Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MERESUM

DALAM BUKU YANG BERJUDUL: SEJARAH INDONESIA MODERN


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia
Masa Kolonial

Dosen Pengampu : Dra. Carolina Saanti Muji Utami, M. Hum.

Disusun oleh :
Nafaul Muzarodikoh (3101417074)

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2018
BAGIAN III

PEMBENTUKAN NEGARA JAJAHAN

Bab 10

JAWA 1792 – 1830

Pada terakhid abad XVIII kerajaan Surakarta dan Yogyakarta menghadapi banyak
masalah namun keduanya lebih merdeka dari tekanan Eropa dibanding kerajaan Jawa yang
lain. Golongan elite masih tetap berkuasa, dan khususnya di Yogyakarta telah diselesaikan.
Namun terjadi konflik-konflik internal ketika ancaman orang-orang Eropa muncul lagi secara
tiba yang mengakibatkan krisis bagi Yogyakarta. Sehingga kemerdekaan Jawa hancur dan
mulailah penjajahan yang sebernarnya di Jawa. Perdamaian terjadi pada pada tahun 1750-an.
Yogyakarta merupakan kerajaan yang kuat, Sultan Hamengkubuwana II memiliki prajurit
regular professional dan kemungkinan mampu mengumpulkan pasukan yang dihimpun dari
negeri-negeri taklukannya. Berbeda dengan Belanda yang sebagian besar pasukannya berusia
sangat muda dan terlalu tua. Tetapi, kedua kerajaan Jawa terdapat masalah-masalah intern.
Pakubuwana IV dari Surakarta (1788-1820) ingin membalas dendam atas penghinaan yang
diderita pada tahun 1790. Selama Perang Inggris IV (1780-1784) VOC di Indonesia semakin
terpecah dengan negari Belanda. Pada bulan Desember 1794- Januari 1795 Prancis
menyerang negeri Belanda dan membentuk pemerintahan boneka Prancis. Pada tahun 1796
Heeren XVII dibubarkan dan diganti oleh suatu komite baru. Sesudah itu VOC resmi
dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1800. Indonesia hanya mengalami perubahan kecil sebab
pemegang jabatannya masih sama dan mengikuti cara-cara lama. Pada tahun 1792 hubungan
Belanda dan Jawa stabil. Residen Belanda bertugas sebagai duta bukan penguasa penjajah.
Militer Yogyakarta terancam oleh pemerintahan Hamengkubuwana II yang merusak mufakat
golongan elit yang penting bagi kekuatan dan stabilitas. Setalah Hamengkubuwana I
meninggal, Hamengkubawana II mengganti semua penasehat dan pejabat, termasuk patih
Danureja I dengan Danureja II. Pakubawana IV maupun Adipati Arya Mangkunegara II
berusaha mengucilkan Yogyakarta dan meminta kepada Belanda untuk berbalik menyerang
sultan. Pada tahun 1808, pemerintahan Deandels, Mangkunegara II membentuk ‘Legiun
Mangkunegara’ yang terdiri dari prajuritnya sendiri dengan bantuan keuangan Belanda.
Pakubuwana IV juga berusaha mengambil hati Belanda tujuannya untuk menghancurkan
Yogyakarta. Sedangkan hubungan Hamengkubawana II dengan Belanda memburuk. pada
tahun 1808 mulai terjalin hubungan baru Jawa-Eropa sehingga stabilitas kekuasaan Eropa
semakin besar. Napoleon Bonaparte mengangkat adiknya Louis Napoleon sebagai penguasa
Belanda pada tahun 1806. Pada tahun 1808 Louis mengirim Marsekal Herman Willem
Deandels ke Batavia untuk menjadi Gubernur Jendral (1808-1811) tujuannya untuk
memperkuat pertahanan Jawa sebagai basis melawan Inggris. Deandels memperlakukan
penguasa Jawa Tengah seperti raja-raja taklukan Batavia sesuai dengan perjanjian 1749. Pada
tahun 1810 kepala pemerintahan sultan wilayah luar, Raden Rangga melakukan
pemberontakan terhadap pemerintahan Eropa yang menyebabkan keluarnya ultimatum oleh
Deandels yang ditujukan kepada Hamengkubuwana II. Bulan Desember 1810 Deandels
memaksa Hamengkubawana II turun tahta dan menyerahkannya kepada Hamengkubuwana
III. Pada bulan Januari 1811 Deandels memaksakan perjanjian baru, yang menggabungkan
banyak daerah ke dalam wilayah pemerintahan Belanda, termasuk Surakarta maupun
Yogyakarta. Deandels menhapuskan pemberian insentif financial bagi istana Jawa, kemudian
dia mengasingkan Natakusuma dan Natadiningrat di penjara Cirebon sebab dianggap terlibat
dalam pemberontakan Rangga. Pada tahun 1795 Willem V dari Belanda lolos dari pasukan
Prancis melarikan diri ke Inggris dan mengeluarkan surat Kew yang memerintahkan pejabat
jajahan Belanda menyerahkan wilayah mereka kepada Inggris agar tidak jatuh ke tangan
Prancis. Inggris menduduki Padang dan Malaka pada tahun1795, dan Ambon pada tahun
1796. Pada bulan Mei 1811 Deandels digantikan oleh Jan Willem Janssens yang telah
menyerahkan Tanjung Harapan kepada Inggris pada tahun 1806. Inggris muncul di Batavia
pada tanggal 4 Agustus 1811 dan tanggal 26 Agustus kota sekitar jatuh kepada Inggris.
Janssens menyerah di dekat Salatiga pada tanggal 18 September. Sedangkan
Hamengkubuwana II memanfaatkan kekecauan ini dengan merebut kembali tahtanya.
Thomas Stamford Raffles diangkat sebagai Letnan Gubernur Jawa. Pada bulan November
1811 John Crawfurdtiba di Yogyakarta sebagai residen. Natakusuma keluar dari penjara dan
memihak kepada Inggris. Secara diam-diam Pakubawana IV mendukung Hamengkubuwana
II melakukan perlawanan terhadap Eropa tujuannya mendorong supaya sultan menjadi berani
sehingga akan menyebabkan hancurnya kesultanan hancur di tangan Eropa. Kemudian
Inggris mengadakan perundingan dengan Hamengkubuwana III dan Natakusuma untuk
menghancurkan Yogyakarta. Pada bulan Juni 1812 prajurit Eropa dan Sepoy India berhasil
merebut istana Yogyakarta dan Hamengkubuwana II dibuang ke Penang. Kedudukannya
digantikan oleh Hamengkubuwana III dan Natakusuma diberi gelar pangeran Pakualam I
(1813-1829). Pada tahun 1814 Pakubuwana IV bersengkokol dengan prajurit Sepoy India
untuk menghancurkan pemerintahan Eropa dan Yogyakarta dan hal ini terbongkar. Pada
tahun 1816 Jawa dan pos-pos Indonesia lainnya dikembalikan kepada pihak Belanda. Dari
tahun 1812 orang-orang Eropa masih ikut campur dalam urusan Istana dan Cina menyewa
tanah untuk perkebunan. Pangeran Dipanegara (1785-1855) muncul, anak tertua
Hamengkubuwana III. Pemberontakan-pemberontakan kecil mulai terjadi pada tahun 1820-
an. Pada tahun 1822 Hamengkubawana IV wafat. Pada tahun 1823 Gubernur Jendral
G.A.G.Ph. van der Capellen mengakhiri penyelewengan penyewaan tanah swasta di Jawa
yang mengakibatkan bangasawan melakukan pemberontakan. Bentrok terjadi di Tegalreja
antara Dipanegara dengan patih Danureja pada bulan Mei 1825 ketika patok-patok jalan raya
Tegalreja dipancangkan. Pada tanggal 20 juli Belanda ingin menangkap Dipanegara, tetapi
Diponegara berhasil lolos. Diponegara mengalami kekalahan besar pada bulan Oktober 1826
akibat serangan Surakarta. Pada bulan Agustus 1826 Belanda memulangkan
Hamengkubuwana II dari pengasingan dan mengakatnya sebagai raja Yogyakarta dengan
tujuan mengurangi pemberontakan namun hal ini gagal. Pada tahun 1827 Belanda
menerapkan benteng stelsel (sistem benteng). Pada bulan April Kyai Maja ditangkap, pada
bulan Seeptember Mangkubumi dan Sentot menyerah. Akhirnya, pada bulan Maret 1830
Diponegara bersedia melakukan perundingan di Magelang, kemudian dia ditawan. Belanda
mengasingkannya ke Manado dan Makasar sampai wafat. Pakubuwana VI diasingkan
Belanda ke Ambon sampai wafat pada tahun 1849. Pada tahun 1830 hampir semua
bangsawan memihak Belanda dan kalangan bangsawan kehilangan kesempatan untuk bebas
menguasai lingkungannya.
BAB 11

JAWA, 1830-1900

Pada tahun 1830 pulau Jawa mulai masa penjajahan yang sebenarnya. Belanda
mampu mengekploitasi dan menguasai seluruh pulau Jawa. Keuntungan yang didapat tidak
hanya biaya administrasi di Jawa tetapi juga untuk mendukung keuangan di Belanda yang
memburuk. Pada tahun 1829 Johannes van den Bosch (1780-1844) menyapaikan usulannya
mengenai cultuulstelsel (sistem penanaman) kepada raja Belanda yang kemudian disetujui
raja dan pada bulan Januari 1830 van den Bosch tiba di Jawa Sebagai Gubernur Jendral baru.
Rencana van den Bosch addalah setiap desa harus menyesihkan sebagian tanahnya untuk
ditanami komoditi ekspor. Cultuurstelsel ini mirip dengan sistem penyerahan wajib yang
dijalankan VOC. Perdagangan swasta di bidang komoditi pertanian pemerintah semakin
meningkat, dan transaksi-transaksi yang curang berkembang di kalangan pejabat pribumi,
orang Belanda dan pengusaha Cina. Pemerintah Batavia tidak mampu memantau dan
mengawasi pelaksanaan pemerintahan kecuali dengan cara umum. Selama abad XIX jumlah
penduduk Jawa menunjukkan peningkatan yang dimulai pada abad XVIII. Bangsawan yang
tunduk pada kekuasaan Belanda perlahan-lahan meninggalkan kedudukan mereka sebagai
pemimpin. Akibat cultuurstelsel Belanda mencapai keuntungan yang besar. Sejak tahun 1831
anggaran belanja colonial Indonesia sudah seimbang dan hutang VOC dilunasi. Jawa mampu
menghasilkan surplus yang digunakan untuk menopang pemerintahan penjajahan Belanda di
Jawa. Pada tahun 1840 cultuurstelsel menghadapi banyak masalah. Pada tahun 1848 pertama
kalinya konstitusi liberal memberikan parlemen Belanda (staten General) peranan yang
berpengaruh dalam urusan penjajahan. Mereka mendesak diadakannya suatu pembaharuan
liberal. Hasil perdebatan politik di Belanda adalah dihapuskannya cultuurstelsel sedikit demi
sedikit. Undang-undang Agraria tahun 1870 membuka Jawa bagi perusahaan swasta. Hanya
orang Indonesia yang dapat memiliki tanah, tetapi orang asing diperkenankan menyewa.
Pembukaan Terusan Suez pada tahun 1869 dan perkembangan pelayaran yang mendorong
perkembangan swasta dengan semakin membaiknya sistem penghubung dengan Eropa. Pada
tahun 1904 penyewaan hak menjual candu dihapuskan dan persewaan penggadaian bertahap
sesudahnya. Pada tahun 1842 lima orang pangeran muda Surakarta menimbulkan karusuhan,
tetapi mereka ditangkap. Di Yogyakarta pada tahun 1883 sebuah pemberontakan untuk
kepentingan seorang pangeran yang bernama Suryengalaga yang mencemaskan Belanda dan
kerajaan Yogyakarta, tetapi hal ini dapat segera ditumpas. Karena tidak adanya peluang atau
hasrat untuk menjalankan politik, kalangan elit kerajaan beralih ke bidang budaya. Para
pengganti Pakubuwana V juga pendukung kegiatan sastra. Tetapi kegiatan budaya sesudah
tahun 1830 tidak menimbulkan banyak pembaruan. Mangkunegara berhasil menyesuaikan
diri pada masa kekuasaan Belanda dan mengembangkan perusahaan perkebunan secara luas.
Dia menerapkan teknik-teknik pengolahan dan eksploitasi Eropa serta keuntungannya
ditanamkan kembali di daerah kukuasaannya. Selama pelaksanaan cultuurstelsel para bupati
dan kalangan elite pemerintahan memperoleh banyak keuntungan. Pada tahun1882 semua
pejabat pribumi kehilangan hak mendapat pelayanan pribadi dan dalam waktu dua puluh
tahun kemudian banyak bentuk tenaga kerja paksa dihapuskan. Hoofdenscholen didirikan
mulai tahun 1878 untuk anak kalangan elite atas dan pada tahun 1893 bersifat kejuruan.
Pelayanan vaksinasi telah dimulai secara kecil-kecilan pada tahun 1811, dan pada tahun 1851
sekolah Dokter Jawa didirikan di Weltevreden. Pada tahun 1875 kursus mantra cacar
diperbarui. Gerakan-gerakan kebangkitan yang bersifat keagamaan memaikankan peranan
penting pada abad XX. Pada tahun 1900 Jawa berada dalam keadaan peralihan.
BAB 12

DAERAH-DAERAH LUAR JAWA, 1800-1910

Sampai sekitar tahun 1910 sebagian besar wilayah Indonesia jatuh di bawah
kekuasaan Belanda. Sejak tahun 1840 dan seterusnya keterlibatan Belanda di seluruh wilayah
luar Jawa semakin meningkat. Di pulau-pulau luar Jawa perluasan kekuasaan Belanda pada
abad XIX melambangkan pembentukan kerajaan baru. Madura mempunyai keterlibatan
dengan Belanda karena keterlibatan orang-orang Madura di Jawa mulai abad XVII dan
seterusnya. Madura Timur diserahkan kepada VOC pad tahun 1705 dan Barat pada tahun
1745. Pada abda XIX Madura mempunyai nilai ekonomi yang lebih besar sebagai pemasok
utama garam. Pada tahun 1817 seluruh pulau Madura menjadi satu keresidenan dan pada
tahun 1828 pulau dijadikan bagian dari keresidenna Surabaya selanjutnya Jawa dan Madura
dianggap satu kesatuan administrasi. Belanda menghadapi prajurit-prajurit Bali di Jawa pada
abad XVIII. Pada akhir tahun 1840 ada dua faktor yang menyebabkan Bali harus ditempatkan
di bawah pengaruh Belanda, yaitu perampokan dan perampasan yang dilakukan oleh orang-
orang Bali sebab adanya kemungkinan kekuatan Eropa lain. Pada tahun 1841 Belanda
berhasil dan membujuk raja-raja Badung, Klungkung, Karangasem, dan Buleleng untuk
menandatangi perjanjian yang mengakui kedaulatan pemerintahan kolonial Belanda, dengan
tujuan menciptakan dasar hukum menutup Bali dari kekuata-kekuatan Barat. Belanda
memasukkan penafsiran yang lebih luas atas penyerahan kedaulatan yang menyebabkan Raja
Buleleng dan Raja Karangasem pada tahun 1844 menolak meratifikasi persetujuan tersebut.
Pada akhir tahun 1845 keduanya bersekutu untuk menaklukan negara-negara Bali lainnya.
Raja Klungkung diam-diam mendukung usaha tersebut. Belanda menyerang lagi pada tahun
1848 namun gagal menembus benteng pertahanan Bali. Pada tahun 1849 mereka menyerang
lagi berhasil mengalahkan tentara Bali. Pada tahun 1882 Bali dan Lombok dijadikan satu
keresidenan Hindia Belanda dan Bali Utara diletakkan dibawah kekuasaan Belanda. Pada
sekitar tahun 1900 negara-negara tersebut menjadi wilayah-wilayah jajahan Belanda, Raja
Gianyar menyerahkan wilayahnya kepada pemerintah colonial untuk melindungi kerajaannya
dari Bangli, Klungkung dan Badung. Pada tahun 1904 Belanda menyerang Bali. Karangasem,
Klungkung, Bangli, dan Gianyar dipaksa untuk menerima kekuasaan Belanda. Pada tahun
1908 Raja Klungkung memimpin sebuah pemberontakan namun tewas, sehingga berakhir
kemerdekaan Bali. Lombok sudah ditaklukan sebelum kemerdekaan Bali hancur. Pada tahun
1843 Raja Bali di Lombok menerima kedaulatan Belanda. Belanda melakuakn blockade
namun tidak efektif sehingga mereka melakukan penyerangan pada tahun 1894. Lombok
berhasil diletakkan di bawah kekuasaan Belanda secara efektif pada dasawarsa abad XX.
Nusa Tenggara lainnya juga tunduk di bawah kekuasaan Beland antara tahun 1905-1907.
Tetapi Portugis masih menguasai Timor Timur. Pada tahun 1814 dan 1816 Bone dan negara-
negara Sulawesi Selatan menyerang Inggris namun kalah. Belanda kembali pada tahun 1816.
Penguasa Sulawesi Selatan berpendapat bahwa hubungan mereka dengan Belanda sudah
berakhir karena menyerahnya Belanda kepada Inggris pada tahun 1811 dan perjanjian
Bungaya (1667) tidak lagi mempunyai kekuatan hukum. Ratu Bone merebut wilayah-wilayah
yang dikuasai Belanda. Pada tahun 1825 pasukan Belanda dan pasukan Makasar dari Gowa
berhasil mengalahkan Bone. Kemudian Bone memperbaharui perjanjian Bungaya pada tahun
1838. Pada tahun 1905 Belanda memperluas kekuasaan ke Toraja di Sulawesi Tengah.
Belanda kembali berkuasa 1817. Seorang prajurit Ambo melakukan pemberontakan di
Saparua dan berhasil merebut benteng Belanda. Kemudian Belanda mengirim bala bantuan
dari Batavia dan berhasil merebut Ambon. Irian sebenarnya baru berada di bawah kedudukan
Belanda secara permanen setelah tahun 1898. Setalah tahun 1882 Aru dan Tanibar
ditempatkan di bawah pemerintahan Belada secara tetap. Pada akhri tahun 1820-an dan 1830-
an pihak Belanda telah menandatangani perjanjian dengan Pontianak, Mempawas, Sambas,
dan negeri-negeri kecil lainnya. Pada tahun 1817 Sultan Banjarmasin menyerahkan beberapa
daerah kepada pemerintah Belanda dan tahun 1826 daerah pesisir Banjarmasin lainnya
diserahkan kepada pemerintahan colonial. Pada tahun 1840-an dan 1850-an Belanda
melakukan campur tangan di beberapa wilayah Kalimantan dan mengatur hubungan dengan
perjanjian baru. Pada tahun 1860 Belanda menyatakan bahwa kesultanan dihapuskan dan
mengumumkan kekuasaan colonial. Di Sumatera Selatan kesultanan Palembang sudah sejak
lama mempunyai hubungan dengan Belanda. Pada tahun 1812 Inggris menyerang
Palembang. Pada tahun 1818 suatu ekspedisi dikirim ke Palembang, namun tidak dapat
mengakhiri kemerdekaan Palembang. Kemudian 1819 dikirim lagi namun dikalahkan
Badarudin. Pada tahun 1821 Belanda mengirim pasukan lebih besar dan berhasil, sehingga
pada tahun 1823 Belanda menempatkan Palembang di bawah kekuasaannya. Jambi telah
menjalin hubungan dengan VOC sejak abad XVII. Belanda mulai melibatkan diri pada tahun
1833 ketika Sultan Muhammad Fakhrudin meminta dan mendapat bantuan Belanda. Belanda
memanfaatkan kesempatan ini untuk memaksa Sultan menandatangani perjanian yang
mengakui kedaualatan Belanda (1834). Pada tahun 1858 Ratu Taha Saifudin tidak mau
menandatangani perjanjian dan menyebabkan Belanda melakukan penyerangan. Pada tahun
1899 Sultan Ahmad Zainuddin mengundurkan diri, sehingga Residen Belanda di serahi
kekuasaaan atas Jambi pad atahun 1901. Pada tahun 1815 sebagai besar keluarga kerajaan
Minangkabau terbunuh di tanah Datar, tetapi kemenangan kaum Padri terancam oleh
kembalinya Belanda ke Padang pada tahun 1819. Pada bulan Februari 1821 mereka
menandatangani perjanjian penyerahan Minangkabau dan serangan Belanda terhadap kaum
Padri dilakukan sesudah perang Padri (1821-1838). Perang Padri berakhir dengan
kemenangan pihak penjajah yang terakhir di Daludalu pada akhir tahun 1838. Kemajuan
pihak Belanda di Sumatera terus maju sampai di perbatasan Aceh. Pada tahun 1872 terjadi
Perang Batak yang berakhir dengan kemenangan pihak Belanda dan sekutu, tetapi
perlawanan Batak dapat ditumpas pada tahun 1895. Ruang lingkup Inggris mencakup
Semenanjung Malayu dan ruang lingkup Belanda mencakup Sumatera. Pada tahun 1842-
1844 Belanda meninggalkan pos-pos di pantai timur di sebelah utara Palembang dan
membatalkan perundingan-perundingan perjanjian Siak. Pada tahun1857 perundingan Siak
dimulai lagi dan menghasilkan suatu perjanjian yang menetapkan Siak sebagai wilayah
Belanda. Perjanjian Sumatra antara Inggris dan Belanda pada bulan November 1871, Belanda
menyerahkan Pantai Emas di Afrika kepada Inggris, dan Belanda diberi kebebasan mutlak di
Sumatera atas persetujuan Inggris. Kekuasaan Belanda di Nusantara bagian barat
disempurnakan dengan penduduk militer atas Kepulauan Mentawai dari sekitar tahun 1905.
BAGIAN IV

MUNCULNYA KONSEPSI INDONESIA

1900-1942

BAB 13

ZAMAN PENJAJAHAN BARU

Pada permulaan abad XX, kebijakan Belanda mengalami perubahan dengan


selesainya upaya-upaya penaklukan, eksploitasi terhadap Indonesia berkurang dengan
pernyataan keprihatinan atas kesejahteraan bangsa Indonesia. Kandungan minyak bumi di
daerah Langkat, Sumatera Utara, sudah diketahui sejak tahun 1860-an. Pada tahun 1890
Zijlker mendirikan Koninklijke Nederlandsche Maatchappij tot Exploitatie van Petroleum-
bronnen in Nederlansch-Indie (Perusahaan Kerajaan Belanda bagi Exksploitasi Sumber-
sumber Minyak Bumi di Hindia-Belanda). Pada tahun 1900 de Koninklijke mengekspor
minyak bumi ke Asia. Pada tahun 1897 di London didirikan suatu perusahaan dengan modal
Inggris, yaitu Shell Transport and Trading Company (Perusahaan Pengangkutan dan
Perdagangan Shell). Pada tahun 1907 Shell dan de Kononklijke bergabung menjadi
perusahaan multinasional minyak. Produk lainnya adalah karet yang ditanam diperkebunan
di Jawa Barat dan pesisir timur Sumatera mulai tahun 1864 dan mulai diekspor pada tahun
1912. Belanda meningkatkan produksi bahan pangan dengan jalan mengadakan percobaan
dengan bibit-bibit baru. Penduduk Jawa meningkat sampai berlebihan secara serius,
sementara daerah-daerah luar Jawa masih banyak daerah yang luas yang jarang penduduknya
atau tidak berpenduduk sama sekali. Bergesernya kegiatan ekonomi ke daerah-daerah luar
Jawa menimbulkan kesulitan yang besar dalam kebijakan pemerintah. Peratuaran Desa tahun
1906 dan praktek-praktek pihak Belanda selanjutnya bertujuan untuk meningkatkan peran
serta rakyat secara demokratis dalam urusan-urusan desa, untuk meningkatkan kepaduan
sosial. Pada tahun 1900 tiga hoofdenscholen disusun kembali menjadi sekolah-sekolah yang
nyata untuk menghasilkan pegawai-pegawai pemerintahan. Perluasan kesempatan pendidikan
bagi kaum wanita Jawa kalangan atas. Sekolah kejuruan pemerintahan yang pertama
didirikan di Batavia, Semarang dan Surabaya pada tahun 1909. Perbaikan-perbaikan
pendidikan yang paling berarti adalah dalam sistem sekolah dasar yang dibuka untuk orang-
orang Indonesia sejak tahun 1892-1893. Pendidikan tingkat universitas yang tidak
memandang ras, dibuka di Indonesia pada tahun 1920 dengan dibukanya Technische
Hoogeschool (Sekolah Tinggi Teknik) di Bandung. Pada tahun 1924 sebuah
Rechtshoogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) dibuka di Batavia pada tahun 1927. Pada tahun
1915 didirikan Inlandsche Vervolgscholen (Sekolah Lanjutan Pribumi) untuk membawa para
murid kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pada tahun 1908 sekolah Kelas Dua menjadi
Standaar-scholen (Sekolah Standar) diperuntukkan untuk mereka yang menggeluti
perdagangan. Pada tahun 1921 dibuka Schakelschool (Sekolah Sambungan) yang pertama.
Desntraslisaisi dan peningkatan peran serta orang-orang Indonesia dalam pemrintahan adalah
pembentukan Volksraad (Dewan Rakyat. Kakayaan Indonesia dimanfaatkan untuk
kepentingan perusahaan-perusahaan asing, sedangkan indutri-industri pribumi tidak
dikembangakan. Pertumbuhan ekonomi yang penting berlangsung di daerah-daerah luar
Jawa, padahal masalah-masalah kesejahteraan yang tersulit muncul di Jawa.
BAB 14

LANGKAH-LANGKAH PERTAMA MENUJU KEBANGKITAN NASIONAL

1900-1927

Kunci perkembangan pada masa ini adalah munculnya ide-ide baru mengenai
organisasi dan dikenalnya definisi-definisi baru yang lebih canggih tentang identitas. Ide baru
tentang organisasi meliputi bentuk-bentuk kepemimpinan yang baru. Pada tahun 1927 telah
terbentuk suatu jenis kepemimpinan Indonesia yang baru dan suatu kesadaran diri yang baru,
tetapi dengan pengorbanan yang sangat besar. Dr. Wahidin Soedirohoesodo (1857-1917)
adalah pembangkit semnagat organisasi yang pertama. Dia membentuk suatu organisasi
pelajar, dan pada bulan Mei 1908 diselenggarakan suatu pertemuan yang melahirkan Budi
Utomo. Organisasi merupakan suatu lembaga yang mengutamakan kebudayaan dan
pendidikan. Bulan Desember 1909 organisasi tersebut dinyatakan sebagai organisasi yang
sah. Pada tahun 1909 Tirtoadisurjo mendirikan organisasi Sarekat Dagang Islamiyang di
Batavia dan Buitenzorg (Bogor) pada tahun 1911, keduanya bertujuan untuk membantu
pedagang-pedagang bangsa Indonesia menghadapi saingan orang-orang Cina. Pada tahun
1912 berubah menjdai Sarekat Islam (SI). Pada masa sesudah sekitar tahun 1909 diseluruh
Indonesia banyak bermunculan oragnisasi-organisasi baru dikalangan elit terpelajar, yang
sebagian besar didasarkan pada identitas-identitas kesukuan. Pada tahun 1909 Sekolah Islam
Modern pertama dibuka di Padang. Pendidikan kaum wanita Islam dimulai pada tahun 1915
ketika Sekolah Diniyah dibuka di Padangpanjang. Organisasi Islam Modern yang paling
penting di Indonesia berdiri di Yogyakarta pada tahun 1912. Kyai Haji Ahmad Dahlan (1868-
1923) mendirikan Muhammadiyah. Organisasi ini diperkenalkan di Minangkabau oleh Haji
Rasul pada tahun 1925. Pada tahun 1911 suatu partai politik yang bernama Indische Partij
(Partai Hindia) dirikan oelh seorang Indo-Eropa yang radikal bernama E.F.E Douwes
Dekker. Pada tahun 1914 H.J.F.M. Sneevliet mendirikan Indische cial-Democratische
Vereniging (Perserikatan Sosial Demokrat ) di Surabaya. Pernag Dunia I (1914-1918)
menandai dimulainya zaman kegiatan politik yang bergejolak di Indonesia. Pada bulan
November 1918 gairah politik masa Perang Dunia I mencapai puncaknya ketika tampak
bahwa revolusi sosial democrat di Jerman seolah akan meluap ke Belanda. Selama tahun
1918 dan 1919 pemerintah membubarkan dewan-dewan tersebut. Pada bulan Mei tahun 1920
organisai ISDV berganti nama menjadi Perserikatan Komunis di Hindia dan pada tahun 1924
berganti nama lagi menjadi Partai Komunis Indonesia. pada tahun 1918 para pemimpin
agama tradisional dan kaum adat semakin mempererat kerja sama dalam menentang Islam
Modern. Pada tahun 1919 Sumatera Thawalib (Oraganisasi Umum Kaum Pelajar Sumatera)
didirikan untuk para pelajar di sekolah-sekolah Islam Modern dan pada tahun 1922 meraka
sudah banyak terlihat dalam kegiata-kegiatan politik. Pada tahun 1923 sekelompok pedagang
mendirikan Persatuan Islam di Bandung. Pada tahun 1924 seorang Tamil kelahiran Singapura
bernama A. Hasan bergabung dnegan organisasi tersebut. Pada tahun 1926 mendirikan
organisasi tersendiri yang bernama Permufakatan Islam. Pada tahun 1926 Kyai Hasyim
Asjari (1871-1947) mendirikan Nadlotul Ulam (Kebangkitan Para Ulama, NU) untuk
mempertahankan kepentingan kaum muslimin tradisional. Pemberontakan PKI terjadi di
Banten, Batavia, dan Priangan pada malam hari tangal 12 November 1926. Di Batavia
pemberontakan dapat ditumpas pada hari berikutnya, sedangkan di Banten dan Priangan pada
bulan bulan Desember. Pada tanggal 1 januari 1927 pemeberontakan terjadi di Sumatera.
Tahapan pertama kebangkitan nasional berakhir ketika goncangan yang ditimbulkan PKI.
BAB 15

LANGKAH MELUNAK, 1927-1942

Antara tahun 1927 dan runtuhnya negara jajahan Belanda oleh Jepang pada tahun
1942. Di antara beberapa pemimpin yang tampil sesudah hancurnya PKI, perhatian utama
tertuju, Soekarna (1901-1970). Pada bulan November 1925, Soekarno membantu mendirikan
Algemeene Studieclub (Klub Pelajar Umum) di kalangan mahasiswa. Organisasi ini diilhami
oleh Studieclub yang dirikan di Surabaya pada tahun 1924 oleh dr. Sutomo (1888-1938),
salah satu pendiri Budi Utomo. Poada tanggal 4 Juli 1927 Sukarno dan Algemeene
Studieclub memprakarsai pembentukan sebuah partai politik baru, Perserikatan Nasional
Indonesia. Pada bulan Mei 1928 diubah menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI). Tujuan PNI
adalah kemerdekaan bagi Kepulauan Indonesia yang akan dicapai secara nonkooperatif dan
dengan organisasi massa. Partai Sarekat Islam, Budi Utomo, Studieclub Surabaya, serta
organisasi-organisasi kedaerahan dan Kristen bergabung bersama PNI dalam suatu wadah
yang dikenal sebagai PPPKI (Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Partai Kebangsaan
Indonesia. partai Sarekat Islam mengundurkan diri dari PPPKI pada tahun 1930 karena
kelompok-kelompok lainnya menolak untuk mengakui peranan utama Islam yang menurut
para pemimpin Islam perkotaan dianggap adalah sepantasnya. Pada tahun 1922 organisasi
lama para mahasiswa Indonesaia di negeri Belanda, Indische Vereeniging (Persatuan Hindia,
didirkan pada tahun 1908), berganti menjadi Perhimpunan Indonesia dan menjadi semakin
terlibat dalam masalah-masalah politik. Pada bulan Oktober 1928 secara resmi kegiatan-
kegiatan budaya dan politik kea rah persatuan Indonesia di satukan pada suatu Kogres
Pemuda yang diadakan di Batavia. Di dalam Sumoah Pemuda, Kongres menyetujui tiga
pengakuan : satu tanah air, Indonesia; satu bangsa, Indonesia dan satu bahasa, bahasa
persatuan Bahasa Indonesia. Di Surabaya pada bulan Oktober 1930 Sutomo mereorganisasi
Studieclubnya dan mengubahnya menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) yang bergerak
di bidang sosial dan ekonomi. PNI dibubarkan pada bulan April 1931, sebagai gantinya
dibentuk Partindo (Partai Indonesia) yang mempunyai cita-cita sama dengan PNI. Pada bulan
Juni 1930, Pangeran Surjodiningrat mendirikan PKN (Pakempalan Kawula Ngayogyakarta :
Perkumpulan Waga Yogyakarta). PKN merupakan pengganti Sarekat Islam. Pada tahun 1934
PKN dibatasi kegiatannya namun tetap bertahan hingga masa pendudukan Jepang dab pada
tahun 195.. bangkit lagi sebagai suatu partai local Yogya bernama Gerindra (Gerakan Rakyat
Indonesia). Setelah tahun 1934 gerakan anti kolonialisme radikal yang didasarkan pada azaz
nonkoperasi benar-benar padam, tetapi metode-metode yang bersifat kooperasi belum
sepenuhnya ditutup. Pada bulan Desember 1935 partai-partai moderat dan pad dasarnya
berbau Jawa, Persatuan Bangsa Indonesia dan Budi Utomo, membentuk Parindra (Partai
Indonesia Raya), yang bertujuan kemerdekaan pada akhirnya dalam kerja sama dengan
Belanda. Pada bulan November 1936 Partindo bubar dan pada bulan Mei 1937 Gerindo
(Gerakan Rakyat Indonesia) berdiri. Ketika pemimpin Islam menyadari tentang
keterkucilannya dari perkembangan politik maupun budaya, dan menghadapi rezim colonial
akhirnya meredalah pertikaian sengit antara golongan tradisional dan modern. Pada bulan
September 1937 para pemimpin NU dan Muhammadiyah membentuk Majlis Islam A’laa
Indonesia (Dewan Islam Tertinggi Indonesia, MIAI). Pada bulan Mei 1939 organisasi-
organisasi nasionalis Indonesia, kecuali PNI-Baru membentuk GAPI (Gabungan Politik
Indonesia) yang menghendaki dibentuknya parlemen penuh bagi Indonesia. Sekitar tahun
1930 Jepang melakukan penembusan ekonomi secara damai dan bersamaan dengan perluasan
kegiatan intelinennya. Jepang mendesak Belanda agar memperbolehkannya memasuki
Indonesia, tetapi mengalami kegagalan pada bulan Juni 1941. Kekuasaan Belanda berada
pada saat-saat terakhir. Pada tanggal 8 Desember 1941 Jepang menyerang Pearl Harbor,
Hongkong, dan Malaya. Pada tanggal 10 Januari 1942 Jepang menyerbu Indonesia dan pada
tanggal 15 Februari pengaklan Inggris di Singapura menyera. Pada akhir bulan Jepang
menghancurkan armada gabungan Belanda, Inggris, Australia, dan Amerika dalam
pertempuran di laut Jawa. Pada tanggal 8 Maret 1942 pihak Belanda di Jawa menyerah.
DAFTAR PUSTAKA

Ricklefs, M.C. 1995. Sejarah Indonesia Modern. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.

Penulis : M.C Ricklefs

Judul Buku : Sejarah Indonesia Modern

Kota Terbit : Jogjakarta Penerbit Gadjah Mada University Press

Jumlah Halaman : 501

Cover Buku :

Anda mungkin juga menyukai