Anda di halaman 1dari 13

TUGAS SEJARAH PERKOTAAN

KOTA TUNIS DI TUNISIA

Disusun oleh :

Andri Setyawan (B0418006)

Fajar Dwi Nugroho (B0418022)

Goldbuddin Hikmatyar R (B0418025)

ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tunis memiliki nama asli al-Jumhuriyah at-Tunisiyah. Tunis merupakan

ibukota dari negara Tunisia. Jumlah penduduk di wilayah ini sekitar 1,2 juta jiwa

yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang mendiami kota Tunis.

Penduduknya banyak memeluk agama Islam hal ini karena pengaruh dari Arab

dan Turki yang pernah menguasai kota ini. Letak Kota Tunis sendiri berada di

berada di dekat pantai yang membuat posisi mereka sangat strategis baik dalam

bidang perdagangan, pelayaran, dan wisata. Tunis merupakan kota yang dekat

dengan Kerajaan Karthago pada zaman kuno yang sering mengalami pergantian

kekuasaan.

Dapat diruntut dari perjalanan negara Tunisia sendiri, khususnya Tunis

yang juga mengalami pergantian kekuasaan dari bangsa-bangsa lain antara lain,

Phunisia, Romawi, Byzantium, Arab, Turki, dan Prancis sehingga kebudayaannya

terpengaruh dari bangsa-bangsa tersebut.

Budaya juga memiliki daya tarik tersendiri bagi kota Tunis. Tunisia

sendiri khususnya Tunis pernah dikuasai oleh bangsa-bangsa lain yang

menyebabkan dalam pembentukan kebudayaan banyak mendapatkan pengaruh

dari bangsa lain. Hal ini juga berdampak bagi pariwisata kota Tunis yang sangat

beragam, tidak lah mengherankan apabila kota ini memiliki banyak tempat wisata

yang kebanyakan terdiri dari situs-situs arkeologi dan bangunan yang indah.,

sehingga di datangi oleh wisatawan yang tertarik akan warisan kebudayaan berupa
puing-puing dari kuil, benteng yang kokoh, mosaik yang indah dan arsitektur

yang penuh ornamen yang menjadi perhatian.

Selain dari segi kebudayaan, kekayaan alam juga merupakan sesuatu yang

menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang datang berkunjung ke kota Tunis. Di

Tunis, pemandangan pantainya yang berpasir putih dan bersih, serta lautnya

seperti batu zamrud kehijauan, juga berwarna biru dan biru tua. Walaupun begitu,

Tunisia memiliki iklim yang berbeda-beda. Di selatan panas karena adanya gurun

Sahara sedangkan di utara tepatnya Tunis beriklim sejuk. Hal inilah yang

menyebabkan kontradiksi bagi para wisatawan. Pada daerah pantai, menjamur

hotel-hotel berbintang yang didirikan. Hotel-hotel berbintang banyak terdapat di

Tunis yang gaya arsitekturnya merupakan perpaduan antara budaya setempat dan

Eropa. Banyak sekali turis yang mengunjunginya, bahkan rasio perbandingannya

melebihi dari jumlah penduduk setempat.

Tunis sangat ahli dalam menangani masalah pariwisata mereka. Dimulai

dari ukuran bandaranya yang tak terlalu besar namun dapat menampung Turis

sepanjang tahun dan mencapai puncaknya pada musim panas. Sumber Daya

Manusia (SDM) yang ahli banyak dikembangkan di Tunis dalam memacu

pariwisata mereka. Sehingga keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) Tunis

memang patut diacungi jempol.


B. Rumusan Masalah

 Bagaimana sejarah kota Tunis sehingga banyak menghasilkan tempat

wisata yang beragam?

 Bagaimanakah persebaran peninggalan situs bersejarah sebagai tempat

wisata di kota Tunis?

 Bagaimanakah konektibiltas tempat wisata di Tunis dengan dunia luar?


BAB II

ISI

A. Sejarah Kota Tunis

Tunis merupakan ibukota dari negara Tunisia sekaligus kota terbesar di

Tunisia. Terletak di kawasan laut Mediterania dan tidak termasuk ke dalam

“Benua Gelap” karena sejak zaman kuna keadaannya telah dikenal oleh bangsa-

bangsa lain.1 Hal itu juga dipengaruhi oleh Iklim di Tunis yang berada di kawasan

Afrika Utara yang memiliki iklim sedang serta keadaan tanahnya yang subur yang

sangat menarik perhatian bangsa-bangsa barat untuk menguasainya.

Pada zaman kuno, Tunis merupakan pusat kerajaan besar imperium

Karthago. 2 Hal itu dikarenakan Tunis merupakan salah satu kota pertama yang

jatuh dibawah kendali Karthago. Awalnya, Tunis merupakan pemukiman Berber.

Keberadaan kota ini diperkuat dengan sumber-sumber yang berasal dari abad ke-4

SM. Letak geografisnya di dekat pantai, membuat Tunis menjadi tempat yang

sangat baik untuk mengamati kedatangan dan keberangkatan lalu lintas angkataan

laut dan karavan ke dan dari Karthago.

Sejarah kota Tunis bermula sebelum tahun 1200 SM, bangsa Punisia

menguasai perdagangan di sepanjang pantai Afrika Utara (Sekarang Tunisia) serta

dikuasai oleh bangsa Bar Bar (Numidia). Tahun 814 SM, Ratu Elyssa Didon

mendirikan kerajaan Karthago di tepi pantai laut Mediterania dan mengalami

1
Darsiti Soeratman, Sejarah Afrika, (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm. 5.
2
Ibid., hlm. 110.
puncak kejayaan sebagai pusat perniagaan laut di kawasan Mediterania pada

tahun 550 SM.3

Tunis juga dihancurkan bersamaan dengan Kerajaan Karthago yang

keduanya mengalami keruntuhan setelah tiga kali Perang Punisia antara Roma dan

Karthago (264 SM-146 SM). Namun, reruntuhan Tunis kuno tak sebesar

reruntuhan Karthago. Keruntuhan Tunis kemudian dibangun kembali terlebih

dahulu oleh Kaisar Augustus yang mencapai puncak kejayaan pada tahun 44 SM-

2 M. Di bawah kendali pemerintahan Augustus dan Romawi, Tunis dijadikan

sebagai pusat industri pertanian yang sangat berkembang pesat.

Di bawah Kaisar Augustus, mulai melakukan ekspansi kekuasaan di

Eropa, Afrika Utara, dan Asia Kecil. 2 abad sebelum masehi, Julius Caesar

berhasil mencapai kejayaannya dengan menguasai beberapa negara di Eropa

Barat, Afrika Utara, dan Asia Kecil. Julius Caesar berhasil dalam waktu 100 tahun

memajukan pusat Romawi di Tunisia dengan 300.000 penduduk lengkap dengan

kuil, forum, tugu kemenangan, teater, tempat pemandian, dan setelah itu gereja.4

Era Romawi Afrika terjadi pada tahun 47 SM s.d 439 M dan menghasilkan

200 kota yang mengambil tempat di desa atau di bekas kota Numidia dan kota

Punisia, termasuk kota Tunis. Struktur kota terdiri dari dorum yang letaknya di

3
Adjeng Hidayah Tsabit dan Sri Pare Eni, Tinjauan Populer Arsitektur

Kuno dan Modern Tunisia-Afrika Utara: Pantai, Lembah Subur hingga Gurun

Pasir, (Depok, Rajagrafindo Persada, 2012), hlm. 14.

4
Ibid., hlm. 15.
tengah dan bangunan umum di sekitarnya: capitol (balai kota), tempel/kuil

(Tritunggal: Yupiter-Juno-Minerva), curia (bangunan pemerintah) dan basilika

(kantor pengadilan). Di sampingnya terletak pasar, tempat pemandian (santai),

tempel/kuil (agama), perpustakaan (kultur), dan teater, odeon, amfiteater, dan

circus (bersenang-senang), dan daerah perumahan.

Pada tahun 439 M, pantai utara Afrika dikuasai oleh Vandal, namun jatuh

lagi ke tangan bangsa Romawi dari tahun 533 M s.d 534 M.5 Tunis yang jatuh ke

tangan Kekaisaran Byzantium turut serta membawa agama Kristen dan

dikristenkan. Meskipun masih dalam ukuran sederhana. Masa ini, bangunan-

bangunan untuk tempat pemujaan dimusnahkan dan diganti dengan gereja, karena

semua hal yang berbau keduniawian harus dihapuskan. Hal ini tidak lepas dari

pengaruh Abad Pertengahan yang melanda Eropa dimana gereja sangat

berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan. Selain gereja, bangunan Episcopal

(berhubungan dengan gereja/uskup) seperti basilika dan kapel menggantikan

forum dan curia di pusat kota.

Setelah penaklukan dari Kekaisaran Byzantium, 698 M Tunis ditaklukan

oleh bangsa Arab bersamaan dengan masuknya agama Islam yang mendirikan

Tunisia. Kota Tunis memiliki keuntungan akses alami dari pantai, melalui

pelabuhan Mediterania, dan ke pelabuhan-pelabuhan di Eropa Selatan. Setelah

mengalami pergolakan antar dinasti-dinasti Islam yang berkuasa di Tunis, pada

tahun 1159 Almohad ‘Abd al-Mu’min mengambil kota Tunis dari dinasti

sebelumnya, Khurasanid dan mendirikan pemerintahan baru. Penaklukan

5
Ibid.
Almohad ‘Abd al-Mu’min juga menandai dominasi kota di Tunisia. Tunis

dipromosikan sebagai ibukota provinsi.

Pada tahun 1228, Gubernur Abu Zakariya merebut kekuasaan dan

mengambil gelar Emir serta mendirikan dinasti Hafsid dengan Tunis menjadi ibu

kotanya. Selama periode Almohad dan Hafsid, Tunis adalah salah satu kota

terkaya dan termegah di dunia Islam, dengan populasi sekitar 100.000 orang.

Sejak tahun 1500 s.d. 1574 di bawah dinasti Hafsid, Tunisia menjadi rebutan

antara Kerajaan Spanyol dan Kekaisaran Ottoman, yang pada akhirnya menjadi

wilayah otonomi Kekaisaran Ottoman dari tahun 1606 s.d 1855.6

Periode berikutnya, tidak hanya Prancis tetapi juga berbagai negara

imperialis Barat menaruh perhatian terhadap Tunis. Termasuk juga bangsa

Spanyol, Italia, Inggris dan Jerman. Mereka bermaksud menguasai Tunis yang

jalur perdagangannya yang ramai karena letaknya strategis di Laut Mediterania

dengan membangun fasilitas perdagangan seperti pelabuhan. 7 Namun pada

akhirnya dijadikan protektorat Prancis pada tahun 1881. Hal ini menjadi titik balik

dalam sejarah Tunis, yang mengarah pada pembangunan kembali kota secara

cepat dalam rentang dua hingga tiga dekade. Tunis mendapat manfaat dari

pembangunan bangsa Prancis atas pasokan air, gas alam, jaringan listrik, layanan

transportasi umum dan infrastruktur publik lainnya. Selain itu, pengaruh dari

bangsa Prancis juga terlihat dari penggunaan bahasa Prancis sebagai penamaan

tempat.

6
Ibid.
7
Riyandi, Sejarah Afrika: Dari Masa Kuno Sampai Modern, (Surabaya:
UNESA PRESS, 2016), hlm. 65.
Setelah mengalami di bawah dari kekuasaan Prancis dari 1881 sampai

1956, Tunisia akhirnya memperoleh kemerdekaanya pada tanggal 20 Maret 1956.

Kemudian sistem pemerintahannya berganti menjadi Republik setahun setelahnya

tanggal 25 Juli 1957 dibawah langsung pimpinan Presiden Habib Bourguiba.

Tunis mengkonsolidasikan perannya sebagai ibukota dari negara Tunisia.

Dari penguasaan bangsa-bangsa tersebut atas kota Tunis, maka tidak lah

terlalu mengherankan apabila sekarang ini banyak ditemui obyek wisata di kota

Tunis yang mendapat pengaruh dari bangsa yang pernah mengusainya berupa

reruntuhan kota Karthago, Medina, Sidi Bou Said, La Gammarth, Bardo Museum,

Antonine Baths, Dar Ennejma Ezzahra, Sanctuary of Tophet, Byrsa Hill, dan

Tourbet El Bay. Obyek wisata tersebut merupakan top destinasi wisata yang ada

di Tunis sekarang ini.

B. Persebaran Situs Bersejarah Sebagai Tempat Wisata di Kota Tunis.

1. Medina

Merupakan sebuah kawasan yang banyak labirin dan lorong-lorongnya,

disini banyak kafe serta penjual shisa. Perumahan banyak didirikan dan adanya

Istana-istana bersejarah yang menambah kecantikan kawasan ini. Masjid-masjid

serta madrasah yang mempelajari Alquranpun juga didirikan. Kawasan ini

memiliki banyak peninggalan-peninggalan kuno. Kawasan ini telah menjadi

warisan UNESCO pada tahun 1970 disini berisi 700 monumen termasuk masjid,

istana dan makam.

2. Museum Bardo
Museum ini berisi warisan dari Tunisia, koleksinya berisi peninggalan dari

Abad XIX di Istana Beylic. Museum ini berisi peninggalan dari masa prasejarah

hingga kontemporer, serta banyak koleksi mosaik dunia. Kemudian banyak

peninggalan dari Yunani, Romawi dan Kristen yang terkenal dari Romawi adalah

muatan kapal yang hancur di lepas pante Cape Afrika. Kemudian dari Yunani

ialah warisan budaya Helenisme yang berupa patung marmer, kepingan perunggu

serta perabotan. Pada museum Bardo ini terdapat klasifikasi yang diklasifikasikan

oleh UNESCO yaitu:

 Kota Kartago

 Dougga kuno dari Tunisia barat

 Coliseum spektakuler El Djem

 Medina Arab yang halus di Kairouan, Tunis dan Sousse.

Warisan-warisan dari kota-kota tersebut terdapat di Museum Bardo.

Tujuan adanya museum ini adalah agar perkembangan budaya yang ada di

Tunisia dapat tergambarkan dan membuat orang-orang mengetahui tentang

perkembangan budaya yang ada.

3. Sidi Bou Said

Daerah ini merupakan daerah yang menonjol di Tunisia, daerahnya

twrletak diatas bukit dan merupakan perpaduan antara laut yang indah dan

memiliki pantai yang berpasir putih. Sidi Bou said terkenal dengan pintu-pintunya

yang terdapat ornamen-ornamen lafadz Alquran dan ada ukiran-ukiran daunnya,

ukiran tersebut terbuat dari besi. Tempat tersebut didiami oleh para pejabat
pemerintah, Diplomat, pedagang dan Seniman. Banyak turis yang menyewa Vila-

vila bergaya mediterenia bahkan hingga tahunan dalam penyewaannya. Kawasan

ini juga terdapat pelabuhan yang dapat menampung kapal-kapal pesiar, dan juga

kapal-kapal motor yang dimiliki oleh orang-orang kaya seluruh dunia. Selain itu

juga terdapat tempat seperti pasar yang menawarkan hasil kerajinan dari para

seniman daerah tersebut, dan juga ada fasilitas penunjang seperti Cafe des Nattes

yang terletak diatas bukit.8

4. Kartago

Merupakan bekas kerajaan yang dikuasai oleh beberapa negara di dunia,

hal ini dapat dilihat dari beberapa peninggalannya yang berasal dari bangsa-

bangsa Punic, Romawi , Byzantium peninggalan tersebut terdapat dalam beberapa

bentuk:

 Kuburan Punic:Bangsa punic ini merupakan bangsa yang berasal dari


9
Venesia, bangsa ini menyembah berhala. Bangsa ini memiliki

kepercayaan untuk membunuh anak pertama dan dipersembahkan kepada

dewa dengan cara dibakar. Kuburan ini berbentuk vas/guci karena abu

hasil penguburan dimasukan kedalam guci. Ketika Venesia dikuasai oleh

bangsa Romawi persembahan tersebut diganti dengan binatang. Pada

bangsa Punic dikenal sistem status, hal ini dapat dilikat dari kuburannya

yang memiliki 3 tingkatan yaitu bangsawan, menengah, dan rakyat jelata.

8
9
 Port Punique : merupakan pelabuhan dari bangsa Venesia yang

menghubungkan antara Tunisia dan Italia. Pelabuhan ini dapat

menampung 250 kapal dan masing-masing memiliki garasi-garasi sendiri.

Pelabuhan ini berbentuk bulat dengan beberapa pusat.

 Peninggalan Romawi terdiri dari 3 pusat: pusat pertama merupakan

peninggalan pada masa kristen, yang berupa gereja dan katedral. Pusat

ketiga merupakan peninggalan Islam yang berupa Masjid dan Madrasah.

Tempat ketiga merupakan tempat pemandian air panas yang besar,

peninggalan bangsa Romawi dengan kolom bangunan yang tinggi.

Kesemuanya hanya tinggal puing dan hanya ada bentuk yang masih utuh.
10

 Peninggalan Romawi berupa Gereja /Kathedral indah di puncak bukit

sekarang berfungsi sebagai museum termasuk museum Punic.

C. Konektibiltas Wisata di Tunis dengan dunia Luar

Buka wikipedia and lainnya, .... 4 lembar....

BAB III

KESIMPULAN

10
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Soeratman, Darsiti. 2012. Sejarah Afrika. Yogyakarta: Ombak.

Tsabit, Adjeng Hidayah dan Eni, Sri Pare. 2012. Tinjauan Populer
Arsitektur Kuno dan Modern Tunisia-Afrika Utara: Pantai, Lembah Subur hingga
Gurun Pasir. Depok: Rajagrafindo Persada.

Riyandi. 2016. Sejarah Afrika: Dari Masa Kuno Sampai Modern.


Surabaya: UNESA PRESS.

Anda mungkin juga menyukai