Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN PAUD


DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Ikrawati, S.Pd.,M.Pd

“ METODE PROJECT BASED LEARNING AND


CREATIVE PLAY”

Disusun Oleh :

NURUL HIDAYAH ASHAR


NIANTI

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PALOPO

2022

0
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Tujuan...........................................................................................................2

C. Manfaat.........................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................4

A. Project Based Learning.................................................................................4

1. Pengertian Project Based Learning...........................................................4

2. Karakteristik Project Based Learning........................................................4

3. Manfaat Project Based Learning...............................................................5

4. Prinsip-Prinsip Dalam Project Based Learning.........................................6

5. Langkah-langkah dalam model Project Based Learning...........................7

6. Implementasi Project Based Learning Pada Anak Usia Dini....................9

B. Cerative Play...............................................................................................11

PENUTUP..............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii

i
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa tahun kedepan tantangan siswa yang akan dihadapi tidak


sama dengan masa anak sekarang meraka berada pada dimensi waktu yang
terikat dengan teknologi digitalisasi, sehingga SDM yang dibutuhkan adalh
SDM yang mampu berfikir kritis, kreatif, komunikatif dan, kaloboratif .
Kebutuhan ini tidak bisa tercapai ketika sistem pendidikan tidak mengcover
kebutuhan tersebut, dalam artian bahwa pelaksana pendidikan mulai dari
tidak memberikan pembelajaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Maka dari itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut dalm pelaksanaan
pendidikan haris selalu berinovasi dalm menlakukan pendekatan dan strategi
pembelaajarn sehingga , proses pembelajaran tersebut mampu menstimulus
peserta didik untuk terus berkembang secara optimal
Pendidikan anak usia dini sangat penting dalam segala aspek. Jika
ditinjau dari tingkat urgensi perkembangan kecerdasan anak, pada usia empat
tahun struktur otak bagian bawah telah berkembang sebanyak 80% dan
kecerdasan yang lebih tinggi mulai berkembang. Fakta ini harus menjadi
acuan bagi dunia pendidikan khususnya PAUD dalam rangka memfasilitasi
dan mengembangkan potensial perkembangan luar biasa yang terjadi pada
anak usia dini. Penerapan metode pendekatan pembelajaran dan strategi
pembelajaran itu juga berlaku ditingkat pendidikan anak usia dini. Salah satu
metode pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode
Project Based Learning dan Creative Play. Pendekatan Pembelajaran ini
sangat tepat digunakan unntuk pembelajaran anak usia dini, sebab anak usia
dini anak yang memiliki karakteristek yang khas dimana proses belajar
mereka dengan cara bermain, menyenangkan dan kreatif.
Melalui pembelajran Project Based Learning dan Creative Play
anak distimulus semua aspek perkembangannya sehingga seluruh potensi,
minat dan bakatnya dapat berkembang dengan baik. Selain itu metode Project
1
Based Learning dan Creative Play akan mengantarkan anak berfikir kritis dan
High Order Thinking Skills/HOTS.
Project Based Learning merupakan salah pendekatan pembelajaran
yang yang dikembangkan berdasarkan prinsip contructivis, problem solving,
inquiri riset, integrated studies dan menekankan pada aspek kajian teoritis dan
aplikasi. Model pembelajaran yang diawali dengan tahapan mengumpulkan
informasi berupa gagasan dan pertanyaan anak-anak sesuai dengan topik yang
dipilih lalu dikembangkan menjadi kegiatan belajar dan eksplorasi.
Pembelajaran menggunakan metode Project Based Learning siswa
mengembangkan suatu proyek baik secara individu ataupun secara kelompok
untuk menghasilkan suatu produk. Topik dalam pendekatan proyek harus
konkret, dekat dengan pengalaman pribadi anak, menarik, memiliki potensial
secara emosional dan intelektual.
Seorang psikologi pendidikan mengemukakan bahwa pengetahuan
siswa akan berkembang saat siswa menghadapi pengalaman baru yang akan
membangun dan memodifikasi pengetahuan awal (Piaget). John Dewey
Pembelajaran berbasis proyek berasal dari gagasan John Dewey tentang
konsep “Learning by doing”. Bentuk pembelajaran seperti ini merupakan
penolakan Dewey pada lembaga prasekolah selama ini yang sering kali pasif,
malas bekerja, dan tidak produktif.menurut beliau pemballjaran antar satu dgn
yang lain itu saling terkait tidak berdiri sendiri.Tidak halnya demikian dengan
pembelajaran yang dikemukakan oleh Dewey, jadi semua saling terkait.
Selain itu juga ada pemikiran dari Dewey yaitu, kelas demokratis
mengandung arti bahwa siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk
menyelesaikan proyek yang menarik dan pilihan siswa sendiri.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, mengkaji tentang salah satu contoh
metode pendekatan pembelajaran , yaitu Metode pembelajaran berbasis
proyek (Project Based Learning) dan metode Creative Play

2
C. Manfaat
1. Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
2. Mengetahui metode pembelajaran Project Based Learning dan Creative
Play
3. Mampu merancang pembelajaran berbasis proyek
4. Dapat mengaplikasikan metode pedekatan Project Based Learning dan
Creative Play untuk tingkat PAUD

PEMBAHASAN
3
A. Project Based Learning
1. Pengertian Project Based Learning
Pembelajaran Berbasis Proyek adalah metode pendekatan dalam
pembelajaran  yang berpusat pada siswa dan menggunakan proyek/kegiatan
sebagai media. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengeskplorasi sebuah
masalah atau objek pengamatan untuk membangun pengetahuan peserta didik
sekaligus mengembangkan kemampuan berfikir kritisnya dalam mengambil
keputusan melalui kegiatan problem solving seperti merencanakan,
memutuskan dan menyimpulkan dari tugas proyek yang dilakukan. Grant
(2002) mendefinisikan project based learning atau pembelajaran berbasis
proyek merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik.
Model pembelajaran PBL (Project Based Learning) ini tidak hanya
fokus pada hasil akhir dari pembelajaran, namun lebih menekankan pada
proses bagaimana siswa dapat memecahkan masalahnya dan akhirnya dapat
menghasilkan sebuah produk. Pendekatan ini membuat siswa mendapatkan
pengalaman yang sangat berharga dengan berpartisipasi aktif dalam
pengerjakan proyeknya. Model pembelajaran yang diawali dengan tahapan
mengumpulkan informasi berupa gagasan dan pertanyaan anak-anak sesuai
dengan topik yang dipilih lalu dikembangkan menjadi kegiatan belajar dan
eksplorasi. Pembelajaran menggunakan metode Project Based Learning
peserta didik dapat mengembangkan suatu proyek baik secara individu
ataupun secara kelompok untuk menghasilkan suatu produk. Topik dalam
pendekatan proyek harus konkret, dekat dengan pengalaman pribadi anak,
menarik, memiliki potensial secara emosional dan intelektual.

2. Karakteristik Project Based Learning 


Project Based Learning memiliki karakteristik yang membedakannya
dengan model pembelajaran yang lain. Karakteristik tersebut, antara lain :
a. Centrality

4
Pada project based learning proyek menjadi pusat dalam pembelajaran.
b. Driving question
Project based learning difokuskan pada pertanyaan atau masalah yang
mengarahkan siswa untuk mencari solusi dengan konsep atau prinsip ilmu
pengetahuan yang sesuai.
c. Constructive Investigation
Pada project based learning, siswa membangun pengetahuannya dengan
melakukan investigasi secara mandiri (guru sebagai fasilitator).
d. Autonomy
Project based learning menuntut student centered, siswa sebagai problem
solver dari masalah yang dibahas.
e. Realisme
Kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi
yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otetik dan
menghasilkan sikap professional.

3. Manfaat Project Based Learning

Han and Bhattacharya dalam Warsono & Hariyanto (2012) menyebutkan


bahwa ada beberapa keuntungan atau manfaat impelemntasi dari
Pembelajaran Berbasis Proyek yaitu sebagai berikut:
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa. Project Based Learning
mendorong siswa dan siswi berhadapan dengan masalah-masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehingga akan memunculkan motivasi dan
pemikiran orisinil mengenai permasalahan tersebut.
b. Meningkatkan kecakapan siswa dalam pemecahan masalah. Ketika
siswa-siswi tersebut telah berhadapan dengan masalah-masalah dan
motivasinnya telah timbul, semakin lama ia akan semakin paham
bagaimana jalan keluar atau pemecahan masalahnya.
c. Memperbaiki keterampilan menggunakan media pembelajaran. Dari
pemikiran orisinil dan pemecahan masalah yang ditemukan oleh siswa,

5
akan ditemukan pemikiran-pemikiran kreatif mengenai cara
menyelesaikan masalah (dalam hal ini media
d. Meningkatkan semangat dan keterampilan kolaborasi. Di dalam Project
Based Learning, siswa akan bekerja secara kolaboratif atau bekerja sama
dengan siswa lainnya dalam mengerjakan suatu proyek baik mengenai
pembagian struktur kerja, perumusan masalah, percobaan dan lainnya.
e. Meningkatkan keterampilan dalam manajemen berbagai sumber daya.
Proyek yang dikerjakan oleh siswa tentu dihadapi sendiri oleh siswa
tersebut dan dilihat sebagai sebuah tantangan yang harus diselesaikan
maka dari itu ia harus belajar mengelola segala hal berkaitan dengan
penyelesaian proyek yang ia kerjakan.

4. Prinsip-Prinsip Dalam Project Based Learning

Dalam melaksanakan PBL ada beberpa prinsip yang perlu diperhatikan , yaitu:
a. Berawal dari Sebuah Masalah atau Pertanyaan
Pembelajaran berbasis proyek selalu bersumber dari sebuah masalah atau
pertanyaan. Permasalahan yang harus dipecahkan harus memiliki tingkat
kesulitan yang disesuaikan dengan level siswa. Jangan sampai
memberikan tantangan untuk siswa kelas 2 SD pada siswa TK
b. Otentik & Relevan
Proyek yang dilakukan siswa harus mencakup pertanyaan-pertanyaan
dalam dunia nyata atau yang relevan dengan pengalaman siswa. Dengan
demikian siswa dapat menghubungkan antara pengetahuan yang
didapatkannya saat pembelajaran dengan manfaat atau kegunaannya di
dunia nyata.
c. Kebebasan/Kemerdekaan untuk memilih
Metode pembelajaran berbasis proyek hendaknya memberikan kebebasan
siswa untuk menentukan strategi memecahkan masalah, produk apa yang
akan dihasilkan, dan juga bagaimana cara menghasilkan produk tersebut.
d. Self- Reflection

6
Dalam Project Based Learning siswa diharapkan mampu merefleksikan
semua pengalaman yang di dapat selama mengerjakan proyeknya.
Kemudian siswa mampu menyimpulkan pelajaran berharga apa yang dapat
diambil selama proses project based learning.
e. Feedback
Metode pembelajaran project based learning juga mengajarkan pada siswa
untuk dapat memberikan  dan menerima masukan-masukan atas proyek
yang dilakukannya.  Dengan demikian mereka tidak hanya belajar dari
guru tetapi dapat saling belajar dengan sesame teman.
a. Presentasi
Di akhir proses Pembelajaran berbasis proyek, Siswa harus mampu
mempresentasikan penemuannya atau produk yang dihasilkannya di
depan teman-teman sekelas atau bahkan di depan masyarakat umum.
Selain berdiskusi tentang proyeknya, diharapkan semua siswa mampu
menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari dan juga dipratikkan

.5. Langkah-langkah dalam model Project Based Learning


Langkah-langkah pembuatan Project Based Learning :
a. Mulai dengan sebuah pertanyaan.
Membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan menantang (start with
the big question/essential question).Pembelajaran dimulai dengan sebuah
pertanyaan driving question yang dapat memberi penugasan pada peserta
didik untuk melakukan suatu aktivitas. Topik yang diambil hendaknya
sesuai dengan realita dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam.
b. Membuat Perencanaan proyek (design a plan for the project).
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan peserta
didik. Dengan demikian peserta didik diharapakan akan merasa memiliki
atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan
aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial
dengan mengintegrasikan berbagai subjek yang mendukung, serta
7
menginformasikan alat dan bahan yang dapat dimanfaatkan untuk
menyelesaikan proyek.
c. Menyusun jadwal aktivitas (create a schedule)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal
aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Waktu penyelesaian proyek harus
jelas, dan peserta didik diberi arahan untuk mengelola waktu yang ada.
Biarkan peserta didik mencoba menggali sesuatu yang baru, akan tetapi
guru juga harus tetap mengingatkan apabila aktivitas peserta didik
melenceng dari tujuan proyek. Proyek yang dilakukan oleh peserta didik
adalah proyek yang membutuhkan waktu yang lama dalam
pengerjaannya, sehingga guru meminta peserta didik untuk
menyelesaikan proyeknya secara berkelompok di luar jam sekolah.
Ketika pembelajaran dilakukan saat jam sekolah, peserta didik tinggal
mempresentasikan hasil proyeknya di kelas.
d. Mengawasi jalannya proyek (monitor the students and the progress of the
project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap
aktivitas  peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring
dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses.
Dengan kata lain, guru berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta
didik. Guru mengajarkan kepada peserta didik bagaimana bekerja dalam
sebuah kelompok. Setiap peserta didik dapat memilih perannya masing-
masing dengan tidak mengesampingkan kepentingan kelompok.
e. Memberikan Penilaian terhadap produk yang dihasilkan (assesmen the
outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-
masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai oleh peserta didik, serta membantu guru dalam
menyusun strategi pembelajaran berikutnya. Penilaian produk dilakukan

8
saat masing-masing kelompok mempresentasikan produknya di depan
kelompok lain secara bergantian.
f. Melakukan Evaluasi (evaluate the experience)
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses
refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini,
peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya
selama menyelesaikan proyek.

6...Implementasi Project Based Learning Pada Anak Usia Dini


Implementasi Project Based Learning pada anak usia dini, dibagai menjadi
3 diantaranya adalah:
a. Pembelajaran Proyek Total untuk Anak Usia Dini Bentuk ini
menghendaki setiap bidang studi/pengembangan melebur menjadi satu
menunjukkan keterkaitan dalam bidang studi lain membentuk satu
kesatuan yang utuh (Sudjiono, 103:2009). Implementasi pembelajaran
proyek total pada anak usia dini terdapat pada pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik diajarkan pada anak usia dini karena pada dasarnya
anak usia dini masih melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan
(holistik) perkembangan fisiknya tidak dapat dipisahkan dengan
perkembangan mental, sosial dan emosional. Prinsip pemilihan tema
merupakan wahana yang berisikan bahanbahan yang perlu dikembangkan
lebih lanjut oleh guru menjadi program pengembangan yang operasional.
Implementasi pembelajaran proyek total pada pembelajaran tematik anak
Usia dini dapat dicontohkan sebagai berikut:
Tema : Telekomunikasi
Bahasa : Tanya jawab mengenai alat-alat komunikasi
Kognitif : Bermain peran yang melibatkan alat telekomunikasi (telepon)
Jasmani : Lomba mencari gambar telpon (desain permainan sirkuit
Seni : Membuat alat komunikasi (telpon) dari karton maupun kertas)

b. Pembelajaran Proyek Parsial/Bagan untuk Anak Usia Dini


9
Pembelajaran proyek parsial/bagan pada anak usia dini, dalam
bentuk penggabungan antara bidang studi/pengembangan yang berdiri
sendiri dengan bidang studi yang saling berhubungan. Bidang studi yang
berdiri sendiri diberikan dengan model pembelajaran yang lama (biasa)
sedangkan bidang studi yang berhubungan di berikan dengan bentuk
proyek (Sudjiono, 104:2009).
Berikut ini adalah contoh kegiatan proyek pada anak usia dini.
Misalkan dengan penemuan tema atau topik tema “makanan dan
minuman” , guru beserta anak melakukan eksplorasi dari hasil ide-ide
atau pertanyaan yang muncul dari anak lalu dari pertanyaan tersebut
disususunlah rencana kegiatan dalam penyusunan ini dilakukan antar guru
dan anak agar mereka terlibat dan merasa memiliki atas proyek yang akan
dijalankan, penyususunan ini berkaitan dengan jadwal kegitan yang
dilakukan. Tahap selanjutnya adalah melaksanakan rencana kegiatan yang
telah dibuat kedalam kegiatan yang dilakukan oleh siswa, dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut peran guru sebagai mentor dan mengamati
terjadinya proses kegiatan sangat diperlukan. Dalam pelaksanaan ini maka
penilaian sudah dapat dilakukan. Dan tahap terakhir yang dilakukan
adalah ringkasan pengalaman sebagai puncak dari kegiatan proyek, pada
kegiatan ini hasil produk yang dihasilkan pada kegiatan sebelumnya dapat
digunakan sebagai atribut atau alat yang akan digunkan pada kegiatan
puncak proyek tema. Gambar gelaran sentra bermain “Fun cooking”
Pengembangan Proyek tema Sumber: Sudjiono (31:2014) Keterangan:

10
Kegiatan minggu ke I : Alat makan Jenis kegiatan (disusun berdasarkan
RPPH): menghias meja makan, toples ajaib, kantong pintar, big book,
gelas cantik
Kegiatan minggu ke II : Kegiatan restoran Jenis kegiatan (disusun
berdasarkan RPPH): daftar menuku, clemek flannel, sop buah warna-
warni, gerakan khas profesi
Kegiatan minggu ke III : Makanan dan minuman Jenis kegiatan (disusun
berdasarkan RPPH): my ice cream, drawn and card, tebak nama
buah,gerak huruf, cake to moom
Kegiatan minggu ke IV : Profesi di restoran Jenis kegiatan (disusun
berdasarkan RPPH):master cheft, bernyanyi dan menari, tebak profesi,
bernyanyi dan menari, master cheft)
Puncak tema (dijalankan dalam 1 hari) : Restoran Hasil karya yang telah
dibuat pada kegiatan minggu 1- minggu ke 4 dikumpulkan pada puncak
tema dapat digunakan untuk kegiatan bermain peran makro dengan tema
“restoran” Kegiatan puncak proyek tema dapat digunakan sebagai alat
dokumentasi dan evaluasi untuk kegiatan selanjutnya .

B. Creative Play

Istilah permainan kreatif sebenarnaya tidak mengacu pada tipe


permainan,tetapi pada pendekatan pembelajaran yang digunakan. Pedekatan
permainan kreatif digunakan sebagai dasar untuk merancang sebuah
kurikulum permainan kreatif. Model ini awalnya dikembangkan di Universitas
Tenesse, Knoxville pada tahun 1985. Pendekatan ini berdasarkan pada teori
perkembangan yang di kemukakan Jean Piaget, mode pembelajaran
konstruktif dan praktik pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan
(developmentally appropriate practice) anak usia dini yang dikeluarkan oleh
NAEYC. Kegiatan pengembangannya berdasarkan pada kegiatan bermain
untuk mengembangkan potensi individu anak. Kurikulumnya di fokuskan
untuk mendorong dan mendukung bermain anak dalam mengembangkan
enam dominan anak, yaitu kesadaran diri (personal awareness),
11
emosional(emotional well-being), kognitif, komunikasi,sosialisasi dan
kemampuan perceptual motor.

Menurut komite kebijakan laboratorium perkembangan anak tahun


1985 seperti yang dikutip Catron dan Allen, pengoptimalan perkembangan
anak yang ingin dicapai melalui permainan kretif ini secara terperinci
meliputi:

1. Nilai diri dan kepercayaan diri.


2. Kepercayaan, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sesame.
3. Hbungan interpersonal dan keterampilan berkomunikasi yang efektif.
4. Kemampuan untuk bersikap atau berfikir secara mandiri dan
mengembangkan control diri.
5. Keterampilan untuk mengemukakan gagasan dan perasaannya.
6. Pemahaman dan pengelolaan informasi tentang lingkungan fisik dan
sosialnya.
7. Pemerolehan dan penggunaan keterampilan untuk memecahkan masalah.
8. Rasa ingin tahu tentang dunia disekitarnya dan rasa nyaman dalam belajar
dan bereksplorasi.

Model kurikulum bermain kreatif di tulis oleh Carol e. Catron & Jan
Allen (1999) dalam buku “ Early Childhood Curriculum a Creative Play”.
Basis dari model ini adalah memanfaatkan bermain sebagai sebuah
kekuatan. Bermain adalah gaya hidup anak,dunia anak. Bermain secara
langsung dapat mempengaruhui seluruh area perkembangan anak usia dini
seperti fisik, mental, emosional dan sosial.

Bermain dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar


mengenai dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar. Bermain juga dapat
memberikan kebebasan kepada anak untuk berimajinasi, bereksplorasi dan
berkreasi. Melalui bermain anak mengembangkan rasa ingin tahu, berfikir
kreatif dan mampu mengatasi masalah ( problem solving).

12
Kurikulum bermain kreatif meliputi 5 komponen program yaitu peran
guru, hubungan dengan orang tua, manajemen kelas dan kelas bimbingan,
desain kelas dan pengorganisasian, dan lingkungan bermain diluar (outdoor).
Kelima dasar itu saling terkait(integrasi)satu sama lainnya. Peran guru
membantu dalam memenuhi kebutuhan belajar anak dan minat anak. Guru
juga menyiapkan lingkungan belajar yang menantang ,menjadi fasilitator
bagi anak dalam belajar, dan membantu anak dalam menyediakan informasi.
Selain itu , guru juga berperan membantu menyiapkan bimbingan kelas yang
sesuai dengan perkembangan anak. Bimbingan (guidance) diberikan untuk
membantu anak dalam membangun interaksi social, mengatasi perilaku, dan
meningkatkan keterampilan memecahkan masalah untuk mengatasi konflik.

Bentuk hubungan dengan orang tua menjadi aspek penting dalam


model bermain-kreatif. Orang tua perlu terlibat dan berpartisipasi dalam
program, seperti saling tukar informasi tentang anak, diskusi mengenai
program dan perkembangan serta hal lainnya termasuk kegiatan anak sehari-
hari dan kegiatan sekolah. Kelas juga didesain dan diorganisasi sedemikian
rupa untuk memperluas kesempatan belajar anak. Konsep belajar dari Model
Kurikulum Bermain Kreatif dapat digunakan di berbagai kelompok umur
seperti bayi (infants), anak pada masa merangkak (toodler), prasekolah
(preschool), termasuk bagi anak berkubutuhan khusus (ABK).

Hal penting lainnya dalam model ini bahwa asesmen terhadap


perkembangan dan observasi anak menjadi bagian integral dalam model
kurikulum bermain kreatif. Asesmen dan Observasi dibutuhkan untuk
membuat tujuan belajar bagi setiap anak dan perencanaan program.

13
PENUTUP

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan


menggunakan pendekatan ilmiah (scientific appoach). Proses pembelajaran
menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kemendikbud,
2013). Dari berbagai kajian tentang strategi pembelajaran, salah satu pendekatan
yang mendekati konsepsi tersebut adalah pendekatan proyek atau yang dikenal
sebagai Project Based Learning. Bentuk pembelajaran proyek (project based
learning) adalah suatu model pembelajaran yang dilakukan guru dengan jalan
menyajikan suatu bahan pembelajaran yang memungkinkn anak mengolah sendiri
untuk menguasai bahan pembelajaran tersebut. Munculnya model pembelajaran
Project Based Learning tidak terlepas dari prinsip-prinsip teori yang dikemukakan
oleh beberapa tokoh diantaranya adalah: vygotsky, john dewey, dan killpartik.
Langkah-langkah Project Based Learning seperti yang telah dikembangkan oleh
The Lucas George Fundation adalah:
1) Penentuan Pertanyaan Mendasar,
2) Mendesain Perencanaan Proyek,
3) Menyusun Jadwal,
4) Memonitor Siswa dan Kemajuan Proyek,
5)Menguji Hasil,
6) Mengevaluasi Pengalaman.
Implementasi Project Based Learning pada anak usia dini, dibagai menjadi 3
diantaranya adalah: pembelajatran proyek total,pembelajaran proyek parsial dan
pembelajaran proyek okasional

14
DAFTAR PUSTAKA

Akademi . 2020. Pembelajaran Berbasis Proyek.


http://dikbud.kolutkab.go.id/blog/pembelajaran-berbasis-proyek-
project-based-learningpbl/ . 21 Maret 2022

Oktifa Nita. 2021. ModelProject Based Learning.


http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/model-project-based-
learning-landasan.html. 21 Maret 2022

Sari Anisa Yunita, Retno Dwi Astuti.2017. Implementasi Pembelajaran Project


Based Learning Untuk Anak Usia Dini.
https://jurnal.narotama.ac.id/index.php/paudmotoric/article/view/547
. Vol1.21 Maret

Anda mungkin juga menyukai