Anda di halaman 1dari 21

PENERAPAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF

BERBASIS PROJEK DALAM PEMBELAJARAN

Nama Instruktur : SUPIANI, M.Pd


Instansi : SMPN 1 SINABOI SATU ATAP
“Anda Memampukan Diri Untuk Bekerja Dengan
Keprimaan, Dalam Keadaan Apa Pun, Walau Apa
Pun. Katakanlah, Saya Akan Ijinkan Penolakan,
Menerima Perendahan, Dan Bahkan Akan Saya
Ikhlaskan Penghinaan Kepada Saya, Kalau Itu Akan
Menjadikan Saya Bersungguh-sungguh Untuk
Memuliakan Diri Saya”. Mario Teguh
Definisi/Konsep
• Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah
metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai
media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi,
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

• Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang


menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata.
• Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan
insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai
dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan
membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.

• Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat


melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah
disiplin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam
tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan
usaha peserta didik.
Project based learning

Siswa difokuskan lebih pada permasalahan dan pertanyaan


yang kompleks, kemudian menjawab pertanyaan dan
memecahkan masalah melalui analisis yang dilakukan
dengan cara bekerja sama (komunikasi)
Sintaks

Menyiapkan Pertanyaan atau Penugasan Tugas Proyek


Berikan pertanyaan kepada siswa untuk dapat mendorong peserta didik untuk
melakukan suatu aktivitas atau proyek. Beri pertanyaan yang berkaitan dengan
Kompetensi Dasar (KD) dan ada dalam kehidupan nyata dan kehidupan sehari-
hari.

Mendesain Perencanaan untuk Proyek


Perencanaan ini harus secara kolaboratif antara guru sebagai
pengajar dan peserta didik. Perencanaan ini dilakukan supaya
semua pihak merasa memiliki atas proyek tersebut.
Sintaks

Menyusun Jadwal Pelaksanaan Penyelesaian Proyek


1. Setelah mendesain perencanaan, susunlah jadwal. Dalam tahap ini, aktivitas
yang dilakukan adalah:
2. Membuat timeline penyelesaian proyek
3. Membuat deadline penyelesaian proyek
4. Merencanakan cara pemecahan yang baru dengan siswa
5. Membimbing peserta didik saat membuat hal-hal yang kurang berhubungan
dengan proyek
6. Siswa diminta membuat penjelasan alasan tentang pemilihan cara baru
tersebut
Sintaks
Memonitor Siswa dan Progres dari Proyeknya
Guru sebagai pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitor dan mengikuti aktivitas
peserta didik selama mereka menyelesaikan proyek. Proses monitoring progres proyek siswa
ini dapat dilakukan dengan menggunakan rubrik khusus. Rubik tersebut berguna untuk
merekam keseluruhan aktivitas penting.

Menguji Hasil
Pengujian hasil proyek yang dilakukan siswa dapat dilakukan melalui presentasi atau
penyajian proyek. Guru sebagai pengajar akan mengukur ketercapaian kompetensi peserta
didiknya pada tahap ini.

Valuasi Pengalaman
Tugas guru untuk membimbing proses pemaparan proyek dan menanggapi hasil proyek siswa
sudah selesai. terakhir, saatnya guru dan siswa melakukan evaluasi yaitu dengan merefleksi
dan membuat kesimpulan.
Mengelola Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Projek adalah serangkaian kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu


dengan cara menelaah suatu tema menantang. Projek didesain agar peserta didik
dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan.
Peserta didik bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk
menghasilkan produk dan/atau aksi.
Sebagai fasilitator pembelajaran, pendidik dapat memulai pelaksanaan projek
profil dengan mengajak peserta didik melihat situasi nyata yang terjadi di dalam
kehidupan seharihari (menghadirkan situasi nyata di kelas). Mengawali kegiatan
projek profil dengan realitas faktual dalam keseharian dapat memancing
perhatian dan keterlibatan peserta didik sejak pertama kali projek profil
digulirkan.
1. Mengawali kegiatan projek
Tujuannya adalah membuat peserta didik terlibat dalam kegiatan belajar sejak awal projek
digulirkan. Sebagai fasilitator pembelajaran, pendidik dapat memulai pelaksanaan projek dengan
mengajak peserta didik melihat situasi nyata yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari
(menghadirkan situasi nyata di kelas).
 Memulai dengan pertanyaan pemantik
Pertanyaan pemantik dalam kegiatan projek adalah pertanyaan yang dapat memancing
ketertarikan dan rasa ingin tahu peserta didik. Pertanyaan ini mendorong peserta didik untuk
melakukan eksplorasi lebih lanjut atau melakukan proses inkuiri untuk menjawabnya
 Mulai dengan permasalahan autentik
Permasalahan autentik adalah permasalahan nyata yang dialami oleh peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidik dapat menyajikan permasalahan tersebut ke dalam kelas
melalui paparan informasi dari berbagai media, mengundang narasumber, atau mengajak
peserta didik langsung mengamatinya di lapangan.
2. Mengoptimalkan Pelaksanaan Projek
Tujuannya dalah untuk membantu peserta didik terlibat secara optimal sepanjang kegiatan projek
berlangsung. Adapun strategi dalam mengoptimalkan pelaksaan projek adalah sebagai berikut.
Mendorong keterlibatan belajar peserta didik
Kunci dari implementasi kegiatan projek adalah keterlibatan belajar peserta didik (student
engagement) dalam proses pembelajaran.
Menyediakan ruang dan kesempatan untuk berkembang
Satuan pendidikan perlu melihat bahwa setiap upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan projek
adalah proses belajar yang memerlukan waktu panjang untuk mencapai keberhasilan.
Membudayakan nilai kerja yang positif
Budaya yang positif di satuan pendidikan mewujud dalam sikap pembelajar pada aktivitas
sehari-hari. Ketika misalnya terdapat pandangan bahwa melakukan kesalahan yang tidak
disengaja bukanlah sesuatu hal yang buruk, maka peserta didik tentu saja tidak akan segan untuk
bisa selalu mencoba.
Membudayakan nilai kerja yang positif
Optimalisasi pelaksanaan projek secara teknis berkaitan dengan kemampuan pendidik dan
satuan pendidikan untuk dapat mengelola berjalannya rangkaian kegiatan projek secara efektif
dan efisien.
3. Menutup rangkaian kegiatan projek

Tujuannya adalah untuk mengakhiri projek dengan kegiatan yang optimal. Kegiatan projek yang
sudah berjalan melalui berbagai rangkaian aktivitas perlu diakhiri dengan sesuatu yang tidak kalah
bermakna.

1.Merancang Perayaan Belajar

Perayaan belajar adalah acara yang dimiliki oleh peserta didik, bukan pendidik. Dalam hal ini
pendidik berperan sebagai mentor yang mendampingi peserta didik selama proses
pelaksanaannya. Beberapa saran untuk melaksanakan perayaan belajar dengan optimal:

 Mendampingi peserta didik dalam perencanaannya.


 Melatih kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat umum.
 Menjadi pendukung di belakang layar.
2. Melakukan refleksi tindak lanjut
Pelaksanaan refleksi belajar sebenarnya tidak hanya dilakukan di akhir
kegiatan projek profil, namun di tengah pelaksanaan projek profil secara berkala.
Dalam hal ini refleksi yang dilakukan adalah refleksi akhir projek profil untuk
membahas proses berjalannya projek profil secara keseluruhan. Sebagai bentuk
dari refleksi tindak lanjut, kegiatan refleksi ini juga memiliki proyeksi ke
belakang (apa yang sudah dilakukan) dan ke depan (apa yang akan dilakukan
setelah ini).
Refleksi dapat dilakukan secara verbal maupun tertulis. Jika dilakukan secara
verbal, pendidik harus memastikan semua peserta didik dapat melakukan refleksi
secara merata. Refleksi yang efektif biasanya distimulasi oleh pertanyaan-
pertanyaan.
3. Mengoptimalkan Keterlibatan Mitra

Kegiatan projek profil memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami
pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari
lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang dimaksud bukan hanya benda-benda mati di sekitar
satuanpendidikan, tetapi juga manusia-manusianya. Melibatkan masyarakat di luar satuan
pendidikan akan sangat memberi makna yang berarti bagi peserta didik-peserta didik. peserta didik-
peserta didik akan cenderung menghasilkan hasil belajar yang lebih berkualitas saat mengetahui
bahwa ada orang lain, selain pendidiknya, yang akan melihat atau merasakan hasil belajar mereka.
SISTEM PENILAIAN
• Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data.

• Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui


pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik
pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
SISTEM PENILAIAN
Tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam Penilaian Projek yaitu:
• Kemampuan Pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola
waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
• Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
• Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek
peserta didik.
Mengolah Asesmen dan Melaporkan Hasil Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
A.Mengoleksi dan Mengolah Hasil Asesmen
1. Dokumentasi Kegiatan Projek Profil
a. Jurnal (pendidik)
Jurnal adalah praktik mendokumentasikan kumpulan pemikiran, pemahaman, dan penjelasan
tentang ide atau konsep secara tertulis dan biasanya dituangkan dalam sebuah buku.
Prinsip-prinsip penyusunan jurnal:
■ Menunjukkan perkembangan. Jurnal berisi catatan yang menunjukkan perkembangan
individu peserta didik
■ Menjadi alat refleksi secara berkala. Jurnal dapat diperiksa dan dimodifikasi secara
berkala.
■ Observasi berkelanjutan. Pendidik melakukan observasi perkembangan kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan.
b. Portofolio (peserta didik)
Portofolio merupakan kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang mencerminkan perkembangan (reflektif-kritis) dalam kurun waktu tertentu. Pada akhir periode,
portofolio menjadi referensi diskusi oleh pendidik bersama dengan peserta didik dan selanjutnya diserahkan kepada
pendidik pada kelas berikutnya dan dilaporkan kepada orang tua sebagai bukti otentik perkembangan peserta didik.
Prinsip-prinsip penyusunan portofolio:
 Dilakukan oleh peserta didik, bukan terhadap peserta didik. peserta didik berperan aktif dalam memilih hasil
kerja yang akan dimasukkan ke dalam portofolio, dengan panduan yang mendorong peserta didik merefleksikan
pembelajarannya.
 Merupakan hasil kerja yang menunjukkan kemampuan anak secara jelas. Hasil karya adalah merupakan hasil
kerja peserta didik yang menunjukkan tujuan kegiatan (kompetensi yang dituju) dan standar yang diharapkan.
 Menjadi alat refleksi secara berkala. Portofolio diperiksa, diganti dan menjadi bahan diskusi yang dilakukan
secara berkala.
 Menunjukkan perkembangan. Portofolio berisi hasil karya yang menunjukkan perkembangan peserta didik.
 Dikerjakan dengan bimbingan. Keterampilan untuk membuat sebuah portofolio tidak terjadi dengan sendirinya,
pendidik perlu membimbing peserta didik dalam melakukan pemilihan hasil karya dan melakukan refleksi.
3. Rubrik
Rubrik merupakan salah satu alat asesmen yang sering dipakai untuk pembelajaran kolaboratif seperti
projek profil. Rubrik dapat dipakai oleh pendidik dan peserta didik untuk mengevaluasi kualitas
kinerja peserta didik secara konsisten, membangun, dan objektif.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat rubrik yang efektif untuk projek profil
 Jumlah kriteria dan tingkatan kualitas performa.
 Deskripsi yang jelas dan dapat dibedakan antar tingkatan.
 Dokumen Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
 Tipe aktivitas. Selain memperhatikan elemen dan sub-elemen projek profil, pembuatan rubrik juga
harus memperhatikan tipe aktivitas dan keterampilan yang bisa dikembangkan dari aktivitas
tersebut.
 Libatkan peserta didik dalam merancang rubrik.
2. Pengolahan Hasil Asesmen
Setelah mengumpulkan dokumentasi belajar peserta didik seiring proses hingga akhir
pembelajaran, tim fasilitator dapat mengolah hasil asesmen tersebut untuk menentukan pencapaian
peserta didik secara menyeluruh. Dalam prosesnya, tim fasilitator dapat mengembangkan beragam
strategi dengan menggunakan bentuk dan instrumen asesmen yang bervariasi.
B. Menyusun Rapor Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
1. Prinsip Rancangan Rapor Projek Profil
Rapor bersifat informatif dalam menyampaikan perkembangan peserta didik, namun tidak
merepotkan pendidik dalam pengerjaannya.
a. Menunjukkan keterpaduan
Rapor terdiri dari hasil penilaian terhadap performa peserta didik dalam projek profil.
b. Tidak menjadi beban administrasi yang berat
Aspirasinya, penulisan rapor akan lebih sederhana, terlebih apabila dibantu teknologi.
c. Kompetensi utuh
Penilaian dalam rapor projek profil memadukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai satu
komponen.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai