Disusun oleh:
Andri Setyawan B0418006
Fajar Dwi Nugroho B0418022
Buku ini terdiri dari 10 Bab dimana terbagi menjadi dua bagian yaitu
Bagian Surabaya dan Malang. Dimana pada Bab pertama menjelaskan
tentang kondisi kota-kota di Indonesia pada masa transisi. Dimana pada
bab pertama ini, memberikan gambaran terlebih dahulu tentang kondisi
kota-kota yang ada di Indonesia sebelum membahas ke pokok bahasan
yang ada di dalam buku ini. Pada bab ini dijelaskan bahwa kota di
Indonesia tumbuh seiring adanya kebijakan dari Belanda tentang UU
Agraria yang mengakibatkan datangnya para investor dari luar. Dengan
datangnya investor ini mereka menginginkan tempet tinggal mereka sama
dengan tempat asal mereka, dari sini lah kota-kota mulai dibangun. Seiring
berkembangnya kota masalah-masalah pun hadir seperti banjir,
perkampungan kumuh, wabah penyakit, dsb. Hal ini diakibatkan
pembangunan kota yang kurang memperhatikan kondisi masyarakat
Pribumi. Dimana masyarakat Pribumi terpinggirkan oleh para investor dan
mereka terpaksa tinggal di pinggiran kota dengan perkampungan kumuh
yang menjadi sarang penyakit.
Buku Dua Kota Tiga Zaman yang membahas Kota Surabaya dan
Malang, namun terlalu memberatkan Kota Surabaya dalam
pembahasannya dimana hal itu dapat dilihat dari babnya untuk Malang
hanya ada 3 bab penjelasan, dan hal itu hanya membahas tentang
pemaknaan Alun-alun yang ada di kota Malang walaupun dari Alun-alun
tersebut dapat diketahui bagaimana kehidupan masyarakat Malang.
Namun, untuk pembahasan yang lebih detail menjadi kurang. Tidak seperti
saat membahas Kota Surabaya yang membahas secara rinci tentang
masalah-masalah yang ada di Kota Surabaya pasti dalam
perkembangannya untuk kedua kota tersebut memiliki persamaan masalah
namun oleh penulis kurang di jelaskan.