Anda di halaman 1dari 5

Polemik Kesultanan Yogya Saat Berakhirnya Era Prancis-Belanda dan Awal

Kekuasaan Inggris (1811-1812)

Oleh :

Alfin Wahyudi
Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin
Universitas PTIQ Jakarta
Email : wahyudialfin58@gmail.com

Abstrak

Dalam rentang waktu 18 bulan sejak kematian Raden Ronggo pada tanggal 17 Desember 1810,
akhirnya kekuasaan Keraton Yogyakarta jatuh ke tangan Inggris pada tanggal 20 Juni 1812 setelah
hampir 57 tahun lamanya sejak pertama kali ditetapkan Mangkubumi sebagai ibukota pada tanggal
6 November 1755. Kekacauan Keraton Yogyakarta dimulai sejak Daendels ingin mengubah
pemerintahan Keraton Yogyakarta dengan memaksa Sultan untuk menyerahkan kekuasaannya
kepada putra mahkota. Hal ini menjadi awal mula terjadi kekacauan-kekacauan didalam
pemerintahan Yogyakarta dari mulai ancaman perang saudara di Yogyakarta kemudian tindakan
balas dendam Sultan kepada pemerintahan Belanda hingga perang antara Keraton Yogyakarta
dengan tentara Inggris yang pada akhirnya dimenangkan oleh tentara Inggris pada tanggal 20 Juni
1812. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai macam konflik dan polemik yang terjadi
didalam Keraton Yogyakarta pada tahun 1811 hingga jatuhnya Keraton Yogyakarta ke tangan
Inggris pada tahun 1812. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kajian
pustaka atau studi literatur. Kemudian dari hasil penelitian ini maka dapat diketahui bahwa
konflik-konflik dan polemik yang banyak terjadi didalam Keraton Yogyakarta ini tidak terlepas
dari campur tangan pemerintahan Belanda dengan segala kepentingan-kepentingan dibaliknya
yang menyebabkan terjadinya banyak kekacauan internal di Keraton Yogyakarta. Maka dapat
disimpulkan bahwa polemik yang terjadi didalam Keraton Yogyakarta dari tahun 1811 hingga
jatuh ke tangan Inggris pada tahun 1812 itu disebabkan oleh campur tangan pemerintahan Belanda
sehingga menimbulkan banyak kekacauan yang akhirnya menyebabkan jatuhnya pemerintahan
Keraton Yogyakarta ke tangan Inggris.

Kata Kunci : Keraton, Konflik, dan Inggris


Pendahuluan sampai jatuhnya Keraton Yogya ke tangan
Inggris.
Pulau Jawa merupakan pulau yang sangat
kental akan sejarah tentang perjuangan rakyat Metode Penelitian
Indonesia dalam melawan penjajahan. Salah
satu cerita sejarah yang terkenal adalah Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan jenis penelitian kepustakaan, karena
tentang perlawanan Pangeran Diponegoro
melawan penjajah di pulau Jawa. Diponegoro semua data diambil dari buku-buku sejarah.
merupakan putra dari Gusti Raden Mas Jenis data yang digunakan adalah data
sekunder dengan menggunakan teknik
Suraja yang menjabat sebagai Sultan
Hamengkubuwana III. Pada sekitar tahun pengolahan data secara deskriptif, artinya
1811 sampai 1812 merupakan tahun dimana penelitian ini lebih fokus pada sumber
sekunder berupa jurnal, buku, dan sumber
awal kehancuran Prancis-Belanda di Daerah
Kraton Yogyakarta dan merupakan tahun lain dari internet yang relevan.
dimana penyerbuan Inggris ke Yogyakarta Hasil Penelitian
dimulai. Ambisi Deandels untuk
menjatuhkan Sultan Sepuh dan Menjadikan Menjelang perang Jawa (1825-1830),
Putra Mahkota sebagai pewaris takhta perjuangan Diponegoro tidak lain adalah
merupakan salah satu cara untuk ia merubah menarik dukungan sosial-politik yang lebih
pemerintahan Keraton Yogya. Hal ini luas daripada sekedar dukungan dari elite
menjadi awal mula pemicu timbulnya banyak keraton. Jalinan hubungan antara Pangeran
kekacauan-kekacauan dan polemik didalam dengan Islam-Jawa dan identitas "nasional"
Pemerintahan Keraton Yogyakarta. Pada Jawa membantu perjuangan Diponegoro
awal tahun 1811 beredar kabar bahwa Sultan dengan cara yang pasti pastinya tidak pernah
Sepuh akan menunjuk putranya yang lebih terlintas dibenak para elite sebelumnya,
muda yakni Mangkudiningrat menjadi seperti Sultan Mangkubumi, Raden Mas Said
pewaris takhta untuk menggantikan Pangeran (Mangkunegoro 1) dan Raden Ronggo.
Wali. Menurut Diponegoro manuver politik Sebelum kematian Raden Ronggo, Daendels
yang dilakukan Sultan merupakan desakan telah mengambil keputusan untuk mengubah
dari kedua istri Sultan yakni Ratu Kencono secara radikal pemerintahan Keraton Yogya
Wulan dan ibunda Mangkudiningrat , selain dengan cara memanggil para Residen
itu hal ini juga digunakan Sultan sebagai alat Belanda dan Patih Keraton-Keraton ke
untuk menekan Pangeran Wali. Setelah itu Semarang untuk memberitahukan
banyak hal terjadi di Keraton Yogya seperti rencananya memaksa Sultan Sepuh turun
runtuhnya Pemerintahan Belanda-Prancis takhta dan menjadikan Putra Mahkota
yang disebabkan oleh invasi Inggris dan sebagai Pangeran Wali. Dalam hal ini
jatuhnya Keraton Yogya ke tangan Inggris Daendels sudah menyiapkan 3.200
pada tahun 1812. Artikel ini bertujuan untuk pasukannya untuk menyerang Keraton
mendeskripsikan bagaimana keadaan Yogya. Kehadiran 3.200 pasukan Daendels
Keraton Yogya pada tahun 1811-1812 saat ke Keraton Yogya memaksa Sultan Sepuh
Pemerintahan Prancis-Belanda berkuasa untuk mengikuti permintaan dari Daendels
dan akhirnya menyerahkan kekuasaan pada bulan Desember. Surat ini ditulis oleh
kepada Putra Mahkota 1 . Dari serangkaian Raffles dari Malaka yang isinya bahwa
kebijakan Daendels, efek yang paling Inggris siap membantu mengakhiri segala
dirasakan oleh penduduk adalah hilangnya sesuatu yang berkaitan dengan rezim Prancis-
hak-hak mereka. Tanah-tanah yang diambil Belanda. Kemudian invasi Inggris pun terjadi
alih pemerintah kolonial, kemudian dengan pendaratan 81 kapal angkut dan
disewakan ke partikelir-partikelir lokal, perang di pantai Batavia Cilincing. Pada
sehingga akhirnya rakyat berubah status pertempuran ini sekitar 500 pasukan Inggris
menjadi buruh tani, buruh industri, maupun tewas dan hampir 20 kali lipat jumlahnya dari
buruh perkebunan. 2 pasukan Belanda dibawah komando Janssens.
Setelah itu Janssens memindahkan pusat
Pada awal pemerintahannya, Pangeran Wali pemerintahan ke Semarang dan menyusun
ingin mencoba membentuk pemerintahannya kembali kekuatan militer nya. Namun pada
sendiri dengan cara menunjuk bupati-bupati akhirnya Belanda menyerah atas Inggris
baru namun hal ini tidak memungkinkan setelah mundur ke Benteng Belanda 'De
karena permintaan pejabat tinggi yang tidak Hersteller. Akibat runtuhnya pemerintahan
bisa disanggupi oleh Pangeran Wali. Prancis-Belanda, Jawa Tengah bagian
Sementara itu manuver politik dilakukan oleh Selatan mengalami banyak kekacauan.
Sultan Sepuh dengan menjadikan Banyak gerombolan perampok yang
Mangkudiningrat sebagai pewaris takhta nya bertindak atas perintah rajanya merampasi
atas dasar desakan dari kedua istrinya dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.3
juga sebagai alat untuk menekan Pangeran
Wali. Saat keadaan Keraton semakin genting Kemudian pada tanggal 14 November
akibat perang saudara dan ancaman invasi menurut sumber yang penulis dapat dari situs
Inggris, pada pukul 07:00 pagi tanggal 27 Kebudayaan.Jogjakarta.go.id. menjelaskan
Februari 1811 datang kabar ke Yogya tentang bahwa Raffles mengutus John Crawfurd dan
proklamasi aneksasi Belanda oleh Prancis. Pangeran Notokusumo untul berdiplomasi
Bendera Belanda kemudian diturunkan dan dengan Sultan Hamengkubuwono II. Jalan
diganti dengan bendera triwarna Prancis diplomasi ini menemui titik buntu dan
dikerek naik dengan 40 kali tembakan berakhir dengan upaya penaklukan
meriam dari Benteng Vredeburg sebagai Kesultanan Yogyakarta. Raffles
tanda penghormatan. mempersiapkan pasukan unttuk
menggempur dan menundukan Kasultanan
Kemudian gelagat perubahan politik terlihat Yogyakarta. Kasultanan saat itu sedang
dengan adanya surat-surat berbahasa Melayu dilanda konflik keluarga yang memperlemah
yang ditujukan kepada Raja-Raja Nusantara pertahanan kasultanan. Hal ini dimanfaatkan

1Peter Carry. 2014.”Takdir Riwayat Pangeran 3Peter Carrey. 2014. “Takdir Riwayat Pangeran
Diponegoro". Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara Diponegoro". Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara

2Admin Kratonjogja. Id, " Geger Sepehi", Juni 19 2018,


https://www.kratonjogja.id/ragam/11-geger-sepehi/
oleh Raffles untuk menyerang Yogyakarta Pelengseran dan pembuangan Sultan
pada 18-20 Juni 1812, yang sering disebut Hamengkubuwono II Ke Penang Malaya,
sebagai Geger Sepoy karena kebanyakan dan pengankatan Sultan Baru merupakan
pasukan Inggris dari Brigade Sepoy. Brigade bukti yang paling kentara. Suksesi
ini adalah tentara yang direkrut dari warga jumenengan yang biasanya dilakukan sesuai
India yang sudah terlebih dahulu dijajah oleh adat istiadat keraton berubah menjadi sesuai
Inggris. keinginan Kolonial Inggris dengan
pelantikan yang dilakukan di Loji Residen
Peristiwa Geger Sepoy dimulai dengan dan menyejajarkan pemimpin kolonial
perencanaan yang matang. Pasukan yang Inggris, Raffles, dengan sang sultan baru.
dipimpin Inggris terdiri dari pasukan
kerajaan Eropa dan pasukan Sepoy sebanyak Geger sepoy berdampak besar terhadap
1200 orang, pasukan Surakarta, Legiun keberlangsungan pemerintahan di
Mangkunegaran sebanyak 800 orang, serta Yogyakarta. Banyak kebijakan-kebijakan
dukungan dari Pangeran Notokusumo dan menguntungkan yang dibuat oleh Inggris
Tan Jin Sing. Artileri Inggris mulai menyulut setelah berhasil menangkap dan menguasai
meriam mereka padaa 18 Juni 1812 setelah Sultan Hamengkubuwono II. Kebijakan
diplomasi terakhir gagal dan dibalas dengan pertama yang dilakukan Inggris adalah
meriam pasukan sutabel keraton. Selama dua mengangkat Adipati Anom Surojo sebagai
hari, peperangan terjadi di luar benteng Sultan Hamengkubuwono III yang dipaksa
Baluwerti keraton dan juga saling tembak tunduk kepada pemerintah Gubernurmen
meriam dan artileri lainnya. Kemudian pada Inggris. Kedua, Inggris mengangkat
subuh dini hari 20 Juni 1812,psukan Inggris Pangeran Notokusumo sebagai pemimpin
keluar secara diam-diam untuk mendekati kepangeranan yang merdeka bernama
regol dan lini belakang pertahanan keraton. Kadipaten Pakualaman dan dia bergelar
Pertahanan Kraton Yogyakarta jebol dan Adipati Pakualaman I. Ketiga, Inggris juga
pasukan masuk melalui Plengkung mengangkat Adipati Anom Ibnu Jarot
Tarunasura, Nirbaya, dan Alun-Alun Utara. sebagai Sulan Hamengkubuwono IV
Sultan Hamengkubuwono II ditangkap menggantikan ayahnya yang meningggal
beserta para paneran yang masih tersisa. pada tahun 1814. Peristiwa Geger Sepoy ini
Keraton Yogyakarta berhasil diduduki dan telah menguras banyak harta kekayaan
terjadi penjarahan besar-besaran terhadap Keraton baik materi maupun keilmuan,
harta-harta dan kekayaan intelektual yang seluruh naskah sejarah yang ada di Keraton
ada di dalamnya. Serangan yang berlangsung dibawa oleh Raffles ke Inggris yang sekarang
tiga hari tersebut mengubah hampir seluruh disimpan di British Library. Demikianlah
tatanan lama Kasultanan Yogyakarta. Keraton Yogya akhirnya jatuh ke tangan
Inggris setelah 57 tahun ditetapkan sebagai Daftar Pustaka
ibukota oleh Mangkubumi pada 6 Oktober
Carrey, Peter. 2014. “Takdir Riwayat
1755 .4
Pangeran Diponegoro". Jakarta: PT.
Kesimpulan Kompas Media Nusantara.
Admin Kratonjogja. Id, " Geger Sepehi",
Runtuhnya pemerintahan Prancis-Belanda Juni 19 2018,
dan kedatangan Inggris ke Keraton Yogya https://www.kratonjogja.id/ragam/11-
banyak menyebabkan terjadinya kekacauan- geger- sepehi/
kekacauan didalam pemerintahan Keraton Dinas Kebudayaan, " Geger Sepoy",
Yogya. Hal ini terjadi akibat campur tangan Agustus 12, 2021,
penjajah untuk mengambil alih pemerintahan https://kebudayaan.jogjakota.go.id/page
Keraton Yogya.
/index/geger-sepoy.

4Dinas Kebudayaan, " Geger Sepoy", Agustus 12, 2021,


https://kebudayaan.jogjakota.go.id/page/index/geger-sepoy.

Anda mungkin juga menyukai