannya. (Turyantana: 5) pendapat tersebut sesuai dengan yang
disampaikan Komarudin dalam Seminar Implementasi Scientifik kurikulum (2014)
Bahwa: Project based learning dapat dilakukan sebagai model pembelajaran yang
bisa memotivas siswa untuk bisa memecahkan masalah. Menurut Kemendikbud
( 2014) Produk yang dimaksud adalah hasil proyek dalam bentuk desain, skema,
karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain.
Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa bekerja dikelompok untuk
memecahkan masalah yang menantang otentik, berbasis kurikulum, dan sering
interdisipliner. Peserta didik memutuskan bagaimana caranyapendekatan masalah dan
apa kegiatan untukmengejar. Mereka mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
dan mensintesis, menganalisis,dan mengambil pengetahuandarinya. Pembelajaran
merekasecara inheren berharga karena terhubung untuk sesuatu yang nyata dan
melibatkan keterampilan orang dewasaseperti kolaborasi dan refleksi. Padaakhir,
siswa menunjukkan baru mereka memperoleh pengetahuan dan dinilai dari
bagaimanabanyak yang telah mereka pelajari dan seberapa baik mereka
mengkomunikasikan nya. Sepanjang proses ini, para peran guru adalah untuk
membimbing dan menasihati, bukan mengarahkan dan mengelola pekerjaan siswa.
(Solomon, 2003)
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
melibatkan sisiwa dalam dalam kegiatan penyelidikan,dan memberikan kesempatan
kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek,
pembelajaran berbasis proyek Project Based Learning (PjBL) mempunyai potensi
yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar lebuh menarik dan bermanfaat
bagi peserta didik
Tujuan project based learning
Di jelaskan dalam buku Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013
(2014, h. 50), menyatakan bahwa setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan
dalam penerapannya. Tujuan Project based Learning (PjBL), antara lain:
1) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah proyek.
2) Memperoleh kemampuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran.
3) Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang
kompleks dengan hasil produk nyata.
4) Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola
bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek.
5) Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PjBL yang bersifat
kelompok.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan model
pembelajaran Project based Learning (PjBL) adalah, meningkatkan kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah proyek, memperoleh kemampuan lebih dari model
yang diterapkan, membuat siswa manjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran,
mengembangkan dan meningkatkan keterampilan siswa, dan juga meningkatkan
kolaborasi serta interaksi antara siswa satu dengan siswa lain karena pembelajaran
proyek bersifat kelompok atau tim.

Prinsip-prinsip Project Based Learning


Sebelum menerapkan pembelajaran berbasis proyek, ada baiknya Bapak dan Ibu guru
memahami prinsip-prinsip yang harus dimasukkan ke dalam model pembelajaran ini.
Berikut prinsip-prinsip project based learning. 
1. Berangkat dari Sebuah Permasalahan atau Pertanyaan
Model pembelajaran ini selalu berawal dari sebuah permasalahan atau pertanyaan.
Permasalahan ini yang kemudian harus dipecahkan atau diselesaikan oleh siswa. 
Tingkat kesulitan setiap permasalahan juga  harus disesuaikan dengan level
pendidikan siswa. Jangan sampai memberikan tantangan untuk siswa kelas 5 SD pada
siswa kelas 1 SD. 
2. Otentik dan Relevan
Proyek yang dikerjakan siswa harus relevan dengan permasalahan yang ada dalam
dunia nyata atau pengalaman siswa. Dengan begitu, siswa dapat menghubungkan dan
menggunakan pengetahuan yang mereka dapatkan saat pembelajaran untuk
menyelesaikan permasalahan di dunia nyata. 
3. Kebebasan untuk Memilih
Model pembelajaran berdasarkan proyek juga direkomendasikan untuk memberikan
kebebasan pada siswa dalam memilih atau menentukan strategi yang akan digunakan
untuk memecahkan masalah, produk apa yang akan dihasilkan, serta langkah-langkah
yang akan digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. 
4. Self-Reflection
Dalam project based learning ini, siswa diharapkan dapat menyimpulkan dan
mengambil pelajaran berharga yang bisa diambil selama proses penyelesaian
proyeknya. 
5. Feedback
Tidak hanya mengajarkan siswa ilmu pengetahuan saja, tapi model pembelajaran
berbasis proyek ini juga mengajarkan siswa agar dapat memberikan dan menerima
masukan atau saran atas proyek yang dikerjakan. Dengan demikian, siswa tidak
hanya belajar dari guru saja, tapi juga bisa saling belajar dengan sesama temannya. 
6. Presentasi
Pada akhir proses pembelajaran berdasarkan proyek, siswa harus mampu
mempresentasikan penemuan ataru produk yang dihasilkan di depan teman-teman
sekelasnya atau mungkin di depan masyarakat umum. Selain untuk digunakan
sebagai bahan diskusi, diharapkan semua siswa juga dapat belajar hal yang sama dan
menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari.
Di lain sisi, pembelajaran Project Based Learning juga sangat cocok
digunakan untuk karateristik pembelajaran keterampilan seperti PJOK. Hal ini karena
Project Based Learning memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk
merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada
akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain
(Mahendra:2007).

Sintak project based learning

1. Menentukan pertanyaan mendasar

Sebelum masuk ke materi, guru harus memberikan pertanyaan

mendasar terkait materi yang akan dipelajari. Pertanyaan tersebut bisa

dikemas dalam studi kasus di dunia nyata dilanjutkan dengan

penelusuran lebih mendalam.

2. Menyusun desain perencanaan proyek


Penyusunan desain proyek bersifat kolaboratif. Artinya, kerja sama antara

guru dan peserta didik. Pada desain ini memuat sejumlah poin, misalnya

aturan main, aktivitas, dan presentasi.

3. Membuat jadwal aktivitas

Setelah guru dan peserta didik menyusun desain perencanaan proyek

dilanjutkan dengan membuat jadwal aktivitas. Adapun contoh jadwal

aktivitasnya adalah sebagai berikut.

 Menentukan timeline pengerjaan

 Menentukan deadline pengerjaan

 Menentukan perencanaan baru untuk menyelesaikan proyek

 Memberikan bimbingan bagi peserta didik yang menggunakan cara

di luar proyek.

4. Melakukan monitor pada perkembangan kinerja peserta didik

Selama peserta didik mengerjakan proyek yang ditugaskan, guru harus

aktif memonitor kegiatan mereka. Hal itu bertujuan untuk menjaga agar

suasana belajar tetap kondusif. Kegiatan monitor bisa dilakukan

menggunakan alat perekam atau rubrik.

5. Menguji hasil kinerja peserta didik

Tingkat pencapaian peserta didik dalam menyelesaikan proyek yang

ditugasnya akan diuji dan dinilai oleh guru. Penilaian ini diharapkan bisa

memberikan umpan balik bagi pemahaman peserta didik. Hasil kinerja

juga bisa digunakan oleh guru untuk menyusun strategi pada

pembelajaran selanjutnya.

6. Mengevaluasi pengalaman
Evaluasi pengalaman berupa refleksi dari kegiatan yang sudah dijalankan.

Pada tahap ini guru bisa melakukan diskusi ringan dengan peserta didik

terkait pengalaman selama mengerjakan proyek.

Pengaplikasian sintak project based learning dalam pjok

1. Menentukan pertanyaan mendasar


Peserta didik diberikan gambaran tentang materi lempar ( cara menolak yang

benar), lalu diminta menuliskan rasa ingin tahunya dalam bentuk pertanyaan.

Contohnya, “bagaimana cara menolak yang benar?”

2. Menyusun desain perencanaan proyek


Guru bersama peserta didik mulai membuat rencana awal tentang upaya untuk

membuat permainan sebagai produk, Untuk aturan main pengerjaan proyek

harus disusun secara kolaboratif antara peserta didik dan guru, misalnya bahan

yang digunakan, lamanya waktu pengerjaan, dan proyek dilakukan individu atau

berkelompok.

3. Membuat jadwal aktivitas


Jadwal disusun oleh peserta didik agar proyek tersebut bisa selesai tepat waktu.

4. Melakukan monitor pada perkembangan kinerja peserta didik


Selama peserta didik mengerjakan proyek yang ditugaskan, guru harus aktif

memonitor kegiatan mereka. Hal itu bertujuan untuk menjaga agar suasana

belajar tetap kondusif.

5. Menguji hasil kinerja peserta didik


Tingkat pencapaian peserta didik dalam menyelesaikan proyek yang ditugasnya

akan diuji dan dinilai oleh guru. Penilaian ini diharapkan bisa memberikan
umpan balik bagi pemahaman peserta didik. Hasil kinerja juga bisa digunakan

oleh guru untuk menyusun strategi pada pembelajaran selanjutnya.

6. Mengevaluasi pengalaman
Evaluasi pengalaman berupa refleksi dari kegiatan yang sudah dijalankan. Pada

tahap ini guru bisa melakukan diskusi ringan dengan peserta didik terkait

pengalaman selama mengerjakan proyek

Iriana, G. (2016). Peningkatan Hasil Belajar Lari melalui Penerapan Project Based
Learning Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar. Ilmu Pendidikan: Jurnal Kajian
Teori dan Praktik Kependidikan, 1(2), 32-39.
Kokotsaki, D., Menzies, V., & Wiggins, A. (2016). Project-based learning: A review
of the literature. Improving schools, 19(3), 267-277.
Kurniawan. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Terkait Sains Siswa SMP. Jurnal
Penelitian Pascasarjana Undiksha Volume 2 No.1 (5-11).
Mahendra, IWE. 2007. Project Based Learning bermuatan etnomatematika dalam
pembelajar matematika, Jurnal Kreatif vol. 6 No 1 P-ISSN: 2303-288X E-
ISSN: 2541-72007, h. 109
Selis, S., Artamevia, T., Ramdani, T., Efendi, V. A., Nugraha, Y. T., & Rahayu, E. T.
(2023). Efektivitas Project Based Learning Dalam Kurikulum Merdeka
Terhadap Kemampuan Teknik Dasar Permainan Bola Basket Siswa Sekolah
Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 5(1), 1118-
1122.

Solomon, G. (2003). Project-based learning: A primer. Technology and learning-


dayton-, 23(6), 20-20.

Waras, Kamdi. 2008. PBL: Belajar dan Pembelajaran dalam Konteks Kerja.
jurnal Gentengkali Volume 3 No. 3 (11-15)

Anda mungkin juga menyukai