Anda di halaman 1dari 24

STRATEGI PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran

Dosen Pengampuh : Aris Armeth Daud Kahar, M.Pd

Disusun Oleh :

Ravira Mamonto (20223050)

Iksan Ahaya (20223066)

Semtester V/PAI B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MANADO

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan memiliki peran krusial dalam mempersiapkan siswa untuk


menghadapi tuntutan dunia yang terus berkembang. Seiring perubahan global
dan teknologi, paradigma pendidikan pun perlu beradaptasi untuk menghasilkan
lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan akademis, tetapi juga
keterampilan yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. UndangUndang
No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan bahwa “Pendidikan nasional
berupaya untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri. Sehingga jika kualitas pendidikan rendah,
maka tujuan pendidikan tidak akan tercapai dan mengakibatkan rendahnya
penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pada era di mana perubahan teknologi terjadi dengan cepat dan


kompleksitas tantangan global semakin meningkat, pendidikan perlu menjadi
wadah yang dinamis untuk mempersiapkan generasi penerus. Model
pembelajaran konvensional yang bersifat pasif dan terpusat pada guru tidak lagi
cukup untuk mengembangkan kemampuan yang diperlukan siswa di abad ke-
21, Salah satu pendekatan yang semakin mendapat perhatian adalah Project-
Based Learning (PBL).

Project-Based Learning menawarkan pendekatan pembelajaran yang


berbeda dari metode konvensional. Melalui PBL, siswa tidak hanya belajar dari
buku atau kuliah, tetapi juga terlibat dalam pengalaman nyata yang
mencerminkan kompleksitas tantangan di dunia nyata. Ini mencakup
pengembangan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, dan
penerapan pengetahuan dalam situasi konkre

Dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dan era informasi, keterampilan


seperti pemecahan masalah, kreativitas, dan keterampilan interpersonal menjadi
semakin penting. Project-Based Learning, dengan menekankan pada
kolaborasi, pertanyaan mendalam, dan hasil proyek yang autentik, memberikan
landasan bagi pengembangan keterampilan ini.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian strategi pembelajaran Project Based Learning?

2. Bagaimana langkah-langkah strategi pembelajaran Project Based


Learning?

3. Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran Project Based


Learning?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Untuk mengetahui apa pengertian strategi pembelajaran Project


Based Learning

2. Untuk mengetahui langkah-langkah strategi pembelajaran Project


Based Learning

3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran Project


Based Learning
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strateri Pembelajarann Project Based Learning

Project baset learning adalah suatu pembelajaran yang melibatkan suatu


proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan oleh siswa dapat
berupa proyek perorangan atau kelompok dan dilaksanakan dalam jangka
waktu tertentu secara kolaboratif, menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya
kemudian akan ditampilkan atau dipesentasikan. Pelaksanaan proyek dilakukan
secara kolaboratif dan inovatif, unik, yang berfokus pada pemecahan masalah
yang berhubangan dengan kehidupan siswa. Pembelajaran berbasis proyek
merupakan bagian dari pembelajaran yang berpusat pada siswa. Model ini
sebagai gantipenggunaan suatu model pembelajaran yang besifat teacher
centered atau teacher oriented yang cenderung membuat siswa lebih pasif
dibandinghkan dengan guru. Hal tersebut mengakibatkan motivasi belajar siswa
menjad trendah, sehingga kinerja saintifik mereka pun menurun. 1

Definisi tersebut sejalan dengan dengan uraian yang dipaparkan oleh


Bell, seagai berikut :

1. Project based learning is curriculum fueled and standards based.


Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang
menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Pem-
belajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan memun-
culkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing

1
Dr. Kusman, M.Pd. Belajar dan Pembelajaran Beriorentasi Standar Proses
Pendidikan, ( Jakarta, Kencana, 2017) h.395
peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan
berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.

2. Project based learning asks question or poses a problem that each


student answer. pembelajaran berbasis proyek adalah model
pembelajaran yang menuntut pengajar atau peserta didik
mnegmbvangkan pertanyaan penuntun (a question). Mengingat bahwa
masing-masing peserta didik memilki gaya belajar yang berbeda, maka
pembelajaran berbasis proyek membrikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai
cara yang bermnakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara
kolaboratif. Hal imi memungkinkan setiap peserta didik pada akhirnya
mampu menjawab pertanyaan penuntun.

3. Project based learning asks students to investigate issues and topics


addressing real-world problems while integrating subjects across the
curriculum. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat "jembatan" yang
menghubungkan antar berbagai subjek materi. Selain itu, pembelajaran
berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentangsebuah topik
dunia nyata.

4. Project based learning is a models that fosters abstract, intellectual


tasks to explore complex issues. Pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran yang memperhatikan pemahaman
peserta didik dalam melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan
mensintesis informasi melalui cara yang bermakna. Pembelajaran
berbasis proyek juga merupakan suatu model pembelajaran yang
menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah yang bermakna,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian berbagai
sumber, pemberian kesempatan kepada anggota untuk bekerja secara
kolaborasi, dan menutup dengan presentasi produk nyata. Pembelajaran
berbasis proyek ini tidak hanya mengkaji hubungan antara informasi
teoretis dan praktik, tetapi juga memotivasi siswa untuk merefleksi apa
yang mereka pelajari dalam pembelajaran dalam sebuah proyek nyata
serta dapat meningkatkan ilmiah mereka.2

Pembelajaran berbasis proyek (project based learning)


adalahpembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media, model
peserta didik melakukan eksplorasi, elaborasi, penilaian, interpretasi,tesis, dan
informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran


sistematik yang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang bersifat
teoretis dan praktik yang kompleks, melalui pertanyaan autentik, perencanaan
produk dan penugasan. Pembelajaran yang berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang dibangun atas kegiatan belajar yang melibatkan interest dan
motivasi siswa. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk menjawab
pertanyaan atau memecahkan permasalahan dan umumnya menggambarkan
kegiatan belajar yang mengintegrasikan proses bekerja atau berbuat pada situasi
kelas.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan metode belajar yang


menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

2
Handayani, I. Dewa Ayu Trisna, et al. "Komparasi peningkatan pemahaman konsep
dan sikap ilmiah siswa SMA yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Based
Learning dan Project Based Learning." Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran IPA Indonesia 5.1
(2015 )
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata, Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk
digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan peserta didik dalam
melakukan insvestigasi dan memahaminya.

Melalui pembelajaran berbasis proyek proses inquiry dimulai dengan


memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing
peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai
subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara
langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai
prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. Pembelajaran berbasis
proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal
ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.

Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar


yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan
kepada para siswa untuk menggali konten (materi) dengan menggunakanI
berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara
kolaboratif. Pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam
tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha
peserta didik3.

Berikut bagi adalah atensi dan pengertian usaha peserta pembelajaran


didik. berbasis proyek menurut pendapat para ahli yang diambil dari berbagai
sumber:

3
Nurfitriyanti, Maya. "Model pembelajaran project based learning terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematika." Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 6.2
(2016).
Tidak ada suatu defĩnisi/ pengertian yang resmi untuk menjelaskan
tentang project based learning, namun beberapa pihak lain: memberikan
definisikan mereka nisi masing masing, antara lain4

1. Buck Institute for Education.

Project based learning adalah suatu metode pembelajaran sistematis


yang melibatkan siswa dalam belajar ilmu pengetahuan dan
kterampilanmelalui proses penyelidikan terhadap masalah-masalah
nyata dan pembuatan berbagai karya atau tugas yang dirancang secara
berhati-hati.

2. Moursund, J.W. Thomas, et al.

Project based learning adalah model pengajaran dan pembelajaran yang


menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam suatu
proyek. Hal ini memungkinkan siswa untuk bekerja secara mandiri
untuk membangun pembelajarannya sendiri kemudian akan mencapai
puncaknya dalam suatu hasil yang realistis seperti karya yang
dihasilkan siswa senidri. Project based learning dapat didefinisikan
sebagai berikut : (a) Fokus pada konsep-konsep utama dari suatu materi.
(b) Melibatkan pengalaman belajar yang melibatkan siswa dalam
persoalan kompleks namun realistic yang membuat mereka
mengembangkan dan menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang
mereka miliki. (c) Pembelajaran yang menuntut siswa untuk mencari
berbagai sumber informasi dalam rangka pemecahan masalah. (d)

4
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KPS), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.5
pengalaman siswa belajar untuk mengelola dan mengalokasikan sumber
daya seperti waktu dan bahan.

3. Jhon Thomas

Project based learning adalah pembelajaran yang memerlukan tugas-


tugas kompleks, didasarkan pada pertanyaan/masalah menantantang
yang melibatkan siwa dalam mendesain, memcahkan masalah, membuat
keputusan, atau kegiatan investigasi, memberikan siswa kesempatan
untuk bekerja secara mandiri selama periode lama, dan berujung pada
realistis produk atau prestasi.

4. B. Baron (1998)

Project based learning adalah pendekatan cara pembelajaran secara


rekonstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan
berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot,
nyata, dan relevan dalam kehidupannya.

5. Blumenfeld et al. (1991)

Project based learning adalah pendekatan komprehensif untuk


pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar siswa melakukan
riset terhadap permasalah nyata5.

B. Langkah-Langkah Strateri Pembelajarann Project Based Learning

Dalam startegi pembelajaran berbasis proyek terdapat tahap-tahap yang


harus dilakukan, agar pelaksanaan seluruh proses kegiatan strategi
pembelajaran berbasis proyek dapat berhasil.
5
Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam Pembelajaran Abad 21,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), h. 325
Langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek,
sebagai berikut6 :

1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential


Question)

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan-


pertanyaan yang dapat memberi penugasan pada siswa dalam
melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas
dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Guru
harus berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para siswa yang
sedang belajar.

2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta


didik. Dengan demikian, peserta didik diharapkan akan merasa
"memiliki" atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan
main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek
yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses
untuk membantu penyelesaian proyek.

3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas


dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:(1)
membuat timeline untuk menyelesaikan proyek; (2) membuat deadline

6
Wicaksono, Soetam Rizky, and Kasmudin Mustapa. "Evaluasi dalam Project Based
Learning”
penyelesaian proyek; (3) membawa peserta didik agar merencanakan
cara yang baru; (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat
cara yang tidak berhubungan dengan proyek dan (5) meminta peserta
didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara

4. Memonitor Peserta Didik dan Kemajuan Proyek (Monitor the

Students and the Progress of the Project)

Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap


aktivitas peserta didik selama selama menyelesaikan proyek. Montoring
dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses.
Dengan kata lain, pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas
peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah
rubik yang dapat merekan keseluruahan aktivitas yang penting.

5. Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur


ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-
masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai peserta didik, dan membantu pengajar dalam
menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan


refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada
tahap ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta
didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja
selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu
temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang
diajukan pada tahap pertama pembelajaran 7.

Dalam implementasi pembelajaran berbasis proyek mengikuti lima


langkah utama, antara lain:

1.Menetapkan tema proyek

Tema proyek hendaknya memenuhi kriteria-kriteria berikut: (a)


memuat gagasan umum dan orisinal; (b) penting dan menarik;
(c) mendeskrpsikan masalah kompleks; (d) mencerminkan
hubungan berbagai gagasan; dan (e) mengutamakan pemecahan
masalah.

2.Menetapkan konteks belajar

Konteks belajar hendaknya memenuhi kriteria-kriteria berikut


(a) pertanyaan-pertanyaan proyek mempersoalkan masalah dunia
nyata; (b) mengutamakan otonomi siswa; (c) melakukan inquiry
dalam

konteks masyarakat; (d) siswa mampu mengelola waktu secara


efektif dan efesien; (e) siswa belajar penuh dengan control diri;
(f) mensimulasikan kerja secara professional.

7
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KPS), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h 108-117
3. Merencanakan aktivitas-aktivitas

Pengalaman belajar terkait dengan merencanakan proyek antar


lain ; (a) membaca; (b) meneliti; (c) observasi; (d) inteviu; (e)
merekam; (f) mengunjungi proyek ; dan (g) akses internet.

4. Memperoleh aktvitas-aktivitas

Indicator-indikator aktivitas antar lain : (a) membuat sketsa; (b)


melukiskan sketsa; (c) menghitung; (d) menegeneralisasi; dan
(e) mengembangkan prototype.

5. Penerapan aktivitas

Langkah-langkah yang dilakukan, antara lain : (a) mencoba


mengerjakan proyek berdasarkan sketsa; (b) menguji langkah-
langkah yang telah dikerjakan dan hasil yang diperoleh; (e)
melakukan daur ulang proyek yang lain; dan (f)
mengklasifikasikan hasil terbaik 8.

C. Kelebihan dan Kekuragan Strateri Pembelajarann Project Based


Learning

Pengadaptasian model pembelajaran berbasis proyek ke dalam


kurikulum 2013 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan
langkah yang sangat tepat. Model pembelajaran ini dapat membuat siswa tidak

8
Mulyasa, H. E. Menjadi guru penggerak merdeka belajar. Bumi Aksara, 2021.
hanya hafal dan paham materi pembelajaran tetapi siswa dapat membuat satu
produk nyata dari materi pembelajaran. 9

Project-Based Learning (PBL) menawarkan sejumlah keuntungan yang


signifikan bagi siswa dan proses pembelajaran secara umum. Berikut adalah
beberapa keuntungan utama dari penerapan PBL :

1. Kelebihan Strategi Pembelajaran Project Based Learning

Pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa kelebihan, yaitu :

1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar,


mendorong kemampuam mereka untuk melakukan pekerjaan
penting, dan mereka perlu dihargai.

2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Siswa lebih


menjadi aktif dan tertantang untuk menyelesaikan atau
memecahkan masalah yang lebih kompleks lagi.

3) Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam


proyek adalah mendorong siswa untuk mengembangkan dan
mempraktikan keterampilan komunikasi. Kelompok kerja
kooperatif evaluasim siswa, pertukaran informasi online adalah
aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek.

4) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Pembelajaran


berbasis proyek yang diimplementasikan dengan baik
memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam

9
Kemendikbud, (2014), Materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 tahun
ajaran 2014/2015 : Mata pelajaran IPA SMP/MTs. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan
sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
tugas.

5) Pendekatan proyek menyediakan pengalaman belajar yang


melibatkan siswa secara kompleks dan dirancang untuk
berkembang sesuai dengan dunia nyata.

6) Pembelajaran berbasis proyek melibatkan para siswa untuk


belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan
yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.

7) Pembelajaran berbasis proyek membuat suasana belajar


menjadi menyenangkan, shingga siswa maupun pendidik
menikmati proses pembelajaran.

8) Peningkatan Motivasi: Keterlibatan siswa dalam proyek yang


menantang dan bermakna meningkatkan motivasi mereka untuk
belajar. Mereka merasa memiliki kontrol atas pembelajaran
mereka sendiri.10

Kelebihan-kelebihan ini dapat membuat Project Based Learning


menjadi pendekatan pembelajaran yang menarik dan efektif dalm
mempersiapkan untuk menghadapi tuntutan kompleks di era
kontemporer.

10
Purnawan, Yudi. 2017. Deskripsi Model Pembelajaran Berbasis Proyek.
http://www.yudipurnawan.wordpress.com (diakses pada 30 September 20.14 WIB)
2) Kekurangan Strategi Pembelajaran Project Based Learning

Meskipun Project-Based Learning memiliki banyak keuntungan, namun


juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah
beberapa kelemahan Project Based Learning 11 :

1) Waktu yang Dibutuhkan : proyek ProjectBased Learning


membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dilaksanakan. Ini
dapat menjadi tantangan di sekolah atau program dengan jadwal
yang ketat.

2) Pembimbingan yang Intensif: proyek Project Based Learning


membutuhkan pembimbingan yang intensif dari guru atau
fasilitator. Guru harus memantau dan memberikan dukungan
selama seluruh proses pembelajaran

3) Pengukuran yang Sulit : Penilaian proyek Project Based


Learning dapat sulit diukur secara kuantitatif. Seringkali,
penilaian bersifat subjektif dan memerlukan pertimbangan lebih
lanjut.

4) Kesulitan dalam Pengelolaan Kelas Besar : Mengelola proyek


Project Based Learning di kelas besar dapat menjadi lebih sulit.
Membimbing kelompok-kelompok besar dan memberikan
umpan balik individu menjadi lebih menantang.

11
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2014). h. 178-179
5) Keterbatasan Sumber Day a: Tidak semua sekolah atau
lembaga memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung
proyek Project Based Learening yang melibatkan penggunaan
teknologi tinggi atau peralatan khusus.

6) Keterbatasan Keberagaman Materi Pelajaran : Project Based


Learning mungkin tidak selalu sesuai dengan semua materi
pelajaran. Beberapa konsep atau keterampilan mungkin lebih
sulit diintegrasikan ke dalam proyek Project Based Learning.

7) Tantangan dalam Pengelolaan Kelompok : Kerja kelompok


dapat menimbulkan konflik atau masalah interpersonal di antara
siswa. Guru harus berperan aktif dalam menangani dinamika
kelompok.

8) Kurangnya Konsentrasi pada Materi Dasar : Terkadang, fokus


pada proyek dapat mengurangi waktu yang dialokasikan untuk
materi dasar atau konsep-konsep inti. Hal ini dapat menjadi
kelemahan jika tidak dielaborasi dengan baik.

9) Tingkat Kesulitan yang Bervariasi : Tingkat kesulitan proyek


dapat bervariasi, dan beberapa siswa mungkin menghadapi
kesulitan yang lebih besar daripada yang lain. Diperlukan
perhatian khusus untuk memastikan bahwa proyek dapat diakses
oleh semua siswa.

10) Pembelajaran yang Kurang Terstruktur : Beberapa siswa


mungkin mengalami kesulitan dengan pendekatan pembelajaran
yang kurang terstruktur dan memerlukan panduan yang lebih
konsisten.
Meskipun ada kelemahan-kelemahan tersebut, banyak sekolah dan
pendidik menganggap bahwa manfaat dari Project Based Learning lebih besar
daripada kekurangannya. Kunci untuk sukses dalam PBL adalah perencanaan
yang baik, pembimbingan yang efektif, dan pemahaman yang jelas tentang
tujuan pembelajaran.12

12
Abdul Majid dan Chaerul Rochman. Pendekatan ilmiah dalam implementasi
kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2014), h.164
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara keseluruhan, Project-Based Learning (PBL) telah terbukti


sebagai pendekatan pembelajaran yang memadukan teori dengan praktik,
memberikan siswa pengalaman belajar yang mendalam dan bermakna. Dalam
menjalankan PBL, siswa tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga
aktor utama dalam proses pembelajaran mereka.

Melalui pemecahan masalah dunia nyata, riset, dan kolaborasi dalam


tim, siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan
keterampilan interpersonal. PBL memberikan keterkaitan yang jelas antara
pengetahuan yang dipelajari di kelas dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-
hari. Proyek-proyek PBL menciptakan situasi di mana siswa dapat
mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam konteks yang relevan,
meningkatkan pemahaman konsep secara menyeluruh. Meskipun PBL memiliki
kelemahan, seperti waktu yang dibutuhkan dan tantangan dalam penilaian,
keuntungan yang ditawarkan lebih besar. Siswa yang terlibat dalam PBL
memiliki motivasi intrinsik yang tinggi, meningkatkan keterlibatan mereka
dalam pembelajaran. Keterampilan yang dikembangkan dalam PBL tidak hanya
relevan untuk lingkungan pendidikan, tetapi juga esensial untuk sukses di dunia
nyata.

Dengan memperhatikan tantangan dan mengatasi mereka dengan


pendekatan yang cermat, PBL memiliki potensi untuk menjadi pilar utama
dalam pengembangan kurikulum yang berorientasi pada hasil dan pemahaman
yang mendalam. Dalam menghadapi kompleksitas tantangan abad ke-21, PBL
menawarkan landasan yang kokoh untuk mempersiapkan generasi penerus yang
memiliki keterampilan dan pemahaman yang diperlukan untuk berhasil di masa
depan.

B. Saran

Jika Anda berencana untuk menerapkan Project-Based Learning (PBL)


atau terlibat dalam lingkungan PBL, berikut adalah beberapa saran yang
mungkin berguna:

1) Perencanaan yang Matang: Rencanakan proyek PBL dengan matang.


Tentukan tujuan pembelajaran, desain proyek yang menantang, dan
identifikasi sumber daya yang dibutuhkan.

2) Berikan Bimbingan yang Efektif: Sebagai guru atau fasilitator,


berikan bimbingan yang efektif. Bimbingan yang baik membantu siswa
memahami tujuan proyek

3) Pengembangan Keterampilan Kolaborasi: Melalui kerja kelompok,


siswa mengembangkan keterampilan kolaborasi dan kerja tim. Mereka
belajar bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama, menghargai
kontribusi setiap anggota kelompok.

4) Koneksi dengan Dunia Nyata: Proyek PBL mencerminkan situasi


dunia nyata, memungkinkan siswa untuk melihat keterkaitan antara teori
akademis dan aplikasinya dalam konteks praktis. Ini membantu siswa
mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

5) Pertimbangkan Keberagaman: Pertimbangkan keberagaman dalam


desain proyek. Pastikan bahwa proyek dapat diakses oleh semua siswa
dan memberikan tantangan yang sesuai dengan tingkat kesulitan
mereka.

6) Sediakan Dukungan Teknologi: Jika memungkinkan, sediakan


dukungan teknologi yang diperlukan. Teknologi dapat meningkatkan
kualitas proyek dan memberikan akses ke sumber daya yang lebih luas.

7) Fasilitasi Sesi Refleksi: Sisipkan sesi refleksi dalam proyek. Minta


siswa untuk merenungkan proses dan hasil pembelajaran mereka, dan
identifikasi pembelajaran yang dapat diambil.

8) Berikan Fleksibilitas: Berikan fleksibilitas dalam pendekatan PBL.


Setiap proyek dan setiap kelompok siswa memiliki keunikannya sendiri,
jadi bersikaplah fleksibel dalam menyesuaikan pendekatan Anda

. 9) Pertahankan Keterlibatan Siswa: Pertahankan keterlibatan siswa


sepanjang proyek. Gunakan elemen kreatif, tantangan, dan kebebasan
untuk menjaga motivasi siswa.

10) Evaluasi dan Perbaiki: Evaluasi setiap proyek PBL secara kritis.
Identifikasi apa yang berhasil dan apa yang dapat diperbaiki, lalu
gunakan pengalaman tersebut untuk meningkatkan proyek berikutnya.
DAFTAR PUTAKA
Dr. Kusman, M.Pd. Belajar dan Pembelajaran Beriorentasi Standar
Proses Pendidikan, ( Jakarta, Kencana, 2017) h.395

Handayani, I. Dewa Ayu Trisna, et al. "Komparasi peningkatan


pemahaman konsep dan sikap ilmiah siswa SMA yang
dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Based
Learning dan Project Based Learning." Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran IPA Indonesia 5.1 (2015 )
Nurfitriyanti, Maya. "Model pembelajaran project based learning
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika."
Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 6.2 (2016).
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KPS), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.5
Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam Pembelajaran
Abad 21, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), h. 325
Wicaksono, Soetam Rizky, and Kasmudin Mustapa. "Evaluasi dalam
Project Based Learnig”
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KPS), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h 108-117
Mulyasa, H. E. Menjadi guru penggerak merdeka belajar. Bumi
Aksara, 2021.
Kemendikbud, (2014), Materi pelatihan guru implementasi kurikulum
2013 tahun ajaran 2014/2015 : Mata pelajaran IPA SMP/MTs.
Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Purnawan, Yudi. 2017. Deskripsi Model Pembelajaran Berbasis
Proyek. http://www.yudipurnawan.wordpress.com (diakses pada
30 September 20.14 WIB)
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014). h. 178-179
Abdul Majid dan Chaerul Rochman. Pendekatan ilmiah dalam
implementasi kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2014), h.164
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai