kisah-kisah tentang perjalanan hidup umat manusia. Manusia adalah mahluk yang memiliki akal budi, pikiran, kehendak, cita-cita, tujuan hidup, dsb GERAK SEJARAH Setiap pakar sejarah berbeda-beda cara memandang gerak sejarah sehingga muncul teori 3 jenis Pola Gerak Sejarah
(1) Siklus atau melingkar,
(2) Linier/ gerak lurus dan (3) Spiral/ gerak berputar Gerak Sejarah Melingkar
Anggapan di zaman Yunani adalah bahwa gerak
sejarah merupakan gerak lingkar. Negeri dan kebudayaan timbul dan tenggelam dalam urutan ulang yang sama. Laksana tanaman, negeri dan kebudayaan itu tumbuh, berkembang, tua dan mati. Tumbuh lagi tanaman lain, berkembang, menjadi tua, mati lagi dan seterusnya. Kerajaan tumbuh, berkembang dan lenyap untuk digantikan oleh kerajaan baru. Pepatah “Sejarah berulang kembali” berlaku disini dan dianut sampai dengan abad-abad pertengahan. Pemikiran Herodotus tentang Gerak Sejarah Melingkar Herodotus sebagai salah satu tokoh filsafat pada Zaman Yunani Kuno mengatakan bahwa kehidupan itu sama seperti roda yang berputar. Terkadang diatas dan terkadang berada dibawah, konsep/teori ini di latar belakangi oleh pemikiran kosmos sentris. Pemikiran Herodotus ini adalah bentuk perkembangan pemikiran pada saat zaman Yunani Kuno, karena sebelum Herodotus sudah ada pemikir yang terlebih dahulu menggagas gerak melingkar ini. Seperti Plato dan Aristoteles, namun dalam gerak siklus ini Aristoteles tidak terlalu menekankan mengenai gerak sejarah ini karena Aristoteles hanya mengatakan bahwa sebuah suatu rezim/kepemimpinan yang tentu akan berganti. Sementara itu pemikiran pada Zaman Yunani Klasik mengatakan bahwa sejarah tidak bersifat profan, sekuler, tetapi sejarah bersifat siklus, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemikiran bangsa Yunani Kuno adalah manusia harus tunduk terhadap nasib. Gerak Sejarah Linier/ Lurus Berbeda dengan gerak sejarah melingkar, dalam gerak sejarah linier berpendapat bahwa sejarah adalah suatu peristiwa yang bermula dari suatu titik permulaan menuju suatu titik akhir yang menjadi tujuannya. Dalam gerak sejarah ini juga berpendapat bahwa Tuhan ataupun nasib adalah satu-satunya yang dapat membentuk sejarah. Tuhan, fatum (nasib), dan Dewa hanya dianggap sebagai perantara dari sebuah kejadian sejarah. Pemikiran ini muncul pada Abad Pertengahan, tokoh yang menggagas pemikiran ini adalah St. Augustinus yang menyatakan bahwa sejarah merupakan sejarah keselamatan, mempunyai unsur sejarah profan sebagai suatu pertentangan universal antara Kerajaan Tuhan dan Kerajaan Dunia. Selain St Augustinus, terdapat tokoh lain yaitu Ibn Khaldun (1332-1406) yang juga menggagas konsep gerak sejarah linier.[5] Gerak Sejarah Spiral Gerak sejarah linier mulai ditinggalkan oleh masyarakat pada akhir abad ke-19 ketika muncul gerakan Romantisisme di Jerman yang dipelopori oleh Karl Marx, dengan pemikirannya yang membuat manusia merasa terasing akan dirinya dan fikirannya. Seorang tokoh yang menggagas tentang gerak sejarah spiral ini adalah Giambattista Vico yaitu seorang tokoh yang hidup pada masa transisi antara abad Pertengahan dan abad Modern. Dalam gerak sejarah spiral dikatakan bahwa akan ada pengulangan sejarah kembali, namun dalam kembalinya sejarah tersebut tidak sama sepenuhnya, sehingga disebutlah gerak sejarah spiral. Teori Vico dapat dianggap sebagai sintesa dari gerak lingkar dan proses saling hubung antara pendapat sejarah berulang lagi dan sejarah berlaku sekali. Vico menyatukan ulangan dengan urutan atau ulangan dengan perkembangan. Arah gerak sejarah
(1) Gerak sejarah maju,
(2) Gerak sejarah mundur dan (3) Gerak sejarah daur kultural. Gerak Sejarah Maju/ Progresif Ide gerak sejarah yang maju ke depan sering dikemukakan para filsof yang cenderung mengukuhkan perbuatan manusia dan pencapaian-pencapaiannya dalam sejarah. Mengenai asal ide kemajuan ini bisa diacu pada pendapat-pendapat Bacon dan Descartes, dua panji kebangkitan ilmiah di Barat. Pada akhir abad ke-19 ide ini semakin tersebar luas, yaitu pada waktu terjadi polemik antara para pengikut sastrawan dan kritisi lama dengan sastrawan dan kritisi baru. Untuk mempertahankan sikap mereka, para pengikut sastrawan dan kritisi baru terpaksa menuduh para pengikut sastrawan dan kritisi lama bahwa mereka telah terperosok dalam khayalan pengukuran yang keliru. Yakni pada waktu mereka memandang orang-orang yang lebih dulu dari mereka sebagai orang-orang yang lebih kuat pikirannya. Padahal manusia apabila ia semakin dewasa kebijakannya pun semakin matang dan orisinal, demikian halnya kemanusiaan yang bersama perjalanan zaman semakin mengarah kepada kemajuan. Jadi, apabila manusia yang terdahulu mempunyai kelebihan dalam keterdahuluannya, maka manusia yang berikutnya mempunyai kelebihan dalam kesempurnaannya Gerak Sejarah Mundur Kini kita beralih pada bentuk lain dari konsepsi beberapa peneliti tentang gerak sejarah. Apabila sementara ahli ada yang menganut ide gerak maju kemanusiaan ke depan, sebaliknya ada pula para ahli yang menyatakan bahwa kemanusiaan bergerak mundur. Namun ide gerak mundur historis ini tidak diperbincangkan banyak filosof, tidak seperti halnya dalam kalangan awam yang di setiap masa kita masih tetap mendengarkan dari mereka keluhan terhadap zaman dan kerinduan terhadap masa lalu, dengan kebaikan, kejayaan, dan keutamaan yang dimilikinya. Pesimisme historis yang demikian ini timbul, kadang-kadang, dari perasaan manusia yang merasakan kebrutalan masanya dan runtuhnya nilai-nilai estetis dan etis dalam kalangan banyak orang. Di antara faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keadaan yang demikian itu adalah terjadinya peperangan yang menghancurkan, sirnanya harapan atas perdamaian dan perealisasian kemakmuran yang selalu berulang, dan sikap para tokoh agama terhadap kritik sosial atas etika masa yang sedang berlangsung Gerak Sejarah Daur Kultural Teori daur kultural adalah salah satu teori para pengasas filsafat kontemplatif sejarah, dimana konsepsi mereka tentang gerak sejarah biasanya tidak lepas dari upaya untuk menyingkapkan pola dan watak ritmenya. Di samping kelompok-kelompok yang menganut ide gerak sejarah yang maju ke depan atau mundur ke belakang, seperti telah diuraikan di muka, ada kelompok yang menyatakan bahwa sejarah mempunyai daur kultural yang mengulang kembali dirinya sendiri dalam satu bentuk atau lainnya. Ibn Khaldun, Vico, Spengler, dan Toynbee dipandang sebagai para tokoh teori ini, meskipun sesama mereka tidak seiring pendapat mengenai rinci-rinci teori ini dan dimensi-dimensi sosial, historis, dan filosofisnya. Gerak Sejarah Menurut Hukum Fatum Alam pikiran Yunani adalah dasar daripada perkembangan alam fikiran barat. Salah satu sendi penting ialah anggapan tentang manusia dan alam. Pada dasarnya alam raya sama dengan alam kecil yaitu manusia, macro-cosmos sama dengan micro-cosmos. Cosmos menunjukkan bahwa alam itu teratur dan idalam itu hukum-alam berkuasa. Cosmos bukan chaos atau kekacauan. Hukum apakah yang berlaku dalam macro dan microcosmos? Alam raya dan alam manusia dikuasai oleh nasib (qadar) yaitu suatu kekuatan gaib yang menguasai macrocosmos-microcosmos. Perjalanan hidup alam semesta ditentukan oleh nasib; perjalanan matahari, bulan, bintang, manusia dan sebagainya tidak dapat menyimpang dari jalan yang sudah ditentukan oleh nasib. Hukum alam yang menjadi dasar bagi segala hukum cosmos ialah hukum lingkaran atau hukum cyclus (siklus). Setiap kejadian, setiap peristiwa akan terjadi lagi, terulang lagi Hukum Siklus Hukum siklus itu di Indonesia disebut cakra- manggilingan, yaitu cakram berputar. Arti cakra- menggillingan ialah bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri dari cakram itu dan bahwa segala kejadian peristwa berlangsung dengan pasti. Cakram adalah lambang dari nasib (qodar) yang berputar terus serba abadi tanpa henti putusnya. Manusia terpaku pikat erat cakram, hidup bergerak naik turun seirama dengan gerak irama cakram dijagat raya. Nasib (qodar) adalah kekuatan tunggal yang menentukan gerak sejarah; manusia hanya menjalani dan menjalankan qodar-nya. Maka oleh sebab itu manusia Yunani hidup dengan bebas, tidak memikirkan sesuatu. Dengan kata lain, segala sesuatu berjalan sendirinya Gerak Sejarah Menurut Hukum Fatum Alam pikiran Yunani adalah dasar daripada perkembangan alam fikiran barat. Salah satu sendi penting ialah anggapan tentang manusia dan alam. Pada dasarnya alam raya sama dengan alam kecil yaitu manusia, macro-cosmos sama dengan micro-cosmos. Cosmos menunjukkan bahwa alam itu teratur dan idalam itu hukum-alam berkuasa. Cosmos bukan chaos atau kekacauan. Hukum apakah yang berlaku dalam macro dan microcosmos? Alam raya dan alam manusia dikuasai oleh nasib (qadar) yaitu suatu kekuatan gaib yang menguasai macrocosmos-microcosmos. Perjalanan hidup alam semesta ditentukan oleh nasib; perjalanan matahari, bulan, bintang, manusia dan sebagainya tidak dapat menyimpang dari jalan yang sudah ditentukan oleh nasib. Hukum alam yang menjadi dasar bagi segala hukum cosmos ialah hukum lingkaran atau hukum cyclus (siklus). Setiap kejadian, setiap peristiwa akan terjadi lagi, terulang lagi.[ Gerak Sejarah Menurut Kuntowijo
Gerak Sejarah Perkembangan
Gerak Sejarah Perubahan Gerak Sejarah Keberlanjutan Gerak Sejarah Pengulangan