Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian inovasi kurikulum

Inovasi dilakukan apabila guru benar-benar menyakini bahwa pembaharuan


itu memang harus dilakukan dan diperlukan. Berbicara mengenai inovasi
(pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Invention
adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil karya manuasia.
Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya).
Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan
jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery.
Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan
yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu
hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Sehingga inovasi
kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi
bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Inovasi sendiri terkait dengan
pengambilan keputusan yang diambil, baik menerima bahkan menolak hasil dari
inovasi.
Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan,
meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian
metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam
proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
Adapun komponen pembentuk kurikulum, yaitu:
1. Tujuan. Tujuan apa yang harus dicapai sekolah,
2. Bahan ajar. Bagaimana memilih bahan pembelajaran guna mencapai
tujuan tersebut,
3. Metode/Proses belajar mengajar. Bagaimana bahan ajar disajikan, agar
efektif ketika diajarkan kepada peserta didik,
4. Evaluasi atau penilaian adalah untuk mengetahui efektivitas dari proses
yang dilakukan.
B. Jenis – Jenis Model Pembelajaran Inovatif
Model pembelajaran inovatif adalah suatu pendekatan atau metode
pembelajaran yang menggunakan cara-cara baru yang kreatif dan mengedepankan
pemikiran kritis, keterlibatan aktif, dan partisipasi aktif siswa dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir siswa secara mandiri, kreatif, dan inovatif, sehingga mereka dapat
menghasilkan ide-ide baru, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan pengetahuan
dalam kehidupan nyata.
Model pembelajaran inovatif ini berbeda dengan pendekatan pembelajaran
tradisional yang lebih bersifat instruktif, di mana guru berperan sebagai sumber
informasi utama dan siswa lebih pasif dalam menerima pengetahuan. Model
pembelajaran inovatif melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran,
seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif, eksperimen, simulasi, dan multimedia
interaktif.
Beberapa contoh model pembelajaran inovatif antara lain adalah cooperative
learning, problem-based learning, project-based learning, inquiry-based learning,
flipped classroom, dan blended learning.

1. Cooperative Learning
Cooperative learning adalah model pembelajaran inovatif di mana siswa
bekerja sama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran
bersama. Model ini mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran, berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka, serta saling
membantu dalam mencapai pemahaman yang lebih baik.
2. Problem-Based Learning (PBL)
Problem-Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada pemecahan masalah dan penerapan pengetahuan dalam
konteks kehidupan nyata. Dalam model ini, siswa dihadapkan pada situasi atau
masalah yang nyata dan relevan dengan konteks kehidupan mereka.
3. Project-based learning
Model pembelajaran inovatif project-based learning adalah metode
pembelajaran yang fokus pada pengembangan keterampilan siswa melalui
pengerjaan proyek nyata. Model ini melibatkan siswa dalam proses aktif,
kolaboratif, dan kreatif dalam menyelesaikan proyek yang berkaitan dengan
materi pelajaran.
4. Inquiry-based learning
Inquiry-based learning adalah sebuah model pembelajaran inovatif yang
mengutamakan proses belajar yang terarah dan terstruktur melalui proses
penemuan dan eksplorasi. Model ini mendorong siswa untuk menjadi aktif
dalam mendapatkan pengetahuan dengan menyelidiki, mengajukan
pertanyaan, dan mencari jawaban dari masalah yang diberikan.
5. Flipped Classroom
flipped classroom adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang
menggabungkan pembelajaran dalam kelas dengan pembelajaran di luar kelas
melalui pemanfaatan teknologi informasi. Dalam model ini, materi
pembelajaran yang biasanya disampaikan oleh guru di kelas disajikan dalam
bentuk video atau materi yang dapat diakses oleh siswa di luar kelas melalui
platform pembelajaran online.
6. Blended Learning
Blended learning adalah sebuah model pembelajaran yang menggabungkan
antara metode pembelajaran tradisional dan pembelajaran online
menggunakan teknologi. Dalam blended learning, siswa akan mengikuti
sebagian materi pembelajaran di kelas secara langsung dengan guru, dan
sebagian lainnya melalui platform online.
C. Penerapan Project-based learning
Project Based Learning merupakan metode pendekatan pembelajaran yang
berorientasi pada siswa dan mengatur proses pembelajaran di sekitar proyek. PjBL
telah diterapkan di negara-negara maju dan direkomendasikan oleh kurikulum
Indonesia untuk memperkuat keterampilan siswa. Tujuan utama PjBL adalah
memberikan keterampilan kepada siswa dalam merancang proyek-proyek inovatif dan
mendorong mereka untuk mengembangkan atribut serta keterampilan dalam
presentasi, berbicara, berkomunikasi efektif, kreativitas, berpikir kritis, dan kerja
sama dengan individu lain.

1. Langkah-langkah pembelajaran dalam PjBL


 Adanya tahap persiapan,
 pengidentifikasian topik proyek,
 pembuatan dan pengujian proyek,
 penyampaian hasil proyek, dan
 evaluasi.

PjBL telah terbukti secara efektif meningkatkan motivasi belajar siswa


serta hasil pembelajaran mereka dalam berbagai mata pelajaran seperti
sejarah, matematika, kewirausahaan ,teknologi mesin dan produksi. Lebih
dari itu, PjBL dapat dipadukan dengan media pembelajaran modern seperti
vlog dan e-modul untuk membantu meningkatkan hasil belajar para siswa..

2. Contoh Penerapan Project Based Learning (Pjbl) Pada Sma /Smk


a) Proyek Kewirausahaan (Sma)
Di tingkat SMA, penerapan Project Based Learning (PJBL) dalam
bentuk proyek kewirausahaan mengajarkan siswa untuk merancang
produk atau layanan, merencanakan strategi bisnis, dan
mengimplementasikannya. Hal ini membantu mereka memahami
aspek praktis dalam dunia bisnis, mengasah keterampilan berpikir
kreatif, perencanaan, manajemen, dan pemasaran, serta memberikan
wawasan nyata tentang tantangan dan peluang dalam dunia
kewirausahaan.
Salah satu contoh proyek kewirausahaan ini sudah kita lakukan di
dalam kurikulum Merdeka yaitu adanya P5 (Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila) y diharapkan dapat mencetak lulusan di setiap
jenjang satuan pendidikan yang kompeten, berkarakter, dan
berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Adapun Langkah yang yang harus diterapkan dalam proyek
kewirausahaan ini antara lain :
a. Melakukan persiapan/perencanaan yang akan dilakukan
kedepannya
b. Adanya pengidentifikasiaan topik proyek yang akan dilakukan
oleh kepala sekolah dan dewan guru yang setelahnya hasil
penetapan tersebut disampaikan kepada peserta didik agar bisa
dipersiapkan sesuai dengan topik proyek tersegbut.
c. pembuatan dan pengujian proyek,
Pembuatan dipersiapkan oleh peserta didik yang kemudian
akan diuji oleh penguji yang telah dipilih panitia
d. penyampaian hasil proyek, dan
Setelah semua kegiatan selesai,selanjutnya yaitu penyampaian
hasil proyek yang beraarti penyampaian pemenanang dalam
projek yang telah ditentukan di awal.
e. evaluasi.

Evalusasi harus dilakukan di setiap kegiatan ,karena dengan adany


evaluasi kita bisa mengetahi kekurangan atau kelebihan yang akan
kita gunakan untuk kedepannya

b) PROYEK SENI DAN KEBUDAYAAN (SMK)


Proyek Seni dan Kebudayaan pada Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) adalah contoh yang sangat relevan dari penerapan Project
Based Learning (PJBL) yang memungkinkan siswa mengekspresikan
bakat seni dan minat mereka dalam kebudayaan.
Bagi siswa di jurusan seni atau kebudayaan, proyek ini adalah
kesempatan luar biasa untuk mengintegrasikan pengetahuan seni dan
budaya dengan praktik nyata. Mereka akan merancang, mengorganisir,
dan melaksanakan pameran seni atau pertunjukan budaya yang bisa
melibatkan berbagai bentuk seni seperti seni rupa, musik, tari, drama,
atau kajian budaya.

Anda mungkin juga menyukai