Anda di halaman 1dari 9

Project Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

Apakah model pembelajaran berbasis proyek itu? Model pembelajaran berbasis proyek
(project based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan proyek
(kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk memperoleh berbagai hasil belajar
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap).

Saat ini pembelajaran di sekolah-sekolah kita masih lebih terfokus pada hasil belajar berupa
pengetahuan (knowledge) semata. Itupun sangat dangkal, hanya sampai pada tingkatan
ingatan (C1) dan pemahaman (C2) dan belum banyak menyentuh aspek aplikasi (C3),
analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Ini berarti pada umumnya, pembelajaran di
sekolah belum mengajak siswa untuk menerapkan, mengolah setiap unsur-unsur konsep yang
dipelajariuntuk membuat (sintesis) generaliasi, dan belum mengajak siswa mengevaluasi
(berpikir kritis) terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang telah dipelajarinya.
Sementara itu, aspek keterampilan (psikomotor) dan sikap (attitude) juga banyak terabaikan.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based


Learning)

Di dalam pelaksanaannya, model pembelajaran berbasis proyek memiliki langkah-langkah


(sintaks) yang menjadi ciri khasnya dan membedakannya dari model pembelajaran lain
seperti model pembelajaran penemuan (discovery learning model) dan model pembelajaran
berdasarkan masalah (problem based learning model). Adapun langkah-langkah itu adalah;
(1) menentukan pertanyaan dasar; (2) membuat desain proyek; (3) menyusun penjadwalan;
(4) memonitor kemajuan proyek; (5) penilaian hasil; (6) evaluasi pengalaman.

Model pembelajaran berbasis proyek selalu dimulai dengan menemukan apa sebenarnya
pertanyaan mendasar, yang nantinya akan menjadi dasar untuk memberikan tugas proyek
bagi siswa (melakukan aktivitas). Tentu saja topik yang dipakai harus pula berhubungan
dengan dunia nyata. Selanjutnya dengan dibantu guru, kelompok-kelompok siswa akan
merancang aktivitas yang akan dilakukan pada proyek mereka masing-masing. Semakin
besar keterlibatan dan ide-ide siswa (kelompok siswa) yang digunakan dalam proyek itu,
akan semakin besar pula rasa memiliki mereka terhadap proyek tersebut. Selanjutnya, guru
dan siswa menentukan batasan waktu yang diberikan dalam penyelesaian tugas (aktivitas)
proyek mereka.

Dalam berjalannya waktu, siswa melaksanakan seluruh aktivitas mulai dari persiapan
pelaksanaan proyek mereka hingga melaporkannya sementara guru memonitor dan
memantau perkembangan proyek kelompok-kelompok siswa dan memberikan pembimbingan
yang dibutuhkan. Pada tahap berikutnya, setelah siswa melaporkan hasil proyek yang mereka
lakukan, guru menilai pencapaian yang siswa peroleh baik dari segi pengetahuan (knowledge
terkait konsep yang relevan dengan topik), hingga keterampilan dan sikap yang
mengiringinya. Terkahir, guru kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk
merefleksi semua kegiatan (aktivitas) dalam pembelajaran berbasis proyek yang telah mereka
lakukan agar di lain kesempatan pembelajaran dan aktivitas penyelesaian proyek menjadi
lebih baik lagi.

ManfaatYang Dapat Diraih


Banyak sekali manfaat yang dapat diraih melalui penerapan model pembelajaran berbasis
proyek (Project Based Learning) ini, misalnya: (1) siswa menjadi pebelajar aktif; (2)
pembelajaran menjadi lebih interaktif atau multiarah; (3) pembelajaran menjadi student
centred); (4) guru berperan sebagai fasilitator; (5) mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa; (6) memberikan kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan atau
aktivitas penyelesaian tugas sehingga melatih mereka menjadi mandiri; (7) dapat memberikan
pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih mendalam kepada siswa; dsb.

Penilaian Dalam Model Pembelajaran Project Based Learning


Karena pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan hasil belajar dalam bentuk
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill atau psikomotor), dan sikap (attitude atau
afektif), maka penilaiannyapun dilakukan untuk ketiga ranah ini. Bentuk penilaian dapat
berupa tes atau nontes. Sebaiknya penilaian yang dilakukan untuk model pembelajaran
berbasis proyek ini lebih mengutamakan aspek kemampuan siswa dalam mengelola aktivitas-
aktivitas mereka dalam penyelesaian proyek yang dipilih dan dirancangnya, relevansi atau
kesesuaian proyek dengan topik pembelajaran yang sedang dipelajari hingga keaslian
(orisinalitas) proyek yang mereka garap.

Model Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kurikulum 2013

Dalam rasional perubahan kurikulum sebelumnya (KTSP/Kurikulum 2006) ke


Kurikulum2013 disebutkan bahwa perkembangan pengetahuan dan pedagogi dalam hal ini
neurologi, psikologi, observation based (discovery) learning dan collaborative learning
adalah salah satu alasan pentingnya perubahan kurikulum. Hal ini tentu berimplikasi pada
model-model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan mengajar di sekolah. Salah satu
model pembelajaran yang dianjurkan untuk digunakan adalah model pembelajaran berbasis
proyek (project based learning). Hal ini tentunya bukan tanpa alasan, karena mengingat
karakteristik-karakteristik unggul dari model pembelajaran ini yang mampu mengakomodasi
alasan tersebut di atas.

Selain itu pembelajaran tentunya harus diubah dari kecenderungan lama (satu arah) agar
menjadi lebih interaktif (multiarah). Melalui model pembelajaran ini, siswa juga akan dapat
diharapkan menjadi aktif menyelidiki (belajar) dengan menyajikan dunia nyata (bukan
abstrak) kepada mereka. Di dalam model pembelajaran ini, siswa akan bekerja secara tim
(berkelompok) kooperatif dan mengubah pemikiran faktual semata menjadi pemikiran yang
lebih kritis dan analitis.

Salah Satu Model Pembelajaran dalam Pendekatan Saintifik

Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sehingga secara otomatis guru berarti juga
menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajarannya. Pendekatan
saintifik adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa memperoleh pengetahuan
berdasarkan cara kerja ilmiah. Melalui pendekatan saintifik ini siswa akan diajak meniti
jembatan emas sehingga ia tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan (knowledge) semata
tetapi juga akan mendapatkan keterampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan dalam
kehidupannya kelak. Saat belajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek ini,
siswa dapat berlatih menalar secara induktif (inductive reasoning). Sebagai salah satu model
pembelajaran dalam pendekatan saintifik, project based learning (model pembelajaran
berbasis proyek) sangat sesuai dengan Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 Lampiran IV
mengenai proses pembelajaran yang harus memuat 5M, yaitu: (1) mengamati; (2) menanya;
(3) mengumpulkan informasi; (4) mengasosiasi; dan (5) mengkomunikasikan.

Kurikulum 2013 dan Pembelajaran Aktif Termaktub Dalam Project Based


Learning

Dalam model pembelajaran berbasis proyek ini, siswa melakukan pembelajaran aktif. Mereka
benar-benar akan dibuat aktif baik secara hands on (melalui kegiatan-kegiatan fisik), maupun
secara minds on (melalui kegiatan-kegiatan berpikir/secara mental). Karena itulah, ruh dari
pelaksanaaan model pembelajaran berbasis proyek ini sesuai sekali dengan amanat
Kurikulum 2013. Siswa, melalui pembelajaran aktif akan melakukan aktifitas 5M
(mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan).

Pengertian dan langkah-langkah Model Pembelajaran Project Base


Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
8:13 AM

ilmupendidik.com-Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah model


pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar.

Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan
memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam
sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi
atensi dan usaha peserta didik.

E-Book Berbahasa Asing : Buck Institute for Education. Dengan judul Introduction to Project Based
Learning. [Online]. Diakses pada tanggal 4 Januari 2015 di
http://www.bie.org/images/uploads/general/20fa7d42c216e2ec171a212e97fd4a9e.pdf, Project
Based Learning as a systematic teaching method that engages students in learning knowledge and
skills through an extended in-quiry process structured around complex, authentic questions and
carefully designed products and tasks.(BIE,2001) Sehingga, arti dalam Bahasa Indonesianya yaitu
pembelajaran Berbasis Proyek sebagai metode pengajaran yang sistematis yang melibatkan para
siswa dalam pengetahuan dan keterampilan belajar melalui proses menemukan, proses terstruktur
yang kompleks, pertanyaan otentik dan produk yang dirancang dengan hati-hati dan tugas.

Kerja Pyoyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan
(problem) yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancangm memecahkan masalah,
membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar secara mandiri.(Thomas,dkk dalam Wena : 2011).
Project Based Learning atau dengan akronim PBL adalah pemanfaatan proyek dalam proses belajar
mengajar, dengan tujuan memperdalam pembelajaran, di mana siswa menggunakan pertanyaan-
pertanyaan investigatif dan juga teknologi yang relevan dengan hidup mereka. Proyek-proyek ini juga
berfungsi sebagai bahan menguji dan menilai kompetensi siswa pada mata pelajaran tertentu, bukan
dengan menggunakan ujian tertulis konvensional.(Kreshna:2012)

Dr. E. Mulyasa M.Pd menyatakan dalam buku berjudul Menjadi Guru Profesional : menciptakan
pembelajaran kreatif & menyenangkan pada halaman 113 Metode Penugasan merupakan cara
penyajian bahan pelajaran, dimana pada metode ini guru diharapkan bisa memberikan tugas yang
harus dikerjakan peserta didik, baik secara individual maupun secara kelompok.

Beni S. Ambarjaya menyatakan dalam bukunya yang berjudul Psikologi pendidikan & Pengajaran Teori
& Praktik halaman 105 bahwa Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana
guru memberikan tugas tertentu agar siswa dapat memperdalam materi pelajaran, sehingga hasilnya
dapat dipertanggung jawabkan,

Dari Referensi diatas, Dapat di simpulkan bahwa Metode Project Based Learning merupakan metode
berbasis Projek yang menghasilkan karya/projek/penugasan pada akhir pembelajaran, dimana proyek
ini memuat tugas yang berasal dari pertanyaan mendasar atau permasalahan yang kemudian
dilanjutkan dengan proses mencari/ menyelidiki serta menemukan, sehingga siswa mendapatkan
pengetahuannya secara lengkap.

Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek


Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;
2) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik;
3) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan
yang diajukan;
4) peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi
untuk memecahkan permasalahan;
5) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;
6) peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;
7) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan
8) situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan
perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari
siswa.

Langkah-Langkah Operasional Pembelajaran Berbasis Proyek


Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan dengan diagram di
bawah ini.
Langkah-Langkah Operasional Pembelajaran Berbasis Proyek

Penjelasan langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut:

1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan
peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia
nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam dan topik yang diangkat relevan untuk para
peserta didik.

2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Peserta didik diharapkan
akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi aturan kegiatandalam penyelesaian
proyek.

3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

Pengajar dan peserta didik menyusun jadwal aktivitas penyelesaian proyek. Aktivitas pada tahap ini
antara lain: (1) membuat timeline penyelesaian proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek,
(3) membimbing peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik
ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik
untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.

4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students


and the Progress of the Project)

Pengajar bertanggung jawab untuk memonitor aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek,
menggunakan rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

5) Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Penilaian dilakukan untuk mengukur ketercapaian kompetens, mengevaluasi kemajuan masing-


masing peserta didik, memberi umpan balik terhadap pemahaman yang sudah dicapai peserta didik,
dan membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)


Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan
hasil proyek yang sudah dijalankan. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan
pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan
diskusi untuk memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan
suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahanyang diajukan pada tahap pertama
pembelajaran. Peran guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai
berikut.

Manfaat Pembelajaran Model Project Base Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)


Banyak sekali manfaat yang dapat diraih melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning) ini, misalnya:

(1) siswa menjadi pebelajar aktif;

(2) pembelajaran menjadi lebih interaktif atau multiarah;

(3) pembelajaran menjadi student centred);

(4) guru berperan sebagai fasilitator;

(5) mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa;

(6) memberikan kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian tugas
sehingga

melatih mereka menjadi mandiri;

(7) dapat memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih mendalam kepada siswa;

Pengertian Pembelajaran Project Based Learning/PjBL

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) adalah model pembelajaran


yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar.Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek
dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam
melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan
memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam
sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen
utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBL
merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi
atensi dan usaha peserta didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya
belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada
para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang
bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis
Proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan
berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep Pendidikan
Berbasis Produksi yang dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK sebagai
institusi yang berfungsi untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja di dunia usaha dan industri
harus dapat membekali peserta didiknya dengan kompetensi terstandar yang dibutuhkan
untuk bekerja dibidang masing-masing. Dengan pembelajaran berbasis produksi peserta
didik di SMK diperkenalkan dengan suasana dan makna kerja yang sesungguhnya di dunia
kerja. Dengan demikian model pembelajaran yang cocok untuk SMK adalah pembelajaran
berbasis proyek.

Ciri ciri dan Prinsip Pembelajaran Project Based Learning/PjBL


Ada lima Kriteria apakah suatu pembelajaran berproyek termasuk pembelajaran berbasis
proyek , lima criteria itu yaitu :

Keterpusatan (centrality) Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek adalah pusat atau
inti kurikulum, bukan pelengkap kurikulum ,didalam pembelajaran proyek adalah
strategi pembelajaran, pelajaran mengalami dan belajar konsep konsep inti suatu
disiplin ilmu melalui proyek. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana
siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Oleh karena
itu, kerja proyek bukan merupakan praktik tambahan dan aplikasi praktis dari konsep
yang sedang dipelajari, melainkan menjadi sentral kegiatan pembelajaran dikelas.
Berfokus pada pertanyaan atau masalah. Proyek dalam PBL adalah berfokus pada
pertanyaan atau masalah , yang mendorong pelajar menjalani (dalam kerja keras )
konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari disiplin.
Investigasi konstruktif atau desain. Proyek melibatkan pelajaran dalam investigasi
konstruktif dapat berupadesain, pengambilan keputusan, penemuan masalah,
pemecahan masalah, deskoveri akan tetapi aktifitas inti dari proyek ini harus meliputi
transformasi dan kontruksi pengetahuan,
Bersifat otonomi pembelajaran. Lebih mengutamakan otonomi, pilihan waktu kerja dan
tanggung jawab pelajaran terhadap proyek.
Bersifat realisme. Pembelajaran berebasis proyek melibatkan tantangan kehidupan
nyata , berfokus pada pertanyaanatau masalah autentik bukan simulative dan
pemecahannya berpotensi untuk diterapkan dilapangan yang sesungguhnya.

Pelaksanaan pembelajaran berbasis Project Based Learning/PjBL


Berdasarkan kegiatan pengajar dan pelajar dalam pendekatan PBL, maka PBL yang akan
dibuat di dalam lingkungan web terbagi dalam tiga tahapan yakni persiapan, pembelajaran dan
evaluasi, tetapi dari tiga tahapan tersebut dapat dideskripsikan menjadi enam tahapan sebagai
berikut:

Persiapan. Pengajar merancang desain atau membuat kerangka proyek yang bermanfaat
dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pelajar dalam mengembangkan
pemikiran terhadap proyek tersebut sesuai dengan kerangka yang ada, dan
menyediakan sumber yang dapat membantu pengerjaannya. Hal ini akan mendukung
keberhasilan pelajar dalam menyelesaikan suatu proyek dan cukup membantu dalam
menjawab pertanyaan, beraktifitas dan berkarya. Kerangka menjadi sesuatu yang
penting untuk dibaca dan digunakan oleh pelajar. Oleh karenanya, pengajar harus
melakukan perannya dengan baik dalam menganalisa dan mengintegrasikan kurikulum,
mengumpulkan pertanyaan, mencari web site atau sumber yang dapat membantu
pelajar dalam menyelesaikan proyek, dan menyimpannya di dalam web.
Penugasan/menentukan topik. Sesuai dengan tugas proyek yang diberikan oleh
pengajar maupun pilihan sendiri, pelajar akan memperoleh dan membaca kerangka
proyek, lalu berupaya mencari sumber yang dapat membantu. Dengan berdasar pada
referensi alamat web yang berisi materi relevan, pelajar dengan cepat dan langsung
mendapatkan materi yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan proyek. Lalu
pelajar berupaya berpikir dengan kemampuannya berdasar pada pengalaman yang
dimiliki, membuat pemetaan topik, dan mengembangkan gagasannya dalam
menentukan sub topik suatu proyek.
Merencanakan kegiatan. Pelajar bekerja dalam proyek individual, kelompok dalam satu
kelas atau antar kelas. Pelajar menentukan kegiatan dan langkah yang akan diambil
sesuai dengan sub topiknya, merencanakan waktu pengerjaan dari semua sub topik dan
menyimpannya di dalam web. Jika bekerja dalam kelompok, tiap anggota harus
mengikuti aturan dan memiliki rasa tanggungjawab. Sedangkan pengajar berkewajiban
menyampaikan isi dari rencana proyeknya kepada orang tua, sehingga orang tua dapat
ikut serta membantu dan mendukung anaknya dalam menyelesaikan proyek.
Investigasi dan penyajian. Investigasi disini termasuk kegiatan : menanyakan pada
ahlinya melalui e-mail, memeriksa web site, dan saling tukar pengalaman dan
pengetahuan serta melakukan survei melalui web. Dalam perkembangannya, terkadang
berisi observasi, eksperimen, dan field trips. Diskusi dapat dilakukan secara sinkron
dan asinkron melalui chating. Lalu penyajian hasil dapat berupa gambar, tulisan,
diagram matematika, pemetaan dan lain-lain. Secara rutin, orang tua dan pengajar
berkomunikasi untuk memantau kegiatan dan prestasi yang dicapai oleh pelajar.
Finishing. Pelajar membuat laporan, presentasi, halaman web, gambar, dan lain-lain.
Sebagai hasil dari kegiatannya. Lalu pengajar dan pelajar membuat catatan terhadap
proyek untuk pengembangan selanjutnya. Peserta menerima feedback atas apa yang
dibuatnya dari kelompok, teman, dan pengajar. Fasilitas feedback online disajikan
untuk memungkinkan setiap individu secara langsung berkomentar dan memberikan
kontribusi, dan agar dilihat dan bermanfaat bagi orang lain.
Monitoring/Evaluasi. Pengajar menilai semua proses pengerjaan proyek yang
dilakukan oleh tiap pelajar berdasar pada partisipasi dan produktifitasnya dalam
pengerjaan proyek.

Karakteristik Pembelajaran Project Based Learning/PjBL

1. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja


2. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik
3. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan
4. Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan/
5. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.
6. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan.
7. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif dan
8. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

Langkah-langkah Pembelajaran Project Based Learning/PjBL


Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question) Pembelajaran dimulai
dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik
dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata
dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat
relevan untuk para peserta didik.

Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek:


Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project). Perencanaan dilakukan secara
kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan emikian peserta didik diharapkan akan
merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan
aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat
diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

Langkah-langkah Pembelajaran berbasis Project Based Learning/PjBL :


Menyusun Jadwal (Create a Schedule). Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun
jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat
timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3)
membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik
ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta
didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.

Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek:


Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the
Project). Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik
pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta
didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas yang penting.

Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek:


Menguji Hasil (Assess the Outcome). Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam
mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing
peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta
didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek:


Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience). Pada akhir proses pembelajaran,
pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah
dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini
peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama
menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka
memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu
temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai