Pola GS Siklus Pola GS Linear Pola GS Spiral Pola GS Progresif Pola Siklus
Siklus=siklis=melingkar. Sejarah dapat
berulang.Tidak ada awal dan akhir, tanpa ujung pangkal Proses sejarah bergerak dalam dua bentuk: hidup- mati, timbul-tenggelam (sun). Kehidupan manusia ibarat roda berputar. Kadang di atas kadang di bawah Jalannya sejarah ditentukan oleh fatum/nasib/takdir. Tunduk pada nasib Pola siklus
Diyakini oleh para pemikir
Yunani klasik. Aristoteles dalam kajian politik: sebab-sebab revolusi dan perubahan rezim. Ketidakpuasan mengarahkan msy mengubah rezim dalam siklus tanpa akhir Diyakini di Ind (Jawa) dalam konsep Cakra manggilingan Pola Siklus
Pada zaman modern, diyakini oleh filsuf sejarah
Oswald Spengler, dituangkan dalam buku The Decline of the West Kemiripan2 dalam sejarah kebudayaan utama dunia meyakinkannya pada kemampuan meramalkan sejarah masa depan. Unit pokok sejarah adalah kebudayaan Pola Siklus
Kebudayaan = dilihat dg perspektif biologi sebagai
organisme. Kebudayaan akan berproses lewat siklus: lahir, tumbuh kuat, melemah dan mati. Spengler memandang sej dengan pendekatan Copernikus, yang berbeda dengan pendekatan Ptolomeus. Pola Siklus
Pendekatan sistem sejarah Ptolomeus: tekankan
sudut pandang Barat dan Kebudayaan barat sebagai model yang akan ditiru kebudayaan2 lain dan barat sebagai pusat semua kejadian dunia Pendekatan Copernicus: Kebudayaan barat tidak lebih istimewa (=) dengan kebudayaan2 lain di luarnya. Tidak hanya ada satu sejarah (Barat), tetapi banyak sejarah dari banyak kebudayaan. Pola linear
Berakhar pada tradisi Yahudi dan Kristen
Dirumuskan oleh St Agustinus: sejarah berproses dari titik permulaan ke titik akhir melalui bimbingan Tuhan Tidak ditentukan oleh hukum fatum/nasib, tetapi peran Tuhan Sejarah sebagai Sejarah Keselamatan. Jalannya sejarah adalah pertentangan terus menerus antara Kerajaan dunia dan Kerajaan Allah. Pola Linear
Diyakini pula oleh Ibnu Khaldun:
Gerak Sejarah ditentukan oleh Karsa Tuhan. Bedanya Agustinus menekankan kehidupan akhirat, sedangkan Ibn Khaldun melihat pentingnya kehidupan duniawi, kenyataan hidup. Sejarah adalah biografi negara dan kisah perubahan masyarakat terjadi lewat revolusi, peperangan, pergantian adat, dsb Pola Linear
Dituangkan dalam Buku Mukadimah,
yang mengkaji: pengaruh geografis pada manusia, pertumbuhan negara- negara, sistem pemerintahan, bangsa- bangsa, hancurnya kekuasaan akibat dekadensi dan ketergantungan pada laskar bayaran. Perbedaan Chaldun dan Agustinus
Agustinus : manusia pasif, Tuhan aktif, kurang menghargai
akal, karsa Tuhan tak terpahami Chaldun : manusia harus aktif berjuang, perbaiki nasib dan masyarakatnya, sejarah mengandung unsur rasional/sekuler Tujuan sejarah: Agustinus (menuju kearah sejarah keselamatan manusia dalam kehidupan abadi. Chaldun, tujuan sejarah:mempelajari terjadinya perubahan dan perkembangan, serta kehidupan masa depan. Pola Spiral
Kombinasi sejarah linear dan siklus. Peristiwa berbeda-
beda tetapi ada pola sama yang berlaku. Ada perubahan dan ada pengulangan. Diintroduksikan oleh Giambattista Vico. Proses sejarah manusia akan melalui proses lahir, tumbuh, dewasa dan mati melalui: Zaman dewa-dewa, zaman pahlawan, zaman demokrasi. Setelah fase pertama berakhir akan disusul fase pertama dari zaman berikutnya Pola Progresif
Sejarah bergerak menuju kearah
kemajuan. Diyakini banyak filsuf sejarah Barat Voltaire: Tujuan sejarah ditentukan oleh manusia. Menuju pada perbaikan kondisi hidup manusia. Sejarah adalah perkembangan progresif iptek, kesenian, moral, dan industri Pola Progresif
Condorcet: Sejarah bergerak
menuju penyempurnaan pengetahuan dan kebahagian. Akan tiba saatnya dimana terdapat bangsa-bangsa bebas, yang tidak mempunyai tuan selain akal. Karya: Sketch for a Historical Picture of the Progress of the Human Mind Pola Progresif
Immanuel Kant: Sejarah adalah
gerak kemajuan dari savage/nature ke arah masyarakat beradab. Semua bentuk kehidupan ditakdirkan untuk berkembang secara penuh dan sesuai tujuan penciptannya. Yg tidak digunakan dan dikembangkan = kontradiksi dengan teleologis alam Pola progresif
Perkembangan memang diinginkan alam, tetapi harus
diperjuangkan sendiri. Man harus kembangkan diri dari kebarbarannya kearah penyempurnaan alami. Manusia berkembang lewat pengalaman, trial and error dari generasi ke generasi. Penggeraknya: passions, bukan reason. Sejarah: perkembangan untuk menjadi rasional. Sebelumnya didominasi kebebalan dan ketidaksempurnaan moral Pola Progresif
Panggung sejarah bagi Kant bukanlah panggung kebahagiaan manusia.
Karena jika happy manusia akan lupa mengembangkan akalnya untuk penyempurnaan diri. Emansipasi dari masyarakat biadap ke beradap memerlukan penbentukan uni bangsa-bangsa, dimana bangsa2 kecil mendapat proteksi hukum dan jaminan hak haknya. Dengan sarana apa uni bangsa2 diwujudkan? Paradoksnya: perang. Menurut Kant: Kehancuran perang akan memaksa manusia menyerahkan kebebasan brutalnnya dengan imbalan perdamaian dan kebebasa. Sarana apakah yang dipakai alam untuk mencapai tujuan2nya dalam diri manusia? Antagonisme manusia dalam masyarakat (unsocial sociability). Dorongan dalam diri manusia untuk tampil sekaligus perlawanan diri untuk menolak kecenderungan ini (Tenddensi bawaan/innate. Adjusting hand of a wise creator) Pola Progresif
Comte: sejarah adalah gerak kemajuan
kearah tingkatan yang lebih tinggi dan lebih baik. Perkembangan kebudayaan mengikuti 3 stadia (teologis, metafisis dan positif) Kurangnya stabilitas dalam tertib sosial disebabkan adanya koeksistensi yang kacau dari ketiga stadia. Kekacauan dapat diatasi dengan meningkatkan pengaruh filsafat positif dalam kehidupan masyarakat