Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodik Khusus


Dosen Pembimbing : Duhita Dyah Apsari,S.Keb,Bd,M.Kes

Disusun Oleh :
1. Ulfah Khoirotun N (P17311181005)
2. Annisa Dwiandra G. (P17311181018)
3. Rindi Antika (P17311183039)
4. Misna Kristina (P17311183047)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN MALANG
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan Allah Swt. yang telah memberikan rahmat kesehatan serta
kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Metodik Khusus membuat
makalah dengan judul “Model Pembelajaran Project Based Learning” Melalui makalah ini
kami akan membahas hal tersebut. Tidak lupa juga dukungan dan motivasi dari berbagai pihak
yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada semua pihak.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. kami juga mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan
terima kasih kepada pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memperluas wawasan kita semua. 

Malang, 1 Agustus 2021 

           Penulis 
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk menaikkan kualitas manusia
seutuhnya dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Akan tetapi, masih adanya permsalahan
dalam pendidikan yang belum seluruhnya dapat terpecahkan, bermula dari perencanaan,
penyelenggaraan, adapun hasil yang dicapai belum seluruhnya memenuhi harapan.
Contoh pembelajaran yang dipergunakan berlum banyak memfasilitasi peserta didik
untuk belajar secara aktif (active learning), kooperatif (cooperative learning), serta
kontekstual (contextual teaching-learning). Akibatnya pembelajaran lebih banyak
didominasi pendidik sehingga kegiatan peserta didik (time on task) kurang optimal. Model
pembelajaran adalah bagian dari struktur pembelajaran yang mempunyai cakupan yang luas
(Sri hayati,2017:8)
Project based kearning merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik
secara aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran Berbasis Projek (Project-based-learning)
merupakan model pembelajaran yang memakai proyek menjadi proses pembelajaran untuk
mencapai kompetensi sikap, pengetahuan serta keterampilan. Fokus di pembelajaran ini
terletak pada kegiatan membuat produk.
Metode pembelajaran ini menggunakan persoalan sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru sesuai pengalamannya dalam
beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada
masalah komplek yang diperlukan dalam melakukan investigasi dan memahaminya.
Agar dapat disebut proyek yang memenuhi kriteria pembelajaran berbasis proyek,
aktivitas tersebut harus meliputi transformasi dan kontruksi pengetahuan pada pihak
mahasiswa. Proyek tersebut diharapkan mendorong mahasiswa mendapatkan pengalaman
belajar sampai pada tingkat yang signifikan. Proyek lebih mengutamakan otonomi, pilihan,
waktu kerja yang tidak bersifat rumit, dan tanggung jawab mahasiswa agar proyek yang
dijalaninya dapat diselesaikan dengan tepat.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dituliskan diatas, maka kami ingin
membahas tentang bagaimana penerapan model pembelajaran Project based learning (PjBL).
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Project based learning (PjBL).
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Menurut Daryanto dan Raharjo (2012) Project Based Learning, atau PJBL adalah model
pembelajaran yang yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
menintegrasikan pengetahuan beru berdasarkan pengalamannya dan beraktifitas secara nyata.
PjBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan yang kompleks yang diperlukan peserta
didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya.
Kemudian Sugihartono, DKK (2015) mengungkapkan metode proyek adalah metode
pembelajaran berupa penyajian kepada peserta didik materi pelajaran yang bertitik tolak dari
suatu masalah yang selanjutnya dibahas dari berbagai sisi yang relevan sehingga diperolah
pemecahan secara menyeluruh dan bermakna.metode ini memberi kesempatan siswa untuk
menganalis suatu masalah dari sudut pandang peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya.
Fathurrohman (2016) juga mengatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang menggunakan proyek/ Kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran ini adalag ganti dari
pembelajaran yang masih terpusat pada guru. Penekanan pembelajaran ini terletak pada aktivitas
perserta didik yang pada akhir pembelajaran dapat menghasilkan produk yang bisa bermakna dan
bermanfaat
Menurut Saefudin (2014) pembelajaran berbasis proyek merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintehrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran
berbasis proyek menekankan pada masalah masalah kontekstual yang mungkin daialami oleh
peserta didik secara langsung, sehingga pelajaran berbasisi proyek membuat siswa berfikir kritis
dan mampu mengembangkan kreaktivitasnya melalui pengembangan untuk produk nyata berupa
barang atau jasa. Sedangkan menurut Isriani (2015) pembelajaran berbasis proyek merupakan
model pembelajaran yang memberikan kesempatan pada guru untuk mengelola pembelajaran di
kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Berdasarkan beberapa pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Project Based Learning adalah model pembelajaran berpusat pada siswa yaitu
berangkat dari suatu latar belakang masalah, yang kemudian dilanjutkan dengan investigasi
supaya peserta didik memperoleh pengalaman baru dari beraktivitas secara nyata dalam proses
pembelajaran dan dapat menghasilakan suatu proyek untuk mencapai kompetensi aspektif,
kognitif, dan psikomotorik. Hasil akhir dari kerja proyek tersebut adalah suatu produk yang
antara lain berupa laporan tertulis atau lisan, presentasi atau rekomendasi.

2.2 Tujuan model pembelajaran


 Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek
 Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran
 Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks
dengan hasil produk nyata
 Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola bahan
atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek
 Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PjBL yang bersifat kelompok

2.3 Ciri/ Karaktertistik


Menurut Daryanto dan Raharjo (2012), Model pembelajaran Project Based Learning mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
a. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.
b. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik.
c. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan.
d. Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan.
e. Proses evaluasi dijalankan seara kontinyu
f. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan.
g. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif.
h. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PJBL
(Project Based Learning) mempunyai karakteristik yaitu guru mengajukan permasalahan yang
harus diselesaikan oleh peserta didik, yang kemudian peserta didik harus mendesain proses dan
kerangka kerja untuk membuat solusi dari permasalahan tersebut. Peserta didik harus bekerja
sama mencari informasi dan mengevaluasi hasil kinerja supaa masalah tersebut dapat
terselesaikan, sehingga peserta didik dapat menghasilkan produk dari latas belakang masalah
tersebut.

2.4 Metode pembelajaran


Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran
yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk
digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan
insvestigasi dan memahaminya.

2.5 Langkah-langkah model pembelajaran


Langkah –langkah pelaksanaan model pembelajaran PJBL (Project Based Learning) menurut
Mulyasa (2014: 145-146) adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek.
Tahap ini sebagai langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap
pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada
b. Mendesain perencanaan proyek.
Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek
bisa melalui percobaan
c. Menyusun jadwal sebagai langkah nyatadari sebuah proyek
Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia
dan sesuai dengan target
d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek.
Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan Langkah –langkah pelaksanaan
model pembelajaran PJBL (Project Based Learning) menurut modul Widiarso, E (2016:184)
adalah sebagai berikut :

Penentuan pertanyaan
Penyusun perencanaan proyek
mendasar

Monitoring Menyusun jadwal

Menguji hasil Evaluasi pengamatan

Penjelasan langkah-langkah model pembelajaran PJBL (Project Based Learning) adalah


sebagai berikut :
a. Penentuan pertanyaan mendasar
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang dapat memberi
penugasan kepada peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Topik penugasan
sesuai dengan dunia nyata yang relevan untuk peserta didik. dan dimulai dengan sebuah
investigasi mendalam.
b. Mendesain perencanaan proyek Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru
dan peserta didik.
Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek
tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan
berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses
untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Menyusun jadwal
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
1) Membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek,
2) Membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek,
3) Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
4) Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan
dengan proyek, dan
5) Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan.
d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta
didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagiaktivitas
peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat
merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
e. Menguji hasil
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan
balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu guru
dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Mengevaluasi pengalaman
Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas
dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu
maupun kelompok.

Misna Kristina (047) keterampilan (psikomotorik), bersikap (aspektif) dan berpikir


(kogniti
kelebihan dr beljar Project based learning:
1) meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa, (afektif ;bersikap) 2) mendorong
siswa untuk kreatif dan mandiri menghasilkan produk (keterampilan :psikomotorik) , 3)
memberikan pengalaman siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri (kognitif:
berpikir) , 4) meningkatkan kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan produk.
(afektif:bersikap)
KKN adalah suatu kegiatan perkuliahan dan kerja lapangan yang merupakan
pengintegrasian dari pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat oleh mahasiswa secara pragmatis, berdimensi luas melalui pendekatan
interdisipliner, komprehensif, dan lintas sektoral.
Poses dan hasilnya di nilai, mulai dr mereka mencari pertanyaan yang relevan dengan
masalah atau yang mungkin dialami oleh peserta didik di kehidupan nyata.
mendesain perencanaan proyek dan menysun jawdal guna menyelsaikan proyek
tersebut. Peran dosen disini adalah lebih memonitor pekerjaan peserta didik, meguji
hasil dan mengevaluasi hasil pekerjaan peserta didik. Penilaiannya kn sudah dilihat dri
hasi monitoring, biasa nya di jdwlin seminggu 2x untuk mengetahui sejauh mana
progres project yang dikerjakan

2.6 Kelebihan
Setiap model pembelajaran dirancang supaya membuat pembelajaran menjadi efektif dan efisien,
sehingga tujuan dan hasil belajar dapat dicapai dengan maksimal. Namun setiap model
pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
a. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan
mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai
b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
c. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem
kompleks.
d. Meningkatka kolaborasi.
e. Mendorong peserta didikuntuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi.
f. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
g. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber seperti
perlengkapan untk menyelesaikan tugas
h. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan
dirancang untuk berkembang sesuai dengan dunia nyata.
i. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
pendidik menikmati proses pembelajaran.

2.7 Kelemahan
Kelemahan yang dijelaskan yaitu:
a. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
b. Banyak orang tua yang merasa dirugikan, karena membutuhkan biaya yang cukup banyak
untuk memasuki system baru
c. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana instruktur
memegang peran utama dikelas.
d. Banyaknya peralatan yang harus disediakan
e. Peserta didik yang memiliki kelemaan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan
mengalami kesulitan
f. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam bekerja kelompok.
g. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan
peserta didik tidak bisa memahami topik seara keseluruhan.

2.8 Kemampuan yang diperoleh siswa


Siswa, bekerja baik secara individu maupun kooperatif, menggunakan kebiasaan kerja yang
efektif dan menerapkan pemikiran kritis untuk memecahkan masalah dengan menemukan atau
menciptakan solusi dalam proyek yang relevan. Dalam karya produktif ini, siswa belajar
dan/atau memperkuat kebiasaan kerja, keterampilan berpikir kritis, dan produktivitas
mereka. Sepanjang proses ini, siswa belajar pengetahuan baru, keterampilan dan sikap positif.
Pada pembelaharan ini siswa diarahkan pada pembelajaran dan penguasaan siswa sehingga
menghasilkan kemampuan metakognitif. Pembelajaran ini siswa didorong dan dimbimbing untuk
mengajarkan strategi untuk berpikir dan memecahkan masalah; dan secara bertahap tanggung
jawab akan diserahkan penuh kepada pelajar (Blumfield,dkk.1991). dari teori diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kemampuan yang diperoleh siswa yaitu perilaku berpikit kritis dan perilaku
partisipasi sosial, perilaku berpikir kritis dapat diartikan sebagai proses dan kemampuan yang
digunakan untuk memahami konsep, menerapkan, mensintesis dan mengevaluasi informasi yang
diperoleh atau informasi yang dihasilkan. selain itu perilaku partisipasi sosial yaitu bekerja sama,
berinisiatif, mengelola, kesadaran antar kelompok, inisiasi antar kelompok.

KI 3        Siswa diharapkan mampu memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi


pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusian,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4       Selain itu juga siswa diharapkan mampu  mengolah,  menalar, menyaji, dan mencipta
dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

BAB III
PEMBAHASAN

Contoh penerapan model pembelajaran


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA
Penerapan model pembelajaran project based learning pada siswa kelas XI IPS 3 SMAN
3 Blitar. Hasil belajar siswa kelas XI IPS 3 SMAN 3 Blitar setelah diterapkan model
pembelajaran project based learning pada mata pelajaran akuntansi selama empat kali
pertemuan pada siklus I mengalami peningkatan dari sebelum diterapkan model tersebut.
Hasil belajar pra tindakan diperoleh dari wawancara dengan guru mata pelajaran.
Berdasarkan hasil dari nilai pra tindakan atau nilai yang didapatkan dari guru mata
pelajaran siswa yang tuntas sebelum tindakan sebanyak 9 siswa dan siswa yang tidak tuntas
sebanyak 24 siswa dan berdasarkan hasil belajar setelah tindakan siklus I siswa yang tuntas
sebanyak 13 siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 20 siswa. Hasil belajar diperoleh
dari penilaian proyek kelompok, komponen yang dinilai antara lain topik, diagram proyek,
tahapan proses proyek serta performans/presentasi. Selain dari penilaian kelompok dilakukan
tes evaluasi setelah tahapan model project based leraning selesai. Hasil belajar akhir
diperoleh dari rata-rata penilaian proyek dan test evaluasi.
Rangkaian pembelajaran siklus I sudah mengalami peningkatan minat dan hasil belajar
dibandingkan saat pra tindakan. Hal tersebut dibuktikan meningkatnya aktivitas belajar di
kelas, dimana siswa lebih aktif saat kegiatan pembelajaran menggunakan model project
based learning berlangsung, siswa dapat mengkonstruk pengetahuan mereka dan peran guru
hanya sebagai fasilitator. Namun pada siklus I masih terdapat kekurangan diantaranya yaitu
masih ada siswa yang bingung mengenai tugas proyek yang diberikan dan penyusunan
laporannya dikarenakan guru kurang memberikan ilustrasi dan format laporan tertulis, selain
itu guru kurang memberikan apresiasi dan motivasi sehingga saat terjun lapangan mayoritas
kelompok kurang menunjukkan adanya kerja sama saat menyelesaikan tugas proyek dan
mereka kurang percaya diri saat menampilkan hasil proyeknya. Kekurangan yang ada di
siklus I akan menjadi evaluasi dan diperbaiki di siklus II sehingga diharapkan nantinya hasil
yang diperoleh pada siklus II lebih meningkat. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I
masih perlu adanya perbaikan sehingga dilanjutkan ke siklus II.
Berdasarkan hasil dari nilai yang didapatkan pada tes dan nilai proyek (makalah
kelompok) yang dilakukan pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa dan siswa yang
tidak tuntas sebanyak 21 siswa dan berdasarkan hasil tes setelah tindakan pada siklus II siswa
yang tuntas sebanyak 28 siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa. Dari hasil
belajar yang didapat dari guru mata pelajaran dan tes setelah dilakukan tindakan dapat dilihat
bahwa hasil belajar siswa terjadi peningkatan atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa
pada siklus II dalam kategori baik.
Sintaks penentuan proyek pada siklus I siswa masih jarang ada yang bertanya namun saat
siklus II siswa mayoritas kelompok selain melakukan aktivitas mendengarkan dan mencatat
mereka sudah berani untuk bertanya. Hal tersebut disebabkan karena siswa sudah mulai
terbiasa dan tidak malu untuk bertanya. Sintaks perencanaan langkah-langkah penyelesaian
proyek aktivitas yang muncul masing-masing adalah mencatat, mendengarkan, dan
berdiskusi pada saat siklus I aktivitas di sintaks kedua ini belum semua muncul karena masih
ada kelompok yang tidak mendengarkan atau melakukan diskusi tetapi di siklus II semua
aktivitas tersebut dapat muncul dikarenakan selain sudah terbiasa saat proyek 1 siswa sudah
berani dan percaya diri untuk mengemukakan pendapat di kelompoknya masingmasing.
Sintaks ketiga yaitu penyusunan jadwal pelaksanaan proyek , baik di siklus I maupun siklus
II semua kelompok mendengarkan dan memperhatikan penjelasan proyek dari guru hal
tersebut menunjukkan bahwa siswa mempunyai ketertarikan dan rasa ingin tahu mengenai
tugas proyek yang diberikan. siswa mulai mencari data, saat siklus I dan II aktivitas yang
sering muncul adalah bertanya dan mencatat, hal tersebut dikarenakan semua kelompok aktif
bertanya pada narasumber, mencatat informasi saat melakukan pencarian informasi di
perusahaan jasa tetapi untuk aktivitas mengemukakan fakta masih belum semua kelompok
dapat melakukan, hal tersebut disebabkan karena daya serap materi antar kelompok berbeda.
Sintaks kelima yaitu penyusunan laporan dan presentasi proyek , pada tahap ini siswa mulai
berdiskusi untuk membuat laporan hasil proyek setelah itu dipresentasikan secara bergantian.
Aktivitas yang muncul yaitu diskusi, membuat laporan dan menyajikan hasil. Aktivitas
tersebut muncul karena siswa antusias dalam menyusun laporan dan bertukar pendapat
dengan anggota kelompoknya. Tetapi masih ada yang salah konsep atau bahkan tidak
berpendapat sama sekali. Berbanding terbalik saat siklus II semua kelompok aktif dalam
melakukan kegiatan diskusi, membuat laporan, menyajikan hasil dan membuat keputusan.
Hal tersebut dapat terjadi karena kelompok sudah menguasai materi dan dapat bekerja sama
dengan baik. Sintaks terakhir yaitu evaluasi hasil proyek, tahapan ini guru dan siswa pada
akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek yang
telah terselesaikan siswa-siswa tersebut pada siklus I awalnya ragu untuk menyampaikan
tetapi saat siklus II mereka menceritakan pengalamannya dengan lancar dan antusias.
Aktivitas yang muncul pada semua tahapan pembelajaran berbasis proyek menunjukkan
adanya minat atau ketertarikan siswa dalam bentuk yang beragam. Meningkatnya aktivitas
tersebut menunjukkan tumbuhnya minat siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek.

BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Akademi. (2020). PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED


LEARNING=PBL). http://dikbud.kolutkab.go.id/blog/pembelajaran-berbasis-proyek-
project-based-learningpbl/.
John W. Thomas, P. D. (2000). A REVIEW OF RESEARCH ON PROJECT-BASED
LEARNING.
Rona Taula Sari, S. A. (2018). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED
LEARNING (PjBL) UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS . Varia Pendidikan.
sensei, E. (2019). MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED
LEARNING) DAN STEM (SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING, AND MATH).
https://ezasensei.blogspot.com/2019/05/model-pembelajaran-berbasis-proyek.html.

Anda mungkin juga menyukai